I.
PENDAHULUAN
1.3.
Bidang Usaha
Bidang usaha yang di kembangkan oleh PT. Super Unggas Jaya farm unit
1 Cikembar yaitu pemeliharaan ayam bibit induk pedaging (Parent Stock). Ayam
yang di pelihara yaitu ayam strain Ross 308. Umur masing-masing kandang
berbeda akan tetapi masih sama-sama dalam fase pertumbuhan, Skala usaha
perusahaan tersebut termasuk kategori skala sedang, yang terdiri dari 7 kandang
dengan total populasi 30.976 ekor. Hasil utama pada usaha ini adalah telur yang
nantinya akan ditetaskan di hatchery hingga menghasilkan ayam day old chick
(DOC). Hasil sampingan usaha ini yaitu kotoran ayam dan ayam afkiran.
II.
II.1.
METODE
Materi
Materi yang digunakan dalam pelaksanaan Praktik Kerja di perusahaan
Ayam Bibit PT. Super Unggas Jaya farm unit 1 Cikembar yaitu :
1.
2.
3.
4.
Desinfektan
5.
6.
Kegiatan Rutin
Kegiatan rutin merupakan kegiatan yang dilakukan setiap hari selama jam
kerja,dimulai pada pukul 07.30 WIB sampai dengan pukul 11.30 WIB, kemudian
dilanjutkan pada pukul 13.00 WIB sampai dengan pukul 16.00 WIB.
3.1.1
Program Biosecurity
Asal kata biosecurity dari kata asing yaitu bio artinya hidup dan security
Biosecurity berlaku bagi karyawan atau staff dan visitor. Karyawan atau
staff dan visitor memasuki area farm diwajibkan melewati 2 shower. Shower yang
pertama terdapat di pintu masuk menuju area farm, sedangkan shower kedua
terletak sebelum pintu masuk area kandang. Desinfektan yang digunakan adalah
Bromoquad , dengan perbandingan 1 : 1000 air. Pemilihan bromoquad
(gambar 1) dan bestacid (gambar 1), sebagai desinfektan ruang shower karyawan
atau staff dan visitor karena sifatnya relatif aman bagi manusia dosis tersebut
masih bisa diterima atau ditoleransi oleh manusia.
Gambar 1. Bromoquad
Gambar 2. Bestacid
North dan Bell (1990) menyatakan bahwa semua disinfektan yang dipakai
memenuhi syarat sebagai berikut: (1) ampuh membunuh bakteri atau kuman
bakteri; (2) tidak beracun bagi manusia; (3) efektif pada material organik
berjumlah sedang; (4) tidak merusak dan menyebabkan noda; (5) dapat larut
dalam air; (6) mampu menembus materi-materi serta celah-celah; (7) mudah
dicari dan tidak mahal.
Tahapan biosecurity yang dilakukan sebelum memasuki lingkungan kantor
dan farm bagi semua karyawan atau staff dan visitor antara lain : 1) alas kaki
car sprayer
10
g dicampur dengan 12,6 air untuk luas kandang 80m2 (Gambar 5).
11
Pemberian Pakan
Pakan diberikan untuk memenuhi hidup pokok, pertumbuhan dan
12
No
Jumlah (%)
1.
Kadar Air
Maks 13,0
2.
Protein
18 19
3.
Lemak
Min 2,5
4.
Serat
Max 5,0
5.
Abu
Max 7,5
6.
Kalsium
7.
Phospor
Protein
8,93
23,53
-14,6
Energi
126,9
123,765
+3,135
Kebutuhan protein untuk ayam yang sedang tumbuh relatif lebih tinggi
karena untuk memenuhi tiga macam kebutuhan yaitu untuk pertumbuhan jaringan,
hidup pokok dan pertumbuhan bulu (Wahju, 1992). Kebutuhan protein didapat
13
jumlah pakan
x 1000
jumlah ayam
14
15
16
putting nipple semakin keras. Pompa pendorong ini dilengkapi dengan pengukur
tekanan otomatis, sehingga akan berhenti apabila tekanan air sudah mencapai titik
yang ditentukan serta mendistribusikan obat seperti vitamin C, nopstress.
Pemberian vitamin ini dilakukan rutin tiga kali dalam sehari.
Jumlah putting nipple setiap kandang berbeda-beda tergantung luas
kandang, jaraknya yaitu 30 cm. Jarak dengan lantai disesuaikan dengan periode
dan besar ayam. Putting nipple berfungsi sebagai tempat keluarnya air minum,
kebocoran sebaiknya dihindari karena dapat menyebabkan litter menjadi basah
sehingga kadar amoniak akan naik dan tumbuh mikroorganisme yang tidak di
inginkan misalnya E-colli. Faktor yang menyebabkan kebocoran antara lain posisi
yang terlalu rendah, tekanan air terlalu tinggi dan temperature udara tinggi. Satu
putting nipple dapat dimanfaatkan untuk 10-12 ekor ayam.
Gambar 9. Nipple
Konsumsi air minum ayam per hari dapat diketahui dengan cara
menghitung jumlah konsumsi air jantan dan betina dibagi dua. Pemberian air
minum dilakukan secara otomatis dan sifatnya adlibitum atau tidak terbatas. Air
dibutuhkan tubuh untuk proses metabolisme dan penghantar panas yang berasal
17
dari reaksi kimia dalam proses metabolisme, medium untuk aktivitas metabolik
dan membantu proses pencernaan (Tillman et al., 1991).
3.1.4
Vaksinasi
Vaksin adalah bibit penyakit yang sudah dilemahkan atau dimatikan,
18
tusuk sayap/wing web adalah metode vaksinasi individual, sehingga lebih mahal.
Vaksinasi ini dilakukan dengan menusukkan jarum ke sayap dan dilakukan pada
ayam yang berumur 21 hari, dan 10 minggu; (4). metode injeksi, baik melalui
bawah kulit/ sub cutaneus, dilakukan pada ayam yang berumur 1 hari, 7 hari, 14
hari, 21 hari, 8 minggu,18 minggu, dan 36 minggu. Metode injeksi di bawah otot/
intra musculer dilakukan pada ayam yang berumur 6 minggu, 8 minggu, 14
minggu, 16 minggu, dan 20 minggu, 24 minggu dan 36 minggu; (5). metode tetes
mata/ intra oculer, Vaksinasi ini telah berhasil jika lidah unggas telah berwarna
sama seperti larutan yang diteteskan. Dilakukan pada ayam yang berumur 1 hari,
7 hari, 21 hari, 8 minggu, dan 14 minggu, 20 minggu, 24 minggu, 29 minggu, 36
minggu dan 44 minggu; (7). tetes hidung/ intra nasal, vaksin diteteskan pada
hidung, dilakukan pada ayam yang berumur 10 minggu.
Vaksinasi dilaksanakan pukul 09.00 sampai dengan pukul 16.00
dilakukan oleh anak kandang (caretaker). Vaksin yang dilakukan adalah ND dan
IB untuk ayam berumur 24 minggu dan 27 minggu. Metode yang digunakan ialah
intra muscullar atau tusuk dada dengan dosis 500 ml untuk 1000 ekor atau 0,5 ml
per ekor. Vaksin IB digunakan untuk mencegah penyakit infectious bronchitis.
Vaksin ND untuk mencegah timbulnya penyakit newcastle disease. Metode yang
digunakan untuk vaksin ND dan IB adalah tetes mata (intra ocular) dengan dosis
30 ml untuk 1000 ekor atau 0,03 ml per ekor.
19
Tabel 3. Program Vaksinasi Periode Pertumbuhan PT. Super Unggas Jaya Farm
Unit 1 Cikembar.
Umur
5 minggu
6 minggu
7 minggu
8 minggu
Vaksin
MG Vaksin
Coryza A&C
Tipe Vaksin
Live
Live
IB 4/91
Caprivac AI Killed
SC
ND live (Lasota)
ND-IB Killed
Live
Killed
Live
Killed
Aplikasi
I/O
I/M (Leg) 0.5
cc/ekor
I/O
S/C (0,3 cc/ekor)
I/O
I/M (0.3 cc/ekor)
Merek
SHS, Ceva
SHS
Capri, Medion
SHS
SHS
Capri
IO
WW
IM
IN
Pengamatan Kandang
Pengamatan dilakukan di kandang 7 yang terdiri dari 12 pen mempunyai
panjang 78,4 m dan lebar 16,2 m .Tipe kandang adalah close house dan dilengkapi
dengan alas full liter dari sekam padi. Fadilah (2005) menyatakan bahwa kriteria
bahan alas yang digunakan yakni dapat menyerap air, mudah didapat, murah, dan
tidak menimbulkan polusi. Bahan yang dipakai antara lain: sekam padi, serbuk
gergaji, jerami dan sebagainya. Atap kandang sebagian besar menggunakan seng,
20
Tipe atap yang digunakan adalah atap tipe gable (gambar 10) Atap yang terbuat
dari bahan seng, pada kondisi cuaca panas maka kandang menjadi panas begitu
pula sebaliknya, ketika cuaca dingin kandang pun menjadi dingin. Tetapi itu tidak
menjadi masalah karena sudah adanya sistem pengontrol suhu dalam kandang.
Ventilasi kandang diatur dari inlet dan outlet (blower). Temperatur
kandang diset dengan suhu 26-29,50C. Temperatur yang terlalu dingin
menyebabkan konsumsi pakan meningkat untuk mempertahankan temperatur
tubuh, suhu yang terlalu panas juga tidak baik untuk ayam karena dapat
menurunkan konsumsi pakan selain itu dapat meningkatkan stres pada ayam yang
dapat mengakibatkan produksi menurun. Ventilasi dan temperatur kandang diatur
secara otomatis menggunakan temptron yang dapat dikendalikan di panel box
Design dan konstruksi kandang yang baik adalah apabila burung dan
binatang lainya tidak bisa keluar masuk kandang dengan bebas. Dinding kandang
yang terbuka ditutup dengan wire dengan jarak kawatnya 2 cm, dan lantai dibuat
permanen agar tikus tidak bisa menerobos (Sudhiana, 2001). Pemilihan bahan
atap kandang juga merupakan salah satu usaha untuk mengendalikan faktor
21
lingkungan sehingga ternak dapat hidup dengan nyaman dalam kandang, karena
masing-masing bahan atap kandang mempunyai kemampuan yang berbeda-beda
dalam menyimpan dan menyebarkan panas lingkungan (Charles, l98l). Suhu
udara dalam kandang dipengaruhi oleh bahan atap kandang yang digunakan.
Masing-masing bahan atap yang digunakan mempunyai daya serap yang berbedabeda, dengan cara konveksi, konduksi, dan radiasi panas yang disebarkan ke
dalam ruangan kandang, yang dapat berpengaruh pada produktivitas ayam
(Esmay, l978).
Jenis atap dalam kandang ini yaitu menggunakan seng karena dapat
menjaga temperatur sesuai dengan kebutuhan ayam. Sebelah kanan dan kiri
dinding pada pen jantan menggunakan penyaring udara, tempat masuknya udara
yang disebut cooling pad (Gambar.11 ) yang berfungsi sebagai pendingin udara
yang masuk karena disemprotklan air di sela-sela cooling pad sehingga udara
yang masuk menjadi dingin.
22
udara untuk ayam dan untuk mengatur kecepatan angin di dalam kandang.
Pengaturan ini dilakukan oleh alat yaitu termpron (Gambar 12) yang mengatur
sistem kerja ventilasi.
Gambar 12.Temptron
Tempron juga biasa disebut dengan otak kandang, karena suhu yang sudah
diset sesuai kebutuhan ayam sehingga apabila suhu dalam kandang melebihi suhu
yang yang telah diset maka alarm akan berbunyi. Suhu yang diset menentukan
jumlah blower yang menyala, misalnya suhu 25C berarti kipas menyala 4 buah,
26 C berarti kipas menyala 5 buah, 29 C berarti kipas menyala 6 buah.
3.2 Kegiatan Insidental
3.2.1 Pelaksanaan Culling
Culling pada prinsipnya merupakan proses pemilihan individu ayam yang
cacat, lemah, tidak produktif dan terlihat tanda-tanda terserang penyakit, maka
ayam tersebut dikeluarkan dari kelompoknya. Kriteria untuk melakukan culling
dengan melihat adanya tanda-tanda kelainan atau cacat yang diderita ayam secara
23
fisik, ayam mengidap suatu penyakit, dan ayam kelainan yaitu ayam yang bukan
jantan dan betina, ini dilihat dari bentuk tubuh dan pial.
Uniformity=
Uniformity=
151
x 100
200
=75,50 %
24
uniformity
pada
lampiran
yaitu
sebesar
75,50
%.
Terdapatnya
Menurut
25
26
IV. KESIMPULAN
4.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil yaitu kegiatan usaha pemeliharaan ayam
bibit induk pedaging periode pertumbuhan di PT. Super Unggas Jaya farm unit 1
Cikembar sudah relaif baik. Hal tersebut dibuktikan data keseragaman atau
uniformity sebesar 75,5% selain itu Pakan yang diberikan pada ternak ayam bibit
induk pedaging telah memenuhi standar yang cukup baik.
4.2 Saran
Diharapkan adanya peratuaran yanag secara tegas lagi kepada para
karyawan atau staff perihal tata tertib yang sudah diterapkan di farm, karena
masih ada beberapa karyawan atau staff yang melanggar peraturan tersebut.
27
DAFTAR PUSTAKA
Anggorodi, H.R. 1995. Nutrisi Aneka Ternak Unggas. PT. Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta.
Blakely, J.H, dan D.H. Bade. 1991. Ilmu Peternakan. Edisi Keempat. Gadjah
Mada University Press. Yogyakarta
Charles, D.R. l98l. Practical Ventilation and Temperature Control for Poultry. pp.
l83 - l96. In. J.A. Clark, Ed. Environmental Aspect of Housing for Animal
Production. University of Nottingham.
Esmay, M.L. l978. Principles of Animal Environment. Avy Publishing Company,
Inc. Wesport, Connecticut.
Kartadisastra, H.R. 1994. Pengelolaan Pakan Ayam: Kiat Meningkatkan
Keuntungan dalam Agribisnis Unggas. Kanisius. Yogyakarta.
Nort,M.O. and D.D.Bell. 1990. Commercial Chicken Production Manual. The
Van Nostrand Reinhold Publishing, New York.
Rahardi, F.I.S.Wibowo, dan R.N. Setyowati, 1995. Agribisnis Peternakan.
Panebar Swadaya. Jakarta.
Rasyaf, M. 2008. Panduan Beternak Ayam Pedaging. Penebar Swadaya. Jakarta.
Sudaryani, T. dan Santoso. 1994. Pembibitan Ayam Ras. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Sudhiana, W. 2001. Standart Operatin Prosedure (S.O.P) dan Key Performance
Indikator (K.P.I). P.T. Charoen Pokphand Jaya Farm. Jakarta.
Suprijatna, E., U. Atmomarsono dan R. Kartasudjana. 2005. Ilmu Dasar Ternak
Unggas. Penebar Swadaya, Jakarta.
Tillman, A.D.H Hartadi dan S, Reksohadiproyo. 1991. Ilmu Makanan Ternak
Dasar. UGM-Press. Yogyakarta
Wahju, J. 1992. Ilmu Nutrien Unggas. Cetakan III. Gadjah Mada University
Press. Yogyakarta.
Williamson, G. dan W.J.A. Payne. 1993. An Introduction to Animal Husbandry in
The Tropics. Longmans. London
28