Anda di halaman 1dari 11

PRODUKSI TERNAK UNGGAS

LAPORAN PRAKTIKUM

Oleh:

Kelompok IE

Wikky Sindu Alpido 23010117130080


Ulfaa Aulia Insani 23010117130084
M. Misbahul Huda 23010117130135

PROGRAM STUDI S1 PETERNAKAN


DEPARTEMEN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2019
4.4. Perkandangan

Perkandangan merupakan aspek fisik yang berkaitan dengan kandang,


sarana dan prasarana yang bersifat sebagai penunjang kelengkapan dalam suatu
peternakan. Menurut Pinto (2011) bahwa perkandangan perlu memperhatikan
beberapa hal seperti lokasi kandang, luas kandang, bahan kandang, ventilasi udara,
penyinaran dalam ruang dan peralatan kandang sebagai penunjang produksi.
Kandang berfungsi sebagai tempat tinggal ternak. Menurut Alferina et., al (2016)
bahwa kandang menjadi tempat tinggal ternak yang melindungi dari iklim buruk,
gangguan hewan liar dan pencurian ternak. Tipe kandang pada pemeliharaan ayam
pedaging ada 2 yaitu Open House dan Close House. Closed house merupakan suatu
sistem yang banyak diterapkan pada pemeliharaan ayam broiler dimana kandang
tertutup sehingga pengaturan unsur mikro seperti suhu dalam kandang diatur secara
otomatis. Menurut Susanti et., al (2016) bahwa closed house masih diterapkan pada
pemeliharaan ayam broiler yang memiliki teknologi lebih canggih seperti dapat
mengatur iklim dalam kandang, pemberian pakan yang lebih efisien dan
kenyamanan ternak lebih terjaga. Close hose yang berada di Fakultas Peternakan
dan Pertanian Universitas Diponegoro memiliki luas 1440 m2 dengan kapasitas
20.000 ekor dan kepadatan 14 ekor/m2 supaya kenyamanan tetap terjaga. Menurut
Yani et al (2014) bahwa close house dengan ukuran panjang 100 meter dan lebar
10 meter dapat menampung ayam broiler sebanyak 12.000 hingga 16.000 ekor
dengan kepadatan 12-16 ekor/m2.

4.4. Konstruksi Kandang

4.4.1. Atap Kandang

Atap yang digunakan pada perkandangan ada berbagai tipe seperti tipe
jongkok, tipe gable atau berbentuk A, tipe monitor dan tipe semi monitor. Closed
house milik Fakultas Peternakan dan Pertanian menggunakan atap tipe gable atau
berbentuk A. Menurut Adhianto et al (2017) bahwa sistem atap gable dianjurkan
untuk pemeliharaan ternak ayam dengan kondisi geografisnya yang mengalami
pergantian musim tidak menentu. Bahan yang digunakan pada atap close house
adalah galvalum yang berfungsi untuk menahan panas dari matahari dengan
maksimal sehingga suhu dalam close house dapat terjaga dan menurunkan resiko
ternak terkena heat stress. Hal ini sesuai pendapat Kristanto et.,al (2011) yang
menyatakan bahwa baja ringan seperti galvalum/zinaculum merupakan bahan yang
kuat dan tahan terhadap suhu yang tinggi. Bahan atap selain galvalum sering kali
juga memakai seng atupun genteng. Menurut Nursita et., al (2013) bahwa genteng
memiliki sifat menahan panas dan dingin udara, genteng juga dapat mudah
melepaskan panas melalui sela-selanya sehingga kondisi fisiologis ternak tidak
terganggu.

4.4.2. Dinding Kandang

Berdasarkan hasil praktikum bahwa dinding closed house bertipe tertutup


yang berfungsi sebagai pelindung dan terhindar dari ancaman yang berasal dari luar
kandang. Hal ini seuai pendapat Prasetyo (2018) bahwa dinding kandang berfungsi
mengatur sirkulasi udara agar suhu dalam tidak terpengaruh dengan suhu luar dan
sebagai pelindung ancaman dari luar. Bahan yang digunakan pada dinding adalah
kawat rum dan tirai dari plastik hitam (terpal) yang berfungsi dalam mengatur
cahaya yang masuk dan melindungi dari angin kencang terutama pada saat musim
hujan karena tirai tersebut dapat dinaikkan maupun diturunkan sesuai dengan
kondisi. Menurut Sudaryani dan Santoso (2003) bahwa dinding close house yang
baik adalah yang dapat menjamin tidak ada udara keluar masuk dari dinding
dan menjaga dari serangan predator maupun hewan pembawa penyakit. Menurut
Maron et., al (2017) bahwa kandang closed house yang baik menggunakan dinding
yang rapat dan terbuat dari bahan permanen supaya tidak terpengaruh dari keaadan
luar yang dapat merugikan.
4.4.3. Lantai Kandang

Lantai kandang closed house Fakultas Peternakan dan Pertanian berbahan


litter yang berasal dari sekam padi yang berfungsi sebagai tempat tidur, penghangat
dan juga mengurangi kelembaban lantai. Menurut Anwar et al., (2014) lantai
kandang yang menggunakan litter berfungsi sebagai tempat tidur serta penghangat
bagi ayam broiler. Bahan yang digunakan pada lantai adalah sekam karena
memiliki prinsip menyerap air, cepat kering, murah serta mudah didapat. Menurut
Metasari et al., (2014) bahan litter yang digunakan harus dapat menyerap air yang
berasal dari ekskreta dengan baik serta memberikan rasa nyaman untuk ternak.
Ketebalan litter yang baik adalah 5-10 cm selama satu periode, untuk menjaga
kualitas litter diganti dengan cara penambahan ketebalan dan desinfeksi secara
berkala.. Menurut Dewanti et al., (2014) litter yang baik pada kandang memilki
ketebalan 5-10 cm digunakan selama satu periode pemeliharaan yaitu sejak ayam
masuk hingga ayam dipanen, untuk mempertahankan kualitas litter dilakukan
penambahan ketebalan litter dan desinfeksi secara berkala.

4.4.4. Ventilasi Kandang

Berdasarkan hasil praktikum ventilasi udara pada kandang closed house ada
dua yaitu inlet dan outlet. Bagian inlet terdapat cooling pad yang berjumlah 2
dengan panjang .. dan lebar ... yang terletak dibagan depan kandang. Cooling pad
berfungsi sebagai mengalirkan udara dari luar kandang masuk kedalam kandang.
Hal ini sesuai pendapat Metasari et al., (2014) yang menyatakan bahwa cooling pad
berfungsi untuk mengalirkan udara bersih masuk kedalam kandang. Sistem kerja
cooling pad berprinsip pada ECS (Evaporating Cooling System). Menurut
Prihandanu et al., (2015) ketika suhu dalam kandang diatas batas nyaman pompa
air yang berhubungan dengan cooling pad akan menyala dan mengalirkan air untuk
membasahi cooling pad yang terdapat udara panas kemudian terjadi proses
evaporasi. cooling pad terdiri dari beberapa cell pad yang memiliki panjang .. dan
lebar ... dengan ketebalan ... yang terbuat dari bahan... . Jumlah cell pad yang
terdapat didalam cooling pad terdapat ... .
Tirai pada closed house terbuat dari terpal plastik yang berfungsi sebagai
penutup kandang, menghindari cahaya matahari masuk secara langsung kedalam
kandang serta supaya tidak ada angin yang masuk kedalam kandang sehingga suhu
dapat diukur secara otomatis. Menurut Ramadhani (2017) tirai pada kandang
berasal dari bahan terpal plastik yang berfungsi sebagai penutup kandang. Sistem
kerja dari tirai adalah apabila mati listrik lebih dari lima menit tirai akan otomatis
terbuka naik dengan menggunakan hand winch. Menurut Susanto (2019) tirai akan
membuka secara otomatis apabila kandang mengalami mati lampu lebih dari 5
menit. Panjang tirai pada closed house adalah 100 m dengan lebar 12 m.
Exhaust fan merupakan kipas yang terletak didalam kandang yang berfungsi
untuk mengeluarkan amonia dan CO2 dalam kandang. Menurut Anwar et al.,
(2014) didalam close house terdapat exhaust fan yang berfungsi untuk
mengeluarkan gas amonia dan panas berlebih yang ada didalam kandang. Exhaust
fan berjumlah 8 buah yang terletak dibagian ujung kandang. Sistem kerja exhaust
fan adalah ketika suhu panas dalam kandang tidak dapat normal setelah bantuan
dari cooling pad exhaust fan akan menambah jumlah kipas yang menyala kemudian
menarik gas amonia serta panas keluar kandang. Menurut Olivia et al., (2014)
sistem kerja exhaust fan adalah menarik oksigen supaya masuk kedalam kandang
kemudian mengeluarkan gas CO2 untuk keluar kandang sehingga ternak akan
merasa nyaman.
4.5. Peralatan Kandang
4.5.1. Hover
Berdasarkan hasil praktikum jenis hover merupakan mesin pakan otomatis
yang berfungsi untuk tempat penampungan pakan dimana didalamnya terdapat ulir
untuk menggerakan pakan hingga ujung. Menurut Primaditya et al., (2015) hover
merupakan mesin pakan otomatis yang berfungsi untuk menampung dan
menyalurkan pakan. Hover yang berada di kandang closed house berjumlah empat
dan memiliki kapasitas sebesar 100-130 kilogram. Menurut Wulansari et al., (2018)
yang menyatakan bahwa fungsi hover adalah menyalurkan pakan secara otomatis
ke tempat pakan ayam.
4.5.2. Tempat pakan

Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan data yang diperoleh adalah

tempat pakan yang digunakan pada close house Fakultas Peternakan dan Pertanian

Universitas Diponegoro merupakan tempat pakan berjenis otomatis yaitu pan

feeder, pan feeder dihubungan menggunakan pipa yang terdapat ulir didalamnya

yang beerfungsi untuk menggerakan pakan dari ujung ke ujung. Hal ini sesuai

dengan pendapat Tamalludin (2014) menyatakan bahwa jenis tempat pakan pada

close house biasanya berjenis pan feeder atau tempat pakan otomatis digunakan

pada perusahaan besar dengan cara menggukan ulir dan memeriksan kecepatan

putaran serta luas ketebalan permukaan pakan. Ulir yang digunakan bertujuan

untuk mengantarkan pakan dari hover menuju tempat pakan pertama hingga akhir,

ulir digerakan oleh motor penggerak diujung agar ulir dapat berputar. Hal ini sesuai

dengan pendapat Anwar et al., (2015) menyatakan bahwa motor penggerak pada

tempat pakan otomatis disebut konveyor. Tempat pakan yang digunakan pada close

house Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro sebanyak 465

tempat pakan yang 1 tempat pakan bisa digunakan untuk 47-48 ekor ayam broiler

dengan jarak antar tempat pakan 75 cm. Hal ini sesuai dengan pendapat Sari dan

Romadhon (2017) menyatakan bahwa 1 tempat pakan untuk 10-15 ekor ayam

broiler agar ayam mendapat pakan secara merata.

Tempat pakan digantung dengan ketinggian tempat pakan menyesuaikan

umur ayam, untuk ayam dewasa tinggi tempat pakan sekitar 25-35 cm. Hal ini

sesuai dengan pendapat Marom et al., (2017) bahwa ketinggian tempat pakan yang

digantung tersebut menyesuaikan umur ayam, standar ketinggian menyesuaikan


tinggi paruh supaya ketika memakan pakan ayam tidak menunduk maupun

menjijitkan kakinya untuk mengapai pakan. Tempat pakan terdapat shocker yang

berfungsi untuk mengalirkan arus listrik agar ternak tidak bertengger diatas tempat

pakan. Hal ini sesuai dengan pendapat Tamalludin (2014) menyatakan bahwa diatas

pipa tempat pakan terdapat shocker yang berfungsi sebagai alat kejut agar ternak

tidak bertengger diatas tempat pakan.

4.5.3. Tempat minum

Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan data yang diperoleh bahwa

tempat pakan yang digunakan pada close house Fakultas Peternakan dan Pertanian

Universitas Diponegoro adalah berjenis nipple berjumlah 1864 dengan jarak antar

nipple 25 cm, jenis nipple digunakan karena memiliki kelebihan yaitu mudahnya

dalam pembersihannya, mudah dalam pemberian minum dan tidak terkontaminasi

kotoran. Hal ini sesuai dengan pendapat Utomo (2017) menyatakan bahwa tempat

minum yang biasa digunakan pada close house ayam broiler berjenis nipple

memiliki kelebihan yaitu mudah dalam pemberian minum pada ternak, tidak mudah

kotor dan mudah dibersihkan. Nipple berbentuk pipa yang apabila terkena paruh

ayam akan mengeluarkan air, tekanan air pada nipple diatur oleh regulator agar air

tidak menetes apabila tidak digunakan. Hal ini sesuai pendapat Tamalludin (2012)

menyatakan bahwa nipple berbentuk pipa yang mengantung dan terdapat besi yang

menjulur apabila terkena paruh ayam akan mengeluarkan air yang terdapat alat

pengatur tekanan air agar air tidak bocor yang disebut regulator. Air didistribusikan
melalui kran penampung air yang akan disalurkan menuju pipa nipple yang diatur

tekanannya menggunakan regulator.

4.5.4. Pencahayaan

Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan data yang diperoleh bahwa

pencahayaan pada close house Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas

Diponegoro menggunakan lampu sebanyak 90 lampu dengan jarak antar lampu 4

meter. Hal ini sesuai dengan pendapat Tamalludin (2012) menyatakan bahwa

jumlah lampu yang digunakan dalam pencahayaan close house menyesuaikan

panjang dan lebar close house. Nyala lampu pada close house selama 12-16

jam/hari, karena lampu digunakan untuk menerangi pada malam hari dan dapat

meningkatkan produksi. Hal ini sesuai dengan pendapat Setyadi et al., (2013)

menyatakan bahwa pencahayaan yang ideal adalah pencahayaan alami selama 11-

12 jam dan menggunakan lampu selama 12 jam karena cahaya dapat menstimulus

kelenjar tiroid untuk menghasilkan hormon pertumbuhan untuk mengatur proses

metabolisme.
DAFTAR PUSTAKA

Adhianto, K., S. Sulastri, M. D. I. Hamdani, D. Novriani dan L. Yuliani. 2017.


Performans Kambing Saburai Betina Di Wilayah Sumber Bibit Kabupaten
Tanggamus Provinsi Lampung Performance Of Saburai doe In Village
Breeding Center Tanggamus Region Lampung Province. 20(1): 9 – 16.

Alferina, C., L. Nurlina dan Hermawan. 2016. Motivasi berprestasi peternak


kambing perah dalam mencapai keberhasilan usaha. J. e-students. 5(4): 1 –
12.

Anwar, R., K. Nova dan T. Kurtini. 2014. Pengaruh penggunaan litter sekam,
serutan kayu dan jerami padi terhadap performa broiler di closed house. J.
Ilmiah Peternakan Terpadu. 2(3): 115-120.

Anwar, K. N., A. Trisanto dan E. Nasrullah. 2015. Rancang bangun alat pemberi
pakan dan pengatur suhu otomatis untuk ayam pedaging berbasis
programmable logic controller pada kandang tertutup. J. Rekayasa dan
Teknologi Elektro. 9(2): 86 – 95.

Dewanti, A. C., P. E. Santosa dan K. Nova. 2014. Pengaruh berbagai jenis bahan
litter terhadap respon fisiologis fase finisher di closed house. J. Ilmiah
Peternakan Terpadu. 2(3): 81-87.

Kristanto, L., H. Sugiharto, A. D. Atmojo dan L.B.D. Leokito. 2011. Studi reduksi
bunyi pada material insulasi atap zincalum. J. of Architecture and Built
Environment. 38(2) : 101-110.

Marom, A. T., U. Kalsum dan U. Ali. 2017. Evaluasi performans broiler pada
sistem kandang close house dan open house dengan altitude berbeda. J.
Dinamika Rekasatwa. 2(2): 1 – 10.

Metasari, T., D. Septinova dan V. Wanniatie. 2014. Pengaruh berbagai jenis bahan
litter terhadap kualitas litter broiler fase finisher di closed house. J. Ilmiah
Peternakan Terpadu. 2(3): 23-29.

Nursita, I. W., N. Cholis dan A. Kristianti. 2013. Status fisiologi dan pertambahan
bobot badan kelinci jantan lokal lepas sapih pada perkandangan dengan bahan
atap dan ketinggian kandang berbeda. J. Ilmu-ilmu Peternakan. 23(1): 1 – 6.

Olivia, M., M. Hartono dan V. Wanniatie. 2014. Pengaruh berbagai jenis bahan
litter terhadap gambaran darah broiler yang dipelihara di closed house. J.
Ilmiah Peternakan Terpadu. 3(1): 23-28.
Ramadhani, R. D. 2017. Analisi usaha peternakan ayam petelur sistem closed house
di rossa farm desa kendalrejo kecamatan srengat kabupaten blitar. J. Aves.
11(2): 1-13.

Pinto, B. 2011. Analisis Risiko Produksi Pada Peternakan Ayam Broiler Milik
Bapak Restu Di Desa Cijayanti, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten
Bogor. Fakultas Ekonomi Dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.
(Skripsi).

Prasetyo, K. B. 2018. Kajian Tatalaksana Lingkungan Perkandangan Ayam Di


Pt.Mustika Jaya Lestari Di Desa Gadungan Kecamatan Juwana Kabupaten
Pati, Jawa Tengah. Sekolah Vokasi. Universitas Diponegoro.

Prihandanu, R., A. Trisanto dan Y. Yuniati. 2015. Model sistem kandang ayam
closed house otomatis menggunakan omron sysmac CPM1A 20-CDR-A-V1.
J. Electrican. 9(1): 54-62.

Primaditya, F. M., S. Hidanah dan Soeharsono. 2015. Analisis pendapatan dan


produktivitas ayam petelur sistem closed house dengan penggunaan mesin
pakan otomatis dan manual di kuwik farm, kecamatan badas, pare. J. Agro
Veteriner. 3(2): 99-106.

Sari, M. L., dan M. Romadhon. 2017. Manajemen pemberian pakan ayam broiler
di Desa Tanjung pinang Kecamatan Tanjung batu Kabupaten Ogan Ilir. J.
Peternakan Sriwijaya. 2(1): 37 – 43.

Setyadi, E., V. D. Y. B. Ismadi dan I. Mangisah. 2013. Kadar kolesterol, HDL dan
LDL akibat kombinasi lama pencahayaan dan pemberian porsi pakan berbeda
pada ayam broiler. Animal Agriculture Journal. 2(1): 68 – 76.

Sudaryani, T. dan Santoso. 2003. Pembibitan Ayam Ras. Penebar Swadaya,


Jakarta.
.
Susanti, E. D., M. Dahlan dan D. Wahyuning. 2016. Perbandingan produktivitas
ayam broiler terhadap sistem kandang terbuka (open house) dan kandang
tertutup (closed house) di UD Sumber Makmur Kecamatan Sumberrejo
Kabupaten Bojonegoro. J. Ternak. 7(1): 1 – 7.

Susanto, H., M. Herawati dan A. Rostasari. 2019. Pengaruh perlakuan sexing


terhadap konsumsi pakan, pertambahan berat badan, dan konversi pakan
ayam ras pedaging di kandang semi closed house. J. Wahana Peternakan.
3(1): 26-33.

Tamalludin, F. 2014. Ayam Broiler. Penebar Swadaya Grup, Jakarta.


Tamalludin, F. 2014. Ayam Broiler 22 Hari Panen Lebih Untung. Penebar Swadaya
Grup : Jakarta.

Utomo, D. M. 2017. Performa ras ayam petelur coklat dengan frekuensi pemberian
ransum yang berbeda. J. Aves. 11(2): 23 – 37.

Wulansari, P. K. P., I. W. Sukanata dan I. M. Suasta. 2018. Analisis pendapatan


peternakan ayam broiler dengan sistem kandang tertutup (closed house) pada
pola mandiri. J. Peternakan Tropika. 6(3): 893-903.

Yani, A., H. Suhardiyanto, Erizal dan B. P. Purwanto. 2014. Analysis of Air


Temperature Distribution in a Closed House for Broiler in Wet Tropical
Climate. J. Animal Scince and Technology. 37(2): 87 – 94.

Anda mungkin juga menyukai