Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Veteriner Jurnal Veteriner September 2019 Vol. 20 No.

3 : 307-315
pISSN: 1411-8327; eISSN: 2477-5665 DOI: 10.19087/jveteriner.2019.20.3.307
Terakreditasi Nasional, Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan, online pada http://ojs.unud.ac.id/index.php/jvet
Kemenristek Dikti RI S.K. No. 36a/E/KPT/2016

Gambaran Histopatologi dan Populasi Bakteri Asam Laktat


pada Duodenum Ayam Pedaging yang Diberi Sinbiotik
dan Diinfeksi Escherichia coli
(HISTOPATHOLOGY AND LACTIC ACID BACTERIA
POPULATION IN DUODENUM WITH SINBIOTIC
AND ESCHERICHIA COLI INFECTED BROILER)

Muhammad Daud, Muhammad Aman Yaman, Zulfan

Program Studi Peternakan,


Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala,
Jl. Tgk. Hasan Krueng Kalee, Kopelma Darussalam,
Syiah Kuala, Kota Banda Aceh, Aceh, Indonesia 23111
Telp. 08116871104; Email: daewood_vt@yahoo.co.id

ABSTRAK

Penelitian bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan sinbiotik sebagai feed additive dalam
ransum terhadap gambaran histopatologi dan populasi bakteri asam laktat (BAL) pada
duodenum ayam pedaging yang diinfeksi bakteri Escherichia coli. Penelitian menggunakan 96 ekor
ayam pedaging strain Jumbo seri A Cibadak yang dipelihara sampai umur enam minggu. Penelitian
dilakukan dengan metode eksperimen, menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan
delapan perlakuan ransum dan empat ulangan. Perlakuan ransum terdiri atas: R1 (ransum basal/
kontrol), R2 (ransum basal + prebiotik 0,4%), R3 (ransum basal + probiotik 108 CFU), R4 (ransum
basal + prebiotik 0,4% + probiotik 108 CFU/sinbiotik), R5 (ransum basal + infeksi E. coli 104 CFU),
R6 (ransum basal + prebiotik 0,4% + infeksi E. coli 104 CFU), R7 (ransum basal + probiotik 108
CFU + infeksi E. coli 104 CFU), dan R8 (ransum basal + prebiotik 0,4% + probiotik 108 CFU +
infeksi E.coli 104 CFU). Variabel yang diamati adalah perubahan histopatologi duodenum
berdasarkan skor lesio mikroskopik dan populasi BAL pada duodenum ayam pedaging umur 2, 4,
dan 6 minggu. Analisis data dilakukan dengan sidik ragam satu arah, dilanjutkan dengan uji
Duncan. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan probiotik, prebiotik dan sinbiotik secara
signifikan (P<0,05) menurunkan skor lesio mikroskopik duodenum dan terjadi peningkatan
populasi BAL pada duodenum ayam pedaging umur 2, 4 dan 6 minggu. Disimpulkan bahwa
penggunaan sinbiotik sebagai feed additive dalam ransum dapat memberi pengaruh positif
terhadap histopatologi duodenum dan populasi BAL pada duodenum ayam pedaging umur 2, 4
dan 6 minggu baik yang diinfeksi maupun yang tidak diinfeksi E.coli.

Kata-kata kunci: ayam pedaging; sinbiotik; histopatologi; duodenum; BAL

ABSTRACT

The research aims to study the use of synbiotics as feed additives in rations on describe lesions
histopathology and population of lactic acid bacteria in duodenum infected with Escherichia coli.
The study used 96 broiler Jumbo series A Cibadak strains which were maintained until the age of
six weeks. The study was conducted by experimental method, using a completely randomized design
(CRD) with eight treatments of rations and four replications. The broilers were devided into eight
treatment diets: R1 (basal diet/control), R2 (basal diet + prebiotic 0.4%); R3 (basal diet + probiotic
108 CFU); R4 (basal diet + prebiotic 0.4% + probiotic 108 CFU); R5 (basal diet + infected with E. coli
104 CFU); R6 (basal diet + prebiotic 0.4% + infected with E. coli 104 CFU); R7 (basal diet + probiotic
108 CFU + infected with E. coli 104 CFU); and R8 (basal diet + prebiotic 0.4% + probiotic 108 CFU
+ infected with E. coli 104 CFU). The observed variables were histopathology based on lesio microscopic

307
Muhammad, et al Jurnal Veteriner

and lactic acid bacteria population in duodenum age 2, 4 and 6 weeks. Data was analyzed by using
one-way analysis of variance then continued with Duncan test. The results showed that the use of
probiotics, prebiotics and synbiotics significantly (P<0.05) decreased histopathological lesio score
and increased the population of lactic acid bacteria in duodenum age 2, 4 and 6 weeks. In conclusion
the use of synbiotics as feed additives in the ration a positive on describe lesions histopathological
and increase in the population of lactic acid bacteria in duodenum age 2, 4 and 6 weeks infected and
not infected with E. coli.

Keywords: broiler; sinbiotic; histopathology; duodenum; BAL

PENDAHULUAN umumnya sekitar 2,5-50,0 ppm (Hashemi dan


D av oodi, 2010). M eskipu n d osis y an g
Penggunaan imbuhan pakan atau feed dig u n akan dalam kon sen tr a si kec il,
additive dalam usaha peternakan unggas pengg unaan antibiotik telah men dapat
modern (ay am pedaging ) su dah umum perhatian khusus dari pemerintah dan
digunakan dengan tujuan untuk memacu kon sumen . Akibat pemberian antibiotik
per tu mbu h an ata u men in g katkan tertentu, ternak resisten terhadap Enrofloxacin
produktivitas dan efisiensi pakan. Salah satu yang berfungsi untuk membasmi bakteri
faktor y an g palin g pen ti n g dalam Escherichia coli. Secara keilmuan, penggunaan
meningkatkan produktivitas ternak adalah AGP dinilai ber­hasil dan mampu memperbaiki
kesehatan salu ran penc er naan . Tanpa nilai feed coversion ratio (FCR). Namun, WHO
didukung saluran pencernaan yang sehat, telah melarang penggunaan AGP pada hewan
ternak tidak dapat menunjukkan performans ternak karena dapat berakibat buruk bagi
yang optimal. Kesehatan saluran pencernaan kesehatan man usia. Beg itu juga FAO,
dan nutrisi saling berkaitan satu sama lain. menyatakan penggunaan antibiotik menjadi
Pemanfaatan nutrisi pakan hanya dapat ancaman bagi manusia, karena mikrob yang
dic apai s ec ar a optimal jik a salu r an harusnya dapat dibasmi dengan antibiotik
pencernaan dalam keadaan sehat. Sistem ternyata tidak. Uni Eropa telah melarang
pencernaan berhubungan langsung dengan penggunaan antibiotik sebag ai pemacu
lingkungan luar, sehingga merupakan tempat pertumbuhan sejak tahun 2006 (Marshall dan
masuknya mikroorganisme patogen secara Levy, 2011). Namun di Indonesia, pelarangan
potensial dan menyebabkan saluran cerna AGP baru mulai berlaku sejak 1 Januari 2018,
mudah terinfeksi oleh agen infeksi seperti dan hal tersebut sebenarnya telah diatur dalam
bakteri, dan cacing sehing ga dapat Undang-Undang Nomor 18 tahun 2009 juncto
menyebabkan gangguan absorbsi nutrisi seperti Undang-Undang Nomor 41 tahun 2014 tentang
elektrolit-elektrolit, vitamin-vitamin, dan Peternakan dan Kesehatan Hewan. Pasal 22
mineral yang berimplikasi pada perlambatan ayat 4c dinyatakan, setiap orang dilarang
pertumbuhan serta dapat menimbulkan menggunakan pakan yang dicampur hormon
kerusakan vili usus (Balqis et al., 2011). tertentu dan atau antibiotik sebagai imbuhan
Pertumbuhan vili pada saluran pencernaan pakan. 
dapat memengaruhi performans pertumbuhan Upaya meningkatkan produktivitas dan
ayam (Yazdi et al., 2014; Khan et al., 2017). mempertahankan keseh atan salu ran
Produktivitas ternak dapat ditingkatkan pencernaan harus selalu dilakukan. Salah
salah satunya yaitu dengan pemberian satunya dengan pemberian pakan yang
imbuhan pakan. Imbuhan pakan yang sangat seimbang dan pemberian sinbiotik sebagai
umum digunakan adalah antibiotik atau lebih imbuhan pakan atau feed additive. Sinbiotik
dikenal dengan Antibiotic Growth Promoter merupakan suatu produk yang mengandung
(AGP) yang berfungsi untuk membantu dua jenis bahan yaitu probiotik dan prebiotik.
melawan bakteri patogen dan akibatnya dapat Probiotik adalah sekelompok mikrob hidup
meningkatkan produksi ternak. Antimikrob yang menguntungkan dan digunakan untuk
khususnya antibiotik, pada hewan produksi memen g ar u h i in du k seman g melalu i
digun akan sebag ai ter api, pen cegah an per baikan mikr oor g an isme di salu r an
penyakit, dan juga digunakan sebagai pemacu pencernaan (Fuller, 1997). Mikroorganisme
pertumbuhan (Ventola, 2016). Dosis AGP pada probiotik yang paling banyak digunakan

308
Jurnal Veteriner September 2019 Vol. 20 No. 3 : 307-315

adalah strain Lactobacillus dan Bifidobacteria ayam pedaging yaitu: ransum periode starter
(Solanki et al., 2013), sedangkan prebiotik (umur 0-3 minggu) kandungan protein 21-23%
adalah nondigestible food ingredient yang dan energi metabolisme 2800-3000 kkal/kg, dan
memiliki pengaruh baik terhadap host (inang) ransum periode finisher (umur 3-6 minggu)
dengan memicu aktivitas, pertumbuhan kan dungan protein 19-21% dan energi
selektif, atau keduanya terhadap satu jenis metabolisme 3000-3200 kkal/kg. Semua ransum
atau lebih mikrob penghuni kolon (Salminen perlakuan menggunakan bahan pakan yang
dan Yuan 2009). sama, hanya berbeda pada penggunaan
Sinbiotik yang digunakan pada penelitian probiotik, prebiotik dan sinbiotik. Bahan ransum
ini adalah sinbiotik alami yang terdiri dari yang digunakan terdiri atas: jagung kuning,
bakteri asam laktat L. casei Rhamnosus bungkil kedelai, tepung ikan, dedak gandum,
sebagai probiotik dan oligosakarida ekstraksi bungkil kelapa, CPO, DL-Methionine, LLysine,
tepung buah rumbia sebagai prebiotik. Tujuan probiotik (L.casei Rhamnosus), dan prebiotik
penelitian adalah u ntu k meng evaluasi (oligosakarida ekstrak tepung buah rumbia).
penggunaan sinbiotik sebagai feed additive
dalam ransum terhadap gambaran histo- Variabel Penelitian
patologi dan populasi BAL pada duo-denum Variabel yang diamati adalah gambaran
ayam pedaging yang diinfeksi bakteri E. coli. histopatologi dan populasi bakteri asam laktat
(BAL) pada duodenum ayam pedaging umur 2,
METODE PENELITIAN 4, dan 6 minggu. Pemeriksaan histopatologi
dilakukan di Laboratorium Patologi, Fakultas
Materi penelitian yang digunakan adalah Kedokteran Hewan, dan pengamatan terhadap
ayam pedaging umur sehari (Day Old Chick/ populasi bakteri asam laktat (BAL) dilakukan
DOC strain Jumbo seri A Cibadak sebanyak 96 di Laboratorium Mikrobiologi Seafast Center,
ekor, yang dipelihara sampai umur enam minggu. Institut Pertanian Bogor.
Pada hari pertama dilakukan penimbangan Gambaran histopatologi diamati ber-
DOC dan selanjutnya DOC ditempatkan pada dasarkan skor lesio mikroskopik duodenum ayam
kandang perlakuan dan ulangan sesuai dengan pedaging umur 2, 4, dan 6 minggu. Setiap
unit kandang pengacakan. Pada hari keempat, pengamatan menggunakan satu ekor ayam/
ayam pedaging divaksinasi ND guna mencegah ulangan yang diambil (dipotong) secara acak.
timbulnya penyakit tetelo (ND) melalui tetes Masing-masing sampel usus bagian duodenum
mata. Infeksi bakteri E.coli dilakukan pada diambil sepanjang 2 cm kemudian diblok dalam
umur tujuh hari dengan cara injeksi kedalam parafin. Sampel difiksasi dalam larutan buffer
mulut ayam pedaging sebanyak 104 CFU/ekor. normal formalin (BNF) 10%, didehidrasi dengan
alkohol konsentrasi bertingkat, clearing
Metode Penelitian dilakukan dengan xylol dan embedding dengan
Penelitian dilakukan dengan metode menggunakan parafin. Preparat dipotong setebal
eksperimen, menggunakan Rancangan Acak 5 µm dan dilekatkan pada gelas objek dan
Lengkap (RAL), dengan delapan perlakuan diwarnai dengan pewarnaan Hematoxilin dan
ransum dan empat kali ulangan. Perlakuan Eosin (HE).
ransum terdiri atas: R1 (ransum basal/kontrol), Selanjutnya dilakukan pengamatan lesio
R2 (ransum basal + prebiotik 0,4%), R3 (ransum histopatologi dengan menggunakan mikroskop
basal + probiotik 108 CFU), R4 (ransum basal + (Olympus) cahaya pada pembesaran lensa
prebiotik 0,4% + probiotik 108 CFU/sinbiotik), objektif 10, 20 atau 40 kali terhadap kerusakan
R5 (ransum basal + infeksi E. coli 104 CFU), R6 organ pencernaan (duodenum) yang dinilai pada
(ransum basal + prebiotik 0,4% + infeksi E. coli 10 bidang pandang berdasarkan derajat
104 CFU), R7 (ransum basal + probiotik 108 CFU perubahannya, dengan skala tingkat kerusakan
+ infeksi E. coli 104 CFU), dan R8 (ransum basal sebagai berikut: 0 = normal (vili utuh, mukosa
+ prebiotik 0,4% + probiotik 108 CFU + infeksi normal, dan epitel tersusun rapi dengan sel
E.coli 104 CFU). goblet); 1 = r usak r ing an (edema, dan
pemendekan vili); 2 = rusak sedang (vili
Ransum Penelitian terkoyak ringan/tumpul, dan sel goblet
Ransum yang digunakan selama penelitian berproliferasi); dan 3 = rusak parah (nekrosis
adalah ransum basal tanpa antibiotik berbentuk sel goblet, dan infiltrasi seluler pada vili).
crumble, yang diformulasikan sesuai kebutuhan

309
Muhammad, et al Jurnal Veteriner

Pengamatan terhadap mikrobiota usus dalam r a n su m ay am pedag i n g tidak


bakteri asam laktat (BAL) dilakukan pada usus menunjukkan efek negatif terhadap kondisi
bagian duodenum ayam pedaging umur 2, 4, dan usus (duodenum) yang tercermin dari skor
6 minggu. Setiap pengamatan menggunakan lesio relatif lebih rendah dibandingkan skor
satu ekor ayam/ulangan yang diambil (dipotong) lesio yang diperoleh pada perlakuan kontrol
secara acak. Sampel berupa isi duodenum yang diinfeksi E.coli. Semakin kecil skor lesio
diambil sebanyak 0,5 g, selanjutnya dilakukan yang dimiliki mengindikasikan kondisi organ
pengenceran secara serial dan dilakukan kultur pencernaan ayam pedaging semakin baik dan
pada cawan petri dengan menggunakan media sebaliknya semakin besar skor lesio yang
De Man, Rogosa dan Sharpe agar (MRS agar) diperoleh menunjukkan tingkat kerusakan
kemudian diinkubasi pada suhu 37oC selama 24 semakin parah (Tabel 1).
jam. Pengamatan yang dilakukan yaitu In feksi E. coli pada ay am pedaging
menghitung jumlah koloni bakteri yang menimbulkan perubahan mikroskopik pada
terbentuk (CFU). usus bagian duodenum yang ditandai dengan
vili duodenum mengalami kerusakan (Gambar
Analisis Data 2,4,6) dan skor lesio yang diperoleh pada
Data yang diperoleh dianalisis dengan minggu ke 2, 4 dan 6 secara signifikan
sidik ragam dan data yang berbeda nyata (P<0,05) lebih tinggi dibandingkan dengan
dilanjutkan dengan uji Duncan’s Multiple perlakuan lainnya. Vili yang mengalami
Range Test (Steel dan Torrie 1995). Data hasil ker u sakan , akan men g g an g g u pr oses
pemeriksaan histopatologi yang terdapat dari penyerapan makanan di dalam usus halus.
pengamatan preparat jaringan masing-masing Selain it u , lu as per mu kaa n n y a akan
organ ditampilkan dalam bentuk gambar dan digunakan oleh bakteri patogen (E. coli) untuk
nilai skoring. Selanjutnya data dianalisis menempel dan berkoloni, sehingga dapat
dengan membandingkan gambaran perubahan memberikan pengaruh negatif terhadap
histopatologi pada organ duodenum ayam perkembangan usus halus ayam pedaging.
pedaging baik yang diinfeksi maupun yang Bakteri patog en mu ncul dalam ben tuk
tidak diinfeksi bakteri E. coli. kolonisasi di dalam usus pada vili dan lapisan
usus. Bakteri patogen akan berkembang biak
HASIL DAN PEMBAHASAN dan menyebabkan kerusakan pada vili usus
sehingga mengurangi penyerapan zat gizi.
Gambaran Histopatologi Duodenum Hartono et al. (2016) menyatakan penurunan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa lu as per m u kaan v ili akan membatasi
pemberian prebiotik, probiotik dan sinbiotik penyerapan sari-sari makanan. Dengan

Tabel 1. Rataan skor lesio mikroskopik duodenum ayam pedaging

Perlakuan Umur (minggu)


2 4 6
R1 (Kontrol) 0,60±0,54b 0,27±0,26c 0,42±0.124d
R2 (Prebiotik) 0,65±0,42b 0,80±0,54bc 0,70±0,40cd
R3 (Probiotik) 0,85±0,34b 0,77±0,35bc 1,05±0,43bc
R4 (Sinbiotik) 0,65±0,25ab 0,52±0,26bc 0,57±0,29cd
R5 (Kontrol+infeksi E.coli) 2,02±0,49a 1,77±0,98a 1,65±0,28a
R6 (Prebiotik+infeksi E.coli) 0,87±0,20b 1,17±0,17ab 0,80±0,24bcd
R7 (Probiotik+infeksi E.coli) 1,07±0,42b 1,00±0,33bc 1,20±0,29b
R8 (Sinbiotik+infeksi E.coli) 0,62±0,28b 0,77±0,41bc 0,52±0,25d

Keterangan: Nilai rataan dengan superskrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan
pengaruh yang berbeda nyata (P<0,05). Angka pada Tabel diperoleh dari hasil
pengamatan duodenum dengan mikroskop pada 10 bidang pandang kemudian dibuat
skala dengan tingkat kerusakan sebagai berikut:
0 = normal (vili utuh, mukosa normal, dan epitel tersusun rapi dengan sel goblet);
1 = rusak ringan (odema, dan pemendekan vili);
2 = rusak sedang (vili terkoyak ringan/tumpul, dan sel goblet berproliferasi); dan
3 = rusak parah (nekrosis sel goblet, dan infiltrasi seluler pada vili).

310
Jurnal Veteriner September 2019 Vol. 20 No. 3 : 307-315

demikian ayam yang diinfeksi E.coli dapat vili menjadi sehat dan dapat menyerap nutrisi
ter g an g g u absor bsi n u tr is in y a y an g secara efisien dan membuat lingkungan usus
berimplikasi pada hambatan pertambahan lebih sehat dan performans ayam lebih baik.
bobot badan. Kehilangan bobot badan erat Laudadio et al. (2012) menyatakan semakin
kaitannya dengan keterbatasan kemampuan tinggi vili maka luas daerah absorpsi nutrien
absorbsi nutrien oleh vili saluran cerna yang akan semakin besar serta memengaruhi
mengalami kerusakan. pen in g ka tan laju per tu mb u h an dan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa metabolisme. Selain itu, kapasitas pencernaan
pemberian prebiotik, probiotik dan sinbiotik dan absorpsi nutrien juga dapat diketahui dari
dalam ransum ayam pedaging cenderung rasio vili. Semakin tinggi rasio vili, maka
memiliki tingkat kerusakan usus bagian semakin tinggi pula tingkat pencernaan dan
duodenum lebih rendah dibanding dengan absorpsi nutriennya (Saragih et al., 2017).
perlakuan kontrol yang diinfeksi E. coli. Hal Semen tar a it u Setiaw an e t al. (2018)
ini mengindikasikan bahwa penggunaan melaporkan bahwa pemberian serbuk daun
prebiotik, probiotik dan sinbiotik dalam ransum jambu biji, dengan dosis 10 g/kg pakan dapat
ayam pedaging tidak memberikan efek negatif meningkatkan pertumbuhan vili duodenum
terhadap ekosistem usus halus, bahkan ayam jawa super umur 16 hari.
sebaliknya pemberian prebiotik, probiotik dan
sinbiotik dapat mempertahankan kondisi usus Populasi Bakteri Asam Laktat (BAL)
halus tetap baik meskipun ayam telah diinfeksi Distribusi dan dominasi mikrob dalam
E. coli. Hal ini diduga disebabkan oleh adanya saluran pencernaan berbeda pada setiap bagian
prebiotik, probiotik dan sinbiotik yang berperan saluran pencernaan, misalnya dominasi
menekan keberadaan bakteri E. coli. Hasil mikrob dalam sekum berbeda dengan dominasi
pengamatan histopatologi usus halus pada bagian mikrob dalam ileum (Abdel-Raheem et al.,
2012). Demikian juga halnya populasi bakteri
duodenum (Gambar 7 dan 8) yang diberikan
asam laktat (BAL) yang diperoleh pada
sinbiotik tidak ditemukan adanya kerusakan vili
penelitian ini menunjukkan hasil yang
baik yang diinfeksi maupun yang tidak
berbeda pada saluran pencernaan bagian
diinfeksi E. coli (gambaran vili masih utuh) doudenum. Penggunaan prebiotik, probiotik
yang ditandai dengan: 1) bentuk vili usus yang dan sinbiotik dalam ransum ayam pedaging
utuh tanpa ada koyakan pada permukaannya, umur 2, 4, dan 6 minggu memberi pengaruh
2) sel goblet dalam jumlah besar di setiap vili- yang nyata (P<0,05) terhadap populasi BAL pada
vili usus, dan 3) tidak ditemui adanya sarang duodenum. Demikian juga halnya populasi BAL
radang yang merupakan salah satu indikasi pada duodenum ayam pedaging yang diinfeksi
usus terserang bakteri patogen. E. coli namun diberi prebiotik, probiotik dan
Di dalam usus prebiotik bertindak sebagai sinbiotik dalam ransum lebih tinggi (P<0,05)
umpan penarik patogen, sehingga permukaan dibandingkan perlakuan kontrol (Tabel 2).

Gambar 1. Fotomikrograf duodenum ayamGambar 2. Fotomikrograf duodenum ayam


Gambar 2. Fo to mi kro graf d uo d en um a ya m
G ambar 1. Fo to mi kro graf d uo d en um a ya m
p ed ag in g p ad a pe rla ku an R 1 p ed ag in g p ad a pe rla ku an R 5
(kontrol) terjadi pemendekan vili/vili (k ontrol + E.coli) v il i te rj ad i
atrofi (HE, 10x) kerusakan, vili terkoyak, vili atrofi,
dan nekrosis sel goblet (HE, 10x)

311
Muhammad, et al Jurnal Veteriner

dan nekrosis sel goblet (HE, 10x)

Gambar 3. Fotomikrograf duodenum ayamGambar 4. Fotomikrograf duodenum ayam


Gambar 3. Fo to m ik ro g ra f du o de nu m a ya m
Gambar 4. Fo to mi kro graf d uo d en um a ya m
p ed ag in g p ad a pe rla ku an R 2 p ed ag in g p ad a pe rla ku an R 6
(preb io ti k ) vi li d al a m ke ad aa n (prebiotik+E.co li) te rjadi o dema
normal/utuh tanpa kerusakan (HE, (HE, 10x)
10x)
(HE, 10x)

Gambar 5. FFotomikrograf
Gambar 5. otom ik rog ra f duduodenum
Gambar
ayam
ode nu m ay am Gambar6.6. Fotomikrograf
Fo to m ik ro g ra f duodenum
du o de nu m aayam
ya m
p ed ag in g p ad a pe rla ku an R 3 p ed ag in g p ad a pe rla ku an R 7
(prob io ti k) v il i da la m ke ad aa n (probiotik+E.coli) terjadi odema dan
normal/utuh tanpa kerusakan (HE, pemendekan vili/vili atrofi (HE, 10x)
10x)
(HE, 10x) pemendekan vili/vili atrofi (HE, 10x)

Gambar 7. Fotomikrograf duodenum ayamGambar


Gambar8.8. Fotomikrograf
Gambar 7. Fo to m ik ro g ra f du o de nu m a ya mFotomikrograf duodenum ayam
duodenum ayam
p ed ag in g p ad a per lak u an R4 pedaging pada perlakuan R8
(sinbiotik) vili normal/utuh dan (sinbiotik+ E.coli) vili normal/utuh
terjadi hyperplasia sel goblet (HE, tanpa kerusakan (HE, 10x)
10x)

312
Jurnal Veteriner September 2019 Vol. 20 No. 3 : 307-315

Tabel 2. Populasi bakteri asam laktat (BAL) pada duodenum ayam pedaging (Log cfu/mL)

Perlakuan Umur (minggu)


2 4 6
R1 (Kontrol) 4,32±2,53b 6,69±0,09d 5,80±0,40f
R2 (Prebiotik) 7,24±0,32a 7,05±0,01cd 6,54±0,17d
R3 (Probiotik) 8,02±0,02a 7,67±1,03abc 7,94±0,01ab
R4 (Sinbiotik) 7,97±0,95a 7,89±0,00ab 7,97±0,00a
R5 (Kontrol+infeksi E.coli) 6,19±0,18a 6,78±0,61d 6,97±0,03c
R6 (Prebiotik+infeksi E.coli) 7,45±0,59a 8,29±0,12a 6,27±0,05e
R7 (Probiotik+infeksi E.coli) 6,30 ±1,48a 6,54±0,27d 6,39±0,05de
R8 (Sinbiotik+infeksi E.coli) 7,66 ±0,72a 7,20±0,37bcd 7,72±0,02b
Keterangan : Nilai rataan dengan superskrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan
pengaruh yang berbeda nyata (P<0,05)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa salur an pen cern aan (dou denu m) ayam
penggunaan prebiotik, dan sinbiotik dalam pedaging (Tabel 2). Hal ini ditunjukkan
ransum ayam pedaging mampu meningkatkan dengan populasi BAL pada douedenum ayam
populasi BAL. Kebanyakan prebiotik yang pedaging cenderung terjadi peningkatan
telah diteliti merupakan jenis oligosakarida dibandingkan dengan ayam pedaging yang
yang tidak dapat dicerna usus halus yang pada diinfeksi maupun yang tidak diinfeksi E. coli.
gilirann ya akan masuk ke usu s besar. M en u r u t G ibson (2004) pe n ambah an
Selanjutnya akan difermentasi oleh bakteri- oligofruktosa (FOS) ke dalam ransum tidak
bakteri yang menguntungkan di dalam usus men g u bah total bakter i, ak an tetapi
besar (kolon), seh ingg a men ingkatkan menurunkan jumlah Bacteriodes, Clostridia
pertumbuhan BAL seperti Lactobacillus dan dan Fusobacteria. Demikian pula menurut
Bifidobacteria di dalam saluran pencernaan Abdel-Raheem et al. (2012) pemberian FOS
(Ashayeizadeh et al., 2011). tidak mengubah total mikrob, akan tetapi
Menurut Ballongue (2004), keseimbangan men in g k atkan Bifid obac te r iu m dan
ekosistem saluran gastrointestinal dapat menurunkan Coliform. Gheisar et al. (2016),
terjaga melalui beberapa faktor, berupa menyatakan bahwa penggunaan laktulosa
mekanisme secara fisik, kimia dan pengaturan mampu menstimulasi pertumbuhan probiotik
biologis seperti gerakan peristaltik usus yang Lactobacillus dan Bifidobacterium serta
dapat men y ebabkan elimin a si mikr o- mereduksi aktivitas bakteri proteolitik.
organisme dan interaksi-interaksi yang terjadi Penyerapan laktulosa juga mampu meng-
antara berbagai macam species bakteri yang hambat proliferasi bakteri patogen dalam usus
terdapat di dalam usus baik simbiosis maupun seperti Salmonella dan E. coli dan
antagonis. Mikrobiota dalam usus ayam meningkatkan pertumbuhan ayam broiler.
pedaging sangat berfruktuasi dan menjadi Pertumbuhan BAL tidak terpengaruh
stabil pada umur enam minggu, oleh karena dengan adanya intervensi E. coli pada kelompok
itu ayam yang baru menetas atau yang ayam yang diberi ransum mengan dung
berumur dibawah tiga minggu sangat rentan prebiotik, probiotik dan sinbiotik. Meskipun
terhadap infeksi E. coli. Kepekaan terhadap terjadi sedikit penurunan jumlah BAL jika
infeksi E. coli menurun dengan nyata sejalan dibandingkan dengan kelompok ayam yang
dengan perkembangan mikrobiota normal tidak diinfeksi E. coli, akan tetapi jumlahnya
dalam usus. masih lebih tinggi dibandingkan dengan
Mekanisme dan kandungan mikroflora perlakuan kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa
yang amat kompleks dalam saluran pencernaan penggunaan prebiotik, probiotik dan sinbiotik
ayam pedaging dapat menyebabkan BAL tidak mampu menghambat pertumbuhan bakteri
dapat beradaptasi dan bersaing dalam saluran patogen yang masuk ke dalam saluran
pencernaan. Peng gu naan pr ebiotik dan pencernaan ayam pedaging. Bakteri asam laktat
sinbiotik kedalam ransum ternyata dapat yang distimulasi oleh prebiotik mampu
men stimu lasi per tu mbu h an BAL dan bertahan akibat adanya intervensi patogen.
menurunkan kolonisasi bakteri E. coli pada Demikian pula pada perlakuan ransum sinbiotik,

313
Muhammad, et al Jurnal Veteriner

pertumbuhan BAL tidak terpengaruh dengan DAFTAR PUSTAKA


adanya intervensi E. coli dan jumlahnya tidak
berbeda dengan jumlah pada kondisi tanpa Abdel-Raheem SM, Sherief MSA, Hassanein
infeksi E. coli. KMA. 2012. The effects of prebiotic,
Penggunaan prebiotik dan sinbiotik dalam probiotic and synbiotic supplementation on
ransum mampu mempertahankan jumlah BAL intestinal microbial ecology and
pada saluran pencernaan ayam pedaging baik histomorphology of broiler chickens.
pada kondisi infeksi E.coli maupun tanpa IJAVMS. 6(4):277-289.
diinfeksi E.coli, terjadi penurunan jumlah Ashayerizadeh A, Dabiri N, Mizadeh KH,
BAL pada perlakuan kontrol, dan sedikit Ghobani MR. 2011. Effect of dietary
penurunan pada perlakuan probiotik. Meskipun supplementation of probiotic and prebiotic
demikian pada perlakuan prebiotik dan sinbiotik on growth indices and serum biochemical
tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. parameters of broiler chickens. J Cell and
Jumlah BAL pada perlakuan kontrol lebih Animal Biology 5(8): 152-156.
rendah dibandingkan dengan perlakuan Ballongue J. 2004. Bifidobacteria and Probiotic
prebiotik dan sinbiotik, baik yang diinfeksi Action. 2004. Lactic Acid Bacteria
maupun yang tidak diinfeksi E. coli. Hal ini tidak Microbiol and Function Aspects. Ed ke-
terlepas dari mekanisme kerja probiotik yaitu 3, Revised and Expanded. New York:
melekat/menempel dan berkolonisasi dalam usus, Marcel Dekker, Inc Hlm. 67-124.
berkompetisi terh adap makanan dan Balqis U, Darmawi, Hambal M. 2011. Goblet
memproduksi zat anti mikrobial. Cell Response Against Parasitic Disease
In Laying Hens Treated With Excerotory
SIMPULAN /secretory of Ascaridia galli. Ukm-Bangi,
Malaysia.
Peng gu naan sin biotik sebag ai fee d Fuller R. 1997. Probiotics 2: Application and
additive dalam ransum dapat memberi Practical Aspect. London. Chapman and
pen g ar u h positif ter h adap g ambar an Hall.
histopatologi dan peningkatan populasi BAL Gheisar MM, Nyachoti CM, Hancock JD, Kim
pada duodenum ayam pedaging umur 2, 4 dan IH. 2016. Effects of lactulose on growth,
6 minggu baik yang diinfeksi maupun tidak carcass characteristics, faecal microbiota,
diinfeksi bakteri E. coli. and blood constituents in broilers.
Veterinarni Medicina 61(2): 90-96.
SARAN Gibson GR. 2004. Fibre and effects on probiotics
(the prebiotic concept). Clinical Nutr Suppl
Sinbiotik dapat digunakan sebagai feed 1: 25-31
additive pengganti antibiotik dalam ransum Hartono EF, Iriyanti N, Suhermiyati S. 2016.
ay am pedag in g dan selay akn y a dapat Efek Penggunaan Sinbiotik Terhadap
menerapkan sistem pemeliharaan ayam Kondisi Miklofora dan Histologi Usus
pedaging secara intensif. Ayam Sentul Jantan. J Agripet 16(2): 97-
105.
UCAPAN TERIMA KASIH Hashemi SR, Davoodi H. 2010. Phytogenics as
new class of feed additive in poultry
Ucapan terima kasih penulis sampaikan industry. J Anim Vet Adv 9: 2295-2304.
kepada Direktorat Riset dan Pengabdian Khan I, Zaneb H, Masood S, Yousaf MS, Rehman
Masyarakat, Direktorat Jenderal Penguatan HF, Rehman H. 2017. Effect of Moringa
Riset dan Pengembangan, Kementerian Riset, oleifera leaf powder supplementation on
Teknologi, dan Pendidikan Tinggi yang telah growth performance and intestinal
memberikan dukungan dana dalam penelitian morphology in broiler chickens. J Anim
in i. Labo r ator iu m Patolog i, Faku ltas Physiol Anim Nutr 101 (Suppl.1) 114-121.
Kedokteran Hewan , dan Labor atorium Laudadio V, Passantino L, Perillo A, Lopresti
M ikr obiolo g i Seafast Cen ter , In stitu t G, Passantino A, Khan RU, Tufarelli V.
Pertanian Bogor yang telah menyediakan 2012. Productive performance and
fasilitas dan memberi dukungan selama histological features of intestinal mucosa
penelitian. of broiler chickens fed different dietary
protein levels. Poult Sci 91: 265-270.

314
Jurnal Veteriner September 2019 Vol. 20 No. 3 : 307-315

Marshall BM, Levy SB. 2011. Food Animals Solanki HK, Pawar DD, Shah DA, Prajapati
and Antimicrobials: Impacts on Human VD , Jan i G K , M u lla AM . 2013.
Health. Clin Microbiol Rev 24(4): 718- Development of microencapsulation
735. deliv er y sy ste m for lon g ter m
Salminen S, Yuan KL. 2009. Handbook of pr eser v ation of pr obiotic s as
Probiotics and Prebiotics. 2nd Edition. biotherapeutics agent. BioMed Research
Hoboken, New Jersey. John Wiley and International 1-21.
Sons, Inc. Steel RGD, Torrie JH. 1995. Prinsip dan
Saragih HTSSG, Alawi MF, Rafieiy M, Lesmana Prosedur Statistika. Edisi kedu a.
I, Sujadmiko H. 2017. Pakan Aditif Jakarta. Gramedia.
Ekstrak Etanol Lu mut Hati Ventola CL. 2016. The Antibiotic Resistance
Meningkatkan Pertumbuhan Morfologi Crisis Part 1: Causes and Threats.
Duodenum dan Perkembangan Otot Dada Pharm Ther 40(4): 277-283.
Ayam Pedaging. J Veteriner 18(4): 617- Yazdi FF, Ghalamkari G, Toghyani M,
623. Modaresi M, Landy N. 2014. Efficiency
Setiawan H, Utami LB, Zulfikar M. 2018. of Tribulus terrestris L. as an antibiotic
Serbuk Daun Jambu Biji Memperbaiki g r ow th pr omoter su bstitu te on
Performans Pertumbuhan dan Morfologi performance and immune responses in
Duodenum Ayam Jawa Super. J Veteriner broiler chicks. Asian Pac J Trop Dis 4:
19(4): 554-567. 1014-1018.

315

Anda mungkin juga menyukai