Anda di halaman 1dari 20

BISNIS INTERNASIONAL

INVESTASI LUAR NEGERI DAN INTEGRASI RAGIONAL

OLEH KELOMPOK 5:

1. Affan Rizki Ramadhan (201710160311574)


2. Evin Bayu Nur Muhammad (201710160311253)
3. Dessy Rahmawati (201710160311245)
4. Namira Addelia (201810160311560)
5. Tetania Tiffany (201810160311574)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2019

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Bisnis Internasional tentang
Investasi Luar Negeri dan Integrasi Regional. Terlepas dari semua itu kami menyadari bahwa
masih ada kekurangan baik dari segi penyusunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan terbuka kami menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini. Akhir kata kami berharap makalah ini dapat memberi manfaat terhadap pembaca.

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................ii
Daftar Isi.............................................................................................................................................iii
BAB I..................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...............................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................................2
1.3 Tujuan....................................................................................................................................2
BAB II.........................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN..................................................................................................................................3
2.1 FDI Dalam Perekonomian Dunia...................................................................................................3
a. Pertumbuhan FDI........................................................................................................................4
b. FDI dengan perusahaan berskala kecil dan menengah.................................................................5
c. FDI sebagai indikator ekonomi....................................................................................................5
2.2 POLA FDI.....................................................................................................................................6
 Mengikuti para pesaing................................................................................................................6
1.3 Ideologi Politik dan FDI........................................................................................................6
1. Paham radikal..............................................................................................................................7
2. Paham pasar bebas.......................................................................................................................7
2.4 Manfaat dan Biaya FDI Bagi Negara.......................................................................................7
1. Manfaat FDI bagi Host Country......................................................................................................7
2. Biaya FDI bagi Host Country..........................................................................................................7
3. Manfaat FDI bagi Home Country....................................................................................................7
4. Biaya FDI bagi Home Country........................................................................................................8
5. Dampak negatif...............................................................................................................................8
2.5 Instrumen Kebijakan Pemerintah dan FDI.............................................................................8
1. Kebijakan Home Country................................................................................................................8
2. Kebijakan Host Country..................................................................................................................9
2.6 Latar belakang Negara-negara Berintegrasi Ekonomi Regional...........................................9
Alasan Ekonomi & Politik......................................................................................................................9
3. Dampak positif kerjasama ekonomi internasional terhadap perekonomian negara :........................9
4. Dampak negatif kerjasama ekonomi internasional terhadap perekonomian negara :.....................10

iii
2.7 Tingkatan Integrasi dari Ekonomi Regional.........................................................................10
2.8 Penolakan Terhadap Integrasi Ekonomi Regional...............................................................11
2.9 Integrasi Ekonomi Regional di Eropa, Amerika, dan ASEAN.............................................12
2.10 Implikasi Dalam Dunia Manajerial Serta Peluang dan Ancamannya.................................14

iv
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
FDI (Foreign Direct Investment) atau investasi langsung luar negeri adalah salah satu ciri
penting dari sistem ekonomi yang kian mengglobal. FDI bermula saat sebuah perusahaan dari
satu negara menanamkan modalnya dalam jangka panjang ke sebuah perusahaan di negara
lain, dengan cara ini perusahaan yang ada di negara asal (home country) bias mengendalikan
perusahaan yang ada di negara tujuan investasi (host country) baik sebagian atau seluruhnya.
Caranya dengan si penanam modal membeli perusahaan di luar negeri yang sudah ada atau
menyediakan modal untuk membangun perusahaan baru di sana atau membeli sahamnya
sekurangnya 10%. Dalam perspektif yang lebih luas, ada semacam konsep yang disepakati
bersama di antara negara-negara host country bahwa perusahaan multinasional menghasilkan
technology spillover dalam bentuk produk, proses produksi, proses distribusi, sistem
manajemen, dan strategi pemasaran (Blomstrom dan Kokko, 1998). Begitu pula dengan
Dunning (1993) yang berpendapat bahwa ada keuntungan dari keberadaan perusahaan
multinasional yang melakukaninvestasi asing di host country karena mereka memiliki
teknologi produksi yang lebih maju, hak paten yang diakui secara internasional, produk-
produk yang sudah memiliki brand names, sertastrategi manajemen pemasaran yang efektif.
Proses technology spillover ini akan membantu meningkatkan kemampuan atau efisiensi
produksi perusahaan-perusahaan domestik. Pada gilirannya, peningkatan efisiensi produksi
dalam perusahaan akan mendorong kenaikan nilai upah domestik karena pekerja semakin
produktif.

Integrasi regional adalah Proses dimana negara-negara di wilayah geografis bekerjasama


untuk mengurangi atau menghilangkan hambatan aliran internasional produk, orang, atau
modal disebut integrasi ekonomi regional (kedaerahan). Teori ekonomi tentang integrasi
regional memberikan prediksi bahwa macro-regions akan memiliki peran yang lebih penting
dalam pemerintahan global di masa mendatang. Alasannya adalah semakin banyak terjadi
pertukaran barang dan jasa, pertukaran modal internasional, dan laju migrasi, maka akan
semakin meningkat pula kebutuhan akan kebijakan regional. Menurut regionalisasi, dominasi
politik atas ekonomi terpusat pada tiga region, yaitu Eropa, Amerika Utara, dan Asia Timur.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana FDI (Investasi Luar Negeri) dalam perekonomian dunia?
2. Apa saja pola FDI?
3. Apa saja ideologi politik dan FDI?
4. Apa saja manfaat dan biaya FDI bagi Negara?
5. Bagaimana instrument kebijakan pemerintah dan FDI?
6. Apa dampak negative FDI?
7. Apa latar belakang Negara-negara berintegrasi ekonomi regional ?
8. Bagaimana tingkatan integrasi ekonomi regional ?
9. Bagaimana penolakan tehadap integrasi ekonomi regional?
10. Bagaimana integrasi ekonomi regional di Eropa, Amerika, dan ASEAN?
11. Bagaimana implikasi dalam dunia manajerial , serta peluang dan ancaman nya?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana investasi luar negeri dalam perekonomian dunia
2. Untk mengetahui apa saja pola FDI
3. Untuk mengetahui ideologi politik dan FDI
4. Untuk megetahui apa saja manfaat dan biaya FDI bagi Negara
5. Untuk megetahui instrument kebijakan pemerintah dan FDI
6. Untuk megetahui latar belakang dari Negara-negara yang berintegrasi ekonomi
regional
7. Untuk megetahui tingkatan integrasi dari ekonomi regional
8. Untuk megetahui penolakan terhadap integrasi ekonomi regional
9. Untuk megetahui bagaimana integrasi regional di Eropa, Amerika, dan ASEAN
10. Untuk megetahui apa saja implikasi dalam dunia manajerial serta peluang dan
ancamannya

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 FDI Dalam Perekonomian Dunia


Pada saat membahas FDI perlu dibedakan antara flow of FDI dan stock of FDI
berkenaan dengan sejumlah pengelolaan FDI selama periode yang telah ditentukan
sedangkan stock of FDI berkenaan dengan total nilai akumulasi asset-asset yang dimiliki
yang diperoleh dari luar negeri selama periode yang telah ditentukan. Disamping flow of FDI
dan inflow of FDI. Outflow of FDI adalah arus FDI yang keluar dari suatu Negara dan inflow
of FDI artinya arus FDI yang masuk ke suatu Negara. Investasi asing langsung (FDI) adalah
elemen kunci dalam integrasi ekonomi internasional. FDI menciptakan hubungan yang
langsung, stabil dan tahan lama antara ekonomi. FDI juga dinilai dapat mendorong transfer
teknologi dan pengetahuan antara negara-negara dan memungkinkan perekonomian tuan
rumah untuk mempromosikan produk-produknya lebih luas di pasar internasional. Disamping
itu FDI juga merupakan sumber tambahan dana untuk investasi dan dibawah lingkungan
kebijakan yang tepat, dapat menjadi kendaraan penting untuk pembangunan.
FDI didefinisikan sebagai investasi lintas batas oleh entitas penduduk dalam satu
ekonomi dengan tujuan mendapatkan keuntungan dalam lingkungan ekonomi negara lain.
Keuntungan menunjukkan keberadaan hubungan jangka panjang antara investor dan
perusahaan serta tingkat signifikan pengaruh oleh investor langsung pada manajemen
perusahaan. Dalam pasal 1 Undang-Undang No. 1 tahun 1967 pengertian penanaman modal
asing hanyalah meliputi penanaman modal asing secara langsung yang dilakukan menurut
atau berdasarkan ketentuan-ketentuan Undang-Undang ini dan yang digunakan untuk
menjalankan perusahaan diIndonesia, dalam arti bahwa pemilik modal secara langsung
menanggung risiko dari penanaman modal tersebut. Pengalaman-pengalaman di Korea
Selatan, Malaysia, Thailand, dan Cina menunjukkan bahwa kehadiran FDI memberi banyak
hal positif terhadap perekonomian Negara tuan rumah. Di Indonesia, bukti paling nyata
adalah pada masa pergantian antara Orde Lama dengan Orde Baru. Indonesia bangkit
kembali setelah kehadiran FDI sehingga mengalami pertumbuhan ekonomi rata-rata 7% per
tahun selama periode 1980-an. Tentu banyak factor lain yang juga berperan sebagai sumber
pendorong pertumbuhan tersebut seperti bantuan atau utang luar negeri dan keseriusan
pemerintah dalam membangun ekonomi nasional saat itu yang tercerminkan ke dalam

3
repelita dan stabiitas politik dan social. Menurut data statistic United Nations Conference of
Trade and Development (UNCTAD), jumlah total arus masuk FDI di Indonesia pada tahun
1996 adalah $6.194 milyar, berturut-turut pada tahun 1997 adalah $4.678 milyar, pada tahun
2000 sebesar $0.145, dan pada tahun 2004 sebesar $1.023 milyar. Pertumbuhan ekonomi
pada masa akhir tahun 2004 sebesar 5-6%, dan pada paruh pertama tahun 2005 kenaikan FDI
menjadi sebesar 70%. Pada awal tahun tersebut Negara Inggris, Jepang, Cina, Hongkong,
Singapura, Australia, dan Malaysia adalah sumber FDI yang dianggap penting.
Sedangkan pengertian modal asing dalam Undang-Undang ini menurut pasal 2 ialah:

1. Alat pembayaran luar negeri yang tidak merupakan bagian dari kekayaan devisa
Indonesia, yang dengan persetujuan pemerintah digunakan untuk pembiayaan perusahaan di
Indonesia.

2. Alat-alat untuk perusahaan, termasuk penemuan-penemuan baru milik orang asing dan
bahan- bahan, yang dimasukkan dari luar ke dalam wilayah Indonesia, selama alat-alat
tersebut tidak dibiayai dari kekayaan devisa Indonesia.

3. Bagian dari hasil perusahaan yang berdasarkan Undang-undang ini diperkenankan


ditransfer, tetapi dipergunakan untuk membiayai perusahaan di Indonesia. Adapun modal
asing dalam Undang-Undang ini tidak hanya berbentuk valuta asing, tetapi meliputi pula alat-
alat perlengkapan tetap yang diperlukan untuk menjalankan perusahaan di Indonesia,
penemuan- penemuan milik orang atau badan asing yang dipergunakan dalam perusahaan di
Indonesia dan keuntungan yang boleh ditransfer ke luar negeri tetapi dipergunakan kembali
di Indonesia. Menurut Krugman (1994) dalam Rahayu (2011) yang dimaksud dengan FDI
adalah arus modal internasional dimana perusahaan dari suatu negara mendirikan atau
memperluas perusahaan nya di negara lain. Teori ekonomi menyarankan bahwa investasi
internasional akan memilih tempat alokasi penyimpanan yang paling efisien, paling ringan
hambatan untuk keluar masuknya uang, dan paling sedikit resikonya dengan cara
diversifikasi aset. Investasi internasional juga berhubungan dengan transfer teknologi. Secara
teori dan realita empirik investasi internasional sangat baik untuk pertumbuhan ekonomi.

a. Pertumbuhan FDI

Selama lebih dari 20 tahun yang lalu menunjukkan adanya peningkatanflow dan stick FDI
dalam perekonomian dunia. Antara tahun 1984 dan 1995 total flow FDI semua Negara
meningkat lebih dari 700 persen, pada saat perdagangan dunia tumbuh sebesar 82 persen dan
output dunia sebesar 24 persen. Terjadinya peningkatan FDI banyak disebabkan oleh adanya

4
perubahan politik dan ekonomi di Negara-negara sedang berkembang. Pergeseran yang
terjadi pada lembaga politik yang demokratis dan ekonomi pasar bebas telah mendorong
peningkatan FDI. Globalisasi perekonomian dunia merupakan fenomena yang mempunyai
pengaruh positif terhadap volume FDI. Banyak perusahaan-perusahaan yang menciptakan
sebuah jaringan global operasi produksi terkait dengan mengalihkan tanggungjawab bagi
pembuatan berbagai macam komponen pabrik yang didasarkan pada perbandingan biaya
relatif dari setiap Negara yang berbeda kemudian merakit produk akhir pada pasar utama,
penciptaan jaringan global operasi tersebut merupakan syarat yang penting bagi FDI.

b. FDI dengan perusahaan berskala kecil dan menengah

Dahulu FDI dikelola oleh perusahaan-perusahaan multinasional multimilyar dollar, saat


ini globalisasi pasar dunia yang disertai oleh pertumbuhan FDI yang cepat menyebabkan FDI
dapat dikelola oleh perusahaan-perusahaan berukuran kecil dan menengah dengan alsan
kedekatan dengan pelanggan utama ke luar negeri. Conohnya seperti Molex, suatu
perusahaan dengan penjualan yang menjangkau seluruh dunia yaitu sekitar $750 milyar.
Molex membuat sebanyak 2500 connector yang digunakan sebagai penghubung kabel dalam
mobil. Sebagai contoh yang lebih kecil yaitu lubricating system perusahaan ini beroperasi
sebagai produsen cairan pelumas untuk alat-alat mesin dan menghasilkan penjualan sebesar
$6,5 milyar. Walaupun perusahaan-perusahaan bear masih mempunyai bagian paling besar
terhadap FDI tetapi peluang tetap ada bagi perusahaan yang berukuran kecil dan menengah
untuk memperoleh profit dari investasi luar negeri.

c. FDI sebagai indikator ekonomi

FDI kini memainkan peran penting dalam proses internasionalisasi bisnis. Perubahan
yang sangat besar telah terjadi baik dari segi ukuran, cakupan, dan metode FDI dalam decade
terakhir. Perubahan-perubahan ini terjadi karena perkembangan teknologi, pengurangan
pembatasan bagi investasi asing dan akuisisi di banyak negara, serta deregulasi dan
privatisasi di berbagai industri. Berkembangnya sistem teknologi informasi serta komunikasi
global yang makin murah memungkinkan manajemen investasi asing dilakukan dengan jauh
lebih mudah.Peningkatan luar biasa FDI ini adalah akibat dari pertumbuhan pesat
perusahaan-perusahaan transnasional dalam ekonomi global. Dari hanya sekitar 7.000
perusahaan multinasional di tahun1960, angka itu melejit melampaui 63.000 dengan sekitar
690.000 afiliasi atau cabang menjelang akhir tahun 1990an. Pemerintah sangat memberi
perhatiaan pada FDI karena aliran investasi masuk dan keluar dari negara mereka bisa

5
mempunyai akibat yang signifikan. Para ekonom menganggap FDI sebagai salah satu
pendorong pertumbuhan ekonomi karena memberi kontribusi pada ukuran-ukuran ekonomi
nasional seperti Produk Domestik Bruto (PDB/GDP), Gross Fixed Capital Formation (total
investasi dalam ekonomi negara tuan rumah) dan saldo pembayaran. Mereka juga
berpendapat bahwa FDI mendorong pembangunan karena bagi negara tuan rumah atau
perusahaan lokal yang menerima investasi itu-FDI menjadi sumber tumbuhnya teknologi,
proses, produk sistem organisasi, dan ketrampilan manajemen yang baru. Lebih lanjut, FDI
jugamembuka pasar dan jalur pemasaran yang baru bagi perusahaan, fasilitas produksi yang
lebihmurah dan akses pada teknologi, produk, ketrampilan, dan pendanaan yang baru.Studi
tentang keterkaitan FDI dengan tingkat upah pekerja cukup menarik karena mungkin
sudahmenjadi fenomena umum di hampir setiap host country bahwa nilai upah pekerja
yangdibayarkan oleh perusahaan asing lebih besar daripada perusahaan lokal. Namun, masih
menjadi pertanyaan bagaimana sebenarnya proses kenaikan tingkat upah akibat adanya FDI
di hostcountry dapat terjadi serta apa penjelasan di balik kenaikan tingkat upah tersebut.

2.2 POLA FDI


Perusahaan-perusahaan dalam industri yang sama selalu melaksanakan FDI pada waktu
yang sama. Juga perusahaan enderung melakukan kegiatan investasinya langsung pada lokasi
tertentu. Dua teori yang dipertimbangkan pada bagian ini mencoba menjelaskan pola dalam
flow FDI.

 Mengikuti para pesaing

Ditemukan pertama kali oleh F.T. Knickerbocker, teori ini dikembangkan dengan
menganggap bahwa industri-industri bersifat oligopoly. Oligopoly merupakan industry yang
tersusun dari sejumlah perusahaan besar yang terbatas. Knickerbocker meyatakan bahwa
jenis perilaku imitasi yang sama mencirikan FDI. Terbukti bahwa perilaku meniru merupakan
hal yang penting pada FDI, berbagai studi terhadap perusahaan-perusahaan yang didasarkan
pada industry-industri oligopoli cenderung meniru FDI satu sama lain. Fenomena yang yang
sama telah diamati dengan memperhatikan perusahaan-perusahaan jepang. Sebagai contoh
Toyota dan Nissan direspon investasinya oleh Honda di Amerika Serikat dan Eropa dengan
melaksanakan FDI nya sendiri dengan cara yang sama.

2.3 Ideologi Politik dan FDI

6
Kebijakan pemerintah secara khusus dipengaruhi oleh ideology politik. Secara historis,
ideology terhadap FDI telah bergeser dari paham radikal yang berlawanan dengan prinsip
tidak adanya intervensi dari ekonomi pasar bebas.

1. Paham radikal

Paham radikal sumbernya dari teori politik dan ekonomi Marxist. Penulis radikal
menyatakan bahwa perusahaan multinasional merupakan suatu instrument dominal
imperialis. Sampai akhir tahun 1980, pandangan radikal mulai surut dikarenakan runtuhnya
komunisme di Eropa Timur, Kinerja ekonomi yang tidak membaik dari Negara-negara yang
menganut pandangan radikal, kinerja ekonomi yang menguat dari Negara-negara yang
menganut system kapitalis.

2. Paham pasar bebas

Paham pasar bebas berpendapat bahwa produksi internasional harus di distribusikan ke


berbagai Negara sesuai teori comparative advantage yang mengarah pada factor-faktr yang
memungkinkan perusahaan untuk mendiferensiasikan produk atau jasanya dari pesaing untuk
meningkatkan market share.paham pasar bebas dianut oleh Negara maju dan berkembang
seperti swiss, Amerika Serikat, Inggris, Chili, Singapura, Hongkong, Belanda, dan
Denmarkk.dan juga dianut oleh Negara komunis di Eropa Timur seperti Polandia, Chechnya,
dan Hongaria.

2.4 Manfaat dan Biaya FDI Bagi Negara


1. Manfaat FDI bagi Host Country

FDI dapat memberikan kontribusi positif melalui alih sumber daya, seperti modal,
teknologi dan sumber daya manajemen. MNE memiliki kekuatan finansial yang besar dan
akses terhadap sumber daya keuangan, teknologi dengan riset yang terus dikembangkan dan
keahlian manajemen. Melalui FDI alih sumber daya tersebut dapat dilakukan.

2. Biaya FDI bagi Host Country

Biaya yang timbul akibat FDI bagi Host Country adalah dampak negatif bagi neraca
pembayaran yaitu initial capital inflow dapat berubah menjadi outflow of capital saat anak
perusahaan MNE memberikan penghasilan yang diperolehnya pada perusahaan induk. Dan
apabila anak perusahaan MNE mengimpor komponen-komponen dari luar, akan
meningkatkan volum impor yang dapat menyebabkan deficit pada neraca pembayaran.

7
3. Manfaat FDI bagi Home Country

Ada 3 faktor manfaat yaitu keuntungan dalam neraca pembayaran karena adanya arus
masuk pendapatan dari luar negeri, terbukanya peluang ekspor pada saat anak perusahaan
MNE di luar negeri menciptakan demand, keahlian berharga yang mungkin di peroleh dari
Negara lain dengan cara mentransfer sumber daya dalam bentuk teknik-teknik manajemen,
produk unggul dan teknologi dalam proses produksi.

4. Biaya FDI bagi Home Country

Biaya yang harus ditanggung Home Country adalah posisi perdagangan dalam negeri dapat
terganggu bila FDI dilaksanakan dengan tujuan mencari lokasi produksi dengan biaya rendah,
berkurangnya lapangan kerja di dalam negeri, karena dilakukannya FDI berate membuka
lapangan kerja di Negara lain dan mengurangi lapangan kerja di Negara sendiri sehingga
tingkat pengangguran meningkat.

5. Dampak negatif

Dengan kehadiran Foreign Direct Investment yang lebih dikonsentrasikan pada teknologi
industry, Research and Development kadang banyak menimbulkan lemahnya tingkat
Research and development karena ilmuwan di negeri host country banyak bergantung pada
fasilitas asing yang belum memahami betul cara kerja dari teknologi yang diterapkan tersebut
sehingga melemahnya inovasi teknologi terbarukan oleh ilmuwan dalam negeri. Disisi yang
lain, arus modal masuk atau capital inflows dari FDI kadang sering lebih tinggi, sehingga
akan menimbulkan arus kas keluar atau capital outflows dalam jangka panjang akan
merugikan pihak Host Government. Contohnya, ketika MNC membangun sebuah pabrik di
wilayah Negara host country yang supply dari sumber produksi yang digunakan tetap berasal
dari Negara home country investor, artinya tidak mau memakai sumber produksi yang
tersedia di daerah tempat pabrik akan dibangun, sehingga akan menimbulkan kegiatan impor
barang/jasa produksi dari luar negeri.

2.5 Instrumen Kebijakan Pemerintah dan FDI


1. Kebijakan Home Country

Kebijakan Home Country dalam mendukung FDI dengan Foreign Risk Insurance yaitu
jaminan atas resiko FDI ini dilakukan pemerintah untuk menghadapi nasionalsasi, kerugian,
dan hambatan transfer profit ke Negara asal. Kebijakan ini sangat berguna untuk mendukung
investasi terutama di Negara-negara dengan kondisi yang tidak stabil. Dan kebijakan dalam

8
membatasi FDI yaitu pembatasan jumlah modal yang ditanamkan di luar negeri dan
pelarangan FDI karena perkembangan politis, contohnya seperti Amerika Serikat melarang
FDI di Negara seperti Kuba, Libya, dan Iran dimana ideology mereka dianggap
bertendangan denga Amerika Serikat.

2. Kebijakan Host Country

Kebijakan mendukung FDI, oemerintah Host Country umumnya menetapkan kebijakan


penawaran insentif untuk menarik investasi asing. Insentif tersebut dapat dalam bentuk
kelonggaran pajak, pinjaman berbungan rendah, garansi dan subsidi. Dan kebijakan
membatasi FDI yaitu dengan pengendalian kepemilikan dimana termasuk pula melarang
kepemilikan asing dalam bidang-bidang strategis, selanjutan kebijakan persyaratan kinerja
yang meliputi syarat-syarat kandungan local, ekspor,alih teknologi dan partisipasi local dalam
top manajemen yang harus dipenuhi MNE.

2.6 Latar belakang Negara-negara Berintegrasi Ekonomi Regional

Alasan Ekonomi & Politik


- Ketidakpuasan terhadap system kerja sama internasional khususnya WTO dan
system-sistem yang merugikan negara-negara berkembang dan hanya
menguntungkan Negara-negara maju tertentu.
- Membangun kekuatan politik di ranah international
- Menambah keamanan, karena hubungan yang baik dapat menghindari konflik
1. Alasan mengapa dilakukan integrasi ekonomi regional dari segi ekonomi adalah
- Suatu Negara bias dijadikan pengkhususan untuk produksi/penghasil komoditas
tertentu
- Sebagai positive sum game yang menguntungkan satu sama lain (dalam hal
penanaman modal )
2. Alasan mengapa dilakukan integrasi ekonomi regional dari segi politisi adalah
- Mampu menginisiatif adanya kerja sama politik antar Negara anggota
- Meningkatkan ketahanan politik Negara-negara anggota dengan adanya
pengelompkkan secara ekonomi
3. Dampak positif kerjasama ekonomi internasional terhadap perekonomian negara :
- Meningkatkan Keuangan Negara Kerja sama ekonomi antarnegara dapat
memberikan banyak manfaat bagi Indonesia, salah satunya di bidang keuangan.
Melalui kerja sama ini Indonesia memperoleh bantuan berupa pinjaman keuangan

9
dengan syarat lunak yang digunakan untuk pembangunan. Dengan demikian,
adanya pinjaman keuangan otomatis dapat meningkatkan keuangan negara.
- Membantu Meningkatkan Daya Saing Ekonomi Kerja sama ekonomi dapat
menciptakan persaingan yang sehat di antara negara-negara anggota
- Meningkatkan Investasi Kerja sama ekonomi antarnegara dapat menjadi cara
menarik bagi para investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia.
- Menambah Devisa Negara Kerja sama ekonomi antarnegara khususnya di bidang
perdagangan dapat meningkatkan devisa negara. Devisa diperoleh dari kegiatan
ekspor barang. Semakin luas pasar akan semakin banyak devisa yang diperoleh
negara, sehingga dapat memperlancar pembangunan negara.
- Memperkuat Posisi Perdagangan Persaingan dagang di tingkat internasional
sangat berat. Hal ini disebabkan adanya berbagai aturan dan hambatan
perdagangan di setiap negara. Untuk itu perlu adanya kerja sama ekonomi.
4. Dampak negatif kerjasama ekonomi internasional terhadap perekonomian negara :
- ketergantungan dengan Negara Lain Banyaknya pinjaman modal dari luar negeri
dapat membuat Indonesia selalu tergantung pada bantuan negara lain. Hal ini akan
menyebabkan Indonesia tidak dapat menggembangkan pembangunan yang lebih
baik.
- Intervensi Asing Terhadap Kebijakan Ekonomi Indonesia Sikap ketergantungan
yang semakin dalam pada negara lain, dapat menyebabkan negara lain berpeluang
melakukan campur tangan pada kebijakan-kebijakan ekonomi yang dilakukan
oleh pemerintah Indonesia. Jika kebijakan-kebijakan yang diambil pemerintah
mendapat campur tangan negara lain, hal ini dapat merugikan rakyat
- Masuknya Tenaga Asing ke Indonesia Alih teknologi yang timbul dari kerja sama
ekonomi antarnegara memberi peluang masuknya tenaga kerja asing ke Indonesia.
Jika hal ini terjadi tenaga kerja Indonesia menjadi tersingkir dan dampaknya
terjadi banyaknya pengangguran.
- Mendorong Masyarakat Hidup Konsumtif Barang-barang impor yang masuk ke
Indonesia mendorong masyarakat untuk mencoba dan memakai produk-produk
impor. Hal ini akan mendorong munculnya pola hidup konsumtif.

10
2.7 Tingkatan Integrasi dari Ekonomi Regional

Integrasi Ekonomi Regional memiliki beberapa tingkatan berdasarkan kekuatan


integrasinya, yakni :
1. Kawasan Perdagangan Bebas
Hambatan perdagangan barang dan jasa antara negara - negara anggota dihapuskan.
Dalam  perdagangan dengan negara non anggota, negara anggota diperbolehkan
membentuk peraturan sendiri. Contoh : AFTA (Asean Free Trade Area)
2. Perserikatan Pabean
Hambatan perdagangan barang dan jasa antara negara - negara anggota dihapuskan.
Dalam  perdagangan dengan negara non anggota, negara anggota harus menggunakan
peraturan yang telah disepakati bersama dan dalam pelaksanaannya diawasi oleh
pengendali administratif. Contoh : Komunitas Andes (negara - negara di Amerika
Selatan)
3. Pasar Bersama
Barang, jasa, faktor produksi (tenaga kerja dan modal) bergerak bebas antara anggota.
Tidak ada  pembatasan imigrasi, emigrasi, atau arus lintas batas modal antarnegara
anggota. untuk mewujudkan hubungan ini diperlukan kerjasama pada kebijakan
fiskal, moneter, dan pekerjaan. Contoh : MERCOSUR (negara - negara di Amerika
Selatan)
4. Perserikatan Ekonomi
Tidak hanya melibatkan arus bebas produk dan faktor produksi antar negara naggota
dan penerapan kebijakan perdagangan eksternal umum, tetapi juga membutuhkan
mata uang bersama, harmonisasi tarif pajak anggota, dan kebijakan moneter serta
fiskal bersama. Hubungan ini menuntut  pengorbanan kedaulatan nasional. Contoh :
Uni Eropa hingga tahun 1970.
5. Perserikatan Politik
Kebutuhan akan sistem birokrasi yang dapat dipertanggungjawabkan kepada negara -
negara anggota perserikatan ekonomi memicu pembentukan alat politik sentral yang
mengoordinasikan kebijakan ekonomi, sosisal, dan kebijakan asing dari negara -
negara anggota.

11
2.8 Penolakan Terhadap Integrasi Ekonomi Regional

Meskipun sistem integrasi ekonomi regional tampak sangat membantu dalam


perdagangan, tetapi banyak pihak yang menolak sistem ini dikarenakan sistem ini hanya
menguntungkan kelompok yang lemah dan kurang  berpihak pada kelompok yang lemah baik
negara anggota tetapi juga non anggota. pasar selalu menginginkan  barang dengan harga
yang lebih murah jika kualitasnya sama. Sedangkan biaya produksi hanya bisa ditekan oleh
keefektifan yang untuk mewujudkannya dibutuhkan biaya yang tidak sedikit. Hanya negara -
negara yang sudah siap saja yang bisa mengambil keuntungan besar dari hubungan ini. Pun
begitu negara non anggota dengan daya saing industri yang kurang kompeten kesulitan
berkembang karena terhalang hambatan tarif dan non tarif yang diadakan oleh negara anggota
sedangkan negara anggota tidak ada hambatan sehingga sulit berkompetisi di pasar negara -
negara anggota integrasi ekonomi regional.

2.9 Integrasi Ekonomi Regional di Eropa, Amerika, dan ASEAN


1. Uni Eropa dilatarbelakangi oleh dua hal, yakni keinginan untuk mencapai
perdamaian abadi dan mempertahankan panggung politik dan ekonomi anggotanya.
Keinginan pertama ini disebabkan oleh dampak dari Perang Dunia I, Perang Dunia II, dan
Perang Dunia III (Perang Dingin). Ketiga Perang Dunia tersebut berlangsung puluhan tahun
dan menyebabkan rusaknya infrastruktur seperti fasilitas umum, perumahan penduduk, dan
perindustrian milik pemerintah dan swasta, sistem politik terutama  pemerintahan yang
semakin tidak terarah, dan aspek ekonomi negara tersebut seperti kebijakan moneter dan
makroekonomi yang tergolong untuk pemerintah bukan untuk rakyat. Dengan melihat
masalah-masalah tersebut, beberapa negara Eropa menginginkan untuk mempertahankan
panggung  politik dan ekonomi negaranya. Maka dari itu, 6 negara Eropa pada tahun 1951
membentuk suatu komunitas dari sebuah komoditas barang.
Keuntungan
a. Efesiensi dalam penanganan satu mata uang
b. Memudahkan untuk membandingkan harga di eropa
c. Stabilitas harga
d. Memberikan dorongan yang kuat untuk mengembangkan pasar modal
Kerugian
a. Otoritas nasional telah kehilangan control atas kebijakan moneter

12
b. UE tidak optimal dalam mengelola kawasan mata uang Euro
c. Memaksakan Negara-negara untuk mengikutu aturan main EU
2. Tidak hanya di Eropa, integrasi ekonomi secara regional juga dilakukan oleh negara-
negara yang ada di Benua Amerika. Kebanyakan dari kerjasama di bidang ekonomi yang
dilakukan merupakan perdagangan bebas (free trade) maupun berupa perserikatan pabean.
Dari beberapa yang kami dapatkan informasinya, diantaranya yang paling sering terdengar
yaitu NAFTA, Komunitas Andes, FTAA dan CAFTA. Dari beberapa persatuan, perserikatan
maupun perjanjian integrasi ekonomi tersebut, memiliki historisnya masing-masing, dan
pencapaian-pencapaiannya yang berbeda-beda: sukses, berjalan lancar maupun sampai yang
berevolusi mengubah konsep perserikatannya. Dari semua yang akan dibahas, NAFTA
merupakan perjanjian perdagangan antar negara yang saling  berdekatan yang bisa dikatakan
memiliki progres yang paling signifikan. Tujuan utama pembentukan perserikatan ini ialah
membangun perekonomian yang kondusif di Amerika Utara dan Meksiko, dengan
penghapusan tarif-tarif tertentu dalam perdagangan bilateral. Tujuan lain tentunya adanya
perserikatan NAFTA ini memiliki maksud untuk memberikan keuntungan ke-3 negara
anggota, secara menyeluruh, beberapa isi NAFTA adalah berikut:
a. Penghapusan penetapan tarif atas 99% barang yang diperdagangkan pada 3 negara
b. Penghapusan berbagai batasan - batasan dalam investasi langsung luar negeri
c. Perlindungan hak kekayaan intelektual
3. Tidak hanya di Eropa, integrasi ekonomi secara regional juga dilakukan oleh negara-
negara yang ada di Benua Amerika. Kebanyakan dari kerjasama di bidang ekonomi yang
dilakukan merupakan perdagangan bebas (free trade) maupun berupa perserikatan pabean.
Dari beberapa yang kami dapatkan informasinya, diantaranya yang paling sering terdengar
yaitu NAFTA, Komunitas Andes, FTAA dan CAFTA. Dari beberapa persatuan, perserikatan
maupun perjanjian integrasi ekonomi tersebut, memiliki historisnya masing-masing, dan
pencapaian-pencapaiannya yang berbeda-beda: sukses, berjalan lancar maupun sampai yang
berevolusi mengubah konsep perserikatannya. Dari semua yang akan dibahas, NAFTA
merupakan perjanjian perdagangan antar negara yang saling  berdekatan yang bisa dikatakan
memiliki progres yang paling signifikan

Tujuan utama pembentukan perserikatan ini ialah membangun perekonomian yang kondusif
di Amerika Utara dan Meksiko, dengan penghapusan tarif-tarif tertentu dalam perdagangan
bilateral. Tujuan lain tentunya adanya perserikatan NAFTA ini memiliki maksud untuk

13
memberikan keuntungan ke-3 negara anggota, secara menyeluruh, beberapa isi NAFTA
adalah berikut:
a. Penghapusan penetapan tarif atas 99% barang yang diperdagangkan pada 3 negara
b. Penghapusan berbagai batasan - batasan dalam investasi langsung luar negeri
c. Perlindungan hak kekayaan intelektual

2.10 Implikasi Dalam Dunia Manajerial Serta Peluang dan Ancamannya

Dari isi mengenai integrasi ekonomi regional yang dilakukan oleh negara-negara yang
saling berdekatan, dapat dilihat bahwa dari semuanya yang paling mendalam untuk di-blow
up adalah UE atau Uni Eropa dan NAFTA dari 3 negara yang ada di Amerika Utara.
Keduanya (UE dan NAFTA) memiliki perbedaan dari segi konsep, UE merupakan
perserikatan atau badan yang menaungi negara-negara Eropa dari segi perekonomian hingga
otoriter kenegaraan masing-masing anggota. Juga memiliki kebijakan yang relatif tinggi di
bidang perekonomiannya, dan yang paling terlihat adalah ketika dikeluarkannya mata uang
Euro. Selain itu untuk NAFTA sendiri sebatas membuka bebas alur  perdagangan, berikut
investasi serta penanaman modal antara 3 negara di Amerika Utara.

Dari adanya pandangan tersebut, refleksi terhadap bidang bisnis dapat diambil peluang
seperti: “Adanya alur pergerakan secara bebas barang dan jasa antar negara. Hal ini seperti
dilihat pada konsep NAFTA itu sendiri. Perusahaan diberikan kebebasan intuk menanam
modal di negara lain dengan alasan keuntungan dan keefisienan. Sehingga, dari sini kita bisa
memilih region mana yang memiliki tingkat upah ketenagakerjaannya paling rendah, namun
memiliki potensi produksi yang baik, sehingga mampu mem-push cost dari produk kita.
NAFTA menghapuskan biaya bea atau tarif peraliran barang maupun komoditas, sehingga
tarif-tarif  yang tadinya menjadi penghambat, dihilangkan.  NAFTA juga memudahkan dari
segi investasi asing, dimana persyaratan-persyaratan untuk memberikan modal di asing, dan
melakukan ekspor-impor juga dipermudah (ketentuan-ketentuan yang melimitkan alur proses
dihapuskan).

Pembentukan ASEAN dilatarbelakangi oleh semangat dalam meningkatkan kerja sama


ekonomi, sosial, dan budaya di wilayah Asia Tenggara yang didirikan pada 8 Agustus 1967.
Saat ini, ASEAN beranggotakan 10 negara: Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina,
Thailand, Brunei Darussalam, Vietnam, Laos, Kamboja, dan Myanmar.

14
Pada tahun 1997, ASEAN Vision 2020 disepakati guna mendorong integrasi kawasan melalui
liberalisasi perdagangan dan investasi. Visi ini diperkuat melalui komitmen bersama untuk
membangun komunitas ASEAN 2015 yang mencakup 3 pilar utama: ASEAN Political-
Community, ASEAN Economic Community, dan ASEAN Socio-Cultural Community. 

Secara kontekstual, ASEAN Economic Community  (AEC) dibangun guna meningkatkan


arus perpindahan barang, jasa, dan modal di antara sesama anggota ASEAN. Selain itu,
semangat untuk mengembangkan kerja sama ekonomi intra-regional didorong melalui kerja
sama perdagangan bebas, seperti ASEAN Free Trade Area (AFTA), ASEAN-Japan Free
Trade Area, ASEAN India-Free Trade Area, ASEAN-China Free Trade Area, dan ASEAN
Australia New Zealand Free Trade Area.

Tentu saja ASEAN juga terus melakukan upaya maksimal dalam proses integrasi kawasan.
Pun termasuk untuk menciptakan sistem mata uang tunggal. 

Arah terhadap penciptaan sistem mata uang regional hanyalah persoalan waktu. Akan tetapi,
proses integrasi ekonomi kawasan ASEAN lebih difokuskan pada harmonisasi dan
peningkatan volume perdagangan di antara sesama anggota ASEAN. 

Secara garis besar, upaya integral tersebut telah memberikan dampak positif terhadap
pertumbuhan ekonomi regional. Negara-negara anggota ASEAN seperti Indonesia,
Singapura, Malaysia, Thailand, dan Vietnam mampu menarik keuntungan dari proses yang
tengah dilakukan oleh organisasi. 

Hanya saja, tantangan bagi ASEAN bukan hanya menciptakan sistem keuangan tunggal di
kawasan, namun bagaimana pula mendorong pertumbuhan ekonomi negara-negara seperti
Laos, Myanmar, dan Kamboja. Karena itulah upaya liberalisasi perdagangan dan harmonisasi
kerja sama antaranggota ASEAN menjadi lebih penting pada konteks saat ini.

Tantangan Global

Baik ASEAN maupun EU harus mampu menjawab tantangan di tengah situasi


ekonomi global yang sedang tidak menentu. Perang dagang antara Amerika Serikat dengan
Cina telah memberikan dampak tambahan di tengah penurunan pertumbuhan ekonomi dunia. 

Akan tetapi, di sisi lain, negara-negara industri berkembang anggota ASEAN, seperti
Vietnam (7,9% dari GDP) dan Malaysia (1,3% dari GDP), memperoleh keuntungan dari
perang dagang yang terjadi di antara kedua negara adikuasa.

Keadaan sebaliknya justru dirasakan oleh EU. Sepertiga dari total perusahaan EU yang
beroperasi di Cina memperoleh dampak buruk dari peningkatan tarif perdagangan yang
diterapkan oleh Presiden Trump terhadap produk-produk yang berasal dari negara yang
dipimpin oleh Xi Jinping. Dibandingkan ASEAN, negara-negara EU memperoleh ekses
negatif dari perang dagang.

Kondisi kontradiktif di antara kedua kawasan itu menjadi peluang sekaligus tantangan bagi
masing-masing organisasi guna meningkatkan integrasi ekonomi regional. Perdagangan intra
dan ekstra regional yang mendorong pertumbuhan ekonomi kawasan harus terus
dilaksanakan agar proses integrasi ekonomi di kawasan-kawasan tersebut dapat berjalan
dengan lancar.

15
Terutama bagi ASEAN. Meskipun menjadi kawasan dengan intensitas perdagangan yang
tinggi, namun volume perdagangan intra-regional masih lebih kecil. Hal ini menjadi
tantangan tersendiri bagi ASEAN bila menilik keuntungan yang diperoleh dari perang dagang
saja tidak dirasakan merata oleh negara-negara anggota.  

16

Anda mungkin juga menyukai