Anda di halaman 1dari 16

0

2
1
3
4
5
L IK A S I P R O B I O T I K P AD A
AP
R U M IN A N S I A D A N N O N
TERNAK
RUMINANSIA

By : Fitria Lindasari
Probiotik Apa itu ??
?

Probiotik adalah suplemen makanan mikroba yang berlaku


menguntungkan efek pada inangnya melalui peningkatan
keseimbangan mikroba usus (Bahari, 2017).

Mikroorganisme probiotik umumnya diproduksi oleh


fermentasi dengan suhu dan pH spesifik
Aplikasi Pada Tentu saja aplikasinya
Ternak pada pakan ternak

Mari kita bahas . . .

Ruminansia Non Ruminansia - Jenis bakteri yang biasa


digunakan pada pakan ternak

- Impact performance dan


kesehatan pada ternak
ruminansia dan non
ruminansia

- Faktor yang mempengaruhi


jumlah mikroorganisme pada
Bagaimana ? ? ternak ruminansia dan non
ruminansia
Spesies Jenis-jenis Probiotik Yang Digunakan
Aspergilus
Pada Pakan Ternak (Zhao et al., 2013)
Bacillus Sumber : FAO, 2016
Brevibacillus
Bifidobacterium
Candida Tabel Beberapa Organisme Pobiotik dan Antibiotik yang dihasilkan
Clostridium
Escherichia
Enterecoccus
Lactobacillus
Lactococcus
Megasphaera
Pediococcus
Prevotella
Propionibakterium
Saccharomyces
Streptococcus
Sumber : (Abun, 2008)
Probiotik Komersil
Pemberian pada ayam broiler

• Sumber : (Mulder et al., 1997 dalam


Zurmiati et al., 2014)
• Sumber : (Abun, 2008)
Impact Performance dan Kesehatan pada
Ternak Ruminansia
 Probiotik pelindung ternak dari patogen
 Meningkatkan kekebalan tubuh
 Mengurangi penggunaan antibiotik
(Bahari, 2017)

 Peningkatan produktivitas ternak (pemberian Khamir dan


 Suplementasi probiotik menghasilkan
A. Oryzae pada pakan  meningkatkan palatabilitas,
peningkatan ekosistem mikroba,
peningkatan bioavailabilitas nutrisi dan
meningkatkan laju pencernaan serat, menurunkan produksi
peningkatan pertumbuhan kinerja pada gas metana)
ternak ruminansia. (Pamungkas dan Anggrayni, 2006)
 Probiotik dapat meningkatkan
perkembangan flora di rumen dan dapat o Peningkatan terhadap kecernaan (KcBK dan KcBO)
mengurangi kejadian infeksi usus serta o Peningkatan Konsentrasi NH3
dapat mengembalikan mikro-flora usus o Peningkatan VFA
(Bahari, 2017). (Saputra et al., 2012)
Impact Performance dan Kesehatan pada Ternak
Non Ruminansia
 Peningkatan ketahanan ternak dari patogen
eksogenus pencernaan
 Mengontrol penyakit
 Menurunkan keracunan mekanisme mikrobial
 Mengatur sistem imunitas ternak
(Haryati, 2011)

Gambaran probiotik melawan bakteri patogen Babi

 PBB Babi meningkat hingga 8%  pemberian


probitik komersil BioPlus  menghambat
adhesi patogen enterik di mukosa usus
 Mengurangi morbiditas dan mortalitas 
mengurangi insiden dan tingkat keparahan diare
pasca penyapihan pada babi dan mencegah
keparahan infeksi usus
 Produksi susu (lemak dan protein tinggi)
(FAO, 2016)
Impact Performance dan Kesehatan pada Ternak
Non Ruminansia
Unggas (Ayam)

o PBB ayam meningkat  pemberian probiotik


Temban dengan penambahan vitamin dan
mineral (probiotik dapat menstimulasi sintesis
enzim pencernaan sehingga meningkatkan
utilisasi nutrisi)
(Akhadiarto, 2009)

 Menurunkan kadar trigliserida darah 


pemberian probiotik turut mempengaruhi
proses sintesis asam lemak (probiotik dapat
menurunkan aktivitas asetil KoA karboksilase)
 Mampu menaikkan berat organ pencernaan 
probiotik menstimulasi pertumbuhan organ
pencernaan ayam (membantu aktivitas dan
perkembangan usus).
(Sarwono et al., 2012)
Impact Performance dan Kesehatan pada Ternak
Non Ruminansia
Unggas (Puyuh) Unggas (Itik)

 Penambahan probiotik (Lactobacillus sp.) pada  Meningkatkan kesehatan ternak 


pakan puyuh sebanyak 0.4%  dapat memberikan memanfaatkan substrat dalam usus dan
hasil terbaik terhadap kecernaan protein (probiotik melakukan competitive exclution pada
mampu meningkatkan aktivitas enzimatis dan bakteri patogen sehingga menurunkan
meningkatkan aktivitas pencernaan) dan produksi toksin dalam tubuh inang.
meningkatkan retensi N  tingkat retensi Nitrogen  Menurunkan rasio konversi ransum 
tergantung dari tingkat level protein dalam pakan) pemberian starbio level 3 dan 6g/kg pada
 Penambahan probiotik (Lactobacillus sp.) pada pakan meningkatkan efisiensi pakan
pakan puyuh sebanyak 0.6%  memberikan hasil (starbio mampu mencerna lemak, serat
terbaik terhadap energi metabolisme, energi kasar, dan protein dalam pakan sehingga
metabolis terkoreksi N (AMEn) dan meningkatkan mudah diserap)
aktivitas enzim amilase dan protease pada puyuh
(layer) (Zurmiati et al., 2014)

(Primacipta et al., 2014)


Cara Kerja Probiotik pada Rumen yang Mampu
Mempengaruhi Performa dan Kesehatan pada Ternak
Ruminansia

(Walace dan Newbold, 1992 dalam Pamungkas dan


(Newbold, 1990 dalam Pamungkas dan Anggrayni, Anggrayni, 2006)
2006)
1. Konsentrasi gula dalam rumen berkurang
1. Adanya peningkatan produktivitas (bakteri selulotik meningkat dan meningkatkan
2. Adanya peningkatan dari konsumsi pakan  selulosis)
(akibat adanya laju cerna serat) 2. Kultur khamir dan A. oryzae  Memproduksi
3. Adanya peningkatan laju alir mikroba  enzim pencerna serat dan zat nutrisi (diduga
(peningkatan laju cerna serat sehingga dapat mampu menstimulasi perkembangan m.o selulotik)
meningkatkan perbaikan pertumbuhan 3. Kultur khamir dan A. oryzae  Memproduksi zat
mikroorganisme dalam rumen) nutrisi (asam dekarboksilat dan vitamin)
4. Stabilnya pH rumen  (perbaikan daya hidup 4. Probiotik diduga mampu mendetoksifikasi racun di
mikroorganisme) dalam rumen (adanya ionic cell wall)
5. Terjadinya penurunan asam laktat di dalam rumen 5. Perubahan produksi VFA dan gas metan 
(produksi propionat danasam asetat lebih tinggi)
Cara Kerja Probiotik pada Usus yang Mampu
Mempengaruhi Performa dan Kesehatan pada
Ternak Non Ruminansia

1. Probiotik menempel pada saluran usus


2. Probiotik mereduksi mikroba patogen di usus
(menjaga keseimbangan mikroba)
3. Probiotik dalam usus memanfaatkan substrat dari
bahan makanan untuk difermentasi yang
menghasilkan asam laktat dan menghasilkan enzim
selulase sebagai pemecah serat
4. Aktivitas probiotik mampu menurunkan toksik dari
bakteri patogen di usus
5. Menstimulus sistem imun

(Zurmiati et al., 2014)


Faktor yang Mempengaruhi Jumlah
Mikroorganisme pada Ternak Ruminansia dan Non
Ruminansia
Ruminansia Non Ruminansia

 Faktor yang berhubungan dengan inangnya  Faktor yang berhubungan dengan inangnya
(suhu tubuh, pH rumen, dan tingkat (suhu tubuh, pH usus halus, dan tingkat
potensioksidasi reduksi, enzim, dan potensioksidasi reduksi, morfologi
antibodi) mukosa dan responnya terhadap
 Faktor yang berhubungan dengan interaksi substansi pakan, enzim, dan antibodi)
mikroba (efek antagonistik, bakteriofag,  Faktor yang berhubungan dengan interaksi
bakteriosin). mikroba (efek antagonistik, bakteriofag,
 Makanan dan faktor lingkungan (seperti bakteriosin).
manosa, laktosa, dan karbohidrat lainnya  Makanan dan faktor lingkungan (seperti
dan atau serat makanan serta faktor stress manosa, laktosa, dan karbohidrat lainnya
lingkungan). dan atau serat makanan serta faktor stress
lingkungan).

Sumber : (Abun, 2008)


Kesimpulan
• Jenis-jenis bakteri probiotik yang diberikan kepada ternak dapat diberikan melalui
pemberian ransum pakan maupun minum pada ternak  setiap jenis mikroorganisme
memiliki antibiotik yang yang berbeda

• Aplikasi pemberian probiotik pada ternak ruminansia dan non ruminansia dapat
mempengaruhi performa ternak dan kesehatan ternak

• Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan jumlah mikroorganisme pada


ternak baik pada ruminansia maupun non ruminansia
Daftar Pustaka
• Abun. 2008. Hubungan Mikroflora dengan Metabolisme dalam Saluran Pencernaan Unggas dan Monogastrik. Makalah Ilmiah. Universitas
Padjjaran, Jatinangor.

• Akhadiarto, S. 2009. pengaruh pemberian probiotik temban, biovet, dan biolacta kedalam air minum terhadap performan ayam broiler. J. Sains
dan Teknologi Indonesia Vol. 11. No. 3. Hal : 145-150.

• Bahari, M. 2017. A review on consumption of probiotics in feeding young ruminants. Appro Poultry Dairy & Fat Science. Vol 1. No. 2. Hal : 28-30.

• FAO. 2016. Probiotic in Animal Nutrition. Animal Production and Health. Vol. 179. Hal : 1-65.

• Haryati, T. 2011. Probiotik dan prebiotik sebagai pakan imbuhan non ruminansia. Wartazoa. Vol. 21. No. 3. Hal : 125-132.

• Pamungkas, D. dan Y.N. Anggrayni. 2006. probiotik dalam pakan ternak ruminansia. Wartazoa. Vol. 16. No. 2. Hal : 82-91.

• Primacitra, D.Y., O. Sjofjan, M.H. Natsir. 2014. Pengaruh penambahan probiotik (Lactobacillus sp.) dalam pakan terhadap energi metabolis,
kecernaan protein, dan aktivitas enzim burung puyuh. J. Ternak Tropika. Vol. 15. No. 1. Hal : 74-79.

• Saputra, O. A., S. Chuzaeminan, dan Marjuki. 2012. Pengaruh penambahan probiotik pada pakan ternak ruminansia terhadap kecernaan,
konsentrasi NH3, dan VFA secara in-vitro.

• Sarwono, S.R., T. Yudiarti, dan E. Suprijatna. 2012. Pengaruh pemberian probiotik terhadap trigliserida darah, lemak abdominal, bobot dan
panjang saluran pencernaan ayam kampung. Animal Agriculture Journal. Vol. 1. No. 2. Hal : 157-167.

• Zurmiati, M.E. Mahata, M.H. Abba, Wizna. 2014. Aplikasi probiotik untuk ternak itik. Jurnal Peternakan Indonesia. Vol 16. No. 2. Hal : 134-144.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai