Anda di halaman 1dari 2

Pengaruh pemberian probiotik terhadap performa ayam petelur

Latar belakang
Probiotik adalah mikroba hidup dibrikan sebagai suplemen makanan dengan tujuan
memprbaiki kesehatan dan perkembangan mikroba, penggunan probiotik dikalangan
perternak ayam telah banyak dilakukan karena mempunyai berbagai fungsi, antara lain
mampu meningkatkan pertumbuhan dan efisien pakan, mencegah radang usus dan diare,
meningkatkan produksi telur dan memperbaiki kualitas telur. Mikroba probiotik juga dapat
menurunkan populasi bakteri Escherichia coli dan Salmonella sp (mardi et al.,2015).
Penggunaan probiotik pada ternak unggas dapat menurunkan aktivitas urease, suatu
enzim yang bekerja menghidrolisis urea menjadi amonia sehingga pembentukan amonia
menjadi berkurang atau bahkan hilang. Amonia ini adalah suatu bahan yang dapat
menyebabkan keracunan pada ternak. Adapun probiotik saccharomyces cerevisiae yang
dikombinasikan dengan vitamin E dan C membuktikan bahwa probiotik tersebut mampu
meningkatkan daya tahan tubuh unggas.

Metode
Pada penelitian ini yaitu dengan menggunakan dua probiotik, probiotik lokal dan
probiotik komersial yang langsung diuji cobakan pada usia 43 minggu. Adapun ayam yang
digunakan sebanyak 36 ekor yang ditempatkan dalam kandang dengan sistem kandang
panggung yang terbuat dari kayu. Masing-masing kandang berisikan 2 ekor yam yang
dipelihara secara intensif.
Penelitian ini digunakan secara acak lengkap dengan 3 perlakuan dengan pemberian
probiotik dalam rasum. Perlakuan terdiri dari : p0 (rasum kontrol), p1 (Rasum kontrol + 3%
probiotik lokal), dan p2 (Rasum kontrol + 3% probiotik komersial), dan ulangan sebanyak 6
kali. Probiotik lokal dibuat dengan mencampurkan inokulum kamir (Saccharomyces Sp),
kapang (Mucor sp dan Rhizopus sp), dan Bacillus Sp. Sedangkan pada probiotik ko mersial
yang digunakan adalah “soluble organic green culture ZS” adalah campuran probiotik
(Saccharomyces cereviae, Lactobacillus acidophilus, Bacillus subtilis, dan Aspergillus
oryzae). Formula rasum terdiri dari jagung kuning (50%), bekatul (20%), dan konsetrat layer
(30%) serta premix (1%) dengan kandungan protein kasar sebesar 14% dan energi
metabotilisme 2.850 kkl/kg. Rasum perlakuan adalah rasum kontrol ditambah dengan 3%
robiotik (lokal dan komersial).

Hasil dan Pembahasan


Pengaruh perlakuan terhadap performa ayam petelur, performa ayam meliputi konsumsi
rasum, produksi telur (bobot telur), dan konversi rasum. Konsumsi rasum menunjukan
perbedaan yang nyata (P<0,05) antara perlakuan kontrol dengan perlakuan penambahan
probiotik (lokal dan komersial) sebanyak 3% teradi karena rasum kontrol lebih palatabel
dibandingkan dengan rasum perlakuan penambahan probiotik. Pengaruh perlakuan terhadap
produksi telur tidak berbeda nyata (P<0,05) hal ini disebabkan oleh adanya aktivitas mikroba
dari bacillus sp, saccharomyces sp, dan Mucor sp. Mikroba tersebut dapat menghasilkan
berbagai enzim yang mampu merombak zat makanan seperti karbohidrat, lemak, dan protein
menjadi senyawa yang lebih sederhana ehingga mudah diserap (Buckel et al.,1987). Pengaruh
perlakuan terhadap bobot telur tidak berbeda nyata (P<0,05), hal ini disebakan oleh bobot
ayam yang relatif sama. Bobot ayam dan bobot telur mempunyai korelasi positif, ayam
dengan bobot yang lebih berat memproduksi telur lebih berat dibandingkan dengan ayam
dengan bobot tubuh yang ringan. Konsumsi rasum menunjukan perbedaan yang nyata
(P<0,05). Konversi rasum merupakan perbandingan antara konsumsi rasum dengan bobot
telur yang dihasilkan. Konversi rasum yang berbeda antara perlakuan kontrol dengan
perlakuan yang menggunakan probiotik disebabkan oleh konsumsi rasum yang lebih banyak
dan bobot telur yang lebih relatif lebih besar sehingga konversi rasum yang dihasilkan lebih
kecil, demikin juga menggunakan rasum probiotik tidak berbeda nyta karena sejalan dengan
jumlah rasum yang dikonsumsi dengan bobotnya.

Kesimpulan
Pengaruh perlakuan rasum ( kontrol, rasum dengan probiotik lokal 3%, dan rasum kontrol
dengan probiotik komersial 3%) menunjukan perbedaan yang nyata (P<0,05) terhadap
konsumsi dan konversi rasum. Pengaruh perlakuan rasum ( kontrol, rasum dengan probiotik
lokal 3%, dan rasum kontrol dengan probiotik komersial 3%) menunjukan perbedaan yang
tidak nyata (P<0,05) terhadap presentase HD dan bobot telur. Sedangkan pada rasum kontrol
yang berbeda nyata dengan rasum probiotik lokal 3% dan rasum dengan penambahan
probiotik komersial 3% terhadap konsumsi dan konversi rasum, namun tidak berbeda nyata
(P<0,05) antar penambahan probiotik.

Daftar Pustaka
Buckle, K. A., R. Edward, G. H. Fleet, and M. Wooton. 1987. Ilmu Pangan. Jakarta : UI
press
Madi, Hartono Dan Titin. 2015. Pengaruh pemberian probiotik terhadap performa ayam
petelur. Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Volume 15,
Nomor 3, September 2015. ISSN 1410-5020

Anda mungkin juga menyukai