3 : 307-315
pISSN: 1411-8327; eISSN: 2477-5665 DOI: 10.19087/jveteriner.2019.20.3.307
Terakreditasi Nasional, Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan, online pada http://ojs.unud.ac.id/index.php/jvet
Kemenristek Dikti RI S.K. No. 36a/E/KPT/2016
ABSTRAK
Penelitian bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan sinbiotik sebagai feed additive dalam
ransum terhadap gambaran histopatologi dan populasi bakteri asam laktat (BAL) pada
duodenum ayam pedaging yang diinfeksi bakteri Escherichia coli. Penelitian menggunakan 96 ekor
ayam pedaging strain Jumbo seri A Cibadak yang dipelihara sampai umur enam minggu. Penelitian
dilakukan dengan metode eksperimen, menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan
delapan perlakuan ransum dan empat ulangan. Perlakuan ransum terdiri atas: R1 (ransum basal/
kontrol), R2 (ransum basal + prebiotik 0,4%), R3 (ransum basal + probiotik 108 CFU), R4 (ransum
basal + prebiotik 0,4% + probiotik 108 CFU/sinbiotik), R5 (ransum basal + infeksi E. coli 104 CFU),
R6 (ransum basal + prebiotik 0,4% + infeksi E. coli 104 CFU), R7 (ransum basal + probiotik 108
CFU + infeksi E. coli 104 CFU), dan R8 (ransum basal + prebiotik 0,4% + probiotik 108 CFU +
infeksi E.coli 104 CFU). Variabel yang diamati adalah perubahan histopatologi duodenum
berdasarkan skor lesio mikroskopik dan populasi BAL pada duodenum ayam pedaging umur 2, 4,
dan 6 minggu. Analisis data dilakukan dengan sidik ragam satu arah, dilanjutkan dengan uji
Duncan. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan probiotik, prebiotik dan sinbiotik secara
signifikan (P<0,05) menurunkan skor lesio mikroskopik duodenum dan terjadi peningkatan
populasi BAL pada duodenum ayam pedaging umur 2, 4 dan 6 minggu. Disimpulkan bahwa
penggunaan sinbiotik sebagai feed additive dalam ransum dapat memberi pengaruh positif
terhadap histopatologi duodenum dan populasi BAL pada duodenum ayam pedaging umur 2, 4
dan 6 minggu baik yang diinfeksi maupun yang tidak diinfeksi E.coli.
ABSTRACT
The research aims to study the use of synbiotics as feed additives in rations on describe lesions
histopathology and population of lactic acid bacteria in duodenum infected with Escherichia coli.
The study used 96 broiler Jumbo series A Cibadak strains which were maintained until the age of
six weeks. The study was conducted by experimental method, using a completely randomized design
(CRD) with eight treatments of rations and four replications. The broilers were devided into eight
treatment diets: R1 (basal diet/control), R2 (basal diet + prebiotic 0.4%); R3 (basal diet + probiotic
108 CFU); R4 (basal diet + prebiotic 0.4% + probiotic 108 CFU); R5 (basal diet + infected with E. coli
104 CFU); R6 (basal diet + prebiotic 0.4% + infected with E. coli 104 CFU); R7 (basal diet + probiotic
108 CFU + infected with E. coli 104 CFU); and R8 (basal diet + prebiotic 0.4% + probiotic 108 CFU
+ infected with E. coli 104 CFU). The observed variables were histopathology based on lesio microscopic
307
Muhammad, et al Jurnal Veteriner
and lactic acid bacteria population in duodenum age 2, 4 and 6 weeks. Data was analyzed by using
one-way analysis of variance then continued with Duncan test. The results showed that the use of
probiotics, prebiotics and synbiotics significantly (P<0.05) decreased histopathological lesio score
and increased the population of lactic acid bacteria in duodenum age 2, 4 and 6 weeks. In conclusion
the use of synbiotics as feed additives in the ration a positive on describe lesions histopathological
and increase in the population of lactic acid bacteria in duodenum age 2, 4 and 6 weeks infected and
not infected with E. coli.
308
Jurnal Veteriner September 2019 Vol. 20 No. 3 : 307-315
adalah strain Lactobacillus dan Bifidobacteria ayam pedaging yaitu: ransum periode starter
(Solanki et al., 2013), sedangkan prebiotik (umur 0-3 minggu) kandungan protein 21-23%
adalah nondigestible food ingredient yang dan energi metabolisme 2800-3000 kkal/kg, dan
memiliki pengaruh baik terhadap host (inang) ransum periode finisher (umur 3-6 minggu)
dengan memicu aktivitas, pertumbuhan kan dungan protein 19-21% dan energi
selektif, atau keduanya terhadap satu jenis metabolisme 3000-3200 kkal/kg. Semua ransum
atau lebih mikrob penghuni kolon (Salminen perlakuan menggunakan bahan pakan yang
dan Yuan 2009). sama, hanya berbeda pada penggunaan
Sinbiotik yang digunakan pada penelitian probiotik, prebiotik dan sinbiotik. Bahan ransum
ini adalah sinbiotik alami yang terdiri dari yang digunakan terdiri atas: jagung kuning,
bakteri asam laktat L. casei Rhamnosus bungkil kedelai, tepung ikan, dedak gandum,
sebagai probiotik dan oligosakarida ekstraksi bungkil kelapa, CPO, DL-Methionine, LLysine,
tepung buah rumbia sebagai prebiotik. Tujuan probiotik (L.casei Rhamnosus), dan prebiotik
penelitian adalah u ntu k meng evaluasi (oligosakarida ekstrak tepung buah rumbia).
penggunaan sinbiotik sebagai feed additive
dalam ransum terhadap gambaran histo- Variabel Penelitian
patologi dan populasi BAL pada duo-denum Variabel yang diamati adalah gambaran
ayam pedaging yang diinfeksi bakteri E. coli. histopatologi dan populasi bakteri asam laktat
(BAL) pada duodenum ayam pedaging umur 2,
METODE PENELITIAN 4, dan 6 minggu. Pemeriksaan histopatologi
dilakukan di Laboratorium Patologi, Fakultas
Materi penelitian yang digunakan adalah Kedokteran Hewan, dan pengamatan terhadap
ayam pedaging umur sehari (Day Old Chick/ populasi bakteri asam laktat (BAL) dilakukan
DOC strain Jumbo seri A Cibadak sebanyak 96 di Laboratorium Mikrobiologi Seafast Center,
ekor, yang dipelihara sampai umur enam minggu. Institut Pertanian Bogor.
Pada hari pertama dilakukan penimbangan Gambaran histopatologi diamati ber-
DOC dan selanjutnya DOC ditempatkan pada dasarkan skor lesio mikroskopik duodenum ayam
kandang perlakuan dan ulangan sesuai dengan pedaging umur 2, 4, dan 6 minggu. Setiap
unit kandang pengacakan. Pada hari keempat, pengamatan menggunakan satu ekor ayam/
ayam pedaging divaksinasi ND guna mencegah ulangan yang diambil (dipotong) secara acak.
timbulnya penyakit tetelo (ND) melalui tetes Masing-masing sampel usus bagian duodenum
mata. Infeksi bakteri E.coli dilakukan pada diambil sepanjang 2 cm kemudian diblok dalam
umur tujuh hari dengan cara injeksi kedalam parafin. Sampel difiksasi dalam larutan buffer
mulut ayam pedaging sebanyak 104 CFU/ekor. normal formalin (BNF) 10%, didehidrasi dengan
alkohol konsentrasi bertingkat, clearing
Metode Penelitian dilakukan dengan xylol dan embedding dengan
Penelitian dilakukan dengan metode menggunakan parafin. Preparat dipotong setebal
eksperimen, menggunakan Rancangan Acak 5 µm dan dilekatkan pada gelas objek dan
Lengkap (RAL), dengan delapan perlakuan diwarnai dengan pewarnaan Hematoxilin dan
ransum dan empat kali ulangan. Perlakuan Eosin (HE).
ransum terdiri atas: R1 (ransum basal/kontrol), Selanjutnya dilakukan pengamatan lesio
R2 (ransum basal + prebiotik 0,4%), R3 (ransum histopatologi dengan menggunakan mikroskop
basal + probiotik 108 CFU), R4 (ransum basal + (Olympus) cahaya pada pembesaran lensa
prebiotik 0,4% + probiotik 108 CFU/sinbiotik), objektif 10, 20 atau 40 kali terhadap kerusakan
R5 (ransum basal + infeksi E. coli 104 CFU), R6 organ pencernaan (duodenum) yang dinilai pada
(ransum basal + prebiotik 0,4% + infeksi E. coli 10 bidang pandang berdasarkan derajat
104 CFU), R7 (ransum basal + probiotik 108 CFU perubahannya, dengan skala tingkat kerusakan
+ infeksi E. coli 104 CFU), dan R8 (ransum basal sebagai berikut: 0 = normal (vili utuh, mukosa
+ prebiotik 0,4% + probiotik 108 CFU + infeksi normal, dan epitel tersusun rapi dengan sel
E.coli 104 CFU). goblet); 1 = r usak r ing an (edema, dan
pemendekan vili); 2 = rusak sedang (vili
Ransum Penelitian terkoyak ringan/tumpul, dan sel goblet
Ransum yang digunakan selama penelitian berproliferasi); dan 3 = rusak parah (nekrosis
adalah ransum basal tanpa antibiotik berbentuk sel goblet, dan infiltrasi seluler pada vili).
crumble, yang diformulasikan sesuai kebutuhan
309
Muhammad, et al Jurnal Veteriner
Keterangan: Nilai rataan dengan superskrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan
pengaruh yang berbeda nyata (P<0,05). Angka pada Tabel diperoleh dari hasil
pengamatan duodenum dengan mikroskop pada 10 bidang pandang kemudian dibuat
skala dengan tingkat kerusakan sebagai berikut:
0 = normal (vili utuh, mukosa normal, dan epitel tersusun rapi dengan sel goblet);
1 = rusak ringan (odema, dan pemendekan vili);
2 = rusak sedang (vili terkoyak ringan/tumpul, dan sel goblet berproliferasi); dan
3 = rusak parah (nekrosis sel goblet, dan infiltrasi seluler pada vili).
310
Jurnal Veteriner September 2019 Vol. 20 No. 3 : 307-315
demikian ayam yang diinfeksi E.coli dapat vili menjadi sehat dan dapat menyerap nutrisi
ter g an g g u absor bsi n u tr is in y a y an g secara efisien dan membuat lingkungan usus
berimplikasi pada hambatan pertambahan lebih sehat dan performans ayam lebih baik.
bobot badan. Kehilangan bobot badan erat Laudadio et al. (2012) menyatakan semakin
kaitannya dengan keterbatasan kemampuan tinggi vili maka luas daerah absorpsi nutrien
absorbsi nutrien oleh vili saluran cerna yang akan semakin besar serta memengaruhi
mengalami kerusakan. pen in g ka tan laju per tu mb u h an dan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa metabolisme. Selain itu, kapasitas pencernaan
pemberian prebiotik, probiotik dan sinbiotik dan absorpsi nutrien juga dapat diketahui dari
dalam ransum ayam pedaging cenderung rasio vili. Semakin tinggi rasio vili, maka
memiliki tingkat kerusakan usus bagian semakin tinggi pula tingkat pencernaan dan
duodenum lebih rendah dibanding dengan absorpsi nutriennya (Saragih et al., 2017).
perlakuan kontrol yang diinfeksi E. coli. Hal Semen tar a it u Setiaw an e t al. (2018)
ini mengindikasikan bahwa penggunaan melaporkan bahwa pemberian serbuk daun
prebiotik, probiotik dan sinbiotik dalam ransum jambu biji, dengan dosis 10 g/kg pakan dapat
ayam pedaging tidak memberikan efek negatif meningkatkan pertumbuhan vili duodenum
terhadap ekosistem usus halus, bahkan ayam jawa super umur 16 hari.
sebaliknya pemberian prebiotik, probiotik dan
sinbiotik dapat mempertahankan kondisi usus Populasi Bakteri Asam Laktat (BAL)
halus tetap baik meskipun ayam telah diinfeksi Distribusi dan dominasi mikrob dalam
E. coli. Hal ini diduga disebabkan oleh adanya saluran pencernaan berbeda pada setiap bagian
prebiotik, probiotik dan sinbiotik yang berperan saluran pencernaan, misalnya dominasi
menekan keberadaan bakteri E. coli. Hasil mikrob dalam sekum berbeda dengan dominasi
pengamatan histopatologi usus halus pada bagian mikrob dalam ileum (Abdel-Raheem et al.,
2012). Demikian juga halnya populasi bakteri
duodenum (Gambar 7 dan 8) yang diberikan
asam laktat (BAL) yang diperoleh pada
sinbiotik tidak ditemukan adanya kerusakan vili
penelitian ini menunjukkan hasil yang
baik yang diinfeksi maupun yang tidak
berbeda pada saluran pencernaan bagian
diinfeksi E. coli (gambaran vili masih utuh) doudenum. Penggunaan prebiotik, probiotik
yang ditandai dengan: 1) bentuk vili usus yang dan sinbiotik dalam ransum ayam pedaging
utuh tanpa ada koyakan pada permukaannya, umur 2, 4, dan 6 minggu memberi pengaruh
2) sel goblet dalam jumlah besar di setiap vili- yang nyata (P<0,05) terhadap populasi BAL pada
vili usus, dan 3) tidak ditemui adanya sarang duodenum. Demikian juga halnya populasi BAL
radang yang merupakan salah satu indikasi pada duodenum ayam pedaging yang diinfeksi
usus terserang bakteri patogen. E. coli namun diberi prebiotik, probiotik dan
Di dalam usus prebiotik bertindak sebagai sinbiotik dalam ransum lebih tinggi (P<0,05)
umpan penarik patogen, sehingga permukaan dibandingkan perlakuan kontrol (Tabel 2).
311
Muhammad, et al Jurnal Veteriner
Gambar 5. FFotomikrograf
Gambar 5. otom ik rog ra f duduodenum
Gambar
ayam
ode nu m ay am Gambar6.6. Fotomikrograf
Fo to m ik ro g ra f duodenum
du o de nu m aayam
ya m
p ed ag in g p ad a pe rla ku an R 3 p ed ag in g p ad a pe rla ku an R 7
(prob io ti k) v il i da la m ke ad aa n (probiotik+E.coli) terjadi odema dan
normal/utuh tanpa kerusakan (HE, pemendekan vili/vili atrofi (HE, 10x)
10x)
(HE, 10x) pemendekan vili/vili atrofi (HE, 10x)
312
Jurnal Veteriner September 2019 Vol. 20 No. 3 : 307-315
Tabel 2. Populasi bakteri asam laktat (BAL) pada duodenum ayam pedaging (Log cfu/mL)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa salur an pen cern aan (dou denu m) ayam
penggunaan prebiotik, dan sinbiotik dalam pedaging (Tabel 2). Hal ini ditunjukkan
ransum ayam pedaging mampu meningkatkan dengan populasi BAL pada douedenum ayam
populasi BAL. Kebanyakan prebiotik yang pedaging cenderung terjadi peningkatan
telah diteliti merupakan jenis oligosakarida dibandingkan dengan ayam pedaging yang
yang tidak dapat dicerna usus halus yang pada diinfeksi maupun yang tidak diinfeksi E. coli.
gilirann ya akan masuk ke usu s besar. M en u r u t G ibson (2004) pe n ambah an
Selanjutnya akan difermentasi oleh bakteri- oligofruktosa (FOS) ke dalam ransum tidak
bakteri yang menguntungkan di dalam usus men g u bah total bakter i, ak an tetapi
besar (kolon), seh ingg a men ingkatkan menurunkan jumlah Bacteriodes, Clostridia
pertumbuhan BAL seperti Lactobacillus dan dan Fusobacteria. Demikian pula menurut
Bifidobacteria di dalam saluran pencernaan Abdel-Raheem et al. (2012) pemberian FOS
(Ashayeizadeh et al., 2011). tidak mengubah total mikrob, akan tetapi
Menurut Ballongue (2004), keseimbangan men in g k atkan Bifid obac te r iu m dan
ekosistem saluran gastrointestinal dapat menurunkan Coliform. Gheisar et al. (2016),
terjaga melalui beberapa faktor, berupa menyatakan bahwa penggunaan laktulosa
mekanisme secara fisik, kimia dan pengaturan mampu menstimulasi pertumbuhan probiotik
biologis seperti gerakan peristaltik usus yang Lactobacillus dan Bifidobacterium serta
dapat men y ebabkan elimin a si mikr o- mereduksi aktivitas bakteri proteolitik.
organisme dan interaksi-interaksi yang terjadi Penyerapan laktulosa juga mampu meng-
antara berbagai macam species bakteri yang hambat proliferasi bakteri patogen dalam usus
terdapat di dalam usus baik simbiosis maupun seperti Salmonella dan E. coli dan
antagonis. Mikrobiota dalam usus ayam meningkatkan pertumbuhan ayam broiler.
pedaging sangat berfruktuasi dan menjadi Pertumbuhan BAL tidak terpengaruh
stabil pada umur enam minggu, oleh karena dengan adanya intervensi E. coli pada kelompok
itu ayam yang baru menetas atau yang ayam yang diberi ransum mengan dung
berumur dibawah tiga minggu sangat rentan prebiotik, probiotik dan sinbiotik. Meskipun
terhadap infeksi E. coli. Kepekaan terhadap terjadi sedikit penurunan jumlah BAL jika
infeksi E. coli menurun dengan nyata sejalan dibandingkan dengan kelompok ayam yang
dengan perkembangan mikrobiota normal tidak diinfeksi E. coli, akan tetapi jumlahnya
dalam usus. masih lebih tinggi dibandingkan dengan
Mekanisme dan kandungan mikroflora perlakuan kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa
yang amat kompleks dalam saluran pencernaan penggunaan prebiotik, probiotik dan sinbiotik
ayam pedaging dapat menyebabkan BAL tidak mampu menghambat pertumbuhan bakteri
dapat beradaptasi dan bersaing dalam saluran patogen yang masuk ke dalam saluran
pencernaan. Peng gu naan pr ebiotik dan pencernaan ayam pedaging. Bakteri asam laktat
sinbiotik kedalam ransum ternyata dapat yang distimulasi oleh prebiotik mampu
men stimu lasi per tu mbu h an BAL dan bertahan akibat adanya intervensi patogen.
menurunkan kolonisasi bakteri E. coli pada Demikian pula pada perlakuan ransum sinbiotik,
313
Muhammad, et al Jurnal Veteriner
314
Jurnal Veteriner September 2019 Vol. 20 No. 3 : 307-315
Marshall BM, Levy SB. 2011. Food Animals Solanki HK, Pawar DD, Shah DA, Prajapati
and Antimicrobials: Impacts on Human VD , Jan i G K , M u lla AM . 2013.
Health. Clin Microbiol Rev 24(4): 718- Development of microencapsulation
735. deliv er y sy ste m for lon g ter m
Salminen S, Yuan KL. 2009. Handbook of pr eser v ation of pr obiotic s as
Probiotics and Prebiotics. 2nd Edition. biotherapeutics agent. BioMed Research
Hoboken, New Jersey. John Wiley and International 1-21.
Sons, Inc. Steel RGD, Torrie JH. 1995. Prinsip dan
Saragih HTSSG, Alawi MF, Rafieiy M, Lesmana Prosedur Statistika. Edisi kedu a.
I, Sujadmiko H. 2017. Pakan Aditif Jakarta. Gramedia.
Ekstrak Etanol Lu mut Hati Ventola CL. 2016. The Antibiotic Resistance
Meningkatkan Pertumbuhan Morfologi Crisis Part 1: Causes and Threats.
Duodenum dan Perkembangan Otot Dada Pharm Ther 40(4): 277-283.
Ayam Pedaging. J Veteriner 18(4): 617- Yazdi FF, Ghalamkari G, Toghyani M,
623. Modaresi M, Landy N. 2014. Efficiency
Setiawan H, Utami LB, Zulfikar M. 2018. of Tribulus terrestris L. as an antibiotic
Serbuk Daun Jambu Biji Memperbaiki g r ow th pr omoter su bstitu te on
Performans Pertumbuhan dan Morfologi performance and immune responses in
Duodenum Ayam Jawa Super. J Veteriner broiler chicks. Asian Pac J Trop Dis 4:
19(4): 554-567. 1014-1018.
315