Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

MANAJEMEN MUTU

Oleh Kelompok 8:

Andi Kurniawan (201810160311230)

Farhan Basyarahil (201810160311241)

Alwin Gibral (201810160311265)

M Attar F.A (201810160311252)

Sultan Dwi Alandi (201810160311224)

MATA KULIAH MANAJEMEN MUTU

PRODI MANAJEMEN - FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

MEI 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat Makalah Manajemen Mutu meskipun banyak
kekurangan didalamnya. Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kata
sempurna oleh karenanya kritik dan saran yang membangun dalam perbaikan makalah ini yang
sangat kami butuhkan.

Akhirnya dengan segala kekurangan pada makalah ini, kami berharap makalah ini dapat
memberikan informasi dan manfaat bagi pembaca sebagai dasar untuk mengambil kebijakan di
masa yang akan datang.

Malang,23 Mei 2021


Daftar isi

Kata Pengantar....................................................................................................................

Daftar Isi...............................................................................................................................

BAB 1

1.1 Latar Belakang...............................................................................................................


1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................................
1.3 Tujuan.............................................................................................................................

BAB2

2.1 Prinsip Dasar Manajemen Mutu..................................................................................

2.2 Pengertian ISO 9001:2008(Manajemen Mutu Internasional)………………...……

2.3 Tujuan dan Pentinya ISO 9001....................................................................................

2.4 Manfaat Penerapan ISO 9001:2008.............................................................................

2.5 Elemen–elemen ISO 9001:2008....................................................................................

2.6 Badan Yang Menangani ISO 9001...............................................................................

2.7 Prosedur Pengajuan Standarisasi ISO 9001...............................................................

2.8 Perbedaan ISO dan SNI................................................................................................

BAB 3

3.1 Simpulan ........................................................................................................................

3.2 Saran...............................................................................................................................

3.3 Daftar Pustaka ..............................................................................................


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Tantangan globalisasi yang dihadapi dunia internasional tidak dapat dihindari baik dari
lembaga sektor pemerintah maupun swasta, semua pihak dituntut untuk mempersiapkan mutu
untuk mampu bertahan dalam mengahadapi tantangan global. Seiring dengan globalisasi ini,
standardisasi manajemen telah menjadi hal utama lebih khusus lagi standardisasi tentang sistem
manajemen mutu. Untuk itu,suatu lembaga baik pemerintah maupun swasta perlu menyiapkan
kerangka sistemmutu lembaganya ke arah yang diinginkansesuai dengan sasaran atau tujuan
akhiryang ditetapkan oleh lembaga tersebut, dalam pengertian bahwa tujuanatau sasaranmutu
dari suatu lembaga mampu mencapai kesesuaian dengan keinginan yangdiharapkan dari
pelanggan atau mitra kerja lembaga tersebut.Menanggapi isu tersebut diatas, salah satu standar
sistemmanajemen mutuyang telah berkembang di negara maju dan bahkan di negara-negara
berkembangadalahISO 9001:2008 yang merupakan revisi dari ISO 9001:2000. Standar ini
merupakan sarana atau alat untukmencapai tujuan mutu dalam menerapkan Total Quality
Control yang diharapkan mampu menjawab perkembangan globalisasidimana tujuan akhirnya
adalah mencapai efektifitas dan efisiensi suatu organisasi.

Standar ini merupakan salah satu standar yang diakui secara internasional,
yangselanjutnya sudahdiadopsi oleh Indonesia menjadiSNI ISO 9001:2008. Standar sistem
manajemen mutu ISO 9001:2008merupakan suatu hal yang dianggap masih relatif baru di
Indonesia. Namun karena tuntutan masyarakatsertakondisi yang ada, nampak perkembangan
penerapan standar ini pada organisasi-organisasi di Indonesiamenunjukan angka yang cukup
signifikan. Hal ini menunjukan bahwa standar ini sudah mulai akrab dandiakui manfaatnya bagi
suatu organisasi. “Mutu” Penting bagi Organisasi. Pengertian tentang mutu atau kualitas ini pada
awalnya bersifatnetral dan secara perlahan bergerak kearah yang lebih positif, diyakini bahwa
upaya untuk meningkatkanmutu akan menyibukkan berbagai pihak selama beberapa dasawarsa
mendatang agar suatu organisasi mampu bertahan (survive) pada masa globalisasi ini.Ada
anggapan bahwa untuk dapat mencapai produk yang bermutu tidak terlepas dengan
meningkatnya biaya produksi, namun dapat dibuktikan bahwamenghasilkan produk yang
bermutu atau jasa yang memuaskan pelanggan akan mendatangkan manfaat yang lebih
bagiorganisasi. Manfaat secara umum yangdirasakan secara langsung setidaknya adalah
keuntungan peningkatan pangsa pasarsebagai dampak positif dari kepuasan konsumen.
Peningkatan permintaan akandiikuti dengan peningkatan volume dan efisiensi.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana prinsip dasar manajemen mutu ?

2. Apa itu ISO 9001 ?

3. Apa pentinya ISO bagi perusahaan ?

4. Apa saja manfat penerapan ISO 9001 ?

5. Apa saja elemen-elemen pada ISO 9001 ?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui prinsip dasar manajemen mutu

2. Mengetahui pengertian ISO 9001

3. Mengetahui pentingnya ISO bagi perusahaan

4. Mengetahui manfaat ISO 9001

5. Mengetahui elemen-elemen pada ISO 9001


BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Prinsip Dasar Manajemen Mutu

SMM khususnya ISO 9001:2008, merupakan sistem manajemen dengan pendekatan


kepada pelanggan. Pelanggan pada SMM adalah pelanggan internal, pelanggan eksternal dan
pihak yang berkepentingan. Menurut ISO, SMM diartikan sebagai sistem penetapan kebijakan,
sasaran, dan pencapaian sasaran secara langsung dan terkendali dalam sebuah organisasi yang
berpengaruh terhadap mutu. Menurut standar tersebut, inti dari sistem manajemen mutu meliputi:

1. Adanya kebijakan mutu, perencanaan mutu, sasaran mutu, prosedur kerja, instruksi kerja,
dan rekaman mutu.
2. Adanya jaminan bahwa standar manajemen mutu dilaksanakan, dipantau, dievaluasi, dan
diperbaiki.
3. Adanya jaminan bahwa terjadi peningkatan kualitas yang berkesinambungan baik dalam
proses pelayanan dan proses produksi, maupun terhadap standar manajemen mutu itu
sendiri.

Sementara itu, SMM didasarkan pada penerapan 8 (delapan) prinsip manajemen mutu yang
merupakan dasar penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008, yaitu:

1. Fokus pada pelanggan (customer focus)


2. Kepemimpinan (leadership)
3. Pelibatan orang (involvement of people).
4. Pendekatan proses (process approach)
5. Pendekatan sistem pada manajemen (system approach to management)
6. Perbaikan berkelanjutan (continual improvement)
7. Pengambilan keputusan berdasarkan fakta (factual approach to decision making)
8. Hubungan pemasok yang saling menguntungkan (mutually beneficial supplier
relationships)
2.2. Pengertian ISO 9001:2008(Manajemen Mutu Internasional)

Dalam kaitan ini ISO (International Organization for Standardization) adalah suatu badan
standar dunia yang dibentuk untuk meningkatkan perdagangan internasional yang berkaitan
dengan barang dan jasa. ISO merupakan organisasi internasional yang bertanggung jawab dalam
penyusunan standar baru ataupun revisi ISO standar yang telah ada. Standar yang dikeluarkan
oleh ISO, dipersiapkan oleh Technical Committee yang mewakili organisasi serta kalangan
industri. ISO membawahi sejumlah badan sertifikasi nasional yang terdiri dari 135 negara atau
lebih di seluruh dunia. Pada umumnya, ISO terkait dengan mutu produk maupun jasa, standar-
standar yang telah ditetapkan akan ditinjau kembali dalam kurun waktu 5 s/d 6 tahun untuk
memastikan standar tersebut masih relevan dengan perkembangan dunia usaha. Standar yang
ditetapkan oleh ISO tidak bersifat teknis pelaksanaan, tetapi merupakan persyaratan yang harus
dipenuhi oleh perusahaan dalam penerapannya (Silaban, 2011).

Sehingga ISO 9001:2008 adalah sistem manajemen mutu ISO 9001 hasil revisi tahun
2008. Secara garis besar ISO 9001:2008 tidak terlalu jauh berbeda dengan pendahulunya, yaitu
ISO 9001:2000. Adapun perbedaan antara versi 2000 dan 2008 secara signifikan lebih
menekankan pada efektivitas proses yang dilaksanakan dalam organisasi tersebut (Syukur,
2010). Menurut Vincent Gasperz, ISO 9001:2008 bukan merupakan standar produk karena di
dalamnya tidak ada kriteria penerimaan produk ataupun syarat- syarat yang harus dipenuhi oleh
suatu produk. Dengan demikian, kita tidak dapat menginspeksi suatu produk terhadap standar-
standar suatu produk. Dalam hal ini ISO 9001:2008 hanya merupakan suatu sistem manajemen
mutu sehingga perusahaan yang mengimplementasikan dan memperoleh sertifikat ISO dapat
menyatakan bahwa sistem manajemen mutunya telah memenuhi standar internasional, bukan
produk standar internasional. Oleh karena tidak ada kriteria pengujian produk dalam ISO 9001
meskipun tidak selalu produk yang dihasilkan dari suatu sistem manajemen mutu internasional
akan berkualitas baik (standar). Penjelasan mengenai sistem manajemen mutu ISO 9001:2008
dapat dilihat pada diagram di bawah ini (Gaspersz, 2001). Standar ini membantu bisnis
mengidentifikasi, mendokumentasikan, dan meningkatkan sistem yang memenuhi kebutuhan
pelanggan tertulis dan “tersirat” seperti:

 Standar keamanan
 Manufaktur ramah lingkungan
 Efisiensi produksi yang diharapkan
 Spesifikasi dimensi dan fungsional

2.3. Tujuan dan Pentinya ISO 9001:2008

ISO sangat penting digunakan dan memiliki tujuan yang baik dalam pengelolaan bisnis,
yakni sebagai berikut

1. Meningkatkan Kredibilitas Perusahaan


Menggunakan ISO dapat meningkatkan kredibilitas perusahaan, hal ini penting
terutama jika Anda ingin bersaing pada market global. Calon konsumen atau konsumen pada
bisnis Anda memiliki tingkat kepercayaan brand yang lebih tinggi jika produk atau layanan
yang mereka gunakan sudah sesuai standar yang berlaku.
2. Mengoptimalkan Kinerja Karyawan
Sebuah perusahaan yang telah memiliki visi misi dan peraturan yang bermutu sesuai
standar dapat membuat isi perusahaan menjadi optimal dan efisien. Karyawan yang bekerja
pada perusahaan tersebut akan meningkatkan kualitas dirinya agar sesuai dengan standar
perusahaan yang telah ditetapkan.
3. Meningkatkan Good Will Perusahaan
Good will dalam bisnis adalah citra yang baik sehingga perusahaan akan dipandang
oleh perusahaan mana saja. Menggunakan sertifikat ISO yang telah didapatkan perusahaan
akan membuat nilai perusahaan tersebut menjadi lebih positif. Dengan cara ini akan
membawa keuntungan bagi perusahaan sehingga banyak mitra usaha yang akan mengajak
kerja sama.
4. Mencegah Pemborosan
Ketika perusahaan yang sedang berjalan memiliki masalah dalam sebuah produk
ataupun layanannya, tentunya Anda harus memiliki langkah antisipasi. Dengan adanya ISO
akan memudahkan sebuah perusahaan mengetahui sebuah permasalahan serta dalam
menemukan solusi. Menggunakan sebuah “standar” adalah antisipasi atau cara untuk
mencegah masalah pada produk maupun pelayanan yang diberikan pada konsumen.
2.4. Manfaat Penerapan ISO 9001:2008

Banyak manfaat yang diperoleh oleh perusahaan yang telah menerapkan ISO 9001:2008
(Gaspersz, 2001), yakni sebagai berikut.

1. Meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan melalui jaminan mutu yang


terorganisasi dan sistematik. Proses dokumentasi dalam ISO 9001:2008 menunjukkan
bahwa kebijakan, prosedur, dan instruksi yang berkaitan dengan mutu telah direncanakan
dengan baik.
2. Perusahaan yang telah bersertifikat ISO 9001:2008 diizinkan untuk mengiklankan pada
media massa bahwa sistem manajemen mutu dari perusahaan tersebut telah diakui secara
internasional. Hal ini berarti meningkatkan image perusahaan serta daya saing perusahaan
dalam memasuki pasar global.
3. Audit sistem manajemen mutu perusahaan yang telah memperoleh sertifikat ISO 9001:2008
dilakukan secara periodik oleh register dari lembaga registrasi sehingga pelanggan tidak
perlu melakukan audit sistem mutu. Hal ini akan menghemat biaya pelanggan dan
mengurangi duplikasi audit sistem mutu oleh pelanggan.
4. Perusahaan yang telah memperoleh sertifikat ISO 9001:2008 secara otomatis terdaftar pada
lembaga registrasi sehingga apabila pelanggan potensial ingin mencari pemasok bersertifikat
ISO 9001:2008, akan menghubungi lembaga registrasi. Jika nama perusahaan itu telah
terdaftar pada lembaga registratif bertaraf internasional, maka hal itu berarti terbuka
kesempatan pasar baru.
5. Meningkatkan mutu dan produktivitas manajemen melalui kerja sama dan komunikasi yang
lebih baik, sistem pengendalian yang konsisten, serta pengurangan dan pencegahan
pemborosan karena operasi internal menjadi lebih baik.

2.5. Elemen–elemen ISO 9001:2008

Dalam hal ini ISO 9001:2008 terdiri atas delapan elemen/klausal, yakni sebagai berikut:

A. Ruang Lingkup
Dalam elemen ini, persyaratan-persyaratan standar telah menekankan agar memenuhi
kepuasan pelanggan melalui efektivitas aplikasi sistem mutu, termasuk proses-proses untuk
peningkatan terus-menerus dan jaminan kesesuaian. Semua persyaratan standar ini generik
dan dimaksudkan agar dapat diterapkan pada semua organisasi, apapun jenis, ukuran, dan
produk yang disediakan. Apabila ada persyaratan-persyaratan standar internasional ISO
9001:2008 yang tidak dapat diterapkan karena keadaan organisasi dan produknya, maka
persyaratan itu dapat dipertimbangkan untuk dikeluarkan. Bagaimanapun juga, persyaratan-
persyaratan yang tidak dapat diterapkan itu hanya dibatasi pada persyaratan-persyaratan
dalam elemen 7 (realisasi produk) dan harus dibuktikan bahwa persyaratan yang tidak dapat
diterapkan itu tidak akan memengaruhi kemampuan organisasi dan tanggung jawabnya
untuk memberikan produk yang memenuhi kebutuhan pelanggan dan peraturan-peraturan
yang dapat diterapkan.
B. Referensi Normatif
Elemen-elemen ini hanya memuat referensi-referensi yang harus dipersiapkan oleh
kontraktor untuk menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008, yaitu seperti di
bawah ini.
 Peraturan pemerintah, baik pemerintah pusat maupun daerah.
 Buku-buku panduan tentang mutu. Landasan atau dasar-dasar sistem manajemen
mutu ISO 9001 dan kosakata dapat dirujuk ke dokumen ISO 9000:2005.
C. Istilah dan Definisi
Elemen ini menyatakan bahwa istilah dan definisi-definisi yang diberikan dalam ISO
9001:2008 (Quality management sistem-fundamentals and vocabulary), diterapkan pada ISO
9001:2008. Demikian pula istilah “produk” dapat berarti barang dan atau jasa. Dalam kaitan
ini ISO 9001:2008 menganggap bahwa produk juga termasuk perangkat keras, perangkat
lunak, jasa, dan material yang digunakan dalam proses (Syukur, 2010)
D. Sistem Manajemen Mutu

Persyaratan umum dalam memimpin dan mengoperasikan organisasi perlu dilakukan


pengelolaan yang sistematis dan dengan cara yang dapat dibuktikan. Manajemen organisasi
harus menetapkan, mendokumentasikan, melaksanakan, dan memelihara langkah-langkah
untuk implementasi sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 dan kebutuhan peningkatan
terus menerus. Oleh karena itu, perusahaan harus menentukan proses, menetapkan urutan
dan interaksi dari proses, menetapkan kriteria dan metode sehingga proses bisa berjalan
efektif, memantau, mengukur apabila memungkinkan serta menganalisis proses-proses
tersebut, dan melaksanakan tindakan untuk mencapai hasil yang telah direncanakan serta
terus menerus meningkatkan efektivitas proses. Persyaratan dokumentasi merupakan proses
untuk menghasilkan dokumen-dokumen. Dalam hal ini dokumen dalam ISO 9001:2008
didefinisikan sebagai informasi dan medium pendukungnya. Dokumentasi sistem
manajemen mutu harus mencakup hal-hal berikut.

 Pernyataan tertulis tentang kebijakan mutu dan tujuan mutu.


 Manual mutu.
 Prosedur–prosedur tertulis yang dibutuhkan oleh Standar Internasional ISO
9001:2008.
 Dokumen–dokumen, termasuk catatan-catatan yang dibutuhkan oleh organisasi agar
menjamin efektivitas perencanaan, operasional dan pengendalian proses–proses di
luar organisasi.
E. Tanggung jawab Manajemen

Elemen ini menekankan pada komitmen manajemen puncak (top management


commitment). Manajemen organisasi harus memberikan komitmen menuju pengembangan
dan peningkatan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008. Komitmen manajemen harus
mengomunikasikan pentingnya memenuhi permintaan customer dan peraturan terkait,
menetapkan kebijakan dan sasaran mutu, mengadakan tinjauan manajemen, serta
menyediakan sumber daya yang diperlukan, seperti manusia, infrastruktur dan alat bantu
kerja. Dalam hal fokus pelanggan, manajemen puncak harus menjamin bahwa persyaratan
pelanggan telah ditetapkan dan dipenuhi dengan tujuan peningkatan kepuasan pelanggan.
Manajemen organisasi harus memiliki metodologi yang menjamin bahwa kebutuhan-
kebutuhan dan ekspektasi pelanggan telah ditetapkan melalui sistem manajemen mutu ISO
9001:2008 dan dikonversikan ke dalam persyaratan-persyaratan serta sesuai dengan tujuan
untuk mencapai kepuasan pelanggan. Kebijakan mutu yang dirumuskan harus sejalan
dengan tujuan perusahaan, dengan misi menjadikan perusahaan klien untuk lebih kompetitif
dan memiliki sistem yang efektif dalam menghadapi persaingan global.

Kebijakan mutu juga harus mengandung komitmen untuk memenuhi persyaratan dan
secara terus menerus meningkatkan keefektifan sistem manajemen mutu. Hal tersebut juga
harus dikomunikasikan dan dimengerti oleh seluruh organisasi dan kemudian dilakukan
review untuk melihat kesesuaiannya sebagai suatu kerangka kerja untuk menetapkan dan
mereview sasaran mutu (Syukur, 2010)

F. Manajemen Sumber Daya

Penyediaan sumber daya suatu organisasi harus menetapkan dan memberikan sumber-
sumber daya yang diperlukan secara tepat. Hal ini untuk20 menerapkan dan
mempertahankan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 serta meningkatkan efektivitasnya
secara terus-menerus dan meningkatkan kepuasan pelanggan. Dalam elemen sumber daya
manusia, karyawan yang pekerjaannya memengaruhi kesesuaian pada persyaratan produk
harus kompeten. Kompetensi meliputi pendidikan, pelatihan, kemampuan, dan pengalaman.
Ukuran kompetensi ditentukan oleh masing-masing perusahaan, tergantung jenis usahanya.
Untuk meningkatkan kompetensi, kesadaran dan pelatihan manajemen organisasi harus
memperhatikan hal-hal berikut ini (Gaspersz, 2001).

 Mengidentifikasi dan menetapkan kebutuhan kompetensi untuk personil yang


melaksanakan pekerjaan yang memengaruhi mutu produk.
 Memberikan pelatihan atau tindakan lain yang diambil untuk memenuhi kebutuhan
kompetensi serta melakukan evaluasi terhadap efektivitas tindakan yang dilakukan.
 Menjamin bahwa karyawan sadar akan relevansi serta pentingnya aktivitas mereka
dan bagaimana mereka berkontribusi pada pencapaian tujuan-tujuan mutu.
 Memelihara catatan-catatan pendidikan, pelatihan, keterampilan, dan pengalaman
kerja personil.
G. Realisasi Produk

Dalam hal perencanaan realisasi produk, organisasi harus menjamin bahwa proses
realisasi produk berada di bawah pengendalian agar memenuhi persyaratan produk.
Manajemen organisasi harus memperhatikan beberapa aspek berikut.

 Konsisten dengan persyaratan proses lain pada sumber manajemen mutu.


 Menetapkan sasaran mutu dan persyaratan produk.
 Menetapkan persyaratan produk.
 Kebutuhan untuk menetapkan proses dan dokumen serta penyediaan sumber daya
yang spesifik bagi produk itu.
 Menetapkan sistem verifikasi, validasi, pemantauan, pengukuran, inspeksi, dan uji
yang spesifik bagi produk.
 Menetapkan kriteria produk yang OK dan tidak OK.
 Menetapkan record yang dibutuhkan sebagai bukti produk telah sesuai dengan
persyaratan.
H. Pengukuran, Analisis, dan Peningkatan

Persyaratan umum dalam elemen 8 tentang pengukuran analisis dan peningkatan, dalam
hal ini organisasi harus menetapkan rencana-rencana dan menerapkan proses-proses
pengukuran, pemantauan, analisis dan peningkatan yang diperlukan agar menjamin
kesesuaian produk, di samping menjamin kesesuaian sistem manajemen mutu dan
meningkatkan terus-menerus efektivitas dari sistem manaejemen mutu. Dalam hal
pengukuran dan pemantauan, organisasi harus memantau informasi yang berkaitan daengan
persepsi pelanggan agar mengetahui apakah organisasi telah memenuhi kebutuhan
pelanggan sehingga dapat diketahui kepuasan pelanggan. Program audit internal organisasi,
termasuk setiap jadwal, harus berdasarkan pada status dan kepentingan aktivitas yang
diaudit, hasil-hasil audit terdahulu, dan ukuran-ukuran sistem yang lain. Program audit
internal harus mencakup hal-hal berikut ini (Gaspersz, 2001).

 Penugasan personil, bebas dari tanggung jawab langsung terhadap aktivitas yang
diaudit dengan kualifikasi yang tepat untuk melakukan audit.
 Suatu daftar periksa yang digunakan untuk memberikan landasan yang konsisten
untuk proses audit.
 Perencanaan dan penjadwalan aktivitas-aktivitas spesifik dan area yang diaudit, juga
berdasarkan pada input lain termasuk perubahan- perubahan organisasi, umpan balik,
pelanggan (termasuk keluhan pelanggan), laporan nonkonformans, dan survei.
 Menindaklanjuti hasil-hasil audit terdahulu.
 Laporan audit berisi hasil-hasil audit.

2.6. Badan yang Menangani Standarisasi ISO 9001

Pada prinsipnya, sertifikasi ISO 9001 diterbitkan oleh lembaga internasional yaitu ISO
(International Organization of Standarization) yang berada di Genewa, Swiss. Namun di setiap
negara yang tergabung dengan ISO, masing-masing diberikan kewenangan oleh badan ISO dunia
untuk mengurusi masalah sertifikasi dan akreditasi ISO 9001 secara mandiri. Jadi sertifikat
tersebut bisa dikeluarkan oleh setiap negara melalui badan nasional untuk sertifikasi dan
akreditasi, contohnya di Indonesia adalah Komite Akreditasi Nasional (KAN).

Badan Akreditasi Nasional Perwakilan badan akreditasi di setiap negara yang ditunjuk
dan diberi wewenang adalah Badan Akreditasi Nasional. Badan akreditasi resmi yang menjadi
perwakilan resmi di Indonesia adalah KAN, sedangkan Badan Akreditasi Nasional untuk negara
Inggris adalah United Kingdom Accreditation Service (UKAS). Jadi KAN adalah Badan
Akreditasi Nasional (BAN) untuk melakukan dan menerbitkan akreditasi atau sertifikasi ISO
9001.

2.7. Prosedur Pengajuan Standarisasi ISO 9001

Bagi sebuah perusahaan, sangat penting untuk memiliki ISO 9001. ISO 9001 adalah
sebuah lambang keteraturan. Dengan mendapatkan sertifikat ISO 9001 pada bisnis, artinya
bisnis tersebut telah dapat dikatakan sebagai sebuah bisnis yang well-organized. Selain itu,
perusahaan dengan ISO dapat merambah pasar global, sehingga target pasar yang semula hanya
sebatas di satu negara kini dapat menjangkau hingga ke seluruh dunia. Sertifikasi ISO
membutuhkan perjalanan panjang, berikut ini adalah prosedur dan apa saja yang diperlukan
untuk mendapatkan sertifikasi ISO 9001.

1) Jajaran manajemen tingkat atas harus sudah memutuskan untuk menggunakan ISO 9001 di
dalam perusahaannya. Ini diperlukan di awal, karena penerapan dari atas ke bawah
membutuhkan waktu, biaya, dan tenaga yang tak sedikit. Dengan harapan manajemen top
sudah mengetahui dan bersedia, barulah proses mendapatkan sertifikasi ISO ini bisa dikejar.
2) Tak hanya ketersediaan, pihak stakeholder harus menyiapkan sumber daya yang mumpuni
untuk mengejar dan mendapatkan ISO. Persiapan tersebut di antaranya:
 SDM: Management Representative, Satgas ISO yang berisi koordinator dan tim ISO.
Fungsi satgas ini adalah untuk menyiapkan semua yang dibutuhkan untuk mengejar ISO,
menyusun rencana penerapan, pemeliharaan implementasi, dan pengembangan sistem
ISO agar semakin baik.

 Persiapan waktu. Waktu dibutuhkan agar satgas ISO bisa bertemu setidaknya 2 jam
sehari, atau setidaknya sehari full dalam satu minggu pada 3 bulan pertama. Fungsinya,
agar bisa memastikan semua persyaratan untuk ISO terpenuhi, dan komunikasi bisa tetap
lancar dan intens.
 Kebutuhan Biaya untuk menghubungi konsultan ISO 9001, serta membeli beberapa
peralatan yang dibutuhkan untuk melengkapi persyaratan ISO 9001.
3) Bentuklah sebuah satuan tugas yang terdiri setidaknya dari dua orang dari masing-masing
divisi (dari kepala dan dari staf). Kemudian dari tim tersebut, tunjuklah salah satu kepala
dalam tim tersebut untuk menjadi koordinator satuan tugas, atau dalam hal ini disebut
sebagai management representative. Penunjukkan seorang management representative
memang dibutuhkan oleh standar ISO 9001. Untuk kelancaran proses persiapan ISO,
pastikan posisi management representative diisi oleh seseorang yang mengerti perusahaan,
dan seorang yang disegani oleh orang-orang di perusahaan.
4) Rancanglah sebuah training. Training ini dilakukan sebagai upaya pengenalan ISO 9001
pada karyawan. Training yang diberikan berupa training sistem dokumentasi ISO dan
training audit internal. Ini penting agar saat Anda mengajukan sertifikasi ISO, jajaran
karyawan sudah siap.
5) Lakukan komparasi sistem yang saat ini sedang berjalan di perusahaan, dengan standar
sistem yang ada dalam ISO 9001. Analisa apa saja sistem dalam ISO 9001 yang masih
belum diterapkan dalam perusahaan Anda.
6) Jika sudah ditemukan apa saja yang belum diterapkan dalam perusahaan, kemudian
rumuskanlah standar kebijakan mutu dan target pekerjaan tiap divisi yang berada di
perusahaan Anda. Target harus rinci, terukur, bisa dikerjakan, dan ditarget waktu.
7) Dalam ISO 9001 setidaknya ada 6 prosedur wajib yang dibutuhkan. 6 Prosedur tersebut di
antaranya adalah prosedur pengendalian dokumen, prosedur pengendalian produk tidak
sesuai, prosedur tindakan perbaikan prosedur pengendalian rekaman mutu, prosedur audit
internal, dan prosedur tindakan pencegahan.
8) Agar ISO 9001 dapat diterapkan dalam aktivitas, maka rumuskanlah prosedur kerja yang
sesuai dengan standar manajemen mutu ISO 9001 untuk masing-masing divisi. Dengan
demikian, prosedur kerja memiliki standar dan bisa dikontrol. Adapun contoh prosedur kerja
yang bisa diadaptasikan dengan ISO 9001 adalah: Prosedur Perencanaan Produksi, Prosedur
Penerimaan Karyawan, Prosedur Pelaksanaan Survey Kepuasan Pelanggan, dan Prosedur
Penyimpanan Barang.
9) Pada beberapa prosedur yang rumit dan terperinci, rancanglah instruksi kerja beserta
ilustrasi yang mudah dipahami.
10) Agar prosedur dan instruksi kerja dapat diukur, rancanglah sebuah form isian. Form ini
adalah bukti bahwa prosedur ISO 9001 sedang diterapkan. Contoh form ini adalah form
evaluasi karyawan, form serah terima barang, form konsinyasi, form order pembelian, dan
lain-lain.
11) Rancanglah pedoman mutu berisi panduan penerapan ISO. Rancangan ini dibuat bersama
oleh satgas ISO, dengan tujuan sebagai manual penerapan ISO untuk karyawan dan
manajemen di perusahaan.
12) Lakukan pembiasaan sistem manajemen mutu yang baru ini setidaknya 3 bulan. Ini untuk
memastikan prosedur rancangan satgas ISO telah dimengerti, dan diterapkan sepenuhnya
oleh seluruh jajaran karyawan.
13) Sebelum melaksanakan sertifikasi, lakukan terlebih dulu training audit internal untuk satga
ISO. Audit internal pertama dilaksanakan oleh auditor dalam perusahaan yang sudah
mengikuti training seputar ISO. Auditor internal ini akan memeriksa keseluruhan divisi
dalam perusahaan Anda, memeriksa bagian-bagian yang telah dan belum sesuai di dalam
perusahaan Anda dengan standar ISO.
14) Bila dirasa telah siap, hubungi badan sertifikasi yang melaksanakan audit sertifikasi ISO.
Lakukan ini minimal satu bulan sebelum tanggal audit yang direncanakan oleh perusahaan.
15) Lakukan rapat peninjauan manajemen yang dipimpin oleh jajaran manajemen tingkat atas
dan stakeholder, untuk memastikan semua persyaratan dalam ISO sudah diimplementasikan
dengan baik.
16) Pada tanggal yang ditetapkan, badan sertifikasi ISO akan datang dan melakukan
pengauditan. Audit ini akan terbagi dalam dua tahap: initial audit dan main audit. Pastikan
satgas ISO Anda sudah menyiapkan diri.
17) Apabila semua lancar, maka sertifikat ISO 9001 akan didapat oleh perusahaan Anda.
Perusahaan Anda berhak menampilkan logo sertifikasi tersebut di berbagai media, untuk
meningkatkan brand image perusahaan. Namun perlu diingat, Anda belum bisa bernapas
lega. Setelah audit, Badan Sertifikasi akan datang dan melakukan audit ulang setidaknya
enam bulan atau satu tahun sekali.

2.8. Perbedaan ISO dan SNI

Internasional Organization for Standardization (ISO) merupakan organisasi


internasional yang anggotanya terdiri dari hampir seluruh negara di dunia termasuk Indonesia.
yang memiliki fungsi perumusan dan penerbitan standar internasional. Ada ribuan standar yang
telah dikeluarkan oleh ISO salah satunya yang paling terkenal ialah Standar mengenai sistem
manajemen mutu, yaitu ISO 9001 yang saat ini sudah terbit versi terbarunya yaitu ISO 9001
Sedangkan Standar Nasional Indonesia (SNI) merupakan Standar nasional yang ditetapkan
oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN) dan berlaku di wilayah Indonesia, Saat ini tercatat
lebih dari 6000 SNI yang sudah ditetapkan, dari mulai standar untuk produk, standar pengujian,
standar kompetensi, termasuk standar sistem manajemen yang mengadopsi penuh dari ISO
seperti SNI ISO 9001.

Jadi, SNI adalah standar yang dikeluarkan BSN sedangkan ISO adalah standar yang
dikeluarkan oleh Organisasi ISO. BSN sendiri dalam hal ini merupakan Anggota penuh ISO
sebagai perwakilan dari Indonesia. SNI bisa dikatakan sebagai sebuah standar kualitas yang
dibuat oleh Indonesia secara internal. Sementara sertifikasi ISO memiliki skala yang lebih
mendunia. Sebagai contoh, SNI yang berlaku saat ini adalah SNI 9001 yang mengacu pada ISO
9001. Dengan demikian, tingkat pengujian dan kualitas mutunya boleh dikatakan sama, karena
pedomannya pun sama. Tujuan dari adanya rujukan itu adalah demi menghindari adanya standar
yang terduplikasi di antara sesama negara peserta ISO. Sebab, Indonesia sebagai anggota ISO
berhak mengaplikasikan isi klausul ISO secara keseluruhan, begitu juga dengan negara anggota
lainnya.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

SMM khususnya ISO 9001:2008, merupakan sistem manajemen dengan pendekatan


kepada pelanggan. Pelanggan pada SMM adalah pelanggan internal, pelanggan eksternal dan
pihak yang berkepentingan. Menurut standar tersebut, inti dari sistem manajemen mutu meliputi:

1. Adanya kebijakan mutu, perencanaan mutu, sasaran mutu, prosedur kerja, instruksi
kerja, dan rekaman mutu.
2. Adanya jaminan bahwa standar manajemen mutu dilaksanakan, dipantau, dievaluasi,
dan diperbaiki.
3. Adanya jaminan bahwa terjadi peningkatan kualitas yang berkesinambungan baik
dalam proses pelayanan dan proses produksi, maupun terhadap standar manajemen
mutu itu sendiri.
Dalam kaitan ini ISO (International Organization for Standardization) adalah suatu badan
standar dunia yang dibentuk untuk meningkatkan perdagangan internasional yang berkaitan
dengan barang dan jasa. ISO merupakan organisasi internasional yang bertanggung jawab dalam
penyusunan standar baru ataupun revisi ISO standar yang telah ada. Standar yang dikeluarkan
oleh ISO, dipersiapkan oleh Technical Committee yang mewakili organisasi serta kalangan
industri. ISO membawahi sejumlah badan sertifikasi nasional yang terdiri dari 135 negara atau
lebih di seluruh dunia. Standar ini membantu bisnis mengidentifikasi, mendokumentasikan, dan
meningkatkan sistem yang memenuhi kebutuhan pelanggan tertulis dan “tersirat” seperti:

 Standar keamanan
 Manufaktur ramah lingkungan
 Efisiensi produksi yang diharapkan
 Spesifikasi dimensi dan fungsional

Pada prinsipnya, sertifikasi ISO 9001 diterbitkan oleh lembaga internasional yaitu ISO
(International Organization of Standarization) yang berada di Genewa, Swiss. Namun di setiap
negara yang tergabung dengan ISO, masing-masing diberikan kewenangan oleh badan ISO dunia
untuk mengurusi masalah sertifikasi dan akreditasi ISO 9001 secara mandiri. Jadi sertifikat
tersebut bisa dikeluarkan oleh setiap negara melalui badan nasional untuk sertifikasi dan
akreditasi, contohnya di Indonesia adalah Komite Akreditasi Nasional (KAN).

SNI adalah standar yang dikeluarkan BSN sedangkan ISO adalah standar yang
dikeluarkan oleh Organisasi ISO. BSN sendiri dalam hal ini merupakan Anggota penuh ISO
sebagai perwakilan dari Indonesia. SNI bisa dikatakan sebagai sebuah standar kualitas yang
dibuat oleh Indonesia secara internal. Sementara sertifikasi ISO memiliki skala yang lebih
mendunia.

3.2 Saran

Kami sebagai penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih penuh dengan
kekurangandan masih banyak lagi harus belajar dalam membuat makalah untuk selanjutnya.
Maka apabilaada kritik dan saran yang membangun kami sangat membutuhkannya dalam
mengevaluasitulisan kami ini. Karena kritik dan saran dari para pembaca sangat membantu kami
untuk lebih baik lagi kedepannya. Karena pengetahuan kami yang masih kurang, kami memohon
maaf atassegala kesalahan dan kekurangan kami. Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua
orang.

3.3 Daftar Pustaka

 https://halojasa.com/blog/blog/2018/08/27/langkah-langkah-untuk-mempersiapkan-
iso-9001/
 https://accurate.id/marketing-manajemen/pengertian-iso/
 https://sertifikasi.co/perbedaan-iso-dan-sni-yang-wajib-anda-tahu/#:~:text=Jadi
%2C%20SNI%20adalah%20standar%20yang,ISO%20sebagai%20perwakilan
%20dari%20Indonesia.
 https://standarku.com/standar-iso-9001/#:~:text=Lembaga%20Sertifikasi
%20Standar%20ISO%209001&text=Pada%20prinsipnya%2C%20sertifikasi
%20ISO%209001,yang%20berada%20di%20Genewa%2C%20Swiss

Anda mungkin juga menyukai