Anda di halaman 1dari 3

TUGAS_11_PKSDA_TEKNIK RECOVERY KOMPONEN KIMIA DALAM LIMBAH

INDUSTRI_WAHYU DIPA PRATAMA_19

Nama : Wahyu Dipa Pratama

NIM : 17/410346/TK/45703

No. absen : 19

TEKNIK RECOVERY KOMPONEN KIMIA DALAM LIMBAH INDUSTRI

Bahan baku Proses Produksi : Produk

Fisis
Bahan pembantu
Kimia
Limbah
Energi Biologi

Pada umumnya, setiap proses produksi akan menghasilkan limbah atau produk
samping. Limbah dibagi menjadi 3 macam yaitu limbah cair, limbah padat dan limbah gas.
Pengolahan limbah cair pada umumnya melalui tiga tahap yakni reduce, reuse/recycle dan
remove. Sebelum limbah tersebut dibuang maka polutan didalam limbah perlu dikurangi
kadarnya hingga memenuhi ambang batas yang ditetapkan oleh pemerintah. Polutan ini dapat
berupa senyawa terlarut yang berbahaya, logam berat, bahan organik beracun, atau senyawa-
senyawa yang sulit terurai.

Apabila didalam limbah masih terdapat senyawa-senyawa kimia yang masih dapat
dimanfaatkan dapat dilakukan recovery atau mengambil material yang bermanfaat didalam
limbah. Contoh penerapan ini adalah recovery logam perak dari limbah cair bekas pencucian
foto rontgen. Penelitian ini dilakukan oleh teman-teman dari Universitas Muhammadiyah
Surakarta. Salah satu kegiatan rumah sakit yang sering dilakukan adalah pembuatan negatif
film rontgen dan menghasilkan limbah cair. Berikut proses pembuatan film rontgen :
Perak digunakan dalam film foto karena sifat fotosensitifnya. Pada setiap tahunnya,
dari sektor fotografi mengalokasikan sekitar 45% dari perak untuk aplikasi radiografi, yang
umunyalangsung dibuang setelah digunakan. Oleh karena itu limbahnya pun
mengandungberbagai senyawa kimia dengan kandungan utama adalah logam Ag (dalam
bentuk kation Ag+). Berdasarkankandungan tersebut limbah ini dikategorikan sebagai limbah
B3 (Bahan Berbahaya danBeracun). Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 85 Tahun 1999
tentang baku mutu TCLP (ToxicityCharacteristic Leaching Procedure) batas kadar
maksimum perak yang diperbolehkan adalah 5,0 mg/L.Padaumumnya, limbah cair bekas
pencucian foto Rontgen mengandung konsentrasi perak (Ag) berkisar antara 2500,00mg/L
sampai dengan 6200,50 mg/L. Limbah yang mengandung logam Ag tersebut kemungkinan
besar langsung dibuang ke lingkungan tanpa dilakukan pengolahan terlebih dahulu yang
dapat mencemari lingkungan danmengganggu kesehatan manusia.

Oleh karena itu, metode pengolahan yang efektif dan efisiensangat dibutuhkan untuk
mengolah limbah cair bekas pencucian foto rontgen tersebut sehingga dapat mengurangi dan
mencegah pencemaran lingkungan yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Berbagai metode
telah digunakan untuk mengolah limbah tersebut dan juga untuk mendapatkan kembali Ag
dari limbah fotografi dimana kebanyakan efektif pada batas konsentrasi Ag tertentu. Sebagai
contoh, perak dalambentuk kompleks anionik tiosulfat [Ag(S2O3)2]3-dapat dipisahkan dari
larutannya dengan cara elektrolisis,pergantian logam (metalic replacement), pengendapan,
penukar ion, membran cair emulsi (ELM), dan adsorpsidengan kitin. Metode pemulihan
perak dari limbah film foto rontgen dapat diklasifikasikan sebagai berikut.

a. Membakar film langsung


b. Oksidasi dari logamperak
c. Pengupasan lapisan gelatin perak

Kebutuhan perak dunia dipasok oleh daur ulangsebesar 25%danumumnya diperoleh dari
limbah fotografi sebesar 75%. Metode dan teknologi yang digunakan tidak hanyasekedar
untuk pengolahan limbah tetapijugauntuk recovery perak dari limbah rontgen yangefisien
sehinggadapatmengurangi biaya dan waktu.Untuk meminimalisir pencemaran lingkungan
yang disebabkan oleh limbah rontgen tersebut, kandunganperak (Ag) dapat diambil kembali
dari limbah bekas pencucian foto rontgen karena perak tersebut mempunyai nilaiyang
ekonomis.

Salah satu metode dalam pengolahan limbah inidan dapatuntuk memperolehkembali


logam perak darilimbah cair pencucian film studiodanfilm x-ray yaitu metode Sn Flake. Sn
Flakedikategorikansebagai metode yang tradisional karena menggunakankoi yaitu
penggorengan dari tanah liat serta pembakarannya menggunakan tungku dengan kompor
blower. Sn Flake adalah pereaksi bentuk lempengan padat yang warnanya kuning agak putih
mengandung sulfuryang berfungsi mengendapkan perak yang terdapat didalam limbah
sehingga menjadi endapan hitam. Lalu endapantersebut dibakar sampai melarut dengan
potongan seng dan dijernihkan menggunakan tawas dan boraks. Hasil darikedua macam
sampel limbah yangditeliti dengan menggunakan metode Sn Flake didapatkan perak hasil
recoverysekitar 60 gram untuk setiap 20 liter limbah. Sedangkan didalam filtrat hasil
recovery terdapat sisa perak yang masihcukup tinggi antara 1,59 mg/l sampai dengan 22,90
mg/l. Selain itu penelitian yang menggunakan metode Sn Flakeini juga menimbulkan limbah
sekunder seperti sisa-sisa pembakaran dalam koi dan sisa-sisa Znyang akanmenimbulkan
problem baru setelah pengolahan limbah tersebut. Metode lain yang dapat digunakan adalah
elektrokimia. Metodeini lebih efektif dan efisiendantidak menimbulkan limbah sekunder
sertalebihramahlingkungan.Metode elektrokimiadalam pengolahan limbah meliputi
teknikelektroplating atau elektrodeposisi. Beberapa kelebihan penggunaan metode
elektrokimia antara lain:

1. Tidak menimbulkan efek samping limbah sekunder


2. Perak yang terambil relatif murni, dapatdipisahkan dan dimanfaatkan kembali
3. Mudah pengoperasiannya
4. Berbiaya relatif murah
5. Beresikorendah

Referensi :

Widayanto, Tri, Linggar T. Gupita, Senja Imaswati dan Pahlawani Novitasari, 2016,
“Recovery Logam Perak dari Limbah Cair Bekas Pencucian Foto Rontgen : Karakterisasi
Elektrokimia”, Simposium Nasional RAPI XV FT UMS.

Anda mungkin juga menyukai