Anda di halaman 1dari 109

PROGRAM PENGENALAN LAPANGAN PERSEKOLAHAN

DI SEKOLAH SMA NEGERI 11 GARUT

KECAMATAN GARUT KOTA KABUPATEN GARUT

LAPORAN

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah PLP II

Dosen Pembimbing: Dr. Hj. Lina Siti Nurwahidah, M.Pd.

Disusun oleh:

Cicah Supiatin

NIM. 18213033

Progrqm Studi Pendidiksn Bahasa dan Sastra Indonesia

YAYASAN GRIYA WINAYA

INSTITUTE PENDIDIKAN INDONESIA

LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

202 2
I

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.

Alhamdulillah dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha


Pengasih lagi Maha Penyayang, saya panjatkan puji dan syukur atas
kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah dan Inayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan laporan PLP ini. Sholawat serta salam
senantiasa tercurahkan kepada junjunan alam yakni Nabi Muhammad
SAW. Laporan ini merupakan pertanggungjawaban tertulis atas
pelaksanaan PLP yang telah dilaksanakan pada tanggal 26 September
2022 s.d. 03 Desember 2022 di SMA Negeri 11 Garut, dengan memenuhi
tujuan memenuhi persyaratan dalam mata kuliah PLP yang dijadikan
sebagai bahan bukti bahwa telah melaksanakan mata kuliah tersebut.
Pelaksanaan PLP ini dapat berjalan dengan lancar berkat bantuan dan
kerjasama dari berbagai pihak yang telah memberikan bimbingan,
perhatian, dan pengarahan dalam pelaksanaan PLP. Maka dalam
kesempatan ini penyusun menyampaikan terima kasih kepada:

1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga


penulis diberikan kemudahan dalam menyelesaikan tugas PLP di SMA
Negeri 11 Garut.

2. Bapak, Ibu/orang tua yang telah memberikan motivasi dan doa restu
serta memberikan dukungan baik dari segi materil maupun spiritual.

3. Pihak dari Institut Pendidikan Indonesia (IPI) Garut dalam hal ini panitia
PLP yang telah memberikan kesempatan dan pengarahan mengenai
hal-hal yang berkaitan dengan PLP.

4. Bapak Arif Nurahman, S.Pd.,M.Pd. selaku Koordinator Dosen


Pembimbing Sekolah yang bertugas di SMA Negeri 11 Garut, yang
dengan ikhlas dan sabar mengontrol dan mengawasi kami selama
pelaksanaan PLP/PPL ini dilaksanakan

Ibu Dr. Hj. Lina Siti Nurwahidah, M.Pd. selaku DPS PLP
yang telah
II

5. PLP di SMA Negeri 11 Garut.

6. Ibu Eulis Lisnawati, S.Pd. selaku pamong yang telah membimbing dan
memberi pengarahan serta membantu kelancaran dalam pelaksanaan
kegiatan PLP di SMA Negeri 11 Garut.

7. Bapak Drs. H. Jujun Wahyudin selaku wakil kepala sekolah SMA


Negeri 11 Garut yang telah menerima kami untuk melaksanakan PLP.

8. Kepada anak-anak kelas X MIPA 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 yang telah


berantusias dan berpartisipasi dalam kegiatan PLP SMA Negeri 11
Garut.

9. Semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan PLP SMA


Negeri 11 Garut, yang tidak dapat di sebutkan satu persatu.

Saya menyadari bahwa laporan PLP ini sangatlah jauh dari sempurna
karena kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan diterima dengan senang hati dan dengan
tangan terbuka untuk perbaikan lebih lanjut.

Saya sadar bahwa saya sebagai manusia biasa dengan segala


keterbatasan tidak akan lepas dari kesalahan, karena manusia adalah
tempatnya salah, untuk itu saya mengharapkan arahan dan bimbingan
untuk kegiatan selanjutnya agar lebih baik serta mohon maaf apabila dalam
pelaksanaan kegiatan terdapat sikap yang kurang berkenan. Penyusun
berharap, semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi pihak yang
membutuhkan.

Garut, 01 Desember 2022

Penyusun,

Cicah Supiatin
III

LEMBAR PENGESAHAN

PROGRAM PENGENALAN LAPANGAN PERSEKOLAHAN

DI SEKOLAH SMA NEGERI 11 GARUT

KECAMATAN GARUT KOTA KABUPATEN GARUT

Oleh

Cicah Supiatin

NIM. 18213033

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

Dosen Pembimbing Sekolah, Kepala Sekolah,

SMA Negeri 11 Garut

Dr. Hj. Lina Siti Nurwahidah, M.Pd. H. Ridwan Ruswanda, S.Pd. M.M.Pd.
NIP 196411271988111001

DAFTAR ISI
IV

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………


I LEMBAR PENGESAHAN
…………………………………………………………………………
I .IDAFTAR ISI
………………………………………………………………………VI BAB I
PENDAHULUAN
A. Rancangan Program …………………………………………………….. 1

B. Latar Belakang Program ………………………………………………… 2

C. Implementasi Program …………………………………………………... 4

D. Jadwal Kegiatan ………………………………………………………….. 8

E. Monitoring dan Evaluasi Program………………………………………. 10

BAB II HASIL PLP

A. Profil Lokasi PLP II


………………………………………………………. 11

B. Implementasi Program Kegiatan


……………………………………….. 33

C. Hambatan dalam Pelaksanaan Program Kegiatan


…………………... 35 BAB III PENGALAMAN PLP

A. Pengalaman PLP di SMA Negeri 11 Garut …………………………….. 37


BAB IV SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan …………………………………………………………………... 38

B. Saran dan Rekomendasi…………………………………………………. 39

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………. ….. 41

LAMPIRAN-
LAMPIRAN…………………………………………………………...42

1. Surat Izin Pelaksanaan PLP ………………………………………………....43


2. Lembar Persetujuan ………………………………………………………… 47
3. Dokumentasi Kegiatan ……………………………………………………… 48
V

4. RPP …………………………………………………………………………… 49
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Identitas Umum dan Rancangan Program

Nama Mahasiswa Cicah Supiatin

NIM 18213033

Fakultas Pendidikan Ilmu Sosial, Bahasa dan


Sastra
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia
Nama Dosen Pembimbing Lapangan Dr. Hj. Lina Siti Nurwahidah, M.Pd.

Judul Program Pengenalan Lapangan Persekolahan

Relevansi Program dengan permasalahan Perumusan program yang disusun


dalam kegiatan PLP di SMA Negeri 11
Garut berdasarkan atas hasil
observasi yang dilakukan pada tahap
awal. Beberapa program yang
kemudian direncanakan sesuai
dengan kebutuhan siswa khususnya
dan sekolah pada umumnya.
Perencanaan program disusun
berdasar hasil observasi yang
diperoleh dan disertai dengan time
schedule yang diupayakan memenuhi
dan mampu mengakoodinir berbagai
kegiatan terhadap waktu pelaksanaan
yang hanya dua bulan. Program
kegiatan yang dirancang tentunya
sesuai dengan tujuan dari kegiatan
PLP.
2

Jenis-jenis Kegiatan Program Berdasarkan hasil analisis situasi dan


kondisi di sekolah, maka dirumuskan
program PLP yang meliputi kegiatan
sebagai berikut.
a. Pembuatan RPP (Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran).
b. Pembuatan bahan ajar.

c. Praktik mengajar terbimbing


maupun mandiri.
d. Mengembangkan dan
melaksanakan evaluasi
pembelajaran.
e. Menyusun analisis hasil
pembelajaran. Semua kegiatan
tersebut disusun secara
terencana dan dilakukan evalusi
setelah pelaksanaan kegiatan
terlaksana dengan konsultasi
kepada pamong

Lokasi Program dan Target Peserta SMA Negeri 11 Garut dengan target
kelas X

B. Latar Belakang Program


Undang- Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Pasal
1 Ayat (1) Menyatakan Bahwa Guru adalah pendidik profesional dengan tugas
utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan menengah. Pada pasal 8
menyatakan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi,
sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Selanjutnya pasal 9 menyatakan
bahwa kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 di peroleh
melalui pendidikan tinggi program sarjana atau program diploma empat.
3

Implikasi berbagai peraturan perundang – undangan yang terkait


denganguru pendidikan, hal yang paling mendasar adalah
perubahan,pengembangan, dan penyesuaian adalah kurikulum untuk penyiapan
guru profesional, khususnya kurikulum pendidikan program sarjana pendidikan.
Kurikulum pendidikan program sarjana pendidikan yang bermutu akan dapat
mengikuti program PPG dengan baik, dan akhirnya akan dihasilkan luaran
sebagai guru profesional.

PLP adalah suatu program pendidikan pra jabatan guru yang dirancang
untuk melatih calon guru agar menguasai kemampuan keguruan yang utuh
serta terintegrasi sehingga setelah menyelesaikan pendidikannya telah siap
secara mandiri dalam mengemban tugas sebagai seorang guru. Kemampuan
untuk melakukan tugas sebagai guru ialah yang dibentuk melalui Program
Pengalaman Lapangan Persekolahan (PLP). PLP merupakan muara dari
seluruh program pendidikan pra jabatan guru. Untuk melaksanakan kegiatan
PLP diperlukan seperangkat kemampuan dasar keguruan yang tercermin
pada tugas dan peran Guru. Oleh karena itu semua kegiatan mulai dari
perencanaan, pelaksanaan sampai dengan penilaian atau evaluasi harus
berorientasi pada peran dan tugas guru secara umum.

1. Tujuan PLP

Tujuan dilaksanakann PLP adalah untuk mencetak guru yang profesional


dan mampu melaksanakan tugasnya, antara lain:

a) Mengenal secara cermat lingkungan fisik, administrasi, akademik dan


lingkungan sosial SMA.
b) Menguasai berbagai keterampilan mengajar.

c) Mampu menerapkan berbagai kemampuan keguruan secara utuh


dan terintregrasi dalam kegiatan pembelajaran dengan bimbingan
atau secara mandiri.
d) Mampu menarik pelajaran dari penghayatan dan pengalamannya
selama latihan.
4

2. Manfaat PLP

Dalam pelaksanaan Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP)


secara umum dapat bermanfaat agar mahasiswa memiliki 4 kompetensi
guru yang harus dikuasai, yaitu kemampuan pedagogik, kemampuan
kepribadian, kemampuan professional dan kemampuan sosial. Adapun
manfaat khususnya dari PLP agar guru mampu mempersiapkan diri untuk
lebih berkualitas dan mampu berkompetensi di era globalisasi dalam
menghadapi perubahan dibidang pendidikan, ilmu pengetahuan dan
teknologi serta perubahan masyarakat yang cenderung aktif pada
umumnya.

3. Sasaran Kegiatan

Sasaran yang ingin dicapai dari Pengenalan Lapangan


Persekolahan (PLP) adalah mencetak pribadi calon guru yang memiliki
seperangkat pengetahuan, keterampilan, nilai, sikap dan tingkah laku
yang diperlukan bagi profesinya serta cakap dan tepat menggunakannya
dalam menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran disekolah maupun
diluar lingkungan sekolah.

Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) dilaksanakan secara


terbimbing, terarah dan terpadu artinya mahasiswa calon guru dibimbing
oleh Guru Pamong, dosen pembimbing lapangan, Kepala Sekolah dan
petugas lainnya dalam berbagai kegiatan Program Pengalaman Lapangan
Persekolahan (PLP) berdasarkan koordinasi pelaksanaan masing- masing

C. Implementasi Program .

a) Hasil Analisis Permsalahan Pembelajaran

Hasil Analisis permaslahan pembelajaran yang Terjadi di Sekolah

No. Temuan Permasalahan Pembelajaran Penyebab Permasalahan

1 Cara mengajar satu arah dengan metode Cara pandang sebagian orang memang
ceramah, menjadikan anak metode ini mungkin lebih baik agar anak
5

terbiasa hanya menerima dan tidak aktif dapat lebih mudah dikondisikan dan
mencari sumber. diarahkan sesuaike inginan pengajar dan
materi dapat tersampaika oleh pengajar.

2 Kebebasan membawa gawai ke Kebiasaan anak yang sebelumnya belajar


sekolah membuat anak jadi kurang secara daring mengakibatkan mereka
fokus belajar, ketika pembelajaran tidak bisa lepas dari gawai.
berlangsung terlihat beberapa anak
yang memainkan gawainya.

4. Pada awal pembelajaran kurang Kurangnya sarana pembelajaran yang


efektif terkadang waktu habis hanya tersedia di kelas menyebabkan pada awal
untuk menyiapkan media (apabila pembelajaran kurang efektif, karena
media yang digunakan power foint) harus menyiapkan dan meminjam alat
yang akan digunakan ke bagian
saranaprasarana.

b) Solusi (Intervensi) Pemecahan Masalah

Solusi (intervensi) yang Diajukan untuk Pemecahan Masalah dan Landasan

No. Solusi (intervensi) yang Landasan penentuan solusi (intervensi)


Diajukan
1 Mencoba mengaplikasikan memberikan inovasi baru terhadap
beberapa metode pembelajaran sehingga siswa tidk jenuh dan
pembelajaran dari satu model memberikan efek yang menarik terhadap
pembelajaran agar anak dapat pembelajaran.
berperan aktif dalam
pembelajara.

2 Menggunakan gawai sebagai Siswa dapat memanfaatkan gawai sebagai


media pembelajaran. media pembelajaran.

3. Membuat media lain selain power Untuk mengefektifkan waktu pembelajaran.


poin.
6

c) Manfaat Program

Manfaat Program bagi Siswa, Guru, dan Sekolah

Manfaat bagi Siswa Manfaat bagi Guru Manfaat bagi


sekolah

1. Membantu 1. Membantu guru 1. Membantu


mempermudah dalam proses tercapainya
pemahaman siswa pembelajaran target sekolah

pada materi
2. Menambah
pembelajaran wawasan dalam
melaksanakan
2. Meningkatkan pembelajaran
semangat siswa

d) Hasil (iuaran) Implementasi Program

Hasil (iuaran) Implementasi Program

1. Siswa mampu mendata pokok-pokok teks anekdot,

2. siswa mampu mengidentifikasi penyebab kelucuan anekdot,

3. siswa mampu membandingkan anekdot dengan humor,

4. siswa mampu menganalisis kritik yang disampaikan dalam anekdot,

5. siswa mampu menyimpulkan makna tersirat dalam anekdot,

6. siswa mampu dapat mengidentifikasi struktur teks anekdot,

7. siswa mampu mengenal beberapa pola penyajian teks anekdot,

8. siswa mampu menganalisis kebahasaan teks anekdot,

9. siswa mampu menceritakan kembali isi teks anekdot dengan pola


penyajian yang berbeda

10. siswa mampu menyusun teks anekdot berdasarkan kejadian yang


menyangkut orang banyak atau perilaku seorang tokoh publik.
7

11. siswa mampu mengidentifikasi isi pokok hikayat dengan bahasa


sendiri,

12. siswa mampu mengidentifikasi karakteristik hikayat,

13. siswa mampu mengidentifikasi nilai-nilai dan isi hikayat,

14. siswa mampu mengidentifikasi nilai-nilai dalam hikayat yang masih sesuai
dengan kehidupan saat ini,

15. siswa mampu menjelaskan kesesuaian nilai-nilai dalam hikayat dengan


kehidupan saat ini dalam teks eksposisi lisan mauoun tulisan hikayat,

16. siswa mampu mengidentifikasi karakteristik bahasa dalam hikayat,

17. siswa mampu membandingkan penggunaan bahasa dalam cerpen dan


hikayat,

18. siswa mampu membandingkan alur dalam hikayat dengan cerpen,

19. dan siswa mampu menceritakan kembali isi hikayat ke dalam bentuk
cerpen.
8

No Agenda Kegiatan September Oktober

22 23 24 25 26 27 28 29 30 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 3o

1. Pembekalan Umum Peserta PLP II


2 Pembekalan Khusus Peserta PLP II
Oleh DPS
3. Serah Terima Peserta PLP II
4. Orientasi Lapangan
5. Observasi Sekolah
6. Menentukan Kelas dan Tujuan
Pembelajaran Bersama Guru
Pamong
9. Konsultasi RPP kepada Guru
Pamong
10. Jadwal Piket
12. Mengajar Mipa 1
13. Mengajar Mipa 2
14. Mengajar Mipa 3
9

16. Mengajar Mipa 4


17. Mengajar Mipa 5
18. Mengajar Mipa 6

No Agenda Kegiatan November Desember

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

9. Konsultasi RPP kepada Guru


Pamong
10. Jadwal Piket

12. Mengajar Mipa 1

13. Mengajar Mipa 2

14. Mengajar Mipa 3

16. Mengajar Mipa 4

17. Mengajar Mipa 5

18. Mengajar Mipa 6

19 Ujian PLP

20 Penutupan

21 Penyusunan dan penyerahan laporan


22 Penyerahan dan pengolahan nilai
11

E.Monitoring dan Evaluasi Program

1. Mekanisme dan Evaluasi Program

Monitoring dan evaluasi pembelajaran dilaksanakan setiap minggu bersama


pamong, untuk setiap pembelajaran luring.
Adapun deskripsi dari monitoring dan evaluasi pembelajaran ini adalah
program-program yang telah disusun serta arahan lainnya guna memberikan
pembelajaran dan pemahaman secara optimal.

2. Mitigation Risks

Hambatan dari pelaksanaan pembelajaran adalah kurangnya saran dan


prasarana yang ada disekolah karena ketika akan melakukan pembelajaran
menggunakan media ajar berupa laptop, tidak tersedia proyektor untuk
menanyangkan pembelajaran atau materi yang akan disampaikan..

BAB II
HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Lokasi PLP II 1.
Gambaran Umum Profil Sekolah
Nama Sekolah : SMA NEGERI 11 GARUT
NSS : 301.02.11.17.011
Alamat Sekolah : Siliwangi No. 2
12

Kelurahan : Regol

Kode Pos : 44114

Kecamatan : Garut Kota

Kabupaten : Garut

Provinsi : Jawa Barat

Website : www.sman11garut.sch.co.id

Email : sman_11_garut@yahoo.co.id

Telepon : (0262) 233681

Faxcimile : 0262- 232799

Terakreditasi : A ( Unggul ) nilai 98

Nomor Rekening :

Nama Bank :

Kantor :
Pemegang Rekening:

Kepala Sekolah:

Nama lengkap : Drs. H. Ridwan Ruswanda, S.Pd, M.M.Pd.

Pendidikan terakhir : S2

Jurusan : Manajemen Pendidikan

Keadaan Tanah

Data lahan dan Bangunan Sekolah


Luas Lahan Sekolah = 9.458m2

Luas Bangunan = 3.484 m2

Status Kepemilikan lahan sekolah

( v ) Sertifikat, dengan luas lahan = 9.458 m2


( v ) Akte dengan luas lahan = 9.458 m2
13

( ) Sewa dengan luas lahan = 0 m2


14

Jumlah dan Kondisi Keadaan Sarana (Bangunan)

Jumlah Ukuran Kondisi ruang*


Ruang
No Jenis Sarana (m2) B RR RS RB

1. Ruang Kelas 35 56

2. Lab IPA :

a. Fisika 1 112

b. Kimia 1 112

c. Biologi 1 112

3. Lab. Bahasa 0 0

4. Lab. Komputer 5 500

5. Lab. Multimedia 1 112

6. Perpustakaan 1 112

7. Ruang Guru 1 168

8. Ruang Kepala Sekolah 1 56

9. Ruang Tata Usaha 1 56

10. Tempat Ibadah 1 96

11. Ruang Konseling 1 56

12. Ruang UKS 1 21

13. Ruang Organisasi Kesiswaan 1 18

14. Toilet 28 2

15. Gudang

16. Ruang Sirkulasi

17. Tempat bermain/olahraga 1 1536

Jumlah Guru dan Tenaga Kependidikan


15

No. Pengajar (MP) Jumlah Kesesuaian dengan


personi l latar-belakang
pendidikan Tenaga
per- MP
Rangkap
(Org) Sesuai Tidak Mengajar
(match) Sesuai MP(Org)
(missmatc
(Org)
h)(Org)

1. Pendidikan Agama

a. Islam 5 5

b. Katholik

c. Protestan

d. Hindu

e. Budha

2. Pend.Kewarganegaraan 2 2

3. Bahasa Indonesia 6 6

4. Bahasa Inggris 5 5

5. Bahasa Asing lain 2 2

6. Matematika 11 11

7. Fisika 6 6

8. Biologi 4 4

9. Kimia 4 4

10. Sejarah 4 4

11. Geografi 2 2

12. Sosiologi 2 2

13. Antropologi

14. Ekonomi 3 3

15. Akuntansi
16

16. Seni Budaya 4 4

17. Teknologi Informasi & 3 3


Komunikasi

18. Pend. Jasmani, Olah Raga dan 4 4


Kesehatan

19. Prakarya dan kewirausahaan 5 5

20. Laboran 3 3

21. Pustakawan/wati 4 4

22. Bimbingan Konseling 6 6

Jumlah Guru dan Tenaga Kependidikan

No. Pengajar (MP) Jumlah Kesesuaian dengan


personi l latar-belakang
pendidikan Tenaga
per- MP
Rangkap
(Org) Sesuai Tidak Mengajar
(match) Sesuai MP(Org)
(missmatc
(Org)
h)(Org)

1. Pendidikan Agama

a. Islam 5 5

b. Katholik

c. Protestan

d. Hindu

e. Budha

2. Pend.Kewarganegaraan 2 2

3. Bahasa Indonesia 6 6

4. Bahasa Inggris 5 5
17

5. Bahasa Asing lain 2 2

6. Matematika 11 11

7. Fisika 6 6

8. Biologi 4 4

9. Kimia 4 4

10. Sejarah 4 4

11. Geografi 2 2

12. Sosiologi 2 2

13. Antropologi

14. Ekonomi 3 3

15. Akuntansi

16. Seni Budaya 4 4

17. Teknologi Informasi & 3 3


Komunikasi

18. Pend. Jasmani, Olah Raga dan 4 4


Kesehatan

19. Prakarya dan kewirausahaan 5 5

20. Laboran 3 3

21. Pustakawan/wati 4 4

22. Bimbingan Konseling 6 6

Keadaan Siswa Tahun Pelajaran 2022 / 2023 :

Kelas Jumlah Siswa Jumlah Jumla Siswa Ket


Rombel per Rombel

X MIPA 12 38 Kurikulum 2013

X IPS

XI MIPA 12 38
18

XI IPS

XII MIPA

XII IPS

2. Deskripsi Umum Sekolah

SMA Negeri 11 Garut merupakan merupakan satu-satunya SMA Negeri


yang berada di wilayah Kecamatan Garut Kota. tepatnya Jalan Siliwangi
No.2 ,Kelurahan Regol, Kecamatan Garut Kota yang secara geografis Sebelah
Barat berbatasan dengan Gedung Pendopo dan Alun-alun Kabupaten Garut,
sebelah Timur berbatasan dengan SDN Pakuwon dan SD Kartika Siliwangi,
Sebelah Selatan berbatasan dengan SDN Kianstantang dan sebelah Utara
berbatasan dengan LP Kabupaten Garut.

Secara resmi SMA Negeri 11 Garut didirikan pada tahun 1991 dengan
nama SMA Negeri 3 Garut yang merupakan alih fungsi dari Sekolah Pendidikan
Guru (SPG Negeri 1 Garut) dengan SK Mendikbud RI Nomor: 0426/0/1991
tanggal 15 Juli 1991. Pada tahun 1997 dengan diberlakukannya kebijakan
nomenklatur dan penamaan Sekolah berdasarkan lokasi wilayah kecamatan,
maka berubah namanya menjadi SMA Negeri 1 Garut. Selanjutnya mulai Tahun
2009 dirubah lagi namanya menjadi SMA Negeri 11 Garut. Dibandingkan dengan
SMA-SMA Negeri lainnya yang ada di Kabupaten Garut, SMA Negeri 11 Garut
dari sejak berdiri sampai sekarang dilihat dari usia terhitung masih muda yaitu
keberadaannya baru 29 tahun. Lokasi SMA Negeri 11 Garut sangat strategis
berada di pusat kota dan dilewati oleh berbagai angkutan perkotaan dari
berbagai jurusan.

1. Visi SMA Negeri 11 Garut


Visi

Mewujudkan insan “IKHLAS” ( Inovatif– Kompetitif – Harmonis – Literate -Adaptif- Smart).

Moto

“ Ikhlas Berbuat Sukses Didapat “


19

Makna Visi

Yang dimaksud dengan insan IKHLAS adalah insan yang berprilaku inovatif,
kompetitif , harmonis , Literate , Adaptif, dan Smart (cerdas) secara ikhlas.
MAKNA INSAN IKHLAS

Inovatif Memprakarsai gagasan-gagasan baru

Menjadi agen perubahan

Menerapkan Solusi kreatif dalam pemecahan masalah

Memikirkan dan mengerjakan hal-hal yang baru

Produktif ( dapat berkarya)

Kompetitif Berkepribadian unggul dan gandrung akan keunggulan

Bersemangat juang dan memiliki daya saing tinggi

Mandiri

Berorientasi global

Har1monis Menjaga keseimbangan dalam kehidupan

Peduli terhadap lingkungan

Melakukan interaksi social

Literacy Menyadari kebutuhan akan informasi

Dapat menelusur/mengakses informasi yang dibutuhkan secara


efisien

Dapat mengolah dan mengevaluasi informasi.

Dapat memanfaatkan dan mengkomunikasikan informasi

Menyadari bahwa literasi informasi adalah syarat utama untuk


belajar sepanjang hayat.
20

Adaftif Mengikuti perubahan yang positif

Mampu beradaftasi dengan lingkungan

Menyesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan

Teknologi

Smart Cerdas Spiritual : Beraktualisasi diri melalui olah hati/kalbu untuk

(Cerdas) menumbuhkan dan memperkuat keimanan, ketakwaan dan akhlak


mulia termasuk budi pekerti luhur dan kepribadian unggul.

Cerdas Emosional : Beraktualisasi diri melalui olah rasa untuk


meningkatkan sensitivitas dan apresiatif akan keindahan seni
budaya, serta kompeten untuk mengekspresikannya.

Cerdas Sosial : Beraktualisasi diri melalui interaksi sosial yang (a)


membina dan memupuk hubungan timbal balik; (b) demokratis; (c)
empatik dan simpatik; (d) menjunjung tinggi hak asasi manusia; (e)
ceria

dan percaya diri; (d) menghargai kebhinekaan dalam


bermasyarakat dan

MISI SEKOLAH DAN TUJUAN SEKOLAH


No MISI SEKOLAH TUJUAN SEKOLAH

1 Meningkatkan 1 Terbentuknya warga sekolah yang memiliki


Keimanan,Ketaqwaan keimanan yang kuat terhadap
dan Keikhlasan Warga Tuhan yang Maha Esa
Sekolah
2 Terbentuknya warga sekolah yang
bertaqwa kepada Tuhan Yang maha Esa

3 Terbentuknya siswa yang ikhlas , jujur dan


Amanah

2 Meningkatkan semangat 4 Terbentuknya siswa yang memiliki


berbangsa dan semangat berbangsa dan bernegara
bernegara
21

5 Terbentuknya siswa yang cinta tanah air


dan bangsa

6 Terbentuknya siswa yang memahami hak


dan kewajiban diri dan orang lain dalam
pergaulan di masyarakat

7 Terbentuknya siswa yang mennghargai


adanya perbedaan pendapat dan
berempati terhadap orang lain

3 Meningkatkan prestasi 8 Tercapainya prestasi akademik dan non


dan professional siswa akademik siswa sesuai dengan bakat dan
sesuai dengan bakat dan minatnya
minat

9 Terbentuknya siswa yang professional


sesuai dengan jurusan atau bidang ilmunya

10 Terbentuknya siswa yang memliki


kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif,
dan inovatif dalam pengambilan keputusan

No MISI SEKOLAH TUJUAN SEKOLAH

11 Terbentuknya sikap kompetitif dan sportif


untuk mendapatkan hasil yang terbaik

4 Meningkatkan 12 Terebentuknya siswa yang memiliki


kemampuan siswa yang wawasan global
berwawasan global
13 Terebentuknya siswa yang berkualitas
sesuai dengan tuntutan dunia global

5 Melaksanakan 14 Terbentuknya warga sekolah yang


Pemenuhan SNP memahami 8 SNP

15 Terwujudnya pengembangan kurikulum


yang harmonis, adaptif dan proaktif.
22

16 Terwujudnya proses pembelajaran yang


aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan.

6 Mengoptimalkan 17 Terebentuknya kecakapan warga sekolah


dalam pemanfaatan TIK
Pemanfaatan TIK dalam
pembelajaran
18 Termanfaatkannya TIK secara optimal

7 Meningkatkan sarana, 19 Tewujudnya pengembangan prasarana


prasarana pendidikan sekolah
yang aman, nyaman,
relevan, mutakhir dan 20 Terwujudnya media, alat dan sumber
berwawasan kedepan belajar yang interaktif , beragam dan
komunikatif.

21 Terwujudnya sarana dan prasarana


laboratorium IPA

22 Terwujudnya electronic library

23 Terwujudnya Pusat Sumber Belajar

8 Meningkatkan 24 Terlaksananya program sekola


manajemen sekolah kerja sesuai dengan h
yang tangguh dan target yang ditetapkan
berwawasan ke
depan
25 Terwujudnya transparansi dan
akuntabilitas
pengeloalan pendidikan

26 Terlaksananya kemitraan sekolah

9 Mewujudkan sekolah 27 Terwujudnya sekolah yang sehat


sehat dan
berwawasan 28 Terwujudnya sekolah yang
lingkungan berwawasan lingkungan

Sasaran atau tujuan situasional sekolah yang harus segera diwujudkan


dan Sasaran atau tujuan situasional sekolah yang harus segera diwujudkan dan
perlu mendapatkan prioritas dalam pengembangan sekolah adalah sebagai
berikut :
23

1. Penambahan Peralatan Lab Komputer berupa 2 PC server dan 65 PC


client, 65 headset

2. Penambahan Peralatan Lab. Bahasa sebanyak 20 set

3. Penambahan Peralatan Lab. Multimedia sebanyak 12 PC

4. Pembangunan 1 ruang Lab PSB berbasis TIK dengan uk. 8 x 12 m

5. Pengadaan peralatan Lab PSB berbasis TIK berupa 1 PC server dan 40


PC client, smart board.

6. Pengadaan sistem informasi manajemen pengelolaan aset sekolah

7. Pengadaan jaringan internet sekolah ( Hotspot )

3. Struktur Organisasi SMAN 11 Garut


24

4. Observasi pembelajaran
Sebelum melaksanakan latihan yang sebenarnya, setiap mahasiswa
diwajibkan menempuh masa observasi. Kegiatan ini memberi kesempatan
kepada para mahasiswa untuk mengamati secara cermat dan teliti, menanyakan
segala sesuatu yang berhubungan dengan pendidikan. Khususnya pendidikan
yang dilaksanakan di SMA Negeri 11 GARUT.

Hal-hal yang diobservasi meliputi

1. Pengaturan kondisi lingkungan

1) Ruang belajar

2) Media pembelajaran

3) Ruang Guru atau kantor

4) Ruang kepala sekolah

5) Perpustakaan

6) Ruang komputer

7) Kamar mandi

2. Kelas

1) Situasi kelas pada umumnya

2) Keadaan ruangan, alat – alat yang tersedia

3) Dan lain-lain

3. Kondisi Siswa

1) Jumlah Siswa

2) Latar belakang sosial ekonomi siswa

3) Sikap siswa pada umunya

4) Keaktifan siswa dalam kelas

4. Observasi Guru

1) RPP

2) Proses kegiatan awal sampai penutup

3) Penggunakan media
25

4) Metode yang diterapkan dalam kelas

5) Evaluasi

6) Manajemen kelas

7) Sikap guru dan Siswa

8) Hubungan guru dengan Siswa

9) Keaktifan Siswa

5. Observasi Teman Mengajar

1) Kegiatan observasi yang dilaksanakan oleh praktikan pada umumnya


mempunyai tujuan sebagai berikut :

2) Praktikan secara cermat mengenal lingkungan fisik, administrasi,


akademik, dan lingkungan sosial SMA.

3) Praktikan memperoleh gambaran yang jelas tentang interaksi belajar


mengajar yang sesungguhnya.

4) Praktikan mampu menganalisa berbagai pola yang mungkin terjadi.

5) Praktikan memperoleh gambaran yang jelas akan profesi yang dijalani


kelak.
26

Instrumen Pengamatan Kultur Sekolah

Nama Sekolah : SMA Negeri 11 Garut

Tanggal Pengamatan : Oktober 2022

Keterlaksanaan

No Aspek Pengamatan Ya Tidak Catatan

1 Ada Kegiatan 3 S (Senyum Sapa V


Salam)

2 Bersikap ramah dan Santun V

3 Pelaksanakan Ibadah Bersama V

4 Pengkondisian awal belajar V

5 Suasana Kelas yang menyenangkan V

6 Anjuran menjaga 5 K (Kebersihan, V

Keamanan, Ketertiban, Keindahan


dan Kekeluargaan)

7 Upacara bendera V

8 Penggunaan seragam sekolah V

9 Pelaksanaan Disiplin Peserta Didik V


(PD)

10 Pelaksanaan Disiplin Guru V

11 Anjuran memanfaatkan waktu V

12 Tercipta suasana yang tenang dan V


nyaman untuk belajar

Instrumen Pengamatan Struktur Organisasi dan Tata Kerja (SOTK)

Nama Sekolah : SMA Negeri 11 Garut

Tanggal Pengamatan : Oktober 2022


27

Keterlaksanaan

No Struktur Organisasi dan Tata Kerja Ya Tidak Catatan

1 Ada Visi dan Misi Sekolah V

2 Ada sosialisasi Visi dan Misi Sekolah V

3 Ada bagan struktur organisasi V


sekolah

4 Ada deskripsi tugas untuk masing-


masing komponen organisasi V
sekolah
5 Ada sosialisasi program kerja V
sekolah

6 Ada sosialisasi tata tertib sekolah V

Instrumen Pengamatan Peraturan dan Tata Tertib Sekolah

Nama Sekolah : SMA Negeri 11 Garut

Tanggal Pengamatan : Oktober 2022

No Aspek Pengamatan Keterlaksanaan Catatan

Ya Tidak

1 Ada Tata tertib sekolah V

2 Ada Tata tertib kelas V

28
3 Ada Tata tertib Guru V

4 Ada Tata tertib Siswa V

5 Adanya Pemberian Sanksi terhadap V


pelanggaran Tata tertib

6 Adanya Pendampingan pelaksanaan V


Tata tertib

29
Instrumen Pengamatan Pengelolaan Pendidikan
28

Nama Sekolah : SMA Negeri 11 Garut

Tanggal Pengamatan : Oktober 2022


Ketersediaan

Aspek Pengamatan Ya Tidak Catatan

Pengelolaan kesiswaan V

Pedoman penerimaan peserta didik baru V

Pedoman orientasi peserta didik baru V

Pelaksanaan orientasi peserta didik baru V

Dokumen presensi peserta didik di sekolah V

Pelaksanaan organisasi di sekolah (kegiatan V


ekstrakurikuler)

Pelayanan peserta didik (bimbingan konseling, V


pelayanan perpustakaan, koperasi siswa)

Jadwal piket siswa di kelas V

Pengelolaan Kurikulum

Jadwal mengajar pendidik V

Jadwal kegiatan ekstrakurikuler V

Pengelolaan Personalia

Daftar urutan kepangkatan tenaga pendidik V

Daftar urutan kepangkatan administrasi V

Pengelolaan Keuangan

Papan informasi keuangan sekolah V

Sumber pendanaan sekolah V

Pengelolaan Hubungan Masyarakat dan Sekolah


29

Sistem penyampaian informasi dari sekolah ke V


masyarakat (papan pengumuman, majalah
dinding, brosur, informasi digital)

Pelaksanaan komite sekolah (Papan struktur V


organisasi komite Sekolah, peran dan fungsi
komite sekolah)

Pengelolaan Sarana dan Prasarana

Daftar inventaris sekolah V

Daftar inventaris sarana dan Prasarana di kelas V

Instrumen Pengamatan Kegiatan Intrakurikuler

Nama Sekolah : SMA Negeri 11 Garut

Tanggal Pengamatan: Oktober 2022


Keterlaksanaan

No Kegiatan Intrakulikuler Ya Tidak Catatan

1 Ada Kegiatan Intrakulikuler V

2 Ada Jadwal Pelaksanaan V


Intrakulikuler

3 Ada Pembinaan Intrakulikuler V

4 Setiap guru menjadi Pembina V

Intrakulikuler

5 Setiap Peserta Didik mengikuti V


Intrakulikuler

Instrumen Pengamatan Kegiatan Ekstrakurikuler

Nama Sekolah : SMA Negeri 11 Garut

Tanggal Pengamatan : Oktober 2022


Keterlaksanaan
30

Ya Tidak

No Kegiatan Ekstrakulikuler Catatan


1 Ada kegiatan Ekstrakulikuler V

2 Ada Jadwal Pelaksanaan V

Ekstrakulikuler

3 Ada Pembinaan Ekstrakulikuler V

4 Setiap guru menjadi V


PembinaEkstrakulikuler

B. Implementasi Program kegiatan

a. Praktik Mengajar

1. Pelaksanaan Praktik Mengajar

Dalam pelaksanaan kegiatan PLP (praktik mengajar), praktikan


mendapat tugas untuk mengajar kelas X MIPA 1, 2, 3, 4, 5, dan 6.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang digunakan dalam
pelaksanaan mengajar ini adalah rencana pembelajaran dan satuan
pembelajaran untuk teori dan praktik. Dalam pelaksanaan belajar
mengajar (PBM), terbagi atas dua bagian yaitu praktik mengajar
terbimbing dan praktik mengajar mandiri. Dalam praktik mengajar
terbimbing mahasiswa dibimbing dalam persiapan dan pembuatan materi,
sedangkan praktik mengajar mandiri mahasiswa diberi kesempatan untuk
mengelola proses belajar secara penuh, namun demikian bimbingan dan
pemantauan dari guru tetap dilakukan.

a) Praktik Mengajar Terbimbing

Praktik mengajar terbimbing adalah praktik mengajar dengan


Pendampingan oleh guru pembimbing secara virtual. Waktu
pelaksanaannya sesuai kesepakatan dengan guru pembimbing.

a) Praktik Mengajar Mandiri

Dalam praktik mengajar mandiri, praktikan tanpa disertai oleh guru


pembimbing secara virtual melalui Goggle Classroom dan Whatsapp
Grup. Guru pembimbing hanya sebatas mengarahkan pada saat
sebelum praktik mengajar, yaitu pada saat menyiapkan RPP, dan
materi mengajar. Pembimbing mempunyai peranan yang sangat
besar dalam pelaksanaan PLP. Pembimbing memberikan arahan
31

tentang materi yang harus disampaikan, penguasaan kelas, dan


tindak lanjut dari kendala yang dihadapi.

b. Metode

Metode adalah suatu prosedur untuk mencapai tujuan yang efektif


dan efisien. Metode mengajar adalah cara untuk mempermudah siswa
mencapai tujuan belajar atau prestasi belajar. Metode mengajar bersifat
prosedural dan merupakan rencana menyeluruh yang berhubungan
dengan penyajian materi pelajaran. Masing-masing metode mengajar
mempunyai kebaikan dan keburukan, sehingga metode mengajar yang
dipilih memainkan peranan utama dalam meningkatkan prestasi belajar
siswa. Metode mengajar yang dipilih disesuaikan dengan tujuan belajar
dan materi palajaran yang akan diajarkan. Jadi metode mengajar
bukanlah merupakan tujuan, melainkan cara untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Metode yang digunakan selama kegiatan praktik
mengajar adalah penyampaian materi dengan menggunakan metode
kurikulum 2013.

c. Kegiatan Kependidikan di Luar Mengajar

1. Piket (setiap hari senin)

2. Kordinasi sekaligus diskusi dengan guru pamong

3. Rapat persiapan penutupan

d. Media Pembelajaran

Media yang digunakan praktikan untuk memperlancar kegiatan


pembelajaran yaitu dengan membuat bahan ajar berupa PPt, Vidio dan
lain sebagainya.

e. Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi adalah proses penimbangan yang diberikan kepada nilai


materi ataupun metode tertentu untuk tujuan atau maksud tertentu pula.
Sedangkan penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan
informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik (PP 19
Tahun 2005, pasal 1). Penimbangan tersebut dapat bersifat kualitatif
maupun kuantitatif dengan maksud untuk memeriksa seberapa jauh
materi atau metode tersebut dapat memenuhi tolak ukur yang telah
ditetapkan. Evaluasi pembelajaran yang digunakan dalam mata pelajaran
32

Bahasa Indonesia yaitu berupa test tertulis, dan keaktifan siswa selama
KBM berlangsung.

C. Hambatan Dalam Pelaksanaan Program Kergiatan

Secara umum Mahasiswa PLP dalam melaksanakan PLP tidak banyak


mengalami hambatan yang berarti justru mendapat pengalaman dan dapat
belajar untuk menjadi guru yang baik dengan bimbingan guru pembimbing
masing-masing di sekolah. Adapun hambatan-hambatan yang muncul dalam
pelaksanaan kegiatan PPL adalah sebagai berikut:

a. Hambatan Saat Menyiapkan Administrasi

Pengajaran Hambatan saat menyiapkan administrasi pengajaran antara


lain disebabkan karena praktikan kurang memahami tentang keperluan
administrasi apa saja yang dimiliki oleh seorang guru. Pembuatan RPP,
Prosem, Prota, dan kelengkapan yang lain kurang dipahami oleh
praktikan. Selama itu, praktikan hanya mengetahui metode untuk
membuat rencana pelaksanaan pembelajaran, menyiapkan materi
pembelajaran dan evaluasi pencapaian hasil belajar.

Solusi yang dilakukan adalah pada saat penyiapan administrasi


pengajaran dilakukan dengan melihat contoh-contoh yang telah ada,
disesuaikan dengan materi diklat yang akan diberikan. Setelah itu
berkoordinasi dengan guru pembimbing dan melakukan pelaporan
terhadap apa yang telah dikerjakan atau dibuat.

b. Pengetahuan Awal Mahasiswa Tentang Keguruan.

Pengetahuan awal meliputi pengetahuan tentang persiapan perangkat


pembelajaran dan mteri pembelajaran. Dalam mempersiapkan perangkat
pembelajaran kadangkala terdapat perbedaan secara teknis antara
pembekalan yang dilakukan oleh kampus dengan sekolah. Kemudian dari
segi materi, mahasiswa PLP merasa kesulitan melakukan sinkronisasi
materi pelajaran yang diterima di kampus dengan materi pada Sekolah
Menengah Atas (SMA). Materi kuliah biasanya lebih tinggi dan
mempunyai bahasa buku teks sehingga ada beberapa mahasiswa yang
merasa kesulitan menyesuaikan materi ini dengan konteks “buku paket”.

c. Hambatan Dari Siswa


33

1) Kurangnya respon dari siswa dalam melaksanakan pembelajaran

2) Siswa banyak yang mengeluh banyak tugas.

Ada lagi masalah lain yang dialami oleh mahasiswa PLP, yaitu
Kurangnya komunikasi antara angota PLP yang satu dengan yang lain
sehingga menimbulkan ketidak kompakan dalam mengikuti acara. Kurangnya
arahan berkaitan dengan pelaksaan piket, sehingga mahasiswa PLP bingung
sendiri harus melakakukan apa. Kemudian kurangnya kordinasi antar
mahasiswa PLP, sehingga tidak terbentuknya kepanitiaan PLP di sekolah yang
bersangkutan, bahkan untuk persiapan penutupanpun dibentuk panitia khusus
agar diskusi bisa hidup.

Penanggulangannya yaitu mengadakan kumpulan atau diskusi baik


secara langsung maupun komunikasi tidak langsung (grup WhatsApp) dengan
sebagian mahsiswa yang mau diajak kerjasama. Berinisiatif melakukan
kordinasi dengan guru pamong dan mengikuti arahannya

BAB III

PENGALAMAN PLP II MANDIRI


34

Pada proses pembelajaran banyak sekali yang saya temukan di


lapangan. Dari mulai pembelajaran yang sangat seru dikarenakan siswa yang
memang sangat aktif dalam pembelajaran, Guru Pamong yang sangat baik selalu
memberikan tugas setiap hari sehingga saya mengerti cara mengisi Nilai Rapot
siswa, nilai pengayaan dan remedial, menganalisis hasil ulangan dan tugas tkr
guru. Terimakasih kepada guru pamong saya karena berkat ibu saya jadi banyak
belajar mengenai dunia pendidikan yang sebenarnya. Saya selalu melaksanakan
piket sesuai jadwal yang sudah disetujui oleh kelompok PLP sehingga membuat
saya mempunyai banyak pengalaman di bidang pendidikan.

Sejauh ini dari setiap pertemuan yang dijalani setiap siswa mempinyai
progress masing-masing dalam mengembangkan kompetensinya sebagai
pelajar. Pengalaman yang bisa diambil ketika kita akan menjadi guru yaitu kita
harus bisa memberikan pembelajaran yang memang dapat membuat siswa
senang, aktif dan antusias. Bukan hanya terpaku pada model atau metode
pembelajaran yang lama. Tetapi, harus ada pembaharuan pembelajaran. Kita
pun harus bisa menguasai kelas, sehingga akan tau karakter siswa dalam
belajar.

BAB IV

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Setelah dilaksanakannya kegiatan Pengenalan Lapangan Persekolahan


(PLP) di SMA Negeri 11 Garut, maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
35

1. Program PLP

a. Program Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) dilaksanakan pada


tanggal 15 November 2021 sampai 31 Januari 2022.

b. Semua program yang dirancang mahasiswa praktikan didiskusikan


dengan guru pamong untuk meningkatkan antusias siswa dalam belajar,
mahasiswa mengajar dengan jadweal yang sudah di sesuaikandan di
sepaakti dengan guru pamong,selain kegiatan mengajar
siswa,mahasiswa parktikan juga ikut serta berpartisipasi dalam kegiatan
ekstrakulikuler yang ada disekolah dengan melakukan sesi diskusi.

c. Dengan mengikuti kegiatan PLP mahasiswa memiliki kesempatan untuk


menemukan permasalahan-permasalahan aktual seputar kegiatan belajar
mengajar dan berusaha memecahkan permasalahan tersebut dengan
menerapkan ilmu atau teori-teori yang telah dipelajari di kampus terutama
yang berkaitan dengan pelaksanaan Kurikulum 2013. Pada
kenyataannya, praktikan masih sering mendapat kesulitan karena
minimnya pengalaman.

d. Di d alam kegiatan PLP, mahasiswa bisa mengembangkan kreativitasnya,


misalnya dengan menciptakan media pembelajaan, menyusun materi
sendiri berdasarkan kompetensi yang ingin dicapai. Praktikan juga
mempelajari bagaimana menjalin hubungan yang harmonis dengan
semua komponen sekolah untuk menjamin kelancaran kegiatan belajar
mengajar meskipun secara daring

e. PLP memperluas wawasan mahasiswa tentang tugas tenaga pendidik,


kegiatan persekolahan dan kegiatan lain yang menunjang kelancaran
proses belajar mengajar di sekolah.

2. PPL merupakan mata kuliah yakni PPL, dimana pelaksanaannya


dilakukan secara langsung di sekolah, mahasiswa mendapat materi kuliah
di universitas yang kemudian diaplikasikan di lingkungan sekolah.
Pengaplikasiannya harus tetap diadaptasi dengan semua aturan yang
berlaku di sekolah tersebut. Pada akhirnya kegiatan PPL tersebut
bermanfaat bagi mahasiswa baik itu dalam mengenali sikap, sifat dan
tingkah laku siswa yang berbeda antara satu dengan yang lain,
menambah pengalaman mahasiswa untuk mempersiapkan diri menjadi
seorang guru yang berkompetensi di bidangnya. PPL memberikan
kontribusi yang lebih konkrit dan berharga bagi mahasiswa.
36

3. Dalam melaksanakan semua kegiatan tersebut adapun kendala-kendala


yang ditemui tak lain sebagaimana yang telah dibahas sebelumnya di
BAB III. Setiap masalah tersebut dapat mahasiswa tangani dengan baik,
sehingga kegiatan PLP dapat berjalan dengan lancar.

B. Saran

Berdasarkan pelaksanaan PLP di SMA Negeri 11 Garut ada beberapa


saran yang perlu disampaikan kepada pihak yang bersangkutan, antara lain:

1. Pihak LPM

a. Hendaknya mengadakan pembekalan yang lebih nyata tidak hanya


sebatas teori yang disampaikan secara klasikal yang kebermanfaatannya
kurang dirasakan.

b. Pelaksanaan pembekalan hendaknya disampaikan jauh-jauh hari


sehingga mahasiswa bisa lebih matang dalam persiapan untuk
pelaksanaan PLP.

c. Untuk Lembaga atau Sekolah

d. Pihak sekolah hendaknya memberikan bimbingan maksimal dan


pendampingan terhadap pelaksanaan program.

e. Guru pembimbing mengajar harus benar-benar dapat berfungsi


sebagaimana mestinya baik sebagai pembimbing dan juga sebagai
pemberi evaluasi guna kemajuan praktikan.

f. Hubungan yang sudah terjalin antara pihak universitas dengan pihak


sekolah hendaknya dapat lebih ditingkatkan dan dapat memberikan
umpan balik satu sama lainnya.

2. Untuk mahasiswa yang akan melaksanakan praktik mengajar

a. Diharapkan untuk dapat mempersiapkan segala hal yang berkaitan


dengan PLP sebaik mungkin.

b. Diharapkan praktikan dapat menjalin hubungan yang baik dengan peserta


didik, pihak sekolah, guru pembimbing serta teman-teman sejawat.

c. Diharapkan untuk dapat meningkatkan komunikasi dengan dosen


pembimbing supaya segala sesuatu yang dilaksanakan selama kegiatan
PLP yang berlangsung dapat berjalan dengan baik dan memberikan hasil
yang maksimal
37

DAFTAR PUSTAKA

Tim Pembekalan KKN-PLP, 2022. Ebook Pengenalan Lapangan Persekolahan

Tahun 2022. Garut: LPM Institut Pendidikan Indonesia.

LAMPIRAN-LAMPIRAN
38

Lampiran 1

SURAT IZIN PELAKSANAAN PLP II

Lampiran 2

LEMBAR PERSETUJUAN

Lampiran 3

DOKUMENTASI KEGIATAN

Lampiran

RPP

BERITA ACARA SERAH TERIMA MAHASISWA PLP II

INSTITUT PENDIDIKAN INDONESIA

TAHUN AKADEMIK 2022-2023


39

Pada hari ini Senin tanggal 26 bulan September tahun 2022, bertempatan di
SMA Negeri 11 Garut, diadakan serah terima sebanyak delapan belas
Mahasiswa Program Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) Institut
Pendidikan Indonesia, Garut.

Pihak Pertama

Nama : Arip Nurahman, S.Pd., M.Pd

Jabatan : Dosen Pembimbing Lapangan (DPL)

Instansi : Institut Pendidikan Indonesia

Pihak Kedua

Nama : H.Ridwan Ruswanda. M.Pd.

Jabatan : Kepala Sekolah

Instansi : SMA Negeri 11 Garut

Pihak pertama telah menyerahkan Mahasiswa Program Pengenalan Lapangan


Persekolahan (PLP) Institut Pendidikan Indonesia Garut, kepada pihak kedua
untuk Program Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) yang bertempat di
SMA Negeri 11 Garut. Dimulai dari 26 September 2022 sampai dengan 3
Desember 2022. Demikian berita acara ini dibuat dengan sebenarnya.

Garut, 26 September 2022

Pihak Kedua Pihak Pertama


Kepala Sekolah, Lembaga Pengabdian
kepada Masyarakat IPI

Garut
40

H.Ridwan Ruswanda. M.Pd Arip Nurahman, S.Pd, M.P NIP.


196411271988111001 NIDN. 0418088802
41

DAFTAR MAHASISWA

PROGRAM PENGENALAN LAPANGAN PERSEKOLAHAN

INSTITUT PENDIDIKAN INDONESIA TAHUN AKADEMIK 2022-2023

No. NIM Nama Program Dosen Pembimbing Koordinator DPS


Mahasiswa Studi Sekolah (DPS)
1. 19223026 Putri Salsabila PBING Dr.Lia Novita. M.Pd. Arif Nurahman. S.Pd.,
M.Pd
2. 19223023 Aghisna Zaqiah PBING Dr.Lia Novita. M.Pd. Arif Nurahman. S.Pd.,
Humaira M.Pd
3. 19223001 Lailatuzzahrollat PBING Dr.Lia Novita. M.Pd. Arif Nurahman. S.Pd.,
hifah M.Pd
4. 19222005 Zia Rizka PBING Dr.Lia Novita. M.Pd. Arif Nurahman. S.Pd.,
Nurazizah M.Pd
5. 18213033 Cicah Septian PBSI Dr. Lina Siti Nurwaahidah. Arif Nurahman. S.Pd.,
M.Pd. M.Pd
6. 19213039 Silvy Aprilianti PBSI Dr. Lina Siti Nurwaahidah. Arif Nurahman. S.Pd.,
M.Pd. M.Pd
7. 19211004 Salman PBSI Dr. Lina Siti Nurwaahidah. Arif Nurahman. S.Pd.,
Ibadurrohman M.Pd. M.Pd
8. 19543010 Yusep Nuraemi PBIO Dr.Lida Amalia. M.Si Arif Nurahman. S.Pd.,
M.Pd
9. 19543011 Sepa Lestari PBIO Dr.Lida Amalia. M.Si Arif Nurahman. S.Pd.,
M.Pd
10. 19543018 Hasna PBIO Dr.Lida Amalia. M.Si Arif Nurahman. S.Pd.,
khoerunisa M.Pd
cahyadinata

11. 19543023 Andi PBIO Dr.Lida Amalia. M.Si Arif Nurahman. S.Pd.,
Khoerunnisa M.Pd
Syahriati
12. 19821001 Remilda Agustina PFIS Arif Nurahman. S.Pd., M.Pd Arif Nurahman. S.Pd.,
M.Pd
13 19822002 Dea Amalia Putri PFIS Arif Nurahman. S.Pd., M.Pd Arif Nurahman. S.Pd.,
M.Pd
42

14 19823006 Nopipah PFIS Arif Nurahman. S.Pd., M.Pd Arif Nurahman. S.Pd.,
M.Pd
15 19824003 Hanifah PFIS Arif Nurahman. S.Pd., M.Pd Arif Nurahman. S.Pd.,
Kartikasari M.Pd
16 16512005 Resa Nurrisma PMAT Drs.Cici Nurul Haq, M.Pd. Arif Nurahman. S.Pd.,
M.Pd
17 19513034 Wildan Sopian PMAT Drs.Cici Nurul Haq, M.Pd. Arif Nurahman. S.Pd.,
Solahudidn M.Pd
18 19613018 Dera Siti Husniar PPKN Dr.Jamilah. M.Pd. Arif Nurahman. S.Pd.,
M.Pd
19 19613002 Doni Agustian PPKN Dr.Jamilah. M.Pd. Arif Nurahman. S.Pd.,
M.Pd

LEMBAR PERSETUJUAN PROGRAM KEGIATAN PLP II

Garut, 26 September 2022


43

Dosen Pembimbing Lapangan, Mahasiswa PLP,

Cicah Suoiatin
Dr. Hj. Lina Siti Nurwahidah, M.Pd.
NIM. 18213033
NIP. …………………………….

Mengetahui:
Koordinator Guru Pamong, Guru Pamong,

Drs. H. Jujun Wahyudin Eulis Lisnawati, S.Pd.


NIP. ………………………… NIP 196312301987032003

Kepala Sekolah SMAN 11 Garut,

H. Ridwan Ruswanda, S.Pd.,M.M.Pd


NIP. 1964112719881111001
44

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP Berdiferensiasi dan KSE)


45

Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas / Semester :X/1

Materi Pokok : Anekdot

Pembelajaran Ke :
A. Kompetensi Dasar
Pengetahuan Keterampilan
3.5 Mengkritisi teks anekdot dari 4.5 Mengonstruksi makna dalam
aspek makna tersirat sebuah teks anekdot

IPK IPK
3.5.1 Mendata pokok-pokok isi 4.5.1 Membandingkan anekdot
anekdot. dengan humor.
3.5.2 Mengidentifikasi penyebab 4.5.2 Menganalisis kritik yang
kelucuan anekdot. disampaikan secara tersirat dalam
anekdot.
4.5.3 Menyimpulkan makna tersirat
dari anekdot.

B. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan membaca materi bahan ajar, menyimak slide PPT dan Vidio,
searching di internet dan diskusi kelompok, peserta didik dapat mendata
pokokpokok teks anekdot, mengidentifikasi penyebab kelucuan anekdot,
membandingkan anekdot dengan humor, menganalisis kritik yang disampaikan
dalam anekdot, dan menyimpulkan makna tersirat dalam anekdot dengan
sungguh-sungguh, percaya diri, kreatif dan bekerja sama selama proses
pembelajaran.

C. Strategi Pembelajaran

Pertemuan pertama:

• Pendekatan : Saintifik
• Model : Koopratif Learning
46

• Metode : Ceramah, Tanya Jawab dan Diskusi


Pertemuan kedua:

• Pendekatan : Saintifik

• Model : Discovery Learning


• Metode : Ceramah, Tanya awab dan Diskusi

D. Media Pembelajaran Dan Sumber Ajar

Media :

• Telepon Pintar
• KBBI daring
• Internet
• Proyektor
• Laptop

Sumber belajar :

• Buku paket bahasa Indonesia kelas X


• Ringkasan materi bahan ajar
• PPT
• Google
• You tobe

E. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan 1 (2x45 Menit)


No. Kegiatan Kegiatan Pembelajaran

1. Pendahuluan Guru membuka pelajaran dengan kegiatan awal


rutin
meliput
i:
a.
Guru memberi salam dan menanyakan kesiapan
pembelajaran.
b. Guru menyuruh murid berdoa dalam hati, kemudian
membaca ayat suci al-qur’an , membaca Pancasila
dan menyayikan lagu wajib nasional.

c. Guru memeriksa daftar hadir siswa.

d. Guru melakukan apersepsi terhadap pembelajaran


sebelumnya.

e. Guru menyampaikan manfaat materi pembelajaran.


47

f. Guru mendemonstrasikan sesuatu yang terkait


dengan tema.

g. Guru menyampaikan kemampuan yang akan


dicapai siswa.

h. Guru menyampaikan rencana kegiatan


pembelajaran

i. Guru memberikan motivasi untuk membangkitkan


minat belajar bahasa Indonesia.

2. Kegiatan inti a. Guru menayangkan serta menjelaskan ppt yang


telah dibuat.
b. Setelah siswa memahami materi, guru mencoba
bertanya tentang pemahaman siswa terhadap teks
anekdot.

c. Guru memberi apresiasi terhadap siswa yang


memberi respon timbal balik terhadap kegiatan
pembelajaran.

d. Setelah dirasa siswa memahami apa yang dimaksud


dengan teks anekdot, Guru menunjuk dua orang
siswa untuk membaca contoh teks anekdot yang
berjudul “Dosen Yang Juga Menjadi Pejabat.”

e. Kemudian guru menyuruh siswa yang lain untuk


menyimak dengan penuh konsentrasi serta

mencatat hal-hal penting yang ditemukan.


f. Setelah selesai menyimak contoh teks ankdot
tersebut, guru memberi pertanyaan kepada peserta
didik seputar hal-hal penting dari contoh teks
anekdot yang telah disimak.
48

g. Apabila telah dirasa siswa memahami bagaimana


cara mengidentifikasi hal-hal penting yang ada di
dalam tek anekdot, Guru menyuruh siswa untuk
membentuk kelompok kemudian menganalisis isi
teks anekdot yang berjudul “Keledai Membaca
Buku.” Dengan kualifikasi identifikasi sebagai berikut
1. Apa masalah yang dibahas dalam teks anekdot
yang berjudul “keledai membaca buku.”?
2. Unsur humor apa yang terdapat dalam teks
anekdot tersebut?
3. Makna tersirat apa yang ingin disampaikan
penulis dalam teks anekdot tersebut?
4. Apa penyebab kelucuan dari teks anekdot
tersebut?
h. Setelah selesai menganalisis, salah satu siswa dari
kelompok masing-masing mempresentasikan hasil
analisis yang telah dilakukan.

i. Setelah selesai presentasi, guru menyimpulkan hasil


dari presentasi siswa.

3. Penutup a. Guru bertanya kepada siswa tentang apa


kesimpulan dari keseluruhan pembelajaran kali ini?
b. Kemudian guru menyimpulkan kembali kesimpulan
dari keseluruhan jawaban siswa.

c. Guru memberikan arahan kegiatan berikutnya dan


tugas pengayaan.

d. Guru menutup pembelajaran kali ini dan berdo’a

Bersama sebagai pertanda pembelajaran selesai.

Pertemuan 2 (2x45 menit)


No. Kegiatan Kegiatan Pembelajaran
49

1. Pendahuluan Guru membuka pelajaran dengan kegiatan awal rutin


meliputi:
a. Guru memberi salam dan menanyakan kesiapan
pembelajaran.
b. Guru menyuruh murid berdoa dalam hati, kemudian
membaca ayat suci Alquran , membaca Pancasila
dan menyayikan lagu Wajib Nasional.
c. Guru memeriksa daftar hadir siswa.
d. Guru melakukan apersepsi terhadap pembelajaran
sebelumnya.
e. Guru menyampaikan manfaat materi pembelajaran.
f. Guru mendemonstrasikan sesuatu yang terkait
dengan tema.
g. Guru menyampaikan kemampuan yang akan dicapai
siswa.
h. Guru menyampaikan rencana kegiatan pembelajaran
i. Guru memberikan motivasi untuk membangkitkan
minat belajar bahasa Indonesia.

2. Kegiatan inti a. Guru menayangkan video yang telah disiapkan


b. Setelah vidio selesai disimak oleh siswa, guru
mencoba bertanya tentang perbedaan kedua video
tersebut.
• Apakah ide ceritanya diangkat dari kejadian
nyata?
• Apa masalah yang diangkat dalam humor
tersebut berkaitan dengan tokoh publik dan
kepentingan masyarakat umum?
• Apa ada makna tersirat yang disampaikan
50

dalam bentuk kritik atau sindiran di


dalamnya?
• Apa tujuan komunikasi pencerita hanya
untuk hiburan atau ada tujuan lain?
c. Guru memberi apresiasi terhadap siswa yang
memberi respon timbal balik terhadap pertanyaan
tersebut.
d. Kemudian guru menerangkan perbandingan antara
anekdot dengan humor, cara menganalisis kritik
yang disampaikan dalam anekdot serta cara
menyimpulkan makna tersirat dalam anekdot.
e. Setelah siswa mengetahui serta mampu
membedakan antara humor dengan anekdot, cara
menganalisis kritik yang disampaikan dalam
anekdot serta cara menyimpulkan makna tersirat
dalam anekdot siswa diberi tugas kelompok dengan
sistematika sebagai berikut.
• Salah satu perwakilan kelompok disuruh
memilih amplop yang telah disediakan guru.
• Kemudian siswa berdiskusi dengan
kelompoknya untuk mengerjakan tugas yang
ada di dalam amplop yang telah dipilih oleh
perwakilan kelompoknya pada selembar
kertas selama 10 menit
• Kemudian perwakilan 3 orang dari kolompok
masing-masing untuk mempresentesikan
hasil diskusi.
• Kemudian lembar jawaban dikumpulkan
kepada guru.

f. Setelah selesai presentasi, guru menyimpulkan hasil


dari presentasi siswa.
51

3. Penutup a. Guru bertanya kepada siswa tentang apa


kesimpulan dari keseluruhan pembelajaran kali ini?
b. Kemudian guru menyimpulkan kembali kesimpulan
dari keseluruhan jawaban siswa.
c. Guru memberikan arahan kegiatan berikutnya dan
tugas pengayaan.
d. Guru menutup pembelajaran kali ini dan berdo’a
Bersama sebagai pertanda pembelajaran selesai.

F. Penilaian
Sikap : Observasi saat pembelajaran antara lain kedisiplinan, keaktifan, kerja
sama, dan komunikatif

Pengetahuan : Menunjukkan pengetahuan tentang mendata


pokokpokok teks anekdot dan mengidentifikasi penyebab kelucuan anekdot.

Keterampilan : Membandingkan anekdot dengan humor, menganalisis kritik yang


disampaikan dalam anekdot, dan menyimpulkan makna tersirat dalam anekdot.

Strategi dan Alat Penilaian

1. Penilaiaan sikap
Strategi : Observasi

Alat : Catatan penilaian sikap


Nama siswa Kedisiplinan Kearifan Kerja sama Komunikatif

2. Penilaian pengetahuan
Strategi : Tes manual

Alat : Soal-soal yang diberikan tentang pokok-pokok teks


anekdot dan penyebab kelucuan dari teks anekdot.

Penilaiaan keterampilan

Strategi : Unjuk kerja


52

Alat : Rubrik penilaian keterampilan

Membandingkan anekdot dengan humor, menganalisis kritik yang


disampaikan dalam anekdot, dan menyimpulkan makna tersirat dalam
anekdot.
Skor Keterangan
No Aspek yang dinilai
12 3 4

1. esesuaian perbandingan anekdot dan humor.

etepatan analisis kritik dalam anekdot

etepatan menyimpulkan makna tersirat dalam teks


anekdot

ennggunakan bahasa yang baik dan benar.

Garut, Oktober 2022

Mengetahui:

Guru Pamong Bahasa Indonesia Peserta PLP


53

Eulis Lisnawati, S.Pd., Cicah Supiatin


NIP 196312301987032003 Nim 18213033
Lampiran 1: Materi

A. Mengkritisi Teks Anekdot dari Aspek Makna Tersirat

1. Mendata Pokok-Pokok Isi Anekdot

Dalam kehidupan sehari-hari kita seringkali mendengar atau


membaca cerita lucu. Cerita lucu tersebut bisa jadi hanya merupakan
cerita rekaan, tetapi banyak juga yang didasarkan atas kejadian
nyata. Ada cerita lucu yang dibuat benar-benar untuk tujuan
menghibur, tetapi ada juga yang digunakan untuk tujuan lainnya.
Salah satu cerita lucu yang banyak beredar di masyarakat adalah
anekdot. Anekdot digunakan untuk menyampaikan kritik, tetapi tidak
dengan cara yang kasar dan menyakiti. Anekdot ialah cerita singkat
yang menarik karena lucu dan mengesankan. Anekdot mengangkat
cerita tentang orang penting tokoh masyarakat atau terkenal
berdasarkan kejadian yang sebenarnya. Kejadian nyata ini kemudian
dijadikan dasar cerita lucu dengan menambahkan unsur rekaan.
Seringkali, partisipan pelaku cerita, tempat kejadian, dan waktu
peristiwa dalam anekdot tersebut merupakan hasil rekaan. Meskipun
demikian, ada juga anekdot yang tidak berasal dari kejadian nyata.
Petunjuk untuk

Guru membca teks anekdot berikut. Sebelum membacakan


anekdot, mintalah siswa melakukan hal-hal berikut ini.

a. Berkonsentrasi pada yang akan didengarkan agar dapat


mencatat pokok- pokok yang menjadi permasalahan;
b. Tidak diperbolehkan mencatat selama proses mendengarkan.
c. Menutup buku.

Contoh 1:
54

Dosen yang juga Menjadi Pejabat

Di kantin sbuah universitas, Udin dan Tono dua orang


mahasiswa sedang berbincang-bincang.

Tono : “Saya heran dosen ilmu politik, kalau mengajar selalu


duduk, tidak pernah mau berdiri.”

Udin : “Ah, begitu saja diperhatikan sih Ton.”

Tono : “Ya, Udin tahu sebabnya.”

Udin : “Barangkali saja, beliau capek atau kakinya tidak kuat


berdiri.”

Tono : “Bukan itu sebabnya, Din. Sebab dia juga seorang


pejabat.”

Udin : “Loh, apa hubungannya.”

Tono : “Ya, kalau dia berdiri, takut kursinya diduduki orang lain.”
Udin : “???”

Contoh 2

Cara Keledai Membaca Buku

Alkisah, seorang raja bernama Timur Lenk menghadiahi Nasrudin


seekor keledai. Nasrudin menerimanya dengan senang hati.
Namun, Timur Lenk memberi syarat, agar Nasrudin mengajari
terlebih dahulu keledai itu agar dapat membaca. Timur Lenk
memberi waktu dua minggu sejak sekarang kepada Nasrudin.

Nasrudin menerima syarat itu dan berlalu. Sambil menuntun


keledai itu ia memikirkan apa yang akan diperbuat. Jika ia dapat
mengajari keledai itu untuk membaca, tentu ia akan menerima
hadiah, namun jika tidak maka hukuman pasti akan ditimpakan
kepadanya. Dua minggu kemudian ia kembali ke istana. Tanpa
55

banyak bicara, Timur Lenk menunjuk ke sebuah buku besar agar


Nasrudin segera mempraktikkan apa yang telah ia ajarkan
kepada keledai. Nasrudin lalu menggiring keledainya menghadap
ke arah buku tersebut, dan membuka sampulnya. Si keledai
menatap buku itu. Kemudian, sangat ajaib Tak lama kemudian Si
Keledai mulai membuka-buka buku itu dengan lidahnya. Terus
menerus, lembar demi lembar hingga halaman terakhir. Setelah
itu, si keledai menatap Nasrudin seolah berkata ia telah
membaca seluruh isi bukunya. “Demikianlah, keledaiku sudah
membaca semua lembar bukunya,” kata Nasrudin. Timur Lenk
merasa ada yang tidak beres dan ia mulai menginterogasi. Ia
kagum dan memberi hadiah kepada Nasrudin. Namun, ia minta
jawaban “Bagaimana cara mengajari keledai membaca?”
Nasrudin berkisah, “Sesampainya di rumah, aku siapkan
lembaran-lembaran besar mirip buku. Aku sisipkan biji-biji
gandum di dalamnya. Keledai itu harus belajar membalik-balik
halaman untuk bisa makan biji-biji itu, kalau tidak ditemukan biji
gandumnya ia harus membalik halaman berikutnya. Itulah yang ia
lakukan terus sampai ia terlatih membalik-balik halaman buku
itu.” “Namun, bukankah ia tidak mengerti apa yang dibacanya?”
tukas Timur Lenk. Nasrudin menjawab, “Memang demikianlah
cara keledai membaca, hanya membalik-balik halaman tanpa
mengerti isinya.” Jadi kalau kita juga membuka-buka buku tanpa
mengerti isinya, berarti kita sebodoh keledai, bukan? kata
Nashrudin dengan mimik serius.

Judul Dosen yang juga Menjadi Pejabat Masalah yang dibahas Dosen
yang merangkap jadi pejabat Unsur humor Kalimat penutup anekdot
sebagai jawaban mengapa sang dosen tidak pernah mau berdiri dari
tempat duduknya ternyata karena kalau dia berdiri, takut kursinya
diduduki orang lain. Makna tersirat yang disampaikan Makna tersirat yang
disampaikan adalah kritikan pada para pejabat yang takut kehilangan
jabatannya atau tidak mau diganti oleh pejabat baru Alasan dimasukkan
sebagai teks anekdot Karena dalam kedua cerita tersebut selain
mengandung humor juga ada sindiran atau kritikan yang disampaikan.

2. Mengidentifikasi Penyebab Kelucuan Anekdot


56

Kelucuan dalam anekdot biasanya disampaikan dengan bahasa yang


singkat, tetapi mengena. Dalam anekdot berjudul Dosen yang juga menjadi
Pejabat terdapat sindiran atas dosen yang juga menjadi pejabat. Cerita
tersebut menjadi lucu karena alasan dosen tidak mau berdiri, duduk terus
selama mengajar, karena takut akan kehilangan kursinya kalau ia duduk.
Tugas Secara kelompok, siswa mendiskusikan penyebab kelucuan anekdot
Cara Keledai Membaca Buku di atas. Contoh Jawaban Alasan kelucuan
anekdotCara Keledai Membaca Buku Pada saat nasrudin menjelaskan
caranya mengajarkan keledai membaca serta penjelasannya tentang cara
keledai membaca, terutama pada kalimat, “Memang demikianlah cara keledai
membaca, hanya membalik-balik halaman tanpa mengerti isinya”. Petunjuk
untuk Guru Untuk menambah pemahaman siswa, guru juga dapat bertanya
jawab tentang anekdot lain yang pernah dibaca atau didengar siswa. Namun,
guru harus mengontrol anekdot yang diceritakan siswa bukan anekdot yang
isinya hujatan pada tokoh atau kelompok tertentu atau menggunakan kata-
kata yang tidak santun. Bila siswa menyampaikan contoh anekdot yang
kurang layak, ajaklah mereka mendiskusikannya. Tekankan pemahaman
bahwa anekdot dibuat untuk menyampaikan kritikan melalui humor agar tidak
menyakitkan pihak yang disindir.

B. Mengonstruksi Makna Tersirat dalam Teks Anekdot


1. Membandingkan anekdot dengan humor

Pada pembelajaran sebelumnya siswa telah belajar bahwa anekdot


adalah cerita singkat yang lucu dan menarik. Apakah semua cerita lucu dapat
dikategorikan sebagai anekdot? Seringkali orang menyamakan antara humor
dengan anekdot. Agar dapat mengetahui persamaan dan perbedaan antara
keduanya, bacalah humor berikut ini.

Surat Cinta Tukang Buah dan Tukang Sayur

Surat Tukang Buah kepada Tukang Sayur

Wajahmu memang manggis sifatmu juga melon kolis

Tapi hatiku nanas karena cemburu

Terasa sirsak napasku

Hatiku anggur lebur Ini delima dalam hidupku

Memang ini salakku Jarang apel di malam minggu


57

Ya Tuhan ... mohon belimbing-Mu

Kalo memang per-pisang-an ini yang terbaik untukmu

Semangka kau bahagia dengan pria lain

Sawo nara………

Dari : Durianto

Balasan dari Tukang sayur

Membalas kentang suratmu itu

Brokoli-brokoli sudah kubilang

Jangan tiap dateng rambutmu selalu kucai

Jagungmu tak pernah dicukur

Disuruh dateng malem minggu eh nongolnya hari labu

Ditambah kondisi keuanganmu makin hari makin pare

Kalo mau nelpon aku aja mesti ke wortel

Terus terong aja cintaku padamu sudah lama tomat

Jangan kangkung aku lagi aku mau hidup seledri

Cabe dech.

Dari : Sayurati Dikutip


Selesai mengerjakan tugas di atas, siswa diajak mendiskusikan
persamaan dan perbedannya dengan teks anekdot Dosen yang Menjadi
Pejabat seperti berikut ini. Aspek Anekdot Dosen yang Menjadi Pejabat
Humor Surat Cinta Tukang Buah kepada Tukang Sayur Ide cerita Peristiwa
nyata. Rekaan. Isi Masalah terkait tokoh publik atau masalah yang
menyangkut orang banyak. Masalah kehidupan sehari- hari, umum. Fungsi
komunikasi Menyampaikan kritik sindiran secara halus. Menghibur. Makna
tersirat Menyadarkan para pejabat agar bila masa jabatannya habis mereka
bersedia untuk turun dari jabatannya dan siap digantikan oleh yang lain.
Tidak ada makna atau pesan tersirat yang disampaikan.

2. Menganalisis Kritik yang Disampaikan dalam Anekdot

Kritik dalam anekdot seringkali disampaikan dalam bentuk sindiran, tidak


disampaikan secara langsung. Hal itu dilakukan untuk menghindari konflik
antara pihak yang menyampaikan sindiran dengan pihak yang disindir.
58

Tujuannya agar pesan yang ingin disampaikan, kritiknya, dapat diterima oleh
pihak yang dikritisi tanpa menimbulka ketersinggungan. Untuk itulah pencerita
menggunakan ungkapan yaitu berupa kata, frasa, atau kalimat yang
bermakna idiomatis, bukan makna sebenarnya.

Berikut adalah contoh analisis kritik atau sindiran dalam anekdot Dosen
yang Menjadi Pejabat. Kata, frasa, klausa, atau kalimat Makna idiomatis Kursi
Jabatan Takut kursinya diambil orang Takut jabatannya direbut orang lain
Berdasarkan identifikasi kata dan klausa idiomatis tersebut dapat disimpulkan
bahwa kritik yang disampaikan dalam anekdot tersebut ditujukan pada para
pejabat yang tidak mau atau takut dilengserkan. Pesan tersirat yang ingin
disampaikan adalah agar para pejabat sadar diri dan beredia diganti oleh
generasi berikutnya ketika masa jabatannya habis.

3. Menyimpulkan Makna Tersirat Anekdot

Makna tersirat anekdot berbeda dengan sindiran dan kritikan, tetapi lebih
mengarah pada tujuan yang ingin disampaikan oleh si pembuat kritik.
Sekarang mari kita perhatikan lagi anekdot dosen yang juga pejabat berikut
ini. Dosen yang juga Menjadi Pejabat. Dalam teks anekdot tersebut kritik
yang disampaikan ditujukan pada para pejabat yang takut dan tidak mau
turun dari jabatannya atau takut kehilangan jabatan. Tujuan yang ingin
disampaikan tentu bukan hanya menyindir para pejabat yang tidak mau atau
takut kehilangan jabatan, tetapi jauh lebih dari itu yaitu agar para pejabat
sadar bahwa jabatan itu ada masanya. Ketika masa jabatan sudah habis,
hendaknya para pejabat itu dengan legawa bersedia digantikan oleh orang
lain. Jadi, makna tersirat yang dimaksud lebih mengarah pada pesan moral
yang hendak disampaikan melalui anekdot. Pesan moral itu dapat dirunut dari
kritikan atau sindiran yang disampaikan lewat anekdot.
59

Lembar kerja siswa pertemuan 1:

Analisislah isi pokok teks anekdot cara keledai membaca buku berdasarkan
poinpoin berikut!
Judul Cara Keledai Membaca Buku
Masalah yang dibahas
Unsur humor
Makna yang tersirat yang di
sampaikan

Alasan kelucuan

Lembar kerja siswa pertemuan 2:

1. Carilah satu buah teks anekdot dan satu buah teks humor kemudian
analisislah perbandingan aspek-aspek berikut!
Aspek Anekdot Humor
Ide cerita
isi
Makna
tersirat
60

2. Analisislah kata, frasa dan klausa yang mengandung kritik atau sindiran pada
anekdot yang telah kamu cari berdasarkan tabel berikut!
Kata, frasa dan klausa Makna idiomatis

Kunci Jawaban:

Lembar kerja 1

1. Analisis isi pokok teks anekdot dan penyebab kelucuan


Judul Cara Keledai Membaca Buku
Masalah yang dibahas Kebiasaan mereka.
Unsur humor Keekor keledai membaca buku
dengan cara menjilat-jilat lembaran
buku.

Makna yang tersirat yang di Bila kita membaca buku tampa


sampaikan memahami isinya, kita sama
bodohnya dengan seekor keledai
yang membaca buku dengan cara
menjilat-jilat lembaran buku.

Alasan kelucuan Pada saat Nasrudin menjelaskan


caranya mengajarkan keledai
membaca serta penjelasannya
tentang cara keledai membaca
trutama pada kalimat, “Memang
demikianlah cara keledai membaca,
hanya membolak-balik halaman
tampa mengerti isinya.”

Lembar kerja 2:

Menyesuaikan dengan anekdot dan humor yang dicari siswa.


61

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP Berdiferensiasi dan KSE)

Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas / Semester :X/1

Materi Pokok : Anekdot

Pembelajaran Ke :
G. Kompetensi Dasar
Pengetahuan Keterampilan
3.6 Menganalisis struktur kebahasaan 4.6 Menciptakan kembali teks anekdot
teks anekdot. dengan memerhatikan struktur dan
kebahasaan baik lisan maupun tulian

IPK IPK
3.6.1 Mengidentifikasi struktur teks 4.6.1 Menceritakan kembali isi teks
anekdot. anekdot dengan pola penyajian yang
3.6.2 Mengenal beberapa pola berbeda.
penyajian teks anekdot. 4.6.2 Menyusun teks anekdot
3.6.3 Menganalisis kebahasaan teks berdasarkan kejadian yang
anekdot. menyangkut orang banyak atau
perilaku seorang tokoh publik.

H. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan membaca materi bahan ajar, menyimak slide PPT dan Vidio,
searching di internet dan diskusi kelompok, peserta didik dapat mengidentifikasi
struktur teks anekdot, mengenal beberapa pola penyajian teks anekdot,
menganalisis kebahasaan teks anekdot, menceritakan kembali isi teks anekdot
dengan pola penyajian yang berbeda dan menyusun teks anekdot berdasarkan
62

kejadian yang menyangkut orang banyak atau perilaku seorang tokoh publik
dengan sungguh-sungguh, percaya diri, kreatif dan bekerja sama selama proses
pembelajaran.

I. Strategi pembelajaran
Pertemuan 1
• Pendekatan : Saintifik
• Model : Discovery Learning
• Metode : Ceramah dan Diskusi Kelompok

Pertemuan 2

• Pendekatan : Saintifik

• Model : Project Based Learning


• Metode : Analisis
J. Media Pembelajaran Dan Sumber Ajar

Media:

• Telepon Pintar
• KBBI Daring
• Internet

Sumber belajar :

• Buku paket bahasa Indonesia kelas X


• Ringkasan materi bahan ajar
• PPT
• Google
• You tobe

K. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan 1 (2 x 45)


No. Kegiatan Kegiatan Pembelajaran
63

1. Pendahuluan Guru membuka pelajaran dengan kegiatan awal rutin


meliputi:
a. Guru memberi salam dan menanyakan kesiapan
pembelajaran.
b. Guru menyuruh murid berdoa dalam hati, kemudian
membaca ayat suci Alquran , membaca Pancasila dan
menyayikan lagu wajib nasional.
c. Guru memeriksa daftar hadir siswa.
d. Guru melakukan apersepsi terhadap pembelajaran
sebelumnya.
e. Guru menyampaikan manfaat materi pembelajaran.
f. Guru mendemonstrasikan sesuatu yang terkait
dengan tema.
g. Guru menyampaikan kemampuan yang akan dicapai
siswa.
h. Guru menyampaikan rencana kegiatan pembelajaran
i. Guru memberikan motivasi untuk membangkitkan
minat belajar bahasa Indonesia.

2. Kegiatan inti a. Guru membagikan serta menjelaskan PPT yang telah


dibuat.
b. Setelah selesai menjelaskan guru memberi
kesempatan kepada siswa untuk menanyakan halhal
yang kurang dipahami.
c. Guru memberi apresiasi terhadap siswa yang memberi
respon timbal balik terhadap kegiatan pembelajaran.
d. Setelah dirasa siswa memahami struktur, pola
penyajian serta kebahasaan teks anekdot, guru
menyuruh siswa dengan kelompoknya masingmasing
( kelompok sudah ditentukan dari awal pembelajaran)
e. Kemudian guru menyuruh siswa menganalisis teks
64

anekdot yang sebelumnya telah mereka cari dengan


berdiskusi bersama teman satu kelompoknya.
Adapun aspek yang harus dianalisis adalah sabagai
berikut.
• Apa pola penyajian teks anekdot tersebut?
• Tentukanlah struktur serta kebahasaan teks
anekdot tersebut?

f. Setelah selesai menganalisis siswa disuruh


mengumpulkan hasil kerja bersama kelompok
masing-masing.

3. Penutup a. Guru bertanya kepada siswa tentang apa kesimpulan


dari keseluruhan pembelajaran kali ini?
b. Kemudian guru menyimpulkan kembali kesimpulan
dari keseluruhan jawaban siswa.

c. Guru memberikan arahan kegiatan berikutnya.

d. Guru menutup pembelajaran kali ini dan berdo’a

Bersama sebagai pertanda pembelajaran selesai.


Pertemuan 2 (2 x 45)
No. Kegiatan Kegiatan Pembelajaran
1. Pendahuluan Guru membuka pelajaran dengan kegiatan awal rutin
meliputi:
a. Guru memberi salam dan menanyakan kesiapan
pembelajaran.
b. Guru menyuruh murid berdoa dalam hati, kemudian
membaca ayat suci al-qur’an , membaca Pancasila
dan menyayikan lagu wajib nasional.
c. Guru memeriksa daftar hadir siswa.
d. Guru melakukan apersepsi terhadap pembelajaran
sebelumnya.
e. Guru menyampaikan manfaat materi pembelajaran.
f. Guru mendemonstrasikan sesuatu yang terkait
dengan tema.
g. Guru menyampaikan kemampuan yang akan
dicapai siswa.

h. Guru menyampaikan rencana kegiatan pembelajaran


65

i. Guru memberikan motivasi untuk membangkitkan


minat belajar bahasa Indonesia.

2. Kegiatan inti a. Guru memberikan beberapa contoh teks anekdot


dengan pola penyajian yang berbeda sampai siswa
dirasa paham dan mampu menceritakan teks
anekdot kembali dengan pola yang berbeda.

b. Siswa disuruh menuliskan Kembali teks anekdot


yang sebelumnya telah mereka cari dengan pola
penyajian yang berbeda.

c. Setelah selesai siswa disuruh mempresentasikan


hasil kerjanya di depan kelas.

3. Penutup a. Guru bertanya kepada siswa tentang apa kesimpulan


dari keseluruhan pembelajaran kali ini?
b. Kemudian guru menyimpulkan kembali kesimpulan
dari keseluruhan jawaban siswa.

c. Guru memberikan arahan kegiatan berikutnya dan


tugas pengayaan.

d. Guru menutup pembelajaran kali ini dan berdo’a

Bersama sebagai pertanda pembelajaran selesai.

L. Penilaian
Sikap : Observasi saat pembelajaran antara lain kedisiplinan, keaktifan, kerja
sama, dan komunikatif

Pengetahuan : Menunjukkan pengetahuan tentang kemampuan mengidentifikasi


struktur teks anekdot, mengenal beberapa pola penyajian teks anekdot dan
menganalisis kebahasaan teks anekdot.

Keterampilan : Terampil menceritakan kembali isi teks anekdot dengan pola


penyajian yang berbeda dan menyusun teks anekdot berdasarkan kejadian yang
menyangkut orang banyak atau seorang tokoh publik.

Strategi dan Alat Penilaian


66

3. Penilaiaan sikap
Strategi : Observasi

Alat : Catatan penilaian sikap


Nama siswa Kedisiplinan Kearifan Kerja sama Komunikatif

4. Penilaian pengetahuan Strategi


: Tes manual

Alat : Soal-soal yang diberikan tentang struktur teks anekdot, pola penyajian
teks anekdot dan kebahasaan teks anekdot.

Penilaiaan keterampilan

Strategi : Unjuk kerja

Alat : Rubrik penilaian keterampilan

Menceritakan kembali isi teks anekdot dengan pola penyajian yang berbeda
dan menyusun teks anekdot berdasarkan kejadian yang menyangkut
orang banyak atau seorang tokoh publik.
Skor Keterangan
No Aspek yang dinilai
12 3 4

1. ola penyajianyan tepat

e pokok dari berdasarkan kejadian nyata

emperhatikan kebahsaan

emperhatikan stuktuk teks

Garut, Oktober 2022

Mengetahui:

Guru Pamong Bahasa Indonesia Peserta PLP


67

Eulis Lisnawati, S.Pd., Cicah Supiatin


NIP 196312301987032003 Nim 18213033
Lampiran 1: Materi
C. Menganalisis Struktur dan Kebahasaan Teks Anekdot
1. Mengidentiikasi struktur anekdot
Anekdot memiliki struktur teks yang yang
membedakannya dengan teks lainnya. Teks
anekdot memiliki struktur abstraksi orientasi krisis
reaksi koda.
a. Abstraksi merupakan pendahuluan yang menyatakan latar belakang
atau gambaran umum tentang isi suatu teks.
b. Orientasi merupakan bagian cerita yang mengarah pada terjadinya
suatu krisis, konlik, atau peristiwa utama. Bagian inilah yang menjadi
penyebab timbulnya krisis.
c. Krisis atau komplikasi merupakan bagian dari inti peristiwa suatu
anekdot. Pada bagian krisis itulah terdapat kekonyolan yang
menggelitik dan mengundang tawa.
d. Reaksi merupakan tanggapan atau respons atas krisis yang
dinyatakan sebelumnya. Reaksi yang dimaksud dapat berupa sikap
mencela atau menertawakan.
e. Koda merupakan penutup atau kesimpulan sebagai pertanda
berakhirnya cerita. Di dalamnya dapat berupa persetujuan, komentar,
ataupun penjelasan atas maksud dari cerita yang dipaparkan
sebelumnya. Bagian ini biasanya ditandai oleh kata-kata, seperti
itulah,akhirnya, demikianlah. Keberadaan koda bersifat opsional; bisa
ada ataupun tidak ada.
Contoh analisis struktur teks anekdot.

Aksi Maling Tertangkap CCTV

Seorang warga melapor kemalingan.

Pelapor : “Pak saya kemalingan.”

Polisi : “Kemalingan apa?”


68

Pelapor : “Mobil, Pak. Tapi saya beruntungPak...”

Polisi : “Kemalingan kok beruntung?”

Pelapor : “Iya pak. Saya beruntung karena CCTV merekam dengan jelas.
Saya bisa melihat dengan jelas wajah malingnya.”

Polisi : “Sudah minta izin malingnya untuk merekam?”

Pelapor : “Belum .... “ sambil menatap polisi dengan penuh keheranan.

Polisi : “Itu ilegal. Anda saya tangkap.”

Pelapor : hanya bisa pasrah tak berdaya.


2. Mengenal Berbagai Pola Penyajian Anekdot
Anekdot dapat disajikan dalam bentuk dialog maupun
narasi. Contoh penyajian dalam bentuk dialog,
percakapan dua orang atau lebih, dapat dilihat
pada anekdot Dosen yang menjadi Pejabat. Salah
satu ciri dialog adalah menggunakan kalimat
langsung. Kalimat langsung adalah sebuah kalimat
yang merupakan hasil kutipan langsung dari
pembicaraan seseorang yang sama persis seperti
apa yang dikatakannya. Buku Guru Perhatikan
kutipan berikut ini.

Tono : “Saya heran dosen ilmu politik, kalau mengajar


selalu duduk, tidak pernah mau berdiri.”

Udin : “Ah, begitu saja diperhatikan sih Ton.”

Kutipan anekdot di atas digunakan kalimat langsung


yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
a. Diawali dan dakhiri dengan tanda petik “ ....”
b. Huruf awal setelah tanda petik ditulis dengan huruf kapital.
c. Antara pembicara dan apa yang dikatakannya dipisahkan dengan
tanda titik dua.

Selain dituliskan dalam bentuk dialog seperti pada anekdot Dosen yang
menjadi Pejabat, ada juga anekdot yang disajikan dalam bentuk narasi.
69

Coba bandingkan bagaimana penulisan kalimat langsung dalam anekdot


berikut ini.

Kisah Pengadilan Tindak Pidana Korupsi

Pada puncak pengadilan korupsi politik, Jaksa penuntut umum


menyerang saksi. “Apakah benar,” teriak Jaksa, “Bahwa anda menerima
lima ribu dolar un- tuk berkompromi dalam kasus ini?” Saksi menatap
keluar jendela seolah-olah tidak mendengar pertanyaan. “Bukankah benar
bahwa Anda menerima lima ribu dolar untuk berkompromi dalam kasus
ini?” ulang pengacara. Saksi masih tidak menanggapi. Akhirnya, hakim
berkata, “Pak, tolong jawab pertanyaan Jaksa.” “Oh, maaf.” Saksi terkejut
sambil berkata kepada hakim, “Saya pikir dia tadi berbicara dengan
Anda.”

3. Menganalisis Kebahasaan Anekdot


Seperti juga teks lainnya, anekdot memiliki fitur
kebahasaan yang khas yaitu
a. menggunakan kalimat yang menyatakan peristiwa masa lalu,
b. menggunakan kalimat retoris, kalimat pertanyaan yang tidak
membutuhkan jawaban,
c. menggunakan konjungsi kata penghubung yang menyatakan
hubungan waktu seperti kemudian, lalu, dan sebagainya,
d. menggunakan kata kerja aksi seperti menulis, membaca, berjalan,
dan sebagainya;
e. menggunakan imperative sentece kalimat perintah; dan
f. menggunakan kalimat seru.

Khusus untuk anekdot yang disajikan dalam bentuk drama atau dialog,
penggunaan kalimat langsung sangat dominan. Contoh analisis kaidah
kebahasaan dalam teks anekdot Kisah Pengadilan Tindak Pidana
Korupsi. Kaidah Kebahasaan Teks Kalimat yang menyatakan peristiwa
masa lalu Pada puncak pengadilan korupsi politik, Jaksa penuntut umum
menyerang saksi. Kalimat retoris “Apakah benar,” teriak Jaksa, “Bahwa
anda menerima lima ribu dolar untuk berkompromi dalam kasus ini?”
Penggunaan konjungsi yang menyatakan hubungan waktu Akhirnya,
hakim berkata, “Pak, tolong jawab pertanyaan Jaksa.” Penggunaan kata
kerja aksi Saksi menatap keluar jendela seolah-olah tidak mendengar
pertanyaan. Penggunaan kalimat perintah “Pak, tolong jawab pertanyaan
70

Jaksa.” Penggunaan kalimat seru “Oh, maaf.” Tugas Bacalah kembali


anekdot berjudul Aksi Maling Tertangkap CCTV dan Dosen yang menjadi
Pejabat, kemudian analisislah kaidah kebahasaannya dengan
menggunakan tabel berikut ini. Kerjakan di buku tugasmu. Contoh
Jawaban Judul anekdot: Aksi maling Tertangkap CCTV Kaidah
Kebahasaan Teks Kalimat yang menyatakan peristiwa masa lalu Seorang
warga melapor kemalingan. Penggunaan kata kerja aksi Iya pak. Saya
beruntung karena CCTV merekam dengan jelas. Saya bisa melihat
dengan jelas wajah malingnya.” Penggunaan kalimat seru “Itu ilegal.
Anda saya tangkap.” Judul anekdot: Dosen yang menjadi Pejabat.
Kalimat langsung Dalam teks tersebut, semua dialog ditulis dalam bentuk
drama menggunakan kalimat langsung. Penggunaan kata kerja aksi “Ya,
kalau dia berdiri, takut kursinya diduduki orang lain.” Penggunaan kalimat
seru Udin: “???”

Lembar kerja siswa pertemuan 1:

1. Analisislah struktur anekdot yang sebelumnya telah kamu cari


berdasarkan tabel berikut!
Judul anekdot

Isi Struktur
71

Abstraksi

Orientasi

Krisis

Reaksi

koda

2. Ubahlah teks anekdot Aksi Maling Tertangkap CCTV dari bentuk dialog ke
dalam bentuk narasi dan anekdot Kisah Pengadilan Tindak Pidana
Korupsi dari bentuk narasi ke bentuk dialog dengan format sebagai
berikut!

Judul anekdot

Dialog Narasi

Judul anekdot

Narasi Dialog

3. Bacalah kembali anekdot berjudul Aksi Maling Tertangkap CCTV dan


Dosen yang Menjadi Pejabat, kemudian analisislah kaidah
kebahasaannya dengan menggunakan tabel berikut ini. Kerjakan di buku
tugasmu.

Aksi Maling Tertangkap CCTV


Unsur kebahasaan Contoh kalimat
72

Kalimat yang menyatakan peristiwa


masa lalu

enggunaan kata kerja aksi

enggunaan kalimat seru

Dosen yang Menjadi Pejabat


Unsur kebahasaan Contoh kalimat
Kalimat langsung

enggunaan kata kerja aksi

enggunaan kalimat seru

Lembar kerja siswa pertemuan 2:

1. Susunlah teks anekdot berdasarkan kajian yang menyangkut orang


banyak atau perilaku tokoh publik! Berdasarkan aspek berikut.

No. Aspek Isi

ema

itik

umor

okoh

ruktur bstraksi

ientasi

isis

eaksi

oda

ur
73

2. Kemudian presentasikan hasil kerjamu di depan kelas.

Kunci jawaban:

Lembar kerja siswa 1:

1. Disesuaikan dengan anekdot yang telah siswa cari.


2. Menceritakan anekdot dengan pola penyajian yang
berbeda.
Aksi Maling Tertangkap CCTV

Dialog Narasi
Seorang warga melapor Seorang warga melapor kemalingan
kemalingan. kepada kepolisian.“Pak saya
Pelapor : “Pak saya kemalingan.” kemalingan,” lapornya.“Kemalingan
Polisi : “Kemalingan apa?” apa?” tanya Polisi.
Pelapor : “Mobil, Pak. Tapi saya “Mobil, Pak. Tapi saya beruntung
beruntung Pak...” Polisi : Pak..,” jawab pelapor dengan
“Kemalingan kok beruntung?” tersenyum. Polisi bingung

Pelapor : “Iya pak. Saya mendengar cerita pelapor.


“Kemalingan kok beruntung?” tanya
74

beruntung karena CCTV polisi. “Iya pak. Saya beruntung


merekam dengan jelas. Saya bisa karena CCTV merekam dengan
melihat dengan jelas wajah jelas. Saya bisa melihat dengan
malingnya.” jelas wajah malingnya.”
Polisi : “Sudah minta izin “Sudah minta izin malingnya untuk
malingnya untuk merekam?” merekam?” tanya Polisi. “Belum ....,“
Pelapor : “Belum .... “ (sambil jawab pelapor sambil menatap polisi
menatap polisi dengan penuh dengan penuh keheranan. “Itu ilegal.
keheranan. Anda saya tangkap, ” kata Polisi.
Polisi : “Itu ilegal. Anda saya Pelapor bengong dan hanya bisa
tangkap.”
Pelapor : (hanya bisa pasrah tak
berdaya).

Kisah Pengadilan Tindak Pidana Korupsi

Narasi Dialog
Pada puncak pengadilan korupsi Pada puncak pengadilan korupsi
politik, Jaksa penuntut umum politik,
menyerang saksi. “Apakah benar,” Jaksa penuntut umum menyerang
teriak Jaksa, “bahwa Anda saksi.
menerima lima ribu dolar untuk Jaksa : “Apakah benar, bahwa anda
berkompromi dalam kasus ini?” menerima lima ribu dolar untuk
Saksi menatap keluar jendela berkompromi dalam kasus ini?”
seolaholah tidak mendengar Saksi : (menatap keluar jendela
pertanyaan. seolah-olah tidak mendengar
“Bukankah benar bahwa Anda pertanyaan)
menerima lima ribu dolar untuk
Jaksa : “Apakah benar, bahwa anda
berkompromi dalam kasus ini?”
ulang pengacara. Saksi masih menerima lima ribu dolar untuk
tidak menanggapi. Akhirnya, hakim
berkompromi dalam kasus ini?”
Saksi : (tidak menanggapi)
berkata, “Pak, tolong jawab Hakim : “Pak, tolong jawab
pertanyaan Jaksa.” pertanyaan Jaksa.”
“Oh, maaf.” Saksi terkejut sambil Saksi : (kaget) “Oh, maaf. Saya pikir
berkata kepada hakim, “Saya pikir dia tadi berbicara dengan Anda.”
75

dia tadi berbicara dengan Anda.

3. Unsur kebahasaan teks anekdot Aksi Maling


Tertangkap CCTV
Unsur kebahasaan Contoh kalimat
Kalimat yang menyatakan peristiwa Seorang warga melapor
masa lalu kemalingan.

enggunaan kata kerja aksi “Saya beruntung karena CCTV


merekam dengan jelas. Saya bisa
melihat
dengan jelas wajah malingnya.”

enggunaan kalimat seru u ilegal. Anda saya tangkap.”

Dosen yang Menjadi Pejabat


Unsur kebahasaan Contoh kalimat
Kalimat langsung Semua dialog ditulis dalam bentuk
drama menggunakan kalimat
langsung.

enggunaan kata kerja aksi “Ya, kalau dia berdiri, takut kursinya
diduduki orang lain.”

enggunaan kalimat seru Udin: “???”

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


76

(RPP Berdiferensiasi dan KSE)

Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas / Semester :X/1

Materi Pokok : Hikayat

Pembelajaran Ke :
M. Kompetensi Dasar
Pengetahuan Keterampilan
3.7 Mengidentifikasi nilai-nilai dan isi 4.7 Mengembangkan makna (isi dan
hikayat nilai) hikayat

IPK IPK
3.7.1 Mengidentifikasi isi pokok 4.7.1 Mengidentifikasi nilai-nilai dalam
hikayat dengan bahasa sendiri 3.7.2 hikayat yang masih sesuai dengan
Mengidentifikasi karakteristik kehidupan saat ini
hikayat 4.7.2 Menjelaskan kesesuaian nilainilai
3.7.3 Mengidentifikasi nilai-nilai dan isi dalam hikayat dengan kehidupan saat
hikayat ini dalam teks eksposisi lisan maupun
tulisan hikayat

N. Tujuan Pembelajaran

Melalui kegiatan membaca materi bahan ajar, menyimak, searching di internet


dan diskusi kelompok, peserta didik dapat mengidentifikasi isi pokok hikayat
dengan bahasa sendiri, mengidentifikasi karakteristik hikayat, mengidentifikasi
nilai-nilai dan isi hikayat, mengidentifikasi nilai-nilai dalam hikayat yang masih
sesuai dengan kehidupan saat ini, dan menjelaskan kesesuaian nilai-nilai dalam
hikayat dengan kehidupan saat ini dalam teks eksposisi lisan mauoun tulisan
hikayat.

O. Strategi pembelajaran
Pertemuan 1
• Pendekatan : Saintifik
• Model : Discovery Learning
77

• Metode : Ceramah dan Diskusi Kelompok

Pertemuan 2

• Pendekatan : Saintifik

• Model : Inquiry Learning


• Metode : Diskusi

P. Media Pembelajaran dan Sumber Ajar

Media :

• Telepon Pintar
• KBBI daring
• Internet

Sumber belajar :

• Buku paket bahasa Indonesia kelas X


• Ringkasan materi bahan ajar
• Modul ajar
• Google

Q. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan 1 (2 x 45)


No. Kegiatan Kegiatan Pembelajaran
1. Pendahuluan Guru membuka pelajaran dengan kegiatan awal rutin
meliputi:
j. Guru memberi salam dan menanyakan kesiapan
pembelajaran.
k. Guru menyuruh murid berdoa dalam hati, kemudian
membaca ayat suci al-qur’an , membaca pancasila
dan menyayikan lagu wajib nasional.

l. Guru memeriksa daftar hadir siswa.

m. Guru melakukan apersepsi terhadap pembelajaran


sebelumnya.

n. Guru menyampaikan manfaat materi pembelajaran.

o. Guru mendemonstrasikan sesuatu yang terkait


dengan tema.
78

p. Guru menyampaikan kemampuan yang akan


dicapai siswa.

q. Guru menyampaikan rencana kegiatan


pembelajaran

r. Guru memberikan motivasi untuk membangkitkan


minat belajar bahasa Indonesia.

2. Kegiatan inti j. Guru menyuruh siswa bergabung dengan kelompok


masing-masing.
k. Guru menjelaskan secara singkat materi
pembelajaran

l. Guru memberi kesempatan kepada siswa yang ingin


bertanya.

m. Setelah dirasa siswa memahami materi guru


menyuruh siswa menulis hasil penjelasan.

n. Kemudian siswa disuruh membuka buku paket


halaman 108-110 lalu guru menunjuk siswa untuk
membaca hikayat indra bangsawan beberapa

paragraph dan dilanjutkan oleh siswa yang lain.

o. Kemudian guru dan siswa Bersama-sama


mengidentifikasi isi pokok, karakteristik serta nilainilai
yang terkandung dalm hikayat tersebut.

p. Lalu guru memberi tugas kepada siswa untuk


menganalisis isi pokok, karakteristik dan nilai-nilai
yang terkandung dalam hikayat Bunga Kemuning
dengan diskusi kelompok. (apabila waktu mencukupi
dapat dikerjakan di kelas apabila tidak menjadi PR)

3. Penutup e. Guru bertanya kepada siswa tentang apa kesimpulan


dari keseluruhan pembelajaran kali ini?
f. Kemudian guru menyimpulkan kembali kesimpulan
dari keseluruhan jawaban siswa.

g. Guru memberikan arahan kegiatan berikutnya dan


tugas pengayaan.

h. Guru menutup pembelajaran kali ini dan berdo’a

Bersama sebagai pertanda pembelajaran selesai.


79

Pertemuan 2 (2 x 45 menit)
No. Kegiatan Kegiatan Pembelajaran
1. Pendahuluan Guru membuka pelajaran dengan kegiatan awal rutin
meliputi:
a. Guru memberi salam dan menanyakan kesiapan
pembelajaran.
b. Guru menyuruh murid berdoa dalam hati, kemudian
membaca ayat suci al-qur’an , membaca Pancasila
dan menyayikan lagu wajib nasional.
c. Guru memeriksa daftar hadir siswa.
d. Guru melakukan apersepsi terhadap pembelajaran
sebelumnya.
e. Guru menyampaikan manfaat materi pembelajaran.
f. Guru mendemonstrasikan sesuatu yang terkait
dengan tema.
g. Guru menyampaikan kemampuan yang akan dicapai
siswa.

h. Guru menyampaikan rencana kegiatan pembelajaran

i. Guru memberikan motivasi untuk membangkitkan


minat belajar bahasa Indonesia.

2. Kegiatan inti a. Guru menyuruh siswa bergabung dengan kelompok


masing-masing.
b. Kemudian siswa disuruh membuka buku paket
halaman 108-110 lalu guru bersama siswa
menganalisis nilai-nilai yang terkandung dalam
hikayat indera bangsawan lalu menyesuaikan nilai
tersebut dengan keadaan saat ini. Setelah itu, hasil
analisis dikembangkan dengan membuat teks
eksposisi berdasarkan nilai hasil analisis.

c. Kemudian siswa bersama kelompoknya mencoba


menganalis kembali berdasarkan tahapan diskusi
analisis besama guru pada hikayat bunga kemuning.

3. Penutup a. Guru bertanya kepada siswa tentang apa kesimpulan


dari keseluruhan pembelajaran kali ini?
b. Kemudian guru menyimpulkan kembali kesimpulan
dari keseluruhan jawaban siswa.
80

c. Guru memberikan arahan kegiatan berikutnya.

d. Guru menutup pembelajaran dan berdo’a bersama

sebagai pertanda pembelajaran selesai.

R. Penilaian
Sikap : Observasi saat pembelajaran antara lain kedisiplinan, keaktifan, kerja
sama, dan komunikatif

Pengetahuan : Menunjukkan pengetahuan tentang kemampuan


Keterampilan : Terampil

Strategi dan Alat Penilaian

5. Penilaiaan sikap
Strategi : Observasi

Alat : Catatan penilaian sikap


Nama siswa Kedisiplinan Kearifan Kerja sama Komunikatif

6. Penilaian pengetahuan
Strategi : Tes manual
Alat : Soal-soal yang diberikan tentang isi pokok hikayat,
karakteristik hikayat, nilai-nilai dan isi hikayat.

Penilaiaan keterampilan

Strategi : Unjuk kerja

Alat : Rubrik penilaian keterampilan

Mengidentifikasi nilai-nilai dalam hikayat yang masih sesuai dengan


kehidupan saat ini, dan menjelaskan kesesuaian nilai-nilai dalam hikayat
dengan kehidupan saat ini dalam teks eksposisi lisan maupun tulisan
hikayat
81

Skor Keterangan
No Aspek yang dinilai
12 3 4

1. etepatan nilai

esesuaian nilai

emperhatikan kebahsaan

emperhatikan stuktuk teks eksposisi

Garut, November 2022

Mengetahui:

Guru Pamong Bahasa Indonesia Peserta PLP

Eulis Lisnawati, S.Pd., Cicah Supiatin


NIP 196312301987032003 Nim 18213033
Lampiran 1: materi
1. Contoh hikayat
Hikayat Indera Bangsawan

Tersebutlah perkataan seorang raja yang bernama Indera Bungsu dari Negeri
82

Kobat Syahrial. Setelah berapa lama di atas kerajaan, tiada juga beroleh putra.
Maka pada suatu hari, ia pun menyuruh orang membaca doa qunut dan sedekah
kepada fakir dan miskin. Hatta beberapa lamanya. Tuan Puteri Siti Kendi pun
hamillah dan bersalin dua orang putra laki-laki. Adapun yang tua keluarnya
dengan panah dan yang muda dengan pedang. Maka baginda pun terlalu amat
sukacita dan menamai anaknya yang tua Syah Peri dan anaknya yang muda
Indera Bangsawan.
Maka anakanda baginda yang dua orang itu pun sampailah usia tujuh tahun
dan dititahkan pergi mengaji kepada Mualim Sufian. Sesudah tahu mengaji,
mereka dititah pula mengaji kitab usul, fikih, hingga saraf, tafsir sekaliannya
diketahuinya. Setelah beberapa lamanya, mereka belajar pula ilmu senjata, ilmu
hikmat, dan isyarat tipu peperangan. Maka baginda pun bimbanglah, tidak tahu
siapa yang patut dirayakan dalam negeri karena anaknya kedua orang itu
samasama gagah. Jikalau baginda pun mencari muslihat; ia menceritakan
kepada kedua anaknya bahwa ia bermimpi bertemu dengan seorang pemuda
yang berkata kepadanya: barang siapa yang dapat mencari buluh perindu yang
dipegangnya, ialah yang patut menjadi raja di dalam negeri.

Setelah mendengar kata-kata baginda, Syah Peri dan


Indera Bangsawan pun bermohon pergi mencari buluh
perindu itu. Mereka masuk hutan keluar hutan, naik gunung
turun gunung, masuk rimba keluar rimba, menuju ke arah
matahari hidup.
Maka datang pada suatu hari, hujan pun turunlah dengan
angin ribut, taufan, kelam kabut, gelap gulita dan tiada
kelihatan barang suatu pun. Maka Syah Peri dan Indera
Bangsawan pun bercerailah. Setelah teduh hujan ribut,
mereka pun pergi saling cari mencari.
Tersebut pula perkataan Syah Peri yang sudah bercerai
dengan saudaranya
Indera Bangsawan. Maka ia pun menyerahkan dirinya
kepada Allah Subhanahuwata'ala dan berjalan dengan
sekuat-kuatnya.
Beberapa lama di jalan, sampailah ia kepada suatu taman,
dan bertemu sebuah mahligai. la naik ke atas mahligai itu
dan melihat sebuah gendang tergantung. Gendang itu
dibukanya dan dipukulnya. Tiba-tiba ia terdengar orang yang
melarangnya memukul gendang itu. Lalu diambilnya pisau
dan ditorehnya gendang itu, maka Puteri Ratna Sari pun
83

keluarlah dari gendang itu. Putri Ratna Sari menerangkan bahwa negerinya telah
dikalahkan oleh Garuda. ltulah sebabnya la ditaruh orangtuanya dalam gendang
itu dengan suatu cembul. Di dalam cembul yang lain ialah perkakas dan dayang-
dayangnya. Dengan segera Syah Peri mengeluarkan dayang-dayang itu. Tatkala
Garuda itu datang, Garuda itu dibunuhnya. Maka Syah Peri pun duduklah
berkasih-kasihan dengan Puteri Raina Sari sebagai suami istri dihadap oleh
segala dayang-dayang dan inang pengasuhnya.
Tersebut pula perkataan Indera Bangsawan pergi mencari saudaranya. la
sampai di suatu padang yang terlalu luas. la masuk di sebuah gua yang ada di
padang itu dan bertemu dengan seorang raksasa. Raksasa itu menjadi neneknya
dan menceritakan bahwa lndera Bangsawan sedang berada di negeri Antah
Berantah yang diperintah oleh Raja Kabir.
Adapun Raja Kabir itu takluk kepada Buraksa dan akan menyerahkan putrinya,
Puteri Kemala Sari sebagai upeti. Kalau tiada demikian,negeri itu akan
dibinasakan oleh Buraksa. Ditambahkannya bahwa Raja Kabir sudah
mencanangkan bahwa barang siapa yang dapat membunuh Buraksa itu akan
dinikahkan dengan anak perempuannya yang terlalu elok parasnya itu. Hatta
berapa lamanya Puteri Kemala Sari pun sakit mata, terlalu sangat. Para ahli
nujum mengatakan hanya air susu harimau yang beranak
mudalah yang dapat menyembuhkan penyakit itu. Baginda
bertitah lagi. “Barang siapa yang dapat susu harimau
beranak muda, ialah yang akan menjadi suami tuan puteri."
Setelah mendengar kata-kata baginda, si Hutan pun pergi
mengambil seruas buluh yang berisi susu kambing serta
menyangkutkannya pada pohon kayu. Maka ia pun duduk
menunggui pohon itu. Sarung kesaktiannya dikeluarkannya,
dan rupanya pun kembali seperti dahulu kala.
Hatta datanglah kesembilan orang anak raja meminta
susu kambing yang disangkanya susu harimau beranak
muda itu. Indera Bangsawan berkata susu itu tidak akan
dijual dan hanya akan diberikan kepada orang yang
menyediakan pahanya diselit besi hangat. Maka anak raja
yang sembilan orang itu pun menyingsingkan kainnya untuk
diselit Indera Bangsawan dengan besi panas. Dengan hati
yang gembira, mereka mempersembahkan susu kepada
raja, tetapi tabib berkata bahwa susu itu bukan susu harimau
melainkan susu kambing. Sementara itu, Indera Bangsawan
84

sudah mendapat susu harimau dari raksasa (neneknya) dan menunjukkannya


kepada raja.
Tabib berkata itulah susu harimau yang sebenarnya. Diperaskannya susu
harimau ke mata Tuan Puteri. Setelah genap tiga kali diperaskan oleh tabib,
maka Tuan Puteri pun sembuhlah. Adapun setelah Tuan Puteri sembuh, baginda
tetap bersedih. Baginda harus menyerahkan tuan puteri kepada Buraksa, raksasa
laki-laki apabila ingin seluruh rakyat selamat dari amarahnya. Baginda sudah
kehilangan daya upaya.
Hatta sampailah masa menyerahkan Tuan Puteri kepada Buraksa. Baginda
berkata kepada sembilan anak raja bahwa yang mendapat jubah Buraksa akan
menjadi suami Puteri. Untuk itu, nenek Raksasa mengajari Indera Bangsawan.
Indera Bangsawan diberi kuda hijau dan diajari cara mengambil Jubah Buraksa
yaitu dengan memasukkan ramuan daun-daunan ke dalam gentong minum
Buraksa. Saat Buraksa datang hendak mengambil Puteri. Puteri menyuguhkan
makanan, buah-buahan, dan minuman pada Buraksa. Tergoda sajian yang lezat
itu tanpa piker panjang Buraksa menghabiskan semuanya lalu meneguk habis air
minum dalam gentong.
Tak lama kemudian Buraksa tertidur. Indera Bangsawan segera membawa lari
Puteri dan mengambil jubah Buraksa. Hatta Buraksa terbangun, Buraksa menjadi
lumpuh akibat ramuan daun-daunan dalam air minumnya.
Kemudian sembilan anak raja datang. Melihat Buraksa tak berdaya, mereka
mengambil selimut Buraksa dan segera menghadap Raja. Mereka hendak
mengatakan kepada Raja bahwa selimut Buraksa sebagai jubah Buraksa.
Sesampainya di istana, Indera Bangsawan segera menyerahkan Puteri dan
jubah Buraksa. Hata Raja mengumumkan hari pernikahan Indera Bangsawan
dan Puteri. Saat itu sembilan anak raja datang. Mendengar pengumuman itu
akhirnya mereka memilih untuk pergi. Mereka malu kalau sampai niat buruknya
berbohong diketahui raja dan rakyatnya.
Sumber: Buku Kesusastraan Melayu Klasik

2. Ringkasan materi
1. Hikayat adalah:

a. Karya sastra lama berbentuk prosa yang mengisahkan tentang


kehebatan maupun kepahlawanan seseorang lengkap dengan
keanehan, kesaktian, serta mukjizat tokoh utama
85

b. Karya sastra yang disampaikan secara turun temurun atau


sesuatu yang telah menjadi tradisi
c. Karya sastra yang berisi tentang asal usul, seperti tempat,
binatang, serta tanaman
d. Cerita yang tokoh-tokohnya berupa binatang dengan peran
layaknya manusia
e. Karya sastra lama berbentuk puisi yang mengisahkan tentang
kehebatan maupun kepahlawanan seseorang lengkap dengan
keanehan, kesaktian, serta mukjizat tokoh utama
2. Fungsi hikayat ialah sebagai sarana hiburan, sarana pendidikan dan
sarana menunjukkan dan melestarikan nilai budaya bangsa.
3. Karakteristik hikayat
a. Kemustahilan: salah satu ciri hikayat ialah kemustahilan dalam
teks, baik dari segi bahasa maupun dari segi cerita. Kemustahilan
berarti hal yang tidak logis atau tidak bisa dinalar
b. Kesaktian tokoh-tokohnya

c. Anonim: anonym berarti tidak diketahui secara jelas pencerita


atau pengarangnya.
d. Istana sentris
e. Menggunakan alur berbingkai
4. Nilai-nilai dalam hikayat
Nilai adalah suatu yang berharga, bermutu, dan berguna bagi
kehidupan manusia. Dalam karya sastra nilai dapat berupa makna
di balik apa yang ditulis melalui unsur intrinsic seperti perilaku,
dialog, peristiwa, latar, dan lain sebagainya. Adapun nilai-nilai yang
terdapat dalam hikayat adalah sebagai berikut: a. Nilai budaya
b. Nilai moral
c. Nilai agama
d. Nilai pendidikan
e. Nilai estetika
f. Nilai sosial
5. Unsur intrinsik hikayat:
a. Tema
b. Tokoh
c. Penokohan
d. Latar
e. Alur
86

f. Sudut pandang
g. Gaya bahasa
h. Amanat
3. Modul ajar
MODUL-AJAR-TEKS-HIKAYAT-KELAS-X.pdf

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP Berdiferensiasi dan KSE)

Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas / Semester :X/1

Materi Pokok : Hikayat Dan Cerpen

Pembelajaran Ke :
S. Kompetensi Dasar
Pengetahuan Keterampilan
3.8 Membandingkan nilai-nilai dan 4.8 Mengembangkan hikayat ke
kebahasaan cerita rakyat dalam bentuk cerpen.
(hikayat) dan cerpen.

IPK IPK
3.8.1 Mengidentifikasi karakteristik 4.8.1 Membandingkan alur dalam
bahasa dalam hikayat. hikayat dengan cerpen.
3.8.2 Membandingkan penggunaan 4.8.2 Menceritakan Kembali isi
bahasa dalam cerpen dan hikayat ke dalam bentuk
cerpen.
hikayat.
3.8.3 Membandingkan nilai dalam
teks hikayat dan cerpen.
87

T. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan membaca materi bahan ajar, menyimak slide PPT, searching di
internet dan diskusi kelompok, peserta didik dapat mengidentifikasi karakteristik
bahasa dalam hikayat, membandingkan penggunaan bahasa dalam cerpen dan
hikayat, membandingkan alur dalam hikayat dengan cerpen, dan terampil
menceritakan kembali isi hikayat ke dalam bentuk cerpen dengan memperhatikan
nilai-nilai dan alur yang terdapat dalam hikayat dengan sungguh-sungguh,
percaya diri, kreatif dan bekerja sama selama proses pembelajaran.

U. Strategi Pembelajaran

Pertemuan pertama:

• Pendekatan : Saintifik
• Model : Koopratif Learning
• Metode : Ceramah, Tanya Jawab dan Diskusi
Pertemuan kedua:

• Pendekatan : Saintifik

• Model : Discovery Learning


• Metode : Ceramah, Tanya awab dan Diskusi
V. Media Pembelajaran dan Sumber Ajar

Media:

• Telepon Pintar/Leptop
• KBBI Daring
• Internet
• PPT
• Proyektor

Sumber belajar :

• Buku paket bahasa Indonesia kelas X


• Ringkasan materi bahan ajar
• Modul ajar
• Google
W. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan pertama (2x45 menit)
No. Kegiatan Kegiatan Pembelajaran
88

1. Pendahuluan Guru membuka pelajaran dengan kegiatan awal rutin


meliputi:
s. Guru memberi salam dan mengondisikan situasi kelas
t. Guru menyuruh murid berdoa dalam hati, kemudian
membaca ayat suci Alquran, membaca Pancasila dan
menyayikan lagu Wajib Nasional.
u. Guru memeriksa daftar hadir siswa.
v. Guru melakukan apersepsi terhadap pembelajaran
sebelumnya.
w. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
x. Guru menyampaikan manfaat materi pembelajaran.
y. Guru mendemonstrasikan sesuatu yang terkait
dengan tema.
z. Guru menyampaikan kemampuan yang akan dicapai
siswa.
aa. Guru menyampaikan rencana kegiatan
pembelajaran
bb. Guru memberikan motivasi untuk membangkitkan
minat belajar bahasa Indonesia.

2. Kegiatan inti q. Guru menanyangkan slide PPT yang telah di siapkan


r. Guru menjelaskan secara singkat materi pembelajaran
serta memberi contoh cara menganalisis
membandingkan penggunan bahasa dalam cerpen
dan hikayat.
s. Guru memberi kesempat kepada siswa yang ingin
bertanya.
t. Setelah dirasa siswa memahami materi guru
menconba memberi tes untuk melihat sejauh mana
siswa paham terhadap pembelajaran dengan diskusi
kelompok pada lembar kerja yang diberikan guru.
u. Setelah siswa selesai mengerjakan, siswa disuruh

mengumpulkan hasil kerjaannya.

v. Kemudian guru menyuruh beberapa siswa untuk


mempresentasikan hasil kerjanya didepan kelas.
89

3. Penutup i. Guru bertanya kepada siswa tentang apa kesimpulan


dari keseluruhan pembelajaran kali ini?
j. Kemudian guru menyimpulkan kembali kesimpulan
dari keseluruhan jawaban siswa.

k. Guru memberikan arahan kegiatan berikutnya dan


tugas pengayaan.

l.
Guru menutup pembelajaran dan berdo’a bersama
sebagai pertanda pembelajaran selesai.
Pertemuan pertama (2x45 menit)
No. Kegiatan Kegiatan Pembelajaran
1. Pendahuluan Guru membuka pelajaran dengan kegiatan awal rutin
meliputi:
j. Guru memberi salam dan menanyakan kesiapan
pembelajaran.
k. Guru menyuruh murid berdoa dalam hati, kemudian
membaca ayat suci Al-qur’an , membaca Pancasila
dan menyayikan lagu Wajib Nasional.

l. Guru memeriksa daftar hadir siswa.

m. Guru melakukan apersepsi terhadap pembelajaran


sebelumnya.

n. Guru menyampaikan manfaat materi pembelajaran.

o. Guru mendemonstrasikan sesuatu yang terkait


dengan tema.

p. Guru menyampaikan kemampuan yang


akan dicapai siswa.

q. Guru menyampaikan rencana kegiatan


pembelajaran

r. Guru memberikan motivasi untuk membangkitkan


minat belajar bahasa Indonesia.

2. Kegiatan inti d. Guru menyuruh siswa bergabung dengan


kelompok masing-masing.

e. Guru menjelaskan perbandingan alur cerita dalam


hikayat dan cerpen.

f. Guru memberi contoh menceritakan Kembali hikayat


ke dalam bentuk cerpen.
90

g. Kemudian siswa bersama kelompoknya mencoba


mengubah hikayat si miskin menjadi cerpen. Lalu
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan
kelas.

3. Penutup e. Guru bertanya kepada siswa tentang apa kesimpulan


dari keseluruhan pembelajaran kali ini?
f. Kemudian guru menyimpulkan kembali kesimpulan
dari keseluruhan jawaban siswa.

g. Guru memberikan arahan kegiatan berikutnya.

h. Guru menutup pembelajaran dan berdo’a bersama

sebagai pertanda pembelajaran selesai.

X. Penilaian
Sikap : Observasi saat pembelajaran antara lain kedisiplinan, keaktifan, kerja
sama, dan komunikatif

Pengetahuan : Menunjukkan pengetahuan tentang kemampuan mengidentifikasi


bahasa dalam hikayat, membandingkan penggunaaan bahasa dalam cerpen dan
hikayat, serta membandingkan nilai dalam teks hikayat dan cerpen.

Keterampilan : Terampil membandingkan alur cerita dalam hikayat dan cerpen, dan
menceritakan Kembali isi hikayat ke dalam bentuk cerpen.

Strategi dan Alat Penilaian

7. Penilaiaan sikap

Strategi : Observasi

Alat : Catatan penilaian sikap


Nama siswa Kedisiplinan Kearifan Kerja sama Komunikatif
91

8. Penilaian pengetahuan
Strategi : Tes manual

Alat : Soal-soal yang diberikan tentang bahasa dalam


hikayat, membandingkan bahasa dalam cerpen dan hikayat, serta
membandingka nilai teks dalam hikayat dan cerpen.
9. Penilaiaan keterampilan Strategi
: Unjuk kerja

Alat : Rubrik penilaian keterampilan

Menceritakan kembali isi hikayat ke dalam bentuk cerpen dengan


memperhatikan alur dan nilai-nilai yang terkandung dalam hikayat.
Skor Keterangan
No Aspek yang dinilai
12 3 4

1. esesuaian alur dari alur hikayat menjadi alur


cerpen.

enggunakan bahasa Indonesia saat ini.

enggunakan gaya bahasa yang sesuai.

empertahankan nilai-nilai yang terkandung


dalam hikayat.

Garut, November 2022

Mengetahui:

Guru Pamong Bahasa Indonesia Peserta PLP

Eulis Lisnawati, S.Pd., Cicah Supiatin


NIP 196312301987032003 Nim 18213033
Lampiran 1: Materi
92

1. Karakteristik bahasa hikayat


Hikayat disajikan dengan menggunakan bahasa
Melayu klasik. Ciri bahasa yang dominan dalam
hikayat adalah banyak penggunaan konjungi pada
setiap awal kalimat dan penggunaan kata arkais.
Hikayat merupakan karya sastra klasik. Artinya,
usia hikayat jauh lebih tua dibandingkan usia
negara Indonesia. Meskipun bahasa yang
digunakan adalah bahasa Indonesia (berasal dari
bahasa Melayu), tidak semua kata dalam hikayat
kita jumpai dalam bahasa Indonesia sekarang.
Kata-kata yang sudah jarang digunakan atau
bahkan sudah asing tersebut disebut sebagai
katakata arkais. Contoh:

aka anakanda baginda yang dua orang itu pun sampailah usia tujuh tahun
dan dititahkan pergi mengaji kepada Mualim Sufian. Sesudah tahu
mengaji, mereka dititah pula mengaji kitab usul, fikih, hingga saraf, tafsir
sekaliannya diketahuinya. Setelah beberapa lamanya, mereka belajar
pula ilmu senjata, ilmu hikmat, dan isyarat tipu peperangan. Maka
baginda pun bimbanglah, tidak tahu siapa yang patut dirayakan dalam
negeri karena anaknya kedua orang itu sama-sama gagah. Jikalau
baginda pun mencari muslihat; ia menceritakan kepada kedua anaknya
bahwa ia bermimpi bertemu dengan seorang pemuda yang berkata
kepadanya: barang siapa yang dapat mencari buluh perindu yang
dipegangnya, ialah yang patut menjadi raja di dalam negeri.

2. Perbandingan penggunaan bahasa dalam cerpen dan hikayat


Hikayat dan cerpen sama-sama merupakan teks
narasi fiksi. Keduanya mempunyai unsur intrinsik
yang sama yaitu tema, tokoh dan penokohan,
sudut pandang, latar, gaya bahasa, dan alur.
Namun terdapat perbandingan bahasa dalam
cerpen dan hikayat. Kaidah bahasa yang dominan
dalam cerpen dan hikayat adalah penggunaan
gaya bahasa (majas) dan penggunaan konjungsi
yang menyatakan urutan waktu dan urutan
kejadian.
93

a. Penggunaan Majas

Penggunaan majas dalam cerpen dan hikayat berfungsi untuk membuat


cerita lebih menarik jika dibandingkan menggunakan bahasa yang
bermakna lugas. Ada berbagai jenis majas yang digunakan baik
dalam cerpen dan hikayat. Di antara majas yang sering digunakan
dalam cerpen maupun hikayat adalah majas antonomasia, metafora,
hiperbola dan majas perbandingan. Meskipun sama-sama
menggunakan gaya bahasa, tetapi gaya bahasa yang digunakan
dalam hikayat berbeda penyajiannya dengan gaya bahasa dalam
cerpen.
1. Majas antonomasia termasuk ke dalam majas perbandingan yang
menyebutkan sesuatu bukan dengan nama asli dari benda
tersebut, melainkan dari salah satu sifat benda tersebut.
Penggunaan sifat sebagai nama diri atau nama diri lain sebagai
nama jenis. Contoh: Si Gemuk, si cantik , si kaya, si miskin dan
lain-lain.

Contoh penggunaan majas antonomasia pada hikayat:

Miskin laki bini dengan rupa kainnya seperti di mamah Anjing itu
berjalan mencari rezeki berkeliling di negeri antah barantah di
bawah pemerintahan maharaja Indera Dewa. Kemana mereka
pergi selalu diburu dan diusir oleh penduduk secara beramairamai
dengan disertai penganiayaan sehingga bengkak-bengkak dan
berdarah-darah tubuhnya. Sepanjang perjalanan menangislah Si
Miskin berdua itu dengan sangat lapar dan dahaganya. Waktu
malam tidur di hutan siangnya berjalan mencari rezeki.

Contoh penggunaan majas antonomasia pada cerpen:


94

ilih mana.” Katanya, “tiga empat atau tujuh?”

mpat.”

tersenyum penuh kemenangan. elama lima belas tahun saya

bekerja di sini,” katanya,”Anda orang pertama yang tidak memilih

tujuh.”

menulis kursi di boarding pass-ku dan mengembalikannya


bersama dokumen-dokumenku, lalu memandangku untuk kali
pertama dengan matanya yang berwarna anggur, sebuah hiburan
sampai aku bisa melihat si Cantik lagi. Kemudian ia memberi tahu
bahwa bandara baru saja ditutup dan semua penerbangan di
tunda.

2. Majas metafora merupakan sebuah gaya bahasa yang


menggunakan kata atau kelompok berupa kalimat untuk mengacu
terhadap suatu objek tertentu, tetapi tidak dengan arti yang
sebenarnya. Majas yang satu ini dapat juga dijelaskan sebagai
majas atau gaya bahasa yang menggambarkan sesuatu dengan
perbandingan secara langsung dan tepat atas dasar sifat yang
hampir mirip atau barangkali sama. Majas metafora sendiri biasa
disebut dengan majas perbandingan atau majas persamaan.
Contohnya “Aku adalah ikan yang ingin berenang bebas
mengarungi luasnya samudra.”

ang itu mendung tebal masih menggelayut di wajah Gadis Cik


Inam. Matanya yang biasanya bersinar cemerlang, siang itu
tampak redup oleh sisa-sisa air mata yang masih menggenang.
Muda Cik Leman merasa iba melihatnya. Perempuan itu duduk
bersimpuh, tertunduk lesu berseberangan tikar pacar di
hadapannya.

3. Majas hiperbola adalah majas yang menggunakan ungkapan


yang berlebihan dan tidak masuk akal. Contoh: Dentuman itu
menggelegar membelah angkasa.
95

4. Majas simile Artinya, majas yang melukiskan suatu kondisi


dengan melakukan komparasi atau membandingkan suatu hal
dengan hal-hal lainnya dalam satu kalimat. Adapun beberapa
kata yang mencerminkan majas simile, yaitu seperti, sebagai,
ibarat, umpama, bak, laksana, serupa, dan lain sebagainya.

Contoh:

aka si miskin itupun sampailah ke penghadapan itu. Setelah dilihat


oleh orang banyak, Si Miskin laki bini dengan rupa kainnya
seperti di mamah Anjing rupanya. Maka orang banyak itupun
ramailah ia tertawa seraya mengambil kayu dan batu.

eristiwa itu terjadi berpuluh tahun silam, pada Oktober 1965 yang
begitu merah. Seperti warna bendera bergambar senjata yang
merebak dan dikibarkan sembunyi-sembunyi. Ayah meminta ibu
dan aku untuk tetap tenang di kamar belakang. Ibu terus
mendekapku ketika itu.

b. Penggunaan Konjungsi

Baik cerpen maupun hikayat merupakan teks narasi yang banyak


menceritakan urutan peristiwa atau kejadian. Untuk menceritakan
urutan
peristiwa atau alur tersebut, keduanya menggunakan konjungsi yang
menyatakan urutan waktu dan kejadian.

Pada suatu hari Khojan Maimun tertarik akan perniagaan di laut, lalu
minta izinlah dia kepada istrinya. Sebelum dia pergi, berpesanlah dia
pada istrinya itu, jika ada barang suatu pekerjaan, mufakatlah dengan
dua ekor unggas itu, hubaya-hubaya jangan tiada, karena fitnah di
dunia amat besar lagi tajam dari pada senjata. Hatta beberapa lama
ditinggal suaminya, ada anak Raja Ajam berkuda lalu melihatnya
rupa Bibi Zainab yang terlalu elok. Berkencanlah mereka untuk
bertemu melalui seorang perempuan tua. Maka pada suatu malam,
pamitlah Bibi Zainab kepada burung tiung itu hendak menemul anak
raja itu. Maka bernasihatlah ditentang perbuatannya yang melanggar
96

aturan Allah Swt. Maka marahiah istri Khojan Maimun dan


disentakkannya tiung itu dari sangkarnya dan dihempaskannya
sampai mati. Lalu bibi Zainab pun pergi mendapatkan bayan yang
sedang berpura-pura tidur.

Ketika Leyla memutuskan untuk mengungsi, meninggalkan kampong


halamannya, perih yang melilit perutnya kian menjadi-jadi. Terlampau
perihnya, hingga seluruh pandangannya terasa buram. Leyla seperti
melihat ribuan kunang-kunang berlesatan mengitari kepalanya.
Selanjutnya, ia menyebut kunang-kunang itu sebagai sang maut.
Sang maut yang selalu menguntitnya dan sewaktu-waktu siap
mengantarnya menyusul almarhum suaminya.

c. Nilai dalam teks hikayat

Dalam hikayat, setidaknya ada 5 nilai-nilai yang bisa kita dapatkan saat
membacanya, itu meliputi nilai moral, nilai sosial, nilai agama, nilai
budaya, dan nilai pendidikan. Berikut penjelasannya.
1. Nilai Moral

Nilai moral merupakan nilai yang menjadi standar baik dan buruk.
Secara umum, nilai moral adalah nasihat-nasihat yang berkaitan
dengan budi pekerti, perilaku, atau tata susila yang dapat
diperoleh pembaca dari cerita yang dibaca atau dinikmatinya.
Perbuatan moral yang baik antara lain adalah menghargai orang
lain, berderma, setia, dan jujur.
2. Nilai Sosial

Nilai sosial adalah nilai yang berasal dari hubungan masyarakat.


Indikasi nilai sosial dikaitkan dengan kepatuhan dan kepantasan bila
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Adapun contoh nilai sosial
adalah kerjasama, kepedulian, toleransi, dan kebersamaan. 3. Nilai
Agama

Nilai agama adalah nilai yang berasal dari ajaran agama. Nilai agama
memiliki kebenaran yang mutlak. Nilai agama biasanya ditandai
dengan penggunaan kata dan konsep Tuhan, makhluk ghaib,
dosa-pahala, serta surge-neraka.
97

4. Nilai Budaya

Nilai budaya adalah nilai yang berasal dari suatu masyarakat dan
mempengaruhi perilakunya terhadap alam dan sesama manusia.
Ciri khas nilai-nilai budaya dibandingkan nilai lainnya adalah
masyarakat takut meninggalkan atau menentang nilai tersebut
karena “takut” sesuatu yang buruk akan menimpanya.
5. Nilai Pendidikan

Nilai pendidikan adalah nilai yang muncul dari upaya untuk


mengantar manusia menuju kedewasaan, kematangan pikiran,
dan kekuatan karakter.
d. Mengembangkan hikayat ke dalam bentuk cerpen

Berikut ini hal yang perlu diperhatikan dalam mengubah isi cerita hikayat
kedalam cerpen
a. Mengubah alur cerita dari alur berbingkai menjadi alur tunggal.
b. Menggunakan bahasa Indonesia saat ini
c. Menggunakan gaya bahasa yang sesuai
d. Tetap memperhatikan nilai-nilai yang terkandung di dalam hikayat
Lembar Kerja Siswa:

1. Bacalah teks hikayat Bayan Budiman dan cerpen Tukang Pijat


Keliling yang ada di dalam buku pegangan masing-masing!
2. Lalu isilah tabel dibawah ini dengan menganalisis teks hikayat
dan cerpen tersebut!
a. Identifikasi kata arkais dalam hikayat Bayan Budiman.
Kata arkais Makna
98

b. Membandingkan majas yang ada dalam teks hikayat


Bayan Budiman dan Cerpen Tukang Pijat Keliling.
Jenis Majas Kutipan Hikayat Kutipan Cerpen

c. Konjungsi yang menyatakan hubungan waktu dalam


hikayat dan cerpen
Kutipan Hikayat Kutipan Cerpen
99

Panduan kunci jawaban


a. Menunjukan pengetahuan tentang mengenali bahasa dalam hikayat
( arkais)
Kata arkais Makna

Sebermula Pada awalnya

Hatta Kemudian

Menangguh Menunda

Menyekat Memisahkan diri

Hubaya-hubaya Berkali-kali

Memperlalaikan Membuat

Cerpelai Musang

Berhampiran Berdekatan
b. Membandingkan bahasa dalam teks hikayat dan cerpen
Jenis Majas Kutipan Hikayat Kutipan Cerpen
Perumpamaan Adapun akan hamba, Kakinya bagai
tuan ini adalah seperti digerakkan tanah, dia
hikayat seekor uggas begtu saja melangkah
bayan yang dicabut tampa bantuan
bulunya oleh tuannya tongkat.
seorang istri saudagar.
100

Retoris Apatah dicari oleh Adakah darko memang


segala manusia di sudah mengetahui
dunia ini selain segala yang akan
martabat, kesabaran, terjadi.
dan kekayaan?

Ironi Aduhai siti yang baik Di beranda itulah


paras, pergilah dengan Darko tidur,
segeranya memimpikan apa saja.

mendapatkan anak raja Dia selalu mensyukuri


itu. mimpi, meskipun
percaya mimpi tak
mengubah apa-apa.

c. Konjungsi yang menyatakan hubungan waktu dalam hikayat dan cerpe

Kutipan Hikayat Kutipan Cerpen

etelah umurnya Khojan Maimun lima emudian kami ketahui, bila malam
hapir tandas, Darko Kembali ke
tahun, maka diserahkan oleh
tempat pemakaman diujung
bapaknya mengaji kepada banyak kampung.
guru sehingga sampai umur
Khojam Maimun lima belas tahn.

engan biaya murah, bahkan


urung Bayan tidak melarang malah terkadang hanya dengan
dia menyuruh Bibi Zainab mengganti sepiring nasi dan teh
meneruskan rancangannya itu, panas, kami bisa mendapatkan
tetapi dia berjaya menarik kenikmatan pijat yang tiada tara.
perhatian serta malalaikat Bibi
Zainab dengan cerita-ceritanya.

aka Bayan pun berpikiran bila ia


menjawab seperti tiung maka ia emudian kami ketahui, bila malam
juga akan binasa. hampir tandas, Darko Kembali ke
tempat pemakaman di ujung
kampung.

d. Membandingkan nilai yang terkandung dalam kutipan hikayat dan cerpen


101

Maka anakanda baginda yang dua orang itu pun sampailah usia tujuh
tahun dan dititahkan pergi mengaji kepada Mualim Sufian. Sesudah tahu
mengaji, mereka dititah pula mengaji kitab usul, fikih, hingga saraf, tafsir
sekaliannya diketahuinya. Setelah beberapa lamanya, mereka belajar pula

ilmu senjata, ilmu hikmat, dan isyarat tipu peperangan. Maka baginda pun
bimbanglah, tidak tahu siapa yang patut dirayakan dalam negeri karena
anaknya kedua orang itu sama-sama gagah.
Jikalau baginda pun mencari muslihat; ia menceritakan kepada kedua
anaknya bahwa ia bermimpi bertemu dengan seorang pemuda yang

berkata kepadanya: barang siapa yang dapat mencari buluh perindu yang
dipegangnya, ialah yang patut menjadi raja di dalam negeri.

Kutipan cerpen
“Memang ngapain sih Mas, ke Madura segala? Lama lagi!”

“Diajak survei sama salah satu profesor dan kontraktor, untuk


perencanaan bangunan besar di sana, Dik Manis! Sekalian penelitian
skripsi Mas….”

Ah, soal bangunan dan penelitian skripsi. Lalu kenapa Mas Gagah
bisa berubah jadi aneh gara-gara hal tersebut? Pikirku waktu itu.

“Mas ketemu kiai hebat di Madura,” cerita Mas Gagah antusias.


“Namanya Kiai Ghufron! Subhanallah, orangnya sangat bersahaja,
santri-santrinya luar biasa! Di sana Mas memakai waktu luang Mas
untuk mengaji pada beliau. Dan tiba-tiba dunia jadi lebih benderang!”
tambahnya penuh semangat. “Nanti kapan-kapan kita ke sana ya,
Git.

Baik dalam hikayat maupun dalam cerpen terkandung nilai pendidikan


tentang pentingnya menuntut ilmu umum dan ilmu agama.

e. Membandingkan alur hikayat dengan cerpen.


102

Alur Cerita Cerpen Tukang Pijat Alur Cerita Hikayat Bayan


Keliling Budiman

Dimulai dari cerita kedatangan


tokoh Darko ke kampung tokoh Cerita diawali dengan

aku. Tokoh Darko menjalani keberangkatan Khojam

profesinya sebagai tukang pijat Maimun untuk pergi

keliling kampung. Tidak ada berdagang. Sebelum

yang tahu siapa yang memuai berdagang, ia membeli dua

penyebarkan kabar bahwa ekor Burung Bayang, jantan

Darko bisa meramal. Beberapa dan betina untuk menemani

warga kampung menjadi saksi istrinya yng cantik yang

bahwa omongan Darko bernama Bibi Zainab. Saat

(ramalannya) terbukti. Akhirnya suaminya pergi berdagang,

pak lurah meminta Darko Bibi Zainab bertemu seorang

memijatnya sekaligus pangeran yang tampan,

meramalkan nomor togel buat keduanya lalu berjanji untuk

pak lurah. Ternyata, ramalan berkencan. Burung Bayan

Darko tak berhasil. Setelah betina gagal mencegah

menghilang dua hari, pak lurah kepergian Bibi Zainab.

mengatakan pada warga Akhirnya, burung bayan jantan

bahwa lahan kuburan sudah menggunakna siasat. Ia

sempit perlu perluasan. Saat menceritakan cerita menarik

itu, warga kampung mendapati pada Bibi Zainab hingga ia lupa

Darko tidak lagi berada di janjinya untuk bertemu dengan

kompleks pemakaman. sang pangeran. Begitu terus

Tempat ia bisa tinggal. setiap hari hingga Khojam


Maimun pulang Bibi Zainab
tidak sempat menemui
Alur tunggal hanya berfokus pada pangeran karena asyik
permasalahan tokoh
mendengarkan cerita Burung
utamanya, Darko.
Bayan.

Alur ceritanya berbingkai karena di


dalam cerita Khojam Maimun
dan Bibi Zainab ada cerita lain,
103

misalnya cerita tentang anak kancil


yang disampaikan Burung Bayan
pada Bibi
Zainab.

Anda mungkin juga menyukai