MARHANI
10573 01962 10
2017
i
SKRIPSI
MARHANI
10573 01962 10
Muhammadiyah Makassar
2017
ii
iii
iv
ABSTRAK
v
KATA PENGANTAR
Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis
Skripsi ini merupakan Tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat
dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa
adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
terhormat:
Muhammadiyah Makassar.
2. Bapak Ismail Rasulong, SE.,MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
vi
seluruh Dosen Pengajar yang telah memberikan bekal ilmu yang sangat
Muhammadiyah Makassar.
bagi penulis.
6. Seluruh Keluarga yang telah berpartisipasi terkhusus kedua orang tuaku dan
semua nasehatnya.
yang selalu menjadi sumber semangat dan kekuatanku untuk terus berbuat
8. Seluruh pihak yang telah membantu penulis yang tidak dapat dituliskan satu
persatu.
Nya atas semua kebaikan yang telah diberikan kepada penulis. Demi
kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat
Marhani
vii
DAFTAR ISI
viii
4. Perhitungan ADD..................................................................... 37
5. Penetapan ADD........................................................................ 38
6. Pengaturan dan Pengelolaan..................................................... 39
7. Hak, Kewajiban dan Tanggung jawab Pemerintah Desa ......... 39
8. Prinsip dan Dasar Pengelolaan ADD ....................................... 41
9. Penggunaan ADD..................................................................... 43
10. Tahapan Pelaksanaan ............................................................... 46
G. Kerangka Pikir ................................................................................ 50
H. Hipotesis.......................................................................................... 50
BAB III METODE PENELITIAN.............................................................. 51
A. Waktu dan Lokasi Penelitian .......................................................... 51
B. Jenis dan Sumber Data .................................................................... 51
C. Metode Pengumpulan Data ............................................................. 52
D. Definisi Operasional........................................................................ 52
E. Metode Analisis Data...................................................................... 53
BAB IV GAMBARAN UMUM DESA...................................................... 54
A. Keadaaan Geografis ........................................................................ 54
B. Struktur Pemerintahan Desa............................................................ 56
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 59
A. Gambaran Keuangan Desa.............................................................. 59
B. Prosedur Pencatatan dan Pelaporan ................................................ 60
C. Pertanggungjawaban Alokasi Dana Desa (ADD) ........................... 71
D. Hasil Analisis Data.......................................................................... 72
E. Faktor-faktor Penghambat dan Pendukung Pelaksanaan Alokasi
Dana Desa ....................................................................................... 73
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 74
A. Kesimpulan ..................................................................................... 74
B. Saran................................................................................................ 75
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sosial. Dalam hal ini sangat ditentukan dari kualitas sumber daya manusia
mampu mengelola potensi daerahnya yaitu potensi sumber daya alam, sumber
1
2
Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah,
Nomor 60 Tahun 2014 tentang dana desa yang bersumber dari anggaran
113 Tahun 2014 tentang pengelolaan keuangan desa, Peraturan Menteri Dalam
yang tersedia. Untuk itu, pemerintah daerah harus mampu menjalin hubungan
di daerah.
sedikit banyak harus diikuti dengan sistem pembiayaan pada pemerintah daerah
dana yang diberikan kepada setiap Desa. Oleh karena itu, sudah selayaknya
pemerintah kabupaten berupaya menggali potensi yang ada di setiap Desa untuk
kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat yang
Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dalam mengatur dan
istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara
pembiayaan pada pos belanja yang terdiri dari pengeluaran rutin dan pengeluaran
dalam APBD merupakan kegiatan rutin pengeluran kas daerah untuk membiayai
meningkat maka dibutuhkan dana yang besar pula agar belanja untuk kebutuhan
4
efektif dan efisien, agar belanja daerah dapat menjadi tolak ukur keberhasilan
pemerintah harus mengelola keuangan Desa secara baik dan efektif. Fenomena
dalam struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Dengan kata
bentuk sumbangan dan bantuan bagi hasil pajak dan bukan pajak, mendominasi
susunan APBD.
keuangan pusat dan daerah, membawa perubahan mendasar pada sistem dan
tersebut terdiri dari Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK),
dan bagian daerah dari Bagi Hasil Pajak Pusat. Disamping dana perimbangan
standar pelayanan publik. Adanya transfer dana ini bagi pemerintah daerah
yaitu Pendapatan Asli Desa. Harapan pemerintah pusat dan transfer tersebut dapat
digunakan secara efektif dan efisien oleh pemerintah daerah untuk meningkatkan
keadaan tersebut.
dalam kemiskinan sehingga dapat menimbulkan berbagai masalah, baik dari segi
pelayanan kesehatan, segi pendidikan dan ekonomi. Oleh karena itu, masyarakat
kearifan lokal dan modal sosial yang sekarang ini sudah mulai terkikis oleh
zaman. Pemberdayaan masyarakat desa yang paling efektif dan cepat yaitu
6
masyarakat desa dalam alokasi anggaran yang disesuaikan dengan potensi daerah
masing-masing.
adalah pemberian Alokasi Dana Desa (ADD) yang merupakan hak desa untuk
Alokasi Dana Desa (ADD) merupakan dana yang bersumber dari APBD
Pusat dan daerah yang diterima oleh kabupaten. ADD merupakan perolehan
Perlu adanya Alokasi Dana Desa (ADD) yang merupakan kebijakan ADD
dengan masyarakat dan control masyarakat lebih kuat. Oleh karena sebagian besar
Tetapi, masih banyak kelemahan yang akan muncul ketika pemanfaatan dana
tersebut tidak tepat sasaran dan kondisi ini diakibatkan oleh ketidakmampuan para
pengelola dana yang melibatkan aparat desa yang belum memiliki kompetensi
7
yang cukup untuk mengelola dana tersebut. Hal inilah yang menyebabkan banyak
Dari latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti tentang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
yang terkait dengan permasalahan yang diteliti. Manfaat yang diharapkan dapat
3. Bagi pihak lain, semoga hasil penelitian ini dijadikan sebagai bahan
TINJAUAN PUSTAKA
Daerah. Otonomi Daerah adalah kewenangan daerah otonom untuk mengatur dan
Indonesia.
otonomi kepada kabupaten dan daerah kota berdasarkan pada azas desentralisasi
dalam wujud otonomi yang luas, nyata, dan bertanggung jawab. Kewenangan
kewenangan pemerintah di bidang tertentu yang secara nyata ada dan diperlukan
9
10
daerah dalam wujud tugas dan kewajiban yang harus dipikul oleh daerah dalam
antara pusat dan daerah serta antar-daerah dalam rangka menjaga keutuhan
Secara garis besar manajemen keuangan daerah dibagi menjadi dua bagian
daerah mempunyai implikasi yang sangat luas. Kedua komponen tersebut akan
dan akses yang sama untuk mengetahui proses anggaran krena menyangkut
2. Prinsip Akuntabilitas
masyarakat.
penggunaan sumber daya dalam jumlah dan kualitas tertentu pada harga yang
kepentingan publik.
dengan efektif dan efisien tanpa biaya yang cukup untuk memberikan pelayanan
dan pembangunan, dan keuangan inilah yang merupakan salah satu dasar dari
kriteria untuk mengetahui secara nyata kemampuan daerah dalam mengurus ruma
keuangan daerah secara ekonomis, efisien dan efektif. Paradigma anggaran daerah
b) Anggaran daerah harus di kelola dengan hasil yang baik dan biaya rendah.
d) Anggaran daerah harus di kelola dengan pendekatan kinerja untuk seluruh jenis
Governance adalah :
2) Tegaknya supremasi hukum yaitu bahwa kerangka hukum harus adil dan
3) Tumbuhnya transparansi yang di bangu atas dasar arus informasi yang bebas
dan inforrmasi perlu dapat diakses oleh pihak-pihak yang berkepentingan dan
memadai.
8) Visi strategis yaitu bahwa para pemimpin dan masyarakat memiliki prespektif
yang luas dan jauh kedepan atas tata pemerintahan yang baik dan
pembangunan.
yang terencana dari suatu situasi nasional yang satu kesituasi nasional yang lain
yang dinilai lebih tinggi. Sejalan dengan itu tingkat partisipasi masyarakat desa
juga merupakan proses yang terencana dari situasi masyarakat desa yang satu
kesituasi masyarakat desa yang lain yang dinilai lebi tinggi atau lebih baik.
desa kearah yang lebih baik, sesuai dengan kebtuhan masyarakat yang ditempuh
dalam tatanan konsep. Oleh karena itu, diperlukan kebijakan lebi penting yaitu
14
Menurut Brian W Hoogwood dan Lewis Agun (Nugroho, 2003 : 170) untuk
handal.
mengandung arti bahwa Peraturan Daerah tentang APBD menjadi dasar untuk
APBD.
lebih besar dari anggaran belanja desa. Surplus tersebut juga dapat digunakan
bentuk program dan kegiatan pelayanan dasar masyarakat yang dianggarkan pada
mencakup :
APBD adalah rencana operasional keuangan pemerintah daerah, dimana pada satu
Dalam Negeri Republik Indonesia nomor 39 tahun 2012 tentang perubahan atas
pemberian hibah dan bantuan sosial yang bersumber dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah. Hibah berupa barang atau jasa sebagaimana dimaksud dalam
belanja barang dan jasa, obyek belanja barang atau jasa dan rincian obyek belanja
hibah barang atau jasa yang diserahkan kepada pihak ketiga/masyarakat pada
SKPD.
keuangan yang dimiliki oleh suatu desa. Dalam konsep yang lebih luas, sistem
dilakukan.
2. Ditetapkan oleh badan eksekutif dan badan legislatif, dilaksanakan oleh badan
keuangan antar pusat dan daerah serta pemerintah provinsi dan kabupaten/kota
dengan itu maka daerah hendaknya memiliki kewenangan yang luas dan
keuangannya sendiri. Hal ini berarti bahwa PAD harus menjadi bagian sumber
Terdiri dari : Hasil Pajak Daerah, Hasil Retribusi Daerah, Hasil Perusahaan
b. Dana Perimbangan
Terdiri dari : Bagian daerah dari perimbangan, Dana Alokasi Umum (DAU),
Sah.
adalah uang yang masuk ke kas daerah. Sumber penerimaan daerah dalam rangka
1999 Pasal 3 meliputi: (1) Pendapatan Asli Daerah (PAD), (2) Dana Perimbangan,
daerah yang dapat dijadikan sebagai salah satu tolak ukur bagi kinerja
daerah yang berasal dari sumber ekonomi asli daerah. Sesuai Undang-
daerah lebih banyak diperoleh dari subsidi atau bantuan dari pusat, dan
sangat kecil, maka dapat dipastikan bahwa kinerja keuangan daerah itu
1. Pajak Daerah/Desa
(2008) Pajak Daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang
Indonesia dewasa ini juga dibagi menjadi dua yaitu, pajak provinsi
2. Berdasarkan Undang-Undang,
ditunjuk,dan
jasa tersebut.
1. Pajak Pusat, adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan
terdiri dari:
Mewah (PPnBM),
d. Bea Materai.
22
a. Pajak Hotel.
b. Pajak Restoran.
c. Pajak Hiburan.
d. Pajak Reklame.
g. Pajak Parkir.
l. Pajak Jalan.
penerimaan pajak daerah yang rill yang dimiliki oleh daerah tersebut,
2. Retribusi Desa
seseorang atau badan dan jasa yang nyata dari Pemerintah Daerah,
2000.
kebersihan kota.
b. Retribusi jasa usaha, adalah retribusi atas jaya yang disediakan oleh
daerah/BUMD.
negara/BUMN.
b. Jasa giro.
c. Pendapatan bunga.
uang asing .
2. Dana Perimbangan
dua jenis yaitu: dana bagi hasil dan dana transfer. Dana bagi hasil terdiri
dari bagi hasil penerimaan pajak (Tax Sharing) dan bagi hasil penerimaan
Sumber Daya Alam (SDA). Adapun yang termasuk dalam pembagian hasil
a. Bagi Hasil Pajak, terdiri atas Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Bea
b. Bagi Hasil Bukan Pajak, terdiri atas provisi sumber daya hutan
DAU adalah dana yang berasal dari APBN yang dialokasikan dengan
DAK adalah dana yang berasal dari APBN yang dialokasikan kepada
3. Pinjaman Daerah
b. Jasa Giro,
c. Pendapatan Bunga,
d. Keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata unag asing, dan
daerah yang tidak termasuk dalam kelompok pendapatan asli daerah. Yani
terdiri dari:
pemerintah.
30
E. Pembinaan/Pemberdayaan Masyarakat
a. Konsep Pemberdayaan
mempunyai kekuatan.
upaya pemberdayaan.
untuk memberikan pengaruh yang lebih besar di arena politik secara lokal
barang dan jasa-jasa yang mereka perlukan dan berpartisipasi dalam proses
pula, rasa ikut tanggung jawab atau memiliki dan rasa saling memiliki.
32
2). Keikutsertaan
4). Kooperatif
masyarakat menurut Drijver dan Sajise (Sutrisno, 2005) ada lima macam,
yaitu:
dirumuskan sebelumnya.
program pengelolaan.
baru
degradasi sumber daya alam, dan alienasi masyarakat dari faktor produksi
realitas obyektif yang merujuk pada kondisi struktural yang timpang dari
an hingga sekarang.
partisipatif.
Tabel 2
Pergeseran paradigma dalam pembangunan masyarakat desa
Paradigma Lama (Pembangunan) Paradigma Baru (Pemberdayaan)
Pertumbuhan yang berkualitas dan
Fokus pada petumbuhan ekonomi
berkelanjutan
Proses keterlibatan warga yang
Redistribusi oleh Negara
marginal dalam pengambilan keputusan
Otoritarianisme di tolerir sebagai
Menonjolkan nilai-nilai kebebasan,
harga yang harus di bayar karena
otonomi, harga diri, dll
pertumbuhan
Negara memberi subsidi pada Negara membuat lingkungan yang
pengusaha kecil memungkinkan
Negara menyediakan layanan Pengembangan institusi lokal untuk
ketahanan sosial ketahanan sosial
secara adil dan merata sesuai kebijakan dan kondisi daerah, ditetapkan
4. Perhitungan
38
yang sama untuk setiap desa, yang selanjutnya disebut Alokasi Dana
c) Yang dimaksud dengan azas adil adalah besarnya bagian ADD yang
(ADDP).
jumlah ADD.
berikut ini:
Peraturan Bupati.
39
pengaturan dan pengelolaan yang harus ditaati oleh setiap pengelola ADD
Desa.
Belanja Desa.
kepada publik.
a. Prinsi-prinsip Pengelolaan
masyarakat.
b. Dasar-dasar pengelolaan
Daerah;
ADD;
43
9. Penggunaan
Desa (ADD).
sebagai berikut:
Studi Banding
kelembagaan RT / RW
pertanggungjawaban meliputi :
dinding.
(ADD).
seperti:
Masyarakat.
Penggunaanya meliputi:
a) Pembinaan Keagamaan.
pendapatan masyarakat.
Taruna, dll.
g) Operasional LPMD.
lingkungan.
Penggunaanya meliputi:
dll.
Penggunaanya meliputi :
46
pemasaran produk.
1. Tahap Persiapan
2. Tahap Perencanaan
pemerintahan.
47
yang berlaku.
3. Tahap Pelaksanaan
masyarakat di desa.
berlaku.
Pendamping/Assistensi
5. Tahap Pelaporan
mencakup:
a).Pelaporan Kegiatan
b).Pelaporan Keuangan
(SPJ).
kelompok sasaran.
Desa (ADD) dipergunakan untuk belanja rutin desa dan belanja pembangunan
Desa. Belanja rutin desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diperincikan
G. Kerangka Pikir
Analisis
H. Hipotesis
METODE PENELITIAN
Bulogading sebagai Desa yang otonomi. Penelitian ini dilakukan selama 2 bulan
yaitu bulan desember 2016 sampai bulan januari 2017 di Desa Bulogading
wilayah 914.446 Ha dan mempunyai jumlah penduduk 1.610 jiwa yang tersebar
di 3 dusun yaitu :
- Dusun Daru’mung
- Dusun Borongjati
- Dusun Borongtangnga
1. Data Primer
Data Primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari pihak
2. Data Sekunder
Kabupaten Gowa.
51
52
lapangan yang dilakukan secara langsung pada objek penelitian, dengan cara
sebagai berikut :
1. Wawancara yaitu pengumpulan data dengan bentuk tanya jawab secara lisan
D. Definisi Operasional
secara praktik, secara riil, secara nyata dalam lingkup obyek penelitian/obyek
yang diteliti. Variable yang digunakan dalam penelitian ini adalah vaiabel bebas
Dalam penelitian ini maka analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif
kooperatif yaitu system analisis yang menjelaskan secara sistematis, actual dan
Desa.
BAB IV
A. Keadaan Geografis
Desa Bulogading terbentuk sejak tahun 2000 setelah adanya pemekaran dari
Desa Romanglasa yang awalnya disebut sebagai Desa Persiapan yang dikepalai
menjadi organisasi yang lebih modern dan disebut dengan Desa hingga sekarang.
Pemimpin Desa Bulogading sejak dibentuknya adalah Muh. Hasyim Sijaya (Desa
Ngimba (PLH tahun 2011-2012) dan Hamzah Lompo, B.Sc (Tahun 2012 sampai
sekarang).
Desa Bulogading adalah salah satu dari sebelas desa dan tiga kelurahan
mempunyai tiga kepala seksi, tiga kepala urusan, satu staf dan tiga dusun.
berikut :
Kabupaten Gowa.
Kabupaten Gowa.
54
55
Kabupaten Takalar.
Sejak berkembang menjadi organisasi yang lebih modern yaitu desa, maka
seseorang yang ingin menjadi Kepala Desa harus melalui proses pendaftaran
sebagai calon kepala desa kemudian dilakukan pemilihan secara demokratis oleh
seluruh warga masyarakat Desa Bulogading yang memiliki hak pilih, dimana
Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) hanya dilakukan sekali dalam lima tahun.
Adapun kriteria yang menjadi dasar dalam menentukan bakal calon kepala
4. Berwawasan luas
anyaman daun lontar (tikar) dan kerajinan atap dari daun kelapa (pattongko).
Bagusnya karena persawahan yang ada di Desa Bulogading dapat ditanami tiga
kali dalam setahun dan bahan baku untuk para pengrajin keterampilan anyaman
Bulogading terdiri dari dataran rendah yang merupakan lokasi pemukiman dan
persawahan.
pertanian, sebagian lagi pegawai negeri sipil (PNS), Polri, TNI dan wiraswasta.
Hal ini akan mendukung kemapanan ekonomi keluarga secara perlahan. Tingkat
Perguruan Tinggi.
Dilihat dari segi keadaan sosial budaya, seperti suku dan agama, masyarakat
Desa Bulogading didominasi oleh suku Makassar dan agama yang di anut adalah
agama islam.
Aparatur pemerintahan merupakan salah satu unsur yang sangat penting dan
akan berjalan efektif. Untuk itu, maka tingkat pendidikan serta jumlah aparatur
Tabel 3
Pendapatan Asli Desa merupakan semua penerimaan desa yang berasal dari sumber
ekonomi asli desa. Sumber Pendapatan Asli Desa yang terdiri dari :
1. Swadaya, Partisipasi dan Gotong Royong yang dimana dinilai dengan nominal
uang.
2. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah eliputi Pungutan Desa dan Bunga
Retribusi daerah, hasil perusahaan milik Desa dan hasil pengelolaan kekayaan
Dan saat ini peningkatan pelayanan kepada masyarakat terus di dorong oleh
Pemerintah Kabupaten melalui pengelolaan keuangan desa. Dalam penelitian ini data
yang digunakan adalah data yang ditargetkan untuk anggaran dan realisasi pendapatan
desa yang terdapat pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) yang tiap
tahunnya disalurkan ke kas desa guna untuk Pengeluaran Rutin dan Pembangunan di
Desa. Pada tahun 2015 dan 2016 maka anggaran yang diterima oleh desa sudah
sesuai dengan peraturan yang terbaru yang dimana telah mendapatkan tambahan
anggaran yang bersumber dari Dana APBN (pusat) yang dalam hal ini disebut
59
60
sebagai Dana Desa (DDS). Untuk mendeskripsikan data penelitian ini dapat
Tabel 4
Penerimaan Anggaran Desa Tahun 2015 dan 2016
No Sumber Dana 2015 2016
Pendapatan Asli Desa (PAD) Rp 10,100,000 Rp 11,625,000
Swadaya, Partisipasi & Gotong
1
Royong
Hasil Swadaya Rp 3,200,000 Rp 4,000,000
Hasil Gotong Royong Rp 5,650,000 Rp 6,075,000
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah
2
Yang Sah
Pungutan Desa 0 0
Bunga Simpanan Uang Di Bank Rp 1,250,000 Rp 1,550,000
Pendapatan Transfer Rp 850,000,000 Rp 1,289,753,899
1 Dana Desa (DDS) atau APBN Rp 458,000,000 Rp 640,335,303
2 Alokasi Dana Desa (ADD) Rp 375,100,000 Rp 624,835,810
3 Bagi Hasil Pajak (BHP) Rp 4,300,000 Rp 6,582,786
Bantuan dari Kabupaten/Reflika
4 Rp 12,600,000 Rp 18,000,000
PNPM
Jumlah Rp 860,100,000 Rp 1,301,378,899
Sumber : Data Bendahara Desa Bulogading
Dari tabel tersebut maka kita dapat menarik kesimpulan bahwa dari tahun
mencapai 100% setiap tahunnya sesuai anggaran yang diterima oleh desa.
3. Penatausahaan (SIMDA)
4. Pelaporan
5. Pertanggungjawaban
yang dimana terdapat pembukuan seperti : Buku Kas Umum Tunai, Buku
dan Semesteran, Laporan Realisasi APBDes Per Sumber Dana, Laporan Realisasi
dengan pertanggungjawabannya.
LEBIH/
KODE ANGGARAN REALISASI
URAIAN (KURANG)
REK
( Rp ) ( Rp ) ( Rp )
1 2 3 4 5
1 PENDAPATAN
1.1 Pendapatan Asli Desa 11,625,000.00 11,861,021.00 236,021.00
Swadaya, Partisipasi
1.1.3 10,075,000.00 10,075,000.00 0.00
dan Gotong Royong
Lain - Lain Pendapatan
1.1.4 1,550,000.00 1,786,021.00 236,021.00
Asli Daerah Yang Sah
1.2 Pendapatan Transfer 1,289,753,899.00 1,289,753,899.00 0.00
1.2.1 Dana Desa 640,335,303.00 640,335,303.00 0.00
Bagi Hasil Pajak dan
1.2.2 6,582,786.00 6,582,786.00 0.00
Retribusi
1.2.3 Alokasi Dana Desa 624,835,810.00 624,835,810.00 0.00
Bantuan Keuangan
1.2.5 18,000,000.00 18,000,000.00 0.00
Kabupaten/Kota
JUMLAH
1,301,378,899.00 1,301,614,920.00 236,021.00
PENDAPATAN
2 BELANJA
Bidang
2.1 Penyelenggaraan 368,628,472.00 364,632,500.00 3,995,972.00
Pemerintah Desa
Pembayaran
2.1.1 Penghasilan Tetap 157,920,000.00 157,920,000.00 0.00
dan Tunjangan
2.1.1.1 Belanja Pegawai 157,920,000.00 157,920,000.00 0.00
Penghasilan Tetap
2.1.1.1.1 Kepala Desa dan 67,800,000.00 67,800,000.00 0.00
Perangkat Desa
Tunjangan Kepala
2.1.1.1.4 Desa dan Perangkat 41,520,000.00 41,520,000.00 0.00
Desa
Tunjangan
2.1.1.1.5 Kesehatan/Asuransi 3,000,000.00 3,000,000.00 0.00
Jiwa
Tunjangan BPD dan
2.1.1.1.7 45,600,000.00 45,600,000.00 0.00
Anggotanya
Kegiatan Operasional
2.1.2 100,854,162.00 96,858,500.00 3,995,662.00
Perkantoran
Belanja Barang dan
2.1.2.2 72,491,662.00 68,496,000.00 3,995,662.00
Jasa
Belanja Listrik, Air,
2.1.2.2.1 0.00 0.00 0.00
Telepon, Fax/Internet
63
Informasi Desa
Belanja Barang dan
2.1.8.2 4,000,000.00 4,000,000.00 0.00
Jasa
2.1.8.2.2
Insentif 4,000,000.00 4,000,000.00 0.00
9
Kegiatan
2.1.10 Rekrutmen/Pengisian 9,480,000.00 9,480,000.00 0.00
Perangkat Desa
Belanja Barang dan
2.1.10.2 9,480,000.00 9,480,000.00 0.00
Jasa
2.1.10.2. Belanja Alat Tulis
159,000.00 159,000.00 0.00
2 Kantor
2.1.10.2. Belanja Cetak dan
250,000.00 250,000.00 0.00
9 Penggandaan
2.1.10.2. Belanja Sewa Ruangan
0.00 0.00 0.00
11 atau Gedung
2.1.10.2. Belanja Makanan dan
5,321,000.00 5,321,000.00 0.00
13 Minuman
2.1.10.2. Belanja Jasa Upah
1,000,000.00 1,000,000.00 0.00
18 Tenaga Kerja
2.1.10.2. Belanja Honorarium
2,750,000.00 2,750,000.00 0.00
21 Tim Panitia
Bidang Pelaksanaan
2.2 478,259,400.00 478,259,400.00 0.00
Pembangunan Desa
Kegiatan
2.2.2 Pembangunan Jalan 371,132,150.00 371,132,150.00 0.00
Desa
2.2.2.3 Belanja Modal 371,132,150.00 371,132,150.00 0.00
2.2.2.3.2 Belanja Modal
371,132,150.00 371,132,150.00 0.00
7 Pengadaan Jalan Desa
Kegiatan
Pembangunan Sarana
2.2.4 72,075,000.00 72,075,000.00 0.00
dan Prasarana Fisik
Sosial
Belanja Barang dan
2.2.4.2 6,075,000.00 6,075,000.00 0.00
Jasa
2.2.4.2.1 Belanja Jasa Upah
6,075,000.00 6,075,000.00 0.00
8 Tenaga Kerja
2.2.4.3 Belanja Modal 66,000,000.00 66,000,000.00 0.00
Belanja Modal
2.2.4.3.3 Pengadaan Penerangan
66,000,000.00 66,000,000.00 0.00
0 Jalan, Taman dan
Lingkungan
Kegiatan
Pembangunan Sarana
2.2.6 35,052,250.00 35,052,250.00 0.00
dan Prasarana
Pendidikan
Belanja Barang dan
2.2.6.2 1,995,000.00 1,995,000.00 0.00
Jasa
Belanja Pakaian
2.2.6.2.1
Khusus dan Hari-Hari 1,995,000.00 1,995,000.00 0.00
5
Tertentu
2.2.6.3 Belanja Modal 33,057,250.00 33,057,250.00 0.00
2.2.6.3.2 Belanja Modal 30,057,250.00 30,057,250.00 0.00
66
0 Pengadaan Gedung
Kantor/Tempat Kerja
2.2.6.3.3 Belanja Modal
3,000,000.00 3,000,000.00 0.00
8 Pengadaan Meubelair
Bidang Pembinaan
2.3 264,256,786.00 259,624,000.00 4,632,786.00
Kemasyarakatan
Kegiatan Pembinaan
2.3.1 Keamanan dan 37,000,000.00 37,000,000.00 0.00
Ketertiban
Belanja Barang dan
2.3.1.2 34,900,000.00 34,900,000.00 0.00
Jasa
2.3.1.2.1 Belanja Pakaian Dinas
2,500,000.00 2,500,000.00 0.00
4 dan Atributnya
2.3.1.2.2
Insentif 32,400,000.00 32,400,000.00 0.00
9
2.3.1.3 Belanja Modal 2,100,000.00 2,100,000.00 0.00
Belanja Modal
2.3.1.3.1
Pengadaan Peralatan 2,100,000.00 2,100,000.00 0.00
9
dan Mesin Lainnya
Kegiatan Pembinaan
2.3.2 Kerukunan Umat 57,385,000.00 52,835,000.00 4,550,000.00
Beragama
Belanja Barang dan
2.3.2.2 50,885,000.00 46,335,000.00 4,550,000.00
Jasa
Belanja Alat Tulis
2.3.2.2.2 485,000.00 485,000.00 0.00
Kantor
Belanja Cetak dan
2.3.2.2.9 365,000.00 365,000.00 0.00
Penggandaan
2.3.2.2.1 Belanja Makanan dan
5,875,000.00 5,875,000.00 0.00
3 Minuman
Belanja Pakaian
2.3.2.2.1
Khusus dan Hari-Hari 10,500,000.00 10,500,000.00 0.00
5
Tertentu
2.3.2.2.2 Belanja Jasa
100,000.00 100,000.00 0.00
0 Transportasi
2.3.2.2.2 Belanja Honorarium
2,500,000.00 2,500,000.00 0.00
1 Tim Panitia
Belanja Honorarium
2.3.2.2.2
Instruktur/Pelatih/Nara 1,100,000.00 1,100,000.00 0.00
2
sumber
2.3.2.2.2 Belanja Dekorasi dan
500,000.00 300,000.00 200,000.00
4 Dokumentasi
Belanja Barang Untuk
2.3.2.2.2
Diberikan Kepada 0.00 0.00 0.00
7
Masyarakat
2.3.2.2.2
Insentif 29,460,000.00 25,110,000.00 4,350,000.00
9
2.3.2.3 Belanja Modal 6,500,000.00 6,500,000.00 0.00
Belanja Modal
2.3.2.3.1
Pengadaan Peralatan 4,000,000.00 4,000,000.00 0.00
9
dan Mesin Lainnya
2.3.2.3.3 Belanja Modal
2,500,000.00 2,500,000.00 0.00
8 Pengadaan Meubelair
Kegiatan Pembinaan
2.3.3 41,546,000.00 41,546,000.00 0.00
Pemuda dan
67
Olahraga
Belanja Barang dan
2.3.3.2 31,346,000.00 31,346,000.00 0.00
Jasa
Belanja Alat Tulis
2.3.3.2.2 386,000.00 386,000.00 0.00
Kantor
Belanja Cetak dan
2.3.3.2.9 1,020,000.00 1,020,000.00 0.00
Penggandaan
2.3.3.2.1 Belanja Makanan dan
8,200,000.00 8,200,000.00 0.00
3 Minuman
Belanja Pakaian
2.3.3.2.1
Khusus dan Hari-Hari 14,490,000.00 14,490,000.00 0.00
5
Tertentu
2.3.3.2.1 Belanja Jasa Upah
600,000.00 600,000.00 0.00
8 Tenaga Kerja
2.3.3.2.2 Belanja Jasa
2,050,000.00 2,050,000.00 0.00
0 Transportasi
2.3.3.2.2 Belanja Honorarium
650,000.00 650,000.00 0.00
1 Tim Panitia
Belanja Honorarium
2.3.3.2.2
Instruktur/Pelatih/Nara 400,000.00 400,000.00 0.00
2
sumber
2.3.3.2.2 Belanja Dekorasi dan
1,000,000.00 1,000,000.00 0.00
4 Dokumentasi
Belanja Barang Untuk
2.3.3.2.2
Diberikan Kepada 2,550,000.00 2,550,000.00 0.00
7
Masyarakat
2.3.3.3 Belanja Modal 10,200,000.00 10,200,000.00 0.00
Belanja Modal
2.3.3.3.1
Pengadaan Alat-Alat 150,000.00 150,000.00 0.00
2
Ukur
Belanja Modal
2.3.3.3.1
Pengadaan Peralatan 10,050,000.00 10,050,000.00 0.00
9
dan Mesin Lainnya
Kegiatan Pembinaan
2.3.4 Organisasi 60,548,000.00 60,548,000.00 0.00
Perempuan/PKK
Belanja Barang dan
2.3.4.2 56,548,000.00 56,548,000.00 0.00
Jasa
Belanja Alat Tulis
2.3.4.2.2 388,000.00 388,000.00 0.00
Kantor
Belanja Cetak dan
2.3.4.2.9 1,500,000.00 1,500,000.00 0.00
Penggandaan
2.3.4.2.1 Belanja Makanan dan
6,850,000.00 6,850,000.00 0.00
3 Minuman
Belanja Pakaian
2.3.4.2.1
Khusus dan Hari-Hari 10,680,000.00 10,680,000.00 0.00
5
Tertentu
2.3.4.2.1 Belanja Perjalanan
1,900,000.00 1,900,000.00 0.00
7 Dinas
Belanja Honorarium
2.3.4.2.2
Instruktur/Pelatih/Nara 600,000.00 600,000.00 0.00
2
sumber
2.3.4.2.2 Belanja Bahan Praktek
2,000,000.00 2,000,000.00 0.00
3 dan Pelatihan
68
bersumber dari Alokasi Dana Desa (ADD), Dana Desa/APBN, Bagi hasil Pajak
(PBH) dan Bantuan Kabupaten (BK). Hal ini didukung implementasi di lapangan
kesempurnaan.
yang menjadi pijakan utama untuk dapat dijadikan bukti pemenuhan konsep
anggaran yg diterima oleh Kas Desa belum terealisasi 100% karena masih ada
Jadi, Total Anggaran yang terealisasi hanya 93,3% dan terjadi SILPA sebesar
6,7%.
72
terealisasi 98,6% dan silpa ADD 1,4%. Dibuktikan oleh rumus berikut :
Dari data penelitian tersebut maka terdapat alur perencanaan, yang sesuai
6. Penatausahaan (SIMDA)
ada harus dilakukan pengembalian ke kas Desa apabila telah dilakukan penarikan
sebelumnya pada akhir bulan kegiatan jadi tidak perlu dilakukan penjurnalan
dalam hal ini jurnal penyesuaian, kecuali kalau silpa masih ada pada posisi
bendahara dan belum dikembalikan ke kas desa sampai awal tahun berikutnya
memang ada beberapa faktor yang mempengaruhi, seperti faktor penghambat dan
faktor pendukung.
desa
Negeri (Kemendagri)
mengaplikasikannya
A. Kesimpulan
Dana Desa (ADD), maka beberapa kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai
berikut:
kegiatan.
3. Belanja rutin desa diperincikan sebanyak 30% dari total anggaran, dimana
diperuntukkan untuk BOP Pemerintah Desa 75% dari 30% dan BOP Badan
mencapai 93,3% jadi terjadi silpa sebesar 6,7%. Maka perlakuan silpa tersebut
dilakukan pengembalian ke kas desa pada akhir bulan kegiatan yang terjadi
silpa sehingga tidak dilakukan jurnal penyesuaian, tetapi jika silpa masih ada
pada posisi bendahara sampai awal tahun berikutnya maka sebelum dilakukan
74
75
Terkhusus anggaran ADD (Alokasi Dana Desa) terealisasi 98,6% dan silpa
ADD 1,4%.
B. Saran
1. Dalam pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) harus tetap sesuai dengan
dikerjakannya.
masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA
Halim, Abdul. 2004. Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU) dan Pendapatan Asli
Daerah (PAD) terhadap Belanja Pemerintah Daerah: Study Kasus
Kabupaten/Kota di Jawa dan Bali. Jakarta.
Yani, Ahamad. 2008. Hubungan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah
di Indonesia. Rajagrafindo Persada. Jakarta.
76
77
Rosdina, H,. dan R. Tarigan. 2005. Perpajakan: Teori dan Aplikasi. PT. Raja
Grafindo Persada. Jakarta.
Setiawan, Anjar. 2010. Pengarauh Dana Alokasi Umum (DAU) dan Pendapatan
Asli Daerah (PAD) terhadap Belanja Daerah: Studi Kasus Pada Provinsi
Jawa Tengah. Semarang.