Anda di halaman 1dari 9

Lina Istinganah dkk/Jurnal Ilmiah Peternakan 1(1):338-346, April 2013

338

PENGGUNAAN BERBAGAI JENIS PROBIOTIK DALAM RANSUM TERHADAP PRODUKSI DAN BOBOT
TELUR AYAM ARAB

(THE USE OF VARIATION PROBIOTICS IN ARABIAN CHICKEN DIET WITH EGG PRODUCTIONSAND
EGG WEIGHT ARABIAN CHICKEN)

Lina Istinganah, Sigit Mugiyono, Ning Iriyanti
Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto
e-mail : lina_chan78@yahoo.com

ABSTRAK
Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan berbagai jenis probiotik dalam
ransum terhadap produksi (Hen Day Production, HDP dan Hen House Production, HHP) dan bobot
telur ayam Arab.Materi yang digunakan adalah ayam Arab betina umur 87 minggu sebanyak 60 ekor
dan ransum menggunakan probiotik.Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode
eksperimental in vivo dan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Jumlah perlakuan empat
dengan ulangan sebanyak lima kali dan setiap ulangan terdiri atas 3 ekor ayam. Perlakuan yang diuji
adalah penggunaan perlakuan probiotik dengan perlakuan R
0
(tanpa probiotik), perlakuan R
1

(penggunaan probiotik Bakteri asam laktat), R
2
(penggunaan probiotik Lactobacillus sp), dan R
3
(penggunaan probiotik Bacillus sp). Peubah yang dicatat dan diamati adalah Produksi (Hen Day
Production, Hen House Production) dan Bobot telur. Data di analisis menggunakan analisis
variansi.Hasil analisis variansi menunjukkan bahwa penggunaan berbagai jenis probiotik dalam
ransum berpengaruh tidak nyata (P>0.05) terhadap produksi telur dan bobot telur ayam Arab.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah Penggunaan berbagai jenis probiotik dalam ransum tidak
meningkatkan produksi dan bobot telur ayam Arab umur 87-93 minggu

Kata Kunci :Probiotik, Bakteri asam laktat.,Lactobacillus sp. dan Bacillus sp., Produksi telur, Bobot
telur

ABSTRACT
The aim of this research was knowingthe effect use variation of probiotics in Arab chicken diet with
egg productions dan egg weight.Materials used were Arab chicken females of 87 weeks old as many
as 60 heads and ration with variation of probiotics.This research wasconducted by invivo
experimental method, by using Completely Randomized Design(CRD).Treatment numbers were four
with five replications and each replication consisted of 3 chicken.The tested treatments
weretreatment R
0
( without probiotic), treatment R
1
( use Acid lactid bacteria probiotic), treatment R
2

(use Lactobacillus sp. probiotic), treatment R3 (use Bacillus sp. probiotic). Variables that were
recorded and observed were egg productions and egg weight. Data were analyzed using analysis of
variance.Variance analysis results showed that use variation of probiotics in diet of Arab chicken had
no significant(P>0.05) with egg productions and egg weight. The conclusion of the research was Arab
chicken diet had no increased egg productions and egg weight when Arab chicken 87-93 weeks old.

Keywords : Probiotics, Latobacillus sp, Lactic Acid Bacteria, Bacillus sp, Egg Production, Egg weight.

PENDAHULUAN
Ayam Arab Gallus turcicus merupakan ayam buras petelur yang saat ini mulai banyak
dikembangkan di Indonesia karena ayam tersebut memiliki keunggulan produksi telur yang tinggi
apabila dibandingkan dengan ayam kampung.Produksi telur ayam buras pada tahun 2010 mencapai
175.527,83 ton sedangkan konsumsi terhadap telur ayam buras pada tahun 2010 mencapai 195.000
Lina Istinganah dkk/Jurnal Ilmiah Peternakan 1(1):338-346, April 2013

339

ton (Ditjennak, 2010) dalam (Sodak, 2011). Data tersebut menunjukkan bahwa masih terjadi
kekurangan dalam pemenuhan kebutuhan telur ayam buras yang dipenuhi dari telur ayam
Arab.Rendahnya produksi dan kualitas ayam buras disebabkan oleh manajemen pemeliharaan,
kurangnya pengetahuan peternak dan kualitas pakan.Peternak telah berupaya untuk meningkatkan
produksi dan kualitas telurdengan memberikan pakan imbuhan berupa Antibiotik.
Antibiotik sebagai pemacu pertumbuhan Antibiotic growth promotor (AGP) yang digunakan
melebihi aturan pemakaian merupakan penyebab berkembangnya populasi bakteri yang resisten
terhadap antibiotik sehingga penggunaan antibiotik menjadi tidak efektif.Dampak negatif yang
ditimbulkan AGP adalah dapat meninggalkan residu pada produk ternak karena AGP dapat terserap
bersama nutrien dalam usus ayam dan secara tidak langsung jika produk ternak dikonsumsi oleh
manusia dapat membahayakan kesehatan manusia. Upaya lain yang dapat dilakukan oleh peternak
adalah mengganti penggunaan antibiotik dengan bahan-bahan yang alami seperti mikroba maupun
hasil metabolitnya berupa asam-asam organik yaitu probiotik.
Probiotik merupakan imbuhan pakan yang mengandung mikroba hidup yang keberadaannya
memperbaiki keseimbangan mikroorganisme dalam saluran pencernaan (Daud dkk., 2007). Probiotik
dapat diberikan secara oral pada hewan dalam bentuk tablet, cairan ataupun dalam bentuk pasta
(Hardiningsih dan Nurhidayat, 2006). Menurut Arslan dan Saattci (2004), bahwa penambahan
probiotik pada ransum mempunyai dampak positif terhadap pertumbuhan, produksi telur, efisiensi
penggunaan pakan, mampu menetralisir toksin yang dihasilkan bakteri patogen, menghambat
pertumbuhan bakteri pathogen dengan mencegah kolonisasi di dinding usus halus. Abun (2008)
mengatakan bahwa pemberian probiotik mampu meningkatkan performa ternak.Mikroba yang
sering digunakan sebagai probiotik adalah Lactobacillus sp., bakteri asam laktat dan Bacillus sp.
Bakteri asam laktat mampu memproduksi asam-asam organik yang mencegah kolonisasi bakteri
patogen dalam usus halus sehingga kemampuan bakteri patogen pada usus pun berkurang dengan
demikian bakteri patogen hanya berada dalam lumen dan akan dikeluarkan bersama feses. Bacillus
sp. dilaporkan oleh Kompiang (2009) merupakan bakteri proteolitik penghasil protease terbaik
sehingga dapat memutus ikatan peptida dan meningkatkan penyerapan nutisi oleh ayam.
Menurut Ray (1996) yang dikutip Hasan (2006) oleh ketika terjadi kolonisasi di permukaan
saluran saluran pencernaan, Lactobacillus mampumencegah tumbuhnya jamur dan menekan
pertumbuhan dan bakteri phatogen gram negatif di dalam usus halus dengan demikian kompetisi
nutisi antara bakteri patogen akan terhambat dan penyerapan nutien lebih banyak sehingga produksi
telur dan bobot telur akan meningkat. Winarsih (2005) melaporkan bahwa pemberian Bacillus sp.
mampu memperluas permukaan usus sehingga menyerap nutrien lebih banyak dibandingkan dengan
yang mendapatkan antibiotik.Kompiang (2009) mengatakan bahwa pemberian probiotik Bacillus sp.
dapat mempengaruhi anatomi usus.Secara makroskopis, usus ayam menjadi lebih panjang, dan
secara mikroskopis probiotik mempengaruhi densitas dan panjang villi.Permukaan usus untuk
menyerap nutrien lebih luas pada ayam yang diberikan probiotik daripada ayam yang tidak diberikan
probiotik.Bakteri asam laktat dilaporkan mampu memproduksi asam laktat sebagai produk akhir
perombakan karbohidrat, hydrogen peroksida, dan bakteriosin (Afrianto dkk., 2006). Zat antibakteri
dan asam yang terbentu akan menghambat pertumbuhan bakteri patogen seperti Salmonella dan E.
coli sehingga meningkatkan pencernaan dan penyerapan nutrien.
Wirondas (2008) mengatakan bahwa pemberian Lactobacillus Sp. dan Bacillus sp dapat
menigkatkan produksi telur, tetapi gagal membuktikan peningkatan terhadap bobot
Lina Istinganah dkk/Jurnal Ilmiah Peternakan 1(1):338-346, April 2013

340

telur.Kemampuan strain bakteri probiotik Lactobacillus sp., Bakteri asam laktat dan Bacillus sp. yang
berbeda dalam meningkatkan pencernaan dan menghambat bakteri patogen akan menyebabkan
perbedaan dalam peningkatan produksi dan bobot telur.
Oleh karena itu, perlu dilakukan suatu kajian mengenai seberapa besar peningkatan produksi
dan bobot telur ayam Arab yang diberi pakan mengandung probiotik.

MATERI DAN METODE PENELITIAN
Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah60 ekor ayam Arab betina umur 87 minggu, 60
unit kandang baterai. Alat untuk perbanyakan probiotik adalah Thermolyne, Stirer, Timbangan
elektrik, Gelas piala, Autoclave, erlenmeyer 250 ml.Alat pencatatan produksi telur adalah Alat tulis,
Timbangan analitik kapasitas 200 g dengan ketelitian 0,1g untuk mengukur bobot telur.Bahan pakan
penyusun ransum adalah dedak, jagung, konsentrat tanpa antibiotik, probiotik probiotik bakteri asam
laktat, Lactobacillus sp., dan probiotik Bacillus sp.
Metode penelitian adalah eksperimental secara in-vivo disusun berdasarkan Rancangan Acak
Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan yang uji adalah sebagai berikut :
R
0
: Pakan tanpa probiotik
R
1
: Penggunaan probiotik Bakteri asam laktat
R
2
: Penggunaan probiotik Lactobacillus sp.
R
3
: Penggunaan probiotik Bacillus sp.
Peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah (1) Produksi telur (Hen day production, Hen
house production) (2) Bobot telur. Data di analisis menggunakan analisis variansi.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian penggunaan berbagai jenis probiotik terhadap produksi dan bobot telur tertera
pada Tabel 1.

Tabel 1. Pengaruh Penggunaan Berbagai Jenis Probiotik Terhadap Produksi dan Bobot Telur.
Perlakuan Rataan
HDP (%)
ns
HHP (%)
ns
Bobot Telur (g)
ns

R
0
31.95 7.68 31.11 6.13 48.33 2.27
R
1
35.26 14.59 33.17 13.49 48.38 1.87
R
2
35.87 13.79 35.87 13.79 48.36 1.67
R
3
34.92 3.32 34.92 3.32 49.12 1.49
Keterangan: R
0
= Pakan tanpa probiotik; R
1
= Penggunaan Probiotik Bakteri asam laktat; R
2
=
Penggunaan probiotik Lactobacillus sp; R
3
= Penggunaan probiotik Bacillus sp.

Produksi Telur
Hen day production (HDP)merupakan jumlah telur yang dihasilkan dalam satu flock berdasarkan
jumlah ayam yang hidup dalam satu flock sedangkan Hen House Production (HHP)merupakan jumlah
telur yang dihasilkan dalam satu flock berdasarkan jumlah ayam pada awal masuk dalam satu flock
(North, 1984) dalam Ali (2003). Rataan HDP telur ayam Arab selama 6 minggu penelitian dengan
perlakuan R
0
, R
1
, R
2
, R
3
berturut-turut adalah31.95%, 35.26%, 35.87%, 34.92% (tabel 1) dengan
kisaran HDP sebesar 12.70% - 46.83% dan rataan HHP telur ayam Arab dengan perlakuan R
0
, R
1
, R
2
, R
3
berturut-turut adalah 31.11%, 33.17%, 35.87%, 34.92% (tabel 1) dengan kisaran HHP sebesar 9.52% -
Lina Istinganah dkk/Jurnal Ilmiah Peternakan 1(1):338-346, April 2013

341

46.83%. Hasil tersebut sudah sesuai dengan produksi telur ayam Arab pada akhir periode produksi
yaitu dibawah 85% karena sudah melewati puncak produsi. Ayam Arab mulai memproduksi telur
pada umur 4,5 5 bulan. Produksi telur ayam Arab mencapai puncak pada umur 8 bulan dengan
produksi telur 75-85 % dari total populasi (Sulandari dkk., 2007). Menurut Kholis dan Sitanggang
(2002), ayam Arab sudah dapat di afkir pada umur 1,5 sampai 2 tahun. Pengaruh probiotik terhadap
produksi telur (HDP dan HHP) dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1. Grafik Penggunaan Berbagai Jenis Probiotik Terhadap Produksi Telur
Gambar 1 menunjukkan pengaruh penggunaan probiotik terhadap produksi telur. Pada
perlakuan R
0
dan R
1
rataan HDP dan HHP tidak sama dikarenakan terdapat masing-masing satu ekor
ayam yang mati pada saat penelitian. Beberapa faktor yang mempengaruhi produksi telur antara lain
bibit, umur, kondisi kesehatan ayam, perkandangan, pencahayaan, pakan dan suhu lingkungan
(Brickman, 1989) dalam (Muharlien, 2010).
Hasil analisis variansi tentang penggunaan berbagai jenis probiotik dalam ransum ayam arab
terhadap produksi telur menunjukkan bahwa pemberian probiotik berpengaruh tidak nyata terhadap
produksi telur (Hen day production dan Hen house production). Hal ini disebabkan oleh probiotik
tidak mampu mempengaruhi regenasi ovum pada saluran reproduksi ayam karena sudah melewati
puncak produksi.Sebaik apapun nutrisi atau makanan tambahan yang diberikan pada ayam periode
akhir ini, tidak mampu mempengaruhi produksi ovum sehingga tidak berpengaruh terhadap produksi
telur.Bakteri probiotik berfungsi mempermudah pencernaan dan penyerapan nutrisi tetapi tidak ikut
tercerna.Meskipun semua nutrisi terserap sempurna, tetapi probiotik tidak dapat memperbaiki fungsi
fisiologi organ reproduksi ayam Arab karena nutrisi yang terserap oleh tubuh ayam digunakan
sebagai sumber energi untuk pertumbuhan lemak dan otot sehingga energi yang digunakan untuk
organ reproduksi dan produksi hanya sedikit. Probiotik sebaiknya diberikan pada awal pemeliharaan
seperti pernyataan Kompiang (2009) bahwa probiotik akan lebih efektif jika diberikan pada ternak
yang masih muda. Pada ayam yang masih muda, probiotik sangat berpengaruh terhadap penyerapan
nutrisi yang mempengaruhi jumlah ovum yang dihasilkan sehingga kinerja organ reproduksi maksimal
dan produksi juga optimal.
Fungsi fisiologis organ reproduksi ayam setelah mencapai puncak produksi menurun terutama
fungsi ovary (Dewi 2006).Fungsi organ reproduksi dipengaruhi oleh hormon gonadotropin yang
31.95
35.26
35.87
34.92
31.11
33.17
35.87
34.92
28.00
29.00
30.00
31.00
32.00
33.00
34.00
35.00
36.00
37.00
R0 R1 R2 R3
HDP
HHP
Lina Istinganah dkk/Jurnal Ilmiah Peternakan 1(1):338-346, April 2013

342

dihasilkan oleh hipofisa anterior yang terdiri dari follicle stimulating hormon (FSH) dan Luteinizing
hormone (LH).Menurut Suprijatna (2005) hormon FSH ini berfungsi untuk merangsang folikel ovarium
sehingga ovarium berkembang dan ukuran folikel bertambah. Hormon LH berperan pada ovulasi
pada folikel yang sudah masak serta merangsang sekresi androgen yaitu hormon yang mempengaruhi
sekresi albumen oleh oviduk (Kaptiyahdkk., 2012).
Menurut Tugiyanti (2012) kuantitas dan kualitas pakan yang diberikan pada ternak sangat
menentukan produksi dan kualitas telur baik secara internal maupun eksternal. Konsumsi pakan
pada penelitian ini relatif sama dalam setiap perlakuan yaitu 78,22g-79,02g dengan kandungan
protein dan energi dalam ransum yang sudah seimbang yaitu protein sebesar 17% dan energi sebesar
2552,5 EM/kg. Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Mahdavi dkk., (2005) bahwa suplementasi
probiotik pada ayam petelur tidak meningkatkan produksi telur dengan rataan produksi harian
sebesar 82,50%-86,43%.
Tidak adanya perbedaan antara perlakuan tanpa probiotik dengan perlakuan menggunakan
probiotik juga dapat disebabkan oleh tingkat sanitasi peternakan yang sudah baik.Kompiang (2009)
menyatakan bahwa pada peternakan komersial yang sanitasinya baik, dampak pemberian probiotik
lebih kecil dibandingkan peternakan rakyat yang sanitasinya relatif lebih buruk.Fuller (1992) dalam
Irianto (2003) menekankan bahwa faktor yang mempengaruhi respon inang terhadap probiotik
antara lain komposisi flora mikroba intestinum inang, dosis yang digunakan, umur dan spesies atau
strain hewan inang, kualitas probiotik dan cara preparasi probiotik. Komposisi flora mikroba dalam
penelitian ini tidak diamati.Dosis yang diberikan dalam penelitian adalah 7.5% atau sebesar 6 g/hari.
Dosis tersebut didasarkan pada umur ayam yang sudah tua sehingga pemberian probiotik dengan
dosis maksimal tidak akan efektif. Umur inang mempengaruhi efek dari pemberian probiotik. Hasil
penelitian Kompiang (2004) menunjukkan adanya pengaruh yang sangat nyata dari probiotik
terhadap HDP ayam petelur dengan rataan HDP berkisar antara 77,83% - 89,58% pada umur ayam 22
minggu. Umur ayam Arab pada saat pengambilan sampel produksi telur pada penelitian ini adalah
88-93 minggu atau periode akhir sehingga telah mencapai puncak produksi dan produksi telur akan
menurun seiring dengan bertambahnya umur ayam sebagaimana pernyataan Wahyu (1992), bahwa
umur ayam mempengaruhi tingkat produktivitas telur, semakin tua umur ayam maka produktivitas
akan menurun.

Bobot Telur
Bobot telur merupakan salah satu parameter kualitas telur yang diukur dalam satuan gram.
Rataan bobot telur ayam Arab selama 6 minggu penelitian dengan perlakuan R
0
, R
1
, R
2
, R
3
berturut
turut adalah 48,33g, 48,38g, 48,36g, 49,12g (tabel 1) dengan kisaran bobot telur antara 45,82g
50,71g.Hasil tersebut merupakan bobot telur optimal yang dihasilkan pada akhir periode produksi.
Menurut Abubakar dkk., (2005) dalam Sodak (2011) bobot telur ayam Arab berkisar 31-52g.
Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap berat telur ayam adalah umur ayam, suhu lingungan,
strain atau breed, umur ayam, kandungan nutrisi dalam ransum, berat tubuh ayam dan waktu telur
dihasilkan (Bell dan Weaver, 2002) dalam Sodak (2011). Pengaruh pemberian probiotik terhadap
rataan bobot telur dari semua perlakuan juga dapat dilihat pada gambar 2.

Lina Istinganah dkk/Jurnal Ilmiah Peternakan 1(1):338-346, April 2013

343



Gambar 2. Grafik Penggunaan Berbagai Jenis Probiotik Terhadap Bobot Telur.
Gambar 2 menunjukkan rataan dari berbagai macam perlakuan penggunaan probiotik
terhadap bobot telur. Rataan bobot telur dari terendah sampai rataan bobot telur tertinggi adalah
R
0
, R
1
, R
2
, R
3
berturut-turut yaitu 48.33 g, 48.36 g, 48.38 g , 49.12 g. Campbell (2003) menyatakan
bahwa bobot telur berkaitan erat dengan komponen penyusunnya yang terdiri atas putih telur (58%),
kuning telur (31%) dan kerabang telur (11%). Menurut Wahju (1992), faktor terpenting yang
mempengaruhi ukuran telur adalah protein dan asam amino, karena sekitar 50% bahan kering telur
mengandung protein sehingga penyediaan asam amino dalam sintesis protein sangat diperlukan
untuk memproduksi telur.
Hasil analisis variansi tentang penggunaan berbagai jenis probiotik dalam ransum ayam Arab
berpengaruh tidak nyata terhadap bobot telur.Hal ini disebabkan oleh probiotik yang ditambahkan
dalam ransum ayam Arab tidak mampu memperbaiki fungsi ovarium yang sudah menurun setelah
ayam melewati puncak produksi.Probiotik berfungsi mempermudah pencernaan dan penyerapan
tetapi probiotik tidak ikut tercerna.Meskipun semua nutrisi dapat terserap oleh tubuh ayam tetapi
nutrisi tersebut digunakan sebagai sumber energi untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok sehingga
energi yang digunakan untuk organ reproduksi dan produksi (pembentukan telur) sudah tidak
optimal yang kemudian berpengaruh pada bobot telur yang dihasilkan.
Menurut Tugiyanti (2012) bobot kuning telur dipengaruhi oleh perkembangan
ovarium.Ovarium merupakan tempat pembentukan kuning telur yang merupakan bagian yang
mempengaruhi bobot telur.Tumuova dan Ledvinka (2009) mengatakan bahwa umur ayam
berhubungan positif terhadap peningkatan bobot telur, bobot kuning, bobot dan tebal
kerabang.Kemampuan fisiologis alat reproduksi ayam pada penelitian ini sudah menurun karena
bertambahnya umur ayam terutama ovarium sehingga bobot telur yang dihasilkan sudah
optimal.Umur ayam pada saat pengambilan sampel bobot telur adalah 87-93 minggu dengan rataan
bobot telur yang dihasilkan 48,33g- 49,12g.Penelitian sebelumnya dilaporkan oleh Kompiang (2000)
bahwa pemberian probiotik dalam pakan dan air minum juga tidak berpengaruh nyata terhadap
rataan bobot telur yaitu berkisar 59,99g 60.71g. Mahdavi dkk., (2005) melaporkan bahwa
48.33
48.38
48.36
49.12
47.80
48.00
48.20
48.40
48.60
48.80
49.00
49.20
R0 R1 R2 R3
Bobot Telur
Lina Istinganah dkk/Jurnal Ilmiah Peternakan 1(1):338-346, April 2013

344

suplementasi probiotik pada ayam petelur tidak meningkatkan bobot telur dengan rataan berkisar
56.58g 58.57g. Hal serupa juga dilaporkan oleh Wirondas (2008).
Setyawan (2006) mengatakan bahwa ayam yang mengkonsumsi pakan dengan kadar protein
tinggi, akan menghasilkan bobot telur yang lebih tinggi dibandingkan dengan ayam yang
mengkonsumsi pakan dengan kadar protein yang rendah. Kandungan protein pada setiap perlakuan
relatif sama yaitu 17%. Nasution (2009) mengatakan bahwa zat gizi makanan yang mempengaruhi
bobot telur adalah protein dan asam amino pada ransum, defisiensi protein dan asam amino dapat
menurunkan bobot telur.Menurut Haryati (2011) Probiotik berperan membantu menghasilkan enzim
protease yang dapat mempermudah pemecahan protein menjadi asam amino. Asam amino yang
diserap oleh tubuh ayam kemudian dalam hati ayam kemudian ditransportasi menuju ovarium untuk
proses pembentukan telur. Protein kuning telur disintesis di dalam hati oleh pengaruh hormon
esterogen.Esterogen dihasilkan oleh folikel yang sedang berkembang yang kemudian dibawa oleh
darah menuju ke hati. Selain itu esterogen dibantu oleh progesterone dalam merangsang sintesa
protein (Suprijatna, 2005), baik protein albumin maupun protein yolk yang berpengaruh pada berat
telur. Kadar protein yang relatif sama tentu protein yang disekresikan juga sama sehingga bobot
telur yang dihasilkan tidak jauh berbeda.

KESIMPULAN
Penggunaan berbagai jenis probiotik dalam ransum tidak meningkatkan produksi dan bobot
telur ayam Arab umur 87-93 minggu.

UCAPAN TERIMA KASIH
Terima kasih disampaikan kepada Fakultas Peternakan Unsoed, Kelompok Tani Ternak Wanita
Karya Karanggude, MilatI ahsani dan rekan-rekan satu tim penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Abun.2008. Hubungan Mikroflora dengan Metabolisme dalam Saluran Pencernaan Unggas dan
Monogastrik.Makalah ilmiah.Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak. Fakultas Peternakan.
Universitas Padjajaran. Jatinangor.
Afrianto, E., E. Liviawaty., dan I. Rostini.2006. Pemanfaatan Limbah Sayuran untuk Memproduksi
Biomasa Lactobacillus plantarum sebagai Bahan Edible Coating dalam Meningkatkan Masa
Simpan Ikan Segar dan Olahan.Laporan Akhir. Hal 113. UNPAD.
Ali, Murad., M. Farooq., Durrani, N. Chand, K. Sarbiland and A. Riaz. 2003. Egg Production
Performance and Prediction of Standard Limits for Traits of Economic Importance in Broiler
Breeders. 2003. International Journal of Poultry Science 2 (4): 275-279.
Arslan, C. dan M. Saattci. 2004. Effect of Probiotic Admininstation either as Feed Additive or by
Drinking Water on Performance and Blood Parameters of Japanesse Quail. Arch. Geflugelk. 68
: 160 163.
Campbell, J. R., M. D. Kenealy dan K. L. Campbell. Animal Science, The Biology, Care and Production of
Domestic Animals. 4
th
. Ed. Mc. Graw Hill. New York.
Daud, M., W.G. Piliang dan I.P. Kompiang. 2007. Persentase dan Kualitas Ayam Pedaging yang Diberi
Probiotik dan Prebiotik dalam Ransum. JITV 12 (3) : 167-174.
Lina Istinganah dkk/Jurnal Ilmiah Peternakan 1(1):338-346, April 2013

345

Dewi, L.T. 2006. Hubungan Antara Konsumsi Kalsium dengan Berat telur, Tebal Kerabang, dan Specific
Gravity Telur Ayam Arab.Skripsi. Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. Malang.
Hardiningsih, R., dan N. Nurhidayat. 2006. Pengaruh Pemberian Pakan Hiperkolestrolemia terhadap
Bobot Badan Tikus Putih Wistar yang Diberi Bakteri Asam Laktat.Jurnal Biodiversitas 7 (2) : 127
130.
Haryati, T., 2011.Probiotik dan Prebiotik sebagai Pakan Imbuhan Nonruminansia.Wartazoa 21(3).
Hassan, Zahirotul Hikmah. 2006. Isolasi Lactobacillus, Bakteri Asam Laktat DariFeses dan Organ
Saluran Pencernaan Ayam. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner.Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Selatan.
Irianto, A. 2003. Probiotik Akuakultur. Universitas Gadjah Mada Press. Yogyakarta.
Kaptiyah., Hartanto dan Lisisn. 2012. Pengaruh ranggas paksa dan suplementasi tepung bekicot
terhadap pertumbuhan folikel ayam. Saintis vol 1(1).
Kholis S., dan Sitanggang M. 2002. Ayam Arab dan Poncin Petelur unggul. Agromedia Pustaka.
Jakarta.
Kompiang. I. P. 2000. Pengaruh Suplementasi Kultur Bacillus spp Melalui Pakan atau Air Minum
terhadap Kinerja Ayam Petelur.Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner 4 (5).
Kompiang, I.P. 2009.Pemanfaatan Mikroorganisme sebagai Probiotik untuk Meningkatkan Produksi
Ternak Unggas di Indonesia.Jurnal Pengembangan Inovasi Pertanian 2 (3) : 177-191.
Mahdavi, A.H., H.R. Rahmani., dan J. Pourreza. 2005. Effect of Probiotics Supplements on Egg Quality
and Laying Hens Performance. International Jiurnal Poultry Science 4 (7) : 488 492.
Muharlien.2010. Meningkatkan Kualitas Telur Melalui Penambahan Teh Hijau dalam Pakan Ayam
Petelur.Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak.
5 (1) : 32-37.
Nasution, S., dan Adrizal. 2009. Pengaruh Pemberian Level Protein-Energi Ransum yang Berbeda
terhadap Kualitas Telur Ayam Buras. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner.
Fakultas Peternakan, Universitas Andalas. Padang.
Setyawan, H. 2006. Pengaruh Penambahan Cahaya dan Pemberian Pakan yang Berbeda terhadap
Performan Ayam Petelur pada Awal Produksi.Skripsi. Fakultas Peternakan. Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta.
Sodak, J.F. 2011.Karakteristik Fisik dan Kimia Telur Ayam Arab pada Dua Peternakan di Kabupaten
Tulungagung, Jawa Timur.Skripsi.IPB. Bogor.
Suprijatna, E., U.Atmomarso dan R. Kertasudjana. 2005. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Sulandari, S., M. S. A. Zein., S. Paryanti, T. Sartika, M. Astuti, T. Widjiastuti, E. Sudjana, S. Darana, I.
Setiawan, dan D. Garnida. 2007. Sumberdaya Genetik Ayam Lokal Indonesia.
Keanekaragaman Sumberdaya Hayati Ayam Lokal Indonesia: Manfaat dan Potensi. Pusat
Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Jakarta. Hal : 45-67.
Tugiyanti E., dan I. Ning. 2012. Kualitas eksternal telur ayam petelur yang mendapat ransum dengan
penambahan tepung ikan fermentasi menggunakan isolat prosedur antihistamin. Jurnal
Aplikasi Teknologi Pangan. vol 1 (2)
Tumuova, E. & Z. Ledvinka. 2009. The Effect Of Time of Oviposotion and Age on Egg Weight, Egg
Components Weight And Eggshell Quality. Journal Arch. Geflugelk. 73(2):110-115.
Lina Istinganah dkk/Jurnal Ilmiah Peternakan 1(1):338-346, April 2013

346

Wahyu, J. 1992. Ilmu Nutrisi Unggas. Cetakan III. Gajah Mada University Press.Yogyakarta.
Winarsih, W. 2005. Pengaruh Probiotik dalam Pengendalian Salmonellosis Subklinis pada Ayam :
Gambaran Patologis dan Performan. Disertasi. Sekolah Pascasarjana IPB. Bogor.
Wirondas, W.R. 2008. Sifat Fisikokimiawi Telur, Kandungan Trigliserida dan Kolesterol Serum Darah
Ayam Petelur yang Mendapat Probiotik dalam Ransum. Thesis. Universitas Jenderal
Soedirman. Purwokerto.

Anda mungkin juga menyukai