Anda di halaman 1dari 5

BATASAN CEMARAN LOGAM DALAM PAKAN TERNAK

BERDASARKAN SNI 01-2896 -1998


MAKALAH PRAKTIKUM
MANAJEMEN KESEHATAN DAN KESEJAHTERAAN TERNAK

Oleh:
Kelas: C
Kel: 5

RINA AGUSTINA 200110170149

LABORATORIUM BIOKIMIA DAN FISIOLOGI TERNAK


FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2019
I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Logam berat merupakan mineral yang bersifat toksik dalam jumlah relatif
kecil sehingga dapat menyebabkan keracunan pada hewan/ternak apabila
jumlahnya melampaui batas aman. Logam berat tersebut sangat potensial
meracuni hewan/ternak akibat pencemaran dari industri maupun penggunaan
bahan kimia yang mengandung logam berat pada hewan/ternak, tanaman
maupun pengendalian hama. Keracunan logam berat pada hewan dapat terjadi
di daerah industri yang menggunakan logam berat tersebut sebagai bahan
baku, antara lain industri pestisida, pupuk, dan obat-obatan.
Penggunaan senyawa kimia untuk pertanian termasuk obat-obatan yang
mengandung logam berat harus sesuai petunjuk. Demikian pula manajemen
pemeliharaan hewan/ternak harus mengikuti konsep pemeliharaan
hewan/ternak yang baik.

1.2.Identifikasi Masalah
 Apa saja logam berat yang dapat mencemari pakan ternak?
 Berapa takaran maksimum logam berat sampai menimbulkan efek
keracuan pada ternak (toksisitas)?
 Apa saja organ tubuh ternak yang tercemari oleh logam berat dengan
toksisitas tersebut?
 Logam berat mana yang memiliki daya toksisitas paling tinggi?
1.3.Maksud dan Tujuan
 Untuk mengetahui apa saja logam berat yang dapat mencemari pakan
ternak
 Untuk mengetahui berapa takaran maksimum logam berat sampai
menimbulkan efek keracuan pada ternak (toksisitas)
 Untuk mengetahui apa saja organ tubuh ternak yang tercemari oleh
logam berat dengan toksisitas tersebut
 Untuk mengetahui logam berat mana yang memiliki daya toksisitas
paling tinggi
II
TINJAUAN PUSTAKA

Logam berat dalam konsentrasi yang sangat rendah disebut sebagai logam renik.
Logam berat (heavy metals) merupakan sekelompok elemen-elemen logam yang
dikategorikan berbahaya jika masuk ke dalam tubuh mahluk hidup. Logam-logam
seperti merkuri (Hg), nikel (Ni), kromium (Cr), kadmium (Cd), dan timbal (Pb) dapat
ditemukan dalam lingkungan perairan yang tercemar limbah (Nugroho, 2006). Logam
berat merupakan logam yang memiliki nilai densitas lebih dari
5 g/cm3 (Hutagalung, 1991). Logam berat dapat bereaksi membentuk ikatan
koordinasi dengan ligan dalam tubuh berbentuk -OH, -COO-, -OPO3H-, -C=O,
-SH, -S-S-, -NH2 dan =NH (Darmono, 1995).
Logam berdasarkan toksisitasnya dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu:
a. Toksisitas tinggi, contohnya merkuri (Hg), kadmium (Cd), timbal (Pb), arsen (As),
tembaga (Cu), dan seng (Zn).

b. Toksisitas sedang, contohnya kromium (Cr), nikel (Ni), dan kobalt (Co).

c. Toksisitas rendah, contohnya mangan (Mn) dan besi (Fe) (Darmono, 1995).

Arsen dan kadmium memang ditemukan dalam jumlah yang relatif sedikit namun
tingkat toksisitas yang sangat tinggi karena masuk dalam logam berat (Bunce, 1994,
Fergusson, 1990).

Arsen dalam air tanah terbagi dalam dua bentuk, yaitu bentuk tereduksi terbentuk
dalam kondisi anaerobik, sering disebut arsenit. Bentuk lainnya adalah bentuk
teroksidasi, terjadi pada kondisi aerobik, umum disebut sebagai arsenat (Jones,
2000). Arsen merupakan unsur dari komponen obat

Timbal atau timah hitam atau Plumbum (Pb) adalah salah satu bahan
pencemar utama saat ini di lingkungan, hal ini bisa terjadi karena sumber
utama pencemaran timbal adalah dari emisi gas buang kendaraan
bermotor selain itu timbal juga terdapat dalam limbah cair industri yang
pada proses produksinya menggunakan timbal, seperti industri
pembuatan baterai, industri cat, dan industri keramik. Timbal digunakan
sebagai aditif pada bahan bakar, khususnya bensin di mana bahan ini
dapat memperbaiki mutu bakar. Bahan ini sebagai anti knocking (anti
letup), pencegah korosi, anti oksidan, diaktifator logam, anti
pengembunan dan zat pewarna (Evi, 2005).
Tembaga (Cu) adalah logam dengan nomor atom 29, massa atom
63,546, titik lebur 1083 °C, titik didih 2310 °C, jari-jari atom 1,173 A° dan
jari-jari ion Cu2+ 0,96 A°. Tembaga adalah logam transisi (golongan I B)
yang berwarna kemerahan, mudah regang dan mudah ditempa. Tembaga
bersifat racun bagi makhluk hidup. Isoterm adsorpsi merupakan suatu
keadaan kesetimbangan yaitu tidak ada lagi perubahan konsentrasi
adsorbat baik di fase terserap maupun pada fase gas atau cair. Isoterm
adsorpsi biasanya digambarkan dalam bentuk kurva berupa plot distribusi
kesetimbangan adsorbat antara fase padat dengan fase gas atau cair pada
suhu konstan. Isoterm adsorpsi merupakan hal yang mendasar dalam
penentuan kapasitas dan afinitas adsorpsi suatu adsorbat pada permukaan
adsorben (Kundari, dkk, 2008).
III
PEMBAHASAN
3.1. Logam berat yang dapat mencemari pakan ternak
Logam berat merupakan mineral yang bersifat toksik dalam jumlah relatif kecil
sehingga dapat menyebabkan keracunan pada hewan/ternak apabila jumlahnya
melampaui batas aman. Hampir semua logam berat dapat menjadi cemaran pada
pakan ternak seperti As, Pb, Cu, dll. Namun yang membedakan adalah tingkat
toksisitasnya. Menurut (Darmono,1995) Logam berdasarkan toksisitasnya dibagi
menjadi tiga kelompok, yaitu:
a. Toksisitas tinggi, contohnya merkuri (Hg), kadmium (Cd), timbal (Pb), arsen (As),
tembaga (Cu), dan seng (Zn).

b. Toksisitas sedang, contohnya kromium (Cr), nikel (Ni), dan kobalt (Co).

c. Toksisitas rendah, contohnya mangan (Mn) dan besi (Fe)

3.2. berapa takaran maksimum logam berat sampai menimbulkan efek keracuan
pada ternak (toksisitas)
Batasan maksimum cemaran logam berat pada pakan ternak diatur pada SNI 01-
2896-1998, yaitu:

Anda mungkin juga menyukai