Anda di halaman 1dari 7

PROFIL ERITROSIT DAN LEMAK DARAH AYAM BROILER YANG

DIBERI SINBIOTIK DENGAN SUPLEMENTASI BETAIN DAN


SELENIUM PADA KEPADATAN TINGGI

SKRIPSI

Oleh :

FAKHRIANSYAH LUTHFIAN

PROGRAM STUDI S1 PETERNAKAN


FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2021
BAB I

PENDAHULUAN

Ayam broiler merupakan salah satu sumber protein hewani yang banyak

dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Ayam broiler memiliki karakteristik

pertumbuhannya yang cepat, waktu panen yang relatif singkat dan harganya yang

terjangkau. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, permintaan daging

ayam broiler terus meningkat setiap tahunnya. Untuk meningkatkan efisiensi

produksi ayam broiler, peternak lazim memelihara ayam broiler dalam kandang

dengan tingkat kepadatan yang tinggi. Pemeliharaan ayam broiler pada kepadatan

tinggi bertujuan untuk meningkatkan efisiensi pemanfaatan luas kandang dan

sumber daya sehingga nilai keuntungan yang diperoleh menjadi lebih besar dan

optimal.

Kepadatan tinggi dapat meningkatkan suhu dan kelembaban dan juga dapat

memperburuk sirkulasi udara di dalam kandang (Woro et al. 2019). Suhu dan

kelembaban yang meningkat melebihi batas suhu nyaman bagi ayam dapat

mengakibatkan ayam mengalami cekaman panas (Prawitasari, et al., 2012). Stres

yang timbul tersebut dapat mengakibatkan peningkatan kadar hormon

kortikosteroid di dalam tubuh ayam broiler (Bedanova et al., 2007). Sebagai

catatan, peningkatan hormon kortikosteroid dapat mengakibatkan penurunan

kadar hemoglobin dan nilai hematokrit pada ayam broiler (Xu et al., 2018).

Hormon kortikosteroid dapat menghambat kerja hormon eritropoietin dalam

proses eritropoiesis (Stellacci et al., 2009). Peningkatan hormon kortikosteroid


juga akan berdampak pada meningkatnya kadar kolesterol dalam darah

(Duan et al., 2014) sehingga dapat berdampak negatif terhadap kondisi fisologis

ayam broiler secara umum (Djaelani dan Tana, 2015). Selain itu, peningkatan

kadar kolesterol dalam darah berkorelasi positif dengan kadar kolesterol daging

ayam sehingga beresiko terhadap kesehatan konsumen (Cholis et al., 2016).

Upaya yang dapat dilakukan dalam memperbaiki kondisi fisiologis ayam

broiler terutama profil eritrosit dan lemak darah ayam broiler salah satunya yaitu

dengan memberikan aditif pakan berupa sinbiotik tepung bawang putih dan

Lactobacillus casei dengan suplementasi betain dan selenium. Sinbiotik

merupakan kombinasi antara prebiotik dan probiotik yang dapat memberikan efek

menguntungkan bagi ternak (Kompiang, 2009). Beberapa studi menujukkan

bahwa pemberian sinbiotik dapat menurunkan kadar kolesterol darah ayam

broiler. Bawang putih diketahui memiliki kandungan senyawa inulin yang

merupakan polimer dari fruktosa yang berfungsi sebagai cadangan makan pada

tumbuhan (Hartono et al., 2013). Inulin pada bawang dapat dicerna melalui

pencernaan mikrobial terutama pada genus lactobacilli sehingga bawang putih

dapat dikatakan sebagai prebiotik (Winarti et al., 2011). Bawang putih memiliki

kemampuan untuk menghambat aktivitas enzim HMG-CoA Reduktase sehingga

sintesis kolesterol dapat ditekan (Konjufca et al., 1997).

Lactobacillus casei merupakan bakteri asam laktat yang memiliki

karakteristik yaitu dapat memberikan efek positif bagi kesehatan inangnya, tidak

bersifat patogenik dan mampu bertahan dalam keadaan pH usus sehingga L. casei

dapat dikatakan sebagai probiotik (Sunaryanto et al., 2014). Lactobacillus casei


memiliki kemampuan untuk menurunkan kadar kolesterol dengan cara

meningkatkan sekresi enzim bile salt hydrolase (BSH) yang akan merangsang hati

untuk meningkatkan pemakaian kolesrerol untuk mensintesis asam empedu yang

nantinya akan dieksresikan lewat feses (Ros, 2000).

Suplementasi selenium dalam ransum unggas berfungsi sebagai antioksidan,

cara kerja selenium sebagai antioksidan yaitu melindungi sel terhadap spesis

oksigen reaktif dengan mengurangi radikal bebas dan mencegah peroksidasi lipid

(Habibian et al., 2014). Selenium juga dapat meningkatkan aktivitas enzim yang

terlibat dalam pembentukan sel darah merah sehingga suplementasi selenium

dapat meningkatkan hemoglobin pada ayam yang dipelihara pada kepadatan

tinggi (Raza et al., 2018). Suplementasi betain dalam ransum pada penelitian ini

yaitu sebagai osmolit (agen pengatur tekanan osmotic) saluran pencernaan untuk

meningkatkan pertumbuhan bakteri pada sinbiotik yang diberikan (Zou et al.,

2016). Betain juga berperan sebagai antioksidan yang dapat mengurangi dampak

stres pada ayam

(Liu et al., 2019).

Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

pemberian sinbiotik dengan suplementasi betain dan selenium terhadap profil

eritrosit (haemoglobin dan hematokrit) dan profil lemak darah (kolesterol,

trigliserida, HDL dan LDL) ayam broiler. Manfaat dari penelitian ini yaitu

memberikan informasi tentang pengaruh pemberian sinbiotik dengan

suplementasi betain dan selenium terhadap profil eritrosit (haemoglobin dan


hematokrit) dan profil lemak darah (kolesterol, trigliserida, HDL dan LDL) ayam

broiler.
DAFTAR PUSTAKA

Bedanova, I., E. Voslarova, P. Chloupek, V. Pistekova, P. Suchy, J. Blahova, R.


Dobsikova, dan V. Vecerek. 2007. Stress in broilers resulting from
shackling. J. Poultry Science. 86 (6): 1065 – 1069.

Cholis, M. A., E. Suprijatna dan N. Suthama. 2016. Kecernaan lemak dan massa
lemak daging pada ayam kampung persilangan yang mendapat ransum
dengan penambahan umbi bunga dahlia (dahlia variabilis) sebagai sumber
inulin. J. Animal Agriculture, 3(2), 204–210.

Duan, Y., W. Fu, S. Wang, Y. Ni dan R. Zhao. 2014. Cholesterol deregulation


induced by chronic corticosterone (CORT) stress in pectoralis major of
broiler chickens. J. Comparative Biochemistry and Physiology. 176 (1): 59
– 64.

Djaelani, M. A. dan S. Tana. 2015. Pemberian teh kombucha pada air minum
terhadap nilai ldl kolesterol dan hdl kolesterol darah ayam broiler (gallus
sp). J. Buletin Anatomi Dan Fisiologi Dh Sellula, 23(2), 72–78.

Habibian, M., S. Ghazi, M. M. Moeini, dan A. Abdolmohammadi. 2014. Effects


of dietary selenium and vitamin E on immune response and biological blood
parameters of broilers reared under thermoneutral or heat stress conditions.
J. International journal of biometeorology 58(5): 741–752.

Hardy, M. P., H. B. Gao., Q. Dong., R. Ge., Q. Wang., W. R. Chai., X. Feng dan


C. Sottas. 2005. Stress hormone and male reproductive function. J. Cell
Tissue Res. 322 (1): 474 – 483.

Hartono, C. Muthiadin dan A. I. Ayu. 2013. Pengaruh ekstrak senyawa inulin dari
bawang merah (allium cepa linn.) terhadap pertumbuhan bakteri probiotik
lactobacillus acidophilus. J. Bionature 14(1): 61–69.

Kompiang, I. P. 2009. Pemanfaatan mikroorganisme sebagai probiotik untuk


meningkatkan produksi ternak unggas di Indonesia. Pengembangan. J.
Inovasi Pertanian 2 (3) : 177 – 191.

Konjufca V. H., G. M. Pesti dan R. I. Bakalli. 1997. Modulation of cholesterol


levels in broiler meat by dietary garlic and copper. J. Poultry Science. 76
(9): 1261 – 1271.

Liu, W., Y. Yuan, C. Sun, B. Balasubramanian, Z. Zhao, Z. dan L. An. 2019.


Effects of dietary betaine on growth performance, digestive function,
carcass traits, and meat quality in indigenous yellow-feathered broilers
under long-term heat stress. J. Animals 9(8): 506–519.
Prawitasari R. H., V. D. Y. B. Ismadi dan I. Estiningdriati. 2012. Kecernaan
protein kasar dan serat kasar serta laju digesta pada ayam arab yang diberi
ransum dengan berbagai level azolla microphylla. J. Animal Agriculture. 1
(1): 471 – 483.

Ros, E. 2000. Intestinal absorption of triglyceride and cholesterol. Dietary and


pharmacological inhibition to reduce cardiovascular risk. J. Atherosclerosis
151 (2): 357–379

Scanes, C. G. 2016. Biology of stress in poultry with emphasis on glucocorticoids


and the heterophil to lymphocyte ratio. J. Poultry Science. 95 (9): 2208-
2215.

Stellacci, E., A. D. Noia, A. D. Baldassarre, G. Migliaccio, A. Battistini DAN A.


R. Migliaccio. 2009. Interaction between the glucocorticoid and the
erythropoietin receptors in human erythroid cells. J. Experimental
Hematology. 37 (5): 559 – 572.

Sunaryanto, R., E. Martius dan B. Marwoto. 2014. Uji kemampuan lactobacillus


casei sebagai agensia probiotik. J. Bioteknologi dan Biosains Indonesia
1(1): 9–14.

Winarti, S., E. Harmayani dan R. Nurismanto. 2011. Karakteristik dan profil


inulin beberapa jenis uwi (dioscorea spp.). J. Agritech 31(4): 378–383.

Woro, I. D., U. Atmomarsono dan R. Muryani. 2019. Pengaruh pemeliharaan


pada kepadatan kandang yang berbeda terhadap performa ayam broiler. J.
Sain Peternakan Indonesia 14 (4), 418–42

Xu, Y., X. Lai, Z. Li, X. Zhang dan Q. Luo. 2018. Effect of chronic heat stress on
some physiological and immunological parameters in different breed of
broilers. J. Poultry Science. 97(11): 4073 – 4082.

Zou, H., N. Chen, M. Shi, M. Xian, Y. Song dan J. Liu. 2016. The metabolism
and biotechnological application of betaine in microorganism. J. Applied
microbiology and biotechnology 100(9): 3865–3876.

Anda mungkin juga menyukai