LAPORAN
Disusun oleh:
Cicah Supiatin
NIM. 18213033
202 2
I
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
2. Bapak, Ibu/orang tua yang telah memberikan motivasi dan doa restu
serta memberikan dukungan baik dari segi materil maupun spiritual.
3. Pihak dari Institut Pendidikan Indonesia (IPI) Garut dalam hal ini panitia
PLP yang telah memberikan kesempatan dan pengarahan mengenai
hal-hal yang berkaitan dengan PLP.
Ibu Dr. Hj. Lina Siti Nurwahidah, M.Pd. selaku DPS PLP
yang telah
II
6. Ibu Eulis Lisnawati, S.Pd. selaku pamong yang telah membimbing dan
memberi pengarahan serta membantu kelancaran dalam pelaksanaan
kegiatan PLP di SMA Negeri 11 Garut.
Saya menyadari bahwa laporan PLP ini sangatlah jauh dari sempurna
karena kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan diterima dengan senang hati dan dengan
tangan terbuka untuk perbaikan lebih lanjut.
Penyusun,
Cicah Supiatin
III
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh
Cicah Supiatin
NIM. 18213033
Dr. Hj. Lina Siti Nurwahidah, M.Pd. H. Ridwan Ruswanda, S.Pd. M.M.Pd.
NIP 196411271988111001
DAFTAR ISI
IV
A. Simpulan …………………………………………………………………... 38
LAMPIRAN-
LAMPIRAN…………………………………………………………...42
4. RPP …………………………………………………………………………… 49
1
BAB I
PENDAHULUAN
NIM 18213033
Lokasi Program dan Target Peserta SMA Negeri 11 Garut dengan target
kelas X
PLP adalah suatu program pendidikan pra jabatan guru yang dirancang
untuk melatih calon guru agar menguasai kemampuan keguruan yang utuh
serta terintegrasi sehingga setelah menyelesaikan pendidikannya telah siap
secara mandiri dalam mengemban tugas sebagai seorang guru. Kemampuan
untuk melakukan tugas sebagai guru ialah yang dibentuk melalui Program
Pengalaman Lapangan Persekolahan (PLP). PLP merupakan muara dari
seluruh program pendidikan pra jabatan guru. Untuk melaksanakan kegiatan
PLP diperlukan seperangkat kemampuan dasar keguruan yang tercermin
pada tugas dan peran Guru. Oleh karena itu semua kegiatan mulai dari
perencanaan, pelaksanaan sampai dengan penilaian atau evaluasi harus
berorientasi pada peran dan tugas guru secara umum.
1. Tujuan PLP
2. Manfaat PLP
3. Sasaran Kegiatan
C. Implementasi Program .
1 Cara mengajar satu arah dengan metode Cara pandang sebagian orang memang
ceramah, menjadikan anak metode ini mungkin lebih baik agar anak
5
terbiasa hanya menerima dan tidak aktif dapat lebih mudah dikondisikan dan
mencari sumber. diarahkan sesuaike inginan pengajar dan
materi dapat tersampaika oleh pengajar.
c) Manfaat Program
pada materi
2. Menambah
pembelajaran wawasan dalam
melaksanakan
2. Meningkatkan pembelajaran
semangat siswa
14. siswa mampu mengidentifikasi nilai-nilai dalam hikayat yang masih sesuai
dengan kehidupan saat ini,
19. dan siswa mampu menceritakan kembali isi hikayat ke dalam bentuk
cerpen.
8
22 23 24 25 26 27 28 29 30 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 3o
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
19 Ujian PLP
20 Penutupan
2. Mitigation Risks
BAB II
HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Lokasi PLP II 1.
Gambaran Umum Profil Sekolah
Nama Sekolah : SMA NEGERI 11 GARUT
NSS : 301.02.11.17.011
Alamat Sekolah : Siliwangi No. 2
12
Kelurahan : Regol
Kabupaten : Garut
Website : www.sman11garut.sch.co.id
Email : sman_11_garut@yahoo.co.id
Nomor Rekening :
Nama Bank :
Kantor :
Pemegang Rekening:
Kepala Sekolah:
Pendidikan terakhir : S2
Keadaan Tanah
1. Ruang Kelas 35 56
2. Lab IPA :
a. Fisika 1 112
b. Kimia 1 112
c. Biologi 1 112
3. Lab. Bahasa 0 0
6. Perpustakaan 1 112
14. Toilet 28 2
15. Gudang
1. Pendidikan Agama
a. Islam 5 5
b. Katholik
c. Protestan
d. Hindu
e. Budha
2. Pend.Kewarganegaraan 2 2
3. Bahasa Indonesia 6 6
4. Bahasa Inggris 5 5
6. Matematika 11 11
7. Fisika 6 6
8. Biologi 4 4
9. Kimia 4 4
10. Sejarah 4 4
11. Geografi 2 2
12. Sosiologi 2 2
13. Antropologi
14. Ekonomi 3 3
15. Akuntansi
16
20. Laboran 3 3
21. Pustakawan/wati 4 4
1. Pendidikan Agama
a. Islam 5 5
b. Katholik
c. Protestan
d. Hindu
e. Budha
2. Pend.Kewarganegaraan 2 2
3. Bahasa Indonesia 6 6
4. Bahasa Inggris 5 5
17
6. Matematika 11 11
7. Fisika 6 6
8. Biologi 4 4
9. Kimia 4 4
10. Sejarah 4 4
11. Geografi 2 2
12. Sosiologi 2 2
13. Antropologi
14. Ekonomi 3 3
15. Akuntansi
20. Laboran 3 3
21. Pustakawan/wati 4 4
X IPS
XI MIPA 12 38
18
XI IPS
XII MIPA
XII IPS
Secara resmi SMA Negeri 11 Garut didirikan pada tahun 1991 dengan
nama SMA Negeri 3 Garut yang merupakan alih fungsi dari Sekolah Pendidikan
Guru (SPG Negeri 1 Garut) dengan SK Mendikbud RI Nomor: 0426/0/1991
tanggal 15 Juli 1991. Pada tahun 1997 dengan diberlakukannya kebijakan
nomenklatur dan penamaan Sekolah berdasarkan lokasi wilayah kecamatan,
maka berubah namanya menjadi SMA Negeri 1 Garut. Selanjutnya mulai Tahun
2009 dirubah lagi namanya menjadi SMA Negeri 11 Garut. Dibandingkan dengan
SMA-SMA Negeri lainnya yang ada di Kabupaten Garut, SMA Negeri 11 Garut
dari sejak berdiri sampai sekarang dilihat dari usia terhitung masih muda yaitu
keberadaannya baru 29 tahun. Lokasi SMA Negeri 11 Garut sangat strategis
berada di pusat kota dan dilewati oleh berbagai angkutan perkotaan dari
berbagai jurusan.
Moto
Makna Visi
Yang dimaksud dengan insan IKHLAS adalah insan yang berprilaku inovatif,
kompetitif , harmonis , Literate , Adaptif, dan Smart (cerdas) secara ikhlas.
MAKNA INSAN IKHLAS
Mandiri
Berorientasi global
Teknologi
4. Observasi pembelajaran
Sebelum melaksanakan latihan yang sebenarnya, setiap mahasiswa
diwajibkan menempuh masa observasi. Kegiatan ini memberi kesempatan
kepada para mahasiswa untuk mengamati secara cermat dan teliti, menanyakan
segala sesuatu yang berhubungan dengan pendidikan. Khususnya pendidikan
yang dilaksanakan di SMA Negeri 11 GARUT.
1) Ruang belajar
2) Media pembelajaran
5) Perpustakaan
6) Ruang komputer
7) Kamar mandi
2. Kelas
3) Dan lain-lain
3. Kondisi Siswa
1) Jumlah Siswa
4. Observasi Guru
1) RPP
3) Penggunakan media
25
5) Evaluasi
6) Manajemen kelas
9) Keaktifan Siswa
Keterlaksanaan
7 Upacara bendera V
Keterlaksanaan
Ya Tidak
28
3 Ada Tata tertib Guru V
29
Instrumen Pengamatan Pengelolaan Pendidikan
28
Pengelolaan kesiswaan V
Pengelolaan Kurikulum
Pengelolaan Personalia
Pengelolaan Keuangan
Intrakulikuler
Ya Tidak
Ekstrakulikuler
a. Praktik Mengajar
b. Metode
d. Media Pembelajaran
e. Evaluasi Pembelajaran
Bahasa Indonesia yaitu berupa test tertulis, dan keaktifan siswa selama
KBM berlangsung.
Ada lagi masalah lain yang dialami oleh mahasiswa PLP, yaitu
Kurangnya komunikasi antara angota PLP yang satu dengan yang lain
sehingga menimbulkan ketidak kompakan dalam mengikuti acara. Kurangnya
arahan berkaitan dengan pelaksaan piket, sehingga mahasiswa PLP bingung
sendiri harus melakakukan apa. Kemudian kurangnya kordinasi antar
mahasiswa PLP, sehingga tidak terbentuknya kepanitiaan PLP di sekolah yang
bersangkutan, bahkan untuk persiapan penutupanpun dibentuk panitia khusus
agar diskusi bisa hidup.
BAB III
Sejauh ini dari setiap pertemuan yang dijalani setiap siswa mempinyai
progress masing-masing dalam mengembangkan kompetensinya sebagai
pelajar. Pengalaman yang bisa diambil ketika kita akan menjadi guru yaitu kita
harus bisa memberikan pembelajaran yang memang dapat membuat siswa
senang, aktif dan antusias. Bukan hanya terpaku pada model atau metode
pembelajaran yang lama. Tetapi, harus ada pembaharuan pembelajaran. Kita
pun harus bisa menguasai kelas, sehingga akan tau karakter siswa dalam
belajar.
BAB IV
A. Simpulan
1. Program PLP
B. Saran
1. Pihak LPM
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
38
Lampiran 1
Lampiran 2
LEMBAR PERSETUJUAN
Lampiran 3
DOKUMENTASI KEGIATAN
Lampiran
RPP
Pada hari ini Senin tanggal 26 bulan September tahun 2022, bertempatan di
SMA Negeri 11 Garut, diadakan serah terima sebanyak delapan belas
Mahasiswa Program Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) Institut
Pendidikan Indonesia, Garut.
Pihak Pertama
Pihak Kedua
Garut
40
DAFTAR MAHASISWA
11. 19543023 Andi PBIO Dr.Lida Amalia. M.Si Arif Nurahman. S.Pd.,
Khoerunnisa M.Pd
Syahriati
12. 19821001 Remilda Agustina PFIS Arif Nurahman. S.Pd., M.Pd Arif Nurahman. S.Pd.,
M.Pd
13 19822002 Dea Amalia Putri PFIS Arif Nurahman. S.Pd., M.Pd Arif Nurahman. S.Pd.,
M.Pd
42
14 19823006 Nopipah PFIS Arif Nurahman. S.Pd., M.Pd Arif Nurahman. S.Pd.,
M.Pd
15 19824003 Hanifah PFIS Arif Nurahman. S.Pd., M.Pd Arif Nurahman. S.Pd.,
Kartikasari M.Pd
16 16512005 Resa Nurrisma PMAT Drs.Cici Nurul Haq, M.Pd. Arif Nurahman. S.Pd.,
M.Pd
17 19513034 Wildan Sopian PMAT Drs.Cici Nurul Haq, M.Pd. Arif Nurahman. S.Pd.,
Solahudidn M.Pd
18 19613018 Dera Siti Husniar PPKN Dr.Jamilah. M.Pd. Arif Nurahman. S.Pd.,
M.Pd
19 19613002 Doni Agustian PPKN Dr.Jamilah. M.Pd. Arif Nurahman. S.Pd.,
M.Pd
Cicah Suoiatin
Dr. Hj. Lina Siti Nurwahidah, M.Pd.
NIM. 18213033
NIP. …………………………….
Mengetahui:
Koordinator Guru Pamong, Guru Pamong,
Pembelajaran Ke :
A. Kompetensi Dasar
Pengetahuan Keterampilan
3.5 Mengkritisi teks anekdot dari 4.5 Mengonstruksi makna dalam
aspek makna tersirat sebuah teks anekdot
IPK IPK
3.5.1 Mendata pokok-pokok isi 4.5.1 Membandingkan anekdot
anekdot. dengan humor.
3.5.2 Mengidentifikasi penyebab 4.5.2 Menganalisis kritik yang
kelucuan anekdot. disampaikan secara tersirat dalam
anekdot.
4.5.3 Menyimpulkan makna tersirat
dari anekdot.
B. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan membaca materi bahan ajar, menyimak slide PPT dan Vidio,
searching di internet dan diskusi kelompok, peserta didik dapat mendata
pokokpokok teks anekdot, mengidentifikasi penyebab kelucuan anekdot,
membandingkan anekdot dengan humor, menganalisis kritik yang disampaikan
dalam anekdot, dan menyimpulkan makna tersirat dalam anekdot dengan
sungguh-sungguh, percaya diri, kreatif dan bekerja sama selama proses
pembelajaran.
C. Strategi Pembelajaran
Pertemuan pertama:
• Pendekatan : Saintifik
• Model : Koopratif Learning
46
• Pendekatan : Saintifik
Media :
• Telepon Pintar
• KBBI daring
• Internet
• Proyektor
• Laptop
Sumber belajar :
F. Penilaian
Sikap : Observasi saat pembelajaran antara lain kedisiplinan, keaktifan, kerja
sama, dan komunikatif
1. Penilaiaan sikap
Strategi : Observasi
2. Penilaian pengetahuan
Strategi : Tes manual
Penilaiaan keterampilan
Mengetahui:
Contoh 1:
54
Tono : “Ya, kalau dia berdiri, takut kursinya diduduki orang lain.”
Udin : “???”
Contoh 2
Judul Dosen yang juga Menjadi Pejabat Masalah yang dibahas Dosen
yang merangkap jadi pejabat Unsur humor Kalimat penutup anekdot
sebagai jawaban mengapa sang dosen tidak pernah mau berdiri dari
tempat duduknya ternyata karena kalau dia berdiri, takut kursinya
diduduki orang lain. Makna tersirat yang disampaikan Makna tersirat yang
disampaikan adalah kritikan pada para pejabat yang takut kehilangan
jabatannya atau tidak mau diganti oleh pejabat baru Alasan dimasukkan
sebagai teks anekdot Karena dalam kedua cerita tersebut selain
mengandung humor juga ada sindiran atau kritikan yang disampaikan.
Sawo nara………
Dari : Durianto
Cabe dech.
Tujuannya agar pesan yang ingin disampaikan, kritiknya, dapat diterima oleh
pihak yang dikritisi tanpa menimbulka ketersinggungan. Untuk itulah pencerita
menggunakan ungkapan yaitu berupa kata, frasa, atau kalimat yang
bermakna idiomatis, bukan makna sebenarnya.
Berikut adalah contoh analisis kritik atau sindiran dalam anekdot Dosen
yang Menjadi Pejabat. Kata, frasa, klausa, atau kalimat Makna idiomatis Kursi
Jabatan Takut kursinya diambil orang Takut jabatannya direbut orang lain
Berdasarkan identifikasi kata dan klausa idiomatis tersebut dapat disimpulkan
bahwa kritik yang disampaikan dalam anekdot tersebut ditujukan pada para
pejabat yang tidak mau atau takut dilengserkan. Pesan tersirat yang ingin
disampaikan adalah agar para pejabat sadar diri dan beredia diganti oleh
generasi berikutnya ketika masa jabatannya habis.
Makna tersirat anekdot berbeda dengan sindiran dan kritikan, tetapi lebih
mengarah pada tujuan yang ingin disampaikan oleh si pembuat kritik.
Sekarang mari kita perhatikan lagi anekdot dosen yang juga pejabat berikut
ini. Dosen yang juga Menjadi Pejabat. Dalam teks anekdot tersebut kritik
yang disampaikan ditujukan pada para pejabat yang takut dan tidak mau
turun dari jabatannya atau takut kehilangan jabatan. Tujuan yang ingin
disampaikan tentu bukan hanya menyindir para pejabat yang tidak mau atau
takut kehilangan jabatan, tetapi jauh lebih dari itu yaitu agar para pejabat
sadar bahwa jabatan itu ada masanya. Ketika masa jabatan sudah habis,
hendaknya para pejabat itu dengan legawa bersedia digantikan oleh orang
lain. Jadi, makna tersirat yang dimaksud lebih mengarah pada pesan moral
yang hendak disampaikan melalui anekdot. Pesan moral itu dapat dirunut dari
kritikan atau sindiran yang disampaikan lewat anekdot.
59
Analisislah isi pokok teks anekdot cara keledai membaca buku berdasarkan
poinpoin berikut!
Judul Cara Keledai Membaca Buku
Masalah yang dibahas
Unsur humor
Makna yang tersirat yang di
sampaikan
Alasan kelucuan
1. Carilah satu buah teks anekdot dan satu buah teks humor kemudian
analisislah perbandingan aspek-aspek berikut!
Aspek Anekdot Humor
Ide cerita
isi
Makna
tersirat
60
2. Analisislah kata, frasa dan klausa yang mengandung kritik atau sindiran pada
anekdot yang telah kamu cari berdasarkan tabel berikut!
Kata, frasa dan klausa Makna idiomatis
Kunci Jawaban:
Lembar kerja 1
Lembar kerja 2:
Pembelajaran Ke :
G. Kompetensi Dasar
Pengetahuan Keterampilan
3.6 Menganalisis struktur kebahasaan 4.6 Menciptakan kembali teks anekdot
teks anekdot. dengan memerhatikan struktur dan
kebahasaan baik lisan maupun tulian
IPK IPK
3.6.1 Mengidentifikasi struktur teks 4.6.1 Menceritakan kembali isi teks
anekdot. anekdot dengan pola penyajian yang
3.6.2 Mengenal beberapa pola berbeda.
penyajian teks anekdot. 4.6.2 Menyusun teks anekdot
3.6.3 Menganalisis kebahasaan teks berdasarkan kejadian yang
anekdot. menyangkut orang banyak atau
perilaku seorang tokoh publik.
H. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan membaca materi bahan ajar, menyimak slide PPT dan Vidio,
searching di internet dan diskusi kelompok, peserta didik dapat mengidentifikasi
struktur teks anekdot, mengenal beberapa pola penyajian teks anekdot,
menganalisis kebahasaan teks anekdot, menceritakan kembali isi teks anekdot
dengan pola penyajian yang berbeda dan menyusun teks anekdot berdasarkan
62
kejadian yang menyangkut orang banyak atau perilaku seorang tokoh publik
dengan sungguh-sungguh, percaya diri, kreatif dan bekerja sama selama proses
pembelajaran.
I. Strategi pembelajaran
Pertemuan 1
• Pendekatan : Saintifik
• Model : Discovery Learning
• Metode : Ceramah dan Diskusi Kelompok
Pertemuan 2
• Pendekatan : Saintifik
Media:
• Telepon Pintar
• KBBI Daring
• Internet
Sumber belajar :
L. Penilaian
Sikap : Observasi saat pembelajaran antara lain kedisiplinan, keaktifan, kerja
sama, dan komunikatif
3. Penilaiaan sikap
Strategi : Observasi
Alat : Soal-soal yang diberikan tentang struktur teks anekdot, pola penyajian
teks anekdot dan kebahasaan teks anekdot.
Penilaiaan keterampilan
Menceritakan kembali isi teks anekdot dengan pola penyajian yang berbeda
dan menyusun teks anekdot berdasarkan kejadian yang menyangkut
orang banyak atau seorang tokoh publik.
Skor Keterangan
No Aspek yang dinilai
12 3 4
emperhatikan kebahsaan
Mengetahui:
Pelapor : “Iya pak. Saya beruntung karena CCTV merekam dengan jelas.
Saya bisa melihat dengan jelas wajah malingnya.”
Selain dituliskan dalam bentuk dialog seperti pada anekdot Dosen yang
menjadi Pejabat, ada juga anekdot yang disajikan dalam bentuk narasi.
69
Khusus untuk anekdot yang disajikan dalam bentuk drama atau dialog,
penggunaan kalimat langsung sangat dominan. Contoh analisis kaidah
kebahasaan dalam teks anekdot Kisah Pengadilan Tindak Pidana
Korupsi. Kaidah Kebahasaan Teks Kalimat yang menyatakan peristiwa
masa lalu Pada puncak pengadilan korupsi politik, Jaksa penuntut umum
menyerang saksi. Kalimat retoris “Apakah benar,” teriak Jaksa, “Bahwa
anda menerima lima ribu dolar untuk berkompromi dalam kasus ini?”
Penggunaan konjungsi yang menyatakan hubungan waktu Akhirnya,
hakim berkata, “Pak, tolong jawab pertanyaan Jaksa.” Penggunaan kata
kerja aksi Saksi menatap keluar jendela seolah-olah tidak mendengar
pertanyaan. Penggunaan kalimat perintah “Pak, tolong jawab pertanyaan
70
Isi Struktur
71
Abstraksi
Orientasi
Krisis
Reaksi
koda
2. Ubahlah teks anekdot Aksi Maling Tertangkap CCTV dari bentuk dialog ke
dalam bentuk narasi dan anekdot Kisah Pengadilan Tindak Pidana
Korupsi dari bentuk narasi ke bentuk dialog dengan format sebagai
berikut!
Judul anekdot
Dialog Narasi
Judul anekdot
Narasi Dialog
ema
itik
umor
okoh
ruktur bstraksi
ientasi
isis
eaksi
oda
ur
73
Kunci jawaban:
Dialog Narasi
Seorang warga melapor Seorang warga melapor kemalingan
kemalingan. kepada kepolisian.“Pak saya
Pelapor : “Pak saya kemalingan.” kemalingan,” lapornya.“Kemalingan
Polisi : “Kemalingan apa?” apa?” tanya Polisi.
Pelapor : “Mobil, Pak. Tapi saya “Mobil, Pak. Tapi saya beruntung
beruntung Pak...” Polisi : Pak..,” jawab pelapor dengan
“Kemalingan kok beruntung?” tersenyum. Polisi bingung
Narasi Dialog
Pada puncak pengadilan korupsi Pada puncak pengadilan korupsi
politik, Jaksa penuntut umum politik,
menyerang saksi. “Apakah benar,” Jaksa penuntut umum menyerang
teriak Jaksa, “bahwa Anda saksi.
menerima lima ribu dolar untuk Jaksa : “Apakah benar, bahwa anda
berkompromi dalam kasus ini?” menerima lima ribu dolar untuk
Saksi menatap keluar jendela berkompromi dalam kasus ini?”
seolaholah tidak mendengar Saksi : (menatap keluar jendela
pertanyaan. seolah-olah tidak mendengar
“Bukankah benar bahwa Anda pertanyaan)
menerima lima ribu dolar untuk
Jaksa : “Apakah benar, bahwa anda
berkompromi dalam kasus ini?”
ulang pengacara. Saksi masih menerima lima ribu dolar untuk
tidak menanggapi. Akhirnya, hakim
berkompromi dalam kasus ini?”
Saksi : (tidak menanggapi)
berkata, “Pak, tolong jawab Hakim : “Pak, tolong jawab
pertanyaan Jaksa.” pertanyaan Jaksa.”
“Oh, maaf.” Saksi terkejut sambil Saksi : (kaget) “Oh, maaf. Saya pikir
berkata kepada hakim, “Saya pikir dia tadi berbicara dengan Anda.”
75
enggunaan kata kerja aksi “Ya, kalau dia berdiri, takut kursinya
diduduki orang lain.”
Pembelajaran Ke :
M. Kompetensi Dasar
Pengetahuan Keterampilan
3.7 Mengidentifikasi nilai-nilai dan isi 4.7 Mengembangkan makna (isi dan
hikayat nilai) hikayat
IPK IPK
3.7.1 Mengidentifikasi isi pokok 4.7.1 Mengidentifikasi nilai-nilai dalam
hikayat dengan bahasa sendiri 3.7.2 hikayat yang masih sesuai dengan
Mengidentifikasi karakteristik kehidupan saat ini
hikayat 4.7.2 Menjelaskan kesesuaian nilainilai
3.7.3 Mengidentifikasi nilai-nilai dan isi dalam hikayat dengan kehidupan saat
hikayat ini dalam teks eksposisi lisan maupun
tulisan hikayat
N. Tujuan Pembelajaran
O. Strategi pembelajaran
Pertemuan 1
• Pendekatan : Saintifik
• Model : Discovery Learning
77
Pertemuan 2
• Pendekatan : Saintifik
Media :
• Telepon Pintar
• KBBI daring
• Internet
Sumber belajar :
Pertemuan 2 (2 x 45 menit)
No. Kegiatan Kegiatan Pembelajaran
1. Pendahuluan Guru membuka pelajaran dengan kegiatan awal rutin
meliputi:
a. Guru memberi salam dan menanyakan kesiapan
pembelajaran.
b. Guru menyuruh murid berdoa dalam hati, kemudian
membaca ayat suci al-qur’an , membaca Pancasila
dan menyayikan lagu wajib nasional.
c. Guru memeriksa daftar hadir siswa.
d. Guru melakukan apersepsi terhadap pembelajaran
sebelumnya.
e. Guru menyampaikan manfaat materi pembelajaran.
f. Guru mendemonstrasikan sesuatu yang terkait
dengan tema.
g. Guru menyampaikan kemampuan yang akan dicapai
siswa.
R. Penilaian
Sikap : Observasi saat pembelajaran antara lain kedisiplinan, keaktifan, kerja
sama, dan komunikatif
5. Penilaiaan sikap
Strategi : Observasi
6. Penilaian pengetahuan
Strategi : Tes manual
Alat : Soal-soal yang diberikan tentang isi pokok hikayat,
karakteristik hikayat, nilai-nilai dan isi hikayat.
Penilaiaan keterampilan
Skor Keterangan
No Aspek yang dinilai
12 3 4
1. etepatan nilai
esesuaian nilai
emperhatikan kebahsaan
Mengetahui:
Tersebutlah perkataan seorang raja yang bernama Indera Bungsu dari Negeri
82
Kobat Syahrial. Setelah berapa lama di atas kerajaan, tiada juga beroleh putra.
Maka pada suatu hari, ia pun menyuruh orang membaca doa qunut dan sedekah
kepada fakir dan miskin. Hatta beberapa lamanya. Tuan Puteri Siti Kendi pun
hamillah dan bersalin dua orang putra laki-laki. Adapun yang tua keluarnya
dengan panah dan yang muda dengan pedang. Maka baginda pun terlalu amat
sukacita dan menamai anaknya yang tua Syah Peri dan anaknya yang muda
Indera Bangsawan.
Maka anakanda baginda yang dua orang itu pun sampailah usia tujuh tahun
dan dititahkan pergi mengaji kepada Mualim Sufian. Sesudah tahu mengaji,
mereka dititah pula mengaji kitab usul, fikih, hingga saraf, tafsir sekaliannya
diketahuinya. Setelah beberapa lamanya, mereka belajar pula ilmu senjata, ilmu
hikmat, dan isyarat tipu peperangan. Maka baginda pun bimbanglah, tidak tahu
siapa yang patut dirayakan dalam negeri karena anaknya kedua orang itu
samasama gagah. Jikalau baginda pun mencari muslihat; ia menceritakan
kepada kedua anaknya bahwa ia bermimpi bertemu dengan seorang pemuda
yang berkata kepadanya: barang siapa yang dapat mencari buluh perindu yang
dipegangnya, ialah yang patut menjadi raja di dalam negeri.
keluarlah dari gendang itu. Putri Ratna Sari menerangkan bahwa negerinya telah
dikalahkan oleh Garuda. ltulah sebabnya la ditaruh orangtuanya dalam gendang
itu dengan suatu cembul. Di dalam cembul yang lain ialah perkakas dan dayang-
dayangnya. Dengan segera Syah Peri mengeluarkan dayang-dayang itu. Tatkala
Garuda itu datang, Garuda itu dibunuhnya. Maka Syah Peri pun duduklah
berkasih-kasihan dengan Puteri Raina Sari sebagai suami istri dihadap oleh
segala dayang-dayang dan inang pengasuhnya.
Tersebut pula perkataan Indera Bangsawan pergi mencari saudaranya. la
sampai di suatu padang yang terlalu luas. la masuk di sebuah gua yang ada di
padang itu dan bertemu dengan seorang raksasa. Raksasa itu menjadi neneknya
dan menceritakan bahwa lndera Bangsawan sedang berada di negeri Antah
Berantah yang diperintah oleh Raja Kabir.
Adapun Raja Kabir itu takluk kepada Buraksa dan akan menyerahkan putrinya,
Puteri Kemala Sari sebagai upeti. Kalau tiada demikian,negeri itu akan
dibinasakan oleh Buraksa. Ditambahkannya bahwa Raja Kabir sudah
mencanangkan bahwa barang siapa yang dapat membunuh Buraksa itu akan
dinikahkan dengan anak perempuannya yang terlalu elok parasnya itu. Hatta
berapa lamanya Puteri Kemala Sari pun sakit mata, terlalu sangat. Para ahli
nujum mengatakan hanya air susu harimau yang beranak
mudalah yang dapat menyembuhkan penyakit itu. Baginda
bertitah lagi. “Barang siapa yang dapat susu harimau
beranak muda, ialah yang akan menjadi suami tuan puteri."
Setelah mendengar kata-kata baginda, si Hutan pun pergi
mengambil seruas buluh yang berisi susu kambing serta
menyangkutkannya pada pohon kayu. Maka ia pun duduk
menunggui pohon itu. Sarung kesaktiannya dikeluarkannya,
dan rupanya pun kembali seperti dahulu kala.
Hatta datanglah kesembilan orang anak raja meminta
susu kambing yang disangkanya susu harimau beranak
muda itu. Indera Bangsawan berkata susu itu tidak akan
dijual dan hanya akan diberikan kepada orang yang
menyediakan pahanya diselit besi hangat. Maka anak raja
yang sembilan orang itu pun menyingsingkan kainnya untuk
diselit Indera Bangsawan dengan besi panas. Dengan hati
yang gembira, mereka mempersembahkan susu kepada
raja, tetapi tabib berkata bahwa susu itu bukan susu harimau
melainkan susu kambing. Sementara itu, Indera Bangsawan
84
2. Ringkasan materi
1. Hikayat adalah:
f. Sudut pandang
g. Gaya bahasa
h. Amanat
3. Modul ajar
MODUL-AJAR-TEKS-HIKAYAT-KELAS-X.pdf
Pembelajaran Ke :
S. Kompetensi Dasar
Pengetahuan Keterampilan
3.8 Membandingkan nilai-nilai dan 4.8 Mengembangkan hikayat ke
kebahasaan cerita rakyat dalam bentuk cerpen.
(hikayat) dan cerpen.
IPK IPK
3.8.1 Mengidentifikasi karakteristik 4.8.1 Membandingkan alur dalam
bahasa dalam hikayat. hikayat dengan cerpen.
3.8.2 Membandingkan penggunaan 4.8.2 Menceritakan Kembali isi
bahasa dalam cerpen dan hikayat ke dalam bentuk
cerpen.
hikayat.
3.8.3 Membandingkan nilai dalam
teks hikayat dan cerpen.
87
T. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan membaca materi bahan ajar, menyimak slide PPT, searching di
internet dan diskusi kelompok, peserta didik dapat mengidentifikasi karakteristik
bahasa dalam hikayat, membandingkan penggunaan bahasa dalam cerpen dan
hikayat, membandingkan alur dalam hikayat dengan cerpen, dan terampil
menceritakan kembali isi hikayat ke dalam bentuk cerpen dengan memperhatikan
nilai-nilai dan alur yang terdapat dalam hikayat dengan sungguh-sungguh,
percaya diri, kreatif dan bekerja sama selama proses pembelajaran.
U. Strategi Pembelajaran
Pertemuan pertama:
• Pendekatan : Saintifik
• Model : Koopratif Learning
• Metode : Ceramah, Tanya Jawab dan Diskusi
Pertemuan kedua:
• Pendekatan : Saintifik
Media:
• Telepon Pintar/Leptop
• KBBI Daring
• Internet
• PPT
• Proyektor
Sumber belajar :
l.
Guru menutup pembelajaran dan berdo’a bersama
sebagai pertanda pembelajaran selesai.
Pertemuan pertama (2x45 menit)
No. Kegiatan Kegiatan Pembelajaran
1. Pendahuluan Guru membuka pelajaran dengan kegiatan awal rutin
meliputi:
j. Guru memberi salam dan menanyakan kesiapan
pembelajaran.
k. Guru menyuruh murid berdoa dalam hati, kemudian
membaca ayat suci Al-qur’an , membaca Pancasila
dan menyayikan lagu Wajib Nasional.
X. Penilaian
Sikap : Observasi saat pembelajaran antara lain kedisiplinan, keaktifan, kerja
sama, dan komunikatif
Keterampilan : Terampil membandingkan alur cerita dalam hikayat dan cerpen, dan
menceritakan Kembali isi hikayat ke dalam bentuk cerpen.
7. Penilaiaan sikap
Strategi : Observasi
8. Penilaian pengetahuan
Strategi : Tes manual
Mengetahui:
aka anakanda baginda yang dua orang itu pun sampailah usia tujuh tahun
dan dititahkan pergi mengaji kepada Mualim Sufian. Sesudah tahu
mengaji, mereka dititah pula mengaji kitab usul, fikih, hingga saraf, tafsir
sekaliannya diketahuinya. Setelah beberapa lamanya, mereka belajar
pula ilmu senjata, ilmu hikmat, dan isyarat tipu peperangan. Maka
baginda pun bimbanglah, tidak tahu siapa yang patut dirayakan dalam
negeri karena anaknya kedua orang itu sama-sama gagah. Jikalau
baginda pun mencari muslihat; ia menceritakan kepada kedua anaknya
bahwa ia bermimpi bertemu dengan seorang pemuda yang berkata
kepadanya: barang siapa yang dapat mencari buluh perindu yang
dipegangnya, ialah yang patut menjadi raja di dalam negeri.
a. Penggunaan Majas
Miskin laki bini dengan rupa kainnya seperti di mamah Anjing itu
berjalan mencari rezeki berkeliling di negeri antah barantah di
bawah pemerintahan maharaja Indera Dewa. Kemana mereka
pergi selalu diburu dan diusir oleh penduduk secara beramairamai
dengan disertai penganiayaan sehingga bengkak-bengkak dan
berdarah-darah tubuhnya. Sepanjang perjalanan menangislah Si
Miskin berdua itu dengan sangat lapar dan dahaganya. Waktu
malam tidur di hutan siangnya berjalan mencari rezeki.
mpat.”
tujuh.”
Contoh:
eristiwa itu terjadi berpuluh tahun silam, pada Oktober 1965 yang
begitu merah. Seperti warna bendera bergambar senjata yang
merebak dan dikibarkan sembunyi-sembunyi. Ayah meminta ibu
dan aku untuk tetap tenang di kamar belakang. Ibu terus
mendekapku ketika itu.
b. Penggunaan Konjungsi
Pada suatu hari Khojan Maimun tertarik akan perniagaan di laut, lalu
minta izinlah dia kepada istrinya. Sebelum dia pergi, berpesanlah dia
pada istrinya itu, jika ada barang suatu pekerjaan, mufakatlah dengan
dua ekor unggas itu, hubaya-hubaya jangan tiada, karena fitnah di
dunia amat besar lagi tajam dari pada senjata. Hatta beberapa lama
ditinggal suaminya, ada anak Raja Ajam berkuda lalu melihatnya
rupa Bibi Zainab yang terlalu elok. Berkencanlah mereka untuk
bertemu melalui seorang perempuan tua. Maka pada suatu malam,
pamitlah Bibi Zainab kepada burung tiung itu hendak menemul anak
raja itu. Maka bernasihatlah ditentang perbuatannya yang melanggar
96
Dalam hikayat, setidaknya ada 5 nilai-nilai yang bisa kita dapatkan saat
membacanya, itu meliputi nilai moral, nilai sosial, nilai agama, nilai
budaya, dan nilai pendidikan. Berikut penjelasannya.
1. Nilai Moral
Nilai moral merupakan nilai yang menjadi standar baik dan buruk.
Secara umum, nilai moral adalah nasihat-nasihat yang berkaitan
dengan budi pekerti, perilaku, atau tata susila yang dapat
diperoleh pembaca dari cerita yang dibaca atau dinikmatinya.
Perbuatan moral yang baik antara lain adalah menghargai orang
lain, berderma, setia, dan jujur.
2. Nilai Sosial
Nilai agama adalah nilai yang berasal dari ajaran agama. Nilai agama
memiliki kebenaran yang mutlak. Nilai agama biasanya ditandai
dengan penggunaan kata dan konsep Tuhan, makhluk ghaib,
dosa-pahala, serta surge-neraka.
97
4. Nilai Budaya
Nilai budaya adalah nilai yang berasal dari suatu masyarakat dan
mempengaruhi perilakunya terhadap alam dan sesama manusia.
Ciri khas nilai-nilai budaya dibandingkan nilai lainnya adalah
masyarakat takut meninggalkan atau menentang nilai tersebut
karena “takut” sesuatu yang buruk akan menimpanya.
5. Nilai Pendidikan
Berikut ini hal yang perlu diperhatikan dalam mengubah isi cerita hikayat
kedalam cerpen
a. Mengubah alur cerita dari alur berbingkai menjadi alur tunggal.
b. Menggunakan bahasa Indonesia saat ini
c. Menggunakan gaya bahasa yang sesuai
d. Tetap memperhatikan nilai-nilai yang terkandung di dalam hikayat
Lembar Kerja Siswa:
Hatta Kemudian
Menangguh Menunda
Hubaya-hubaya Berkali-kali
Memperlalaikan Membuat
Cerpelai Musang
Berhampiran Berdekatan
b. Membandingkan bahasa dalam teks hikayat dan cerpen
Jenis Majas Kutipan Hikayat Kutipan Cerpen
Perumpamaan Adapun akan hamba, Kakinya bagai
tuan ini adalah seperti digerakkan tanah, dia
hikayat seekor uggas begtu saja melangkah
bayan yang dicabut tampa bantuan
bulunya oleh tuannya tongkat.
seorang istri saudagar.
100
etelah umurnya Khojan Maimun lima emudian kami ketahui, bila malam
hapir tandas, Darko Kembali ke
tahun, maka diserahkan oleh
tempat pemakaman diujung
bapaknya mengaji kepada banyak kampung.
guru sehingga sampai umur
Khojam Maimun lima belas tahn.
Maka anakanda baginda yang dua orang itu pun sampailah usia tujuh
tahun dan dititahkan pergi mengaji kepada Mualim Sufian. Sesudah tahu
mengaji, mereka dititah pula mengaji kitab usul, fikih, hingga saraf, tafsir
sekaliannya diketahuinya. Setelah beberapa lamanya, mereka belajar pula
ilmu senjata, ilmu hikmat, dan isyarat tipu peperangan. Maka baginda pun
bimbanglah, tidak tahu siapa yang patut dirayakan dalam negeri karena
anaknya kedua orang itu sama-sama gagah.
Jikalau baginda pun mencari muslihat; ia menceritakan kepada kedua
anaknya bahwa ia bermimpi bertemu dengan seorang pemuda yang
berkata kepadanya: barang siapa yang dapat mencari buluh perindu yang
dipegangnya, ialah yang patut menjadi raja di dalam negeri.
Kutipan cerpen
“Memang ngapain sih Mas, ke Madura segala? Lama lagi!”
Ah, soal bangunan dan penelitian skripsi. Lalu kenapa Mas Gagah
bisa berubah jadi aneh gara-gara hal tersebut? Pikirku waktu itu.