Anda di halaman 1dari 22

JSV 32 (2), Desember 2014

JURNAL
SAIN VETERINER
ISSN : 0126 - 0421

Pengaruh Pemberian Sinbiotik Sebagai Alternatif Pengganti Antibiotic Growth


Promoter Terhadap Pertumbuhan dan Ukuran Vili Usus Ayam Broiler

The Effect of Sinbiotic Supplement as Replacement for Antibiotic Growth Promoter on Growth
and Size of Intestinal Villi in Broiler Chicken
1 1
Muhammad Arifin , Vembriarto Jati Pramono
1
Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Email : vjatipramono@gmail.com

Abstract

Over the past few decades, antibiotics have been used as growth promoters in poultry diet to improve
animal performance and to obtain economic benefits. The aim of this study was to know the effect of
sinbiotic derived from Bacillus subtilis as probiotic and Saccharomyces cerevisiae cell wall combination as
one of antibiotic growth promoters (AGP) in broilers. Group 1 (control), group 2 (AGP), and group 3
(sinbiotic). Broilers from each group were necropsied for histological preparation and the length and width
of intestinal villus were measured histologically. The data were taken from feed, body weight, Feed
Conversion Ratio (FCR), and the length and width of intestinal villi. Analysis of Variance were used to
analize the data. The results of the length and width of the duodenum, jejunum, and colon villi in group 3 and
group 1 were showed significant differences (P <0.05) as well as a comparison between group 3 and group 2.
Statistical analysis of weight gain during 5 weeks was showed significant differences (P <0.05) between
groups except at week 2 and 3. Analysis of FCR was showed that there were significant differences (P
<0.05) between groups on a weekly basis. It was concluded that sinbiotic increase the length and width of
intestinal villi, increase the body weight gain of chicken, and reduce the value of FCR, therefore sinbiotic
can be used as an alternative replacement for Antibiotic Growth Promoter (AGP).

Key words: broilers, sinbiotic, Bacillus subtilis, Saccharomyces cerevisiae, and antibiotic growth promoters
(AGP).

Abstrak

Selama beberapa dekade terakhir, antibiotic growth promoters (AGP) telah digunakan sebagai pemacu
pertumbuhan pada unggas dengan tujuan meningkatkan performa dan mendapatkan keuntungan dari
ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek dari sinbiotik yang berasal dari kombinasi Bacillus
subtilis dan dinding sel Saccharomyces cerevisiae sebagai salah satu AGP. Kelompok 1 (kontrol), kelompok
2 (AGP), dan kelompok 3 (sinbiotik). Ayam dinekropsi untuk pembuatan preparat histologi serta diukur
panjang dan lebar vilinya. Data diambil dari jumlah pakan, berat badan, Feed Conversion Ratio (FCR), serta
panjang dan lebar vili usus. Analisis data dilakukan dengan Analysis of Variance (ANOVA). Hasil
pengukuran panjang dan lebar vili duodenum, jejunum, dan kolon pada kelompok 3 dan kelompok 1 terdapat
perbedaan yang yang signifikan (P<0,05), demikian juga perbandingan antar kelompok 3 dan kelompok 2.
Pertambahan berat badan selama 5 minggu diketahui terdapat perbedaan yang nyata (P<0,05), kecuali pada
minggu ke-2 dan 3. FCR menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05) antar kelompok pada setiap minggu.
Pemberian sinbiotik dapat meningkatkan panjang dan lebar vili usus, meningkatkan pertambahan berat badan
ayam, serta dapat menurunkan nilai FCR sehingga sinbiotik dapat digunakan sebagai salah satu alternatif
pengganti Antibiotic Growth Promoters (AGP).

Kata kunci : broiler, sinbiotik, Bacillus subtilis, Saccharomyces cerevisiae , dan antibiotic growth promoters
(AGP)

1
Pengaruh Pemberian Sinbiotik sebagai Alternatif Pengganti Antibiotic Growth
Promoter

Pendahuluan
dilihat dari segi ekonomi. Penyakit enterik sangat
merugikan karena efek negatifnya dapat
Seiring dengan semakin meningkatnya jumlah
menurunkan produktivitas, meningkatkan angka
penduduk dan pendapatan perkapita masyarakat,
kematian, biaya pencegahan, dan kontaminasi
kebutuhan bahan makanan semakin meningkat,
produk unggas untuk konsumsi manusia. Untuk
tidak terkecuali pangan asal hewan terutama
menghilangkan ancaman penyakit enterik dan
daging. Dalam hal ini daging ayam memberikan
untuk memacu pertumbuhan unggas, produsen
sumbangan yang cukup besar bagi terpenuhinya
banyak bergantung pada penggunaan antibiotik
kebutuhan protein asal hewan (Prayitno, 1997).
dengan dosis subterapeutik (Bray, 2008).
Ayam broiler merupakan salah satu pilihan
Di Indonesia banyak peternak percaya bahwa
utama karena ayam broiler mempunyai tingkat
produksi ternak hampir tidak mungkin berhasil
produktivitas daging yang cukup tinggi dengan ciri
tanpa penggunaan antibiotik sebagai pemacu
khas pertumbuhannya cepat, konversi pakan baik,
pertumbuhan. Oleh karena itu, sejak tahun 1970
dan siap dipotong pada usia relatif muda. Dalam
pada saat peternakan broiler mulai berkembang di
jangka waktu 6 – 8 minggu ayam broiler dapat
Indonesia, muncul penggunaan antibiotika sebagai
mencapai berat hidup 1,5 – 2 kg dan secara umum
pemacu pertumbuhan serta meningkatkan efisiensi
daging yang dihasilkan dapat memenuhi selera
penggunaan pakan. Penggunaan antibiotik ternyata
konsumen (Murtidjo, 1993).
membuat peternakan rakyat mampu meningkatkan
Produktivitas ayam broiler yang tinggi harus produksinya. Dalam waktu yang relatif singkat
diimbangi oleh beberapa faktor. Salah satu faktor penggunaan antibiotik di bidang peternakan
yang paling penting adalah kesehatan saluran berkembang pesat tanpa terkendali sehingga
pencernaan. Tanpa didukung saluran pencernaan antibiotik dapat dibeli di berbagai poultry shop
yang sehat, broiler tidak akan dapat menunjukkan dengan bebas (Soeharsono, 2010).
performa yang optimal. Kesehatan saluran
Sebagai bahan tambahan, antibiotik diberikan
pencernaan dan nutrisi saling berkaitan satu sama
dalam dosis kecil secara terus menerus dengan
lain. Pemanfaatan nutrisi pakan hanya dapat
maksud mencegah berkembangnya
dicapai secara optimal jika saluran pencernaan
mikroorganisme patogen. Penggunaan antibiotik
dalam keadaan sehat. Beberapa faktor seperti
semacam ini dapat menyebabkan mutasi
penyakit enterik, tekanan lingkungan, nafsu
kromosom patogen. Selain itu, p e n g g u n a a n a
makan, bentuk pakan, toksin dalam pakan, dan
n t i b i o t i k s e b a g a i p e m a c u pertumbuhan
faktor kadar antinutrisi atau antinutrisi yang
diketahui juga memiliki beberapa efek negatif lain
terlalu tinggi dapat menyebabkan gangguan pada
terhadap kesehatan hewan dan hasil produksinya,
kesehatan saluran pencernaan (Sims et al., 2004;
seperti residu pada jaringan, waktu eliminasi yang
Ferket and Gernat, 2002).
lama, perkembangan resistensi mikroorganisme,
Dalam dunia industri unggas, penyakit enterik alergi, dan bersifat genotoksisitas. Meskipun
mendapatkan posisi yang sangat penting terutama aplikasi antibiotik bukan pada manusia,
penggunaan antibiotik untuk ternak ini dampaknya

2
Muhammad Arifin, dan Vembriarto Jati
Pramono

dapat mempengaruhi kesehatan manusia (Markovic Perubahan yang terjadi dalam industri
et al., 2009; Soeharsono, 2010).
Adanya beberapa efek negatif yang
ditimbulkan dari penggunaan Antibiotic Growth
Promoter (AGP) menyebabkan penggunaan
antibiotik sebagai pemacu pertumbuhan pada
unggas telah dilarang di beberapa negara (Fritts
and Waldroup, 2003). Pada tahun 1986, Swedia
adalah negara pertama yang melarang
penggunaan antimikroba untuk memacu
pertumbuhan. Pada tahun 1995, Denmark
melarang penggunan avoparsin (vancomycin-
like compound) karena adanya laporan resistensi
pada isolat yang berasal dari peternakan unggas.
Pada tahun 1997, komisi Uni Eropa juga melarang
penggunaan avoparsin di semua anggota Uni
Eropa. Setelah pelarangan avoparsin, Komisi Uni
Eropa mengeluarkan sebuah investigasi pada
penggunaan semua AGP yang disetujui untuk
digunakan di Uni Eropa. Telah diputuskan
bahwa penggunaan AGP dapat meningkatkan
kejadian adanya mikroba dengan gen yang
resisten. Hal tersebut berpotensi menyebabkan efek
negatif bagi manusia apabila berpindah kepada
manusia. Berbahayanya resistensi mikroba
terhadap antibiotik, Komisi Uni Eropa
memutuskan untuk menghilangkan dan
menekankan pelarangan penjualan dan
penggunaan antibiotik sebagai pemacu
pertumbuhan. Larangan ini berlaku efektif mulai 1
Januari 2006 (Midilli et al., 2008). Regulasi
penggunaan AGP juga terjadi di Amerika Serikat.
Pada tahun 2005, fluoroquinolon dilarang
digunakan pada peternakan unggas. Adanya
kesamaan fluoroquinolon yang digunakan pada
obat manusia menyebabkan pemberhentian
antibiotik ini untuk tujuan pengobatan (Bray,
2008).

3
Pengaruh Pemberian Sinbiotik sebagai Alternatif Pengganti Antibiotic Growth
perunggasan seperti Promoter
resistensi Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
mikroorganisme terhadap efek sinbiotik sebagai alternatif pengganti AGP
antibiotik, pelarangan penggunaan terhadap performa ayam broiler yang meliputi
antibiotik khususnya di Uni Eropa, pertambahan berat badan, feed conversion ratio
Amerika, dan beberapa negara lain, (FCR), serta ukuran vili usus yang meliputi
pemahaman publik tentang panjang dan lebar vili usus. Manfaat yang
penggunaan antibotik pada pakan diharapkan dari penelitian ini adalah dihasilkan
hewan, dan meningkatnya perhatian suatu produk yang dapat
terhadap daging unggas organik, serta
banyaknya konsumen yang berani
membayar lebih untuk mendapatkan
daging organik yang tidak
menggunakan antibiotik mendorong
adanya berbagai penelitian untuk
mencari alternatif pengganti AGP
dalam industri perunggasan (Bray,
2008; Markovic et al, 2009). Tujuan
penting yang harus dicapai dalam
pencarian alternatif pengganti AGP
adalah menentukan mikroflora yang
optimal u n t u k k e s e h a t a n d a n
p e r f o r m a s e r t a
mengembangkan pakan dan tambahan
lain untuk membantu perkembangan
mikroflora (Dibner and Richards,
2005).
Sinbiotik merupakan istilah baru
dalam dunia peternakan. Sinbiotik
merupakan kombinasi dari probiotik
dan prebiotik yang mempunyai efek
sinergis yang dapat meningkatkan
status kesehatan saluran pencernaan,
kecernaan bahan pakan, aktifitas
antibakterial, kekebalan terhadap
infeksi, dan performa ayam broiler
(Yang et al., 2005). Sifatnya yang
sinergis, kombinasi probiotik dan
prebiotik pada sinbiotik lebih efisien
daripada efek masing-masing bahan
(Fotiadis et al., 2008, Li et al., 2008).

4
Muhammad Arifin, dan Vembriarto Jati
Pramono

digunakan sebagai alternatif pengganti AGP yang 8


x 10 CFU/ml. Probiotik kemudian disimpan dalam
aman untuk hewan, konsumen, dan lingkungan.
botol; 2) Pembuatan prebiotik dengan biak murni
Penggunaan s inbiotik pada ayam broiler
Saccharomyces cerevisiae yang ditumbuhkan
menghasilkan daging yang sehat sehingga
dalam media peptone-glucose-yeast extract
menghilangkan kekhawatiran masyarakat dalam
(PGY) kemudian diinkubasi pada suhu kamar
mengonsumsi daging ayam broiler sebagai salah
selama 48 jam. Selanjutnya biakan tersebut
satu sumber protein. o
diautolisis dengan cara dipanaskan pada suhu 50 C
selama 24 jam. Tahap selanjutnya adalah
Materi dan Metode
mengendapkan Saccharomyces cerevisiae yang
telah diautolisis selama satu minggu. Setelah itu,
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini
endapan diambil karena endapan inilah yang
adalah timbangan, botol ukuran 5 liter, pinset,
mengandung dinding sel Saccharomyces cerevisiae
skalpel, gunting, mikroskop (Olympus DP12),
yang berfungsi sebagai prebiotik.
gelas obyek, cawan petri, pipet, pemanas, spuit,
Sebanyak 60 ekor DOC broiler dibagi secara
sprayer, dan peralatan perkandangan seperti tempat
acak menjadi tiga kelompok, masing-masing terdiri
pakan, tempat minum, lampu, dan peralatan
dari 20 ekor ayam. Kelompok I adalah kelompok
kandang yang lain. Bahan-bahan yang digunakan
kontrol yang diberi pakan basal, kelompok II
selama penelitian antara lain biakan
adalah k e l o m p o k p e r l a k u a n d e n g a n p
Saccharomyces cerevisiae (FNCC 3012), Bacillus
e m b e r i a n virginiamisin sebagai AGP dengan
subtilis (FNCC 0059), media nutrient-broth dan
dosis 5 g/kg pakan, dan kelompok III adalah
pepton-glucose-yeast extract (PGY) yang
kelompok perlakuan dengan pemberian sinbiotik
diperoleh dari Laboratorium Pangan dan Gizi
berupa campuran 3 ml/L probiotik dan 2 ml/L
Pusat Antar Universitas - Universitas Gadjah
prebiotik. Ayam broiler dipelihara selama 35 hari
Mada (PAU-UGM), Day Old Chicks (DOC)
dan disediakan air minum ad l ibitum .
berasal dari PT Multibreeder Adirama, sediaan
Pemeliharaan dan perlakuan dilaksanakan di
®
virginiamycin (Stamix-20 , Kalbe Farma, Bekasi),
UP2KH Fakultas Kedokteran Hewan Universitas
pakan komersial, vaksin Newcastle Disease (ND)
Gadjah Mada.
dan vaksin Gumboro, desinfektan, aquadest dan
Penghitungan berat badan ayam dimulai
bufer formalin 10%.
ketika DOC datang. Selanjutnya, berat badan
Metode yang pertama kali dilakukan adalah
ayam ditimbang seminggu sekali untuk
1) Pembuatan probiotik dengan biak murni
mengetahui perkembangannya. Pakan yang
Bacillus subtilis yang ditumbuhkan dalam media
diberikan ditimbang sebelum diberikan.
nutrient- broth kemudian diinkubasi pada suhu
Penghitungan Feed Conversion Ratio (FCR)
kamar selama 48 jam. Setelah itu, dilakukan
dilakukan dengan membagi total pakan yang
penghitungan jumlah bakteri dengan metode
diberikan selama pemeliharaan dengan total berat
Standard Plate Count menggunakan Plate Count
badan broiler pada akhir minggu.
Agar (PCA). Probiotik yang siap digunakan
Pembuat preparat histologi dilakukan pada
memiliki kepadatan bakteri 8,2
ayam yang telah berumur 35 hari, diambil 5 ekor
5
Pengaruh Pemberian Sinbiotik sebagai Alternatif Pengganti Antibiotic Growth
Promoter

ayam dari masing-masing kelompok secara acak


membandingkan antara kelompok perlakuan
untuk dinekropsi. Duodenum, jejunum, ileum,
dengan analisis statistik Analysis of Variance
sekum, dan kolon masing-masing dipotong
(ANOVA) pada tingkat signifikansi 95%.
sepanjang ± 3 cm kemudian dimasukkan ke dalam
bufer formalin 10% selama 24 jam. Setelah 24 jam
Hasil dan Pembahasan
sampel tersebut dikirim ke Laboratorium Patologi
Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada
Rata-rata panjang vili usus kelompok kontrol,
untuk dibuat preparat histologi dengan pengecatan
AGP, dan sinbiotik dapat dilihat pada Tabel 1.
Hematoxilin-Eosin. Pengukuran panjang dan lebar
Rata- rata panjang vili usus pada kelompok
vili usus dilakukan di Laboratorium Mikroanatomi
sinbiotik lebih panjang daripada kelompok yang
Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah
lain kecuali pada sekum. Analisis statistik
Mada. Pengukuran panjang dan lebar vili
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nyata
dilakukan dengan cara pemotretan preparat dengan
(P<0,05) panjang vili duodenum, jejunum, dan
perbesaran empat kali kemudian diukur
kolon kelompok sinbiotik terhadap kelompok
berdasarkan skala yang telah ditentukan. Pada
kontrol. Perbedaan nyata (P<0,05) juga terlihat
masing-masing segmen usus (duodenum, jejunum,
pada duodenum, jejunum, dan sekum kelompok
ileum, sekum, dan kolon) dipilih sepuluh vili usus
sinbiotik dibandingkan kelompok AGP. Terlihat
terpanjang untuk diukur.
pada rata-rata panjang vili duodenum, jejunum,
Analisis data berat badan, FCR, panjang dan
ileum, sekum, dan kolon kelompok kontrol dan
lebar vili dilakukan dengan membandingkan antara
AGP tidak terdapat perbedaan yang signifikan
kelompok kontrol dan kelompok perlakuan serta
(P>0,05).

Tabel 1. Rerata panjang vili (µm) duodenum, jejunum, ileum, sekum, dan kolon ayam broiler pada kelompok
kontrol, AGP, dan sinbiotik pada umur 35 hari.

Segmen Usus Kelompok


Kontrol AGP Sinbiotik

Duodenum 1188,21±98,22* 1446,79±153,71** 1886,43±588,75*;**


Jejunum 1059,29±83,51* 1148,58±134,19** 1341,07±47,04*;**
Ileum 1011,24±78,91 1024,49±147,41 1041,07±322,54
Sekum 356,13±77,30 404,36±166,94 337,74±24,72
Kolon 445,36±90,56* 621,79±165,83** 640,36±166,00*;**

Keterangan : *) Perbandingan Kontrol dan Sinbiotik (P<0,05); **) Perbandingan Sinbiotik dan AGP.

Rata-rata lebar vili usus kelompok kontrol, AGP.


AGP, dan sinbiotik dapat dilihat pada Tabel 2.
Rata- rata lebar vili usus pada kelompok sinbiotik
lebih panjang daripada kelompok yang lain kecuali
pada kolon dibandingkan dengan kelompok

6
Muhammad Arifin, dan Vembriarto Jati
Pramono statistik menunjukkan bahwa
Analisis
lebar vili duodenum, jejunum,
ileum, dan kolon pada kelompok
sinbiotik berbeda nyata (P<0,05)
terhadap kelompok kontrol.
Perbedaan yang signifikan (P<0,05)
juga terlihat pada lebar vili duodenum,

7
Pengaruh Pemberian Sinbiotik sebagai Alternatif Pengganti Antibiotic Growth
Promoter

jejunum dan ileum kelompok sinbiotik jika


deudenum, jejunum, sekum dan kolon tidak
dibandingkan dengan kelompok AGP.
terdapat perbedaan yang signifikan (P>0,05). Hal
Perbandingan kelompok kontrol dan AGP terdapat
ini dapat dilihat pada tabel 2 dengan keterangan
perbedaan yang nyata (P<0,05) hanya pada ileum,
perbedaan yang ada.
sedangkan pada

Tabel 2. Rerata lebar vili (µm) duodenum, jejunum, ileum, sekum, dan kolon ayam broiler pada kelompok
kontrol, AGP, dan sinbiotik pada umur 35 hari.

Segmen Usus Kelompok


Kontrol AGP Sinbiotik
Duodenum 105,91±8,07* 101,04±7,27* 131,96±1,47*;**
Jejunum 100,89±1,79* 104,64±6,42* 118,04±4,95*;**
Ileum 77,53±4,78*,*** 90,33±7,85**;*** 154,74±7,18*;**
Sekum 45,68±1,62 51,07±2,99 57,68±5,67
Kolon 117,14±6,04* 128,04±6,33 123,75±4,26*
Keterangan : *) Perbandingan Kontrol dan Sinbiotik; **) Perbandingan Sinbiotik dan AGP;
***) Perbandingan Kontrol dan AGP.

Data hasil penelitian terhadap


sinbiotik terhadap kelompok yang lain (P<0,05),
penghitungan pertambahan berat badan disajikan
tetapi antara kelompok perlakuan dengan AGP dan
pada Tabel 3. Analisis statistik terhadap
kontrol tidak terdapat perbedaan yang signifikan
pertambahan berat badan pada minggu pertama
(P>0,05). Pada minggu kelima terdapat perbedaan
terlihat perbedaan yang signifikan antar kelompok
yang signifikan pada kelompok perlakuan dan
perlakuan (P<0,05). Pada minggu kedua dan ketiga
AGP terhadap kelompok control (P<0,05), tetapi
tidak terdapat perbedaan yang signifikan antar
antara kelompok perlakuan dengan sinbiotik dan
kelompok perlakuan (P>0,05). Pada minggu
AGPtidak berbeda nyata (P>0,05).
keempat terdapat perbedaan yang signifikan pada
kelompok perlakuan dengan

Tabel 3. Rerata pertambahan berat badan (gram) ayam broiler pada kelompok kontrol, AGP, dan sinbiotik
selama 5 minggu.

Minggu ke - Kelompok
Kontrol AGP Sinbiotik
1 132,5±5,36 142,25±5,68 164,5±22,77
2 180,5±30,35 184,25±24,45 185,75±32,50
3 303,25±79,41 330,5±66,80 330±53,17
4 408,25±113,68 421,75±115,63 503,75±95,94
5 539,5±68,97 615,5±94,89 667,75±113,69

8
Muhammad Arifin, dan Vembriarto Jati
Pramono

Grafik pertambahan berat badan ayam broiler


yang diberi perlakuan selama 35 hari disajikan pada
kelompok kontrol, AGP, dan sinbiotik perminggu
Gambar 4.

700

600
Berat badan (gram)

500

400 Kontrol

300 AGP
Sinbiotik
200

100

0
1 2 3 4
5
Minggu ke
-
Gambar 4. Grafik pertambahan berat ayam broiler kelompok kontrol, AGP, dan sinbiotik yang diberi
perlakuan selama 35 hari (5 minggu).

Data hasil penelitian terhadap dengan sinbiotik terhadap control (P<0,05). Antar
penghitungan feed conversion ratio (FCR) kelompok perlakuan maupun antara kelompok
disajikan pada Tabel 4. Analisis statistik terhadap AGP dengan kontrol tidak menunjukkan perbedaan
FCR pada minggu pertama terlihat perbedaan yang signifikan (P>0,05). Pada minggu keempat
yang signifikan antar kelompok perlakuan terdapat perbedaan yang signifikan pada
(P<0,05). Pada minggu kedua terdapat perbedaan kelompok perlakuan dengan sinbiotik terhadap
yang signifikan antara kelompok perlakuan dengan kelompok yang lain (P<0,05), tetapi antara
sinbiotik terhadap kelompok yang lain (P<0,05), kelompok perlakuan dengan AGP dan kontrol tidak
tetapi antara kelompok perlakuan dengan AGP terdapat perbedaan yang signifikan (P>0,05). Pada
dan kontrol tidak berbeda nyata (P>0,05). Pada minggu kelima terdapat perbedaan yang signifikan
minggu ketiga perbedaan yang signifikan hanya antar kelompok perlakuan (P<0,05).
terlihat pada kelompok perlakuan

Tabel 4. Rerata feed conversion ratio (FCR) ayam broiler pada kelompok kontrol, AGP, dan sinbiotik
selama 5 minggu.

Minggu ke - Kelompok
Kontrol AGP Sinbiotik
1 0,84±0,03 0,80±0,02 0,71±0,07
2 1,10±0,09 1,06±0,07 0,99±0,08
3 1,35±0,17 1,26±0,13 1,22±0,09
4 1,54±0,18 1,46±0,15 1,33±0,11

211
Pengaruh Pemberian Sinbiotik sebagai Alternatif Pengganti Antibiotic Growth
5 Promoter
1,64±0,07 1,52±0,08 1,39±0,08

212
Muhammad Arifin, dan Vembriarto Jati
Pramono

Grafik pertambahan FCR ayam broiler kelompok


perlakuan selama 35 hari disajikan pada Gambar 5.
kontrol, AGP, dan sinbiotik perminggu yang diberi

Feed Convertion Ratio (FCR)

Kontrol
AGP
Sinbiotik

1 2 3 4 5
Minggu ke

Gambar 5. Grafik FCR ayam broiler kelompok kontrol, AGP, dan sinbiotik yang diberi perlakuan selama 35
hari (5 minggu).

Dari hasil penelitian, vili usus pada perlakuan


asam lemak rantai pendek khususnya butirat yang
dengan sinbiotik lebih panjang dan lebar
dapat meningkatkan proliferasi enterosit (Ferket et
dibandingkan dengan kelompok lain. Hal ini tidak
al., 2002). Selain itu, vili usus dapat terlindungi
bisa lepas dari dua komponen penyusun sinbiotik,
dari kerusakan dengan cara mengurangi kolonisasi
yaitu Bacillus subtilis sebagai probiotik dan
dan infeksi patogen pada dinding usus serta
mannan oligosaccharide (MOS) yang berasal dari
meningkatkan jumlah sel goblet yang berfungsi
dinding sel Saccharomyces cerevisiae sebagai
sebagai penghasil mukus untuk melindungi
prebiotik. Penelitian menunjukkan bahwa
mukosa usus dari kerusakan (Griggs and Jacob,
pemberian Bacillus subtilis pada broiler
2005; McCann et al., 2006; Smirnov et al., 2005).
menyebabkan peningkatan rasio panjang vili
Fermentasi MOS oleh mikroflora dalam usus
dengan kedalaman kripta pada duodenum dan
menghasilkan asam lemak rantai pendek
ileum (Sen et al., 2011). Hal ini juga disebutkan
khususnya butirat yang dapat meningkatkan
oleh Samanya dan Yamauchi (2002) yang
proliferasi vili usus. Butirat lebih berfungsi sebagai
melaporkan bahwa terjadi peningkatan panjang
sumber energi bagi kolonosit dan terlibat dalam
vili pada pemberian Bacillus subtilis pada ayam.
mengontrol regulasi apoptosis dan proliferasi serta
Selain itu, Sims (2004) juga melaporkan bahwa
diferensiasi sel. Kurang lebih 70 – 90% butirat
pemberian MOS dapat meningkatkan panjang
dimetabolisme oleh kolonosit dan merupakan
vili pada kalkun. Peningkatan panjang dan lebar
sumber energi utama enterosit (Ferket et al., 2002).
vili usus dapat terjadi karena beberapa
Pemberian Bacillus subtilis secara per oral
mekanisme, antara lain yaitu fermentasi MOS oleh
diketahui dapat mengurangi kolonisasi Escherichia
bakteri dalam sekum dan kolon yang menghasilkan

213
Pengaruh Pemberian Sinbiotik sebagai Alternatif Pengganti Antibiotic Growth
Promoter

coli, Salmonella Enteritidis, dan Clostridium yang memiliki fimbria tipe


perfringens pada ayam (Griggs and Jacob, 2005).
Menurut Hooge (2003), karena Bacillus subtilis
bersifat aerobik dan anaerobik fakultatif, bakteri ini
dapat mengonsumsi oksigen sehingga bakteri ini
menciptakan lingkungan yang baik untuk spesies-
spesies anaerobik yang menguntungkan.
Pemberian Bacillus subtilis juga dapat
meningkatkan proliferasi golongan Lactobacillus
yang dapat menghasilkan asam laktat sehingga
dapat mengontrol bakteri patogen seperti E. coli,
Salmonella, Clostridium, dan Campylobacter.
Penambahan Bacillus subtilis pada unggas dapat
meningkatkan secara signifikan jumlah
Lactobacillus pada hari ke-14. Hal ini m e n u
njukkan adanya hubungan yang
menguntungkan antara Bacillus subtilis dengan
spesies Lactobacillus. Hal serupa juga disebutkan
oleh Jin et al. (1996) bahwa Bacillus subtilis dapat
meningkatkan jumlah Lactobacillus. Beberapa
m e k a n i s m e p e n g h a m b a t a n patogen o l eh
mikroorganisme probiotik seperti Lactobacillus
dilakukan dengan kompetisi nutrisi, menciptakan
kondisi dan menghasilkan materi antimikrobial
(asam lemak bebas, pH rendah, dan bakteriosin),
kompetisi lokasi penempelan pada epitel usus, dan
stimulasi sistem imun.
Mannan oligosaccharide memiliki struktur
khusus sehingga memiliki kemampuan untuk
mengurangi kolonisasi dan kejadian infeksi pada
saluran pencernaan. MOS adalah karbohidrat tidak
tercerna yang merupakan komponen utama dinding
luar sel khamir Saccharomyces spp. Manosa
adalah komponen utama MOS. Manosa merupakan
gula yang unik dan sebagai inhibitor penempelan
bakteri yang baik (McCann et al., 2006).
Disebutkan pula oleh Spearman (2004) bahwa
pemberian MOS dapat mengaglutinasi patogen

214
Muhammad Arifin, dan Vembriarto Jati
1Pramono
yang spesifik untuk mannosa belakang sehingga mengganggu pertumbuhan
(manosa-specific type-1 fimbriae) bakteri-bakteri tersebut (Ferket et al., 2002; Tellez
secara in vitro. MOS menempel pada et al., 2006). Oleh karena sebab-sebab di atas,
lektin mikroorganisme patogen pemberian MOS dari dinding sel
sehingga mencegah bakteri menempel Saccharomyces cerevisiae dapat mengurangi
pada sel epitel usus (Hughes, 2003; kolonisasi Salmonella, Campylobacter,
Line et al., 1998). MOS dapat Clostridium perfringens, dan E. coli pada usus
mengikat reseptor ini dan mencegah (Line et al, 1998; Hofacre et al, 2003; Tomasik and
bakteri menempel pada usus (Bray, Tomasik, 2003). Penelitian yang dilakukan oleh
2008). Bakteri merugikan yang Spring et al. (2000)
menempel pada dinding usus dengan
lektin diikat oleh MOS karena manosa
mempunyai afinitas atau daya ikat
lebih tinggi untuk mengikat lektin.
Setelah terikat, bakteri tersebut d i k
eluarkan dengan cara yan
g a m a n (Aghdamshahriar et al.,
2006; Sims, 2004). Secara tidak
langsung, MOS juga memberikan
keuntungan dengan menurunkan pH
usus sehingga mengurangi kolonisasi
patogen di usus (Pelicano et al, 2005).
Disebutkan juga oleh El Banna (2010)
bahwa hasil fermentasi prebiotik
misalnya short chain fatty acid (asam
lemak rantai pendek) dapat
menurunkan pH di dalam kolon
sehingga menciptakan kondisi yang
tidak cocok untuk pertumbuhan
bakteri patogen. Laktat sebagian
besar dihasilkan oleh bakteri s a c
charolytic seperti Lactob
a c i l l u s , Bifidobacterium,
Enterococcus, Pediococcus, dan
Streptococcus selama fermentasi
karbohidrat temasuk MOS. Laktat
diketahui dapat melindungi hewan dari
bakteri patogen seperti Salmonella, E.
coli, dan Clostridium dengan cara
menurunkan pH usus bagian

215
Pengaruh Pemberian Sinbiotik sebagai Alternatif Pengganti Antibiotic Growth
Promoter

menunjukkan bahwa MOS dapat mengurangi mukosa


penempelan Salmonella typhimurium dan
mengurangi konsentrasi Clostridium perfringens
pada feses unggas. Selain itu, juga disebutkan
bahwa MOS dapat mengaglutinasi 7 dari 10
strain Salmonella typhimurium dan S. enteridis
serta 5 dari 7 strain E. coli in vitro.
Bacillus subtilis dan MOS diketahui dapat
meningkatkan respon imun. Bacillus subtilis dapat
mengaktivasi makrofag dan natural killer serta
menginduksi serum alfa-interferon. Pemberian
8
inokulum peroral 2,5 x 10 spora Bacillus subtilis
diketahui dapat menekan infeksi E. coli O78:K80
(Hooge, 2003). Imunitas humoral dan bawaan juga
meningkat dengan adanya Bacillus subtilis di
dalam saluran pencernaan ayam (Bray, 2008).
Ketika diberikan sebagai tambahan pakan, MOS
dapat meningkatkan IgG plasma dan IgA empedu
pada unggas (Savage et al., 1997). Salah satu
hipotesis mengatakan bahwa sel pertahanan
pada gut- associated lymphoid tissue (GALT)
mendeteksi adanya mikroba dengan mengenali
molekul asing mikroorganisme yang tidak terdapat
dalam tubuh hospes. Molekul asing ini disebut
pathogen associated molecular patterns (PAMP).
Termasuk dalam molekul asing ini adalah
komponen dinding jamur seperti manan dan
glukan. Manan dan glukan pada dinding sel jamur
dapat terikat pada pattern- recognition receptors
pada beberapa sel pertahanan GALT dan
selanjutnya mengaktifkan sistem pertahanan
(Shashidhara and Devegowda, 2003).
MOS diketahui dapat meningkatkan jumlah
sel goblet pada semua bagian usus kecil pada umur
24 hari dan 34 hari pada broiler yang diberi MOS.
Fungsi utama sel goblet pada kripta dan vili usus
adalah sebagai sel yang memproduksi mukus yang
berperan sebagai lapisan pelindung vili dan

216
Muhammad Arifin, dan Vembriarto Jati
Pramono
usus. (Smirnov et al., 2005). a l a h m e n e k a n j u m l a h mikroorganisme
Sinbiotik dapat meningkatkan yang berada dalam saluran pencernaan (Bray,
efisiensi penggunaan pakan dengan 2008). Pemberian AGP dapat meningkatkan
menekan kompetisi antara hospes dan panjang vili usus sebagai akibat dari pengurangan
mikroba dalam usus dengan beberapa populasi mikroba dan perubahan komposisi
mekanisme yang telah disebutkan di mikroflora ke arah yang lebih
atas. Dengan tidak adanya kompetisi m e ngunt ungka n ( Markovic et al , 2009 ) .
untuk mendapatkan energi dan nutrisi, Virginiamisin sebagai salah satu AGP merupakan
hospes akan mendapatkan jumlah
nutrisi yang lebih banyak untuk
diabsorpsi dan dimetabolisme (Ferket
et al., 2002). Terlindunginya vili dari
kerusakan akibat patogen maupun
pakan yang kasar membuat kebutuhan
pergantian sel dalam usus menjadi
berkurang. Kerusakan vili
menyebabkan bertambahnya
kecepatan penggantian enterosit yang
membutuhkan energi dan protein
sehingga dapat menghambat
pertumbuhan, perkembangan
jaringan lain, dan sistem organ
(Markovic et al, 2009).
Bacillus subtilis dan MOS
diketahui juga dapat membantu proses
pencernaan. Bacillus subtilis dapat
memproduksi beberapa enzim
seperti protease, beta-mannanase, dan
beberapa enzim yang berguna dalam
membantu pencernaan sehingga
makanan lebih mudah dicerna (Hooge,
2003). MOS dapat meningkatkan
penggunaan nutrisi dengan cara
menstimulasi populasi bakteri
tertentu dalam saluran pencernaan
seperti Lactobacillus dan
Bifidobacterium (Tomasik and
Tomasik, 2003; El- Banna, 2010).
Berbeda dengan sinbiotik,
mekanisme kerja u t a m a A G P a d

217
Pengaruh Pemberian Sinbiotik sebagai Alternatif Pengganti Antibiotic Growth
Promoter

kombinasi dari dua komponen yaitu virginiamycin


Clostridium perfringens dalam usus ayam
M (komponen A streptogramin) dan virginiamycin
berkurang dengan pemberian viginiamisin pada
S (komponen B streptogramin) yang bekerja secara
pakan. Virginiamisin dapat mengurangi angka
sinergis. Kombinasi komponen streptogramin A
kematian dan keparahan nekrotik enteritis yang
dan B bekerja dengan mengikat 23 rRNA bakteri
disebabkan oleh Clostridium perfringens (Gadd,
pada subunit ribosomal 50S untuk membentuk
1997; Ferket et al, 2002; Butaye et al. 2003; Bray,
komplek yang stabil dalfopristin
2008).
(virginiamycin M) ( komponen A) – r
ibosom – quinupristin (virginiamycin S)
Daftar Pustaka
(komponen B) yang menghambat sintesis protein
secara ireversibel sehingga menyebabkan Aghda m sha hri a r, H., Nazer- Adl, K. and
Ahmadzadeh, A.R. (2006) The effect of
kematian sel bakteri. Secara individual, yeast (saccharomyces cerevisiae) in
masing-masing komponen hanya bersifat replacement with fish meal and poultry by-
product protein in broiler diets.
bakteriostatis. Komponen A streptogramin Department of Animal Sciences, Islamic
menghambat fase e longasi protein pada Azad University, Shabestar Branch, Iran.
pembentukan ribosomal. Kompon Bray, J. L. ( 2008) The Impacts on broiler
e n B streptogramin mencegah pemanjangan performance and yield by removing
antibiotic growth promoters and an
polipeptida (elongasi rantai peptida) dan evaluation of potential alternatives.
menyebabkan lepasnya rantai protein yang tidak Dissertation. Texas A&M University.
Austin.
lengkap. Antibiotik streptogramin memiliki
aktivitas spektrum yang sempit meliputi bakteri Butaye, P., Devriese, L.A. and Haesebrouck, F.
(2003) Antimicrobial growth promoters used
Gram positif khususnya Staphylococcus, in animal feed: Effects of less well known
Streptococcus, dan Enterococcus dan beberapa antibiotics on Gram-positive bacteria. Clin.
Microbiol. Rev. 16: 175-188.
bakteri kokus Gram negatif (Butaye et al., 2003).
Mekanisme kerja AGP merupakan sebuah Dibner, J.J. and Richards, J.D. (2005) Antibiotic
growth promoters in agriculture: History and
interaksi antara antibiotik dengan populasi mikroba mode of action. Poult. Sci. 84: 634-643.
dalam usus. Beberapa mekanisme kerja AGP
El-Banna, H.A., El-Zorba, H.Y., Attia, T.A. and
dalam menjalankan fungsinya seba ga i
Abd Elatif, A. (2010) Effect of probiotic,
pemacu pertumbuhan antara lain dengan prebiotic and synbiotic on broiler
mempengaruhi metabolisme mikroorganisme performance. World Appl. Sci. J. 11: 388-
393.
dan menekan pertumbuhan mikroba dalam usus,
menjaga nutrisi dari perusakan oleh bakteri, Ferket, P.R. and Gernat, A. (2002). Nutritional
factors that affect gut health. North Carolina
peningkatan penyerapan nutrisi dengan menipiskan State University. North Carolina, USA.
penghalang pada usus, menurunkan produksi racun
Ferket, P.R., Parks, C.W., and Grimes, J.L. (2002)
yang dikeluarkan oleh bakteri seperti amonia dan Benefits of dietary antibiotic and mannan-
produk degradasi empedu, dan mengurangi oligosaccharide supplementation for poultry.
Multi-State Poultry Meeting. 14-16 Mei
kejadian infeksi subklinis pada usus. Jumlah 2002. New York, USA.
bakteri patogen seperti

218
Muhammad Arifin, dan Vembriarto Jati
Pramono

Fotiadis, C.I., Stoidis, C.N., Spyropoulos, B.G.,


Markovic, R., Šefer, D., Krstic, M. and Petrujkic,
and Zografos, E.D. (2008) Role of
B. (2009) Effect of different growth
probiotics, prebiotics and synbiotics in
promoters on broiler performance and gut
chemoprevention for colorectal cancer.
morphology. Arch. Med. Vet. 41: 163-169.
World J. Gastroenterol. 14: 6453-6457.
McCann, M.E.E., Newell, E., Preston, C. and
Fritts, C.A. and Waldroup, P.W. (2003) Evaluation
Forbes, K. (2006) The use of mannan-
of bBo-Mos® mannan-oligosaccharide as
oligosaccharides and/or tannin in broiler
a replacement for growth promoting
diets. Internat. J. Poult. Sci.. 5: 873-879.
antibiotics in diets for turkeys. Internat. J.
Poult. Sci. 2: 19-22.
Midilli, M, Alp, M., Kocabağlı, N., Muğlalı, Ö.H.,
Turan, N., Yılmaz, H. and Çakır, S. (2008)
Gadd J. (1997) Life Without antibiotic digestive
Effects of dietary probiotic and prebiotic
enhancers. In: Lyons TP (ed). Biotechnology
supplementation on growth performance and
in The Feed Industry. Proceedings Alltechs
serum IgG concentration of broilers. South
th Annual Symposium, Nicholasville, African J. Ani. Sci.: 21-27.
13
Kentucky, USA, Pp 277-291.
Murtidjo, B.A. (1993) Pedoman beternak ayam
Griggs, J.P. and Jacob, J.P. (2005) Alternatives to broiler. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. 4.
antibiotics for organic poultry production. J.
Appl. Poult. Res. 14:750–756. Pelicano, E.R.L., Souza, P.A., Souza, H.B.A.,
Figueiredo, D.F., Boiago, M.M., Carvalho,
Hofacre, C.L., Beacorn, T., Collett, S. and Mathis, S.R. and Bordon, V.F. (2005) Intestinal
G. (2003) Using competitive exclusion, mucosa development in broiler chickens fed
mannan-oligosccharide and other intestinal natural growth promoters. Brazilian J. Poult.
product to control necrotic enteritis. J. Appl. Sci. 7: 221-229.
Poult. Res. 12: 60-64.
Prayitno, .M. (1997) Mendirikan usaha
Hooge, D. (2003) Bacillus spores may enhance pemotongan ayam. Penebar Swadaya.
broiler perform. Feedstuffs 75: 1-5. Jakarta. 2.

Hughes, R.J. (2003) Energy metabolism of Samanya, M. and Yamauchi, K. (2002)


chickens: Physiological limitations. Rural Histological alterations of intestinal villi in
Industries Research and Development chickens fed dried Bacillus subtilis var.
Corporation, Kingston, Australia. natto. Comp. Biochem. Physiol. Part A
Physiol. 133: 95- 104.
Jin, L.Z., Ho, Y.W., Abdullah, N. and Jalaludin, S.
(1996) Influence of dried Bacillus subtilis Savage, T.F., Zakrzewska, E.I., and Andersen, J.R.
and lactobacili cultures on intestinal (1997). The effects of feeding mannan
microflora and performance in broilers. oligosaccharide supplemented diets to poults
A.J.A.S. 9: 397-403. on performance and morphology of the
small intestine. Poultry Sci. 76(1): 139.
Li, X., Qiang, L. and Liu-Xu, C.H. (2008) Effects
of Supplementation of Sen, S., Ingale, S.L., Kim, J.S., Kim, K.H., Kim,
Fructooligosaccharide and/ or Bacillus Y.W., Khong, C., Lohakare, J.D., Kim, E.K.,
subtilis to Diets on Performance and on Kim, H.S., Kwon, I.K., and Chae, B.J. (2011)
Intestinal Microflora in Broilers. Archiv fur Effect of Supplementation of Bacillus
Tierzucht. 51, 1, 64-70. subtilis LS 1-2 Grown on Citrus-juice Waste
and Corn-soybean Meal Substrate on
Line, J.E., Bailey, J.S., Cox, N.A., Stern, N.J. and Growth Performance, Nutrient Retention,
Tompkins, T. (1998) Effect of yeast- Caecal M i c r o b i o l o g y and Small
supplemented feed on salmonella and I n t e s t i n a l Morphology of Broilers Asian-
campylobacter populations in broilers. Aust. J. Anim. Sci. 24(8):1120-1127.
Poult. Sci. 77:405–410.

219
Pengaruh Pemberian Sinbiotik sebagai Alternatif Pengganti Antibiotic Growth
Promoter

Shashidhara, R.G. and Devegowda, G. (2003)


Tellez, G., Higgins, S.E., Donoghue, A.M., and
Effect of Dietary Mannan
Hargis, B.M. (2006) Digestive physiology
Oligosaccharide on Broiler Breeder
and the role of microorganisms. J. Appl.
Production Traits and Immunity. Poultry
Poult. Res. 15: 136–144.
Science. 82:1319–1325.
Tomasik, P.J. and Tomasik, P. (2003) Review:
Sims, M.D., Dawson, K.A., Newman, K.E.,
Probiotics and Prebiotics. Cereal Chem. 80:
Spring, P., Hooge, D.M. (2004). Effects of
113-117.
Dietary Mannan Oligosaccharide,
Bacitracin Methylene Disalicylate, or
Yamauchi, K.E. and Ishiki, Y. (1991) Scanning
Both on the Live Performance and Intestinal
electron microscopic observations on the
Microbiology of Turkeys. Poultry Science.
intestinal villi in growing White Leghorn
83:1148–1154.
and broiler chickens from 1 to 30 days of
age. British Poultry Science. 32: 67-78.
Smirnov, A., Perez, R., Amit-Romach, E., Sklan,
D., Uni, Z. (2005) Mucin Dynamics and
Yang, S., Chen, J., Shang, H., Cheng, T., Tsou, S.C.
Microbial Populations in Chicken Small
and Chen, J. (2005). Effect of synbiotics on
Intestine Are Changed by Dietary Probiotic
intestinal microflora and digestive enzyme
and Antibiotic Growth Promot
activities in rats. World J Gastroenterol.
e r Supplementation. J. Nutr. 135:187–192.
11(47): 7413-7417.
Soeharsono. (2010) Probiotik: Basis Ilmiah
Aplikasi dan Aspek Praktis. Widya Yang, Y., Iji, P.A., Kocher, A., Thomson, E.,
Padjajaran. Bandung. Hal. 7-11. Mikkelsen, L.L. and Choct, M. (2008)
Effects of mannan-oligosaccharide in broiler
Spearman, K. R. (2004) Effect of mannan- chicken diets on growth performance,
oligosaccharide (MOS) supplementation on
the immune status of mares and their foals. energy utilisation, nutrient digestibility and
Thesis. University of Florida. Florida, USA. intestinal microflora. British Poult. Sci. 49:
186-194.
Spring, P. (1996) Effects of mannan-
oligosaccharide on different cecal Žikić, D. Perić, L. Ušćebrka, G., Stojanović, S.,
parameters and on cecal concentrations of Milić, D., and Nollet, L. (2011). Influence of
enteric pathogens in poultry. Thesis. Swiss dietary mannan- oligosaccharides on
Federal Institute of Technology, Zurich, histological parameters of the jejunal
Switzerland. mucosa and growth performance of broiler
chickens. African J. Biotech. 10: 6172-6176.
Spring, P., Wenk, C., Dawson, K.A., and Newman,
K. E. ( 2000 ) The Effects of Dietary
Mannanoligosaccharides on C
e c a l Parameters and The Concentrations of
Enteric Bacteria in The Ceca of
Salmonella- Challenged Broiler Chicks.
Poult. Sci. 79: 205-211.

220
Muhammad Arifin, dan Vembriarto Jati
Pramono

221

Anda mungkin juga menyukai