Anda di halaman 1dari 82

LAPORAN KEMAJUAN

KKN-PPM

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PESISIR DALAM


PENANGGULANGAN ABRASI PANTAI DAN MENINGKATKAN
PRODUKTIFITAS INDUSTRI GALANGAN KAPAL TRADISIONAL

Oleh :

Ketua : Ir. Ibnu Pratikto, MSi NIDN 0011066008


Anggota 1 : Dr. Eng. Ahmad Fauzan Zakki, ST.MT. NIDN 0022017502
Anggota 2 : Drs. Jarot Marwoto, Mpd NIDN 0007036710

UNIVERSITAS DIPONEGORO
2018
i
HALAMAN PENGESAHAN

ii
PRAKATA

Bismillahirrohmanirrohim
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmatnya.
Sholawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW. Dalam upaya
meningkatkan mutu pendidikan, dosen dituntut untuk melaksanakan Tridharma
perguruan tinggi, salah satu unsurnya adalah pengabdian kepada masyarakat.
Syukur Alhamdullilah tim pelaksana pengabdian telah melaksanakan kegiatan
program pengabdian masyarakat KKN PPM dengan judul “PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT PESISIR DALAM PENANGGULANGAN ABRASI PANTAI
DAN MENINGKATKAN PRODUKTIFITAS INDUSTRI GALANGAN
KAPAL TRADISIONAL”. Kegiatan ini bertujuan memberikan konstribusi ilmiah
di lingkungan akademis dan masyarakat Kelompok Pengerajin Kapal Kayu
Tradisional. Penulis mengucapkan terima kasih dan menyampaikan rasa hormat
kepada Direktur Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (Ditlitabmas),
Ketua LPPM UNDIP, beserta staf atas kepercayaan dan kerjasamanya dalam
kegiatan ini serta semua pihak yang telah memberi bantuan baik langsung maupun
tidak langsung. Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan dengan pahala yang
berlipat ganda.

Harapan kami semoga kegiatan ini dapat memberikan kontribusi yang


sebesar-besarnya bagi semua pihak yang berkepentingan. Kami sangat sadar bahwa
tiada gading yang tak retak, oleh karena itu masukan berupa saran dan kritik yang
bersifat konstruktif sangat penulis harapkan. Dan atas segala kekurangannya kami
mohon maaf dan keikhlasanya.

3
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... ii
PRAKATA....................................................................................................... iii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL............................................................................................ v
DAFTAR GAMBAR................ ...................................................................... vi
RINGKASAN.................................................................................................. vii
BAB 1. PENDAHULUAN.............................................................................. 8
BAB 2. TARGET DAN LUARAN................................................................. 17
BAB 3. METODE PELAKSANAAN............................................................. 18
BAB 4. KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI........................................... 22
BAB 5. HASIL YANG DICAPAI................................................................... 24
BAB 6. RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA.......................................... 30
BAB 7. KESIMPULAN DAN SARAN........................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 32
LAMPIRAN..................................................................................................... 33

4
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Grafik Pembangunan Kapal Kayu.................................................. 9


Gambar 2 Gambar Pembangunan Kapal Kayu................................................ 10
Gambar 3 Sistem Perpipaan dan OWS............................................................ 11
Gambar 4 Diagram alir Kegiatan KKN PPM.................................................. 16
Gambar 5 Pelatihan Software.......................................................................... 27
Gambar 6 Metode Penanaman Mangrove....................................................... 28
Gambar 7 Alat OWS....................................................................................... 28
Gambar 8 Penerapan Solar Cell dan Lampu Celup......................................... 29
Gambar 9 Penanaman Rumah Ikan................................................................. 29

5
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Data Pembangunan Kapal................................................................... 9


Tabel 2 Target dan Luaran............................................................................... 17
Tabel 3 Rencana Kegiatan................................................................................ 17
Tabel 4 Materi Pembekalan.............................................................................. 18
Tabel 5 Jumlah Jam Kerja Efektif.................................................................... 19
Tabel 6 Daftar Kelompok KKN....................................................................... 24
Tabel 7 Sebaran Fakultas Peserta KKN........................................................... 24

6
RINGKASAN

Kabupaten Batang merupakan salah satu kabupaten yang memiliki wilayah


pesisir dan pantai yang prospektif. Di sepanjang Pantai Sigandu telah ada kegiatan
ekonomi produktif oleh masyarakat, misalnya adanya galangan kapal
kayu, industri pengasapan ikan, pengrajin jaring, dan lain-lain. Namun
permasalahan yang muncul adalah kurangnya kepedulian masyarakat terhadap
lingkungan dan kebersihan. Hal ini terlihat dari banyaknya mangrove yang mati dan
tidak dapat tumbuh dengan baik, limbah yang dihasilkan dari industri galangan
kapal, dan industri rumah tangga lainya. Batang sebagai sentra industri
kapal kayu memiliki banyak pengrajin pembuat kapal yang tergabung dalam
CV. Laksana Abadi, CV. Nuh Marine, CV. Anugrah, CV. Berkah Mandiri, CV.
Maju Jaya, CV. Gematu Mitra Bahari, CV. Karya Sejahtera, dan PT. Satria Laksana
Bahari. Karena sifatnya masih tradisional maka kemampuan dalam
produktivitasnya masih terbatas, padahal jumlah pemesan dari instanasi
pemerintahan maupun swasta sangat tinggi. Banyaknya pesanan dari dinas-dinas
terkait untuk pembangunan kapal kayu menuntut industri kapal kayu di Batang
harus mempercepat proses produksinya agar dapat memenuhi permintaan dari
pasar. Untuk dapat memenuhi permintaan dari dinas terkai proses pembuatan
dapat dikatakan menggunakan metode masih sangat tradisional dan kepercayaan
mereka terhadap perkembangan teknologi sangatlah rendah ini terlihat dari cara
pembangunan kapal masih tradasional. Hal ini perlu adanya transfer pengetahuan
tentang pembanguan kapal secara modern kepada perajin kapal di kabupaten
Batang terutama dibidang rancang bangun kapal agar pemahaman masyarakat
mengenai rancang bangun kapal lebih baik lagi.
Program KKN-PPM ini bertujuan untuk membantu para pengrajin
kapal kayu tradisional di Batang melalui menerapkan teknologi yang lebih
modern melalui penggunaan aplikasi software Perkapalan. Dengan menggunakan
software tersebut diharapkan pengrajin kayu tradisional mampu mempercepat
proses produksi dari 120 hari/ kapal menjadi 90 hari/kapal dan mutu kapal kayu
yang dibuat akan lebih bagus. Dalam program KKN-PPM ini mahasiswa juga
harus mengenalkan pada masyarakat pesisir di Batang tentang kebersihan
lingkungan. Produsen dan Pengrajin kapal kayu tradisional diberikan penyuluhan
K3LH, menjaga kebersihan lingkungan dari limbah buang kapal yang dapat
mencemari laut sekitar. Untuk menjaga kelestarian pantai Sigandu mahasiswa
menanam mangrove supaya terhindar dari abrasi. Selain itu, mahasiswa KKN-PPM
juga mengadakan edukasi mengenai pemanfaatan solar cell sebagai tenaga alternatif
dalam penggunaan lampu celup pengumpul ikan. Mahasiswa juga mengajak nelayan
sekitar untuk tetap menjaga habitat ikan dengan menanam rumah ikan sebagai
pengganti karang.

Kata Kunci : Galangan, Lingkungan, Pesisir, Web online, Mangrove, Abrasi,


Solar Cell, Lampu Celup, Rumah Ikan

7
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kabupaten Batang memiliki garis pantai yang cukup panjang, yaitu
38,73 km garis pantai tersebut terbentang dari Kecamatan Batang, Kecamatan
Tulis, Kecamatan Subah, Kecamatan Limpung dan Kecamatan Gringsing
dengan demikian sebagian besar penduduk di Kecamatan tersebut berada di
jalur Pantai Utara, yang merupakan daerah pesisir yang bermata pencaharian
di bidang perikanan laut seperti nelayan, pengelola ikan laut
dll.(www.batang.go.id). Di wilayah pesisir Kabupaten Batang terdapat
potensi yang dapat dikembangkan sehingga dapat menjadi aset yang berharga
bagi bangsa yaitu para pembuat kapal tradisional. Para pengrajin kapal kayu
ini mampu menghasilkan kapal dalam berbagai ukuran.
Menurut hasil akhir penelitian inventarisasi Regristrasi Kapal Nelayan
pantura Jawa tengah (IRK, 2003/2004, KKP) jumlah kapal nelayan yang
beroperasi di sepanjang pantai utara Jawa Tengah kurang lebih 19.652 buah
dari berbagai type dan ukuran. Dari jumlah tersebut di Sendang Sekucing
terdapat 276 kapal dan perahu, yang terbagi sebagai berikut ; 70% terdiri dari
perahu-perahu sopek yang mempunyai ukuran yang hampir sama dan
menggunakan mesin tempel dari berbagai merk dan jumlah terbanyak adalah
Dongfeng & Kubota.
Di Batang sebagai sentra industri kapal kayu terdapat beberapa CV,
seperti : CV. Laksana Abadi, CV. Nuh Marine, CV. Anugrah, CV. Berkah
Mandiri, CV. Maju Jaya, CV. Gematu Mitra Bahari, CV. Karya Sejahtera.
Dilihat dari segi produktifitas galangan, terbukti CV. Laksana Abadi sebagai
galangan kapal tradisional pada tahun 2013 mampu memproduksi kapal
berjumlah 18 unit dalam jangka waktu 12 bulan. Kapal-kapal yang dibangun
di galangan Laksana Abadi memiliki variasi ukuran yang beraneka ragam,
mulai dari kapal dengan ukuran lunas 10 meter, 15 meter, sampai ukuran
lunas 25 meter. Produk kapal mereka memiliki beberapa keunggulan
dibanding kapal tradisional lain, yaitu : stabilitas yang baik dan mesin utama
berada di dalam (In board engine). Berdasarkan tingkat produktifitas Abadi

8
Group memiliki kapasitas yang cukup baik ini terlihat dari hasil kapal kayu
yang dapat dibangun oleh Abadi Group pada tahun 2017 ini dapat di lihat
pada Tabel 1 dibawah ini.
Tabel 1. Data Pembangunan Kapal Kayu Tahun 2017
JENIS KAPAL JUMLAH
PURSE SEINE TEGAL 30 GT 3
PURSE SEINE 30 GT 8
JARING CUMI 30 GT 4
KAPAL IKAN PENAMPUNG 50 GT 3
KAPAL IKAN PENAMPUNG 80 GT 1
KAPAL IKAN LUNAS 24 2
KAPAL IKAN LUNAS 20 2
KAPAL PENARIK 20 GT 1
TOTAL 24

Grafik Pembangunan Kapal Kayu


Abadi Group
Kabupaten Batang Jawa Tengah
Tahun 2017

Purse Seine Tegal 30 GT


Purse Seine 30 GT 1 3
2
Jaring Cumi 30 GT 2
Kapal Ikan Penampung 50 GT 1
Kapal Ikan Penampung 80 GT
3 8
Kapal Ikan Lunas 24
Kapal Ikan Lunas 20
4
Kapal Penarik 20 GT

Gambar 1. Grafik Pembangunan Kapal Kayu Abadi Group Tahun 2017

Pengrajin kapal kayu pada Kabupaten Batang walaupun memiliki


pengetahuan tentang rancang bangun kapal tetapi belum memiliki teknik
rancang bangun kapal secara modern ini dapat terlihat pada saat
pembangunan kapal tidak dilengkapi gambar teknik mengenai lambung kapal
maupun gambar teknik lainnya ini terlihat hampir disemua pengrajin di
daerah Batang belum memiliki pengetahuan tentang gambar teknik kapal

9
yang disebabkan juga karena tingkat pendidikan para pengrajin kapal kayu
maupun pengetahuan pembangunan yang diperoleh secara turun temurun
menyebabkan pengetahuan tersebut hanya berdasarkan pengalaman yang
diturunkan secara langsung dimana pengalaman terdahulu pun belum
memiliki pengetahuan tentang gambar teknik lambung kapal. Gambar 2
menunjukkan teknik pembangunan kapal kayu secara tradisional di
Kabupaten Batang.

Gambar 2. Gambar Pembangunan Kapal Kayu di Kabupaten Batang

Pengrajin kapal kayu yang terdapat di Batang memiliki corak yang


sangat spesifik terlihat dari bentuk lambung kapal Batang akan sangat
berbeda dengan bentuk lambung tipe daerah Juwana sehingga dapat ditarik
kesimpulan bahwa bentuk lambung kapal yang dibuat oleh pengrajin kayu
kapal Batang akan meiliki kesamaan dari pengrajin satu dan yang lainnya.
Hal ini disebabkan karena sifatnya tradisional, maka acuan dalam
pelaksanaan pembangunannya tidak berdasarkan gambar rancang-bangun
(design) dan spesifikasi teknis yang lengkap, melainkan berdasarkan
pengalaman yang dimiliki secara turun-temurun dan mengikuti sistem tradisi
masyarakat setempat (Oktavian, 2008). Hal ini menyebabkan perlunya
transfer pengetahuan tentang pembanguan kapal secara modern kepada
perajin kapal di kabupaten Batang terutama dibidang rancang bangun kapal
agar produksi kapal bisa lebih cepat dan efisien yang kemudian produksi
pembuatan kapal tradisional bisa lebih banyak yng dapat meningkatkan mutu
hidup masyarakat dan nelayan setempat. Masyarakat pesisir yang

10
membangun kapal tanpa adanya proses perencanaan gambar teknik membuat
mereka tidak pernah mengetahui secara pasti bagaimana karakteristik
lambung kapal mereka serta kelemahan desain lambung kapal yang dibangun
oleh mereka. Sehingga perlunya institusi pendidikan untuk dapat mentransfer
teknologi pembangunan kapal secara modern sehingga kontribusi ini dapat
benar-benar dimanfaatkan oleh pengrajin kapal tradisional, khususnya untuk
wilayah Kabupaten Batang Jawa Tengah.
Selain itu, untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan kebersihan
lingkungan laut, karena pada saat reparasi kapal tradisional dibutuhkan waktu
yang lama membuat limbah buang kapal mengotori lingkungan lautnya.
Maka diperlukan teknologi tepat guna OWS (oily water separator) yang
berfungsi untuk memisahkan oli dengan air yang dibuang ke laut, agar
lingkungan tetap terjaga kebersihannya. Konsep produk OWS dan system
perpipaan seperti gambar dibawah :

Gambar 3. Sistem Perpipaan dan Oil Water Separator

Aplikasi Alat Pemisah Air Got Berminyak (OWS) Berbasis Mekanis dan
Filtrasi Karbon Aktif pada Galangan Kapal
Menurut Cahyani (2011) Oily Water Separator digunakan untuk
memisahkan miyak dari air bilga sebelum akhirnya air dibuang ke laut dan
minyak ke shore connection. Pada tank top di kamar mesin, kita sering

11
menemukan air. Air itu biasanya datang dari pompa dan valve packing,
kebocoran, tumpahan, air pencuci, dari pengurasan tabung udara, dan dari
banyak sumber dikumpulkan sebagai air bilga.
Prinsip kerja Oily water separator yaitu menggabungkan tetesan –
tetesan kecil minyak di air menjadi tetesan – tetesan besar. Ketika tetesan –
tetesan minyak ini cukup besar, minyak yang berat jenisnya lebih rendah
mengapung naik keatas dan di kumpulkan di atas bejana. Dan sisa airnya yang
ada di bagian bawah akan dipompa ke overboard. Ha ini dikarekanan
perbedaan nilai berat jenis dan lapisan minyak dipompa ke tangki bilga
minyak yang akan dipompa keluar ke shore connection pada saat kapal tiba
di pelabuhan. Tetesan – tetesan minyak yang sedikit ini memungkinkan
membentuk tetesan – tetesan yang lebih besar berangsur – angsur dengan
bantuan sloping plates yang dipasang pada oily water separator (Cahyani,
2011).
Kasus abrasi pantai dan berkurangnya ikan dan udang di daerah
ekosistem mangrove berarti telah mengurangi pendapatan nelayan-
nelayan kecil yang biasanya beroperasi di sekitar pantai
Melalui Program pemberdayaan perempuan dari pemerintah provinsi
jateng pada tahun 2013 masyarakat Pantai Sigandu Batang telah melalukan
penanaman mangrove. Akan tetapi disaat musim barat/pancaroba (Bulan
Desember – Februari), gelombang yang besar menyebabkan mangrove yang
baru bertumbuh mengalami kematian karena terlepasnya akar mangrove dari
substratnya, sementara patok ajir yang dipakai untuk menguatkan batang dari
anakan mangrove tidak mampu bertahan terhadap besarnya kekuatan
gelombang, dan juga karena areal yang terbuka menyebabkan gelombang
yang datang ke wilayah pesisir tanpa penghalang. Dalam KKN PPM ini di
terapkan teknik-teknik sederhana dan tepat guna dalam merehabilitasi hutan
mangrove.
Aplikasi Solar Cell sebagai Tenaga Alternatif dalam Penggunaan Lampu
Celup Pada Air sebagai Alat Bantu Penangkap Ikan pada Kapal Nelayan
Sel Surya atau Solar Cell adalah suatu perangkat atau komponen yang
dapat mengubah energi cahaya matahari menjadi energi listrik dengan

12
menggunakan prinsip efek Photovoltaic. Yang dimaksud dengan Efek
Photovoltaic adalah suatu fenomena dimana munculnya tegangan listrik
karena adanya hubungan atau kontak dua elektroda yang dihubungkan
dengan sistem padatan atau cairan saat mendapatkan energi cahaya.
Solar cell ini digunakan sebagai sumber tenaga alternatif dalam
penggunaan lampu celup sebagai alat bantu alat penangkap ikan pada kapal
nelayan. Perkembangan Teknologi Penangkapan Ikan Banyak sekali
mengalami revolusi desain, bahan dan ukuran sebagai efek akibat tuntutan
terhadap nelayan untuk menggunakan jenis alat tangkap yang ramah
lingkungan, salah satunya adalah teknologi lampu celup dalam air sebagai
alat bantu penangkapan ikan yang sedang gencar-gencarnya diperkenalkan
kepada nelayan.
Penerapan Rumah Ikan sebagai Pengganti Karang dalam Upaya
Pelestarian Ekosistem Laut di Pantai Sigandu Batang
Rumah Ikan adalah suatu bangunan yang tersusun dari benda padat
yang ditempatkan di dalam perairan yang berfungsi sebagai areal berpijah
bagi ikan dewasa (Spawning Ground) dan atau areal perlindungan asuhan dan
pembesaran bagi telur serta anak-anak ikan (Nursery Ground) yang bertujuan
untuk memulihkan ketersediaan stok sumber daya ikan. Rumah ikan tersusun
dalam satu modul yang terdiri dari komponen kerangka, shelter, dan
pemberat. Bahan Partisi plastik yang akan digunakan dari poli propylene
(hasil daur ulang), yang dirancang mempunyai banyak celah atau sekat seperti
bangunan apartemen agar dapat menjadi tempat yang nyaman. Rumah ikan
di pasang pada daerah pemijahan dan atau asuhan, yaitu pada perairan pantai
2-6 mil dari daratan dengan kedalaman 6-30 Meter.

1.2 PERUMUSAN PERMASALAHAN


Permasalahan yang dihadapi oleh perajin kapal tradisonal mitra secara
rinci yang menjadi prioritas adalah sebagai berikut :
1. Teknik rancang bangun kapal kayu di kabupaten Batang belum
memiliki gambar teknik pada kapal bangunan barunya.

13
2. Kurangnya pemahamanan tentang teknik pembangunan kapal secara
modern terutama keutamaan gambar teknik.
3. Tidak adanya referensi kapal bangunan baru dengan gambar teknik
menyebabkan perajin tidak mengetahui karateristik kapal yang dibuat.
4. Perlunya pengetahuan mengenai konsep bangunan kapal baru yang
tepat dan benar.
5. Waktu yang lama saat reparasi kapal tradisional membuat limbah buang
dari kapal tradisional mencemari laut sekitar, maka dibutuhkan
teknologi tepat guna Oil Water Separator.
6. Kerusakan Pantai Sigandu akibat abrasi pantai.
7. Kurangnya pemahaman masyarakat, terutama yang berprofesi sebagai
nelayan tentang Pemasangan Alat Tangkap Modern dan Ramah
Lingkungan pada Kapal Penangkap Ikan.
8. Kurangnya pemanfaatan energi terbarukan dari tenaga surya
menggunakan solar cell sebagai sumber energi listrik lampu celup.
9. Kurangnya pengetahuan mengenai manfaat alat bantu lampu celup
dalam peningkatan hasil tangkapan ikan.
10. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya habitat ikan
yang menjamin keberlangsungan ekosistem di laut dalam hal ini
penerapan Rumah Ikan.

1.3 KONSEP YANG DITAWARKAN BAGI MITRA


Berangkat dari permasalahan yang dirumuskan di atas, maka program
kegiatan KKN-PPM yang akan dilaksanakan sebagai solusi terhadap masalah
yang dihadapi. Pendekatan yang digunakan dalam penyelesaian masalah
tersebut antara lain, sosialisasi mengenai Software Delfship dan Maxsurf
milik Jurusan Teknik Perkapalan Undip untuk kapal tipe Batang, pelatihan
dan workshop tentang pembuatan gambar Rencana Garis serta aplikasi
Software untuk bangunan baru kapal kayu, workshop fungsi gambar teknik
pada kapal, pendampingan penggunaan software bagi perajin kapal kayu
kabupaten Batang dan sosialisasi mengenai proses bangunan kapal baru yang
tepat.

14
Rencana kegiatan KKN-PPM yang akan dilaksanakan dalam kegiatan
ini adalah workshop pembangunan kapal secara modern, sosialisasi mengenai
fungsi gambar teknik pada kapal sehingga permasalahan mengenai bangunan
kapal kayu yang dahulu masih menggunakan metode dari kulit kapal ke
gading kapal yang masih tradisional dapat diubah menjadi pembangunan
kapal baru dimulai dari gading kapal kemudian membentuk kulit kapal.
Program kegiatan KKN-PPM pada masyarakat untuk industri kapal
kayu di daerah Batang akan meliputi beberapa kegiatan yang meliputi :
1. Edukasi pembuatan gambar desain kapal tradisional
2. Edukasi pembangunan kapal kayu dengan teknologi modern (Fishipro)
3. Edukasi prosedur dan pengawasan pembangunan kapal (pemilihan
material kayu, pembentukan konstruksi, permesinan dan kelistrikan,
peluncuran, desain interior)
4. Edukasi perbaikan dan perawatan kapal (perawatan lampu, overhaull
mesin, permesinan bantu)
5. Edukasi pembuatan alat tangkap (perbaikan dan perawatan jaring,
produksi alat tangkap jaring dan pancing)
6. Edukasi dan pelatihan teknologi tepat guna OWS
7. Edukasi Masyarakat Melalui Preservasi Koleksi Sebagai Sarana
Meningkatkan Pengetahuan Mengenai Ekowisata Mangrove Di Pantai
Sigandu
8. Pendampingan Pemasangan Alat Tangkap Modern dan Ramah
Lingkungan pada Kapal Penangkap Ikan
9. Edukasi dan Pengujian Lampu Celup dan Solar Sel bagi Nelayan
10. Penanaman Rumah Ikan Sebagai Pengelolaan Ekosistem Laut
Berkelanjutan
Untuk mencapai tujuan kegiatan KKN-PPM ini maka kegiatan pada
point diatas akan dijabarkan lagi menjadi bagian-bagian terkecil lagi menjadi
program kerja yang akan dilaksanakan mahasiswa selama melakukan KKN-
PPM. Kegiatan KKN ini akan melibatkan pihak-pihak terkait seperti
pemerintah daerah kabupaten Batang dan Universitas Diponegoro sebagai
pelaksana KKN-PPM ini.

15
Pada kegiatan KKN-PPM ini akan di laksanakan selama 1 bulan dengan
jumlah mahasiswa 29 orang dengan 3 dosen pembimbing lapangan sehingga
diharapkan tujuan KKN-PPM tercapai dan terjadinya perubahan pada pola
pikir pengrajin kapal kayu tradisional di kabupaten Batang.
Program kegiatan yang telah direncanakan diatas dilakukan dalam
formula bagan sebagai berikut :

Masyarakat Industri Kapal Tradisional

Tim KKN-PPM Undip

Jenis Pelayanan :
1. Pembentukan UKM pembuat
alat tangkap jaring/pancing
2. Peningkatan Skill SDM untuk
UKM yang sudah ada
Internal support 3. Pemanfaatan teknologi tepat eksternal support
Fasilitas Lab, guna Pemerintah,DKP,
SDM, Gedung 4. Konsultasi dan Monitoring KKP,Kemperindag
dari kegiatan KKN-PPM ,Mitra strategis

Masyarakat industri kapal tradisional diharapkan :


1. Mengaplikasikan teknik rancang bangun secara modern.
2. Mampu membuat berbagai macam jenis alat tangkap
3. UKM mampu memperbaiki dan merawat kapal
4. Meningkatkan kesejahteraan
5. Aplikasi teknologi OWS
6. Berpartisipasi aktif dalam menjaga kelestarian pantai Sigandu
7. Aplikasi Solar Cell sebagai tenaga alternatif Lampu Celup
8. Berpartisipasi aktif dalam menjaga habitat ikan dengan penanaman
rumah ikan

16
BAB 2
TARGET DAN LUARAN
Berdasarkan rencana kegiatan yang akan dilakukan, maka target yang ingin
dicapai dalam kegiatan KKN PPM ini adalah sebagai berikut :
Sebelum Ada Program KKN Setelah Program KKN
1. Pembangunan kapal kayu baru untuk 30 GT ternyata 1. Pembangunan kapal akan lebih
pada kenyataanya GT akan lebih besar (> 30 GT) shg akurat untuk GT yang diinginkan.
Material untuk bangunan kapal baru akan membengkak Material yang digunakan pun akan
akibat GT yang bertambah. lebih efisien akibat perhitungan GT
yang tepat
2. Waktu pekerjaan membutuhkan 150 hari 2. Waktu untuk bangunan kapal baru
(terkadang molor ) akan lebih cepat karena GT yang
akurat.menjadi 120 hari
3. Denda akibat keterlambatan 3. Tidak terkena denda

4. Produksi UKM 20 kapal / tahun 4. kenaikan kapasitas produksi menjadi


30-40 kapal/ tahun
5. Pemesanan dari swasta dan pemda skitar P.jawa 5. Pemesan pemprov. seluruh
(pemasaran konvensional) Indonesia ( pemasaran dgn web /
blog )
6. Omzet perusahaan 100 jt /bln 6. Omzet perusahaan 200 jt/bln
7. Jumlah Tenaga kerja yg terserap 80 orang 7. Jumlah Tenaga kerja yg terserap 100
orang

No Jenis Luaran Indikator Capaian


1 Publikasi ilmiah di jurnal/prosisding Accepted
2 Publikasi di media masa (cetak/elektronik) Sudah terbit
3 Peningkatan kualitas dan kuantitas produksi Ada peningkatan
4 Efisiensi biaya aktifitas ekonomi produktif masyarakat Ada peningkatan
5 Perbaikan system, manajemen produksi, tata kelola Ada peningkatan
pemerintahan desa
6 Peningkatan kesehatan/pendidikan/ketentraman Ada peningkatan
masyarakat
7 Peningkatan pendapatan dan partisipasi masyarakat Ada peningkatan
8 Peningkatan swadana dan swadaya masyarakat Ada peningkatan
9 Hak kekayaan intelektual (paten, paten sederhana, hak Draft
cipta, merek dagang, rahasia dagang, desain produk
industry, perlindungan varietas tanaman, perlindungan
topografi)
10 Jasa, model, rekayasa social, system, produk/barang Penerapan
11 Buku ajar Proses Editing

17
BAB 3
METODE PELAKSANAAN KKN-PPM
Pelaksanaan KKN-PPM yang dilaksanakan oleh tim merupakan sarana
untuk mensosialisasikan pengetahuan mengenai teknologi bangunan kapal baru
secara modern serta transfer teknologi mengenai penggunaan gambar teknik pada
kapal.
Tahapan kegiatan KKN-PPM ini akan dimulai dari mencari permasalahan
yang terdapat pada pengrajin kapal kayu tradisional kemudian merumuskan solusi.
1. Persiapan dan Pembekalan KKN-PPM
Pada kegiatan KKN-PPM ini kegiatan yang diutamakan adalah pengenalan
teknologi perkapalan pada masyarakat pengrajin kapal kayu yang masih
memabngun kapal secara tradisional maka diharapkan mahasiswa dapat
memberikan transfer pengetahuan mengenai proses membangun kapal secara
modern, penggunaan gambar teknik pada pembangunan kapal dan aplikaasi
teknologi tepat guna OWS. Mahasiswa akan diberikan pembekalan mengenai
aspek pengetahuan teknologi perkapalan maka agar tercapainya tujuan kegiatan
KKN-PPM ini mahasiswa akan diberikan pengetahuan dasar sepert hal berikut
ini :
Tabel 4. Materi pembekalan mahasiswa KKN-PPM Undip
No. Materi Pembekalan Mahasiswa Narasumber
- Tata tertib KKN PPM LPPM
- Filosofi & tujuan KKN PPM LPPM
1 - Pengorganisasian KKN PPM DPL
- Participatory Rural Appraisal (PRA) LPPM
- Softskill LPPM
2 - pengenalan wilayah Camat
- Pemberdayaan masyarakat pesisir dan pantai Tim KKN-PPM
- Industri penunjang kapal tradisional
- Pemanfaatan teknologi tepat guna
3 - Pemberdayaan perempuan kawasan pesisir

Diharapkan dari pembekalan tersebut maka mahasiswa mampu menerapkan teori


perkapalan tidak hanya sebatas di dunia akademik namun mampu melakukan
transfer teknologi kepada pengarjin kapal kayu yang masih menggunakan teknologi
kapal secara tradisional

18
2. Pelaksanaan Kegiatan KKN-PPM
Pada pelaksanaan kegiatan KKN-PPM ini merupakan kegiatan KKN yang
terintegrasi dengan LPPM Undip yang merupakan salah satu matakuliah wajib
bagi mahasiswa tingkat akhir pada program sarjana. Namun dengan adanya
KKN-PPM ini maka kegiatan pemberdayaan masyarakat pesisir khususnya
pengrajin kapal kayu yang masih tradisional diharapkan terjadinya
pembaharuan konsep dari membuat kapal kayu secara tradisional menjadi
membuat kapal kayu dengan standar yang baku dan lebih baik (modern).
Agar tercapainya tujuan KKN-PPM ini maka dalam pelaksanaan KKN ini
dibuat volume pekerjaan mahasiswa pada masa KKN dalam bentuk Jam Kerja
Efektif Mahasiswa (JKEM). Satuan dalam JKEM merupakan 1 jam efektif yang
dilaksanakan mahasiswa dalam suatu kegiatan dimana total mahasiswa akan
melaksanakan total 175 JKEM selama melaksanakan kegiatan KKN-PPM di
pengrajin kapal kayu kabupaten Batang. Dalam KKN-PPM ini kegiatan
mahasiswa selama 10 Minggu disajikan pada tabel.5
Tabel 5. Jumlah Jam Kerja Efektif Mahasiswa(JKEM) selama KKN-PPM
Volume
No Nama Pekerjaan Program (JKEM) Keterangan
a. Mahasiswa sosialisasi Kegiatan
Sosialisasi Kegiatan KKN-PPM di pengrajin 3
1 b. Perkenalan mahasiswa dengan
KKN-PPM
aparat desa 3
c. Ramah tamah dengan aparat desa 3
d. Pembagian kelompok mahasiswa
KKN-PPM di Batang 3
a. Mahasiswa melakukan perkenalan
dengan pengrajin 3
Sosialisasi pada pengrajin kapal
2 b. Mahasiswa melakukan pemetaan
kayu
pengrajin di kabupaten Batang 5
n = 29
c. Pembuatan kelompok-kelompok
mahasiswa
pengrajin untuk kegiatan KKN-
PPM 5
a. Mahasiswa melakukan sosialisasi
mengenai rancang bangun kapal
modern 6
3 Perkenalan teknologi perkapalan
b. Mahasiswa melakukan workshop
mengenai proses produksi kapal 6
c. Mahasiswa melakukan workshop
proses produksi kapal secara
modern 6
4 Pembuatan desain gambar teknik a. Pengenalan gambar teknik 6

19
b. Contoh gambar teknik pada kapal
dan fungsinya 6
c. Cara praktis pembuatan gambar
teknik pada kapal 5
d. workshop mengenai gambar teknik 6
e. Pelatihan penggunaan peralatan
gambar teknik 5
f. Evaluasi dan pendampingan
pembuatan gambar teknik 3
a. Perancangan OWS 6
Penerapan OWS guna b. Pembuatan OWS 5
5 menanggulangi pencemaran di TPI c. Uji Coba OWS 5
d. Sosialisasi mengenai penerapan
OWS guna menanggulangi
pencemaran di TPI 3
a. Mencari bibit mangrove dan ajir 5
Menanam Mangrove guna b. Penanaman Mangrove di pantai
6 menanggulangi abrasi di pantai Sigandu 5
Sigandu c. Sosialisasi cara menanam
mangrove guna menanggulangi
abrasi di pantai Sigandu 5
d. Evaluasi dan perawatan lanjutan 3
a. Perancangan Solar Cell dan Lampu
Celup 3
b. Sosialisasi manfaat penggunaan
Penerapan Solar Cell sebagai
solar cell sebagai energi alternatif
7 Tenaga Alternatif dalam penggunaan
dalam lampu celup 3
Lampu Celup pada Kapal Nelayan
c. Pengaplikasian lampu celup
sebagai alat bantu penangkap ikan
pada kapal nelayan 5
a. Perakitan rumah ikan 3
Penanaman Rumah Ikan guna b. Sosialisasi manfaat rumah ikan
8
menjaga habitat ikan guna menjaga habitat ikan 3
c. Penanaman rumah ikan 5
a. Memberikan pelaporan mengenai
pemetaan pengrajin kapal kayu 6
Evaluasi kegiatan KKN-PPM b. Mempresentasikan kegiatan KKN-
9
dengan Pemda Batang PPM pada pihak pemda Batang 4
c. Memberikan laporan kegiatan
KKN-PPM 4
a. Mahasiswa membuat laporan
mengenai dampak adanya KKN-
PPM 4
10 Evaluasi kegiatan KKN-PPM b. Mahasiswa membuat laporan
perubahan terhadap pengrajin
kapal kayu 4
c. Mahasiswa melakukan koordinasi
dengan aparat terkait dengan masa
selesainya KKN-PPM 4

20
a. Mahasiswa melakukan sosialisasi
11 Penutupan Kegiatan berakhirnya KKN-PPM di Batang 3
KKN-PPM b. Melakukan penutupan kegiatan
KKN-PPM dengan pengrajin dan
aparat terkait 3
a. Mahasiswa melakukan pelaporan
berakhirnya masa KKN-PPM pada
12 Pelaporan kegiatan
pusat KKN Undip 4
KKN-PPM
b. Membuat laporan akhir KKN-
PPM 3
c. Mahasiswa melakukan ujian akhir
KKN-PPM 3
Total JKEM kegiatan KKN-PPM 175

3. Rencana Keberlanjutan Program KKN-PPM


Keberlanjutan program KKN-PPM ini sejalan dengan tridharma perguruan
tinggi Universitas Diponegoro dimana program KKN merupakan matakuliah
wajib yang bisa di integrasikan dengan pengabdian kepada masyarakat pesisir
yang masih minim perhatian dari pemerintah terutama nelayan dan pengrajin
kapal kayu. Dengan adanya jurusan teknik perkapalan di Undip maka kedepan
dapat dilakukan KKN tematik yang sesuai dengan Pola Ilmiah Pokok (PIP)
Undip yaitu pemberdayaan masyarakat pesisir pantai yang meliputi nelayan,
pengarjin kapal kayu serta pemerintah. Sehingga dengan semakin baiknya
armada nelayan akan meningkatkan pula penghasilan nelayan dan
meningkatkan pengetahuan masyarakat pesisir tentang teknologi maritim
dengan program KKN tematik industri maritim tradisional di Jawa Tengah.

21
BAB 4
KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI

Tim dosen pengabdian kepada masyarakat yang merupakan bagian dari


Lembaga Penilitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas
Diponegoro yang berkompenten dan memiliki komitmen untuk berperan aktif
dalam pemberdayaan dan pengembangan masyarakat pesisir. Tim Dosen telah
berpengalaman menjadi DPL (Dosen Pembimbing Lapangan) untuk kegiatan
KKN-PPM yang menjadi MK wajib di UNDIP. Tim pengabdian masyarakat
mempunyai kemampuan serta kompetensi untuk membantu memecahkan
masalah dan pendampingan rancang bangun kapal secara modern dengan
dukungan dari tim dosen Program Studi Teknik Perkapalan Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro maupun dari Jurusan yang ada pada Universitas.
Berbagai kendala yang dihadapi oleh kebanyakan para pengrajin kapal
tradisional adalah kurangnya pemahaman tentang rancang bangun kapal secara
modern, fungsi gambar teknik dalam pembangunan kapal serta fungsi database
kapal yang telah dibangun.
a. Struktur organisasi
Ketua : Ir. Ibnu Pratikto, M.Si

Anggota : Dr. Eng. Ahmad Fauzan Zakky, ST, MT


Drs. Jarot Marwoto, M.Pd
b. Badan organisasi
Ketua

Bidang kapal Bidang


perikanan Lingkungan

Ketua Pelaksana : Ir. Ibnu Pratikto, M.Si


Ketua pelaksana bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan secara
keseluruhan mulai dari persiapan sampai seminar hasil. Pengalaman ketua
pelaksana dalam memenangkan Hibah pengabdian dan telah bergabung
sebagai Dosen KKN reguler (DPL) sejak tahun 1998, DPL KKN Tematik di

22
tahu 2015 dan 2016 dana hibah KKN PPM dikti, penerapan dan
pengembangan teknologi tepat guna dan pengalaman lain yang relevan dapat
dilihat pada lampiran biodata.

Anggota I : Dr. Eng. Ahmad Fauzan Zakki, ST.MT.


Anggota mempunyai keahlian dalam bidang desain, rancang bangun kapal
dan produksi kapal tradisional. pernah mendapatkan hibah IPTEKS tahun
2009 memberikan pelatihan dan penyuluhan pengrajin kapal, kayu, dan pada
tahun 2015 menjadi anggota IbM untuk pengrajin kapal Fiber Anggota
membantu ketua pelaksana sehingga kegiatan ini dapat berhasil dan
bertanggung jawab terhadap pelatihan peningktan produktifitas galangan
mitra KKN. Penerapan dan pengembangan teknologi tepat guna dan
pengalaman lain yang relevan dapat dilihat pada lampiran biodata.

Anggota II : Drs. Jarot Marwoto, M.Pd


Anggota II mempunyai keahlian dalam bidang Kemaritiman, selam, dan
pengelolaan wilayah pesisir sehingga anggota II memiliki tanggung jawab
membantu Ketua dan membantu sosialisasi program penanaman
mangrove. Pengalaman anggota II sebagai DPL (dosen KKN) dan dalam
penerapan dan pengembangan teknologi tepat guna dapat lain yang relevan
dapat dilihat pada lampiran biodata.

23
BAB 5
HASIL YANG DICAPAI
Kegiatan KKN PPM dengan tema “Pemberdayaan Masyarakat Pesisir
Dalam Meningkatkan Produktivitas UKM Galangan Kapal Kayu Dan
Penanggulangan Abrasi Pantai Sigandu Kabupaten Batang” dilaksanakan
melalui beberapa tahapan:
5.1. Tahap Rekruitmen mahasiswa
Proses rekruitmen dilakukan oleh Dosen Pembimbing Lapangan melalui
beberapa tahap. Tahapan seleksi yaitu seleksi berkas dan seleksi wawancara. Setelah
melalui beberapa proses seleksi terpilih beberapa mahasiswa yang berkompenten
dibidangnya, jumlah peserta yang lolos seleksi adalah 29 mahasiswa dari 7 fakultas
dengan rincian Fakultas Teknik sebanyak 12 mahasiswa, Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan sebanyak 7 mahasiswa, Fakultas Sains dan Matematika sebanyak 3
mahasiswa, Fakultas Kedokteran sebanyak 2 mahasiswa, Fakultas Ilmu Budaya 2
mahasiswa, Fakultas Ekonomi dan Bisnis 2 mahasiswa, dan Fakultas Hukum satu
mahasiswa.
Tabel 6. Daftar Kelompok KKN
Kelompok 1
1. Galan Regatama Fakultas Teknik
2. M. Zulkifli Fakultas Teknik
3. Muhammad Fathan M. Fakultas Teknik
4. Aditama Aziz Fakultas Teknik
5. Dhea Putri Savira Fakultas Teknik
6. Nurmalita Cahya P. Fakultas Teknik
7. Fetika Rachmania W. Fakultas Ilmu Keluatan dan Perikanan
8. Michelia Fitrianing S. Fakultas Ilmu Keluatan dan Perikanan
9. Zahrotul Umma Fakultas Ilmu Keluatan dan Perikanan
10. M. Fadly Andhika Fakultas Ekonomi dan Bisnis
11. Mutia Rachmania Fakultas Ekonomi dan Bisnis
12. Maidatul Lifiani Fakultas Ilmu Budaya
13. Hanintyo Krishna Fakultas Hukum
14. Rizka Zakiyatul Miskiyah Fakultas Sains dan Matematika

24
15. Nadiyah Hafidah Sinambela Fakultas Sains dan Matematika
16. Eka Yuliana Dewi (FK) Fakultas Kedokteran
17. Mochammad Rizal Fatoni (FK) Fakultas Kedokteran
Kelompok 2
18. Abdul Goni Fakultas Teknik
19. Dimas Panji Wibisono Fakultas Teknik
20. Dhamastya Adi Putra Fakultas Teknik
21. Damei Rossa Fakultas Teknik
22. Hasbi Maulana Fakultas Teknik
23. Ilham Anugrah Abrar Fakultas Teknik
24. Nadya Istania Fakultas Ilmu Keluatan dan Perikanan
25. Ayu Shofiana Fakultas Ilmu Keluatan dan Perikanan
26. Aufa Linda Ardian Fakultas Ilmu Keluatan dan Perikanan
27. Bifa Aulia Manuhuwa Fakultas Ilmu Keluatan dan Perikanan
28. M. Bismar Iskandar P. Fakultas Sains dan Matematika
29. Nadya Rachmania S. Fakultas Ilmu Budaya

Tabel 7. Sebaran Fakultas Peserta KKN


No. Fakultas Jumlah Mahasiswa
1. FT (Fakultas Teknik) 12
2. FSM (Fakultas Sains dan Matematika) 3
3. FPIK (Fakultas Perikanan dan Ilmu Perikanan) 7
4. FIB (Fakultas Ilmu Budaya) 2
5. FK (Fakultas Kedokteran) 2
6. FEB (Fakultas Ekonomi dan Bisnis) 2
7. FH (Fakultas Hukum) 1

5.2. Pembekalan tingkat Universitas


Pembekalan Universitas KKN PPM Tematik Undip 2018 dilakukan pada hari
Jumat di Gedung Kuliah Bersama Fakultas Teknik lantai 2. Materi Pembekalan
disampaikan oleh Pak Fahmi dari LPPM beserta Dosen Pembimbing Lapangan.
Pemateri dari LPPM dihadiri oleh Pak Fahmi yang menyampaikan tentang dasar-
dasar KKN, pembuatan LPK dan LRK, pemateri kedua oleh Ir. Ibnu Pratikto, M.Si,

25
yang menyampaikan tentang tata cara pembuatan reportasi dan materi terakhir
disampaikan tentang survei lapangan dan bagaimana Pembekalan Universitas KKN
PPM Tematik berjalan dengan lancar dan akan diadakan post test materi yang telah
diterangkan setelahnya.
5.3. Survey Lokasi
Survey ini adalah pertama kalinya Tim KKN PPM Tematik Batang menuju
ke lokasi untuk survey awal. Survey diikuti oleh seluruh mahasiswa peserta KKN
PPM Tematik Batang. Tim KKN PPM Tematik melakukan survey ke dua tempat,
yaitu ke daerah Karangasem Utara, dan ke Pantai Sigandu, Batang.
Mahasiswa KKN PPM Tematik Batang melakukan survey untuk yang kedua
kalinya. Di Survey kedua para mahasiswa melakukan survey ke lokasi tempat
tinggal sebagai posko KKN Hari Senin pada siang hari mahasiswa KKN PPM
Tematik Batang untuk yang kedua kalinya. Selain itu, para mahasiswa melakukan
survey ke 2 tempat yang sekiranya dapat dijadikan sasaran, yaitu Sekolah SD dan
SMK di Karangasem Utara, Batang. Tim KKN PPM Tematik pun melakukan
kunjungan ke Mitra. Mitra KKN PPM Tematik Batang ialah Abadi Group yang
dipimpin oleh Bapak H. Nur Abadi.
5.4. Penerjunan/pemberangkatan/pembukaan kegiatan mahasiswa KKN PPM
Tematik
Seluruh mahasiswa KKN PPM Tematik Batang sudah siap KKN dan
melaksanakan Acara Pembukaan KKN PPM Tematik Daerah Batang Undip 2018.
Acara pembukaan KKN PPM Tematik Undip 2018 dihadiri oleh seluruh mahasiswa
tim KKN, Lurah Karangasem Utara Bapak Bandriono, S.H, Perwakilan Mitra, serta
Dosen Pembimbing Lapangan. Adapun susunan acara pembukaannya adalah
sambutan, penyematan jaket KKN, Doa, dan yang terakhir penutup. Setelah Acara
pembukaan, KKN PPM Tematik Undip 2018 resmi berjalan.
5.4. Pelaksanaan program
a. Pelatihan Software
Program pemberdayaan masyarakat pengrajin kapal kayu yang dipersiapkan
oleh kelompok 1 ini telah dilaksanakan beberapa program pelatihan diantaranya
Pelatihan pembuatan gambar rencana garis kapal ikan, pelatihan software maxsurf,
pelatihan pengenalan ilmu rancang bangun kapal secara modern, tekknik menggambar

26
bentuk lambung kapal yang sasarannya merupakan pengrajin kapal kayu di Abadi
Group. Software yang digunakan dalam pelatihan ini yaitu :
1) Microsoft Project
2) Microsoft Excel
3) Autocad 2010
4) Delftship
5) Maxsurf
6) Hydromax
7) Fishipro
Dalam pelatihan ini para pekerja galangan diberikan keterampilan dalam
menggunakan software, terutama dalam tahap desain dan pembangunan kapal.
Pelatihan dilaksanakan menggunakan presentasi interaktif serta praktek secara
langsung. Desain kapal yang sudah ada dapat dimodifikasi dengan lebih cepat dan
akurat dengan bantuan software, sehingga harapannya kedepan Abadi Group
mampu menerima pesanan kapal lebih cepat, dan para pekerja galangan lebih melek
teknologi yang lebih modern.

Gambar 5. Pelatihan software

b. Penanaman Mangrove
Program penanaman mangrove dilaksanakan di Pantai Muararejo yang
lokasinya masih disekitar sentra industri kapal batang. Di sekiling pantai ini
terdapat tanaman tanaman mangrove yang tumbuh disepanjang pantai, namun
banyak lahan lahan yang belum ditanami, sehingga lokasi ini sangatlah cocok untuk
ditanami mangrove yang difungsikan untuk menahan abrasi pantai. Teknik
penanaman mangrove yang dilakukan adalah dengan menggunakan bambu sebagai
penegaknya.

27
Tahapan yang perlu diperhatikan dalam menanam mangrove tersebut yang
pertama adalah survey lokasi dan ketepatan waktu, dalam halnya waktu kita harus
memperhatikan pasang surut air laut. Dalam observasi lahan ini kita harus
memperhatikan kondisi lahannya, hal ini dhanya dapat dilakukan dalam kondisi surut
saja. setelah observasi lahan dan dipilih waktu yang tepat untuk menanam maka
dilakukan persiapan bibit. Dalam persiapan bibit maka kita jenis bibit mangrove yang
ada disana yang masih bagus. Dalam metode tepat guna ini tanaman mangrove
diikatkan terlebih dahulu menggunakan tongkat bambu agar mangrove bisa lebih
kokoh.

Gambar 6. Penanaman Mangrove di Pesisir Pantai Muararejo

c. Pemanfaatan OWS untuk Mengurangi Pencemaran Lingkungan


Program ketiga yaitu pembuatan alat OWS (Oil Water Separator) yang
digunakan sebagai pemisah antara air dan oli/ limbah sehingga limbah tersebut sudah
disaring telebih dahulu sebelum dibuang kelaut sehingga tidak mencemari laut.
Program ini bertujuan agar meningkatkan kesadaran warga untuk menjaga
lingkungannya. Pembuatan alat OWS ini dibantu oleh pihak BBPPI Semarang. Dan
alat OWS sudah dibuat di workshop BBPPI untuk kemudian di kirim ke lokasi.

Gambar 7. Penerapan Alat OWS

28
d. Pengaplikasian Solar Cell sebagai Tenaga Alternatif dalam penggunaan
Lampu Celup Pengmpul Ikan
Program lainnya yaitu penggunaan solar cell sebagai tenaga alternatif dalam
penggunaan lampu celup pembanu pengumul ikan pada kapal nelayan. Solar cell
berfungsi untuk menyimpan tenaga matahari yang disajikan sebagai sumber listrik
pada celup. Adapun fungsi dari lampu celup itu sendiri adalah sebagai alat bantu
penangkap ikan pada kapal nelayan tradisional. Dengan menggunakan lampu celup
tersebut, ikan akan mengumpul ke sumber cahaya dan akan memudahkan nelayan
dalam menangkap ikan.

Gambar 8. Penerapan Solar Cell dan Lampu Celup

e. Penanaman Rumah Ikan


Program terakhir yaitu penanaman rumah ikan sebagai pengganti karang guna
menjaga habitat ikan yang ada di laut. Rumah ikan ini bertujuan untuk menjadi tempat
ikan dalam berkembang biak sehingga jauh dari gangguan lingkungan sekitar yang
dapat merusak habitat ikan itu sendiri. Rumah ikan ini dibuat dari rangkaian kotak dari
bahan plastik yang ditenggelamkan di laut dengan kedalaman 6-20 meter. Dengan
adanya penanaman rumah ikan ini, harapanya masyarakat tetap peduli dengan
ekosistem yang ada laut.

Gambar 9. Penanaman Rumah Ikan

29
BAB 6
RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA
1. Melaksanakan Konsultasi dan Monitoring dari pelaksanaan KKN PPM. Perihal
program yang telah dilaksanakan berjalan dengan baik dan membawa dampak
baik bagi kehidupan masyarakat sekitar atau tidak? Dalam hal ini yang
berhubungan dengan pengrajin kapal tradisional
2. Melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk turut menjaga tanaman
mangrove
3. Melaksanakan program tambahan kemasyarakatan bersih sampah yang
bekerjasama dengan BLH
4. Melaksanakan program tambahan berupa jalan sehat yang diadakan oleh
kelurahan Krangasem Utara
5. Menyusun/menulis jurnal dan di terbitkan di jurnal nasional berkala.
6. Menyelesaikan laporan

30
BAB 7
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan
1. Dengan adanya pelatihan software ini diharapkan dapat membantu pekerja
galangan dalam proses pembangunan kapal dalam hal ini untuk menentukan
ukuran utama kapal.
2. Dalam hal ini, penggunaan OWS sangat penting karena dapat mengurangi
pencemaran air laut itu sendiri. Sehingga, ekosistem air laut akan tetap terjaga
dengan penggunaan OWS pada kapal nelayan ini.
3. Untuk mengurangi terjadinya abrasi pantai, maka dilakukan penanaman
mangrove dan juga sebagai penghijauan pantai. Sehingga, masyarakat akan
jauh dari bencara rob pantai.
4. Penggunaan Solar Cell ini dilakukan sebagai pengganti tenaga listrik untuk
penggunaan lampu celup pengumpul ikan. Sehingga masyarakat teredukasi
dengan tenaga alternatif dan mengurangi tenaga listrik yang digunakan.
5. Penanaman rumah ikan ini dilakukan untuk menjaga kelestarian laut. Dalam
hal ini rumah ikan sebagai pengganti karang untuk habitat ikan. Sehingga
ekosistem laut akan tetap terjaga.
7.2. Saran
Pelaksanaan KKN ini dapat berdampak positif bagi masyarakat pesisir
Batang khususnya pengrajin kapal tradisional. Dengan adanya pelatihan
software bagi pengrajin kapal tradisional, maka pengrajin kapal dapat dengan
mudah melakukan pekerjaan desain kapal. Serta penggunaan OWS dapat
mengurangi dampak pencemaran lingkungan dari kapal-kapal ikan yang
sandar. Ditambah penanaman tanaman mangrove sebagai upaya penghijauan
dan penanggulangan abrasi akibat gelombang air laut. Selain itu,
pengapliaksian solar cell sebagai tenaga alternatif lampu celup dapat
dijadakan sebagai sarana alternatif pengganti listrik. Dan yang terakhir,
penanaman rumah ikan dapat menjadi solusi untuk menjaga habitat ikan.
pengganti listrik. Dan yang terakhir, penanaman rumah ikan dapat
menjadi solusi untuk menjaga habitat ikan.

31
DAFTAR PUSTAKA

Ardidja, Supardi. 2007. Kapal Penangkap Ikan. Sekolah tinggi Perikanan.


Jakarta
Biro Klasifikasi Indonesia, 1996.Buku Peraturan Klasifikasi dan Konstruksi
Kapal Kayu.BKI.Jakarta
Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor KEP.02/MEN/2002
Keputusan Menteri Perhubungan nomor KM. 20 tahun 2006
Maher, M.L., M.B. Balachandran and D.M. Zhang. 1995. Case-Based
Reasoning in Design. Mahwah, New Jersey: Lawrence Erlbaum
Associates, Publishers.
Wahyono, Agung. 2011. Kapal Perikanan (Membengun Kapal Kayu). Balai
Besar Pengembangan Penangkapan Ikan. Semarang.
Peraturan pemerintah, nomor 51 tahun 2001 tentang perkapalan
Republik Indonesia.2001.Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor
60 tahun 2001 tentang Penataan Penggunaan Kapal Perikanan di
Zona Ekonomi Eksekutif Indonesia.Secretariat Negara. Jakarta.

32
LAMPIRAN - LAMPIRAN
Lampiran 1 Peta lokasi pelaksanaan program KKN-PPM

Jarak lokasi mitra dengan kampus UNDIP ± 125 Km jika melewati jalur
alternatif dan 103 km jika melewati jalur utam pantura jateng

33
Lampiran 2. Biodata Ketua Tim Pengusul dan Dosen Penbina Lapangan
(DPL)

BIODATA DAN KESEDIAAN KETUA


TIM PENGUSUL KEGIATAN PROGRAM KKN-PPM

A. Identitas Diri

IDENTITAS DIRI
Nama : Ir. Ibnu Pratikto, MSi.
NIP/NIK : 19600611 198703 1 002
Tempat dan Tanggal Lahir : Blora, 11 Juni 1960
Jenis Kelamin : Laki – Laki
Status Perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Golongan/Pangkat : IIIC/Penata
Jabatan Akademik : Lektor Kepala
Perguruan Tinggi : Universitas Diponegoro
Alamat :
Jl. Prof. Soedarto, SH - Kampus Undip Tembalang

Telp./Faks. :
Telp. 024 – 7474698 / Faks. 024 – 7474698

Alamat Rumah :
Jl. Bulusan Selatan II No. 8 Tembalang Semarang

Telp./Faks. :
024 – 76482636

Alamat e-mail : pratikto.ibnu@gmail.com

RIWAYAT PENDIDIKAN PERGURUAN TINGGI


Jurusan/
Tahun Program Pendidikan (diploma, sarjana,
Perguruan Tinggi Program
Lulus magister, spesialis, dan doktor)
Studi
Universitas
1986 Sarjana Peternakan
Diponegoro
Universitas
2001 Magister Geografi
Gadjahmada

34
PENGALAMAN PENELITIAN
Ketua / anggota
Tahun Judul Penelitian Sumber Dana
tim
Pengaruh Berbagai Konsentrasi
1990 Saponin terhadap Lethal Dosis Ikan Ketua DPP SPP Undip
Kakap (Lates Calcarifer Bloch)
Pengaruh Berbagai Konsentrasi N, P
dan Salinitas yang Berbeda terhadap
1991 Ketua Dikti
Laju Pertumbuhan Spirullina sp
pada Media Biofilter
Ekologi Tambak Udang di Perairan
1992 Anggota DPP SPP Undip
Pantai Kabupaten Demak
Studi Pengembangan Budidaya Ikan
1993 Nila (Oreocromis sp) di Perairan Ketua Dikti
Payau
Studi Komparatif Nilai Gizi Udang
Windu (Penaeus monodon Fab.)
1994
pada System Budidaya yang
Berbeda Ketua Dikti
Monitoring dan Konservasi Hutan
1995 Anggota Dikti
Mangrove di Pantai Cilacap
Fungsi Mangrove dalam aplikasinya
1996 untuk Penghijauan Wilayah Pantai Ketua Dikti
Desa Bedono Sayung, Demak
Uji Coba Budidaya Eucheuma
1997 Anggota Dikti
cottoni di Pantai Bandengan, Jepara
Penentuan Lokasi yang Sesuai untuk
1998 Budidaya Ikan Kakap (Lates Anggota Dikti
Calcarifer Bloch.)
Percobaan Produksi Larva Kerang
1999 Hijau (Perna viridis) di Anggota Dikti
Laboratorium
Evaluasi Kandungan Logam Berat
2000 dalam Rumput Laut (Sea Weed) di Ketua Dikti
Perairan Pantai Jepara
Evaluasi Potensi Wilayah Pantai
2001 untuk Pengembangan Pariwisata di Ketua Dikti
Jepara
Pemetaan Kerusakan Sumberdaya Dinas Perikanan
2002 Pesisir dan Laut Wilayah Pantai Ketua dan Kelautan
Utara Jawa Tengah Prov. Jateng

35
Potensi Sumberdaya Pesisir dan Dinas Perikanan
2002 Laut Wilayah Pantai Utara Jawa Anggota dan Kelautan
Tengah Prov. Jateng
Ekologi Delta Sungai Wulan
2003 Ketua Due Like
Kabupaten Demak
Kajian Dampak Pencemaran
Terhadap Kualitas Lingkungan
2004 Anggota Dikti
Perairan dan Stabilitas Ekosistem di
Muara Sungai Babon Semarang
Deliniasi Batas Biogeofisik Wilayah
2005 Anggota Due Like
Daratan Pesisir
Studi Potensi Hutan Mangrove
2006 sebagai Alternatif Pariwisata di Anggota Dikti
Pantai Rembang
Kelayaan Fisik Pantai Kuta Lombok
2007 Anggota Dikti
Sebagai Kawasan Pariwisata
Pemetaan Potensi Pariwisata Pantai
2008 Ketua Dikti
Kabupaten Jepara
Bioekologi Kerang Totok Geloina
sp. (Bivalvia: corbiculidae) di
2009 Ketua Dikti
Segara Anakan Cilacap Jawa
Tengah
Filtrasi Kerang Hijau Perna viridis
2010 Terhadap Mikro Alga pada Jenis Ketua Dikti
dan Konsentrasi Berbeda
Kajian Stabilitas Ekosistem Di
Muara Sungai Babon Semarang
2011 Anggota Dikti
Berdasarkan Kelimpahan Individu
Jenis Organisme Benthos
Studi Struktur Komunitas Dan
Bioekologi Ikan Di Perairan Desa
2011 Anggota Mandiri
Mangunharjo, Kecamatan Tugu,
Semarang
Potensi Pantai Joko Tingkir
kabupaten pemalang untuk
2012 Ketua Mandiri
Pengembangan Kawasan Wisata
(Peneliti tunggal)
Kajian Komonitas Ikam Di Perairan
2012 Kawasan Pulau Parang, Kepulauan Anggota BOPTN
Karimun Jawa, Jepara

36
Metal Hyperaccumulation (Pb, Cd,
and Cu) in Mangrove (Rhizopora
mucronata), their Effects on
2013 Growth, Chlorophyll Content and Anggota BOPTN
Root Tissue Structure-Biodiversity
Prospecting for Phytoremediation
Technology

KARYA ILMIAH*

A. Buku/Bab Buku/Jurnal

Tahun Judul Penerbit / Jurnal


Evaluasi kandungan Logam Berat dalam
2001 Jurnal Kelautan Tropis
Seaweed di Perairan Pantai Jepara
Produksi Larva Kerang Hijau (Perna Viridis)
2002 Jurnal Kelautan Tropis
di Laboratorium
Prosiding Hibah
Peningkatan Kualitas Metode Pembelajaran
2003 Pendidikan Due Like
Mata Kuliah Meteorologi Laut
Undip
Ekologi Perairan Delta Wulan Demak Jawa
Tengah Distribusi Kepiting (Infra Ordo
2006 Jurnal Ilmu Kelautan
Brachyura dan Anomura) di Kawasan
Mangrove
Deliniasi Batas Biogeofisik Wilayah Daratan
2006 Jurnal Ilmu Kelautan,
Pesisir
Pendekatan Aspek Hukum, Geomorfologi ,
Buletin Oseanografi
2011 Dan Teknik Dalam Penentuan Batas Wilayah
Marina
Laut daerah
Bioekologi Kerang Totok Geloina sp.
Buletin Oseanografi
2011 (Bivalvia: corbiculidae) di Segara Anakan
Marina
Cilacap Jawa Tengah
Kajian Stabilitas Ekosistem Di Muara Sungai
Buletin Oseanografi
2012 Babon Semarang Berdasarkan Kelimpahan
Marina
Individu Jenis Organisme Benthos
Filtrasi Kerang Hijau Perna viridis Terhadap
Buletin Oseanografi
2012 Mikro Alga pada Jenis dan Konsentrasi
Marina
Berbeda
Studi Struktur Komunitas Dan Bioekologi
Buletin Oseanografi
2013 Ikan Di Perairan Desa Mangunharjo,
Marina
Kecamatan Tugu, Semarang

37
Potensi Pantai Joko Tingkir kabupaten
Buletin Oseanografi
2013 pemalang untuk Pengembangan Kawasan
Marina
Wisata
Kajian Komonitas Ikam Di Perairan Kawasan
2013 Pulau Parang, Kepulauan Karimun Jawa, Jurnal Ilmu Kelautan
Jepara

* termasuk karya ilmiah dalam bidang ilmu pengetahuan/teknologi/seni/desain/olahraga

B. Penyunting/Editor/Reviewer/Resensi

Tahun Judul Penerbit / Jurnal


2004-2006 Reviewer Proposal Penelitian Due Like
Studi Morfologi Guna Pemetaan Rob di
2004 Pesisir Sayung Kabupaten Demak Jawa Journal Ilmu Kelautan
Tengah
Evaluasi Kemampuan Lahan Ditinjau dari
Aspek Fisik Lahan Sebagai Informasi Dasar
2006 Journal Ilmu Kelautan
untuk Mendukung Pengembangan Wisata
Pantau Srau Kabupaten Pacitan
Kondisi Geomorfologi Pesisir Pacitan untuk
2007 Journal Ilmu Kelautan
Informasi Pengelolaan Wilayah Pesisir

KONFERENSI/SEMINAR/LOKAKARYA/SIMPOSIUM
Panitia/peserta/
Tahun Judul Kegiatan Penyelengara
pembicara
SeminarTentang Oseanologi dan ISOI – IADLI –
2000 Peserta
Ilmu Lingkungan Laut YNBS Jakarta
Sarasehan Pemberdayaan
2000 Undip Peserta
Masyarakat di Masa Krisis
Pergizi Pangan
2001 Diskusi Panel Pergizi Pangan Peserta
Yogyakarta
Seminar Nasional Pola Pengelolaan
2002 Sumberdaya Pesisir dan Laut Era UNDIP Peserta
Otonomi Daerah
Dinas Perikanan
2002 Deseminasi Hasil – Hasil Penelitian dan Kelautan Pembicara
Prov. Jateng

38
UNDIP – Dinas
Kebijakan Pengelolaan Air Bersih
2002 Pertambangan Peserta
dan Listrik di Kepulauan Kecil
Prop. DKI Jakarta
Jurusan Ilmu
Lokakarya Pengembangan
2002 Kelautan FPIK Pembicara
Kurikulum
Undip
Seminar Hasil Hibah Pendidikan DUE LIKE
2003 dan Hibah Penelitian DUE Like BATCH III – Pembicara
Batch III UNDIP
Jurusan Ilmu
2004 Lokakarya Pengembangan Institusi Kelautan FPIK Pembicara
Undip
Seminar Ilmiah Penguatan Peran
Oseanografi
2005 Oseanografi dalam Pembangunan Peserta
UNDIP – ITB
Kelautan Nasional
Lokakarya Persiapan
Pengembangan Kurikulum Undip
2007 UNDIP Peserta
2007-2012 menuju
Internasionalisasi Kurikulum
UNDIP –
Seminar Nasional Pengembangan Asosiasi
2007 Peserta
Baja Berwawasan Lingkungan Masyarakat Baja
Indonesia
Jurusan Ilmu
Lokakarya Pengembangan
2007 Kelautan FPIK Pembicara
Kurikulum
Undip
Jurusan Ilmu
2008 Lokakarya Pengembangan Institusi Kelautan FPIK Pembicara
Undip
Tantangan Pengelolaan Sumberdaya
Kelautan Pesisir dan Pulau-pulau
2008 DKP – UNDIP Peserta
Kecil Indonesia Perspektif UU NO.
27 Tahun 2007
Peran Informasi Geospasial untuk
2009 ISI – UNDIP Peserta
Pembangunan Berkelanjutan
Pelatihan Sistem Pembelajaran
2012 FPIK – UNDIP Peserta
Student Centre Learning (SCL)

KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT


Tahun Jenis/Nama Kegiatan Tempat

Penanaman Mangrove untuk Penanggulangan Kec. Sayung, Kabupaten


2003
Abrasi Pantai Demak

39
Pelatihan dan Percontohan Budidaya Kerang Kec. Bonang Kabupaten
2004
Anadara granosa Demak
Pelatihan Sistem Pengasapan Ikan dengan Kec. Karang Tengah
2005
Model Pengasapan Bertingkat Kabupaten Demak
Percontohan Biogas dari Limbah Ternak Sapi Kec. Getasan Kabupaten
2006
Di Lokasi KKN Semarang
Peningkatan Produktifitas Tambak Marginal Kec. Sayung Kabupaten
2006
dengan Penerapan Sistem Polyculture Demak
Peningkatan kualitas dan produktivitas VCO
2007 (virgin coconut oil) proses dingin dengan Desa Mangunharjo, kec
peningkatan kecepatan dan kapasitas Tugu Kota Semarang
centrifugasi
2008 Peningkatan kualitas teripang kering dengan
Karimunjawa
release humidity cabinet
Partisipasi masyarakat dalam upaya
2009 meningkatkan kerapian dan kebersihan
Telukawur - Jepara
lingkungan di wilayah Desa Pantai Telukawur
Kabupaten Jepara
Penggunaan Karbon Aktif Dari Limbah Kelapa
2009 untuk Peningkatan Kualitas Air Tambak Di Desa Muarareja - Tegal
Tambak Desa Muara Reja Kota Tegal
Penyuluhan tentang kebumian dan kegunungan
Kota Salatiga
2010 untuk siswa dan guru SMA Negeri 2 Salatiga
Pelatihan Pemanfaatan Karbon Aktif dari
2010 Limbah Kelapa untuk Peningkatan Kualitas Air
Kota Tegal
Tambak Guna Peningkatan Produksi Hasil
Tambak
Penyuluhan tentang pengelolaan kualitas air
2011 tambak di Kertomulyo-Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati
Pati
Penyuluhan tentang manajemen budidaya
Kabupaten Pati
2012 Pertambakan di Kecamatan Margoyoso Pati
Penanggulangan penyakit ikan/udang dengan
2013 mannan oligo sacharida (MOS) pada kelompok
Kabupaten Pati
tambak Minamulyo di Kecamatan Margoyoso
Kabupaten Pati

40
41
BIODATA DAN KESEDIAAN ANGGOTA I
TIM PENGUSUL KEGIATAN PROGRAM KKN-PPM

1. Identitas Diri

1 Nama Lengkap Dr. Eng. Ahmad Fauzan Zakki, ST.MT.


2 Jenis Kelamin Pria
3 Jabatan fungsional Lektor
4 NIP/NIK/Identitas Lainnya 197501222000121001
5 NIDN 0022017502
6 Tempat dan Tanggal Lahir Surabaya, 22 Januari 1975
7 Email ahmadfzakki@yahoo.com
8 Nomor Telp/HP 024 76483448, 081234517658
9 Alamat Kantor Jl. Prof. H. Soedarto, SH Gedung Kuliah
Bersama Lt. 1&2 Tembalang Semarang
50275

10 Nomor Telp/Fax 024 76480784/024 76480784


11 Lulusan yang telah dihasilkan 49 mahasiswa
12 Mata kuliah yang diampu  Getaran Kapal
2. Metode Elemen Hingga
3. Kekuatan Kapal
4. Konstruksi Kapal I
5. Konstruksi Kapal II
B.
B. Riwayat Pendidikan

S1 S2 S3
Nama Perguruan Tinggi Institut Teknologi Institut Teknologi Pukyong
Sepuluh Sepuluh Nopember National
Nopember Surabaya University, South
Surabaya Korea

42
Bidang Ilmu Teknik Perkapalan Teknik Produksi Naval
dan Material Architecture and
Kelautan Marine Systems
Engineering

Tahun Masuk-Lulus 1993-1998 1999-2002 2009-2012


Judul Pengembangan Pengembangan Development of
Skripsi/Thesis/Disertasi Braket Standar Model Simulasi 90 Persons New
untuk Peningkatan untuk Mendukung Type Free
Produktifitas dan Pengambilan Fall Lifeboat for
Efisiensi Galangan Keputusan Pada the Evacuation
Tender Bangunan System on
Kapal Offshore
Platform

Nama - Ir. Heri Supomo, - Ir. Heri Supomo, Prof. Bae Dong
Pembimbing/Promotor M.Sc M.Sc Myung, PhD
- Ir. Edy Widarto, - Ir. Mustofa, M.Sc.
M.Sc.

C. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir

No. Tahun Judul Penelitian Pendanaan


Sumber Jml (Juta Rp)
1 2015 Rancang Bangun Desain Prototipe DIPA 30,0
Hullform RoRo Monomaran FTUNDIP
sebagai Moda Transportasi
Alternatif untuk Mengatasi
Kemacetan dan Lumpuhnya Jalur
Pantura

2 2014- Rancang Bangun Modular (Ditlitabmas 120,0


2015 Floating Paving Pontoon (Trotoar Ditjen Dikti
Terapung) Sebagai Alat Apung Kemendikbud)
Multi Guna untuk Menunjang Bantuan
Sistim Evakuasi Bencana Banjir. Operasional
(Hibah Bersaing 2014) Perguruan
Tinggi Negeri
(BOPTN) TA
2014

43
3 2014- Pengembangan Desain Parametrik (Ditlitabmas 120,0
2015 Hullform Kapal Selam untuk Ditjen Dikti
Optimisasi Performa Kapal Selam Kemendikbud)
dalam rangka Meningkatkan Bantuan
Kualitas Alutsista Laut di Wilayah Operasional
Perairan Indonesia Perguruan
(Penelitian Fundamental) Tinggi Negeri
(BOPTN) TA
2014

4 2013 Pengembangan Desain Kapal LNG DIPA 30,0


dengan Cargo Containment FTUNDIP
System Tipe Membran Bentuk
Prismatik sebagai Solusi Alternatif
Kebutuhan Alat Transportasi Gas
Alam Cair di Indonesia

5 2011 Measurement of Ship’s Local PKNU- Ikut Profesor


Vibration of Dae Sun, SB 499 Korea
34,000 DWT Ton Class, Bulk Selatan
Carrier

D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir

No. Tahun Judul Pengabdian Pendanaan


Sumber Jml (Juta Rp)
1 2016 IbM Kelompok Pengrajin Ditlitabmas 47,0
Mebel Kecamatan Pedurungan Dikti
Semarang dalam Upaya
Peningkatan Produktivitas di
Musim Penghujan
2 2015 IbM Kelompok Bermain Ditlitabmas 42
(PAUD) Kecamatan Dikti
Tembalang
dalam Upaya
Menumbuhkembangkan
Semangat Jiwa Bahari
di Usia Dini

44
3 2014 Uji Terap Biodiesel Minyak DIPA FT 5,0
Jarak Jenis B5, B10, B15 pada Undip
Kapal Tradisional Nelayan di
Tambak Lorok Semarang

4 2013 Pelatihan tentang teknik DIPA FT 20,0


menggambar rencana garis Undip
sebagai bentuk badan kapal
dan gambar kerja bagi
pembuat kapal kayu tradisional
di kabupaten Batang Jawa
Tengah

E. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir

No. Judul Artikel Ilmiah Volume/Nomor/Tahun Nama Jurnal

1. Study on collision between two Volume 15, Issue 1, pp Journal of marine


ships using selected parameters 63-72
in collision simulation science and

application

2. The study on monomaran as an Proceeding of ICSOT Royal


alternative hullform of roll on International Conference
roll off truck carrier for tanjung on Ship and Offshore Institution of Naval
priok (jakarta)-tanjung perak Technology
(surabaya) route Architectture

3. Development of cubic Bezier Volume 14, Issue 4, pp Journal of marine


curve and curve-plane 399-405
intersection method for science and
parametric submarine hull form
design to optimize hull application
resistance using CFD

4. The Investigation of Launching Volume 14, 2015, Pages Procedia Earth and
Parameters on the Motion 110–117
Pattern of Freefall Lifeboat Planetary Science
Using FSI Analysis

45
5. The Application Modular Vol. 7(2)2014:166-173 , International
Floating Pontoon to Support October 2014 Journal of Science
Floods Disaster Evacuation and
System in Heavy Populated Engineering(IJSE)
Residential Area

6. The Investigation of Roll on- Proceeding of The 9th Martec 2014,


Roll off Truck Carrier Hull International Conference
Design for Route Tanjung on Marine Technology Paper MT-41
Priok (Jakarta) – Tanjung
Perak (Surabaya)

7. The investigation of launching Proceeding of ISOCEEN 2014,


parameters on the motion The 2nd international
pattern of freefall lifeboat using seminar on ocean and PP. 15
FSI analysis coastal engineering,
environmental and natural
disaster management
(isoceen) 2014 2nd
46ndonesi 2014
Institut teknologi sepuluh
nopember Surabaya,
46ndonesia

8. The Assessment of CSR The Indonesian Journal of IJNA-Vol.1, No. 1


Regulations Implementation on Naval Architecture June 2013
the Midship Strength and pp.1-7
Structural Weight of 77.500
DWT Bulk Carrier

9. Study on launching parameters Proceeding of the Korean KAOST 2012


on the motion pattern of new Association Ocean pp. 900-904
type freefall lifeboat Science and Technology
Societies Conference

10. Comparisons of Multi Material Journal of the Society of Vol 48, No.6 pp
ALE and Single Material ALE Naval Architects of Korea 552-559, ISSN:
in LS-DYNA for estimation of (2011) 1225-1143
Acceleration Response of
Freefall Lifeboat

46
11. The development of 90 person Proceeding of the INT-NAM 2011
freefall lifeboat to support international symposium pp. 503-510,
evacuation system in offshore on Naval Architecture ISBN: 978-605-
environment and Maritime 4123-19-3

12. The Implementation of Multi Proceeding of the Korean KAOST 2011


Material ALE in LS-DYNA for Association Ocean pp. 1056-1064
estimation of acceleration Science and Technology
reponse of freefall lifeboat Societies Conference

F. Pengalaman Penyampaian Makalah Secara Oral Pada Pertemuan/Seminar


Ilmiah dalam 5 Tahun Terakhir

No. Nama Pertemuan Judul Artikel Waktu dan Tempat

Ilmiah/Seminar

1. International Conference on The study on monomaran as Surabaya 4-5


Ship and Offshore an alternative hullform of
Technology-Royal roll on roll off truck carrier November 2015
Institution of Naval for tanjung priok (jakarta)-
Architecture tanjung perak (surabaya)
route

2. The Investigation of Roll Proceeding of The 9th Martec 2014, Paper


on-Roll off Truck Carrier International Conference on
Hull Design for Route Marine Technology MT-41
Tanjung Priok (Jakarta) -
Tanjung Perak (Surabaya)

3. The investigation of Proceeding of ISOCEEN 2014,


launching parameters on the The 2nd international
motion pattern of freefall seminar on ocean and PP. 15
lifeboat using FSI analysis coastal engineering,
environmental and natural
disaster management
(isoceen) 2014

47
48
BIODATA DAN KESEDIAAN ANGGOTA II
TIM PENGUSUL KEGIATAN PROGRAM KKN-PPM
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
Nama : Drs. Jarot Marwoto, M.Pd

Nomor Peserta : 0007036710

NIP/NIK : 196703071999031002

Tempat dan Tanggal Lahir : Klaten, 7 Maret 1967

Jenis Kelamin : Laki-laki

Status Perkawinan : Kawin

Agama : Islam

Golongan/Pangkat : Penata / III C

Jabatan Akademik : Lektor

Perguruan Tinggi : Universitas Diponegoro

Alamat : Jl. Prof. H. Soedarto, SH Tembalang Semarang

Telp./Faks. : 024 7474698

Alamat Rumah : Jl Sido Mulyo II no.26 Tlogosari Semarang

Telp./Faks. : 024 6717015 / 089669072702

Alamat e-mail : Jrt.marwoto@gmail.com

RIWAYAT PENDIDIKAN PERGURUAN TINGGI

Tahun Program Pendidikan (diploma, sarjana, Jurusan/


Perguruan Tinggi
Lulus magister, spesialis, dan doktor) Program Studi

Ilmu
1991 Sarjana IKIP Semarang
Kepelatihan
UNNES Pendidikan
2012 Magister Olah Raga

49
PELATIHAN PROFESIONAL

Jangka
Tahun Jenis Pelatihan (Dalam / Luar Negeri) Penyelenggara
Waktu
Pelatihan Media Komunikasi bagi
2002 Lepdik Undip 6 Hari
Dosen Undip
Pelatihan Dosen Wali bagi Dosen
2003 Lepdik Undip 5 Hari
Undip

2010 Pelatihan selam tingkat Snorkel Diver ADS Internasional 2 Hari

Pelatihan selam tingkat Basic


2012 ADS Internasional 4 Hari
Diver
Pelatihan Student Centered Learning Lembaga Pengembangan
2012 4 Hari
(SCL) Pola 40 jam Pendidikan UNDIP

Pelatihan Pengembangan Ketrampilan Lembaga Pengembangan


2012 Dasar Teknik Instruksional dan Penjaminan Mutu 6 Hari
(PEKERTI) bagi dosen Pola 48 Jam Pendidikan UNDIP

Lembaga Pengembangan
2012 Pelatihan E-Learning dan Penjaminan Mutu 3 Hari
Pendidikan Undip

Lembaga Pengembangan
Pelatihan Applied Approach (AA)
2012 dan Penjaminan 5 Hari
Pola 40 jam
MutuPendidikan UNDIP

PRODUK BAHAN AJAR

Program Jenis Bahan Ajar (cetak dan Sem. / Tahun


Mata Kuliah
Pendidikan noncetak) Akademik
Olahraga S-1 Buku Ajar Olahraga Ganjil /2007
Renang S-1 Modul Snorkel Diving Ganjil/2012
Selam S-1 Modul Selam Dasar Genap/2012

50
PENGALAMAN PENELITIAN

Ketua / anggota Sumber


Tahun Judul Penelitian
tim Dana

Tingkat Kesegaran Jasmani


2000 Anggota Mandiri
Mahasiswa UNDIP Tahun 2000

Optimasi Dosis Aplikasi Ekstrak dan DIPA


Simplisia Rumput Laut Gracilaria sp Penelitian
2011 Anggota
sebagai Pertahanan Tubuh Udang L. FPIK
Vannemei UNDIP

Manajemen Klub Tenis New Armada


2012 Ketua Mandiri
Kota Magelang 2011 (Tesis)

KARYA ILMIAH*

A. Buku/Bab Buku/Jurnal

Tahun Judul Penerbit / Jurnal

Budaya Olahraga sebagai Wujud Refleksi


2004 UPT MKU UNDIP
Hidup Sehat Seseorang

Peran Olahraga dalam Menekan Angka Risiko


2004 Osteoporosis pada Wanita Monopause, UPT MKU UNDIP
Menuju Hidup yang Berkualitas di Hari Tua

Gerakan Sport For All dan Upaya Membangun


2005 UPT MKU UNDIP
Indonesia Bersatu

Potret Prestasi Indonesia di Ajang Sea Games


2005 UPT MKU UNDIP
Tahun 2005

Pembinaan Olahraga di Perguruan Tinggi


2006 UPT MKU UNDIP
sebagai Gambaran Budaya Olahraga

* termasuk karya ilmiah dalam bidang ilmu


pengetahuan/teknologi/seni/desain/olahraga

51
KONFERENSI/SEMINAR/LOKAKARYA/SIMPOSIUM
Panitia/pese
Tahun Judul Kegiatan Penyelengara rta/pembicar
a

Pengembangan Kepribadian UPT MKU


2006 Peserta
Simposium Nasional III Pendidikan UNDIP

Seminar Nasional Pengembangan


2009 Sumber Daya Manusia Berbasis PPS UNNES Peserta
Etika dan Budaya Akademik

Seminar Nasional Strategi Publikasi


2009 PPS UNNES Peserta
Karya Ilmiah Tesis dan Disertasi

Jurusan
Seminar Nasional Pembangunan Pendidikan
2010 Olahraga Nasional melalui Program Kepelatihan Peserta
Indonesia Emas (PRIMA) Olahraga FIK
UNNES

Seminar Internasional Certificate of


2010 PPS UNNES Peserta
Attendance

KEGIATAN PROFESIONAL/PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

Tahun Jenis/Nama Kegiatan Tempat

2002 Perumahan Bukit


Pelatihan SKJ Tahun 2000 Pada warga RT 02 RW Kencana Jaya
XI perumahan Bukit Kencana Jaya Semarang Semarang

Pelatihan Senam Cha-Cha versi TNI – AD pada Fakultas MIPA


2003 karyawan FMIPA UNDIP

Tes dan Pengukuran Dalam Olahraga Pelatih Bandungan,


Olahraga untuk Pelatih dan Atlet UKM Olahraga Kabupaten Semarang
2005 di Bandungan Kabupatan Semarang

Pelatihan Senam Osteoporosisi pada Anggota Perumahan Bukit


Posyandu Lansia RW XIII Perumahan Bukit Kencana Jaya
2007 Kencana Jaya Semarang Semarang

52
Pelatihan SKJ Tahun 2004 pada Anggota Perumahan Bukit
Posyandu Lansia RW XIII Perumahan Bukit Kencana Jaya
2008 Kencana Jaya Semarang Semarang

JABATAN DALAM PENGELOLAAN INSTITUSI

Institusi (Univ,Fak,Jur,Lab,studio,
Peran/Jabatan Tahun ...... sd ......
Manajemen Sistem Informasi Akademik dll

Pengelola Sarana
UNDIP, Kampus Pleburan 2011 sd. sekarang
Olahraga

PERAN DALAM KEGIATAN KEMAHASISWAAN

Tahun Jenis/Nama Kegiatan Peran Tempat

2003 - Undip
UKM Tenis Lapangan Pelatih
2009

2009-2011 UKM Tenis Meja Pelatih Undip

PENGHARGAAN/PIAGAM

Tahun Bentuk Penghargaan Pemberi

Surat Tugas untuk Mendampingi Mahasiswa


2009 Rektor UNDIP
pada Kegiatan POMNAS XI Palembang

2012 Tanda Kehormatan Saptalancana Karya Sapta X Presiden RI

ORGANISASI PROFESI/ILMIAH

Jabatan/jenjang
Tahun Jenis/Nama Organisasi
keanggotaan

2009 Pengurus PELTI Pemprov Kota semarang Pembinaan

53
54
Lampiran 4. Dokumentasi KKN

Rapat Koordinasi Tim Pelaksana KKN PPM Tematik

Kunjungan Awal ke Lokasi Pengrajin Kapal di Kabupaten Batang Berkoordinasi


dengan Pihak Industri

Survey Pendahuluan dan Koordinasi ke Mitra KKN serta Penentuan Posko KKN

Pengambilan Gambar untuk Video Profil Galangan

55
Proses Pembuatan Kapal Kayu di Abadi Group Shipyard

Proses Pengerjaan Lambung Kapal

Edukasi K3 kepada Pekerja Galangan Abadi Group Shipyard

Edukasi Manfaat Penggunaan Edukasi mengenai Proses


Solar Cell sebagai Alternatif Produksi Kapal melalui Software
dalam Lampu Celup FISHIPRO

56
Pembimbingan Materi FISHIPRO Pemaparan Program Multidisiplin
bersama Pekerja Galangan kepada Pekerja Galangan

Persiapan Materi Audiensi ke Audiensi Oil Water Separator


DKP Kabupaten Batang

Audiensi Solar Cell & Lampu Audiensi Rumah Ikan


Celup

Pelaporan Hasil Penanaman Audiensi FISHIPRO


Mangrove

57
Penyerahan Plakat kepada DKP Pemaparan Teknologi Tepat Guna
Kabupaten Batang dengan Perikanan Tangkap di
DKP Kabupaten Batang

Pengarahan Siswa SMK Pengenalan Bagian Kapal melalui


Nusantara mengenai Kunjungan Program Kunjungan Galangan
Galangan SMK Nusantara

Wawancara & Talkshow di Radio Publikasi Program KKN melalui


MFM (106.2 MHz) Radio MFM (106.2 MHz)

58
Pengambilan Bibit Mangrove dari Kondisi Bibit Mangrove di
Penampungan Penampungan

Penanaman Mangrove di Penanaman Mangrove sesuai


Muararejo Kondisi Pantai Muararejo

Pemasangan Plang Eduwisata Proses Coastal Cleanup Pantai


Mangrove Muararejo

Edukasi Mangrove kepada Edukasi Mangrove kepada


Pengunjung Pantai Masyarakat

59
Proses Uji Coba Alat OWS pada SPBN Batang

Proses Uji Coba Alat OWS pada Kawasan Pantai Sigandu

Diskusi Interaktif dengan Kader Posyandu Kelurahan Karangasem Utara

Edukasi Siswa SMA Nusantara Kegiatan Audiensi Program KKN


Batang kepada DKP

60
Penyerahan Piagam Kepada DKP Rak Buku yang Disusun Pada
Batang Pojok Baca

Suasana Pojok Baca Edukasi Program FISHIPRO Pada


Pekerja

Dokumentasi Pasca Edukasi Pembagian Leaflet Pembelajaran


Pekerja FISHIPRO

Edukasi Lampu Celup Oleh Dosen Perakitan Modul Rumah Ikan


Pembimbing

61
Peninjauan Rumah Ikan Sebelum Lokasi Penanaman Rumah Ikan
Ditanam

Pengujian Lampu Celup Pada Perakitan Rumah Ikan Di Atas


Kapal Nelayan Kapal

Proses Penanaman Rumah Ikan Edukasi Siswa SMK Nusantara


Batang

Edukasi Siswa SMK Nusantara Sosialisasi DBD kepada


Batang Masyarakat

62
Partisipasi Mahasiswa KKN Pada Rangkaian Kegiatan Agustusan
Kelurahan Karangsari

Perbaikan Gerobak Sampah Untuk Warga Desa Karangsari

Penarikan Mahasiswa KKN PPM Tematik UNDIP 2018

63
Kurang
maksimalnya hasil
TAHUN 2018 Membantu
nelayan dalam
tangkapan ikan mendapatkan ikan
Kebutuhan BBM Tenaga alternatif
semakin sulit pengganti BBM

Mulai tidak Menjaga habitat


seimbangnya ikan agar tidak
habitat ikan punah

64
PERANCANGAN OIL WATER SEPARATOR JENIS PLATE SETTLER DENGAN BANTUAN
KARBON AKTIF
Ir. Ibnu Pratikno, Msi (1), Dr. Eng. Ahmad Fauzan Zakki, ST, MT (2), Drs. Jarot Marwoto, M.Pd (3) Ari Wibawa
Budi Santosa, S.T, M.Si (4)
1
Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro
2
Teknik Perkapalan, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
3
Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas
4
Teknik Perkapalan, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Diponegoro Prof. Sudarto, SH, Tembalang, Semarang, Indonesia
ariwibawabs@live.undip.ac.id

Abstrak
Pantai Sigandu berlokasi dekat dengan sentra industri yang bergerak dalam bidang galangan kapal terutama kapal kayu
dan tempat pelelangan ikan (TPI), perkembangan industri yang pesat memberikan dampak langsung pada perairan sekitar pantai
Sigandu salah satunya adalah limbah. Limbah di perairan sigandu umumnya adalah tumapahan oli bekas atau solar dari kapal
maupun bengkel reparasi kapal. Berdasarkan kriteria –kriteria yang ada oli bekas termasuk kategori limbah B3 (Bahan Berbahaya
dan Beracun). Limbah B3 adalah limbah yang sangat berbahaya, karena bersifat korosif. Karbon aktif merupakan salah satu
adsorben yang paling sering digunakan pada proses adsorpsi. Hal ini disebabkan karena karbon aktif mempunyai daya adsorpsi
dan luas permukaan yang lebih baik dibandingkan adsorben lainnya. Berdasarkan hasil pengujian diperoleh efisiensi tertinggi
didapat pada jumlah plate settler 35 buah dan pada konsentrasi 1500 mg/L dengan efisiensi 99,3%. Sedangkan Efisiensi pada
jumlah plate settler 30 yaitu 99,2 pada konsentrasi 1500 mg/L, dan efisiensi pada jumlah plate settler 25 diperoleh efisiensi 98,967
% dengan konsentrasi 1500 mg/L. Penambahan karbon aktif memberikan warna air effluent yang lebih bening dan jernih, hal ini
dikarenakan karbon aktif menadsobsi kotoran pada larutan sehingga air menjadi lebih jernih dan bening.

Kata Kunci : Oil Water Separator, Plate settler, Pemisahan Minyak

I. yang besar antara lain adalah rusaknya estetika pantai akibat


PENDAHULUAN bau dari material minyak, kerusakan biologil baik efek letal
Pada dewasa ini semakin berkembannya populasi manusia maupun subletal, terhambatnya pertumbuhan fitoplankton yang
dan perindustrian menyebabkan semakin meningkatnya merupakan makan biota laut, biodegradasi senyawa laut, dan
kerusakan pada pantai-pantai yang ada di Indonesai, salah penurunan populasi alga dan protozoa akibat kontak dengan
satunya adalah pantai Sigandu kabupaten batang yang terletak racun silk (lapisan tipis minyak) dipermukaan air [3].
dipesisir utara jawa. Pantai Sigandu berlokasi dekat dengan Salah satu teknologi tepat guna untuk mengolah limbah
sentra industri yang bergerak dalam bidang galangan kapal perairan yang mengandung minyak yaitu pemisahan
terutama kapal kayu dan tempat pelelangan ikan (TPI), menggunakan gravity separator. Metode pemisahan dengan
perkembangan industri yang pesat memberikan dampak gravitasi umumnya dijumpai pada prinsip pengendapan dengan
langsung pada perairan sekitar pantai Sigandu salah satunya bak sedimentasi. Susunan keping-keping sejajar yang disebut
adalah limbah. Limbah yang dihasilkan oleh industri galangan plate settler umumnya digunakan tanpa membutuhkan ruang
kapal diantaranya adalah tumpahan minyak yang dihasilkan yang terlalu luas karena dapat menghasilkan luas area
saat proses reparasi dan tempat pelelangan ikan (TPI) adalah pengendapan 1/4 hingga 1/6 dari yang dihasilkan bak
tumpahan minyak dari kapal yang bersandar sehingga sedimentasi konvensional [4]. Plate settler memiliki fungsi
menimbulkan pencemaran diperairan setempat [1]. untuk meningkatkan pemisahan padatan sehingga jarak
Limbah di perairan sigandu umumnya adalah tumapahan oli pengendapan ke dasar bak menjadi berkurang. Sebagai
bekas atau solar dari kapal maupun bengkel reparasi kapal. akibatnya, surface loading rate menjadi berkurang [5]. Tingkat
Berdasarkan kriteria –kriteria yang ada oli bekas termasuk kecepatan vertikal partikel minyak bergerak menuju
kategori limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Limbah permukaan separator karena adanya perbedaan kerapatan
B3 adalah limbah yang sangat berbahaya, karena bersifat minyak dan fase air. Kecepatan vertikal butiran minyak
korosif, mudahterbakar, mudah meledak, reaktif, beracun, dihitung dengan persamaan Stokes (Hukum Stokes) yaitu [6]:
menyebabkan infeksi, iritan, mutagenik, dan radioaktif [2].

Pencemaran limbah diperairan laut memiliki banyak dampak

65
4. Plate Settler Separator
3. Prinsip kejra separator ini hampir sama dengan API

= (ρw − ρo) d2 separator tetapi dilengkapi dengan plat-plat atau plate parallel.
Plat-plat ini berfungsi sebagai permukaan bagi droplet minyak
untuk berkumpul dan memberikan alur bagi sedimen untuk
= 0,0123[ ] mengendap sehingga proses pemisahannya berjalan lebih baik
dibanding API Separator. Plat atau plate pada separator
Vr= kecepatan vertikal butiran (m/s) memiliki spesifikasi tersendiri berdasarkan kebutuhan proses
g = percepatan gravitasi bumi (9.81 m/s2) separasi seperti dimensi plate, jumlah plate, dan jarak antar
µ = viskositas plate.
ρw = kerapatan air (kg/m3)
ρo = kerapatan minyak (kg/m3)
d = diameter butiran minyak (mm)
Sw = Saturasi air
So = Saturasi minyak

Separator untuk pemisahan cair-cair atau pemisahan oil in


water memiliki beberapa jenis yang berbeda-beda, jenis
separator antara lain [7,8]:

1. Gravity Separator Gambar 3. Plate Settler Separator


Separator jenis ini menggunakan prinsip pemisahan yang
memanfaatkan beda berat jenis minyak dan air. Minyak yang 5. Separator Sentrifugal
memiliki densitas lebih rendah akan mengambang dan Separator ini memisahkan air dan oli dengan prinsip
membentuk lapisan tipis di atas permukaan air sehingga sentrifugal. Sistem ini umumnya terdiri dari tabung yang
minyak akan berada diatas air. berputar di dalam wadah yang diam. Fluida yang memiliki
densitas lebih besar yaitu air akan terkumpul di sekeliling
wadah dan diambil dari dinding wadah sedangkan oli
terakumulasi di sumbu putaran dan diambil dari pusat sumbu
tersebut.

Gambar 1. Separator Gravitasi Gambar 4. Separator Sentrifugal


2. API Separator Pada penelitian tentang oil separator menunjukkan bahwa
API separator adalah separator yang memanfaatkan hukum terdapat pengaruh kecepatan campuran dan diameter droplet
stokes untuk proses separasinya, pada hukum stokes naiknya terhadap kinerja separator. Semakin besar kecepatan campuran
droplet minyak sangat berpengaruh pada proses separasi. memperlambat fase separasi dan semakin besar diameter
Kecepatan naiknya droplet pada proses separasi dipengaruhi droplet akan menghasilkan fase separasi yang lebih baik [9].
oleh densitas dan ukuran minyak. Sudut kemiringan plate settler separator dan konsentrasi
minyak pelumas dalam influent berpengaruh pada efisiensi
pemisahan, sehingga perlu diektahui sudut optimum pada alat
oil water separator [10].
Karbon aktif merupakan salah satu adsorben yang paling
sering digunakan pada proses adsorpsi. Hal ini disebabkan
karena karbon aktif mempunyai daya adsorpsi dan luas
permukaan yang lebih baik dibandingkan adsorben lainnya.
[11]. Karbon aktif yang baik haruslah memiliki luas area
permukaan yang besar sehingga daya adsorpsinya juga akan
besar [12]. Karbon aktif terdiri dari 87 – 97 % karbon dan

Gambar 2. API Separator

66
sisanya berupa hidrogen, oksigen, sulfur dan nitrogen serta pengambilan sampel. Konsentrasi akhir minyak pelumas dalam
senyawa-senyawa lain yang terbentuk dari proses pembuatan. air pada effluent separator diukur dengan metode ekstraksi
Volume pori-pori karbon aktif biasanya lebih besar dari 0,2 soxhlet yang mengacu pada Standard Method 5520 D [17].
cm3/gram dan bahkan terkadang melebihi 1 cm3/gram. Luas
permukaan internal karbon aktif yang telah diteliti umumnya
lebih besar dari500 m2/gram dan bisa mencapai 1908 m2 /gram HASIL DAN PEMABAHASAN
[13].
Pengecekan debit aliran
Beda ketinggian air 9 cm - 10 cm berdasarkan hasil
METODE perhitungan menghasilkan debit ± 25 L/jam. Debit dengan
ketinggian air tersebut selanjutnya dilakukan pengecekan
A. Perancangan Alat OWS
dengan menggunakan beaker glass 500 mL dan stopwatch. Bak
Pada perancangan ini digunakan 1 buah alat oil water penampung diisi dengan air limbah buatan hingga batas
separator yang terbuat dari plat baja dirancang pada skalaIIpI.ilot. ketinggian 10 cm dari selang pada dasar bak. Sumbat selang
Alat oil water separator mempunyai luas alAa.s 100 x 200 cm dibuka, stopwatch dinyalakan dan beaker glass 500 mL
dengan tinggi 1I5I.0 cm. Tiga buah plate settler dengan sudut diarahkan pada outlet selang sehingga dapat menampung air
kemiringan 45º digunakan dengan jumlah plate berturut-turut limbah buatan. Ketiganya dilakukan secara bersamaan. Waktu
25 lembar, 30 lembar, dan 35 lembar. Ketiga unit plate settler hasil pengisian air limbah buatan pada beaker glass 500 mL
tersebut memiliki dimensi yang identik, dengan panjang 40 cm, yang mencapai volume tertentu dicatat kemudian debit aliran
lebar 40 cm, dan jarak antar plate 2-8 cm dari kriteria desain 2- dihitung berdasarkan hasil pencatatan volume air dan waktu di
4 cm [14]. Dimensi reaktor didapatkan dari perhitungan dengan lapangan. Tabel 1 menunjukkan hasil perhitungan debit dan
mempertimbangkan debit aliran yang ditentukan (25 L/jam) pengecekan debit di lapangan. Hasil pengecekan debit pada
dan waktu detensi oil separator (2 jam). Aliran yang ketinggian air tersisa 9 cm – 10 cm mendekati debit aliran yang
berlangsung harus laminar agar mendukung pemisahan partikel ditentukan yakni 25 L/jam. Adanya selisih angka antara debit
minyak sesuai dengan Hukum Stokes [15]. Berdasarkan yang ditentukan dan debit pada pengecekan di lapangan dapat
perhitungan bilangan Reynolds, didapatkan angka Reynolds disebabkan oleh kesalahan pembacaan tinggi air (cm) pada bak
yang termasuk laminer sehingga pemisahan partikel minyak penampung dan kemungkinan adanya jangka waktu antara
dapat berlangsung [16]. Penentuan jumlah plate pada plate selesai menampung sampel air limbah buatan dalam beaker
settler didapatkan dari perhitungan dengan mempertimbangkan glass 500 mL dengan menghentikan stopwatch. Bilangan
luas permukaan plate total dan luas efektif tiap plate. Reynolds dari hasil perhitungan juga masih tergolong laminer.
TABLE I
B. Persiapan Air Limbah Buatan PERHITUNGAN DEBIT DAN PENGECEKAN DEBIT TEKNIS

Air limbah buatan yang digunakan dalam percobaan ini


Ketinggian Debit (L/jam)
mengandung minyak oli bekas dan solar. Konsentrasi oli bekas Bilangan
Air Tersisa
Hitungan Pengecekan Reynolds
yang digunakan konstan sebesar 15,20,25 g/L. Konsentrasi (cm)
tersebut didapatkan dari perhitungan kandungan minyak dalam 10 25 25,71 12,4

larutan. Setiap konsentrasi minyak oli bekas dicampurkan 9,5 24,23 - 12,02
dengan solar dengan konsentrasi sesuai variabel dan tidak 9 23,58 24 11,7
menggunakan rasio tertentu. B. 8,5 22,9 - 11,36
8 22,21 - 11,02
C. Pengujian Alat OWS
Bak penampung diisi dengan air limbah buatan Pengujian alat OWS dan Pengaruh Konsentrasi minyak
mengandung air, minyak oli bekas, serta solar dengan oli
konsentrasi yang telah ditentukan. Pompa submersible yang Pada Tabel 2 menunjukkan konsentrasi minyak pelumas
terletak di dalam bak penampung dinyalakan agar air, minyak dalam influent dan konsentrasi minyak oli bekas dalam effluent.
oli bekas, dan solar tetap tercampur. Permukaan air pada bak Hasil pengujian menunjukkan bahwa semakin besar konsentrasi
dijaga tetap konstan dengan ketinggian air sesuai dengan debit minyak oli bekas dalam influent, semakin besar konsentrasi
yang diinginkan. Pengamata dilakukan dengan memvariasikan minyak dalam effluent. Pada jumlah plate settler 25 didapatkan
variabel penelitian yakni konsentrasi limbah minyak oli bekas konsentrasi minyak oli bekas dalam effluent yakni 15,5 mg/L,
dengan jumlah plate settler. 12 mg/L, dan 10,5 mg/L untuk konsentrasi minyak oli bekas
dalam influent 1500 mg/L, 2000 mg/L, dan 2500 mg/L.
Pengambilan sampel pada outlet separator dilakukan
Sedangkan untuk pada jumlah plate settler 30 didapatkan
setelah terdapat effluent yang keluar dari outlet separator.
konsentrasi minyak oli bekas dalam effluent yakni 21,5 mg/L,
Setiap cycle (pengamatan pada jumlah plate dengan tiap
19,5 mg/L, dan 17 mg/L untuk konsentrasi minyak
konsentrasi limbah minyak pelumas) dilakukan dua kali

67
oli bekas dalam influent 1500 mg/L, 2000 mg/L, dan 2500
mg/L. Sedangkan untuk pada jumlah plate settler 35 didapatkan
konsentrasi minyak oli bekas dalam effluent yakni 25,5 mg/L,
20,5 mg/L, dan 18,5 mg/L untuk konsentrasi minyak oli bekas
dalam influent 1500 mg/L, 2000 mg/L, dan 2500 mg/L. Secara
keseluruhan semakin banyak influent minyak oli bekas semakin
banyak effluent minyak oli bekas yang dihasilkan, hal ini
dikarenakan konsentrasi tidak terlalu berpengaruh terhadap
proses separasi.
Gambar 5. Sampel air tanpa karbon aktif
TABLE 2
KONSENTRASI MINYAK OLI BEKAS DALAM INFLUENT DAN KONSENTRASI
MINYAK OLI BEKAS DALAM EFFLUENT

Konsentrasi Efisiensi (%)


(mg/L) 25 30 35
1500 15,5 12 10,5
2000 21,5 19,5 17

2500 25,5 20,5 18,5

Pengaruh jumlah plate settler terhadap efisiensi


pemisahan Gambar 6. Sampel air dengan penggunaan karbon aktif
C. Efisiensi dihitung dengan membandingkan antara konsentrasi
minyak oli bekas dalam influent (input) dengan konsentrasi Berdasarkan gambar penggunaan karbon aktif memberikan
minyak oli bekas dalam effluent (output) [18]: hasil air yang lebih jernih dan lebih bening, penggunaan karbon
− aktif efektif untuk meningkatkan kualitas air effluent. Dengan
= 100% penggunaan karbon aktif baik untuk proses pemisahan tetapi
Tabel 3 menunjukan efisiensi efisiensi pemisahan proses membutuhkan perawatan yang lebih untuk merawat karbon
separasi minyak dalam air, berdasarkan tebel semkin banyak aktifnya. Karbon aktif yang merupakan adsorber dapat
jumlah plate settler semakin tinggi efisiensi pemisahan. Efisiensi menyerap kotoran pada larutan sehingga larutan menjadi lebih
tertinggi didapat pada jumlah plate settler 35 buah dan pada jernih, kotoran diserap lewat pori-pori karbon aktif dan semakin
konsentrasi 1500 mg/L dengan efisiensi 99,3%. Dengan semakin besar luas permukaan karbon aktif semakin baik proses
banyak jumlah plate settler minyak yang terpisahIV. adsorbsinya [19].
semakin banyak karena semakin rapat minyak yang naik keatas
permukaan sehingga minyak yang ikut tercampur air semakin KESIMPULAN
sedikit. Berdasarkan hasil pengujian diperoleh efisiensi tertinggi
TABLE 3 didapat pada jumlah plate settler 35 buah dan pada konsentrasi
1500 mg/L dengan efisiensi 99,3%. Sedangkan Efisiensi pada
EFISIENSI PEMISAHAN TERHADAP JUMLAH PLATE SETTLER DAN KONSENTRASI
jumlah plate settler 30 yaitu 99,2 pada konsentrasi 1500 mg/L,
Konsentrasi Efisiensi (%) dan efisiensi pada jumlah plate settler 25 diperoleh efisiensi
(mg/L) 25 30 35 98,967 % dengan konsentrasi 1500 mg/L. Penambahan karbon
1500 98,967 99,2 99,3 aktif memberikan warna air effluent yang lebih bening dan
D.
2000 98,925 99,025 99,125 jernih, hal ini dikarenakan karbon aktif menadsobsi kotoran
98,98 99,18 99,26 pada larutan sehingga air menjadi lebih jernih dan bening.
2500

V. UCAPAN TERIMAKASIH
Pengaruh penggunaan karbon aktif pada proses separasi Ucapan terimakasih ini ditujukan kepada BPPI Provinsi
Jawa Tengah yang telah memmembantun perancangan dan
pembuatan alat OWS kepada Tim KKN, Mitra KKN TPI
Batang yang telah turut sertadalam membantu program
Rancanf bangun alat OWS. Keberhasilan perancangan alat
OWS tidak akan tercapai tanpa adanya bantuan dari pihak-
pihak tersebut. Maka dari itu sudah sepantasnya Tim KKN
Tematik Universitas Diponegoro mengucapkan terimakasih.
Dengan jadinya alat OWS dan diharapkan dapat mengurangi

68
[9] Kelly, G. The role of glucosamine sulfate and chondroitin sulfates in the
dampak tumpahan limbah minyak di pesisir pantai Kabupaten treatment of degenerative joint disease. Alternative Medicine Review.
Batang sesuai yang di inginkan semua pihak. 3(1):27-39, 1998.
[10] Camara, Da CC, and Dowless, GV. Glucosamine sulfate for
REFERENSI osteoarthritis. Annals of Pharmacotherapy. 11(32):580-587, 1998.
[11] Lopes Júnior, O. V., and Inácio, A. M. Use of glucosamine and
[1] Hajji, S., Younes, I., Ghorbel-Bellaaj, O., Hajji, R., Rinaudo, M., Nasri,
chondroitin to treat osteoarthritis: a review of the literature. Revista
M., and Jellouli, K. Structural differences between chitin and chitosan
Brasileira de Ortopedia (English Edition), 48(4), 300–306., 2013.
extracted from three different marine sources. International Journal of
[12] Chen, Q., Xio, W., Zhou, L., Wu, T., Wu, Y. 2012. Hydrolysis of
Biological Macromolecules. Pp 298-306 , 2014.
chitosan under microwave irradiation in ionic liquids promoted by
[2] Kholifin, M., Bustanul. Determinan permintaan ekspor udang beku
sulfonic acid-functionalized ionic liquids. , 97, 2012
indonesia ke uni eropa. Unpublished, 2013.
[13] Gandhi, N., & Laidler, J. K. Preparation of glucosamine hydrochloride.
[3] Bajaj, M., Winter, J., and Gallert, C. Effect of deproteination and
U.S. patent 6,486,307, 2002.
deacetylation conditions on viscosity of chitin and chitosan extracted
[14] Mojarrad, J. S., Nemati, M., Valizadeh, H., Ansarin, M., and Bourbour,
from Crangon crangon shrimp waste. , 56, pp.51–62, 2011.
S. Preparation of glucosamine from exoskeleton of shrimp and
[4] Shahidi, F., and Abuzaytoun, R. Chitin, Chitosan, and Co-Products:
predicting production yield by response surface methodology. Journal of
Chemistry, Production, Applications, and Health Effects. Advances in
Agricultural and Food Chemistry, 55(6), 2246–50, 2006.
Food and Nutrition Research, 49, pp 93–135, 2005.
[15] Novikov, V. Y. Acid hydrolysis of chitin and chitosan. Russian Journal
[5] Pillai,W. P., and Chandra, P. Sharma. Chitin and chitosan polymers:
of Applied Chemistry, 77, 484–487, 2004.
Chemistry, solubility and fiber formation. C.K.S, 2009.
[16] Ingle, T. R., Vaidya, S. H., & Pai, M. V. Production of D-glucosamine
[6] Matheson, A. J., & Perry, C. M. Glucosamine: A review of its use in the
hydrochloride (GAH) from fish canning waste. Research and Industry,
management of osteoarthritis. Drugs & Aging, 20, 1041–1060, 2013.
18, 54–56, 1973.
[7] Ishiguro, N., Kojima, T., & Poole, A. R. Mechanism of cartilage
[17] Chen, C. George, and Johnson, R. Bruce. Improved Colorimetric
destruction in osteoarthritis. Nagoya Journal of Medical Science, 65, 73–
Determination of Cell Wall Chitin in Wood Decay Fungi, 1983.
84, 2002.
[18] Kazami, N., Sakaguchi, M., Mizutani, D., Masuda, T., Wakita, S.,
[8] Kazami, N., Sakaguchi, M., Mizutani, D., Masuda, T., Wakita, S.,
Oyama, F., Sugahara, Y. A simple procedure for preparing chitin
Oyama, F., Sugahara, Y. A simple procedure for preparing chitin
oligomers through acetone precipitation after hydrolysis in concentrated
oligomers through acetone precipitation after hydrolysis in concentrated
hydrochloric acid. Carbohydrate Polymers, 132, 304–310, 2015.
hydrochloric acid. Carbohydrate Polymers, 132, 304–310, 2015.

69
PEMASANGAN APARTEMEN IKAN SEBAGAI ALTERNATIF
PENINGKATAN HASIL TANGKAP IKAN DAN PEREMAJAAN TERUMBU
KARANG DI PERAIRAN SIGANDU KABUPATEN BATANG
Ir. Ibnu Pratikno, Msi (1), Dr. Eng. Ahmad Fauzan Zakki, ST, MT (2), Drs. Jarot Marwoto,
M.Pd (3) Ari Wibawa Budi Santosa, S.T, M.Si (4)
1
Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro
2
Teknik Perkapalan, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
3
Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas
4
Teknik Perkapalan, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Diponegoro Prof. Sudarto, SH, Tembalang, Semarang, Indonesia
Email: arikapal75@gmail.com
ABSTRAK
Pemasangan apartemen ikan dikawasan perairan Sigandu bertujuan sebagai salah satu
upaya peremajaan ekosistem terumbu karang yang berdampak pada pemulihan
ketersediaan ikan di wilayah perairan Sigandu Batang, Jawa Tengah. Apartemen ikan
Berfungsi sebagai daerah Pemijahan (Spawning Ground), daerah asuhan atau
pembesaran (Nursery Ground) dan daerah mencari makan (Feeding Ground).
Apartemen ikan merupakan suatu bangunan yang tersusun dari konstruksi partisi
plastik,shelter, dan pemberat yang ditempatkan di dasar perairan berfungsi sebagai
tempat berpijah bagi ikan-ikan dewasa (Spawning Ground) dan atau areal
perlindungan, asuhan dan pembesaran bagi telur dan serta anak anak ikan (Nursery
Ground). Metode pengabdian yang diberikan adalah penyuluhan dan praktik. Hasil dari
kegiatan menunjukkan bahwa program pemasangan apartemen ikan di perairan
Sigandu memiliki dampak positif bagi nelayan sebagai upaya peningkatan ketersediaan
populasi ikan di perairan Sigandu.

Kata kunci : terumbu karang,, Apartemen Ikan , Sigandu

PENDAHULUAN wilayah dengan Kota Pekalongan, dan


Lokasi perairan Sigandu tidak Kawasan Strategis Pengembangan
jauh dari pusat Kota Batang yakni Wisata, yang meliputi area sepanjang
hanya sekitar 2 km sebelah utara kota pantai mulai Pantai Sigandu hingga
dengan jalan beraspal menuju tempat Pantai Ujungnegoro (Salin, 2018).
tersebut. Perairan Sigandu berlokasi di Kerusakan ekosistem perairan Sigandu
Desa Klidang Lor, kecamatan Batang. dinilai sudah kritis. Kondisi ini
Perairan Sigandu termasuk dalam dua diakibatkan oleh rusaknya terumbu
kategori kawasan strategis sekaligus, karang di perairan Sigandu yang
yaitu: Kawasan Strategis Pelabuhan seharusnya mampu melindungi
Niaga, yang meliputi area sepanjang ekosistem ikan kecil. Kerusakan
pantai mulai lokasi Pelabuhan Niaga ke ekosistem terumbu karang telah hampir
arah Barat hingga garis perbatasan menyeluruh di semua wilayah di

70
Indonesia salah satunya adalah perairan al. (2003) yang menyatakan bahwa
Sigandu Kabupaten Batang. Hal ini hasil tangkap ikan meningkat hingga
diakibatkan adanya penggunaan bahan 90,53% dengan adanya apartemen ikan
peledak, pencemaran lingkungan dan (Sartimbul, 2017).
kawasan tambak, kawasan industri
Berdasarkan fakta-fakta
serta pemukiman yang mengancam
tersebut, melalui kegiatan pengabdian
keter-sedian sumberdaya ikan dan biota
kepada masyarakat KKN PPM Tematik
laut sehinga akhirnya nelayan yang
UNDIP telah dilakukan pembuatan
meng-gantungkan hidup dari usaha
apartemen ikan bersama masyarakat
penang-kapan juga terancam. Terlihat
setempat dengan menggunakan bahan
dari semakin jauhnya daerah
yang lebih ramah lingkungan dan
penangkapan, semakin sedikitnya hasil
memiliki umur teknis yang jauh lebih
tangkapan dan semakin
panjang yaitu tali polypropylene (PP).
kecilnya ukuran ikan yang tertangkap
Apartemen ikan merupakan suatu
(Salin, 2018).
bangunan yang tersusun dari konstruksi
Nelayan telah banyak partisi plastik,shelter, dan pemberat
mengeluhkan telahh mengikisnya yang ditempatkan di dasar perairan
jumlah ikan di kawasan perairan berfungsi sebagai tempat berpijah bagi
Sigandu. Terlebih, terhitung sejak awal ikan-ikan dewasa (spawning ground)
tahun, ketika curah hujan dan ombak dan atau areal perlindungan, asuhan
meninggi, kondisi ombak kian tak dan pembesaran bagi telur dan serta
bersahabat, nelayan tidak anak naak ikan (nursery ground) yang
memberanikan diri melaut. Fakta bertujuan untuk memulihkan
tentang rusaknya terumbu karang telah ketersediaan sumberdaya ikan. Selain
menjadi perhatian bagi pemerintah itu tujuan pembuatan apartemen ikan
kaupaten Batang (Rani, 2003). adalah sebagai peremajaan terumbu
karang di wilayah periaran Sigandu,
Adanya kerusakan terumbu
Kabupaten Batang, Jawa Tengah (Rani,
karang menimbulkan adanya
2003).
perkembangan alat pancing yang
berdampak pada peningkatan Rancangan kegiatan pembuatan
pemanfaatan apartemen ikan (rumpon) dan pengoperasian apartemen ikan ini
sebagai alat bantu penangkapan. melibatkan masyarakat setempat
Apartemen ikan digunakan nelayan sehingga terbentuk rasa kepemilikan
sebagai tempat mengumpulnya ikan atas apartemen ikan tersebut.
sehingga mampu menekan biaya Pemanfaatan hasil pengoperasian
operasional tangkap ikan sekaligus apartemen ikan juga melibatkan peran
meningkatkan hasil tangkapan. Hal ini nelayan dan masyarakat setempat,
sesuai dengan penelitian Simbolon et sehingga diharapkan mampu

71
meminimalisasi konflik-konflik yang penentuan lokasi pemasangan
terjadi. Manfaat lain yang akan apartemen ikan.
diperoleh nelayan setempat adalah
Produksi Apartemen Ikan
aplikasi apartemen ikan ramah
lingkungan berbasis masyarakat ini Alat yang digunakan dalam
akan menambah jumlah alat memproduksi apartemen ikan adalah
pengumpul ikan yang dikelola oleh cetok, gunting, pisau, pacul, GPS
nelayan lokal, dalam hal ini adalah android. Bahan yang digunakan adalah
Kelompok Nelayan dengan tetap tali plastikpolypropylene diameter
melalui kontrol pemerintah daerah 22/24 mm ukuran 1500m, semen cor,
setempat . Secara ekonomi, apartemen
ikan akan mampu mengembangkan
kesejahteraan nelayan pancing ulur
dengan meningkatnya produktifitas
hasil tangkapan, dan secara
institusional akan mampu
meminimalisir konflik nelayan dengan
adanya kepemilikan bersama atas
apartemen ikan tersebut.

Gambar 1 Survei konfirmasi serta


METODE PELAKSANAAN pemilihan lokasi potensial

Kegiatan ini dilaksanakan di jaring, tali tambang, kawat besi/ beton,


Perairan Sigandu, Kabupaten Batang, ban bekas dan paku. Pembuatan
Jawa Tengah sepanjang bulan Juli- apartemen ikan yang dilakukan dengan
Agustus 2018. Tahapan produksi membuat ponton dari Styrofoam yang
apartemen ikan secara sederhana dibungkus dengan terpal, disimpul
meliputi survei konfirmasi ke dengan tali Polyethylene (PE) yang
kelompok nelayan, pembuatan peta mempunyai sifat lebih lentur dari pada
batimetri dan pemilihan lokasi PP, sesuai dengan desain apartemen
potensial apartemen ikan, sampai ikan laut dalam. Selain itu dibuatkan
pelatihan pencatatan hasil juga pemberat yang terbuat dari semen
tangkapan,monitoring dan evaluasi dan kawat beton (beton) pada tiap sisi
dapat dijelaskan dengan alur kegiatan tali apartemen ikan. Pada sisi kiri kanan
pada kelompok nelayan Sigandu, partisi dirangkaikan dengan lembaran
Kabupaten Batang. Pada survey ini jaring dan daun kelapa sebagai shelter
dilakukan koordinasi lebih lanjut dan attractor-nya dengan cara
dengan mitra kegiatan serta dilakukan menenggelamkan apartemen ikan di

72
daerah yang telah dipilih dengan acuan pelampung apartemen ikan Secara
konfirmasi dengan mitra IbM, detail, tahapan pembuatan apartemen
diketahui bahwa hampir semua anggota ikan adalah sebagai berikut:a.
nelayan tidak pernah melakukan Pembuatan pemberat dan
pencatatan hasil tangkapannya, pengaitnyaPemberat dibuat sebanyak
sehingga tidak dapat diketahui adanya 44 buah yang dibagi dalam 4 hill
peningkatan hasil tangkap setelah (pengait) yang terbuat dari ban bekas
dipasang apartemen ikan di daerah yang dililit dengan tali sebagai penguat.
penangkapannya. Selain itu, data Masing-masing pemberat dibuat dari
tersebut sangat diperlukan untuk tujuan semen beton dengan berat 70 kg.
monitoring ketersediaan sumberdaya
Sosialisasi dan Perakitan Apartemen
ikan di daerah penangkapan di perairan
Ikan
Sigandu.

Gambar 3 Sosialisasi perakitan


Gambar 2 Produksi Apartemen Ikan
Apartemen Ikan

HASIL PELAKSANAAN Telah dilakukan sosialisasi


dengan mitra mengenai perakitan
Penentuan Lokasi Apartemen ikan apartemen ikan, Rangka yang terbuat
dari tali polypropylene (PP) dengan
Desain dan Produksi apartemen
diameter 24 mm dirangkaikan dengan
ikan Desain apartemen ikan untuk laut
ponton, shelter, attractor dan pemberat
dalam berbeda dengan apartemen ikan
dengan hill (pengait) yang terbuat dari
yang digunakan di perairan dangkal.
ban bekas yang dililit tali. Panjang
Desain apartemen ikan yang
rangka I dari hill pertama dengan
diaplikasikan pada pengabdian
ponton adalah 150m yang terbuat dari 2
kepadamasyarakat ini adalah berupa
buah lilitan tali PE. Selanjutnya
rangkaian tali PP, pemberat beton,
dipasang shelter dari hill pertama pada
pelampung, dan jaring. Ponton/
rangka II yang terbuat dari 4 lilitan tali

73
PE sepanjang 450m, rangka selanjutnya
disimpul dan di rangkai dengan rangka
berikutnya (III) yang terbuat dari 3
buah lilitan tali PE dengan panjang
150m. 3.3. Pemasangan Apartemen
ikan
Pemasangan/ penenggelaman
apartemen ikan dilakukan pada tanggal
6 Agustus 2018. Pemasangan 3 unit (c)
apartemen ikan ini dilakukan dengan
oleh nelayan mitra dibantu beberapa
mahasiswa Universitas Diponegoro
dalam kegiatan KKN PPM Tematik
Kabupaten Batang dengan
menggunakan 1 (satu) kapal nelayan.
Proses pemasangan apartemen ikan di
Perairan Sigandu disajikan pada
Gambar 4.
(d)
Gambar 4 (a) pengecekan apartemen
ikan siap di pasang (b) persiapan
penyelam untuk memasang apartemen
ikan (c) proses penenggelaman
apartemen ikan (d) proses pemasangan
ikan

Evaluasi

(a) Sebagai akhir dari kegiatan


pengabdian kepada masyarakat ini
adalah kegiatan evaluasi dan
monitoring, yang dilaksanakan pada
tanggal 10 Agustus 2018. Kegiatan ini
bertujuan untuk memonitor dan melihat
perkembangan hasil tangkapan setelah
terpasang apartemen ikan di Perairan
Sigandu. Monitoring dilakukan tiap
bulan sekali setelah setelah
pemasangan, namun penangkapan
(b) berdampak setelah 3 bulan pemasangan

74
(November 2018). Ketika artikel ini berfungsi sebagai tempat pengasuhan
disusun belum genap 3 (tiga) bulan, bagi ikan (nursery ground) dan lokasi
untuk melihat peningkatan hasil konsentrasi (fishing ground) ikan bagi
tangkapan. Namun demikian, kegiatan penangkapan.
monitoring tetap dilaksanakan untuk
memastikan bahwa apartemen ikan
masih terletak pada posisi yang sama. DAFTAR PUSTAKA
Pada kegiatan evaluasi tersebut
dilakukan pula konfirmasi kegiatan
rutin yang memanfaatkan apartemen Ekojono, n.d. Iptek Bagi Masyarakat
ikan kepada nelayan masyarakat Pembudidayaan Ikan Hias Air tawar
Sigandu. Konfirmasi juga dilakukan kbupaten Tulungagung. Jurnal Adimas.
kepada Ketua Pokmaswas dan pihak Rani, C., 2003. Perikanan dan Terumbu
terkait seperti staf penangkapan Dinas Karang yang Rusak: Bagaimana
Perikanan dan Kelautan Kabupaten Mengelolanya?. Jurnal Bionatura,
Batang. Volume 5, pp. 97-111.
Salin, M. A., 2018. Strategi
Pengembangan Pantai Sigandu di
KESIMPULAN DAN SARAN
Kabupaten Batang dengan Analsis
SWOT.
Kegiatan pengabdian kepada
masyarakat ini telah berhasil dibuat dan Sari, D. K., 2011. Pengembangan
dipasang 3 (tuga) unit apartemen ikan Pariwisata Obyek Wisata Pantai
yang dipasang di perairan Sigandu Sigandu Kabupaten Batang. In: Skripsi.
Kabupaten Batang. Melalui kegiatan ini Semarang: Universitas Diponegoro.
telah dilakukan alih teknologi Sartimbul, A., 2017. Desain dan
pembuatan apartemen ikan serta pemasangan Rumah Ikan sebagai
kegiatan pembukuan hasil tangkap, Alternatif Peningkatan Hasil
yang kelak diharapkan dapat Tangkapan di Sendangbiru Kabupaten
bermanfaat bagi nelayan Sigandu pada Malang. Jurnal Pengabdian
khususnya dan perikanan Sigandu pada Masyarakat J-DINAMIKA, Volume 2.
umumnya. Selain dari itu, diharapkan
hasil dari kegiatan ini dapat
diaplikasikan untuk kegiatan
pemasangan apartemen ikan di lokasi
yang lain serta dapat digunakan untuk
data dasar dalam pengelolaan
sumberdaya ikan berkelanjutan di
Sigandu. Apartemen ikan sendiri

75
PENGUJIAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA SEBAGAI
ENERGI ALTERNATIVE UNTUK LAMPU CELUP BAWAH AIR GUNA
MENINGKATKAN HASIL TANGKAPAN NELAYAN KELURAHAN
KARANGASEM UTARA, BATANG

Ir. Ibnu Pratikno, Msi (1), Dr. Eng. Ahmad Fauzan Zakki, ST, MT (2), Drs. Jarot Marwoto, M.Pd (3) Ari Wibawa Budi
Santosa, S.T, M.Si (4)
1
Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro
2
Teknik Perkapalan, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
3
Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas
4
Teknik Perkapalan, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Diponegoro Prof. Sudarto, SH, Tembalang, Semarang, Indonesia
Email: arikapal75@gmail.com

Abstrak

Kebutuhan akan listrik baik untuk kalangan industri, perkantoran, maupun masyarakat umum terutama nelayan sangat
meningkat. Tetapi, peningkatan kebutuhan listrik ini tidak diiringi oleh penambahan pasokan listrik. Berdasarkan
permasalahan tersebut, energi surya dipilih sebagai energi alternatif untuk menghasilkan energi listrik. Alat yang
digunakan disini adalah sel surya, karena dapat mengkonversikan langsung radiasi sinar matahari menjadi energi listrik
(proses photovoltaic). Agar energi surya dapat digunakan pada malam hari, maka pada siang hari energi listrik yang
dihasilkan disimpan terlebih dahulu ke baterai/accu yang dikontrol oleh regulator. Keluaran regulator langsung
dihubungkan dengan inverter dari arus DC ke AC. Pengujian modul surya (photovoltaic) terlihat bahwa hasil daya
keluaran rata-rata dan arus yang didapatkan sebanding lurus. Hal ini dikarenakan photovoltaic saat mengikuti arah
pergerakan matahari akan selalu memposisikan photovoltaic untuk tetap menghadap matahari sehingga tetap akan dapat
menangkap pancaran matahari secara maksimal. Penggunaan energy listrik pada nelayan dimanfaatkan untuk
menerangi dan digunakan untuk mengoperasikan Lampu Celup Bawah Air(LACUBA). LACUBA digunakan nelayan
dengan memanfaatkan sifat fototalksis.
Kata kunci :Sel Surya, AC DC, Photovoltaic, LACUBA, fototaksis..

1. Pendahuluan surya(solarcell) untuk menampung energy panas matahari


Kebutuhan manusia pada energi semakin naik seiring yang kemudian diubah menjadi energy listrik dan dikontrol
dengan peningkatan populasi manusia..Perkembangan sedemikian rupa agar dapat disimpan dalam batere/accu.
teknologi sekarang ini mengalami kemajuan yang sangat Listrik tersebut dapat digunakan sewaktu-waktu saat
pesat. Alat-alat dengan teknologi canggih telah banyak dibutuhkan. Namun listrik yang tersimpan dalam
ditemukan seiring dengan kebutuhan manusia yang batere/accu tersebut masih dalam bentuk listrik DC, apabila
semakin kompleks. Energi berperan penting untuk dapat diperlukan tegangan AC maka digunakan alat berupa
dimanfaatkan atau diubah kebentuk energy lain. Segala inverter.
aspek kehidupan manusia saat ini dan mendatang tidak Dengan pemanfaatan energy yang dapat disimpan dalam
akan lepas dari pemanfaatan energy.Khususnya dibidang batere/accu ini dapat dimanfaatkan nelayan dengan
penangkapan ikan dimalam hari, hal ini membutuhkan menggunakan lampu celup yang dipasang dalam purse
listrik dengan data yang relatif besar, jangka waktu lama, seine/alat tangkap bagan dalam operasi penangkapan ikan.
untuk penerangan dan operasi penangkapan di laut. Tentu Lampu celup ini menambah hasil tangkap nelayan secara
saja hal ini sangat menguntungkan namun terlepas dari hal efektif dengan menarik hasil tangkapan berdasarkan
tersebut masih kunonya pemanfaatan energy dengan pemanfaatan sifat fototaksis pada ikan maupun makhluk
menggunakan generator listrik berpenggerak motor bahan lain.
bakar diesel menjadi pilihan sumber pembangkit listrik Perangkat untuk memanfaatkan energy alternative dan
bagi nelayan purse seine. perangkat penunjang operasi penangkapan ikan diharapkan
Sedangkan penggunaan bahan bakar minyak(BBM) saat mendukung operasi tapi seberapa besar efektifitas dan
ini mengalami kenaikan harga dan stok bahan bakar efisiensinya merupakan pertanyaan besar yang perlu
minyak semakin menipis dibumi. Kondisi tersebut menjadi dijawab dengan pengujian.
kendala dalam operasi penangkapan sehingga perlu adanya
alternatif pemecahan untuk meringankan beban nelayan. 2. Dasar Teori
Salah satu alternative pembangkit listrik dengan 2.1. Energi
pemanfaatan energy yang terbarukan dengan jumlah yang Energi adalah properti fisika dari suatu objek, dapat
tidak terbatas adalah energy panas matahari/surya. Energi berpindah melalui interaksi fundamental, yang dapat
tersebut dapat dimanfaatkan dengan menggunakan panel diubah bentuknya namun tak dapat diciptakan maupun

76
dimusnahkan. Joule adalah satuan SI untuk energi, diambil berkurang. Dengan demikian operasi penangkapan yang
dari jumlah yang diberikan pada suatu objek (melalui kerja dilakukan pada waktu-waktu tersebut kurang efektif.
mekanik) dengan memindahkannya sejauh 1 meter dengan
gaya 1 newton. 2.3 Sel Surya
Kerja dan panas adalah 2 contoh proses atau Sel surya atau sel fotovoltaik, adalah sebuah alat
mekanisme yang dapat memindahkan sejumlah energi. semikonduktor yang terdiri dari sebuah wilayah-besar
Hukum kedua termodinamika membatasi jumlah kerja diode p-n junction, di mana, dalam hadirnya cahaya
yang didapat melalui proses pemanasan-beberapa matahari mampu menciptakan energi listrik yang berguna.
diantaranya akan hilang sebagai panas terbuang. Jumlah Pengubahan ini disebut efek photovoltaic. Bidang riset
maksimum yang dapat digunakan untuk kerja disebut
berhubungan dengan sel surya dikenal sebagai
energi tersedia. Sistem seperti mesin dan benda hidup
photovoltaics. Sel surya memiliki banyak aplikasi. Mereka
membutuhkan energi tersedia, tidak hanya sembarang
terutama cocok untuk digunakan bila tenaga listrik dari grid
energi. Energi mekanik dan bentuk-bentuk energi lainnya
tidak tersedia, seperti di wilayah terpencil, satelit
dapat berpindah langsung ke bentuk energi panas tanpa
pengorbit bumi, kalkulator genggam, pompa air, dll. Sel
batasan tertentu.].
surya (dalam bentuk modul atau panel surya) dapat
dipasang di atap gedung di mana mereka berhubungan
2.2. Cahaya dengan inverter ke grid listrik dalam sebuah pengaturan net
Mekanisme tertariknya ikan terhadap cahaya lampu metering. Banyak bahan semikonduktor yang dapat dipakai
belum diketahui dengan jelas, namun diduga untuk membuat sel surya diantaranya Silikon, Titanium
berkumpulnya ikan disebabkan oleh keinginan mencari Oksida, Germanium, dll
intensitas cahaya yang cocok (Verheyen 1959 cit.
Kristjonson, 1968)
Ikan tertarik oleh cahaya oleh cahaya melalui
penglihatan (mata) dan rangsangan melalui otak (pineal
regional pada otak). Peristiwa tertariknya ikan pada cahaya
disebut fototaksis, dengan demikian, ikan yang tertarik
oleh cahaya hanyalah ikan-ikan fototaksis yang umumnya
adalah ikan-ikan pelagis. Ada beberapa alas an mengapa
ikan tertarik oleh cahaya, antara lain adalah penyesuaian
intensitas cahay dengan kemampuan mata ikan untuk
menerima cahaya. Dengan demikian, kemampuan ikan
untuk tertarik pada suatu sumber cahaya sangat berbeda-
beda. Ada ikan yang sangat senang pada intensitas cahaya Gambar 1. Mekanisme Sel Surya
yang tinggi.
Takayama (1959) menjelaskan bahwa ketertarikan
terhadap cahaya bukan saja tergantung pada sifat fototaksis 2.4. Lampu Celup Bawah Air
positif dari ikan tersebut, tetapi faktor ekologis juga Lacuda adalah jenis lampu bawah air yang ,
berpengaruh terhadap makhluk-makhluk hidup lainnya. didesain dan dikemas secara khusus dalam satu sistem dan
Mula-mula yang tertarik untuk mendekati sumber cahaya telah teruji tahan hingga kedalaman 12 meter. Lacuda
adalah jenis zooplankton, kemudian diikuti oleh jenis ikan- dipasang pada Perahu, Bagan Tancap maupun Bagan
ikan kecil dan ikan-ikan besar. Apung dan dicelupkan kedalam air dengan penambahan
Menurut Nikonorov (1975), menyatakan bahwa beberapa peralatan untuk menambatkan kabel pada Perahu,
tingkah laku ikan di bawah sumber cahaya lampu, adalah maupun bagan. Lampu jenis ini dilengkapi pula dengan
tidak normal karena ikan tidak dapat meninggalkan sumber sistem elektronik, kabel penghubung, Dimer dan
cahaya lampu, bahkan kadang-kadang terdapat keganjilan, dioperasikan dengan sumber arus Searah (AC) dari Genset
misalnya ada beberapa tingkah laku ikan yang terlihat untuk menghasilkan cahaya 600 Wat dengan intensitas
mendekati sumber cahaya, kemudian berenang cepat sekali yang terang.
sambil berputar-putar mengelilingi sumber cahaya,
sesudah itu berlompatan ke atas permukaan.
Menurut Yami (1976) bahwa adanya cahaya
bulan dalam light fishing memberikan pengaruh negatif,
cahaya bulan membuat ikan menjadi enggan, bahkan tidak
lagi tertarik pada cahaya lampu. Hal ini disebabkan karena
penerangan cahaya lampu berkurang oleh adanya cahaya
bulan. Selanjutnya dikatakan pula bahwa terang bulan
yang cerah dapat menyebabkan ikan-ikan
menyebarluaskan daerahnya sehingga kepadatannya
Gambar 2. Lampu Celup Bawah Air

77
3. Metode 1) Pengukuran temperatur udara sekitar
Pengujian Alat Pembangkit Listrik Tenaga Surya dan dan permukaan panel surya serta
Lampu celup pada Purse Seine Perahu di Perairan Utara kondisi baterai/ accu;
Karang Asem Utara menggunakan metode 2) Pengamatan terhadap lampu indicator
pengujian/eksperimen charger (merah dan hijau) dan catat
waktunya;
3.1. Prosedur Pengosongan Baterai/ ACCU Baru 3) Saat lampu hijau indicator charger
Prosedur Pengosongan baterai/accu baru sebagai meyala maka dimulailah pengisian
berikut: baterai/accu;
1. Tahap Persiapan 4) Pengukuran temparatu udara sekitar,
a. Instalasi rangkaian baterai/accu; temperature permukaan panel surya,
b. Instalasi rangkaian beban lampu; kualitas baterai/accu; serta tegangan dan
c. Penyiapan alat ukur voltmeter arus keluar dari solar cell maupun
d. Persiapan form isian. tegangan dan arus yang menuju ke
baterai/accu setiap 30 menit sekalii;
2. Tahap Pengosongan 5) Pengisian dihentikan jika kondisi
a. Pengukuran kualitas baterai/accu cahaya matahari tidak memungkinkan
b. Pengukuran tegangan dan arus keluar dari lagi untuk menyuplai solar cell atau
aterai/accu dengan menggunakan voltmeter baterai/accu telah terisi penuh dengan
dan amperemeter; melihat voltase, arus dan angka pada
c. Penyalaan lampu secara bertahap hingga hydrometer yang telah
mencapai beban maksimum (sesuai menyami/mendekati kondisi
spesifikasi alat yang diuji); baterai/accu baru;
d. Pengamatan cahaya setiap lampu; 6) Catat waktu dan temperature serta
e. Pengukuran kualitas baterai/accu serta kondisi terakhir baterai dan accu.
tegangan dan arus keluar dari baterai setiap
60 menit pengamatan; 3.3 Prosedur pembebanan Batere/accu
f. Penghentian pengujian saat cahaya lampu Prosedur pembebanan batere/accu yang sudah
sudah sangat redup atau padam; terisi, sebagai berikut:
g. Pencatatan waktu dan kondisi terakhir 1. Tahap Persiapan
baterai dan accu; a. Instalasi rangkaian batere/accu
b. Instalasi rangkaian beban lampu
Data pengosongan ini menjadi acuan untuk pengisian dan c. Penyiapan alat ukur voltmeter,
pembebanan selanjutnya amperemeter, dan hydrometer
d. Persiapan form isian
3.2 Prosedur Pengisian Baterai/ACCU
Prosedur pengisian baterai/accu yang sudah 2. Tahap Ujicoba
dikosongkan sebagai berikut: a. Pengamatan terhadap system
1. Tahap Persiapan pembebanan solarcell
a. Instalasi rangkaian solar cell-control panel 1) Pengukuran kualitas batere/accu
(charger-inverter)-baterai/accu; dengan
b. Instalasi rangkaian windpower-baterai/accu- 2) Pengukuran tegangan dan arus
control panel; keluar dari batere/accu dengan
c. Penyiapan alat ukur untuk pengamatan solar menggunakan voltmeter dan
cell antara lain: luxmeter, thermometer, amperemeter
handy multitester, voltmeter, amperemeter 3) Penyalaan lampu secara bertahap
dqn hydrometer; hingga mencapai beban
d. Penyiapan alat ukur pengamatan windpower, maksimum(sesuai spesifikasi alat
antara lain : anemometer, handy multitester, yang diuji)
voltmeter, amperemeter, dan hydrometer; 4) Pengamatan cahaya tiap lampu
e. Persiapan form isian. 5) Pengukuran kualitas batere/accu
2. Tahap Ujicoba serta tegangan dan arus keluar dari
a. Pengamatan terhadap sistim pengisian solar batere/accu setiap 15menit
cell pengamatan

78
6) Penghentian pengujian saat cahaya -Lampu pijar bereflektor 3x60 Watt(DC)
lampu sudah sangat redup/padam -Lampu Halogen 1x100 Watt(DC)
atau telah mencapai kondisi 3. Jam 20.00-21.00
batere/accu baru setelah Beban DC sebesar 280 Watt ditambah beban AC sebesar
pengosongan 100 Watt, yang terdiri dari:
7) Pencatatan waktu dan kondisi -Lampu pijar bereflektor 3x60 Watt(DC)
terkahir batere/accu -Lampu halogen 1x100 Watt(DC)
3.4 Prosedur Penggunaan Lampu Celup -Lampu pijar 1x100 Watt(AC)
4. Jam 21.00-22.00
Prosedur penggunaan lampu celup sebagai Beban DC sebesar 280 Watt, ditambah beban AC seesar
berikut:
225 Watt, yang terdiri dari:
1) Persiapkan Accu, inverter, dan Lampu celup -Lampu pijar bereflektor 3x60 Watt(DC)
2) Rangkaikan Accu serta inverter lalu -lampu halogen1x100 Watt(DC)
sambungkan ke Lampu Celup tersebut -lampu pijar 1x100 Watt(AC)
3) Pastikan kabel tidak terlilit -Lampi sorot 1 x125 Watt(AC)
4) Pasangkan pada alat tangkap secara hati-hati 5. Jam 22.00-23.00
a. Inverter AC mengalami kegagalan (failure) sehingga
3.5 Prosedur Pelaporan hanya dihasilkan listrik DC
1. Menyusun data hasil pengamatan & pengukuran
b. Beban Ac dihilangkan sehingga hanya beban dc yang
2. Pengolahan data
bekerja sebesar 280 watt, yang terdiri dari:
3. Pembahasan
lampu pijar bereflektor 3x60watt
4. Menyusun kesimpulan dan saran
5. Data serta hasil pengolahan dan analisisnya lampu halogen 1x100 watt(DC)
disajikan dalam bentuk laporan tertulis 6. Jam 23.00-24.00
Beban DC bertambah menjadi 380 watt:
4. Hasil dan Analisa lampu pijar bereflektor 3x60watt
4.1. Data hasil Pengosongan Batere/accu baru lampu halogen 2x100 Watt(DC)
Waktu : 7.Jam 00.00-01.00
Spesifikasi Accu : Merk= ACDelco ; Tipe= IN 150 Beban DC bertambah menjadi 380 watt:
12V x 150Ah x 754 CCA x 294 Min+ lampu pijar bereflektor 3x60watt
Tabel 1. Pengosongan Batere/accu Baru lampu halogen 2x100 Watt(DC)
No. JAM Beban(watt) TOTAL
8.01.00-02.00
AC DC BEBAN
Beban DC bertambah menjadi 380 watt:
1 18.00 – 19.00 0 180 180 lampu pijar bereflektor 3x60watt
2 19.00 – 20.00 0 280 280 lampu halogen 2x100 Watt(DC)
3 20.00 – 21.00 100 280 380 9.02.00-03.00
4 21.00 – 22.00 225 280 505 Beban DC bertambah menjadi 380 watt:
5 22.00 – 23.00 0 280 280 lampu pijar bereflektor 3x60watt
6 23.00 – 24.00 0 280 380 lampu halogen 2x100 Watt(DC)
7 00.00 – 01.00 0 380 380 10. Jam 03.00-04.00
8 01.00 – 02.00 0 380 380 Beban DC berkurang menjadi 280Watt,yang terdiri dari:
9 02.00 – 03.00 0 380 380 lampu pijar bereflektor 3x60watt
10 03.00 – 04.00 0 280 280 lampu halogen 1x100 Watt(DC)
11 04.00 – 05.00 0 120 120 karena lampu halogen 1x100 Watt sangat redup/hamper
padam
Berikut estimasi pengosongan batere/accu baru 11. Jam 04.00-05.00
1.Jam 18.00-19.00 Beban DC berkurang menjadi 120 Watt,yang terdiri atas:
Beban DC sebesar 180 Watt, yang terdiri atas: lampu pijar bereflektor 2x60watt
-Lampu pijar bereflektor 3x60 Watt(DC) lampu halogen 1x100 Watt(DC) dan 1x60watt sangat
2. Jam 19.00-20.00 redup/hamper padam
Beban DC sebesar 280 Watt, yang terdiri atas: 12. Jam 05.00

79
Pembebanan dihentikan karena lampu sangat perubahan menjadi 5,8V pada accu mengalami perubahan
redup(hamper padam) dengan kondisi voltase 3,5 V menjadi 5,6 v
Pada siang hari pukul 11.00 didapatkan intensitas
4.2. Hasil Pengisian Accu/Batere dengan Solarcell cahaya 105000 dengan lampu indicator charger berwarna
Tabel 2. Data hasil pengisian Accu hijau pada waktu tersebut cahaya matahari sudah bersinar
No Waktu INTENS LAMPU VOLTASE(V) terang pada puncaknya dan voltase pada solarcell
CAHAYA CHARGER SOLAR ACCU mengalami perubahan menjadi 13,5V pada accu
(LUX) CELL mengalami perubahan menjadi 13 V
1 05.00 0 Merah 0 3.5 Pada pukul 11.30 didapatkan intensitas cahaya 100800
2 05.30 3550 Hijau 5.6 3.5 dengan lampu indicator charger berwarna hijau pada
3 06.00 4000 Hijau 6.8 5.6 waktu tersebut cahaya matahari sudah bersinar terang pada
4 06.30 9850 Hijau 12.5 12
puncaknya dan voltase pada solarcell mengalami
5 07.00 25600 Hijau 12.5 12 perubahan menjadi 13 V pada accu mengalami perubahan
6 07.30 55400 Hijau 13.5 12
menjadi 13,75 V
7 08.00 57000 Hijau 13.5 12
Pada pukul 12.00 didapatkan intensitas cahaya 105300
8 08.30 68300 Hijau 13.75 13
dengan lampu indicator charger berwarna hijau pada
9 09.00 78500 Hijau 13.5 13
waktu tersebut cahaya matahari sudah bersinar terang pada
10 09.30 108000 Hijau 13.5 13
puncaknya dan voltase pada solarcell mengalami
11 10.00 106400 Hijau 13.75 13
perubahan menjadi 13V pada accu mengalami perubahan
12 10.30 98000 Hijau 13.5 13
menjadi 13 V
13 11.00 105000 Hijau 13.5 13
Pada sore hari pukul 16.30 didapatkan intensitas
14 11.30 100800 Hijau 13.5 13.75
cahaya 21900 dengan lampu indicator charger berwarna
15 12.00 105300 Hijau 13.5 13
hijau pada waktu tersebut cahaya matahari redup sudah
16 12.30 100300 Hijau 13.5 13
mulai terbenam dan voltase pada solarcell mengalami
17 13.00 84500 Hijau 13.75 13
perubahan menjadi 13,5V pada accu mengalami perubahan
18 13.30 84300 Hijau 13.5 13
menjadi 13 v
19 14.00 84300 Hijau 13 12.8
Pada pukul 17.00 didapatkan intensitas cahaya 15000
20 14.30 55900 Hijau 13.5 13
dengan lampu indicator charger berwarna hijau pada
21 15.00 48000 Hijau 13.5 13
waktu tersebut cahaya matahari redup dan sudah mulai
22 15.30 38400 Hijau 13.5 13
terbenam dan voltase pada solarcell mengalami perubahan
23 16.00 29200 Hijau 13.5 13
menjadi 13,5 V pada accu mengalami perubahan menjadi
24 16.30 21900 Hijau 13.5 13
13 v
25 17.00 15000 Hijau 13.5 13
Pada pukul 17.30 didapatkan intensitas cahaya 11300
26 17.30 11300 Hijau 13.5 12.8
dengan lampu indicator charger berwarna hijau pada
waktu tersebut cahaya matahari sudah bersinar terang pada
Pada proses pengambilan data ini memakan waktu
puncaknya dan voltase pada solarcell mengalami
12,5 jam dengan dimulai dan diakhiri pukul 05.00-17.30
perubahan menjadi 13,5V pada accu mengalami perubahan
dipantau perubahan data setiap 30 menit.
menjadi 12,8 v.
Pada pagi hari pukul 05.00 didapatkan intensitas
cahaya 0 dengan lampu indicator charger berwarna merah
4.3. Hasil Pengujian Ketahanan Accu dalam
dikarenakan pada waktu tersebut cahaya matahari belum
Penggunaan Lampu Celup Bawah Air(LACUBA)
bersinar dan voltase pada solarcell 0V pada accu 3,5 v
Tabel 3. Data durasi ketahanan penggunaan lampu
Pada pukul 05.30 didapatkan intensitas cahaya
celup
3550 dengan lampu indicator charger berwarna hijau pada No Tahap percobaan Durasi V Awal V Akhir
waktu tersebut cahaya matahari sudah bersinar namun 1 Percobaan ke1 128 13,5 10,9
belum dan voltase pada solarcell mengalami perubahan menit
menjadi 5,6V pada accu masih tetap 3,5 v 2 Percobaan ke2 119 13,4 10,8
Pada pukul 06.00 didapatkan intensitas cahaya menit
4000 dengan lampu indicator charger berwarna hijau pada
waktu tersebut cahaya matahari sudah bersinar namun Dalam pengujiannya ini lampu celup dinyalakan
belum sempurna dan voltase pada solarcell mengalami secara terus menerus digunakan untuk mengukur

80
durasi yang dapat digunakan secara efektif
.Pada percobaan ke1 menghasilkan durasi penggunaan Tanpa LACUBA
128 menit dan Pada percobaan ke2 menghasilkan durasi Ikan Make
penggunaan 119 menit. 23%
Pada percobaan 1 dan 2 ini mengalami kendala Ikan Cumi
pada inverter yang menghasilkan gelombang sinus tidak 43%
murni hingga menyebabkan tidak sempurnanya listrik AC
yang dikonversi tersebut hingga energi yang ada dalam Ikan Teri
Accu tidak dapat digunakan hingga 0v. Hal ini terlihat pada 29%
percobaan 1 dan 2 yang masih menyisakan voltase akhir Ikan Make Ikan Teri Ikan Cumi
10,9 dan 10,8 volt.
Gambar 3. Grafik Hasil Tangkapan Tanpa
Lampu Celup Bawah Air
4.4 Perbandingan Pengaruh Hasil Tangkapan
Menggunakan Lampu Celup Bawah
Air(LACUBA) Dengan LACU
IkaBnA
Make
Pada pelaksanaannya dalam pengujian lampu celup 25%
bawah air menggunakan 2 alat tangkap yang diujikan Ikan Cumi
pada waktu yang sama, 46%

Tabel 4. Data Perbandingan Hasil Tangkapan Ikan Teri


33%
No Waktu Hasil Tangkapan Persentase Ikan Make Ikan Teri Ikan Cumi
Tanpa Dengan Kenaikan
LACUBA LACUBA Gambar 4. Grafik Hasil Tangkapan Dengan
1 03.00- 18kg 21kg 31,25% Lampu Celup Bawah Air
04.00 5. Kesimpulan
Pada tabel terlihat bahwa hasil perbandingan 1. Pengisian Accu menggunakan Panel Surya memakan
tangkapan tanpa lampu celup yaitu 18kg dan saat waktu 12,5 jam dimulai dari pukul 05.00 hingga 17.30
menggunakan lampu celup sebanyak 21kg. Terjadi menghasilkan Votase Akhir pada Accu yaitu rata-rata
peningkatan penangkapan sebanyak 31,25%. 13,5
Selama percobaan pengoperasian penangkapan 2. Penggunaan Energi yang tersimpan pada Accu hasil
menggunakan alat bantu lampu celup dan tanpa pengisian menggunakan panel surya ini menghasilkan
menggunakan lampu celup dalam air diperoleh tiga spesies penggunaan efektif selama rata-rata 120menit
hasil tangkapan dominan yaitu Ikan Make/tembang 3. 3 Hasil tangkapan ikan dominan yaitu Ikan
(Sardinella spp), Ikan Teri (Stolephorus spp) dan Cumi- Make/tembang (Sardinella spp), Ikan Teri (Stolephorus
spp) dan Cumi-cumi (Loligo sp)
cumi (Loligo sp) dengan perincian sebagai berikut:
4. hasil perbandingan tangkapan tanpa lampu celup
yaitu 18kg dan saat menggunakan lampu celup
Tabel 5. Data Hasil Perbandingan Jenis Tiap Tangkapan
sebanyak 21kg. Terjadi peningkatan penangkapan
sebanyak 31,25%
Penggunaan Jenis Ikan
Lacuba Ikan Ikan Ikan
Make Teri Cumi
Referensi
Tanpa 4,5kg 5,3kg 8,2kg
LACUBA Ali, M. 1976, Retinas of Fishes,an Atllas Springer,
Dengan 5kg 6,9kg 9,1kg Verlag Berlin Heideberg, New York, 285p.
LACUBA
Ayodhya, 1981, Metode Penangkapan Ikan, Yayasan
Dewi Sri Bogorm 97 Halama

81
82

Anda mungkin juga menyukai