OLEH:
AYU ASHARI
60700117034
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang sudah dikenal dikalangan masyarakat umum. Ayam broiler menjadi salah
satu ternak yang banyak dipelihara oleh peternak karena waktu pemeliharaannya
yang relatif lebih singkat dibandingkan dengan ayam buras pedaging lainnya yaitu
sekitar 30-35 hari ayam broiler sudah dapat dipanen. Indonesia yang memiliki
tradisi yang berbeda-beda ini memiliki peranan dalam usaha ayam broiler, karena
dengan adanya upacara adat atau acara lainnya penjualan ayam broiler akan
meningkat. Harga ayam broiler yang dapat dikatakan ekonomis ini membuat daya
jualnya tinggi karena dapat dijangkau dari kalangan menengah atas maupun
menengah bawah.
penting dalam keberhasilan produksi ternak. Pakan yang memiliki kualitas yang
akan membuat produksi ternak menurun atau kurang. Hal yang harus diperhatikan
dalam manajemen pakan adalah cara pemberian pakan, waktu pemberian pakan,
dicampur dengan hormon tertentu dan tau antibiotik imbuhan pakan (Saranasatwa,
2012).
zat kimia yang terkandung didalamnya, sehingga hasil ternak yang akan
negatif yang akibat penggunaan antibiotik yaitu adanya residu dalam tubuh ayam
dapat berupa bahaya langsung dalam jangka pendek seperti alergi, gangguan
2014).
yang dapat disebabkan oleh bakteri, virus, pasrasit, lingkungan dan kekurangan
salah satu unsur nutrisi (Tamaluddin, 2012). Menurut Etikaningrum dan Iwantoro
antibiotik juga digunakan sebagai imbuhan pakan (feed additive) untuk memacu
pertumbuhan hewan yang tidak sesuai anjuran dan tidak sesuai dengan dosis yang
nafsu makan dan meningkatkan daya cerna ternak ayam (Cahyono, 2011).
Ramuan herbal merupakan obat tradisional yang dikenal sebagai jamu, yang
terbuat dari bahan alami terutama tumbuhan dan merupakan warisan budaya
bangsa yang telah digunakan turun temurun secara empirik. Ramuan tanaman
herbal (jamu), selain untuk konsumsi manusia dapat juga digunakan untuk ternak
(Zainuddin, 2010).
Salah satu peranan pakan pada ternak yaitu untuk meningkatkan daya
tahan tubuh. Kecukupan zink (Zn) dalam pakan diduga berperan dalam
peningkatan daya tahan tubuh. Zink sangat esensial dalam mengatur sel normal
sebagai media fungsi sistem imun tubuh (Regar dkk., 2014). Mineral Zn
merupakan salah satu nutrien penting yang diperlukan oleh tubuh dalam menjaga
dan memelihara kesehatan. Semua makhluk hidup baik manusia maupun hewan
membutuhkan mineral ini. Zn dibutuhkan dalam jumlah sedikit akan tetapi mutlak
harus ada di dalam pakan, karena Zn tidak bisa dikonversi dari zat gizi lain.
dan kondisi fisiologis ternak makan usaha peternakan ayam akan menjadi sumber
afkir dapat digunakan sebagai bahan pakan ternak karena mengandung protein,
mineral dan asam amino (Alim dkk., 2012). Menurut Warsito dkk (2012), bahwa
susu bubuk afkir memenuhi syarat sebagai pakan tambahan pada ayam pedaging,
yaitu mudah didapatkan, harga relatif murah dan komposisi gizinya memadai.
konversi pakan dan naiknya angka kematian. Hal ini karena ayam broiler tidak
tubuhnya, sehingga menghambat proses pembuangan panas baik yang berasal dari
bahan berupa kencur, kunyit, mineral zinc, susu bubuk dan vitamin C terhadap
B. Rumusan Masalah
dampak negatif bagi kualitas ayam broiler dan konsumen sehingga pemerintah
herbal yang dapat dimanfaatkan untuk pertumbuhaan ayam broiler, seperti kencur
dan kunyit dikombinasikan dengan mineral zink, susu bubuk afkir dan vitamin C.
Berdasarkan hal tersebut maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
C. Tujuan Penelitian
mineral zink, susu bubuk afkir dan vitamin C terhadap performa ayam broiler.
D. Manfaat Penelitian
kombinasi tanaman herbal, mineral zink, susu bubuk afkir dan vitamin C pada
ayam broiler.
2. Sebagai referensi mahasiswa yang melakukan penelitian lanjut mengenai
penggunaan tanaman herbal, mineral zink, susu bubuk afkir dan vitamin C
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
bergantung pada manusia untuk maksud tertentu. Ternak adalah hewan peliharaan
yang produknya dimanfaatkan sebagai bahan baku industri, jasa, dan/atau hasil
ikatannya yang terkait dengan pertanian (Rahmiati dan Probadi, 2014). Hal ini
sesuai dengan pendapat Susilorini dkk (2014), bahwa ternak adalah hewan yang
Mu’minun/23:21
didalamnya misalnya unta, sapi, dan kambing yang bisa diambil pelajaran dari
penciptaanya. Kami memberikan air minum kepadamu berupa cairan susu yang
terdapat didalam perutnya dan memperoleh manfaat lainnya seperti bulu domba,
kulit dan sebagainnya lagi untuk dimakan berupa susu. Telur dan daging
pengamatan kita dapat mendapatkan bukti kekuasaan dan karunia Allah Swt.
Kami dapat memberimu minum yakni dari susu murni yang bergizi yang berasal
dari perutnya. Selain dari pada itu terdapat juga manfaat lainnya seperti daging,
kulit dan bulunya dan semua itu dapat kamu manfaatkan dalam berbagai tujuan.
Atas berkat Allah, kamu memakan makanan bergizi dengan sangat mudah.
Diatasnya, yakni terdiri atas punggung hewan-hewan itu, yakni unta dan juga di
atas perahu–perahu kamu dan barang–barang kamu diangkat atas izin Allah
ٰ
ٖ َت فِي َج ِّو ٱل َّس َمٓا ِء َما يُمۡ ِس ُكه َُّن إِاَّل ٱهَّلل ۚ ُ إِ َّن فِي َذلِكَ أَل ٓ ٰي
َت لِّقَ ۡو ٖم ي ُۡؤ ِمنُ[[ون ٖ أَلَمۡ يَ َر ۡو ْا إِلَى ٱلطَّ ۡي ِر ُم َس َّخ ٰ َر
٧٩
Terjemahnya :
udara antara langit dan bumi. (Tidak ada yang menahannya) sewaktu ia melipat
beriman) yaitu penciptaan burung itu sehingga dapat terbang dan penciptaan udara
menahan burung untuk tidak jatuh ke tanah (Tujuan fashilah: Tafsir jalalayn).
dijadikan nama surat di dalam Al-Qur‟an, misalnya ternak sapi betina (Al-
Baqarah), hewan ternak (Al-An‟am), dan lebah (An-Nahl). Banyak sekali ayat Al-
Qur‟an yang secara eksplisit menyebut nama-nama hewan ternak, misalnya ternak
unggas. Allah telah menciptakan binatang ternak bukan tanpa maksud dan tujuan,
hal ini semata-mata untuk kemaslahatan umat manusia karena pada binatang
ternak terdapat banyak manfaat yang dapat diambil dan digunakan untuk
sejak dulu secara turun temurun oleh nenek moyang kita untuk mengobati
beberapa jenis penyakit dan menjaga stamina. Obat tradisional tersebut sering
dikenal dengan istilah jamu. Saat ini jamu tidak hanya digunakan untuk manusia
saja, tetapi pemberian jamu sudah mulai dikenal di kalangan peternak unggas.
ternaknya sebagai pengganti obat-obatan buatan pabrik yang dirasa cukup mahal
Terjemahnya :
demikian itu (hal yang telah disebutkan itu benar-benar ada tanda) yang
menunjukkan akan keesaan Allah swt. (Bagi kamu yang memikirkan) mengenai
Terjemahnya:
“Yang telah menjadikan bagimu bumi sebagai hamparan dan yang telah
menjadikan bagimu di bumi itu jalan-jalan, dan menurunkan dari langit air
hujan. Maka Kami tumbuhkan dengan air hujan itu berjenis-jenis dari
tumbuh-tumbuhan yang bermacam-macam”(Kementrian Agama, 2019).
untuk kamu lalui dan menurunkan hujan di atas bumi sehingga terciptalah
berbeda-beda warna, rasa dan manfaatnya. Ada yang berwarna putih dan hitam,
B. Ayam Broiler
Menurut Ratnasari dkk (2015), bahwa ayam pedaging atau yang biasa
dikenal dengan istilah broiler merupakan jenis ras unggul hasil persilangan dari
manusia adalah final stock yang merupakan galur ayam hasil seleksi intensif yang
daging dengan konversi pakan rendah dan siap potong pada usia relatif muda.
Ayam pedaging pada umumnya siap panen pada umur 32-35 hari.
Gambar 1. Ayam broiler
sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Aves
Ordo : Alliformes
Famili : Phasianidae
Genus : Gallus
Menurut Umam dkk (2015), bahwa ayam pedaging (broiler) adalah salah
terjangkau oleh semua kalangan masyarakat. Ayam broiler adalah jenis ternak
unggas yang memiliki laju pertumbuhan yang sangat cepat. Keunggulan ayam
broiler didukung oleh sifat genetik dan keadaan lingkungan yang meliputi
tersebut perlu diimbangi dengan asupan nutrisi yang cukup, salah satunya adalah
efektif, karena perbaikan genetik dan didukung oleh faktor lingkungan yang
sesuai maupun kebutuhan nutrisi yang cukup. Kualitas daging broiler dapat
yang menyebabkan stres pada ayam salah satunya yaitu proses transportasi dari
Seperti halnya ternak unggas yang lain ayam broiler memiliki kelebihan
dan kelemahan. Adapun kelebihan ayam broiler yaitu daging empuk, ukuran
badan besar, bentuk dada lebar, padat dan berisi, efisiensi terhadap pakan cukup
tinggi, sebagian besar dari pakan diubah menjadi daging dan pertambahan bobot
secara intensif dan cermat, relatif lebih peka terhadap suatu infeksi penyakit, sulit
beradaptasi dan sangat peka terhadap perubahan suhu lingkungan (Santoso dan
pemeliharaan yang tidak berubah dan tidak mengikuti perkembangan yang ada
Menurut Rahayu (2011), bahwa ciri-ciri ayam broiler atau ayam pedaging
a. Ukuran badan ayam pedaging relatif besar, padat, kompak, dan berdaging
e. Beberapa jenis ayam pedaging, mempunyai bulu kaki dan masih suka
mengeram.
C. Tanaman Herbal
memiliki khasiat obat yang hidup didaerah tropis dan subtropis. Pemanfaatan
kencur baik pada kalangan industry maupun rumah tangga bukan hanya
digunakan sebagai obat namun bisa juga sebagai makanan, minuman yang kaya
penggunaan bahan baku herbal kini lebih sering digunakan karena memiliki harga
yang lebih murah serta banyak tumbuh didaerah tropis sediaan herbal juga pada
dasarnya dianggap lebih aman, lebih efektif, dan memiliki efek samping yang
lebih kecil dibandingkan dengan bahan kimia pada sediaan obat (Soleh dan
Megantara, 2019).
kencur memiliki rasa yang cenderung pedas dan aroma yang khas. Rasa dan
aroma ini dipengaruhi oleh kandungan senyawa kimia di dalamnya, yaitu etil
bahwa tanaman kencur memiliki akar serabut, batang berupa rimpang, permukaan
berwarna cokelat dengan bagian dalam berwarna putih, beraroma khas jika
pertulangan sejajar, bunga tumbuh di antara helai daun, mahkota berwarna putih,
Kencur memiliki batang yang bebentuk basal dengan ukuran kurang lebih
20 cm. Warna daun berwarna hijau dan berbentuk tunggal dengan tepi daun
terdapat warna merah kecoklatan, permukaan pada daun bagian atas tidak terdapat
bulu tetapi bagian bawah daun terdapat bulu halus, tangkai daun berukuran
pendek kisaran 3-10 cm terbenam dalam tanah. Susunan daun saling berhadapan
dan memiliki daun yang sedikit sekitar 2-3 lembar (Haryudin dan Rostiana, 2016).
Sedangkan bunga pada tanaman kencur memiliki bentuk seperti terompet dengan
panjang bunga kisaran 3-5 cm, jumlah mahkota pada bunga kisaran 4-12 buah
kuning. Rimpang berbentuk seperti jari yang tumpul dengan batang kencur
pendek, serabut akar berwarna coklat agak kekuningan, pada kulit bagian luar
rimpang memiliki warna coklat mengkilat dengan daging berwarna putih dan
tidak berserat serta memiliki bau yang khas (Soleh dan Megantara, 2019).
sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Division : Spermatophyta
Class : Monocotyledonae
Order : Scitaminales
Family : Zingiberaceae
Genus : Kaempferia
2019).
dikalangan masyarakat baik digunakan sebagai salah satu bumbu masak, ataupun
maupun sebagai anti toksin seperti keracunan. Kencur sendiri apabila sudah diolah
menjadi minuman seperti beras kencur dapat meningkatkan daya tahan tubuh,
mencegah dan menghilangkan masuk angin hal ini dikarenakan didalam kencur
tanaman bahan baku obat herbal yang memiliki kandungan metabolit sekunder.
dari tanaman yang sering digunakan sebagai pertahanan yang ditemukan pada
tanaman yang spesifik sehingga metabolit sekunder hanya terjadi pada saat
daya adaptasi yang cukup tinggi. Semua bagian kencur bermanfaat tetapi yang
Indonesia, selain untuk kebutuhan manusia juga dapat dimanfaatkan bagi ternak
termasuk unggas. Allah telah menciptakan berbagai jenis tanaman yang sangat
bermanfaat untuk kesehatan ternak yang dapat diolah menjadi tanaman herbal
seperti temulawak, kencur, jahe, lengkuas, kunyit dan bawang putih. Bagian
tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai obat adalah bagian daun, batang,
dengan lingkungan tumbuh mulai dari dataran rendah hingga dataran tinggi
sekitar 2.000 meter diatas permukaan laut, tumbuh subur pada tanah liat ataupun
kisaran 20-40 cm dengan lebar 15-30 cm, daun bertangkai dan tunggal, tulang
daun menyirip, daun berwarna hijau pucat dan memiliki permukaan yang licin,
ujung dan pangkal daun meruncing dengan bentuk daun lancet yang lebar. Bunga
memiliki panjang kisaran 10- 15 cm dengan warna putih hingga kuning atau
kemerahan, termasuk bunga majemuk, pada tiap bunga memiliki tiga lembar tajuk
dan tiga lembar kelopak. Rimpang berbentuk bulat panjang, pada induk rimpang
mempunyai cabang yang berbentuk lateral dan seperti bentuk jari melengkung
atau lurus, induk rimpang biasa terasa agak pahit karena banyak mengandung
resin dan pigmen berbeda dengan anak rimpang memiliki rasa yang agak manis
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Curcuma
terdiri dari komponen artumeron, alfa dan betatumeron, tumerol, alfa atlanton,
beta kariofilen, dan linalol. Selain kurkuminoid dan minyak atsiri rimpang kunyit
mengandung senyawa lain seperti pati, lemak, protein, kamfer, resin, damar, gom,
Minyak atsiri pada rimpang kunyit dapat dijadikan sebagai anti mikroba
dan kurkumin sebagai anti inflamasi dan meningkatkan kerja organ pencernaan.
2013). Menurut Himawan dkk (2012), menyatakan bahwa ekstrak etanol rimpang
domestica) merupakan salah satu herbal yang cukup potensial untuk dimanfaatkan
sebagai antibiotik alami. kunyit merupakan salah satu bahan fitofarmaka potensial
yang dapat digunakan sebagai imbuhan pakan pengganti antibiotika untuk unggas,
karena kunyit mengandung zat aktif kurkumin yang dapat berfungsi sebagai
antimikroba, dan dalam dosis yang tepat dapat merelaksasi usus sehingga
dalam ransum atau melalui air minum, namun pencampuran kunyit ke dalam
ransum efektif dibandingkan dengan melalui air minum dari segi kemudahan
pelaksanaannya karena jika dicampurkan ke dalam air minum harus selalu diaduk
yang dikeringkan hal ini mengakibatkan dosis yang digunakan jadi berbeda, itulah
penelitian. Kunyit dalam bentuk tepung kering lebih awet, serta lebih terjamin
dengan kunyit segar yang semakin lama disimpan akan rusak (Hendriana dkk.,
2018).
penyerapan nutrisi dan juga berfungsi sebagai antibiotik alami dalam tubuh
ternak. Bukan hanya dapat meningkatkan performa unggas akan tetapi senyawa
memproses pakan sehingga pengosongan lambung akan cepat. Apabila hal ini
pakan harian.
D. Mineral Zink
keperluannya yaitu makro mineral dan mikro mineral. Mineral makro antara lain
Ca, P, K, Mg dan Sulfur Mineral makro dibutuhkan ternak dalam jumlah yang
l,ebih banyak daripada mineral mikro Mineral mikro dibutuhkan dalam jumlah
kecil namun berperan penting dalam kehidupan ternak Contoh mikro mineral
adalah Fe, Mo, Cu, Zn, Mn, Co, I dan Se (Suprayitno, 2020).
esensial dan mineral non-esensial Contoh mineral esensial yaitu Kalsium (Ca),
Natrium (Na), Kalium (K), Fosfor (P), Magnesium (Mg), Klor (Cl), Sulfur (S),
Besi (Fe), Yodium (I), Seng (Zn), Kobalt (Co), Mangan (Mn), Tembaga (Cu) dan
contoh mineral non esensial yaitu Merkuri (Hg), Timbal (Pb), Arsen (As)
(Suprayitno, 2020).
Zinc (Zn) merupakan salah satu mineral mikro yang memiliki fungsi dan
kegunaan penting bagi tubuh. Zn dibutuhkan oleh berbagai organ tubuh, seperti
kulit, mukosa saluran cerna dan hampir semua sel membutuhkan mineral ini.
makan induk yang dipicu oleh rendahnya kualitas pakan yang tersedia. Rendahnya
ketersediaan zat gizi dalam pakan atau ketidak cukupannya berakibat pada
pertumbuhan dan reproduksi (Chand et al. 2014). Bentuk umum Zn yang sering
digunakan sebagai imbuhan pakan atau suplemen pakan dalam ransum unggas
antioksidan, antistress terhadap panas dan bersifat antibakteri (Zhao et al., 2014).
dimasukkan ke dalam pakan ternak dan juga sangat bermanfaat digunakan untuk
alternatif untuk menurunkan cekaman panas akibat laju metabolisme yang tinggi
pada ayam broiler. Penambahan antioksidan di dalam pakan ayam broiler (feed
supplement) dapat berupa penambahan mineral mikro seperti Zinc (Zn) dan
Copper (Cu). Mineral mikro merupakan kofaktor dan katalis dalam sistem enzim,
selain itu berperan dalam dalam sistem imun dan sekresi hormon (Lestari dkk.,
2020). Zinc adalah mineral mikro yang essensial untuk makhluk hidup dan
berperan di beberapa jalur metabolisme. Zinc merupakan kofaktor lebih dari 300
oleh industri pakan unggas, umumnya suplementasi Zn pada pakan unggas berasal
dari sumber anorganik, dalam bentuk Zn sulfat (ZnSO4) dan Zn oksida (ZnO),
dengan alasan harga murah dan ketersediaan. Saat ini, penggunaan Zn organik
dalam ransum unggas, telah banyak dilaporkan karena Zn organik (Zn proteinat,
et al., 2014).
pengecapan, serta nafsu makan. Dari segi biokimia, Zn sebagai komponen dari
sebagai stabilisasi membran sel, sebagai ion bebas ultra-seluler, dan berperan
dalam jalur metabolisme tubuh. Peranan terpenting Zn bagi makhluk hidup adalah
untuk pertumbuhan dan pembelahan sel, sebab Zn berperan pada sintesis dan
juga berperan dalam sistem kekebalan tubuh dan merupakan mediator potensial
menurunnya konsentrasi dan fungsi limfosit T dan B. Selain itu, Zn juga berperan
Salah satu limbah dari hasil ternak yaitu limbah susu bubuk afkir yang
merupakan susu yang sudah tidak dipakai atau tidak dikonsumsi lagi oleh
manusia. Susu bubuk afkir adalah sisa-sisa susu bubuk yang menempel pada alat
mesin atau juga bisa susu bubuk yang sudah kadaluarsa namun kadar nutrisinya
tidak jauh berbeda dengan susu yang tidak diafkir (Irianto, 2011). Susu afkir juga
dapat digunakan sebagai bahan pakan ternak karena masih memiliki nutrisi yang
baik seperti protein 25,8%, lemak 0,9%, laktosa 4,6% kandungan nutrien lainnya
seperti natrium, kalium, vitamin, mineral dan asam amino (Alim et al., 2012).
persyaratan sebagai pakan tambahan maupun pengganti bahan baku ransum pada
ayam yaitu bahan mudah didapatkan, harga relatif terjangkau, tidak bersaing
penambahan susu afkir sebesar 5%, 7.5%, dan 10% dari total ransum memberikan
kompleks, maka dari itu sangat penting ditambahkan pada pakan komersial.
Penambahan susu bubuk kadaluarsa sebagai bahan pakan tambahan yang berupa
zat-zat nutrisi, terutama zat nutrisi mikro seperti vitamin, mineral atau asam
kurang atau tidak sesuai standar. Tujuan ialah memperbaiki kualitas ransum dan
2019).
yang dapat dimetabolisme sebesar 3.023 kkal/kg, protein 13,57%, kalsium 1,83%,
fosfor 0,13%, lemak kasar 18,63% dan serat kasar 6,29. Susu bubuk afkir
mengandung zat gizi mikro yang sangat lengkap, seperti vitamin, mineral dan
asam amino. Vitamin dalam lemak susu adalah vitamin A, D, E dan K sedangkan
diberikan pada campuran pakan ayam pedaging. Hal ini dimungkinkan karena
pada susu afkir dapat meningkatkan konsumsi pakan dan memiliki palatabilitas
tinggi sehingga pakan yang diberikan dengan tambahan susu afkir sebagian besar
bisa tercerna dengan baik menjadi daging serta akan berdampak pada peningkatan
F. Vitamin C
Istilah vitamin berasal dari nama Vitamine yang diberikan oleh Casimir
Funk untuk faktor tambahan makanan. Vitamin adalah zat katalitik yang tidak
dapat disintesis oleh tubuh dalam metabolismenya dan harus tersedia dari luar.
produksi, menjaga keseshatan ternak dan proses metabolisme dalam tubuh ternak.
Vitamin memiliki fungsi yang sangat penting bagi pertumbuhan ternak menuntut
vitamin harus tersedia dalam pakan ataupun sebagai obat dan suplement. Vitamin
C bisa disintesis oleh ayam, akan tetapi apabila ayam dalam keadaan stress tinggi
produksi dari vitamin C menjadi kurang sehingga perlu diberikan secara terpisah
memperbaiki sistem kekebalan tubuh ayam yang terkena stress tinggi akibat
lingkungan, selain itu vitamin C juga berfungsi dalam memperbaiki jaringan yang
rusak akibat infeksi penyakit (Kusumasari dkk., 2013). Peternak ayam broiler di
Indonesia dalam mengatasi stress pada ayam menambahkan obat atau feed
additive dengan kandungan biasanya terdapat vitamin, mineral, dan lain lain yang
berfungsi meningkatkan nafsu makan, menjaga daya tahan tubuh, dan sebagai anti
Vitamin C mempunyai sifat yang larut kedalam air serta bentuk ion ionik
ionik ph harus tetap berada dibawah 3,5. Aktivitas tiroid vitamin C berfungsi
mampu membuang panas dengan memacu denyut jantung dan proses dilatasi
pembuluh perifer dapat dinaikkan dan pada akhirnya suhu ayam menjadi turun.
Menurut Sahin dalam Susanti dkk., (2013) Ayam memiliki enzim gulonolakton
menurun.
pengetahuan yang mendalam, dikarenakan bahan ini mudah didapat dan mudah
menjadi energi untuk produktivitas serta bertahan dalam sintesis sel darah putih
khususnya sel makrofag dan netrofil yang berperan dalam sintesis pertahanan
mengalami cekaman panas, dimana akan terjadi kenaikan sekresi garam empedu
yang mengakibatkan terjadi penyerapan asam asam lemak di usus halus dan
dibentuk menjadi trigliserida (Azim dkk., 2016). Gejala klinis seekor ayam
mengalami stres akibat dari tingginya suhu lingkungan yaitu dimulai dengan
badan broiler yang diberikan vitamin C sebanyak 550ppm pada suhu 21°C sekitar
2588,70g/ekor, untuk broiler pada suhu 27°C sebesar 2022,81g/ekor dan pada
G. Performa Broiler
1. Konsumsi ransum
kumpulan bahan makanan yang layak dimakan oleh ayam dan telah disusun
mengikuti aturan tertentu. Aturan ini meliputi nilai kebutuhan gizi bagi ayam dan
nilai kandungan gizi dari bahan makanan yang digunakan. Persamaan nilai gizi
yang ada dalam bahan makanan yang digunakan dengan nilai gizi yang
seimbang apabila mengandung semua zat makanan yang diperlukan oleh ayam
dengan pertumbuhan yang cepat dan produksi yang efisien, maka penyusunan
unsur nutrien yang ada di dalam ransum yang telah tersusun dari berbagai bahan
oleh beberapa faktor yaitu besar dan bangsa ayam, suhu lingkungan, tahap
produksi dan energi ransum. Bentuk ransum, ukuran ransum, penempatan ransum
dan cara pengisian ransum merupakan faktor yang dapat memengaruhi konsumsi
ransum. Konsumsi ransum ditentukan dari kondisi ayam (strain) dan lingkungan.
Palatabilitas pakan merupakan daya tarik pakan atau bahan pakan yang dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu rasa, bau dan warna bahan pakan. Bentuk
pakan akan menentukan jumlah pakan yang dikonsumsi, selain faktor energi
dalam pakan kecenderungan serat kasar pada pakan juga dapat mempengaruhi
yang rendah, tetapi ayam memiliki berat yang tinggi. Hal itu tentu saja tidak bisa
dilakukan karena jumlah ransum dan berat ayam sangat terkait. Konsumsi ransum
jumlah konsumsi ransum. Pakan yang energinya semakin tinggi semakin sedikit
akan mempengaruhi asupan protein pula ke dalam daging dan asam-asam amino
dalam pakan akan menentukan jumlah pakan yang dikonsumsi, selain faktor
energi dalam pakan kecenderungan serat kasar pada pakan juga dapat
bernafas secara cepat (panting). Tingkah laku ini dapat menyebabkan peredaran
darah banyak menuju ke organ pernafasan, sedangkan peredaran darah pada organ
metabolisme. Pakan yang dikonsumsi tidak bisa dicerna dengan baik dan nutrien
dalam pakan banyak yang dibuang dalam bentuk feses (Ginting, 2020).
seperti urat daging, tulang, jantung, otak dan semua jaringan tubuh lainnya (dalam
selisih dari bobot akhir dan bobot awal dengan lamanya pemeliharaan (Fahrudin
dkk., 2016).
sifat keturunan tetapi pakan juga memberikan kesempatan bagi ternak untuk
berat tubuh diukur setiap minggu berdasarkan selisih bobot ayam petelur grower
Konsumsi pakan yang tinggi seharusnya diikuti oleh PBB yang tinggi dan
pertumbuhan dan produksi (Umam dkk., 2015). Menurut Tabara (2012), bahwa
panas yang ekstrim atau dingin akan mempengaruhi penampilan unggas dengan
secara fisiologis sebagai akibat dari suhu lingkungan yang tinggi adalah fungsi
lingkungan, bibit dan kualitas pakan. Uzer dkk (2013) bahwa pertambahan bobot
badan sangat berkaitan dengan pakan, dalam hal kuantitas yang berkaitan dengan
pertumbuhan.
kemampuan ayam broiler dalam mencerna ransum untuk diubah menjadi berat
badan. Pertambahan berat badan ayam dapat mencapai standar, hal ini
kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan oleh ayam broiler, yaitu karbohidrat, protein,
3. Konversi pakan
Menurut Nugraha dkk (2017), bahwa nilai FCR (Feed Convertion Rate)
pakan yang baik, karena semakin efisien ayam mengkonsumsi pakan untuk
memproduksi daging.
Menurut Allama dkk. (2012) bahwa nilai konversi pakan yang rendah
ransum akan naik apabila hubungan antara jumlah energi dalam formula dan
kadar protein disesuaikan secara teknis (Mookiah et al., 2014). Faktor lain yang
dapat mempengaruhi nilai FCR yaitu kualitas day old chick (DOC), kualitas
63 hari mulai dari DOC sampai dipanen yaitu 1846,68 gram per ekor per 63 hari.
Nilai rata-rata konversi ransum yang diperoleh dari perhitungan yaitu 2,30
sedangkan untuk nilai minimal dan maksimal adalah 1,79 dan 3,42. Adapun faktor
pencernaan, bentuk fisik ransum dan komposisi nutrisi ransum (Fahrudin dkk.,
2016).
Angka konversi pakan menunjukkan tingkat penggunaan pakan dimana
jika angka konversi semakin kecil maka penggunaan pakan semakin efisien dan
sebaliknya jika angka konversi besar maka penggunaan pakan tidak efisien Nilai
karena semakin tinggi konversi ransum maka biaya ransum akan meningkat
karena jumlah ransum yang dikonsumsi untuk menghasilkan bobot badan dalam
jangka waktu tertentu semakin tinggi. Nilai konversi ransum yang tinggi
4. Persentase karkas
Karkas merupakan ayam yang sudah dipotong bersih tanpa kepala, cakar
dan jeroan (hati, jantung, ginjal, rempela, usus). Berat karkas dapat dijadikan
sebagai gambaran produksi daging dari seekor ternak dan pengukuran berat
karkas merupakan suatu faktor yang penting dalam mengevaluasi hasil produksi
ternak. Bobot karkas yang diperoleh dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
umur, jenis kelamin bobot potong, konformasi tubuh ternak, tingkat perlemakan,
strain dan kualitas maupun kuantitas ransum yang diberikan selama pemeliharaan
(Prihatini, 2019).
digunakan untuk menilai produksi ternak daging. Faktor genetik dan lingkungan
mempengaruhi laju pertumbuhan dan komposisi tubuh yang terdiri atas distribusi
bobot badan, komposisi kimia dan komponen karkas. Penyerapan nutrisi pakan
dengan bobot hidup sebelum pemotongan. Semakin besar bobot hidup ayam
pedaging dengan umur pemeliharaan 35 hari bervariasi antara 65-70% dari bobot
hidup.
bobot karkas maka tingkat perlemakkan pada ayam pedaging akan semakin
rendah dan semakin rendah bobot karkas maka tingkat perlemakkan pada ayam
pedaging semakin tinggi. Produksi karkas erat hubungannya dengan bobot badan
bobot potong. Persentase karkas berawal dari laju pertumbuhan yang ditunjukkan
dengan adanya pertambahan bobot badan akan mempengaruhi bobot potong yang
dihasilkan. Persentase karkas berhubungan dengan jenis kelamin, umur dan bobot
hidup. Jadi persentase karkas meningkat seiring dengan meningkatnya umur dan
bobot hidup. Persentase karkas selain disebabkan oleh bobot hidup yang
pertambahan umur. Pada periode ternak awal, lemak yang disimpan dalam tubuh
jumlahnya sedikit, namun pada pertumbuhan akhir proses pertumbuhan lemak
akan berlangsung cepat dan lemak akan disimpan di bawah kulit, di sekitar organ
dalam, antara lain empedal, usus, dan otot. Penimbunan lemak abdominal di
dalam rongga perut akan berpengaruh terhadap bobot karkas (Salam dkk., 2013).
Bobot lemak abdominal broiler dipengaruhi oleh bobot hidupnya. Hal ini
sesuai dengan siklus pertumbuhan broiler yang dimulai dari pertumbuhan tulang,
otot, dan lemak. Lemak merupakan bagian yang paling akhir terbentuk setelah
tulang dan otot. Tulang dan otot adalah bagian yang paling besar porsinya
terhadap bobot hidup broiler. Oleh sebab itu, lemak abdominal terbentuk seiring
keadaan internal kandang. Closed house dapat memberikan kondisi yang nyaman
bagi pemeliharaan broiler sehingga tercipta kondisi fisiologis yang baik. Rata-rata
bobot lemak abdominal broiler umur 26 hari pada perlakuan menggunakan litter
sekam padi pada penelitian ini sebesar 9,33 g/ekor sedikit lebih besar
penelitian Bastari (2012) yakni sebesar 8,41 g/ekor pada jenis litter yang sama.
Perbedaan bobot lemak abdominal broiler dari penelitian ini disebabkan umur dan
menurun sebagai akibat dari menurunnya bera karkas dan kandungan nutrisi
dalam pakan yang diserap soleh tubuh. Serat kasar yang tinggi pada ransum
membuat nutrisi yang terkandung dalam pakan tidak terserap secara sempurna
pendapat Dewanti dkk (2013), bahwa berat lemak cenderung meningkat dengan
abdominal antara lain umur, jenis kelamin, spesies, kandungan nutrisi dan suhu
lingkungan.
lemak tubuh pada ayam broiler. Energi yang digunakan tubuh umumnya berasal
dari karbohidrat dan cadangan lemak. Sumber karbohidrat dalam tubuh mampu
memproduksi lemak tubuh yang dsimpan di sekeliling jeroan dan dibawah kulit.
Broiler dengan umur 21-33 hari keberadaan lemak abdominalnya belum terlalu
banyak terbentuk karena zat-zat makanan yang diserap oleh tubuh masih
komposisi tubuh ayam pedaging yaitu terdiri dari faktor genetik dan lingkungan
yang meliputi distribusi otot, komposisi kimia dan komponen karkas. Faktor lain
potongan komersialnya terdiri dari lima bagian yakni: dada, sayap, punggung,
paha dan pangkal paha. Paha merupakan salah satu bagian potongan karkas yang
disebut potongan komersial. Paha terdiri dari dua bagian, yaitu paha bagian atas
dan bagian bawah. Paha bagian atas adalah bagian karkas yang dipotong dari
perbatasan persendian paha (femur), sedangkan paha bagian bawah dipotong dari
dengan organ lain, sehingga dengan mengetahui laju pertumbuhan dada dapat
digunakan sebagai indikator besar atau kecilnya bobot badan ayam pedaging.
Menurut Anggitasari dkk (2016), bahwa proporsi bagian karkas sejalan dengan
bertambahnya berat karkas dan berat hidup. Deposisi daging dada merupakan
daging pada bagian dada ayam pedaging yang diambil tanpa tulang kemudian
ditimbang beratnya. Proporsi daging pada dada dapat dihitung dengan cara berat
daging dada dibagi dengan berat karkas lalu dikalikan dengan seratus persen.
Pradana dkk (2016), dalam pendapatnya menyatakan bahwa berat daging dada
Sayap tersusun atas jaringan tulang dan otot, namun sebagian besar bagian sayap
didominasi oleh jaringan tulang. Sayap adalah potongan bagian karkas yang
terdiri dari pertulangan. Bagian sayap dipisahkan dari karkas dengan cara
memotong bagian persendian pangkal lengan sampai persendian taju tulang
belikat (Ramdani dkk., 2016). Leke dkk (2015), juga menerangkan bahwa sayap
(wing) merupakan bagian karkas yang dipotong dari perbatasan persendian tulang
Persentase sayap ayam pedaging yang dipelihara selama 35 hari berkisar antara
Paha merupakan bagian karkas yang dipotong dari persendian tulang paha
(femur) dan tulang punggung (ilium). Bagian paha terdiri atas paha atas (thigh)
dan paha bagian bawa (drum stick) (Leke, dkk, 2015). Menurut Abdulkarimi et al.
(2011), bahwa perolehan rata-rata persentase paha ayam pedaging yang dipelihara
potongan karkas adalah proporsi tulang, otot, lemak sebagai komponen utama
karkas yang dipengaruhi oleh faktor genetik, lingkungan, umur, bobot hidup, dan
dada, dan paha pada ayam pedaging berumur 5 minggu masing-masing sekitar
70%, 30%, dan 30%. Ayam mengkonsumsi pakan untuk memenuhi kebutuhan
daging dalam satuan karkas dipengaruhi oleh besaran bobot badan ternak. Hal ini
berarti menunjukkan bahwa semakin besar bobot badan semakin besar pula
Air merupakan sumber daya alam yang dibutuhkan mahkluk hidup. Oleh
karena itu, air harus dilindungi agar tetap bermanfaat bagi kehidupan seluruh
mahkluk hidup. Air adalah zat yang tidak mempunyai warna, rasa dan bau yang
terdiri atas hydrogen dan oksigen (Lusandika dkk., 2017). Air memiliki peranan
yang sangat penting dalam kehidupan makhluk hidup termasuk pada ternak.
Ayam dapat bertahan hidup hingga 3 minggu tanpa pakan, namun ayam tidak
akan dapat bertahan hidup meskipun hanya beberapa hari tanpa air minum. Air
dibutuhkan untuk mencerna makanan dan membantu penyerapan nutrisi agar lebih
Salah satu sifat ayam broiler adalah senang minum, sehingga bila tidak ada
air dalam waktu beberapa jam saja ayam broiler bisa mati. Air harus tersedia
dalam keadaan bersih dan mudah 2 dijangkau. Tempat minum dalam keadaan
kosong lebih dari setengah jam akan menggangu proses metabolisme dalam tubuh
ayam, selain itu ayam akan mengalami dehidrasi sehingga menganggu sistem
syaraf dan hormonal terganggu yang mengakibatkan bobot badan lebih rendah
dan kematian (Fadillah, 2013). Untuk mengatasi dampak negatif tesebut, maka
pemberian minum pada ayam dapat dilakukan secara otomatis dengan pengaturan
interval waktu pemberian minum. Kemajuan teknologi dapat dimanfaatkan dalam
berikut
kekurangan 20% air pada tubuhnya akan mengakibatkan kematian. Dalam kondisi
pengurangan konsumsi pakan. Pemberian pakan dan air minum pada ayam bisa
kita sesuaikan didalam temperature yang ada di dalam kandang maupun di luar
kandang. Tingginya suhu yang ada di dalam kandang membuat semakin tinggi
konsumsi air pada ternak. Lampu yang ada di kandang sebaaknya dimatikan sesui
panas pada kandang. Makin panas atau makin tinggi suhu di dalam kandang maka
makin besar kebutuhan airnya. Biasanya kebutuhan air pada suhu panas tersebut
berhubung dengan tubuh ayam yang tidak mempunyai kelenjar keringat, sehingga
ayam terpaksa membuang kelebihan panas dengan cara menguapkan air melalui
gelembung-gelembung udara di dalam tubuhnya dengan cara pernafasan
(Surbakti, 2017).
Menurut Sawadi dkk (2016), bahwa ada banyak faktor yang mempengaruhi
konsumsi air minum pada ternak antara lain tingkat garam natrium, kalium dalam
air, penyakit, umur, jenis kelamin dan jenis tempat air minum.
H. Kajian Terdahulu
Adapun penelitian sebelumnya yang meneliti terkait hal yang saya teliti
diberikan tanaman herbal dan mineral zink pada ayam broiler” bertujuan untuk
(RAL) dengan 5 perlakuan dan 4 kali ulangan masing- masing setiap ulangan
terdiri dari 3 ekor broiler sehingga totalnya berjumlah 60 ekor. Perlakuan yang
+ 2,5% Tepung Temulawak + 120 ppm Mineral Zinc, P2 : Ransum Basal + 0,04%
Tepung Kencur + 120 ppm Mineral Zinc, P3 : Ransum Basal + 2,5% Tepung
Temulawak + 0,04% Tepung Kencur + 120 ppm Mineral Zinc. Paremeter yang
diukur adalah konsumsi pakan, pertambahan bobot badan dan konversi pakan.
yang merupakan respon biologis pada broiler. Kesimpulan dari penelitian ini
adalah pemberian tanaman herbal dan mineral zink berpengaruh nyata pada
komsumsi pakan dan pertumbuhan bobot badan serta dapat menurunkan nilai
koversi pakan. Perlakuan pada P2 (ransum basal + 0,04% tepung kencur + 120
kunyit dalam ransum tidak berpengaruh nyata terhadap konsumsi ransum dan
lebih tinggi dari perlakuan R0 sampai R4, namun diantara ke 4 perlakuan tersebut
bubuk afkir dalam pakan terhadap penampilan produksi ayam pedaging” yang
bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan susu bubuk afkir dalam pakan
terhadap konsumsi pakan, pertambahan bobot badan, konversi pakan dan untuk
menentukan level penambahan terbaik susu bubuk afkir dalam pakan ayam
dalam satu perlakuan terdiri dari 3 ekor. Perlakuan penelitian terdiri dari : P0 =
yang diukur adalah konsumsi pakan, pertambahan bobot badan dan konversi
pakan. Hasil penelitian adalah penambahan susu bubuk afkir dalam pakan
dari penelitian ini adalah penambahan susu bubuk afkir dengan level 4 % dalam
ayam pedaging.
ayam broiler yang diberi tepung jambu biji merah sebagai sumber antioksidan
alami” yang bertujuan untuk mengetahui efektivitas jambu biji merah sebagai
Setiap unit ulangan terdiri dari 6 ekor ayam broiler. Perlakuan yang diterapkan
dalam penelitian yaitu: T0 = Ransum dasar tanpa tepung jambu biji merah T1 =
Ransum dasar + 1,7% tepung jambu biji merah T2 = Ransum dasar + 3,4% tepung
jambu biji merah T3 = Ransum dasar + 5,1% tepung jambu biji merah T4 =
Ransum dasar + vitamin C sintetis 500 ppm. Kesimpulan dari penelitian ini adalah
Pemberian tepung jambu biji merah seba– nyak 3,4% atau setara 500 ppm vitamin
baik dibandingkan perlakuan lainnya dilihat dari produksi daging dan karkas pada
ayam pedaging. Perlu penelitian lebih lanjut yang mengkaji lebih spesifik
pengaruh bioaktif lain dalam hubungannya dengan peranan vitamin C dan likopen
Ayam broiler merupakan ayam tipe ras pedaging yang sudah banyak
dikatakan sangat cepat menjadi salah satu alasan banyaknya peternak yang
memilih memelihara ayam broiler. Ayam broiler menjadi salah satu pilihan
lebih ekonomis sehingga muda dijangkau baik dari kalangan menengah maupun
bawah.
tinggi pakan yang diberikan harus sesuai yang dibutuhkan oleh ayam yaitu
karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Namun bagi peternak salah satu
hambatan dalam usahanya adalah ketersediaan pakan dimana biaya pakan sekitar
60-70 % dari total biaya produksi. Sehingga diperlukan pakan tambahan untuk
imbuhan pakan. Kandungan dari tanaman herbal ini adalah kurkumind dan
konversi pakan, menurunkan lemak dan meningkatkan nafsu makan ayam broiler.
Sedangkan penggunaan mineral zink pada pakan dapat meningkatkan imun dan
performa broiler.
Susu bubuk afkir dapat dimanfaatkan sebagai pakan tambahan untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi ayam broiler seperti protein. Penggunaan susu bubuk
afkir diharapkan dapat mempercepat masa panen untuk menekan kebutuhan pakan
ayam broiler sehingga lebih hemat. Penggunaan vitamin C pada pakan ayam
broiler dapat memenuhi asupan vitamin yang cukup untuk proses metabolic dalam
tububnya. Vitamin C berfungsi untuk memperbaiki jaringan tubuh yang dan dan
Penambahan dalam
Ransum Broiler
Meningkatkan
Performa Broiler
Gambar 2. Kerangka pemikiran
BAB III
METODE PENELITIAN
B. Materi Penelitian
1. Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu oven, ayakan, baskom,
blender, cutter atau pisau, ember, kandang litter, lampu pijar 15 watt, meteran,
tempat pakan, tempat minum, timbangan digital, kabel, fitting lampu, paku, gas
olek,
2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ayam broiler umur 1
hari atau DOC (Day Old Chik), desinfektan (destan), pakan komersil (BR-11),
vitastress, air, tepung kencur, tepung kunyit, mineral zinc, susu bubuk afkir
C. Jenis Penelitian
eksperimen yaitu metode yang digunakan untuk mencari pengaruh dari suatu
D. Metode Penelitian
1. Tahap Persiapan
kotoran. Setelah bersih kencur tersebut diiris tipis dengan ukuran ± 2-3 mm,
kemudian dilayukan selama 1-2 hari dalam suhu ruang dengan cara disebar di atas
alas kertas semen. Kemudian dioven selama 24 jam pada suhu 60 o C dan setelah
Tepung kunyit dibuat dengan cara rimpang kunyit dicuci terlebih dahulu,
dikikis kulit luarnya yang masih tertinggal akar dan tanah, kemudian diiris tipis-
tipis. Irisan kunyit tersebut kemudian diangin-anginkan selama 2 hari dan dioven
dengan suhu ± 50oC selama 1 hari. Kunyit kemudian dihaluskan dengan blender
takaran yang telah ditentukan. Tepung kencur 1,6 gram, tepung kunyit 8 gram,
mineral zink 120 ppm, susu bubuk 50 gram dan vitamin C 250 ppm. Masukan
d. Pembuatan kandang
dari bahan bambu dan memiliki panjang sekitar 100 cm, lebar 50 cm, dan tinggi
50 cm setiap sekat kandang. setelah kandang selesai dibuat maka dilakukan
lebih steril. Kemudian dilakukan pengalasan kandang berupa sekam padi dengan
meminimalisir penyerapan air serta bau amoniak dari feses ayam broiler. Lampu
a. Rancangan penelitian
Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan dan lima kali ulangan
bubuk afkir 5 %
bubuk afkir 5 %
bubuk afkir 5 %
b. Ransum
ditambahkan tepung kencur, tepung kunyit, mineral zink, susu bubuk dan vitamin
C.
c. Pemeliharaan ayam
Old Cick (DOC) yang baru tiba terlebih dahulu diberikan air gula dengan
campuran 60-80 gram dalam 1 liter air yang bertujuan untuk mengembalikan
kondisi tubuh ayam selama pengiriman ke keadaan semula. Kemudian anak ayam
ditimbang untuk mengetahui bobot awal. Day Old Cick umur 1-7 hari berada pada
masa kritis sehingga membutuhkan perhatian yang intensif atau pada masa
brooding dengan pengaturan suhu 30-320 C. DOC baru bisa mengatur suhu
tubuhnya secara optimal ketika umurnya sudah memasuki umur lebih dari satu
minggu, oleh karena itu peran brooder (pemanas) sangat penting untuk menjaga
suhu dan kelembaban kandang tetap dalam zona nyaman anak ayam. Pemanas
yang digunakan adalah gasolek yang akan dinyalakan pada malam hari dan siang
hari apabila cuaca dingin (hujan), sedangkan pencahayaan pada fase brooding
dilakukan selama 23 jam, pada malam hari pukul 23.00-24.00 WITA penerangan
Setelah masa brooding anak ayam yang berumur 8-30 hari diberikan
dan tiap kandang dimasukkan 2 ekor DOC serta dibagi perlakuan sebanyak empat
dan lima ulangan. Pada setiap kandang diberikan penanda pengacakan perlakuan
dan ulangan serta penempatan ayam yang dilakuakan secara acak. Masing-masing
sekat kandang diberi tempat pakan, tempat minum serta lampu 15 watt sebagai
komersial serta pada pemberiannya diusahakan tidak ada yang terbuang atau
tercecer dan pemberian air minum diberikan secara ad libitum. Beberapa hari
dilantai agar DOC mudah untuk memakannya begitu juga dengan tempat air
minum.
kandang sehingga terhindar dari bibit penyakit yang akan membahayakan ternak.
Selain itu dilakukan program vaksinasi secara berkala, vaksin yang digunakan
yaitu vaksin ND-Lasota yang diberikan sebanyak dua kali. Pada umur tiga hari
1. Konsumsi ransum
Konsumsi ransum merupakan kemampuan ternak dalam mengkonsumsi
sejumlah ransum yang digunakan dalam proses metabolisme tubuh (Rudi, 2013).
dalam mencerna ransum untuk diubah menjadi berat badan (Fadli, 2015).
Pertambahan bobot badan merupakan selisih dari bobot akhir (panen) dengan
bobot badan awal pada saat tertentu. Pertambahan bobot badan (PBB) dapat
Keterangan:
3. Konversi pakan
4. Persentase karkas
Persentase Karkas Diperoleh dari hasil perbandingan antara berat karkas
Berat karkas( g)
Persentase karkas = × 100%
Berat hidup( g)
dengan rumus:
dengan rumus:
100%
7. Konsumsi air minum
Konsumsi air minum dicari dengan cara mengukur konsumsi air minum
yang diberikan dikurangi dengan jumlah konsumsi air minum yang tersisa
Konsumsi air minum = Jumlah air minum yang diberikan – Jumlah sisa air
minum
F. Analisis Data
perbedaan yang nyata pada perlakuan yang diberikan maka akan dilanjutkan
Yij = μ + тi + εij
Keterangan :
µ = Rata-rata pengamatan
тi = Pengaruh perlakuan i
G. Hipotesis
kunyit, mineral zink, susu bubuk dan vitamin C adalah sebagai berikut :
H0 = Pemberian tepung kencur, tepung kunyit, mineral zink, susu bubuk afkir dan
H1 = Pemberian tepung kencur, tepung kunyit, mineral zink, susu bubui afkir dan
Agustina, Laily. 2013. Penggunaan Ramuan Herbal sebagai Feed Additive untuk
meningkatkan Performans Broiler. Lokakarya Nasional Inovasi Teknologi
dalam Mendukung Usaha Ternak Unggas Berdayasaing. JITV.
Alim, M.N., H.D. Sunaryo dan Wurlina. 2012. Pengaruh Pemberian Susu Afkir
terhadap Performa Ayam Pedaging Jantan. Skripsi. Fakultas Kedokteran
Hewan. Universitas Airlangga. Surabaya.
Allama, H., Sjofjan, O., Widodo, E dan Prayogi, H. S. 2012. Pengaruh
Penggunaan Tepung Ulat Kandang (Alphitobius diaperinus) Dalam Pakan
Terhadap Penampilan Produksi Ayam Pedaging. Jurnal Ilmu-Ilmu
Peternakan, 22 (3), 1-8.
Azim, A. F., Atmomarsono, U dan Mahfudz, L. D. 2016. Pengaruh Penambahan
Jintan Hitam (Nigella Sativa) Dan Vitamin C Dalam Ransum Terhadap
Profil Lemak Ayam Broiler. Animal Agriculture Journal, 3(4), 550-556.
Bagchi, A. 2012. Extraction of Curcumin. Journal of Environmental Science,
Toxicology and Food Technology, 1, pp. 1-16.
Basyir, H., Hazim, H., Mustahaf, M. dan Abdul, A. I. 2017. Tafsir Muyassar,
Memahami Al-Qur’an dengan Terjemahan dan Penafsiran Paling muda.
Jilid 1 dan 2. Darul Haq. Jakarta.
Bikrisima, S. H. L., Mahfudz, L. D dan Suthama, N. 2014. Kemampuan produksi
ayam broiler yang diberi tepung jambu biji merah sebagai sumber
antioksidan alami. JITP, Vol. 3 No. 2 : 69-75.
Bun, S., Guo, Y., Guo, F., Ji, F dan Cao, H. 2011. Influence of organic zinc
supplementation on the antioxidant status and immune responses of broilers
challenged with Eimeria Tenella. Poultry Science. 90 :1220–1226.
Chand, Z., Meng, H., Xing, G., Chen, C and Zhao, Y. 2014. Toxicological and
biological effects of nanomaterials. Int J Nanotechnol. 4 : 79-96.
Dewinta, R., Irham, M dan Sudiyono. 2013. Pengaruh penggunaan eceng gondok
(Eichornia crassipes) terfermentasi dalam ransum terhadap persentase
karkas, non karkas dan lemak abdominal itik lokal jantan umur delapan
minggu. Buletin Peternakan, 37 (1) : 19-25.
Etikaningrum dan Iwantoro, S. 2017. Kajian residu antibiotika pada produk ternak
unggas di Indonesia. Jurnal Ilmu Produksi dan Teknologi Hasil
Peternakan. 5 (1) : 29-33.
Fadillah. 2013. Beternak Ayam Broiler. Agro Media Pustaka. Jakarta Selatan.
Fadli, C. 2015. Pertambahan bobot badan ayam broiler dengan pemberian ransum
yang berbeda. Lentera, Vol. 15. No. 16. Halaman : 36-44.
Faharuddin, A., Tanwiriah, W dan Indrijani, H. 2016. Konsumsi ransum,
pertambahan bobot badan dan konversi ransum ayam lokal di Jimmy’s
Farm Cipanas kabupaten Cianjur. Students e-Journal, Vol 6 (1) : 1-8.
Ginting. E.E. 2020. Penggunaan tepung temulawak dan tepung bawang putih
sebagai imbuhan pakan pada performa ayam broiler organik. Skripsi.
Universitas Sumatera Utara. Medan.
Hartati, S Y. 2013. Khasiat Kunyit sebagai Obat Tradisional dan Manfaat
Lainnya. Warta penelitian dan pengembangan Tanaman Indsutri. 19 (2) :
5- 9.
Haryudin, W dan Rostiana, O. 2016. Karakteristik Morfologi Bunga Kencur
(Kaempferia galanga L.). Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat,
19 (2) : 109-116.
Hayakawa, H., Minanyia, Y., Ito, K., Yamamoto, Y and Fukuda, T. 2011.
Difference of Curcumin conten in curcuma longa L. (Zingiberaceae)
caused by hybridiziation with other Curcuma species. American Journal
of Plant Science, vol 2 No 2 : 111-119.
Hendriana, A., Nurhayatin, T dan Hadist, I. 2018. Pengaruh penambahan tepung
kunyit (Curcuma domestica) dalam ransum terhadap performan ayam
broiler. Jurnal Ilmu Peternakan (JANHUS) Vol. 2 No. 2 : Halaman 15-21.
Hendriana, A., Nurhayatin, T dan Hadist, I. 2018. Pengaruh penambahan tepung
kunyit (Curcuma domestica) dalam ransum terhadap performa ayam
broiler. Jurnal ilmu peternakan (JANHUS), Vol. 2, No. 2. Halaman : 15-
21.
Himawan HC, Surjana V, dan Prawira L. 2012. Karakterisasi dan Identifikasi
Komponen Kimia Rimpang Kunyit (Curcuma domestica Val.) sebagai
Inhibitor Bakteri Patogen. Fitofarmaka. 2 (2) : 116-125.
Imamudin, U., Atmomarsono, M. H. dan Nasoetion. 2012. Pengaruh berbagai
frekuensi pemberian pakan pada pembatasan pakan terhadap produksi
karkas ayam broiler. Animal Agricultural Journal, Vol. 1. No. 1 : 87 ± 98.
Irianto, A. 2011. Pengaruh Pemberian Yoghurt Susu Afkir yang Diperkaya Nata
de Coco dalam Mengendalikan Kolesterol Darah Tikus Putih. Fakultas
Biologi Universitas Jendral Soedirman. Purwokerto.
Jaelani, A. 2011. Performans Ayam Pedaging yang diberi Enzim Beta Mannanase
dalam Ransum yang Berbasis Bungkil Inti Sawit. Skripsi Peternakan.
Jurusan Peternakan. Fakultas Peternakan. Universitas Islam Kalimantan.
Kalimantan.
Jaelani, A., Gunawan, A dan Syaifuddin, S. (2014). Pengaruh Penambahan
Probiotik Starbio Dalam Ransum Terhadap Bobot Potong, Persentase
Karkas Dan Persentase Lemak Abdominal Ayam Broiler. Ziraa'ah
Majalah Ilmiah Pertanian, 39 (2). Halaman : 85-94.
Jamilah., N. Suthama dan L.D. Mahfudz. 2013. Performa produksi dan ketahanan
tubuh broiler yang diberi pakan step down dengan penambahan asam sitrat
sebagai acidifier. JITV. 18 (4) : 251-257.
Kusuma, R. A., Dwiloka, B dan Mahfudz, L. D. 2014. Berat karkas, nonkarkas
dan lemak abdominal pada ayam broiler yang diberi pakan mengandung
Salvina molesta. Animal Agriculture Journal, 3 (2) : 249-257.
Onyimba, I.A., A.I. Ogbonna., J.O. Egbere., H.L. Njila., and C.I.C. Ogbonna.
2015. Bioconversion of Sweet Potato Leaves to Animal Feed. J.Ann. Res.
Rev. Biol, 8(3): 1-6.
Risnajati, D. 2012. Perbandingan bobot akhir, bobot karkas dan pesentase karkas
berbagai strain broiler. Sains Peternakan, 10 (1) : 11-14.
Sawadi, M., Hafid, H., dan Nafiu, L. O. 2016. Pengaruh bobot potong dan pakan
komersial terhadap pertumbuhan ayam broiler. Jurnal jitro, 3 (3).
Setiawan, E., Praseno, K., & Mardiati, S. M. 2013. Pengaruh Pemberian Vitamin
A, B12, C dan Kombinasi Ketiganya Melalui Drinking Water Terhadap
Panjang Dan Bobot Tulang Femur, Tibia Dan Tarsometatarsus Puyuh
(Coturnix coturnix japonica L.). Buletin Anatomi Dan Fisiologi Sellula,
21(1), 36-44.
Setyawan, E,. Putratama, P. 2012. Optimasi Yield Etil P -Metoksisinamat pada
Ekstrak Oleoresin kencur (Kaemferia galangal) Menggunakan pelarut
etanol. Jurnal Bahan Alam Terbarukan, 1 (2).
Singh, S., Sanjay, S., Neelam, T., Nitesh, K dan Ritu, P. 2014. Antibiotic residues:
a global challenge. An International Journal of Pharmaceutical Sciense.
Pharma Science Monitor. 5 (3) : 184-197.
Soleh dan Megantara, S. 2019. Karakteristik morfologi tanaman kencur
farmakologi. Farmaka. 17 (2) : 256-262.
Subekti, K., Abbas, H., & Zura, K. A. 2012. Kualitas Karkas (Berat Karkas,
Persentase Karkas Dan Lemak Abdomen) Ayam Broiler Yang Diberi
Kombinasi Cpo (Crude Palm Oil) Dan Vitamin C (Ascorbic Acid) Dalam
Ransum Sebagai Anti Stress. Jurnal Peternakan Indonesia (Indonesian
Journal of Animal Science), 14(3), 447-453.
Sudartama. I P. G.O., I P. A. Astawa dan I M. Suasta. 2019. Pengaruh
penambahan probiotik melalui air minum terhadap penampilan broiler. e-
Jurnal Peternakan Tropika, Vol. 7 No. 3 :1025 – 1036.
Uzer, F., Iriyanti, N dan Roesdiyanto. 2013. Penggunaan pakan fungsional dalam
ransum terhadap konsumsi pakan dan pertambahan bobot badan ayam
broiler. J. Ilmiah Peternakan. 1 (1) : 282-288.
Warsito, S. H., Alim, M. N dan Wurlina. 2012. Effect of waste milk on the
performance of male broiler. Agroveteriner Vol.1 No.1. Halaman : 17-23.
Yemima. 2014. Analisis usaha peternakan ayam broiler pada peternakan rakyat di
Desa Karya Bakti, Kecamatan Rungan, Kabupaten Gunung Mas, Provinsi
Kalimantan Tengah. Jurnal Ilmu Hewani Tropika. 3 (1) : 27-32.
Zhao, C. Y., Tan, S. X., Xiao, X. Y., Qiu, X. S., Pan, J. Q and Tang, Z. X. 2014.
Effects of dietary zinc oxide nanoparticles on growth performance and
antioxidative status in broilers. Biol Trace Elem Res, 160 : 361-367.