Anda di halaman 1dari 49

PROBIOTIK

• PENDAHULUAN
• Populasi penduduk Indonesia saat ini berkembang sangat
pesat, sehingga mengakibatkan peningkatan kebutuhan
pangan. Akibatnya industri pertanian dituntut untuk
berproduksi secara maksimal untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat. Hal tersebut juga dirasakan oleh industri
subsektor peternakan khususnya industri unggas.
Peternakan broiler dan layer saat ini meningkat dari tahun
ke tahun, baik yang dikelolah oleh swasta (perusahaan
kemitraan) maupun, sehingga adopsi teknologi di bidang
peternakan sangat dibutuhkan untuk mendukung produksi
yang maksimal dan berkelanjutan, dengan memperhatikan
keamanan produk yang dihasilkan.
• Penggunaan bahan aditif dalam pakan ternak
sejak dahulu telah dilakukan untuk merangsang
pertumbuhan dan mencegah penyakit. Menurut
Budiansyah (2004), Pemberian feed aditive
tersebut dilakukan untuk memperbaiki
performance atau penampilan produksi dari
ternak unggas, berbagai macam jenis feed aditive
yang telah digunakan sejak dahulu antara lain
adalah obat-obatan, antibiotika atau hormon-
hormon pertumbuhan.
• Feed additive merupakan bahan pakan
tambahan yang diberikan kepada ternak
melalui pencampuran pakan ternak. Bahan
tersebut merupakan pakan pelengkap yang
bukan zat makanan. Penambahan feed
additive dalam pakan bertujuan untuk
mendapatkan pertumbuhan ternak yang
optimal. (Wahju, 2004).
•             Menurut Ravindran (2012), feed
additive dapat digolongkan menjadi dua
macam, yaitu nutritive feed additive dan non
nutritive feed additive (feed suplement)
•  Nutritive feed additive ditambahkan ke dalam
ransum untuk melengkapi atau meningkatkan
kandungan nutrien ransum, misalnya
suplemen vitamin, mineral, dan asam amino. 
• Non nutritive feed additive tidak
mempengaruhi kandungan nutrien ransum,
kegunaannya tergantung pada jenisnya,
antara lain untuk meningkatkan palatabilitas
(flavoring / pemberi rasa, colorant / pewarna),
pengawet pakan (antioksidan), penghambat
mikroorganisme patogen dan meningkatkan
kecernaan nutrien (antibiotik, probiotik,
prebiotik),
• Penggunaan antibiotik atau antimikrobial
sebagai bahan aditif dalam pakan ternak telah
berlangsung lebih dari 40 tahun silam.
Senyawa antibiotik tersebut digunakan
sebagai growth promotor dalam jumlah yang
relatif kecil namun dapat meningkatkan
efisiensi pakan (feed efficiency) dan
reproduksi ternak sehingga dengan
penggunaan bahan aditif tersebut peternak
dapat memperoleh keuntungan lebih.
• Awal tahun 2006 penggunaan antibiotik
dilarang oleh Uni Eropa sebagai pencegah
penyakit (disease prophylactic) atau dikenal
pemicu pertumbuhan (Antimicrobial Growth
Promoters) di dalam pakan ternak (Ahmad,
2006; Ghiyasi et. al., 2007).
• Beberapa bahan alternatif yang dapat
mengganti fungsi dari antibiotik dalam pakan
adalah probiotik dan prebiotik.
• Adanya probiotik dan prebiotik yang diberikan
melalui pakan, menyebabkan bakteri yang
menguntungkan (apatogen) dalam saluran
cerna dapat meningkat dalam menekan
bakteri patogen.
DEFINISI PROBIOTIK DAN PREBIOTIK
Probiotik dalam bahasa Yunani berarti
“Kehidupan”, menurut istilah yang
didefinisikan oleh Gibson dan Fuller (2000),
probiotik adalah suplemen pakan dari bakteri
hidup yang memberikan keuntungan terhadap
ternak dengan meningkatkan keseimbangan
mikroflora dalam saluran pencernaan.
• Sedangkan menurut Hasan (2006),
probiotik merupakan kultur tunggal ataupun
campuran dari mikrobia hidup yang
dikonsumsi manusia dan/atau hewan, dan
memiliki efek menguntungkan bagi inangnya
(manusia maupun hewan) dengan cara
menjaga keseimbangan mikroflora alami yang
ada dalam tubuh
Mikroorganisme yang digunakan sebagai
probiotik dalam nutrisi ternak yaitu
mikroorganisme hidup, sepanjang alat
pencernaan dapat memberikan efek positif
terhadap kesehatan inangnya. Probiotik
merupakan salah satu pendekatan yang
memiliki potensi dalam mengurangi infeksi
unggas dan kontaminasi produk unggas
(Ahmad, 2006).
• Secara umum, (Gaggia et al., 2010). ada
beberapa karakteristik dan kriteria yang harus
dimiliki oleh probiotik yaitu :
• nontoksik dan nonpatogenik; mempunyai
identifikasi taksonomi yang jelas; dapat hidup
dalam spesies target; dapat bertahan,
berkolonisasi dan bermetabolisme secara aktif
dalam target yg ditunjukkan dengan
ketahanan terhadap cairan pencernaan dan
empedu,
• persisten dalam saluran pencernaan,
menempel pada ephitelium atau mucus,
berkompetisi dengan mikroflora inang;
memproduksi senyawa antimikrobial;
antagonis terhadap patogen; dapat merubah
respon imun; tidak berubah dan stabil pada
waktu proses penyimpanan dan lapangan;
bertahan hidup pada populasi yang tinggi;
mempunyai sifat organoleptik yang baik
• Tidak semua bakteri baik dapat dimanfaatkan
sebagai agen probiotik. Jenis yang dipilih harus
mempunyai minimal satu dari karakteristik berikut :
1. Memiliki aktivitas antimikroba. Dalam hal ini
probiotik dapat berperan sebagai antibiotik alami.
Beberapa jenis bakteri asam laktat mampu
membentuk asam-asam organik,  hidrogen
peroksida dan bakteriosin.                        
•          
Senyawa-senyawa ini terutama bakteriosin
dapat menyebabkan kematian pada bakteri
lain.
 2. Resisten terhadap seleksi sistem saluran
pencernaan seperti asam lambung, cairan
empedu, dan getah pankreas. Apabila bakteri
tidak memiliki karakteristik ini, maka bakteri
tersebut akan mati sebelum mencapai usus.
• 3. Memiliki aktivitas antikarsinogenik. Adanya
senyawa karsinogenik seperti nitrosamin yang
masuk ke saluran pencernaan, akan dapat
dicagah penyerapannya oleh bakteri tersebut
dengan membentuk selaput protein dan
vitamin.
•  4. Mampu berkoloni dalam saluran
pencernaan. Bakteri probiotik harus memiliki
kemampuan untuk bersimbiosis dengan flora
usus, sehingga dapat melakukan proses yang
diinginkan dan tidak cepat terbuang bersama
tinja.
• 5. mampu meningkatkan pencernaan usus
• Mikroorganisme yang bisa dimanfaatkan
sebagai probiotik adalah bakteri (Bakteri Asam
Laktat, Genus Lactobacillus dan Genus
Bifidobacteria) dan fungi (Saccharomyces
cerevisiae) (Trachoo dan Boudreaux, 2006).
• Bifidobacterium breve berperan
pentingdalam sintesisvitamin DdanK 
• Bifidobacterium lactis dikenal menjaga
keseimbangan mikroflora usus,mendorong
penyerapan nutrisi, merangsang sistem
kekebalan tubuh danmendetoksifikasi usus,
darah dan hati.
• Lactobacillus acidophilus membantu pencernaan
laktosa susu,merangsang respon kekebalan
tubuh terhadap mikroorganisme yang
tidak diinginkan dan membantu mengendalikan
kadar kolesterol darah. Banyak  publikasi yang
menunjukkan bahwa
Lactobacillusacidophilusmenghasilkan zat seperti
actocidine atau acidophilineyangmeningkatkan
stamina dan kekebalan.
•  Lactobacillus casei membantu membatasi
pertumbuhan bakteri jahatdalam usus.
• Lactobacillus plantarummenghasilkan
asam laktat di saluran pencernaan. Spesies
probiotik ini juga membantu penyerapan
vitamin dan antioksidan serta menghilangkan
komponen beracun dari makanan.
• Prebiotik didefinisikan sebagai bahan pakan
yang tidak tercerna yang dapat merangsang
pertumbuhan dan aktivitas sejumlah bakteri
tertentu dalam saluran pencernaan dan
meningkatkan kesehatan inang (host) (Gibson
and Roberfroid, 1995; Choudhari et. al., 2008).
• Prebiotik yang diberikan atau yang dikonsumsi
oleh ayam tidak dicerna pada saluran
pencernaan bagaian depan (proventrikulus,
ventrikulus, dan usus halus), tetapi bahan
makanan tersebut ke bagian alat pencernaan
bagian belakang yaitu pada usus besar dan
usus buntu, di mana di bagaian ini terdapat
populasi bakteri yang dapat memanfaatkan
sumber pakan tak tercerna (serat kasar)
dengan proses fermantasi.
• Berbagai macam bahan pakan, karbohidrat tidak
tercerna (non-digestible carbohydrate) yaitu
oligo dan polysakarida, beberapa peptida dan
protein. Senyawa-senyawa ini tidak terhidrolisa
oleh enzim serta tidak diserap di bagian saluran
pencernaan bagian atas, yang dikenal istilah
colonic food (pakan kolon). Misalnya pakan
masuk ke kolon dan memberikan subtrat untuk
bakteri kolon, yang secara tidak langsung
menyediakan energi, subtrat metabolik dan
mikro nutrient bagi inang. (Sinovec and R.
Markovic, 2005).
MEKANISME KERJA DAN INTERAKSI
PREBIOTIK DAN PROBIOTIK
• Adapun mekanisme kerja probiotik jika diberikan
pada ayam akan berkolonisasi di dalam usus, dan
selanjutnya dapat dimodifikasi untuk sistem
imunisasi/kekebalan hewan inang.
• Kemampuan menempel yang kuat pada sel-sel
usus ini akan menyebabkan mikroba-mikroba
probiotika berkembang dengan baik dan
mikroba-mikroba patogen terreduksi dari sel-sel
usus hewan inang, sehingga perkembangan
organisme-organisme patogen yang
menyebabkan penyakit tersebut
• , seperti Eshericia coli, Salmonella
thyphimurium dalam saluran pencernaan
akan mengalami hambatan. Mikroba
probiotika menghambat organisme patogenik
dengan berkompetisi untuk mendapatkan
sejumlah terbatas substrat bahan makanan
untuk difermentasi.
• Bifdobacteria dan kultur probiotik lainnya
yang berkontribusi terhadap kesehatan
manusia dan ternak melalui mekanisme
seperti kompetisi dengan bakteri patogen,
menstimulasi sistem imun, meningkatkan
produksi asam lemak rantai pendek,
mengontrol fungsi usus, mencegah kanker dan
meningkatkan pencernaan dan penyerapan
zat-zat nutrisi (Ziggers, 2000; Jung, et.al.,
2008).
• Oligosakarida ditemukan sebagai komponen
terbesar dari beberapa produk-produk alami
seperti ekstrak tanaman dan susu (mamalia),
baik dalam bentuk bebas maupun terikat.
Pada ternak monogastrik, beberapa
oligosakarida dicerna di usus bagian atas oleh
enzim.
• Namun, olisakarida tertentu seperti, galacto-
oligosakarida dan mannan-oligosakarida, keduanya
memiliki struktur kimia yang unik serta tahan
terhadap enzim pencernaan dan transit pada usus
besar tanpa mengalami perubahan (struktur)
(Jung, et.al., 2008). Kehadiran dari oligosakarida di
dalam usus besar langsung dimanfaatkan oleh
mikroba yang menguntungkan sebagai subtrat
untuk mendukung kehidupan dan aktivitasnya.
• Selain oligosakarida, inulin dan oligofructose
merupakan prebiotik dasar dan keduanya
terjadi secara alami di dalam tanaman. Inulin
biasanya terdapat pada akar, sedangkan
oligofructose adalah bagian dari inulin setelah
dihidrolisis secara enzimatik (Chen et. al.,
2005). Menurut berbagai sumber bahwa
keberhasilan penggunaan prebiotik dapat
ditinjau dari karakter prebiotik yang digunakan
Ciri – ciri prebiotik
• Tidak dapat dihidrolisis oleh enzim dan tidak diserap
(Sinovec and R. Markovic, 2005)
• Memperkaya bakteri yang menguntungkan (apatogen)
• Memberikan keuntungan bagi mikro flora usus dan
membantu aktivitasnya
• Menurunkan populasi bakteri patogen (Donalson, et. al.,
2008)
• Meningkatkan imunitas tubuh secara tidak langsung
(Choudhari et. al., 2008)
• Membantu meningkatkan dan memperbaiki morpologi
saluran cerna dengan meningkatkan area permukaan
dalam proses penyerapan dan memperbaiki struktur
mikrovili (Dimitroglou, et. al., 2009)
• Secara umum ada 4 mekanisme umum yang
terjadi di dalam tubuh ayam dengan
penggunaan probiotik, yaitu: (1) tercipta
suasana usus yang tidak nyaman untuk bakteri
patogen, (2) eliminasi situs reseptor bagi
bakteri patogen, (3) produksi dan sekresi
metabolit antimikroba, (4) kompetisi nutrisi
essential.
• Kondisi anaerob dalam sekum sangat baik
untuk pertumbuhan Bifidobacterium. Bakteri
ini merupakan mikroflora normal usus yang
menghasilkan VFA (acetic, butyric, propionic,
asam laktat), dan substansi antimicrobial yang
efektif membasmi berbagai bakteri patogen
• Kondisi pH usus sangat mempengaruhi
kelangsungan hidup sejumlah mikroorganisme
pathogen. Produksi Volatile Fatty Acid (VFA)
oleh mikroflora normal usus pada pH<6 dapat
mengurangi
populasi Salmonella dan Enterobacteriaceae.
• Pemberian antibiotik dalam jangka waktu
panjang dapat mengganggu kelangsungan
hidup mikroflora normal usus sehingga
menurunkan produksi VFA dan menyebabkan
suasana usus menjadi basa. DOC biasanya
belum mampu memproduksi VFA secara
optimal, sehingga penambahan probiotik
sangat penting dilakukan.
• Polisakarida pada dinding sel bakteri penting
untuk perlekatan dengan epitel usus. Bakteri
asam laktat akan menempati reseptor-
reseptor di epitel usus ayam sehingga secara
efektif akan mencegah perlekatan bakteri
patogen dengan epitel usus
• Akibatnya, bakteri patogen tidak dapat
menempati situs reseptor di usus dan tidak
mendapat asupan nutrisi karena kalah
kompetisi oleh probiotik. Oleh sebab itu,
harus diberikan probiotik dalam jumlah yang
cukup agar dapat menghambat bakteri
patogen secara efektif.
• Hananto dana ditia (2010) merekomendasikan
probiotik dengan dosis 106-107 CFU/g perlu
ditambahkan dalam pakan ayam untuk
mencapai keseimbangan antara
mikroorganisme probiotik dan mikroflora yang
tinggal dalam usus.
• Organisme probiotik memproduksi :
• substansi antimicrobial yang dapat membunuh
patogen dan berkompetisi dengan bakteri
patogen dalam menempati situs reseptor di
saluran pencernaan. Inhibitory product yang
dihasilkan oleh probiotik antara lain asam
lemak terbang (VFA) rantai pendek (lactic,
propionic, butyric, acetic acid), hydrogen
peroksida, dan diacetyl.
• Selain itu probiotik menghasilkan
• metabolit berupa bacteriocin yaitu sejenis
protein dihasilkan oleh bakteri probiotik dan
bersifat lethal untuk bakteri patogen.
• Bakteri asamlaktat,Lactobacillus memproduksi
sejumlah inhibitory product yaitu nisin dan
reuterin.
•  Nisin bekerja dengan menginduksi
pembentukan pori-pori sehingga merusak
struktur membrane sel bakteri patogen.

• Reuterin adalah produk metabolisme gliserol


yang dihasilkan oleh Lactobacillus reuteri,
memiliki spectrum luas dalam membunuh
mikroorganisme patogen dalam saluran
pencernaan ayam
Pengaruh penggunaan pre dan pro
terhadap performans unggas
• Fungsi zat aditif ini yaitu mengatur komposisi
mikroflora dalam saluran pencernaan dengan
menyiapkan media bagi pertumbuhan
mikroba yang menguntungkan (penurunan pH
dengan memproduksi asam laktat) akan
tercipta dengan mensuplay probiotik dalam
ransum maupun air minum
• Probiotik juga dapat mengurangi produksi racun dan
menurunkan produksi amonium dalam saluran
pencernaan.
• Prebiotik adalah oligosakarida yang tidak dapat
dicerna oleh hewan monogastrik (ayam dan babi).
Senyawa ini digunakan sebagai substrat untuk
merangsang pertumbuhan bakteri yang
menguntungkan seperti Bifidobacteria dan Lactobacilli.
Pemberian 0,1 – 0,5% dalam ransum dapat
meningkatkan bakteri yang menguntungkan dan
menurunkan populasi bakteri yang merugikan.
• Kombinasi prebiotik dan probiotik diketahui
saling menguntungkan atau bersimbiosis dalam
tubuh ayam (Patterson and Burkholder, 2003).
Penambahan Oligofruktosa juga signifikan
menurunkan Salmonella Enteritidis di usus buntu
(Donalson, et. al., 2008). Penurunan bakteri
Salmonella Enteritidis dalam saluran cerna dapat
mengurangi penyakit gastro enteritis pada
unggas, selain itu penurunan bakteri patogen
dapat meningkatkan efisiensi pakan.
• Ayam petelur jenis White Leghorn pada umur
57 minggu diberikan 1.0% oligofructose dan
1.0% inulin selama empat minggu, maka
diperoleh peningkatan produksi telur sebesar
13.35% (oligofruktosa) dan 10.73% (inulin).
Selain itu, peningkatan berat telur secara
kumulatif sebesar 12.50% (oligofruktosa) dan
10.96% (inulin) (Chen, et. al., 2005)
• Hasil penelitian Hassanein and Soliman,
(2010), bahwa penambahan ragi hidup
(Saccharomyces cervisiae) dapat
meningkatkan produksi pada ayam petelur
dan pemanfaatan nutrien melalui efek
hambatan oleh ragi pada bakteri patogen
yang dapat menyebabkan enteritis dan mal-
absorbsi nutrien.
• Hasil penelitian GÜÇLÜ (2010), menyatakan
bahwa suplementasi probiotik (Lactobacillus
sp.) dan prebiotik (MOS) pada ransum
cenderung berpengaruh positif fertilitas telur
dan daya tetas telur puyuh bibit, sehingga
probitik dan prebiotik juga dapat diterapkan
bagi parent stock pada breeding farm untuk
menghasil telur dan d.o.c. yang baik.

Anda mungkin juga menyukai