Anda di halaman 1dari 32

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

GREAT ACT (Integrated Sea Livestock, Fisheries, and Agriculture): Konsep


Peternakan, Perikanan, dan Pertanian Futuristic dengan Desain Sea Floating
Foundation Berbasis Sustainable Agriculture and Renewable Energy

BIDANG KEGIATAN:
PKM GAGASAN TERTULIS

Diusulkan oleh :

Siska Dwi Nur Pratiwi 185100300111006 Angkatan 2018


Novy Aprillia Eka Sari 185100301111019 Angkatan 2018
Abdul Ikhsan Al Fattahu Arrazaqu 185100300111062 Angkatan 2018

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2019
23
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ........................................................................................... i


LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iv
DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................................v
BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................................1
1.1 Latar Belakang ..............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .........................................................................................1
1.3 Tujuan ............................................................................................................2
1.4 Manfaat ..........................................................................................................2
BAB 2 GAGASAN .................................................................................................3
2.1 Kondisi Terkini..............................................................................................3
2.1.1 Kepadatan Penduduk DKI Jakarta .........................................................3
2.1.2 Ketersediaan Lahan Ternak dan Tani di Jakarta....................................3
2.1.3 Kebutuhan Daging dan Telur Ayam ......................................................3
2.1.4 Permasalahan Limbah Ternak Ayam.....................................................3
2.2 Solusi yang Pernah Ditawarkan ....................................................................3
2.2.1 Peternakan Ayam Konvensional di Pemukiman ...................................3
2.2.2 Budi Daya Lele Konvensional ...............................................................4
2.2.3 Peternakan Lepas Pantai di Belanda ......................................................4
2.3 GREAT ACT (Integrated Sea Livestock, Fisheries, and Agriculture) .........4
2.3.1 Desain Bangunan GREAT ACT ............................................................4
2.3.2 Sustainable Agriculture .........................................................................5
2.3.3 IOT (Internet of Things) Monitoring System .........................................6
2.3.4 Renewable Energy Sources ...................................................................7
2.4 Pihak-pihak Pengimplementasi Gagasan ......................................................7
2.5 Langkah-langkah Strategi Implementasi Gagasan ........................................9
BAB 3 KESIMPULAN ..........................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................10

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Desain Bangunan ..................................................................................4


Gambar 2. Tampak Samping Kandang Ayam Petelur ...........................................5
Gambar 3. Integrasi Kolam Lele dengan Hidroponik ............................................6
Gambar 4. Renewable Energy Sources...................................................................7

iv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pembimbing ..........................11


Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas ..............21
Lampiran 3. Surat Pernyataan Ketua Tim ............................................................22
Lampiran 4. Bagan Sustainable Agriculture GREAT ACT ...............................23
Lampiran 5. Floating foundation GREAT ACT.................................................24
Lampiran 6. Desalinasi Air Laut GREAT ACT .................................................25
Lampiran 7. IOT Kandang Ayam Pedaging .........................................................26
Lampiran 8. IOT Kandang Ayam Petelur ............................................................27

v
1

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di
dunia dengan jumlah penduduk berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia
pada tahun 2017 sebesar 264 juta jiwa. Indonesia memiliki kota-kota besar
diantaranya seperti Kota Bandung, Surabaya, Medan, dan khususnya Jakarta.
Jakarta merupakan ibu kota sekaligus kota terbesar pertama di Indonesia. Tentunya,
Jakarta merupakan pusat dari berbagai kegiatan pemerintah maupun kenegaraan
yang memberikan dampak padatnya jumlah penduduk yang berasal dari berbagai
daerah. Berdasarkan BPS DKI Jakarta tahun 2015, jumlah penduduk Jakarta
sebanyak 10.177.924 orang dan terus bertambah per tahunnya. Banyaknya jumlah
penduduk yang berlebih membuat tuntutan yang lebih tinggi dalam penyediaan
pangan. Luas DKI Jakarta menurut Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
(Bappenas) pada tahun 2017 sebesar 66.401 Ha, dengan luas lahan pertanian hanya
1.102 Ha sedangkan luas lahan non pertanian 65.299 Ha. Tingginya pembangunan
yang berdampak alih fungsi lahan menyebabkan lahan peternakan, perikanan, dan
pertanian terkikis, sehingga menyebabkan produktivitas ternak, ikan, dan sayur
menurun.
Berbagai pembangunan alih fungsi lahan yang tidak disertai dengan
pengendalian lingkungan dapat mengakibatkan kerugian di masa mendatang.
Subsektor peternakan merupakan salah satu pemegang peran penting dalam
pemenuhan kebutuhan pangan terutama daging dan telur ayam. Kebutuhan daging
ayam ras broiler di Indonesia cenderung meningkat setiap tahun. Konsumsi ayam
pada tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar 0,3 miliar ekor atau 15,79%, dimana
pada tahun 2012 konsumsi ayam mencapai 1,9 miliar ekor. Sementara itu,
kebutuhan telur ayam ras juga bertambah seiring dengan bertambahnya industri-
industri berbahan baku telur ayam di Indonesia (Abdurrachim, 2015). Terus
meningkatnya konsumsi daging dan telur ayam di Indonesia diperlukan
pemeliharan ternak yang baik, salah satunya adalah lokasi kandang ayam. Lokasi
kandang ayam seharusnya terletak jauh dari pemukiman untuk mengurangi
pencemaran udara yang berasal dari amonia pada kotoran ayam serta mencegah
penyakit pada ayam yang dapat ditimbulkan oleh manusia atau hewan lain maupun
sebaliknya (Saputra, 2017). Peternakan ayam di pemukiman warga yang
berpenduduk tinggi menimbulkan berbagai dampak negatif, salah satunya yaitu bau
limbah peternakan ayam yang mengganggu warga sekitar. Banyaknya alat-alat
inovasi pengurangan bau dari peternakan ayam merupakan bukti bahwa peternakan
ayam mengganggu pemukiman masyarakat di sekitar daerah peternakan ayam.
Dengan dijelaskannya permasalahan-permasalahan tersebut, diharapkan
dengan adanya gagasan inovasi berupa pembuatan “GREAT ACT (Integrated Sea
Livestock, Fisheries, and Agriculture): Konsep Peternakan, Perikanan, dan
Pertanian Futuristic dengan Desain Sea Floating Foundation Berbasis
Sustainable Agriculture and Renewable Energy” dapat merealisasikan tujuan
2

yang akan dicapai, diantaranya untuk meningkatkan produksi daging dan telur
ayam di Indonesia, inovasi penyelesaian masalah lahan peternakan dan pertanian
yang semakin sulit akibat kepadatan penduduk, serta solusi penyelesaian masalah
limbah peternakan ayam yang mengganggu masyarakat sekitar.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dipecahkan melalui gagasan ini pada dasarnya
tidak lepas dari ruang lingkup permasalahan diatas, diantaranya :
1. Bagimana solusi permasalahan lahan peternakan dan pertanian yang semakin
menyempit akibat pemadatan penduduk di wilayah Jakarta dengan gagasan
GREAT ACT?
2. Bagaimana peran GREAT ACT dalam meningkatkan jumlah produksi
daging dan telur ayam ras dalam negeri?
3. Bagaimana peran GREAT ACT dalam mengatasi limbah peternakan ayam
serta memenuhi pangan yang berkualitas di wilayah Jakarta?
1.3 Tujuan
Berdasarkan permasalahan yang telah dijelaskan di atas, adapun tujuan dari
gagasan GREAT ACT diantaranya :
1. GREAT ACT menyelesaikan masalah lahan peternakan dan pertanian yang
sulit dikarenakan pemadatan penduduk.
2. Meningkatkan produksi dalam negeri sehingga dapat meningkatkan angka
ekspor daging dan telur ayam.
3. Solusi penyelesaian masalah limbah peternakan ayam yang mengganggu
masyarakat sekitar serta pemenuhan pangan berkualitas.
1.4 Manfaat
Selain tujuan dari perealisasian gagasan GREAT ACT, adapun manfaat yang
diberikan diantaranya :
1. Bagi pemerintah
Diharapkan dengan terealisasikannya gagasan ini dapat membantu
pemerintah dalam meningkatkan angka produksi peternakan ayam sehingga
dapat memenuhi kebutuhan masyarakat terutama Jakarta.
2. Bagi penelitian
Digunakan untuk riset pengembangan hewan ternak yang berkualitas serta
sebagai sarana memberikan inovasi.
3. Bagi masyarakat
Mampu membantu masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan terutama ternak
berkualitas bagi masyarakat maupun industri berbahan baku daging dan telur
ayam serta penyelesaian permasalahan limbah yang mengganggu.
3

BAB 2 GAGASAN
2.1 Kondisi Terkini
2.1.1 Kepadatan Penduduk DKI Jakarta
Luas DKI Jakarta menurut Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
(Bappenas) luas Jakarta pada tahun 2017 sebesar 664,01 km2. Sebagian kota-kota
besar negara berkembang seperti Jakarta angka pertumbuhan penduknya relatif
konstan, yaitu sekitar 1,06% pada tahun 2014. Sedangkan pada tahun 2015 angka
pertumbuhan relatif penduduk Jakarta sebesar 1,09% dengan kepadatan penduduk
sebesar 15.520 jiwa/km2 (Rahmatulloh, 2017).
2.1.2 Ketersediaan Lahan Ternak dan Tani di Jakarta
Bertambahnya jumlah penduduk meningkatkan aktivitas penduduk di suatu
tempat mengakibatkan meningkatnya penggunaan lahan pemukiman. Sedangkan
hal-hal seperti pertanian dan peternakan sebagai sumber kebutuhan
dikesampingkan. Pembangunan yang tidak disertai dengan pengendalian
lingkungan dapat mengakibatkan kerugian yang dapat terjadi di masa mendatang,
seperti susahnya pemenuhan kebutuhan pangan akibat terbatasnya lahan yang ada.
2.1.3 Kebutuhan Daging dan Telur Ayam
Kebutuhan daging ayam ras broiler di Indonesia cenderung meningkat setiap
tahun. Konsumsi ayam pada tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar 0,3 miliar
ekor atau 15,79%, dimana pada tahun 2012 konsumsi ayam mencapai 1,9 miliar
ekor dan pada tahun 2013 mencapai 2,2 miliar ekor. Sementara itu, kebutuhan telur
ayam ras juga bertambah seiring dengan bertambahnya industri-industri berbahan
baku telur ayam di Indonesia (Abdurrachim, 2015).
2.1.4 Permasalahan Limbah Ternak Ayam
Lokasi kandang ayam yang baik terletak jauh dari pemukiman yang bertujuan
mengurangi pencemaran udara yang berasal dari amonia pada kotoran ayam serta
mencegah penyakit pada ayam yang dapat ditimbulkan oleh manusia atau hewan
lain maupun sebaliknya (Saputra, 2017). Sementara tingginya populasi penduduk
mengakibatkan peternakan ayam dipemukiman memberikan beberapa dampak
negatif seperti bau limbah yang sangat mengganggu warga sekitar.
2.2 Solusi yang Pernah Ditawarkan
2.2.1 Peternakan Ayam Konvensional di Pemukiman
Peternakan ayam konvensional di pemukiman relatif mudah dan sederhana
pelaksanaannya. Salah satu masalah peternakan ayam di daerah pemukiman adalah
lemahnya kinerja penyediaan bahan baku pakan. 60-70% biaya produksi pakan
masih tergantung impor sehingga pakan menjadi mahal (Departemen Pertanian
2008). Tidak terjaminnya kualitas peternakan mengakibatkan dampak negatif
seperti flu burung. Sarana produksi kurang, manajemen pemeliharaan belum
memadahi, modal terbatas, risiko pemasaran, serta pengolahan limbah yang buruk
memberi permasalahan pada pemukiman warga sekitar menimbulkan protes akibat
bau yang ditimbulkan dari peternakan ayam (Yunus, 2009).
4

2.2.2 Budi Daya Lele Konvensional


Budi daya lele konvensional masih banyak ditemukan di masyarakat, umunya
budi daya lele menggunakan kolam tanah atau kolam terpal biasa yang sederhana
serta hemat biaya. Namun, budi daya lele secara konvensional memiliki kekurangan
berupa produktifitas rendah akibat masa panen. Selain itu, pada budi daya ikan lele
konvensional pemberian pakan tidak efisien karena tidak terukur jumlah dan
waktunya dapat berakibat pada pemberian pakan berlebih berujung kerugian
terbuangnya pakan (Sularsa, 2017).
2.2.3 Peternakan Lepas Pantai di Belanda
Peternakan sapi perah lepas pantai di Belanda merupakan konsep peternakan
yang baru dibangun dengan kelebihan berupa solusi terbatasnya lahan peternakan
dengan teknologi modern. Adapun kekurangan dari konsep peternakan lepas pantai
di Belanda adalah pemindahan ternak sapi yang berisiko tinggi yang diakibatkan
jarak pemindahan hewan ternak tersebut. Selain itu, tidak adanya pemanfaatan hasil
pengolahan limbah, serta tidak terintegrasi dengan perikanan (Haryanti, 2018).
2.3 GREAT ACT (Integrated Sea Livestock, Fisheries, and Agriculture)
2.3.1 Desain Bangunan GREAT ACT
Struktur GREAT ACT terdiri dari lima bangunan dengan fungsi berbeda dan
menggunakan desain floating foundation, dikarenakan memiliki struktur yang kuat
guna mengantisipasi terjangan ombak dan tinggi rendahnya air laut (gambar pada
lampiran 5). Bangunan GREAT ACT terdiri dari bangunan peternakan, perikanan
dan pertanian, desalinasi air laut, energy sources building, dan main control
building. Panjang bangunan sekitar 28-30 m setiap sisi dan luas bangunan sebesar
2036,8-2338,2 m2. Akses dari daratan menggunakan jembatan dengan jarak 300 m
dari daratan. Kedalaman pondasi 8 m di bawah permukaan laut agar tidak
mengganggu arus laut (Pudjiastuti, 2016).
Perikanan dan
Desalinasi air Pertanian
Peternakan
laut
Energy sources Main control
building
Main gate
Gambar 1. Desain Bangunan
Bahan konstruksi lantai kandang berupa beton berlapis karet dengan kayu
tebal yang berkriteria rata, tidak licin, tidak mudah lembab, dan tahan injakan.
Konstruksi atap bangunan menggunakan rooftop sistem buka tutup (Sunlouvre).
Sistem atap aluminium Sunlouvre memberikan kontrol penuh atas sinar matahari,
naungan, cahaya, panas, angin dan ventilasi yang tertutup di bawahnya.
5

2.3.2 Sustainable Agriculture


2.3.2.1 Peternakan
Peternakan GREAT ACT berupa peternakan ayam pedaging (broiler) dan
petelur (layer). Jenis ayam pedaging yang digunakan merupakan ayam Cornish
cross karena kemampuan pertumbuhannya yang cepat sekitar 6-8 minggu, dengan
bobot ayam jantan sebesar 5,5 kg dan betina sebesar 3,6 kg, sedangkan jenis ayam
petelur yang akan diternak yaitu Golden comet. Jenis ayam hibrida ini paling bagus
dalam hal total digestible nutrient (TDN), mengonsumsi sedikit makanan tetapi bisa
menghasilkan telur yang banyak serta cenderung tangguh (Mulyantini, 2011).
Pakan yang diberikan berasal dari pengolahan ikan lele berprotein tinggi bekerja
sama dengan masyarakat untuk mengolah tepung ikan, sehingga melalui GREAT
ACT sustainable agriculture dapat diwujudkan dengan optimal.
Luas bangunan peternakan GREAT ACT sebesar 2036,8 m2 dengan sisi
bangunan 28 m. Terdapat 5 kandang ayam pedaging dengan pengaturan suhu
ruangan yang berbeda yaitu umur 1-7 hari (suhu 35°C), umur 8-15 hari (suhu
32,22°C), umur 16-23 hari (suhu 29,44°C), umur 24-30 hari (suhu 26,66°C), dan
umur 31 hari alat pemanas sudah tidak digunakan lagi. Kandang-kandang tersebut
berukuran 6×6×2 m sebanyak 13 kandang dengan 1 kandang berisi 42 ekor ayam.
Kandang ayam petelur terdiri dari 3 susun kandang sebesar 1,2×1×0,7 m berisi
masing-masing 5 ekor ayam (Saputra, 2017).

Gambar 2. Tampak samping kandang ayam petelur


2.3.2.2 Perikanan
Pemilihan budi daya ikan lele didasarkan pada kebutuhan air yang minim,
dapat mengurangi limbah peternakan, perawatan mudah, serta presentase kematian
benih ikan yang kecil sekitar 10%. Budi daya ikan yang ada pada GREAT ACT
adalah ikan lele jenis lele dumbo sangkuriang (Clarias gariepinus) dikarenakan lele
jenis ini cenderung mudah dalam perawatannya, tumbuh dengan cepat, serta tahan
penyakit (Sitanggang, 2015). Metode yang digunakan adalah sistem BIOFLOK lele
organik yaitu melalui proses pertumbuhan dan pengembangan menggunakan
mikroorganisme alami sebagai pengurai kotoran dan amonia pada kolam budi daya
sehingga ikan lele selalu sehat. Pakan ikan lele organik menggunakan campuran
pakan alami dengan bahan dasar dari limbah kotoran ayam yang dicampur dengan
bahan alami lain (Sitanggang, 2015). Pakan ikan lele yang berasal dari limbah
kotoran ternak ayam pada GREAT ACT akan diolah secara mandiri pada
bangunan peternakan ayam. Kolam ini terintegrasi dengan pertanian GREAT ACT
(Gambar 3). Kolam budi daya berupa kolam terpal berbentuk lingkaran dengan
6

diameter 3 m dan tinggi 1 m sebanyak 2 buah dengan masing-masing kolam diisi


6.000-6.500 benih ikan lele dan kolam pemisahan ikan lele berumur 40 hari pada
proses grading untuk mengurangi kanibalisme sebanyak 4 buah dengan diameter
1,5 m (Widarjo, 2015). Distribusi sebagian kepada masyarakat dan diolah menjadi
pakan ternak

Gambar 3. Integrasi kolam lele dengan hidroponik


2.3.2.3 Pertanian
Pertanian pada GREAT ACT menggunakan hidroponik vertikal dengan
wadah berupa pipa paralon yang diintegrasikan dengan sistem budi daya lele
BIOFLOK. Prinsip pengintegrasian yaitu dengan memanfaatkan air bekas budi
daya ternak lele sebagai pupuk tanaman hidroponik GREAT ACT. Secara teknis,
air bekas budi daya ternak lele mengandung mikroba yang sangat baik digunakan
sebagai pupuk sayuran (Sitanggang, 2015). Tanaman hidroponik yang dibudi
dayakan GREAT ACT adalah sawi dan kangkung.
2.3.2.4 Desalinasi Air Laut Berbasis Tenaga Surya
Desalinasi Air Laut pada GREAT ACT memanfaatan radiasi matahari
sebagai sumber panas untuk mendapatkan air tawar yang akan digunakan pada
subsektor GREAT ACT. Bangunan desalinasi air laut berupa bangunan dengan
atap berbentuk prisma segitiga yang dapat menyerap kalor serta tahan polutan
garam yang terbuat dari kaca berwarna hitam. Pada dasar bangunan terdapat batu-
batuan berwarna hitam yang dapat menyerap kalor. Pada bangunan desalinasi
GREAT ACT terdapat pemisah antara air tawar dan garam (gambar pada
lampiran 6). Prinsip dasar bangunan desalinasi ini adalah dengan memompa air
laut untuk masuk kedalam bangunan dan ketika bangunan terpapar sinar matahari,
radiasi matahari masuk ke dalam bangunan. Sifat konduktivitas panas yang baik
menyebabkan suhu di dalam ruangan yang lebih besar daripada suhu lingkungan
menyebabkan kondensasi, sehingga air laut kemudian menguap dan menempel
pada dinding kaca bagian dalam mengalir ke bawah mengikuti kemiringan atap.
Hasil kondensasi ditampung dan menghasilkan air tawar serta garam. Garam yang
dihasilkan dapat digunakan sebagai campuran pakan ternak yang dapat
meningkatkan palatabilitas dari ternak tersebut atau dijual (Ismillaily, 2016).
2.3.3 IOT (Internet of Things) Monitoring System
Monitoring dan controlling kandang ayam pedaging GREAT ACT
menggunakan sensor network yang bekerja dengan mengirim data hasil pengukuran
yang diterimanya ke cloud melalui jaringan wifi. Setiap sensor akan dihubungkan
dengan ESP 8266 yang berfungsi sebagai pengganti microcontroller dilengkapi
modul wifi untuk mengirim data dari sensor menuju ke cloud database. Data yang
7

telah dikirim ke cloud kemudian dapat dilihat pada perangkat pengguna. Sensor
suhu dan kelembaban serta sensor berat dihubungkan dengan aktuator (gambar
pada lampiran 7). Pada sensor suhu dan kelembaban jika suhu melebihi suhu yang
ditetapkan maka pendingin akan hidup sebaliknya jika suhu pada kandang kurang
dari suhu yang ditetapkan. Pada sensor berat jika berat pakan telah berkurang maka
penutup saluran akan terbuka dan mengisi tempat pakan (Saputra, 2017).
Kandang ayam petelur menggunakan automatic feeding system dengan
memanfaatkan IOT yang dikontrol dari ruang pengontrolan menggunakan
komputer. Pengambilan telur pada kandang ayam juga menggunakan automatic
system IOT. Kandang ayam petelur memiliki flexible floor angled yang
memudahkan telur menggelinding dan tertampung ke sistem (gambar pada
lampiran 8). Pada kolam lele juga menggunakan automatic feeding. IOT tersebut
dapat mengirimkan data kedalam smartphone berupa notifikasi sms gateway untuk
memberi peringatan pemberian makanan pada ikan lele. Pemberian notifikasi
tersebut didasarkan pada data sensor yang dihubungkan ke alat mikrokontroler
berupa data percikan air di kolam yang mengaktifkan sensor suara dan sensor pH
(Sularsa, 2017).
2.3.4 Renewable Energy Sources
Wind turbine

Solar cell
Gambar 4. Renewable Energy Sources GREAT ACT
Energy sources GREAT ACT menggunakan solar cell berjenis Poly-
Crystalline sebanyak 10 buah. Jenis tersebut digunakan karena memiliki tingkat
output yang lebih baik pada sudut cahaya yang rendah, dengan input sebesar 1.000
Watt/m2 menghasilkan output 434 watt. Sehingga total output sebesar 243,040 KW
dengan efisisensi sebesar 15,2%. GREAT ACT juga menggunakan wind turbine
yang terdiri dari 2 jenis yaitu turbin angin sumbu vertikal (TASV) dan turbin angin
sumbu horizontal (TASH). Efisiensi maksimum yang bisa dicapai setiap desain
turbin angin adalah sebesar 59%. Pemasangan wind turbine sebanyak 20 buah
dipasang pada energy sources building GREAT ACT dapat menghasilkan listrik
sebesar 3.840 watt. Penggunaan energi-energi terbarukan dan berkelanjutan
tersebut bertujuan untuk meminimalkan limbah serta efisiensi pengeluaran biaya
(Sitorus, 2015).
8

2.4 Pihak-pihak Pengimplementasi Gagasan GREAT ACT


Untuk mengimplementasikan konsep ini, maka pihak-pihak yang dapat
membantu untuk terealisasikan konsep ini diantaranya:
2.4.1 Arsitek dan Konsultan Perencana Pembangunan
Arsitek sebagai konsultan GREAT ACT memastikan desain sudah baik dan
benar dengan memperhatikan keamanan dan kenyamanan bagi ternak maupun
keamanan posisi pembangkit listrik yang benar serta distribusi tata letak. Konsultan
perencana pembangunan memiliki peran penting dalam menganalisis kelayakan
dari kekuatan struktur pondasi yang mampu menahan beban serta
menganalisiskekuatan daya dukung tanah dan pondasi yang efisien.
2.4.2 Pemerintah Daerah
Pemerintah daerah berperan dalam mendukung terealisasikannya konsep
GREAT ACT secara fundamental. Pemerintah daerah juga berperan dalam
beberapa aspek. Aspek tersebut adalah perizinan, pendekatan dengan masyarakat,
serta sosialisasi kepada masyarakat.
2.4.3 Kementerian Perikanan dan Kelautan
Kementerian perikanan dan kelutan berperan sebagai badan pengawasan.
Kementerian ini juga sebagai lembaga yang memberikan perizinan atas
terealisasikan konsep GREAT ACT. Kerja sama dengan kementerian perikanan
dan kelautan juga dibutuhkan agar terkendali dan tidak menimbulkan banyak
kontra.
2.4.4 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan
Dinas peternakan dan kesehatan hewan sebagai perumus kebijakan yang
mengatur mengenai berbagai aspek yang ada pada peternakan. Aspek tersebut
diantaranya, aspek kesehatan ternak, kelayakan kandang, kelayakan pakan, dll.
Dinas peternakan dan kesehatan hewan juga berperan dalam monitoring dan
evaluasi.
2.4.5 Kementerian Perhubungan
Kementerian perhubungan juga memiliki peran yang penting. Peran
kementerian perhubungan yaitu penyediaan jasa. Penyediaan jasa yang dimaksud
adalah seperti akses keluar maupun masuk GREAT ACT.
2.4.6 Kementerian Lingkungan Hidup
Kementerian lingkungan hidup memiliki peran dalam perizinan
pembangunan konsep GREAT ACT. Pengawasan dilakukan agar konsep ini tidak
merusak lingkungan hidup. Lingkungan hidup yang dimaksud terutama dalam
ekosistem laut.
2.4.7 Masyarakat
Masyarakat berperan sangat penting dalam pendukungan serta penjagaan
lingkungan. Peran lain masyarakat adalah dalam hal pengolahan makanan ternak.
Masyarakat dapat mengolah limbah budi daya ikan (tulang, sisik, kepala ikan, dan
lain sebagainya) menjadi tepung ikan pakan ternak ayam yang memiliki nilai gizi
yang tinggi.
9

2.5 Langkah-langkah Strategi Implementasi Gagasan


Langkah-langkah strategis selama 11 tahun dalam mengimplementasikan
konsep GREAT ACT agar dapat terealisasikan dengan baik, diterima oleh
masyarakat, ramah lingkungan serta berkelanjutan, diantaranya:
2.5.1 Riset Penelitian Tempat dan Studi Lanjut (tahun 1-2)
Langkah awal yang diperlukan ialah riset atau penelitan lanjut mengenai
pengamatan lokasi yang cocok di kawasan Jakarta terutama di pantai utara serta
melakukan studi lanjut tentang tingkat keamanan bangunan yang tepat dan efektif
yang dilakukan selama 1-2 tahun.
2.5.2 Kerjasama dengan Pihak Terkait dan Penetapan Agenda (tahun 3-4)
Konsep GREAT ACT diperlukan kerja sama yang baik antar pihak-pihak
yang bersangkutan karena melibatkan banyak pihak tekait dan perizinan yang
sangat diperlukan untuk terealisasikanya konsep. Penetapan agenda yang tertata
juga dibutuhkan untuk terealisasikan konsep ini. Menjalin kerjasama dan penetapan
agenda dilakukan pada tahun 3-4.
2.5.3 Sosialisasi kepada Masyarakat (tahun 5)
Sosialisasi kepada masyarakat diperlukan sebagai wujud dukungan dari
masyarakat agar terealisasikan konsen GREAT ACT dan bekerja sama dengan
masyarakat juga dalam proses pengawasan dan menjaga tujuan dan manfaat awal
gagasan agar dapat terlaksana sesuai dengan yang diharapkan. Sosialiasi juga
merupakan ajang promosi yang dilaksanakan pada tahun 5.
2.5.4 Perealisasian Gagasan (tahun 6-10)
Perealisasian gagasan pada tahun 6-10 yaitu berupa pembangunan sistem dan
konsep yang telah dimatangkan sesuai dengan rencana, tujuan, dan manfaat awal
gagasan dibentuk. Perealisasian gagasan yaitu penggerakan pihak-pihak terlibat
dalam gagasan yang setuju bekerja sama untuk merealisasikan gagasan sesuai
dengan konsep gagasan dibuat.
2.5.5 Evaluasi (tahun 11)
Hambatan, rintangan serta pengalaman yang ada dalam penciptaan konsep ini
dapat dijadikan perbaikan dan pengembangan konsep lain yang lebih sempurna.
Evaluasi juga dibutuhkan untuk memperbaiki kesalahan yang ada dan
memonitoring pembangunan berupa kesesuaian antara visi dan tujuan awal
pembangunan konsep. Evaluasi dilakukan selama 1 tahun, yaitu pada tahun ke 11.

BAB 3 KESIMPULAN
GREAT ACT merupakan gagasan yang berupa inovasi bangunan ternak di
atas laut yang terintegrasi dengan perikanan serta pertanian dalam upaya mengatasi
lahan pertanian dan peternakan yang semakin menyempit terutama di Jakarta.
GREAT ACT juga merupakan gagasan sebagai upaya pemenuhan kebutuhan
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terutama pada daging dan telur ayam.
Pondasi bangunan yaitu berupa floating foundation untuk menahan beban dan
gelombang. Memiliki konsep futuristic dengan memanfaatkan energi-energi
10

terbarukan serta mewujudkan sustainable agriculture. Pihak-pihak yang terlibat


dalam mengimplementasikan adalah pemerintah dan masyarakat sekitar serta
pihak-pihak lainnya sebagai pengawas dan penjaga terealisasikannya gagasan.
Manfaatnya berupa peningkatan produksi kebutuhan daging dan telur ayam yang
tinggi bagi pemerintah. Selain itu, sebagai pemenuhan kebutuhan pangan terutama
daging dan telur ayam, lele, dan sayuran untuk masyarakat terutama di wilayah
Jakarta, serta penanganan bau limbah peternakan ayam di pemukiman.

DAFTAR PUSTAKA
Abdurrachim. 2015. Kaji Teoritik Konsumsi LPG sebagai Sumber Panas pada
Peternakan Ayam Broiler Tipe Kandang Tertutup (Closed House).
Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV
Haryanti. 2011. Belanda Rilis Peternakan Apung Pertama di Dunia.
www.kompas.com, (diakses tanggal 12 Oktober 2018)
Ismillaily, N.,dkk. 2016. Desalinasi Berbasis Tenaga Surya di Kecamatan Bayan
Lombok Utara. Jurnal Pijar MIPA 11(02): 131-134
Mulyantini. 2011. Produksi Ternak Unggas.Bogor: IPB Press
Pudjiastuti, S. 2016. Reklamasi Pulau C dan D Harus Dipisah dengan Kanal.
www.kompas.com, (diakses tanggal 12 Oktober 2018)
Rahmatulloh. 2017. Dinamika Kependudukan di Ibukota Jakarta (Deskripsi
Perkembangan Kuantitas, Kualitas Dan Kesejahteraan Penduduk Di DKI
Jakarta). Genta Mulia 8(2): 54-67
Saputra, T.R.M., dkk. 2017. Penerapan Wireless Sensor Network Berbasis Internet
of Things pada Kandang Ayam untuk Memantau dan Mengendalikan
Operasional Peternakan Ayam. Conference Paper SNETE
Sitanggang, M. dan Effendi M. 2015. Lele Organik Hemat Pakan. Jakarta. PT Agro
Media Pustaka
Sitorus, Boris De Palma. 2015. Analisa Teknis Ekonomis Penggunaan Wind
Turbine dan Solar Cell pada Kapal Perikanan. Jurnal Teknik Perkapalan 3(1)
Sularsa, A. 2017. Pembangunan Sistem Monitoring Penjadwalan Pemberian Makan
Ikan Lele Berbasis SMS Gateway. e-Proceeding of Applied Science 3(3)
Widarjo, W., dkk. 2015. Pemanfaatan Limbah Bangkai Ayam Broiler untuk
Pembuatan Pakan Lele. Jurnal Ekonomi dan Bisnis 10(19): 27-34
Yunus, R. 2009. Analisis Efisiensi Produksi Usaha Peternakan Ayam Ras Pedaging
Pola Kemitraan dan Mandiri di Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah. Tesis.
Program Pascasarjana. Universitas Diponegoro. Semarang
11

LAMPIRAN

Lampiran 1. Biodata Kelompok dan Dosen Pembimbing


1. Ketua Kelompok
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Siska Dwi Nur Pratiwi
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Teknologi Industri Pertanian
4 NIM 185100300111006
5 Tempat dan Tanggal Lahir Malang, 11 Juli 1999
6 E-mail siska.dwinurp@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 081249385349

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SDN KARANG SMPN 1 SMAN 2
BESUKI 4 MALANG MALANG
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk-
2005-2011 2011-2014 2014-2017
Lulus

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)


Nama Pertemuan Judul Artikel Waktu dan
No
Ilmiah / Seminar Ilmiah Tempat
1. - - -

D. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir (dari pemerintah asosiasi atau


institusi lainnya)
Institusi Pemberi
No. Jenis Penghargaan Tahun
Penghargaan
Juara 2 Pekan Ilmiah Mahasiswa FTP Universitas
1. 2018
Baru bidang Gagasan Tertulis Brawijaya

Juara Harapan 1 Pekan Ilmiah


FTP Universitas
2. Mahasiswa Baru bidang 2018
Brawijaya
Pengabdian Masyarakat

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenar-benarnya untuk memenuhi
12

salah satu persyaratan dalam pengajuan hibah PKM Gagasan Tertulis “GREAT
ACT (Integrated Sea Livestock, Fisheries, and Agriculture): Konsep
Peternakan Perikanan, dan Pertanian Futuristic dengan Desain Sea Floating
Foundation Berbasis Sustainable Agriculture and Renewable Energy”

Malang, 01 Maret 2019


Pengusul,

Siska Dwi Nur Pratiwi


13

2. Anggota 1
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Novy Aprillia Eka Sari
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Teknologi Industri Pertanian
4 NIM 185100301111019
5 Tempat dan Tanggal Lahir Gresik, 19 April 2000
6 E-mail novyaprilliaekasari40@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 085230710440

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SDN 3 SMPN 4 SMAN 1
SIDOKUMPUL GRESIK MANYAR
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk-
2006-2012 2012-2015 2015-2018
Lulus

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)


Nama Pertemuan Judul Artikel Waktu dan
No
Ilmiah / Seminar Ilmiah Tempat
1. - - -

D. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir (dari pemerintah asosiasi atau


institusi lainnya)
Institusi Pemberi
No. Jenis Penghargaan Tahun
Penghargaan

Juara 2 Pekan Ilmiah Mahasiswa FTP Universitas


1. 2018
Baru bidang Gagasan Tertulis Brawijaya

Juara Harapan 2 Pekan Ilmiah


FTP Universitas
2. Mahasiswa Baru bidang 2018
Brawijaya
Pengabdian Masyarakat

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenar-benarnya untuk memenuhi
salah satu persyaratan dalam pengajuan hibah PKM Gagasan Tertulis “GREAT
ACT (Integrated Sea Livestock, Fisheries, and Agriculture): Konsep
14

Peternakan Perikanan, dan Pertanian Futuristic dengan Desain Sea Floating


Foundation Berbasis Sustainable Agriculture and Renewable Energy”

Malang, 01 Maret 2019


Pengusul,

Novy Aprillia Eka Sari


15

2. Anggota 2

A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Abdul Ikhsan Al Fattahu Arrazaqu
2 Jenis Kelamin Laki-Laki
3 Program Studi Teknologi Industri Pertanian
4 NIM 185100300111062
5 Tempat dan Tanggal Lahir Malang, 16 Agustus 1998
6 E-mail Ikhsanarrazaq1608@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 087886162981

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SDN
SMPN 2 SMA PANJURA
KESATRIAN 1
MALANG MALANG
MALANG
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk-
Lulus 2006-2012 2012-2015 2015-2018

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)


No Nama Pertemuan Judul Artikel Waktu dan
Ilmiah / Seminar Ilmiah Tempat
1. - - -

D. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir (dari pemerintah asosiasi atau


institusi lainnya)
Institusi Pemberi
No. Jenis Penghargaan Tahun
Penghargaan

Juara 2 Pekan Ilmiah Mahasiswa FTP Universitas


1. 2018
Baru bidang Gagasan Tertulis Brawijaya

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenar-benarnya untuk memenuhi
salah satu persyaratan dalam pengajuan hibah PKM Gagasan Tertulis “GREAT
ACT (Integrated Sea Livestock, Fisheries, and Agriculture): Konsep
16

Peternakan Perikanan, dan Pertanian Futuristic dengan Desain Sea Floating


Foundation Berbasis Sustainable Agriculture and Renewable Energy”

Malang, 01 Maret 2019


Pengusul,

Abdul Ikhsan Al Fattahu Arrazaqu


17

3. DosenPembimbing
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Yusuf Hendrawan STP, M.App.Life.Sc, Ph.D
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Program Studi Keteknikan Pertanian
4 NIP 198105162003121002
5 Tempat dan Tanggal Lahir Tulungagung, 16 Mei 1981
6 E-mail yusuf_h@ub.ac.id
7 Nomor Telepon/HP 08214235866

B. Riwayat Pendidikan
S-1 (Sarjana) S-2 (Master) S-3 (Doktor)
Nama Institusi Institut Pertanian Osaka Prefecture Osaka Prefecture
Bogor University University
Jurusan Teknologi Applied Life Applied Life
Pertanian Sciences Sciences
Tahun Masuk –
1999-2003 2007-2009 2009-2012
Lulus

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)


Nama Pertemuan Ilmiah / Waktu dan
No Judul Artikel Ilmiah
Seminar Tempat
Workshop on Information Sustainability of Food March 12-13,
Technologies in Production in Indonesia 2014. Zhejiang
1. Sustainable Agriculture and the Development of University,
for 9 Billion People's Precision Agriculture Hangzhou,
Food Production. Technology China.
19th International
Federation of Automatic August, 24-29,
Applications of Intelligent
Control (IFAC) World 2014. Cape
2. Machine Vision in Plant
Congress, Cape Town Town , South
Factory
International Convention Africa.
Centre (CTICC).
Fish Swarm Intelligent
October, 24-25,
Optimization to Optimize
International Conference 2017. the
Real Time Monitoring of
3. on Green Agro-industry Singhasari
Chips Drying Using
and Bioeconomy 2017. Resort, Batu,
Machine Vision and
Indonesia.
Artificial Neural Network
Phenol extraction from
moringa oleifera as 18-19 September
76th IASTEM
4. biofouling reducer agent 2017. Seoul,
International Conference.
for mixed matrix Korea Selatan
ultrafiltration membranes
18

Low cost carbon


electrodes to produce
The 3rd Annual Applied salinity gradient energy
18 April 2018.
Science and Engineering using reverse
5. Bandung,
Conference (AASEC electrodialysis
Indonesia
2018) membranes: Effect of feed
flow velocities and
addition of Mg2+
2nd ICGAB 2018 Development of colour
18-20 September
International Conference co-occurrence matrix
6. 2018. Malang,
in Green Agro-insdustry (CCM) texture analysis
Indonesia
and Bioeconomy. for biosensing
Development of Discrete
Honey Bees Mating
2nd ICGAB 2018 Optimization (DHBMO)
18-20 September
International Conference for Solving Bio-
7. 2018. Malang,
in Green Agro-insdustry computation Optimization
Indonesia
and Bioeconomy. Problem Using Single and
Multi-Objectives
Optimization
International Conference
and Workshop on
Bioinspired algorihtms to 18-21 September
Telecommunication,
select textural features for 2018.
8. Computing, Electrical,
predicting nitrogen Yogyakarta,
Electronics and Control
content in spinach Indonesia
ICW TELKOMNIKA
2018.
2018 5th International Development of discrete-
16-18 October
Conference on Electrical cockroach algorithm
9. 2018. Malang,
Engineering, Computer (DCA) for feature
Indonesia
Science and Informatics. selection optimization
Intelligent modeling based
The 12th International on speaking plant 14-15 November
10. Interdisciplinary Studies approach for precision 2018. Malang,
Seminar. nitrogen fertilizer Indonesia
application
Effect of carbonization
temperature variations
and activator agent types
The 12th International 14-15 November
on activated carbon
11. Interdisciplinary Studies 2018. Malang,
characteristics of sengon
Seminar Indonesia
wood waste
(paraserianthes falcataria
L. nielsen)
Effect of sonic bloom on
The 2nd International 1-2 November
vegetative growth of
12. Seminar and Workshop of 2018. Jember,
lettuce plants (Lactuca
Plant Industry, Indonesia
sativa L.)
19

Application of colour and


textural features for
The 2nd International maturity level 1-2 November
13. Seminar and Workshop of identification of large 2018. Jember,
Plant Industry. green chili (capsicum Indonesia
annuum L.) based on
vitamin C content
The 4th International Extraction of phenol and
8 Desember
Conference on Biological antioxidant compounds
14. 2018. Medan,
Sciences and from kepok banana skin
Indonesia
Biotechnology (ICBSB) with PEF pre-treatment
Effect of NaOH
concentration and ohmic
The 4th International
heating temperature in the 8 Desember
Conference on Biological
15. pre-treatment process on 2018. Medan,
Sciences and
lignocellulose content of Indonesia
Biotechnology (ICBSB)
sugarcane bagasse
bioethanol

D. Penghargaan 10 Tahun Terakhir


Institusi
No. Jenis Penghargaan Pemberi Tahun
Penghargaan
Information and Electrical Technology ASABE 2011
1.
Paper Award
Award for Graduate Student. Osaka 2012
2. Prefecture
University
Japan National Member Organization International 2012
(NMO) of CIGR Outstanding Contribution Conference of
3.
Award Agricultural
Engineering
Japan National Member Organization International 2012
(NMO) of CIGR Honorable Mention Paper Conference of
4.
Award Agricultural
Engineering
Top 1000 scientists in Indonesian Institutions Webometrics 2014
5. according to their Google Scholar Citations
public profiles
Juara 2 “My Citation Award” Universitas 2015
6.
Brawijaya
Top 1000 scientists in Indonesian Institutions Webometrics 2015
7. according to their Google Scholar Citations
public profiles
23
21

Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas

Program Bidang Alokasi


No Nama / NIM Uraian Tugas
Studi Ilmu Waktu

Menulis bab 1,
bab 2, bab 3,
Siska Dwi Nur Teknologi Teknologi daftar pustaka,
1. Pratiwi / Industri Industri dan mencari
185100300111006 Pertanian Pertanian dasar teori dari
beberapa
20 jam literatur.

Menulis
halaman judul,
halaman
pengesahan,
Novy Aprillia Eka Teknologi Teknologi
lampiran-
2. Sari / Industri Industri
lampiran, bab 2,
185100301111019 Pertanian Pertanian
dan mencari
dasar teori dari
beberapa
literatur.
20 jam

Merancang
desain gagasan
Abdul Ikhsan Al Teknologi Teknologi
dan mencari
3. Fattahu Arrazaqu / Industri Industri
dasar teori dari
185100300111062 Pertanian Pertanian
beberapa
20 jam literatur.
23
23

Lampiran 4. Bagan Sustainable Agriculture


24

Lampiran 5. Floating foundation GREAT ACT


25

Lampiran 6. Desalinasi Air Laut GREAT ACT


26

Lampiran 7. IOT Kandang ayam pedaging

(Saputra, 2017)
27

Lampiran 8. IOT Kandang ayam petelur

automatic feeding system

Anda mungkin juga menyukai