Oleh :
Kelompok 5B
keamanan secara biologi karena kontak dengan organisme lain semakin sedikit.
Dengan pengaturan ventilasi yang baik maka akan lebih sedikit stres yang terjadi
Kandang Closed House secara harfiah adalah kandang tertutup. Tetapi, tidak
sekadar itu saja. Kandang closed house ideal dibuat sedemikian rupa sehingga
membuat ayam dan lingkungan nyaman. Apalagi cuaca semakin ekstrim dan lahan
daerah tropis yang memiliki dua musim seperti Indonesia juga memberi pengaruh
yang efektif dalam mengatur kondisi lingkungan yang dibutuhkan ayam. Adapun
tipe ventilasi yang pas untuk iklim tropis adalah ‘Sistem Tunnel’.
BAB II
PEMBAHASAN
kontruksi baja dan beton karena lebih kuat dan tahan lama. Kontruksi kandang yang
baik meliputi ventilasi, dinding kandang, atap kandang dan lantai kandang. Dengan
kesehatan serta pertumbuhan yang baik meliputi ventilasi, dinding kandang, lantai
Penggunaan kontruksi kandang disyarakan 16 kuat dan tidak mudah roboh itu
Prihandanu dkk (2015) menyatakan bahwa kandang merupakan salah satu bagian
dari manajemen ternak unggas yang sangat penting untuk diperhatikan, kesalahan
dalam kontruksi kandang dapat berakibat fatal yang berujung pada kerugian bagi
peternak.
pengerjaanya dan menghemat biaya karena harganya lebih murah. Kandang yang
kandang beratap monitor karena mempunyai kecepatan sirkulasi udara lebih tinggi
sehingga ternak merasa lebih nyaman. Hal ini sesuai dengan pendapat Supriyatna
dkk (2008) yang menyatakan bahwa sirkulasi udara di dalam maupun luar kandang
sangat dipengaruhi oleh pemilihan type atap. Menurut Priyatno (1999) bahwa
kontruksi ataupun bahan yang dipasang sebagai atap perlu dipilih dari jenis yang
ringan, tahan panas, tidak menyerap atau penghantar panas. Baja ringan ini sangat
cocok digunakan di wilayah Indonesia yang cenderung rawan terjadinya gempa dan
memiliki ketahanan terhadap korosi dan suhu yang tinggi. Hal ini sesuai dengan
pendapat Kristanto dkk (2011) yang menyatakan zincalume adalah baja lapis yang
baja), memberikan perlindungan dari korosi dan tahan terhadap temperatur tinggi.
(hebel) yang dibuat menggunakan mesin pabrik. Dinding kandang tipe close house
ini tersusun dari tiang baja dan tembok hebel yang ditutup dengan tirai pada bagian
luar. Dinding kandang mempunyai fungsi sebagai pengontrol sistem sirkulasi udara
dan sebagai pelindung ancaman binatang liar. Hal ini sesuai dengan pendapat
pelindung dan penghalang dari ancaman luar kandang. Pengaturan buka tutup tirai
kandang harus sesuai dengan kondisi lingkungan terutama suhu dan kecepatan
angin sekitar kandang. Sirkulasi udara yang baik akan mengurangi bau amonia,
debu ataupun asap pemanas. Tirai memiliki fungsi sebagai pengontrol cahaya yang
akan masuk kandang dan membatasi pengaruh lingkungan luar kandang. Hal ini
pengaturan ventilasi udara, sinar matahari dan suhu sangat di pengaruhi oleh
penggunaan tirai. Sudaryani dan Santosa (2004) menyatakan bahwa tolak ukur
dinding dapat dikatakan baik apabila pada kandang close house dapat menjamin
Lantai kandang pada Clouse House FPP menggunakan lantai semen yang
di atasnya dilapisi litter sekam padi, adapun kebaikan dari sistem litter yaitu
menghemat biaya dan suhu 18 kandang dapat lebih merata. Lantai litter berfungsi
membantu menyerap air dari feses maupun dari tumpahan air minum sehingga
lantai kandang tidak lembab. Menurut Sudrajad (2003) litter merupakan alas lantai
kandang yang berfungsi untuk menampung dan menyerap air dari feses,
meminimalkan terjadinya lepuh dada dan kaki serta menjaga kehangatan kandang.
Lantai kandang menggunakan sistem litter berbahan sekam padi. Litter adalah
hamparan alas kandang yang berguna sebagai alas tidur , penghangat bagi ayam
dan mengurangi kelembaban lantai kandang 5 - 10 cm. Hal tersebut dijelaskan oleh
colling pad dengan tinggi 4m, lebar 15m dan ketebalan 15 cm yang dipasang di
sebelah depan. Disusun bergelombang berbentuk wafer yang di sebut cell deck
berukuran tinggi 150 cm dan lebar 60 cm dan exhaust fan atau kipas dipasang
dibagian belakang setiap kandang 3 buah fan dioperasikan tergantung pada suhu di
dalam kandang. Colling pad berfungsi sebagai pendingin otomatis dan penyaring
udara yang akan masuk ke dalam kandang, atas kerja sinyal dari perubahan suhu
kemudian diteruskan ke panel set point sehingga ayam akan merasa tetap nyaman
pada suhu lingkungan dalam kandang. Exhaust fan atau kipas adalah alat untuk
menarik udara yang mengandung karbondioksida, debu dan amonia dan digantikan
udara segar yang masuk melalui 19 colling pad. Hal ini sesuai dengan pendapat
Rahayu dkk (2011) bahwa penggunaan colling pad dan kipas yaitu udara di dalam
kandang bisa dikontrol melalui tenaga listrik. Suhu didalam kandang terasa nyaman
sesui dengan kebutuhan ayam. Kartasudjana dan Suprijatna (2010) menyatakan
bahwa kandang dengan dua sisi tertutup dengan menggunakan exhaust fan dan
colling pad berfungsi untuk mengatur kecepatan angin serta temperatur di dalam
kandang.
kandang type tertutup (close house), kandang type ini lebih aman ditinjau dari segi
biosecurity dengan adanya ventilasi yang baik agar pengaturan suhu lingkungan di
dalam kandang sesuai dengan kenyamanan ayam dan ayam tidak mudah stres. Hal
tersebut sesuai dengan pernyataan Hameed dkk (2004) desain perkandangan pada
ayam broiler secara umum terdapat dua jenis type kandang yaitu kandang tertutup
(close house) atau sistem kandang dengan lingkungan kandang yang disesuaikan
Peralatan kandang yang digunakan di Clouse House FPP antara lain sebagai
berikut box pakan, nippel (tempat minum otomatis, tirai plastik,tandon air, blower,
instalasi listrik, jenset, penutup dinding, pompa air dan pipa. Fadillah dkk (2007)
pada saat (DOC) sampai umur 4-5 hari menggunakan feeder tray. Satu feeder tray
bisa digunakan 30 – 50 ekor ayam. Baby chick feeder digunakan untuk memberi
pakan antara 4-10 hari tergantung perkembangan ayam, jika ayam sudah bisa
makan di tempat makan maka baby chick feeder sudah tidak perlu digunakan lagi.
Keuntungan memakai baby chick feeder adalah mengurangi jumlah pakan yang
tumpah saat dimakan ayam. Pada masa ini ayam harus sering diberikan pakan
dalam jumlah yang sedikit agar ayam cepat berdaptasi dengan lingkungan. Hal ini
sesuai dengan pendapat Fadillah dkk (2007) menyatakan bahwa ayam pada periode
starter masih dalam tahap belajar dan adaptasi dengan lingkungan sehingga
pemberian pakan dalam jumlah sedikit demi sedikit dimaksudkan agar banyak
terbuang dan tidak tercampur dengan kotoran ayam. Tingkat konsumsi pakan tiap
produksi, tingkt cekaman, aktivitas ternak, kandungan energi dalam pakan dan suhu
lingkungan. Pemberian pakan dapat 21 dilakukan pada waktu yang tepat dengan
kebutuhan ayam, misalnya pada pagi dan sore hari. Idayat dkk (2012) menyatakan
waktu pemberian pakan di pilih pada saat yang tepat dan nyaman sehingga ayam
dapat makan dengan baik dan tidak banyak pakan yang terbuang.
2.9. Tempat Minum
Tempat minum yang digunakan di Clouse House FPP yaitu tipe galon
otomatis dan nipple sehingga dalam pemberian air minum hanya mengisi tempat
juga dapat mencegah air tumpah ke lantai kandang dan air minum tidak
terkontaminasi kotoran, lebih mudah dalam pemberian nya, tidak boros air dan
tidak perlu di bersihkan tiap hari. Tamalludin (2012) menyatakan bahwa nipple
breeding, bentuknya memanjang seperti pipa lalu air akan keluar dari pipa menjulur
yang tinggi dan perawatan yang baik, selain itu diperlukan pengamatan secara teliti
untuk memastikan nipple berfungsi dengan baik. Nipple harus selalu rutin di cek
satu minggu sekali ketinggian nipple ditambah. Hal ini sesuai dengan pendapat
ketinggian dan umur ayam. Tamalludin (2012) juga menambahkan bahwa nipple
harus disesuaikan dengan tinggi badan ayam, harus diupayakan agar menghadap ke
bolam lampu, terutama berguna untuk ayam sehingga ayam dapat bergerak untuk
makan dan minum. Tingkat intensitas cahaya yang diperlukan di kandang close
house sangat tinggi dan lebih mudah dikontrol dibandingkan kandang terbuka,
karena kalau pencahayaan kurang atau lampu mati bisa membuat ayam mati
menumpuk. Hal ini sesuai pendapat Fadilah (2005) menyatakan bahwa karena
intensitas dan kontinuitas cahaya lampu harus dijaga, dan lampu harus selalu dicek
sehingga tidak ada ayam yang mati. Lama pencahayaan dengan periode gelap
(2009). Perlu diketahui bahwa pencahayaan yang di berikan pada ayam broiler
produktivitas ayam akan terganggu. Fungsi cahaya dalam kandang antara lain
Sanitasi kandang Clouse House FPP cukup baik menerapkan sistem sanitasi
melalui program biosecurity. Sanitasi adalah sebagai upaya yang ditujukan untuk
25 membunuh patogen dan kuman dengan menjaga kebersihan luar dan dalam
kandang. Sanitasi juga berarti upaya pengendalian hama yang bertujuan untuk
mencegah hama seperti burung liar dan serangga membawa patogen. Implementasi
sanitasi harus dilakukan secara tertata baik untuk kandang, peralatan kandang dan
(2011) bahwa sanitasi merupakan upaya yang ditujukan untuk membunuh patogen
kuman. Ditambahkan Metasari (2015) bahwa sanitasi yang baik dapat mengurangi
penurunan angka kematian pada ayam. Disekitar kandang harus banyak ditanami
pepohonan agar dapat menunjang ketersediaan udara segar dan sebagai sekat udara.
kandang berfungsi untuk mencegah polusi udara. Hembusan udara segar dari luar
Rasyaf (2003).
BAB III
3.1. Simpulan
closehouse dengan kondisi yang cukup lengkap di dalam kandang, sehingga ayam
3.2. Saran
Sebaiknya litter yang basah lebih cepat diganti, karena litter yang basah
Fadilah, R., P. Agustin, A. Sjamsirul dan Eko P. 2007. Sukses Beternak Ayam
Broiler. PT . Agromedia Pustaka. Jakarta.
Kristanto, L., H. Sugiharto, A. D. Atmojo dan L.B.D. Leokito. 2011. Studi reduksi
bunyi pada material insulasi atap zincalum. J. of Architecture and Built
Environment. 38(2) : 101-110.
Metasari, T., S. Dian dan V. Wanniatie. 2015. Pengaruh berbagai jenis bahan litter
terhadap kualitas litter broiler fase finisher di closed house. J. Ilmiah Pet
Terpadu. 2 (3) : 23-29.
Prihandanu, A. Trisanto dan Y. Yuniati. 2015. Model sistem kandang ayam closed
house otomatis menggunakanomron sysmac CPM1A 20-CDR-A-V1. J.
Rekayasa dan Teknologi Elektro. 9 (1) : 54-62
Rahayu, I., T. Sudaryani dan H. Santosa. 2011. Panduan Lengkap Ayam. Penebar
Swadaya, Jakarta.
Sulistyoningsih, M. 2004. Respon fisiologis dan tingkah laku ayam broiler periode
starter akibat cekaman temperatur dan awal pemberian pakan yang berbeda.
Program Studi Magister Ilmu Ternak. Fakultas Peternakan. Universitas
Diponegoro, Semarang. (Tesis)