Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
Daging
pH daging
Penurunan nilai daya ikat air oleh protein daging, dan pada
saat penyegaran kembali (thawing) daging beku, terjadi
kegagalan serabut otot menyerap kembali semua air yang
mengalami translokasi atau keluar pada saat penyimpanan
beku (Bratzler et al., 1977 dan Lawrie, 1979). Proses
pembekuan juga dapat meningkatkan kerusakan protein
daging, sehingga daya ikat air terhadap protein daging akan
semakin lemah, yang akan menyebabkan nilai daya ikat air
(Bhattacharya et al., 1988). Hal ini juga akan terlihat pada
banyaknya cairan yang keluar (drip) pada saat daging beku
tersebut di thawing. Semakin tinggi cairan yang keluar dari
daging menunjukkan bahwa nilai daya ikat air oleh protein
daging tersebut semakin rendah (Soeparno, 1998). Penurunan
nilai daya mengikat air juga dapat meningkatkan nilai susut
masak (Jamhari, 2000).
Susut Masak
Keempukan Daging
Menurut Pearson & Dutson (1985) pada daging pre rigor yang
disimpan pada suhu rendah mengakibatkan peningkatan
konsentrasi ion Ca2+ bebas di luar membran retikulum
sarkoplasmik. Hal tersebut memicu serangkaian reaksi yang
mengakibatkan terbentuknya ikatan aktin-miosin dan
menghasilkan pemendekan sarkomer. Menurut t. Suryati
(2004) Semakin tinggi nilai daya putus WB berarti semakin
banyak gaya yang diperlukan untuk memutus serabut daging
per sentimeter persegi, yang berarti daging semakin alot atau
tingkat keempukan semakin rendah. Swatland (1984) dan
Locker (1985) mengatakan bahwa peningkatan panjang
sarkomer secara paralel akan meningkatkan keempukan.
Menurut Pearson dan Young (1971), nilai keempukkan daging
terbagi atas tiga bagian, yaitu kisaran empuk dengan skala 0-3
Kg/g, cukup/sedang dengan skala 3-6 Kg/g, dan alot dengan
skala >6-11 Kg/g.
Alat-alat
MATERI DAN METODE
Materi
Metode
Pembahasan
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Anon, M. C., dan A. Calvelo. 1980. Freezing rate effects of drip
loss of frozen beef. J. Meat Sci. 4: 1.