FIRMANSYAH
105730449713
MAKASSAR
2017
i
SKRIPSI
FIRMANSYAH
10573 0449713
MAKASSAR
ii
ABSTRAK
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
Skripsi ini.
Muhammad SAW, para keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang telah membawa
petunjuk kebenaran seluruh manusia yaitu ad-Dinul Islam yang kita harapkan
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Skripsi ini tidak terlepas dari
berbagai macam rintangan dan hambatan. Namun semua dapat terlewati atas izin
Allah SWT. dengan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan
Muhammadiyah Makassar.
2. Bapak Ismail Rasulong, SE, MM sebagai Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
3. Bapak Ismail Badollahi, SE., M.Si, Ak., CA sebagai Ketua Jurusan Akuntansi
iv
6. Seluruh staf Fakultas Ekonomi dan Jurusan Akuntansi pada umumnya terima
menuntut ilmu.
7. Pimpinan dan segenap Staf DISPENDA Kota Makassar yang ikut serta
8. Keluarga besar dan terutama kedua orang tua yang tak pernah berhenti
Saya menyadari bahwa penelitian ini masih jauh sempurna. Oleh karena itu, saya
mengharapkan adanya masukan, saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat
kami harapkan untuk penyempurnaan penyusunan Skripsi ini. Semoga Skripsi ini
Firmansyah
v
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................... iv
ABSTRAK .................................................................................................... v
KATA PENGANTAR.................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN
1. Pengertian Pajak..................................................................... 8
viii
6. Kewajiban dan Hak Wajib Pajak ........................................... 13
8. Pajak Reklame........................................................................ 16
9. Potensi .................................................................................... 23
D. Hipotesis....................................................................................... 36
D. TeknikPengumpulan Data............................................................ 38
E. MetodeAnalisis Data.................................................................... 39
ix
E. Uraian Tugas jabatan Struktural pada DISPENDA ..................... 43
2. Sekretariat .............................................................................. 44
x
BAB VI PENUTUP ...................................................................................... 67
A. Kesimpulan .................................................................................. 67
C. Saran-Saran .................................................................................. 70
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tersebut, segala potensi dan sumber daya yang ada harus dialokasikan secara
dapat terwujud. Hal ini terlihat pada pemerintah pusat melalui otonomi
sesuai dengan kondisi dan potensi yang dimiliki oleh wilayah tersebut.
1
2
selain perimbangan keuangan antar pusat dan daerah yang kurang merata,
daerah senantiasa terus meningkat sehingga biaya yang dibutuhkan juga akan
pendapatan daerah yang efektif dan efisien sesuai dengan yang ditetapkan di
komponen pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah, hasil
Pajak Daerah, yang selanjutnya disebut Pajak, adalah kontribusi wajib kepada
daerah yang terutang oleh pribadi atau badan yang bersifat memaksa
kemakmuran rakyat.
Terdapat banyak fasilitas penunjang yang dimiliki oleh Kota Makassar yang
pemasaran produk pun semakin banyak dibutuhkan, tidak hanya lewat media
besar untuk para pengguna sektor perdagangan, salah satu yang paling
diakses oleh semua pihak. Hal ini menjadikan reklame sebagai salah satu
yang harus diperhatikan oleh pemerintah, baik dalam hal pemberian aturan
4
asli daerah (PAD) yang akan di gunakan untuk membiayai kegiatan rutin
kondisi yang terjadi di Kota Makassar tidak sesuai dengan yang di harapkan.
cukup besar namun aturan yang diterapkan oleh pemerintah daerah dalam hal
optimal.
penerimaan pajak reklame dari tahun 2001 hingga tahun 2002 berada di
penerimaan pajak reklame tahun 2003 hingga tahun 2007 lebih tinggi dari
hotel dan pajak restoran dan kontribusinya terhadap pendapatan asli daerah
(PAD) (Studi kasus pada Dinas pendapatan daerah Kota Batu Tahun 2011-
2013) ,menyimpulkan bahwa potensi pajak hotel dan pajak restoran sangat
besar, penggalian potensi dari pajak hotel sebesar 32,48% atau bisa dikatakan
tidak efektif dari realisasi tahun 2011 dan pajak restoran penggalian
potensinya sebesar 77,22% atau bias dikatakan kurang efektif dari realisasi
tahun 2011.
Kota Bandung (Studi Empirik Pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung)
korelasi antara pajak reklame dan pendapatan pajak daerah sangat lemah.
reklame. Sebenarnya potensi yang dimiliki pajak reklame dapat digali melalui
kontribusi yang cukup besar dalam meningkatkan pajak daerah secara khusus
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui seberapa besar dan kontribusi potensi pajak reklame yang
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
2. Manfaat Praktis
asli daerah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengertian Pajak
orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang
Suandy,2008:11-12).
kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk
pemerintah.
B. Berdasarkan Undang-Undang
8
9
C. Tanpa jasa timbal atau kontraprestasi dari negara yang secara langsung
2. Fungsi Pajak
Fungsi pajak menurut Fidel (2010:6) terbagi atas dua, yaitu sebagai
berikut :
pengeluaran pembangunan).
Contoh:
Pajak.
Di Indonesia, pajak diatur dalam UUD 1945 pasal 23 ayat 2. Hal ini
perekonomian masyarakat.
4. Pengelompokan Pajak
berikut :
A. Menurut Golongannya
1) Pajak langsung, yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh Wajib
pertambahan nilai.
B. Menurut Sifatnya
12
1) Pajak Pusat, yaitu pajak .yang dipungut oleh pemerintah pusat dan
pajak hiburan.
fiskus.
fiskus.
C. Sistem Withholding
sebagai berikut.
telah ditentukan.
5) Menyelenggarakan pembukuan/pencatatan.
pajak;
pemeriksaan.
pemeriksaan.
pembayaran pajak.
pajaknya.
7. Pajak Daerah
2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Pasal 1 Angka 10 adalah
kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat
1. Pajak Provinsi
2. Pajak Kabupaten/Kota
Ibu kota Jakarta, jenis Pajak yang dapat dipungut merupakan gabungan
dari Pajak untuk daerah provinsi dan Pajak untuk daerah kabupaten/kota.
8. Pajak Reklame
Bab I Pasal 1 angka 16 dan 17 adalah Pajak Reklame adalah pajak atas
penyelenggaraan reklame.
perhatian umum terhadap barang, jasa, orang, atau badan, yang dapat
umum terhadap barang, jasa, orang, atau badan, yang dapat dilihat,
atau untuk dan atas nama pihak lain yang menjadi tanggungannya.
umum.
pada dasar hukum yang jelas dan kuat sehingga harus dipatuhi oleh
berikut.
Daerah.
Reklame.
2010 Tentang Pajak Daerah Bab VI Bagian Kesatu Pasal 26 ayat (2)
berikut:
b. reklame kain.
d. reklame selebaran.
f. reklame udara.
g. reklame apung.
h. reklame suara.
i. reklame film/slide.
j. reklame peragaan.
Tentang Pajak Daerah Bab VI Bagian Kesatu Pasal 26 ayat (4) adalah
sebagai berikut:
sejenis lainnya;
tersebut;
dagang.
sebagai berikut.
(1) Subjek Pajak Reklame adalah orang pribadi atau Badan yang
menggunakan Reklame.
(2) Wajib Pajak Reklame adalah orang pribadi atau badan yang
menyelenggarakan Reklame.
sebagai berikut.
(2) Dalam hal Reklame diselenggarakan oleh pihak ketiga, Nilai Sewa
(4) Dalam hal Nilai Sewa Reklame sebagaimana dimaksud pada ayat
2010 Tentang Pajak Daerah Bab VI Bagian Kedua Pasal 29, tarif pajak
A. Reklame Permanen
NSR = Jenis Reklame x Masa Pajak x Nilai Jual Objek Pajak (Luas Bidang/
B. Reklame Insidental
NSR = Jenis Reklame x Masa Pajak x Satuan M2 (jumlah) x Nilai Jual Objek
(2) Tahun Pajak adalah jangka waktu yang lamanya 1 (satu) tahun
takwin.
9. Potensi
periode.
2005:151) yaitu:
Keterangan:
PPrk : Potensi Pajak Reklame
R : Jumlah Reklame
D : Jumlah har
Pr : Tarif Reklame
24
10. Efektifitas
memiliki keterkaitan erat antara hasil yang diharapkan dengan hasil yang
diharapkan.
tentang pedoman penilaian dan kinerja keuangan yang disusun dalam tabel
berikut:
B. Penelitian Terdahulu
berjalan dengan baik, sarana dan prasarana yang kurang memadai serta
25
membutuhkan biaya yang besar, serta sumber daya manusia yang tidak
positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak reklame. Variabel bebas
persen, sedangkan 30,5 persen dipengaruhi oleh faktor lain diluar modal.
street lighting levy district region own source revenue north minahasa.
pajak reklame, dan pajak penerangan jalan pada tahun 2010-2014 sangat
efektif. Penerimaan pajak restoran, pajak reklame, dan pajak penerangan jalan
restoran, pajak reklame, dan pajak penerangan jalan bagi pendapatan daerah.
dengan baik, karena telah sesui dengan peraturan Daerah No.2 Tahun 2011
dan permendagri No.43 Tahun 1999. Dinas pendapatan Daerah Kota Manado
16,6%.
internasional dan nasional, serta kelas jalan. Jumlah penerimaan pajak reklame
terbesar terjadi pada tahun 2006, namun pada tahun 2003 penerimaan pajak
pajak reklame.
pajak lainnya. Hal tersebut dapat dilihat dari penerimaan pajak dari pajak
Metode&Variabel
No Peneliti Judul Hasil Penelitian
Penelitian
1 Widyani Anlisis Metode Berdasarkan hasil penelitian
ngsih potensi Deskriptif, Untuk dan pembahasan analisis
Aristanti penerimaan menghitung potensi potensi penerimaan pajak
(2009) pajak perolehan pajak reklame
reklame reklame yang Kota Bandung dari tahun
kota seharusnya 2001 hingga tahun 2007,
bandung diterima oleh dapat ditarik kesimpulan
periode pemerintah kota bahwa potensi
tahun 2001- Bandung penerimaan pajak reklame
2007 untuk tahun 2003 sampai
dengan tahun 2007 masih di
atas target
28
diharapkan dapat
meningkatkan penerimaan
yang berasal dari
pemungutan pajak reklame
sehingga dapat memberikan
kontribusi yang sangat
berarti bagi penerimaan
Pajak Daerah. b. Perlu
melakukan sosialisasi
kepada masyarakat
mengenai penyelenggaraan
reklame yang dikenai pajak
melalui media masa
sehingga masyarakat
menyadari untuk membayar
pajak reklame dan tidak
sembarang memasang
reklame tanpa membayar
pajak reklame.
4 Prathiwi Analisis Penelitian Perkotaan (PBB P2)
Apshari strategi deskriptif merupakan salah
Metha penerimaan penelitian ini satu jenis pajak pusat yang
Ayuwida pajak bumi menjelaskan saat ini
, dan mengenai penerimaannya dikelola
Herawati bangunan bagaimana oleh pusat. Sebagai
Trisna pedesaan efektivitas pajak daerah yang
Nyoman, dan penerimaan baru,tentu dalam
Sulinda perkotaan PBB P2 dengan persiapannya menimbulkan
wati Erni (PBB P2) menggunakan berbagai
Gede Lu serta beberapa kendala, diantaranya
Ni efektifitas teknik software yang diberikan
(2013) penerimaan pengumpulan data oleh Dirjen Pajak yang
ya di yaitu wawancara, biasanya digunakan
pemerintah dan dokumentasi. sebagai sistem pemungutan
Denpasar Data yang pajak tidak
dikumpulkan dapat digunkan sehingga
melalui berbagai Pemkot Denpasar
teknik tersebut harus menjalin kerja sama
kemudian dengan
dianalisis. Universitas Gadjah Mada
dalam pembuatan
software yang diperlukan
dalam penerimaan
PBB. Kendala yang kedua
yaitu sarana dan
prasarana yang memadai.
30
Pengadaan
Hardware sebagai sarana
yang dibutuhkan
dalam pengelolaan PBB
membutuhkan
anggaran biaya yang sangat
mahal, sehingga
Pemkot mengalami
kesulitan dalam proses
pengadaan hardware
tersebut.
5 Pratiwi Pengaruh Metode kuantitatif Kesimpulan yang dapat
Andriani Kesadaran dengan tingkat ditarik berdasarkan hasil
Mas Wajib eksplanasi pengujian data dan
Agung Pajak, penelitian pembahasan pada penelitian
M.A. I Kualitas berbentuk ini adalah kesadaran wajib
G, Pelayanan, penelitian asosiatif pajak, kualitas pelayanan,
Setiawan Kondsi menggunakan tipe kondisi keuangan
Ery Putu Keungan kausalitas. perusahaan, dan persepsi
(2014) Perusahaan Kepatuhan wajib tentang sanksi pajak
dan Presepsi pajak reklame berpengaruh positif dan
Tentang menjadi variabel signifikan pada kepatuhan
Sanksi terikat dalam wajib pajak reklame di
Perpajakan penelitian ini, Dinas Pendapatan Kota
Pada sedangkan Denpasar.
Kepatuhan kesadaran wajib
Wajib Pajak pajak, kualitas
Reklame di pelayanan, kondisi
Dinas keuangan
Pendapatan perusahaan, dan
Kota persepsi tentang
Denpasar sanksi perpajakan
menjadi variabel
bebas yang diteliti.
6 Lamia Analisis Penelitian ini 1. Tingkat efektivitas
A. alfan, Efektif dan menggunakan jenis penerimaan pajak restoran,
sareang. Kontribusi metode penelitian pajak reklame dan pajak
E. P Pemungutan kualitatif dengan penerangan jalan
David, Pajak melakukan yang diterima oleh Dinas
Wokas Restoran, pengkajian data Pendapatan Daerah
N. R Pajak dalam bentuk Kabupaten Minahasa Utara
Heince Reklame, deskriptif atau pada tahun
(2015) dan Pajak berbentuk uraian 2010-2014 sangat
Penerangan bervariasi, namun secara
Jalan Pada keseluruhan sudah efektif.
Pendapatan 2. Jumlah penerimaan pajak
31
C. Kerangka Pemikiran
ada dengan jumlah target penerimaan pajak reklame yang telah ditetapkan
potensi pajak reklame yang belum tergali secara maksimal. Ketika realisasi
penerimaan pajak reklame lebih besar dari target yang ditetapkan berarti pajak
realisasi penerimaan lebih kecil dari target yang ditetapkan hal ini
dapat pula diukur efektifitas dari pemungutan pajak reklame tersebut, karena
Pemda kota
makassar
Pajak reklame
Pendapatan Asli
Daerah Kota
Makassar
Selisih
Efektifitas pajak
reklame
36
D. Hipotesis
cukup signifikan.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat Penelitian
berikut.
2. Data Fisik yaitu data yang didapatkan peneliti dari buku atau literatur yang
3. Data Dokumenter yaitu data yang didapatkan peneliti dari jurnal atau
penelitian.
37
38
dokumentasi dan penelitian yang dilakukan oleh pihak lain yang memiliki
sebagai berikut.
1. Tinjauan Pustakaan
2. Wawancara
1. Dokumentasi
2. Observasi
Makassar.
39
deskriptif Kuantitatif.
data yang berbentuk angka dan diperoleh dalam bentuk laporan keuangan.
dari jumlah penerimaan potensi pajak yang telah ditetapkan dalam suatu
periode.
BAB IV
Dinas Pasar, Dinas Air Minum dan Dinas Penghasilan Daerah dibentuk
24 Mei 1973 terdiri dari beberapa Sub Dinas Terminal Angkutan, Sub
Dinas Pngelolahan Tanah Pasir, Sub Dinas Taman Hiburan Rakyat, Sub
Administrasi.
Dinas Pasar dan Sub Dinas Pajak Parkir dan semua Sub-sub Dinas dalam
40
41
dilebur dan dimasukkan pada unit kerja Dinas Pendapatan Daerah Kota
3. Meningkatkan koordinasi.
1. Tugas Pokok
2. Fungsi
pendapatan daerah.
pendapatan daerah.
ekstensifikasi.
43
1. Kepala Dinas
2. Sekretariat
a. pengelolaan kesekretariatan;
Pendapatan;
belajar;
4. Subbagian Keuangan
perbendaharaan dinas;
5. Subbagian Perlengkapan
fungsi:
Pendapatan;
Hiburan;
dan fungsinya;
Parkir;
Retribusi Daerah;
lainnya;
bidang tugasnya;
pajak daerah, hal ini sebagaimana disebutkan dalam Undang – undang Nomor 28
Tahun 2011 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah perubahan atas Undang-
“Untuk pajak reklame sendiri kita menerapkan sistem official assessment atau
pemungutan pajak reklame itu sendiri DISPENDA hanya menerapkan satu sistem
saja yaitu sistem official Assesment dalam sistem ini memberikan wewenang
kepada pemerintah untuk menghitung besaran pajak terutang yang akan dibayar
51
52
Tabel 5.1
Penggolongan/Jenis Reklame dan Jumlah Reklame Tahun 2014 s.d 2016
Golongan Jenis Reklame 2014 2015 2016
a. Reklame Permanen Reklame Megatron 1 7 4
Reklame Bando 32 38 38
Reklame Billboard 1.373 1.744 2.172
Reklame Papan (Menempel) 1.661 1.775 1.738
b. Reklame Insidental Reklame Baliho 323 677 608
Reklame Kain/Spanduk 1.163 1.671 1.432
Reklame Berjalan (Mobil) 41 50 81
Total 4.594 5.962 6.073
Sumber : Data sekunder DISPENDA Bidang III Kota Makassar
Dengan Asumsi.
a. reklame megatron : 4 m x 8 m
b. reklame bando : 5 m x 10 m
c. reklame billboard : 4 m x 6 m
e. reklame baliho : 4 mx 6 m
e. reklame baliho : -
a. reklame megatron : 10 m
b. reklame bando : 10 m
c. reklame billboard : 4 m
54
e. reklame baliho : -
Dalam Peraturan Daerah Kota Makassar Nomor 3 Tahun 2010 Tentang Pajak
terutang dengan cara mengalikan tarif dengan dasar pengenaan pajak atau nilai
sewa reklame. Adapun cara perhitungan nilai sewa reklame ditetapkan dalam
Tabel 5.2
Analisis Ukuran Potensi Pajak Reklame Kota Makassar Tahun 2014-2016
Jenis Reklame Ukuran
1. Reklame Permanen Nilai Jual Objek Pajak Reklame (NJOPR)
a. Reklame Megatron
Ukuran Reklame : 4 x 8
Luas Bidang > 25m2 : Rp. 4.000.000,-
Jumlah= 4 x 8 x Rp.4.000.000,-
= Rp. 128.000.000,-
Nilai Strategis (NS)
Nilai Satuan Nilai Strategis > 25 m2 : Rp. 600.000,-
Lokasi (Bobot x Skor) : 60% x 3 = 1,8
Sudut Pandang 1 arah (Bobot x Skor) :15% x 1 = 0,15
Ketinggian 10m (Bobot x Skor) : 25% x 3 =0,75
Jumlah = Rp. 600.000,- x (1,8+0,15+0,75)
= Rp. 600.000,- x 2.7
= Rp. 1.620.000,-
NSR (NJOPR + NS) = Rp. 129.620.000,-
55
= Rp. 880.000,-
NSR (NJOPR + NS) = Rp.5.680.000,-
2. Reklame Insidental Nilai Jual Objek Pajak Reklame (NJOPR)
a. Reklame Baliho Ukuran Reklame : 4 x 6
Luas Bidang 5-24,99m2 : Rp. 125.000,-
Jumlah = 4 x 6 x Rp.125.000,-
= Rp. 3.000.000,-
Nilai Strategis (NS)
Jalan Kelas A : Rp. 50.000,-
NSR (NJOPR + NS) = Rp. 3.050.000,-
b. Reklame Kain/Spanduk Nilai Jual Objek Pajak Reklame (NJOPR)
Ukuran Reklame : 1 x 4
Luas Bidang 1-4,99m2 : Rp. 25.000,-
Jumlah = 1 x 4 x Rp.25.000,-
= Rp. 100.000,-
Nilai Strategis (NS)
Jalan Kelas A : Rp. 50.000,-
NSR (NJOPR + NS) = Rp. 150.000,-
c. Reklame Berjalan (Mobil) Nilai Jual Objek Pajak Reklame (NJOPR)
Ukuran Reklame : 1 x 1
Luas Bidang 1-4,99m2 : Rp. 1.125.000,-
Jumlah = 1 x 1 x Rp. 1.125.000,-
= Rp. 1.125.000,-
Nilai Strategis (NS)
Jalan Kelas A : Rp. 750.000,-
NSR (NJOPR + NS) = Rp. 1.875.000,-
Sumber data diolah Sendiri
Tabel. 5. 3
Potensi Pajak Reklame Kota Makasar Tahun 2014
Golongan Jenis Reklame R S D Pr Jumlah
a. Reklame Reklame Megatron 1 Rp. 129.620.000,- 1 Tahun 20% Rp. 25.924.000,-
Permanen Reklame Bando 32 Rp. 126.620.000,- 1 Tahun 20% Rp. 810.368.000,-
Reklame Billboard 1.373 Rp. 32.080.000,- 1 Tahun 20% Rp. 8.809.168.000,-
Reklame Papan
1.661 Rp. 5.680.000,- 1 Tahun 20% Rp. 1.886.896.000,-
(Menempel)
b. Reklame Reklame Baliho 323 Rp. 3.050.000,- 1 Tahun 20% Rp. 197.030.000,-
Insidental Reklame
1.163 Rp. 150.000,- 1 Tahun 20% Rp. 34.890.000,-
Kain/Spanduk
Reklame Berjalan
41 Rp. 1.875.000,- 1 Tahun 20% Rp. 15.375.000,-
(Mobil)
Total Reklame 4.594 Total Potensi Rp. 11.779.651.000,-
Sumber: Diolah Sendiri
57
Dari data terlampir tabel 5.3 dapat dilihat bahwa pada tahun 2014 Dinas
reklame baliho sebanyak 323 buah, reklame kain/ spanduk sebanyak 1.163,
pajak reklame oleh Dinas Pendapatan Kota Makassar untuk tahun 2014 sebesar
Rp. 11.779.651.000,-
Tabel. 5.4
Potensi Pajak Reklame Kota Makasar Tahun 2015
Golongan Jenis Reklame R S D Pr Jumlah
a. Reklame Reklame Megatron 7 Rp 129.620.000,- 1 Tahun 25% Rp. 226.835.000,-
Permanen Reklame Bando 38 Rp. 126.620.000,- 1 Tahun 25% Rp. 1.202.890.000,-
Reklame Billboard 1.744 Rp. 32.080.000,- 1 Tahun 25% Rp. 13.986.880.000,-
Reklame Papan (Menempel) 1.775 Rp. 5.680.000,- 1 Tahun 25% Rp. 2.520.500.000,-
b. Reklame Reklame Baliho 677 Rp. 3.050.000,- 1 Tahun 25% Rp. 516.212.500,-
Insidental Reklame Kain/Spanduk 1.671 Rp. 150.000,- 1 Tahun 25% Rp. 62.662.500,-
Reklame Berjalan (Mobil) 50 Rp. 1.875.000,- 1 Tahun 25% Rp. 23.437.500,-
Total Reklame 5.962 Total Potensi Rp. 18.539.417.500,-
Sumber : Diolah Sendiri
Dari data terlampir tabel 5.4 dapat dilihat bahwa pada tahun 2015 Dinas
Pendapatan Kota Makassar menerima sebanyak 5.962 buah reklame yang terdiri
reklame baliho sebanyak 677 buah, reklame kain/ spanduk sebanyak 1.671,
pajak reklame oleh Dinas Pendapatan Kota Makassar untuk tahun 2015 sebesar
Rp. 18.539.417.500,- .
Tabel. 5.5
Potensi Pajak Reklame Kota Makasar Tahun 2016
Golongan Jenis Reklame R S D Pr Jumlah
a. Reklame Reklame Megatron 4 Rp 129.620.000,- 1 Tahun 25% Rp. 129.620.000,-
Permanen Reklame Bando 38 Rp. 126.620.000,- 1 Tahun 25% Rp. 1.202.890.000,-
Reklame Billboard 2.172 Rp. 32.080.000,- 1 Tahun 25% Rp. 17.419.440.000,-
Reklame Papan (Menempel) 1.738 Rp. 5.680.000,- 1 Tahun 25% Rp. 2.467.960.000,-
b. Reklame Reklame Baliho 608 Rp. 3.050.000,- 1 Tahun 25% Rp. 463.600.000,-
Insidental Reklame Kain/Spanduk 1.432 Rp. 150.000,- 1 Tahun 25% Rp. 53.700.000,-
Reklame Berjalan (Mobil) 81 Rp. 1.875.000,- 1 Tahun 25% Rp. 37.968.750,-
Total Reklame 6.073 Total Potensi Rp. 21.775.178.750,-
Sumber : Diolah Sendiri
Dari data terlampir tabel 5.5 dapat dilihat bahwa pada tahun 2016 Dinas Pendapatan
Kota Makassar menerima sebanyak 6.073 buah reklame yang terdiri dari reklame
sebanyak 2.172 reklame papan (melekat) sebanyak 1.738, reklame baliho sebanyak
608 buah, reklame kain/ spanduk sebanyak 1.432, reklame berjalan (mobil) sebanyak
81 buah. Adanya jumlah reklame tersebut menggambarkan jumlah potensi yang dapat
dijadikan sebagai sumber pendapatan pajak reklame oleh Dinas Pendapatan Kota
Tabel 5.6
Kontribusi Pajak Reklame Terhadap Penerimaan Pajak Daerah dan Pendapatan
Asli Daerah Di Kota Makassar Tahun 2012 – 2016
Realisasi Penerimaan Kontribusi
Tahun Pendapatan Asli
Pajak Reklame Pajak Daerah Pendapatan Asli Daerah Pajak Daerah
Daerah
2012 Rp. 4.843.715.225,- Rp. 98.318.693.736,- Rp. 154.911.936.959,- 4,93 % 3,12 %
2013 Rp. 7.093.462.210,- Rp. 115.223.338.974,- Rp. 170.698.725.814,- 6,16 % 4,15 %
2014 Rp. 11.336.841.164,- Rp. 133.551.818.678,- Rp. 210.136.331.088,- 8,49 % 5,40 %
2015 Rp. 16.936.119.593.- Rp. 270.547.821.316,- Rp. 351.692.552.588,- 6,26 % 4,81 %
2016 Rp. 18.866.776.421,- Rp. 337.167.338.150,- Rp. 484.972.799.508,- 5,59 % 3,89 %
Sumber : Diolah Sendiri
Dapat dilihat dari table 5.6 di atas pada tahun 2012 kontribusi pajak reklame
terhadap pajak daerah mencapi 4,93% dan terhadap pendapatan asli daerah
sebesar 6,16% pada pajak daerah dan 4,15% pada pendapatan asli daerah, pada
sebesar 8,49% pada pajak daerah dan 5,40% pada pendapatan asli daerah,
persentase kontribusi pajak reklame mengalami penurunan pada tahun 2015 yaitu
sebesar 6,26% pada pajak daerah dan 4,81% terhadap pendapatan asli daerah,
penurunan kontirbusi pajak reklame kembali terjadi di tahun 2016 yaitu sebesar
5,59% terhadap pajak daerah dan 3,89% terhadap pendapatan asli daerah.
60
pemungutan pajak reklame itu sendiri maka dapat diukur dengan melihat hasil
pungutan suatu pajak dengan tujuan atau target yang telah ditetapkan.
Tabel 5.7
Formula Perhitungan Efektifitas
Kritria Persentase Formula
Analisis Efektifitas Perbandingan > 100% Efektif 85 Realisasi Penerimaan Pajak Reklame
Potensi pajak Reklame s.d 99% Cukup x 100%
Efektif Potensi Penerimaan Pajak Reklame
Tabel 5.8
Perbandingan Efektifitas Potensi Pajak Reklame
Tahun Realisasi Pajak Reklame Potensi Pajak Reklame Efektifitas Keterangan
2014 Rp. 11.336.841.164,- Rp. 11.779.651.000,- 96,24% Cukup Efektif
2015 Rp. 16.936.119.593,- Rp. 18.539.417.500,- 91,35% Cukup Efektif
2016 Rp. 18.866.776.421,- Rp .21.775.178.750,- 86,64% Cukup Efektif
Data diolah sendiri
Dari tabel di atas dapat dilihat seberapa besar tingkat efektifitas pemungutan
namun masih terdapat 3,76% potensi yang belum tergali secara optimal.
namun masih terdapat 8,65% potensi yang belum tergali secara optimal.
namun masih terdapat 13,36% potensi yang seharusnya dapat tergali untuk
Tabel 5.9
Tingkat Efektifitas Realisasi Pajak Reklame Kota Makassar
Realisasi Pajak
Tahun Target Pajak Reklame Efektifitas Keterangan
Reklame
2012 Rp. 4.843.715.225,- Rp. 6.588.006.480,- 73,4% Kurang Efektif
2013 Rp. 7.093.462.210,- Rp.10.079.284.950,- 70,4% Kurang Efektif
2014 Rp.11.336.841.164,- Rp.10.386.827.000,- 109,1% Efektif
2015 Rp.16.936.119.593,- Rp.16.000.079.000,- 105,8% Efektif
2016 Rp.18.866.776.421,- Rp.18.488.581.150,- 102,3% Efektif
Sumber: Diolah Sendiri
Dari tabel di atas dapat dilihat tingkat efektifitas pemungutan Pajak Reklame
5. Tahun 2016 target penerimaan pajak parkir mengalami kenaikan sebesar Rp.
Reklame tidak menunjukkan progress dalam artian berjalan fluktuatif dari tahun
pajak reklame yang berlaku berdasarkan Peraturan Daerah Kota Makassar Nomor
3 Tahun 2010 Tentang Pajak daerah, yaitu dari 20% menjadi 25%.
Tabel 5.10
Perbandingan Realisasi, Target, dan Potensi Pajak Reklame Kota Makassar
Tahun 2014 – 2015
Tahun Realisasi Pajak Reklame Target Pajak Reklame Potensi Pajak Reklame
2014 Rp.11.336.841.164,- Rp.10.386.827.000,- Rp.11.779.651.000,-
2015 Rp.16.936.119.593,- Rp.16.000.079.000,- Rp.18.539.417.500,-
2016 Rp.18.866.776.421,- Rp.18.488.581.150,- Rp.21.775.178.750,-
Sumber: Diolah Sendiri
Dari tabel di atas dapat dilihat perbandingan realisasi, target, dan potensi
ditetapkan oleh DISPENDA Kota Makassar tahun 2014 – 2016 dapat tercapai
melalui penerimaan yang mampu melebihi target yang ditetapkan, namun potensi
pajak reklame jauh lebih besar dari jumlah penerimaan pajak reklame. Hal ini
optimal. padahal apabila potensi ini dapat dimaksimalkan maka akan menambah
Kendala yang seringkali dihadapi oleh Dinas Pendapatan Daerah Bidang III
komputerisasi.
kendala yang seringkali dihadapi oleh DISPENDA Bidang III Kota Makassar
terbagi atas dua yaitu kendala internal dan eksternal. Adapun Kendala internal itu
sendiri terbagai atas dua poin besar yaitu pertama, menyangkut masalah sumber
dalam hal penagihan, yang kedua kurangnya sarana dan prasarana yang memadai
DISPENDA adalah kurangnya kesadaran wajib pajak dalam menaati pajak. Hal
reklame yang telah ditetapkan oleh DISPENDA sehingga nantinya akan berimbas
terhadap kontribusi yang akan diberikan pada pajak daerah maupun pendapatan
asli daerah.
Pajak reklame jika dikelolah dengan baik akan memberikan kontribusi yang
cukup besar bagi penerimaan pajak daerah. Namun persentase kontribusi pajak
reklame terhadap pendapatan asli daerah masih tergolong rendah. Hal tersebut
PENUTUP
A. Kesimpulan
reklame terhadap pendapatan asli daerah di Kota Makassar, maka peneliti dapat
tarif pajak reklame di Kota Makassar sebesar 25% dikalikan dengan dasar
pengenaan pajak reklame atau yang biasa disebut dengan nilai sewa reklame.
Perhitungan nilai sewa reklame Kota Makassar telah diatur dalam Keputusan
perhitungan besarnya pajak reklame yang akan dibayar oleh wajib pajak, pihak
pajak reklame, pihak DISPENDA hanya memberlakukan satu sistem saja, yaitu
penelitian ini mengenai potensi pajak reklame akan dijabarkan sebagai berikut.
1. Potensi pajak reklame yang dimiliki Kota Makassar Tahun 2014 sebesar
2. Kontribusi pajak reklame tahun 2012 mencapi 4,93% terhadap pajak daerah
dan 3,12% terhadap pendapatan asli daerah, kemudian pada Tahun 2013
67
68
mengalami peningkatan yaitu sebesar 6,16% pada pajak daerah dan 4,15%
pada pendapatan asli daerah, pada tahun 2014 kontribusi pajak reklame
kembali mengalami peningkatan yaitu sebesar 8,49% pada pajak daerah dan
mengalami penurunan pada tahun 2015 yaitu sebesar 6,26% pada pajak
pajak reklame kembali terjadi di tahun 2016 yaitu sebesar 5,59% terhadap
yang dilakukan oleh DISPENDA Kota Makassar tahun 2012 kurang efektif
dilakukan masih kurang efektif karena hanya mampu mencapai 70,4%. Tahun
4. Target pajak reklame yang ditetapkan oleh DISPENDA Kota Makassar tahun
2014 – 2016 dapat tercapai melalui penerimaan yang mampu melebihi target
yang ditetapkan, namun potensi pajak reklame jauh lebih besar dari jumlah
pajak reklame belum tergali secara optimal. padahal apabila potensi ini dapat
69
Makassar.
tahun 2014 dan tahun 2015. Realisasi yang mampu dicapai pada tahun 2014
Kota Makassar Nomor 3 Tahun 2010 Tentang Pajak daerah, yaitu dari 20%
menjadi 25%.
Makassar yaitu kendala yang bersumber dari internal dan eksternal. Kendala
B. Keterbatasan Penelitian
hanya mengenai Potensi Pajak Reklame Terhadap Pendapatan Asli Daerah yang
terkait dengan sistem pemungutan pajak reklame itu sendiri, potensi pajak
reklame Kota Makassar, kontribusi pajak reklame terhadap pajak daerah dan
pendapatan asli daerah, serta efektifitas pemungutan yang dilakukan oleh pihak
70
kesehariannya melakukan dua jenis pemungutan yaitu pajak reklame dan retribusi
reklame.
selain perimbangan keuangan antar pusat dan daerah yang kurang merata, prospek
maksimal.
C. Saran-Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang yang dapat
1. Perlu melakukan pendataan secara rutin terhadap objek pajak reklame yang
sudah ada sehingga dapat diketahui potensi yang sebenarnya melalui data
ketaatan pembayaran pajak tepat waktu dan tepat jumlah. DISPENDA juga
diharap mampu memberikan sanksi tegas terhadap wajib pajak yang kurang
Daya Manusia para staf tersebut. Memperhatikan segala sarana dan prasarana
jalannya segala aktifitas di bidang III reklame serta melakukan perekrutan staf
5. Diharapkan pada penelitian berikutnya yang akan membahas topik yang sama,
DAFTAR PUSTAKA
Bisnis Indonesia, 21 April, 2012. Potensi Pajak Reklame Besar, hlm. 10.
Bohari. 2012. Pengantar Ilmu Hukum Pajak. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Himpunan Peraturan Daerah Kota Makassar Nomor 3 Tahun 2010 Tentang Pajak
Daerah. 2010. Makassar: Dinas Pendapatan Kota Makassar.
Laki, M.A. 2011. Analisis Proses Penerapan Perhitungan, dan Pelaporan Pajak
Reklame pada Kantor Dinas Pendapatan Daerah (DISPENDA) Kota
Makassar. Skripsi tidak diterbitkan. Makassar. Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Hasanuddin Makassar.
Prakosa. 2005. Pajak dan Retribusi Daerah Edisi Revisi. Yogyakarta: UII Press.
Siahaan, M.P. 2013. Pajak Daerah dan Retibusi Daerah Edisi Revisi. Jakarta:PT.
Raja Grafindo Persada.
melanjutkan pendidikan
pendidikan ke jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMPN 3 Bontokassi dan
tamat tahun 2008. Tahun 2010 hingga tahun 2013 penulis menempuh jenjang Sekolah
Menengah Atas (SMA) di SMKN 3 Takalar. Pada tahun 2013 melalui jalur Seleksi
Strata 1 (S1) Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah
Berkat petunjuk dan pertolongan Allah SWT, usaha dan disertai doa dan kedua
dengan skripsi yang berjudul “Analisis Potensi Pajak Reklame Terhadap Pendapatan Asli
89