Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

“PAKAN ADDITVE : PROBIOTIK”

DI SUSUN OLEH:

NAMA : WAHYU NURILMAN

NIM : I016211033

TEKNOLOGI PRODUKSI TERNAK

FAKULTAS VOKASI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

SIDRAP
KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Allah SWT atas limpahan nikmat serta-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari pelajaran Pengantar Bahan pakan
dengan judul “PAKAN ADDITIVE: PROBIOTIK”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak sekali kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, agar makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Sidenreng Rappang, 1 Oktober 2022


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Biaya pakan merupakan pengeluaran yang paling besar dalam industri peternakan,
maka perlu dilakukan berbagai cara guna memperkecil konversi pakan diantaranya melalui
peningkatan kualitas bahan pakan dan penggunaan bahan imbuhan agar ternak dapat hidup
dalam kondisi yang baik. Selama ini, nutrisi pakan difokuskan pada kebutuhan energi untuk
hidup pokok dan produksi. Pemakaian antibiotik pada ternak banyak diterapkan untuk
pencegahan atau pengobatan terhadap penyakit, antibiotik juga umum dipakai untuk pakan
imbuhan sebagai pemacu tumbuh untuk meningkatkan kinerja ternak. (SIMON, 2005).

Teknologi pakan yang alami menjadi suatu yang menarik seiring dengan
kecenderungan masyarakat negara maju untuk memilih makanan yang berasal dari ternak
harus aman, ramah lingkungan serta berasal dari sistim peternakan yang sejahtera bagi ternak.
Saat ini, banyak penelitian yang difokuskan terhadap produk alternatif pemacu tumbuh yang
dapat digunakan sebagai pengganti antibiotik pada ternak. Bahan alternatif tersebut yaitu
probiotik, prebiotik, asam organik, asam lemak, enzim, mineral organik, pengikat racun
(toxin binder). Pada makalah kali ini penulis akan memfokuskan pembahasan pada pakan
imbuhan probiotik.

1.2. Tujuan
- mengetahui apa itu pakan imbuhan probiotik.
- Mengetahui fungsi dari probiotik.
BAB II

PEMBAHASAN

1.1. Gambaran Umum

Salah satu usaha untuk meningkatkan efisiensi penggunaan pakan atau menurunkan
Feed
Convertion Ratio (FCR) dan memperbaiki penampilan produksi ternak unggas antara lain
dengan menambahkan berbagai imbuhan pakan seperti enzim dan antibiotik. Saat ini
penggunaan antibiotik dalam ransum ternak telah dibatasi karena residunya memberikan efek
samping terhadap konsumen. Pada tahun 1969, dilaporkan dampak akibat penggunaan
antibiotik dalam pakan yaitu dapat menyebabkan resistensi bakteri pada manusia dan hewan,
terutama jika kandungan residunya dalam produk ternak tinggi. Sampai saat ini ransum
ternak umumnya masih mengandung antibiotik, akan tetapi dengan alasan masalah resistensi,
mulai 1 Januari 2006 Uni Eropa memutuskan untuk melarang penggunaan antibiotik sebagai
pakan imbuhan, sehingga dicari feed additif lain yang aman seperti probiotik.

Probiotik merupakan suatu produk yang mengandung mikroba hidup non patogen
yang diberikan kepada ternak untuk memperbaiki laju pertumbuhan, efisiensi konversi
ransum dan kesehatan ternak (Stark dan Wilkinson, 1989).

Secara umum probiotik didefinisikan sebagai mikroba hidup yang digunakan sebagai
pakan imbuhan dan dapat me- nguntungkan inangnya dengan meningkatkan keseimbangan
mikrobial pencernaannya (Fuller, 1989). Beberapa probiotik diketahui dapat menghasilkan
enzim pencernaan seperti amilase, protease dan lipase yang dapat meningkatkan konsentrasi
enzim pencernaan pada saluran pencernaan inang sehingga dapat meningkatkan perombakan
nutrien. Satu dari alasan penggunaan probiotik yaitu untuk menstabilkan mikroflora
pencernaan dan berkompetisi dengan bakteri patogen, dengan demikian strain probiotik harus
mencapai usus dalam keadaan hidup dalam jumlah yang cukup.

Probiotik adalah mikroba hidup atau sporanya yang dapat hidup atau berkembang
dalam usus dan dapat menguntungkan inangnya, baik secara langung maupun tidak langsung
dari hasil metabolitnya. Sampai sekarang konsep tentang probiotik didasarkan pada
terbentuknya kolonisasi mikroba menguntungkan yang masuk kedalam saluran pencernaan,
mencegah perkembangan bakteri patogen, menetralisasi racun pada saluran pencernaan,
mengatur aktifitas enzim bakteri tertentu dan menguatkan pengaruh substansi yang
merangsang sintesis antibodi pada sistem kekebalan (Cruywagen et al., 1996). Disebutkan
pula oleh Zainuddin dan Wahyu (1996), bahwa probiotik dinilai efektif apabila memenuhi
persyaratan, seperti :

a. mengandung mikroba hidup, stabil dalam penyimpanan untuk periode yang lama,
b. mempunyai kemampuan bertahan sampai saluran pencernaan dan memberikan
pengaruh yang menguntungkan terhadap ternak.

Bakteri yang umum digunakan sebagai probiotik yaitu Lactobacillus dan Bifido-
bacteria, kedua jenis bakteri ini dapat mempengaruhi peningkatan kesehatan karena
dapat menstimulasi respon imun dan meng- hambat patogen. Satu faktor kunci dalam
seleksi starter probiotik yang baik yaitu kemampuannya untuk bertahan dalam lingkungan
asam pada produk akhir fermentasi secara invitro dan kondisi buruk dalam saluran
pencernaan atau in vivo. Ketahanan probiotik pada kondisi in vitro dapat dipengaruhi oleh
pembentukan metabolit oleh starter seperti asam laktat, asam asetat, hidrogen peroksida dan
bakteriosin (Saarela et al., 2000).

Secara umum, ada beberapa karakteristik dan kriteria keamanan yang harus dimiliki
oleh probiotik. Karakteristik dan kriteria yang aman dari probiotik (Gaggia et al., 2010) :

1. Nontoksik dan nonpatogenik


2. Mempunyai identifikasi taksonomi yang
jelas
3. Dapat hidup dalam spesies target
4. Dapat bertahan, berkolonisasi dan
bermetabolisme secara aktif dalam target yang ditunjukkan dengan:
a. Tahan terhadap cairan pencernaan dan
empedu
b. Persisten dalam saluran pencernaan
c. Menempel pada ephitelium atau mucus
d. Berkompetisi dengan mikroflora inang
5. Memproduksi senyawa antimikrobial
6. Antagonis terhadap patogen
7. Dapat merubah respon imun
8. Tidak berubah dan stabil pada waktu
proses penyimpanan dan lapangan
9. Bertahan hidup pada populasi yang tinggi
10. Mempunyai sifat organoleptik yang baik
1.2. Fungsi dan Tujuan

Fungsi probiotik selain meningkatkan efisiensi ransum, produksi telur, dan


menurunkan kadar kolesterol telur serta kolesterol serum, ternyata probiotik juga mampu
menurunkan nitrogen non protein dalam darah, konsentrasi asam urat, amoniadan urea dalam
darah (Isshiki, 1979). Probiotik juga dapat mereduksi keberadaan amonia, sehingga dapat
menekan potensi gangguan kesehatan pada ayam, terutama penyakit yang berkaitan dengan
sistem pernapasan akan dapat ditekan. Ini tentu akan membuat pertumbuhan ayam akan lebih
optimal.

Pada ternak ruminansia probiotik memiliki peran untuk meningkatkan keseimbangan


mikroba rumen dan memberikan pengaruh positif terhadap ternak. Keseimbangan mikroba
rumen yang distimulasi oleh probiotik meningkatkan efisiensi pakan, kesehatan saluran
pencernaan dan produktivitas ternak.

Pemberian probiotik memiliki beberapa tujuan yaitu untuk meningkatkan


pertumbuhan, meningkatkan kecernaan pakan, meningkatkan daya tahan tubuh,
meningkatkan produksi telur dan meningkatkan pertumbuhan mikroba yang menguntungkan
(Fuller, R., 1992).

Penambahan probiotik kedalam ransum kontrol, akan membantu pencernaan zat-zat


makanan di usus halus dan menurunkan populasi bakteri pathogen (Diaz, 2008).
Penambahan probiotik ke dalam ransum ayam dapat meningkatkan produksi enzim B-
glukanase di semua segmen saluran pencernaan, menurunkan vikosikositas digesta dan dapat
meningkatkan pertambahan bobot badan (Yu et al., 2008),. Dilaporkan juga oleh Wahyono
(2002), bahwa penambahan kultur bakteri yang berperan sebagai probiotik, dapat
menstimulasi sintetis enzim pencernaan sehingga meningkatkan utilisasi nutrisi.
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Probiotik merupakan suatu produk yang mengandung mikroba hidup non patogen
yang diberikan kepada ternak untuk memperbaiki laju pertumbuhan, efisiensi konversi
ransum dan kesehatan ternak Pemberian probiotik memiliki beberapa tujuan yaitu untuk
meningkatkan pertumbuhan, meningkatkan kecernaan pakan, meningkatkan daya tahan
tubuh, meningkatkan produksi telur dan meningkatkan pertumbuhan mikroba yang
menguntungkan.
DAFTAR PUSTAKA

Cruywagen, C.W., I. Jordan, and L. Venter. 1996. Effect of Lactobacillus acidophillus


suplementation of milk replacer on preweaning performance of calves. J. dairy Sci.
79.

Diaz, D. 2008. Safety and efficacy of Ecobiol as feed additive for chickens for fattening. The
EFSA Journal 773 : 2-13

Fuller, R. 1989. Probiotic in man and animals. J. Appl. Bacteriol. 66.

Fuller, R. 1992. History and Development of Probiotics. In Probiotics the Scientific basis.
Edited by Fuller. Chapman and hall. London, New York, Tokyo. Melbourne,
Madras. Pp.

SAARELA, M., G. MOGENSEN, R. FONDE, J. MATTO and T.M. SANDHOLM. 2000.


Probiotic bacteria: Safety, functional and technological properties. J. Biotechnol.
84(2000).

Gaggia, F., P. Mattarelli and B. Biavati. 2010. Probiotic and prebiotics in animal feeding for
safe food production. Intl. J. Food Microbiol. 14.

Isshiki, Y. 1979. Effect of lactobacili in the diet on the concentration of nitrogenus chikens.
Japanese Poultry Sci. 16.

Simon, O. 2005. Micro-organism as feed additives-probiotics. Advances in Pork Production


16.

Stark, B.A. and J.M. Wilkinson. 1989. Probiotics: Theory and application. Chalcombe
Publications Berks, England.

Yu, B., J.R. Liu, F.S. Hsiao and P.W.S Chiao. 2008. Evaluation of Lactobacillus reuteri Pg4
strain expressing heterologous B-glucanase as a probiotic in poultry diets based on
barley. Anim Feed Sci and Tech. 141 : 82-91.

Wahyono, F. 2002. The influence of probiotic on feed consumption, body weight and blood
cholesterol level in broiler fed on high saturated or unsaturated fat ration. J. Trop.
Anim. Dev 27 : 36-44.

Anda mungkin juga menyukai