Oleh:
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini
dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak akan sanggup
menyelesaikan dengan baik.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui betapa besar pentingnya
mempelajari Psikolinguistik khususnya bahasa jawa terhadap mutu pendidikan yang kami
sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun
dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari
luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah
ini dapat terselesaikan.
Makalah ini memuat tentang Perbandingan otak pria dan wanita dalam aspek
neurologi bahasa dan sengaja dipilih karena menarik perhatian penulis untuk dicermati dan
perlu mendapat dukungan dari semua pihak yang peduli terhadap dunia pendidikan.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah
banyak membantu penyusun agar dapat menyelesaikan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Walaupun makalah ini memiliki kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
2. Apakah benar pendapat para ahli dalam buku Abdul Chaer mengenai Otak wanita, yang
dinilai lebih seimbang, lebih tajam, lebih awet dan selektif daripada pria dalam aspek
neurologi bahasa?
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Menurut Abdul Chaer, fungsi bahasa adalah sebagai alat interaksi sosial, dalam arti alat
untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep, atau juga perasaan. Wardhaugh (1972)
seorang pakar sosiolinguistik juga mengatakan bahwa fungsi bahasa adalah alat komunikasi
manusia, baik lisan maupun tulisan. Namun fungsi ini sudah mencakup linma fungsi dasar
yaitu menurut Kinneavy disebut fungsi ekspresi, informasi, fungsi eksplorasi, fungsi persuasi
dan fungsi entertainmen. (Michael, 1967:51).
Kelima fungsi dasar itu mewadai konsep bahwa bahasa alat untuk melahirkan ungkapan-
ungkapan batin yang ingin disampaikan seorang penutur kepada orang lain. Pernyataan
senang, benci, kagum, marah, jengkel, sedih dan kecewa, dapat diungkapkan dengan bahasa,
meskipun tingkah laku, gerak gerik dan mimik juga berperan dalam mengungkapkan ekspresi
batin itu.
Pada dasarnya, bahasa memiliki fungsi-fungsi tertentu yang digunakan berdasarkan
kebutuhan seseorang, yakni sebagai alat untuk mengekspresikan diri, sebagai alat untuk
berkomunikasi, sebagai alat untuk mengadakan integrasi dan beradaptasi sosial dalam
lingkungan atau situasi tertentu, dan sebagai alat untuk melakukan kontrol sosial (Keraf,
1997: 3)
Komunikasi merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri. Komunikasi tidak akan
sempurna bila ekspresi diri tidak diterima atau dipahami oleh orang lain. Dengan komunikasi
pula dapat mempelajari dan mewarisi semua yang pernah dicapai oleh nenek moyang, serta
apa yang dicapai oleh orang-orang yang sezaman dengan.
Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan saluran perumusan maksud, melahirkan
perasaan dan memungkinkan menciptakan kerja sama dengan sesama warga. Ia mengatur
berbagai macam aktivitas kemasyarakatan, merencanakan dan mengarahkan masa depan
(Gorys Keraf, 1997 : 4).
Pada saat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi, sudah memiliki tujuan tertentu.
Misalnya ingin dipahami oleh orang lain, ingin menyampaikan gagasan yang dapat diterima
oleh orang lain, ingin membuat orang lain yakin terhadap pandangan yang diyakini, ingin
mempengaruhi orang lain dan lebih jauh lagi, ingin orang lain membeli hasil pemikiran yang
ada. Jadi, dalam hal ini pembaca atau pendengar atau khalayak sasaran menjadi perhatian
utama. Ketika menggunakan bahasa harus memperhatikan kepentingan dan kebutuhan
khalayak sasaran.
Pada saat seseorang menggunakan bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi, juga harus
mempertimbangkan apakah bahasa yang digunakan laku untuk dijual. Oleh karena itu,
seringkali terdengar istilah bahasa yang komunikatif. Misalnya, kata makro hanya
dipahami oleh orang-orang dan tingkat pendidikan tertentu, namun kata besar atau luas lebih
mudah dimengerti oleh masyarakat umum. Kata griya, misalnya, lebih sulit dipahami
dibandingkan kata rumah atau wisma. Dengan kata lain, kata besar, luas, rumah, wisma,
dianggap lebih komunikatif karena bersifat lebih umum. Sebaliknya, kata-kata griya atau
makro akan memberi nuansa lain pada bahasa yang digunakan, misalnya, nuansa keilmuan,
nuansa intelektualitas, atau nuansa tradisional.
Bahasa sebagai alat ekspresi diri dan sebagai alat komunikasi sekaligus pula merupakan
alat untuk menunjukkan identitas diri. Melalui bahasa, dapat menunjukkan sudut pandang,
pemahaman atas suatu hal, asal usul bangsa dan negara, pendidikan, bahkan sifat seseorang.
Bahasa menjadi cermin diri, baik sebagai bangsa maupun sebagai diri sendiri.
2.3. Masalah Komunikasi
Berkurangnya neuron pada area-area otak tertentu juga dapat menghambat
komunikasi antar sel dengan mengurangi fungsi spesifik dari area-area tersebut. Otak yang
mengalami penuaan mudah kehilangan neuron pada bagian-bagian yang memproduksi
neutrotransmiter yang paling penting bagi ingatan, termasuk di antaranya adalah asetilkolin,
dopamin, dan serotonin. Semakin sedikit neuron pada area tersebut berarti berkurangnya
jumlah neutrotransmiter kunci tersebut, yang dapat menyebabkan munculnya permasalahan
yang umum terjadi di usia separuh baya, seperti sulit berkonsentrasi dan mengingat yang
anda baca.
Salah satu perubahannya adalah perubahan jumlah dan fungsi reseptor, titik kait pada
neuron dimana neutronamiter berada saat neuron mengirim pesan satu sama lain.
Perubahan lain adalah perkembangan, luka atau jejas (lesion) pada usia sekitar 60-an,
kerusakan pada materri putih otak, yakni berkas akson yang mengirimkan pesan ke seluruh
otak dan sistem saraf pusat.
Kita belum mengetahui cara untuk menanggulangi terbentuknya luka pada materi
putih ini di usia tua, tetapi kita tahu bahwa kerusakan tersebut lebih umum terjadi pada orang-
orang tertentu dibandingkan dengan orang lain.
2.4. Faktor-faktor neurologis
1. Gen
Gen membantu menentukan cara otak anda berkembang dan tumbuh selama hidup
anda. Gen anda mempengaruhi seberapa kuat ingatan anda pada saat awalnya dan seberapa
besar penurunannya seiring dengan proses penuaan. Dan gen juga mempengaruhi resiko anda
terhadap penyakit yang merusak ingatan, termasuk ingatan alzhaimer, hipertensi, dan depresi.
2. Hormon
Banyak perempuan menyadari masalah ingatan selama masa menopause, ketika kadar
esterogen mereka menurun secara dramatis. Bisa jadi esterogenlah yang membantu ingatan,
dengan melindungi neuron, seperti yang dinyatakan oleh dari hasil beberapa penilaian
laboratorium.
Sebagai mana pada laki-laki mereka yang memiliki kadar testosteron yang tinggi di
dalam darah memiliki daya ingat visual dna verbal yang lebih baik di bandingkan dengan
laki-laki dengan kadar testosteron yang rendah, demikian hasil dari penelitian skala besar
oleh National Intitute on Aging. Kadar testosteron yang rendah dapat meningkatkan resiko
gangguan daya ingat.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
mengumpulkan dan mengorganisir dokumen-dokumen yang terkait dengan tujuan penelitian.
Dokumen yang dapat dijadikan sebagai pendukung data penelitian ini berupa foto ketika
melakukan percakapan.
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Peneliti : Pertanyaan selanjutnya. Berkata bohong atau membohongi dosen supaya lulus ujian, karena
bila berkata terus terang anda harus mengulang mata kuliah beliau tahun depan?
Objek : Maksudnya berbohong bagaimana?
Peneliti : Apabila dosen meminta anda menilai pekerjaan anda sendiri. namun pada kenyataanya nilai
anda belum mencapai kelulusan, dengan demikian jalan satu-satunya anda merubah nilai
tersebut dan baru melaporkanya pada dosen supaya lulus. apakah anda setuju?
Objek : Setuju, iya bagaimana lagi, kalau memang jalan satu-satunya supaya lulus harus berbohong,
daripada nanti harus susah-susah mengaulang kuliah lagi
Dari percakapan diatas dapat dilihat, bahwa wanita memiliki otak yang tajam, terbukti
memory yang terekam saat mengikuti kuliah tersebut muncul. dimana Ia takut atau trauma
mengulang kuliah yang telah satu semester Ia tempuh harus diulang kembali, sehingga jalan
berbohongpun tetap dilakukanya agar lulus ujian mata kuliah tersebut.
Peneliti : Pertanyaan selanjutnya, pengalaman paling berkesan yang pernah anda lakukan bersama
pacar adalah saat berdua dalam situasi yang membahagiakan
Objek : Tidak, justru pengalaman yang menyedihkan menjadi pengalaman yang sangat berkesan
saat bersama pacar saya
Peneliti : Tolong diceritakan mengapa pengalaman tersebut menjadi sangat berkesan
Objek :Saat itu saya dan pacar saya berboncengan menggunakan sepeda motor menuju Solo,
diseparuh perjalanan tepatnya saat berada dijalur alternatif kota Salatiga, saya menggantikan
pacar saya mengendarai motor, karena kondisi jalan saat itu memang sepi dan cukup lebar.
Namun tidak disangka dijalan tersebut terdapat razia kendaraan, saya yang kebetulan
mengendarai motor dan tidak mempunyai SIM, kemudian bergegas berpindah posisi dengan
pacar saya. namun hal itu sudah diketahui Polisi yang melakukan razia saat itu. Kamipun
akhirnya di sidang ditempat dan diwajibkan membayar denda. kejadian itu yang membuat
berkesan dan tidak akan terlupakan dalam hidup saya
Dari percakapan diatas dapat dilihat bahwa wanita memiliki otak yang tajam, hal ini
terbukti, objek dapat dengan cepat menentukan pengalaman yang dianggap paling berkesan
dalam hidupnya dan kemudian dapat menceritakanya dengan lancar. Hal ini dapat dibuktikan
dalam rekaman proses wawancara pada saat itu.
Berikut wawancara dengan salah satu Mahasiswa rombel 2 dengan konteks dan
pertanyaan yang sama seperti wawancara dengan Mahasiswi diatas.
Peneliti : Membeli barang yang berkualitas sedikit rendah meskipun ada barang yang berkualitas
namun dengan harga lebih mahal, yang apabila membelinya harus memotong jatah makan
anda selama dua hari
Objek : Setuju, daripada nanti saya mati kelaparan
Peneliti : Jadi apapun barangnya anda tetap memilih yang murah dan sedikit kurang berkulitas?
Objek : Iya apapun itu kalau harus menghilangkan jatah makan selama dua hari saya tetap tidak
kuat, daripada nanti saya malah sakit
Dari percakapan diatas dapat dilihat bahwa pria memiliki otak yang selektif, terbukti
Ia tetap memilih Barang yang kurang berkulitas dengan harga yang murah, dibandingkan
barang yang berkualitas dengan harga yang mahal. Selain itu pria juga sangat tegas dalam
mengambil keputusan, terbukti Ia tidak ingin jatah makanya diambil untuk keperluan lain.
BAB V
PENUTUP
4.1. Simpulan
Fungsi bahasa sebagai alat interaksi sosial, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran,
gagasan, konsep dan juga perasaan. Fungsi dasar tersebut mewadahi konsep bahwa bahasa
merupakan alat untuk melahirkan ungkapan-ungkapan batin yang ingin disampaikan seorang
penutur kepada orang lain. Pernyataan senang, benci, kagum, marah, jengkel, sedih, dan
kecewa dapat diungkapkan dengan bahasa. Dan semua itu sangat erat kaitanya dengan otak,
sebagai pengendali seluruh gerak dan aktifitas manusia.
Dari berbagai analisis diatas, terkait dengan keselektifan, keseimbangan dan ketajaman
otak, baik pria maupun wanita sama-sama memiliki kelebihan dan kekurangan. Dimana hal
itu sangat erat kaitanya dengan psikis, sifat dan karakter dari masing-masing manusia itu
sendiri. Dan hal itu tidak ada kaitanya dengan perbedaan gender atau jenis kelamin.
Keseimbangan, keselektifan maupun ketajaman seseorang bagi saya tidak begitu tepat
apabila didasarkan pada jenis kelamin. Karena semuanya itu dapat berubah sewaktu-waktu
tergantung pada situasi dan kondisi psikis seseorang pada saat itu.
Dari berbagai kelebihan dan kekurangan yang dimiliki pria ataupun wanita itulah yang
menurut saya sebagai cara Tuhan untuk menyatukan kedua insan ini untuk saling
melengkapi.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.google.com/doc/9678465/Fungsi-fungsi Bahasa.