PENDAHULUAN
sehat. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) produksi ayam broiler tahun
2021 untuk Sulawesi Tenggara sebanyak 5.781,96 Ton, sedangkan secara nasional
Ayam broiler adalah ayam jantan atau betina muda yang berumur di
bawah 8 minggu ketika dijual dengan bobot tubuh tertentu dan mempunyai
pertumbuhan yang cepat serta mempunyai dada lebar dengan timbunan daging
yang banyak. Jadi ayam yang pertumbuhannya cepat itulah yang dimasukkan
dalam kategori ayam pedaging atau broiler (Rasyaf, 2006). Menurut Gordon dan
Charles (2002), ayam broiler adalah strain ayam hibrida modern yang berjenis
khusus, ayam broiler merupakan ayam pedaging tipe berat yang lebih muda dan
berukuran lebih kecil, dapat tumbuh lebih cepat sehingga dapat dipanen pada
umur 4- 5 minggu. Ayam broiler atau ayam ras pedaging dapat menghasilkan
relatif banyak daging dalam waktu singkat, ciri cirinya adalah sebagai berikut,
ukuran badan ayam pedaging relatif besar, padat, kompak dan daging penuh,
sehingga disebut tipe berat, jumlah telur relatif sedikit, bergerak lambat dan
tenang, biasanya lebih lambat mengalami dewasa kelamin, beberapa jenis ayam
1
pedaging mempunyai bulu kaki dan masih suka mengeram (Rahayu dan Budiman,
2002)
dibudidayakan karena masa panen yang pendek dan relatif mudah dalam
Masalah yang dihadapi sampai saat ini adalah banyak penyakit pada unggas dan
sintetik pada unggas dapat menyebabkan residu zat kimia di dalam tubuh unggas
sistem kekebalan tubuh pada ternak karena pada bahan herbal terdapat kandungan
makanan sumber kolesterol khususnya makanan yang berasal dari ternak unggas.
untuk ayam broiler berupa tumbuhan, kunyit, lengkuas, jahe, bawang putih.
2
manfaat mulai dari akar sampai daun dapat digunakan sebagai obat manusia
broiler
broiler
1.3 Hipotesis
Hipotesis dari penelitian ini adalah
1. Tidak ada pengaruh komposisi ramuan herbal terhadap pertumbuhan ayam
3
1.5 Manfaat Penelitian
4
BAB II
TINJAUN PUSTAKA
dan kelemahan, kelebihannya adalah daging empuk, ukuran badan besar, bentuk
dada lebar padat dan berisi, efisien terhadap pakan cukup tinggi, sebagian besar
dari pakan diubah menjadi daging dan pertumbuhan bobot badan sangat cepat.
cepat, relatif lebih peka terhadap suatu infeksi penyakit dan sulit beradaptasi dan
umur 4-5 minggu dengan bobot badan antara 1,2 – 1,9 kg/ekor yang bertujuan
sebagai sumber daging. Ciri ciri ayam broiler mempunyai tekstur kulit yang
lembut serta tulang dada yang merupakan tulang rawan yang fleksibel. Menurut
menjadi tiga periode berdasarkan umur. Peridoe tersebut dapat dilihat pada tabel
Starter 0-21
Finisher 22-35
5
Tabel 2 Kebutuhan protein ayam broiler pada tiap-tiap periode
Starter 23
Finisher 18
dalam bentuk cair dengan pemberian 2,5 ml/1 air minum, dapat menurunkan
herbal cair ini tidak selamanya harus diberikan setiap hari tetapi juga dapat
dilakukan dua hari sekali. oleh karena itu perlu penelitian pengurangan jenis
bahan ramuan herbal yaitu dari 12 bahan menjadi 7 bahan interval pemberian
yaitu setiap hari dan setiap 2 kali sehari dalam menurunkan kolestrol triliserida
darah broiler.
merupakan tanaman herbal yang termasuk ke dalam antibiotik alami dan tidak
6
meningkatkan bobot badan ayam. Penggunaanya tidak boleh melebihi karena
adanya kandungan minyak atsiri, jadi hal ini disebabkan karena minyak atsiri
mempunyai rasa yang tajam dan bau yang khas sehingga bila digunakan dalam
pegunungan yang cukup mendapat sinar matahari. Batangnya batang semu dan
berwarna putih. Tiap siung terbungkus kulit tipis dan kalau diiris baunya sangat
tajam. Daunnya berbentuk pita (pipih memanjang), tepi rata, ujung runcing,
beralur, panjang 60 cm dan lebar 1,5 cm. Bunganya berwarna putih, bertangkai
antiseptik. Kandungan alicin berkaitan dengan daya anti kolesterol. Zat aktif ini
mencegah penyakit jantung koroner, tekanan darah tinggi dan lain-lain (Hakim,
penelitian Yamada dan Azama (1977), yang menyatakan bahwa selain bersifat
antibakteri, bawang putih juga bersifat anti jamur. Kemampuan bawang putih ini
berasal dari zat kimia yang terkandung di dalam umbi. Komponen kimia tersebut
7
b. Kunyit (Curcuma domestica)
Kunyit merupakan tanaman herbal dan tingginya dapat mencapai 100
cm. Batang kunyit semu, tegak, bulat, membentuk rimpang dan berwarna hijau
berjumlah 3-8, ujung dan pangkal daun runcing, tepi daun rata, pertulangan
rapat, berwarna orange, dan tunas mudanya berwarna putih. Akar serabut
berwarna cokelat muda. Bagian tanaman yang digunakan adalah rimpang atau
bisdesmetoksi kurkumin.
b. Minyak atsiri 2-5% yang terdiri dari seskuiterpen dan turunan fenilpropana
humulen.
8-15 mm. daun bagian tepi rata, berujung runcing, dan berwarna hijau.
8
Mahkotabunga berbentuk tabung kuning kehijauan. Di bagian bibir mahkota
bunga berwarna ungu dengan bintik putih kekuningan. Jahe mengandung minyak
atsiri, gingerol, zingeron, resin, zat pati, dan gula. Rimpang dipakai sebagai obat
batuk, antimual, dan dijadikan minuman pengusir masuk angin dan kembung.
Kandungan dalam jahe merah lebih tinggi dibanding dua macam jahe lainnya.
saluran pernapasan, meredakan batuk (Sandi, 2009). Nursal, dkk. (2006), bahwa
jahe juga mengandung senyawa flavonoid, fenol, terpenoid. Khasiat jahe dapat
merangsang kelenjar pencernaan. Jahe berguna sebagai obat gosok untuk penyakit
encok dan sakit kepala. Minyak atsiri bermanfaat untuk menghilangkan nyeri, anti
beberapa jenis obat, yaitu sebagai obat batuk, obat luka luar dan dalam, melawan
tahunan. Lengkuas yang tumbuh subur dan dapat mencapai ketinggian 1,5-2,5 m.
Lengkuas mengandung minyak atsiri berwarna hijau kekuningan dan berbau khas.
Rasanya pahit dan mendinginkan lidah. Minyak atsiri ini terdiri atas bahan metal
sinamat 48%, cineol 30%, kamfer, d-alfa-pinen, galangin, dan eugenol 4%.
nyeri dada dan meningkatkan nafsu makan. Biji lengkuas juga dapat meredakan
kolik atau perut mulas, diare, dan antimual (Muhlizah, 1999). Lengkuas
9
merupakan tanaman herbal yang berkhasiat menyembuhkan berbagai penyakit
dari tubuh manusia. Khasiat dan kegunaan tanaman herbal lengkuas ini banyak
dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Untuk itu pelestarian dan budidaya tanaman
alpinen kaemferida, galangol, kristal kuning dan asam metil sinamat, serta methyl-
yang lebih mudah untuk memberi gambaran yang jelas mengenai pertumbuhan.
strain ayam, jenis kelamin, dan faktor lingkungan yang mendukung seperti pakan
dan manajemen. Pertumbuhan yang paling cepat setelah menetas sampai umur 4 –
10
dewasa tubuh.Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan adalah galur ayam, jenis
kelamin dan faktor lingkungan yang mendukung (Bell dan Weaver, 2002).
kenaikan bobot badan yang dicapai oleh seekor ternak selama periode tertentu,
bobot badan dan pembentukan semua bagian tubuh secara merata laju
2003).
11
BAB III
METODE PENELITIAN
September tahun 2022 bertempat dikandang ayam milik bapak Saharuddin desa
2. Bahan yang digunakan dalam penelitia ini dapat dilihat pada Tabel 4
Bahan Kegunaan
Pakan Komersial Sebagai pakan ayam
Jahe, kunyit, lengkuas, Sebagai bahan campuran
bawang putih pakan
12
3.3 Metode Percobaan
Penelitan ini menggunakan perancangan percobaan (Experimen Disgn)
denagn kombinasi perlakuan kombinasi pakan komersial dengan pakan herbal
(alami) perlakuan ini terdiri empat (4) perlakua yaitu
A. 100 % Pakan komersil Tanpa bahan ramuan herbal
B. 95 % Pakan Komersil + 5 % Ramuan Herbal
C. 90 % Pakan Komersil + 10 % Ramuan Herbal
D. 85 % Pakan Komersil + 15 % Ramuan Herbal
Ayam yang disiapkan adalah 96 ekor, dengan rincian setiap unit kandang
6 ekor ayam
13
2.Pembuatan Ramuan Herbal
Cara membuat ramuan herbal sebagai campuaran pakan ayam broiler
Jahe, Kunyit,
Lengkuas, Bawang
Putih
dikupas kulitnya
dipotong kecil-kecil
dihaluskan
dikeringkan
herbal kering selanjutnya dicampur dengan pakan komersial sebagai paakn uji.
3. Pakan Uji
Pakan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah pakan komersial yang
dicampur dengan ramuan herbal (kunyit,jahe, bawang putih dan lengkuas) bahan-
bahan tersbut dicuci hingga bersih, kemudian dihaluskan dengan cara di blender.
14
proses penghalusan dipisahkan tiap-tiap bahan atau tidak dicampur. Setalah halus
pakan komersil CP 522 Protein kasar (16-18%), lemak kasar (3-5%), serat kasar
herbal dengan empat perlakuan, yaitu perlakuan A (100 % pakan komersial tanpa
4. Hewan Uji
Ayam yang digunakan dalam penelitian ini adalah ayam ras pedaging berumur 3
minggu disiapkan sebanyak 96 ekor. Sebelum diberikan pakan uji terlebih dahulu
3.4.2 Pelaksanaan
ayam diberi pakan 2 kali sehari yaitu pukul 07.00 dan 17.00 WITA. Pemberian
pakan diberikan sampai kenyang. Pembersihan kandang dilakukan setiap hari agar
sisa pakan dan kotoran bisa dikeluarkan dari kandang. Pencatatan pakan setiap
kali pemberian dan sisa pakan dicatat setiap hari, penimbangan bobot badan
15
3.5 Variabel yang diamati
1. Konsumsi ransum
badan akhir mingguan dengan berat badan awal mingguan dalam g/ekor (Rasyaf,
2003).
3. Konvesri Pakan
16
Data yang diperoleh dianalisis secara sidik ragam (Anova) berdasarkan
Rancangan Acak Lengkap (Steel dan Torrie, 1993). Model matematisnya adalah
sebagai berikut :
Yij = µ + αi + εij
Dimana : Yij = Nilai pengamatan dari hasil perlakuan ke-i, ulangan ke-j
i = 1,2,3,4 (Perlakuan)
j = 1,2,3 (Ulangan)
3.7
17
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Bobot Badan
Hasil perhitungan pertambahan bobot badan ayam broiler selama
18
4.1.3. Konversi Pakan
ULANGA PERLAKUAN
N A B C D TOTAL
1 2.32 2.42 2.33 2.18 9.25
2 2.2 2.33 2.02 2.13 8.68
3 2.67 2.2 2.72 2.84 10.43
4 2.48 2.57 2.26 1.89 9.2
Total 9.67 9.52 9.33 9.04 37.56
Rata-rata 2.42 2.38 2.33 2.26 9.39
4.2 Pembahasan
1. Pertambahan bobot badan
Pada Tabel 6 terlihat bahwa penambahan bobot badan ayam broiler fase
yaitu 897,5 gr, diikuti oleh perlakuan C (90% pakan komersial + 10 % ramuan
herbal) yaitu 860 gr, perlakuan B (95% pakan komersial + 5 % ramuan herbal)
yaitu 835 gr dan perlakuan A (100 % pakan komersial tanpa bahan herbal) yaitu
822,5 gr.
19
Ensminger, et al (1992), menyatakan bahwa pertumbuhan merupakan
suatu proses peningkatan pada ukuran tulang, otot, organ dalam dan bagian tubuh
lainnya yang terjadi sebelum lahir dan setelah lahir sampai mencapai dewasa.
jumlah (hyperlasia) dan pembesaran (hypertropi) dari ukuran sel itu sendiri.
badan ayam broiler fase finisher selama penelitian, Berdasarkan Gambar 1 bahwa
bobot tubuh ayam cenderung mengalami peningkatan dari awal hingga pada kahir
kenyang (tidak makan lagi) setelah itu pemberian dihentikan. Pertambahan bobot
badan ayam antara lain dipengaruhi pemberian pakan yang teratur kemudian
kandungan pakan yang diberikan juga sudah mencakup semua yang dibutuhkan
oleh ternak tersebut. Menurut Ichwan (2003), bahwa secara umum pertambahan
bobot badan akan dipengaruhi oleh jumlah konsumsi pakan yang dimakan dan
broiler mempunyai variasi yang cukup besar, keadaan ini bergantung pada tipe
ayam, jenis kelamin, galur, tata laksana, temperatur lingkungan, tempat ayam
Hasil analisis ragam pemberian herbal sebagai pakan pada ayam broiler
fase finisher terhadap pertambahan bobot badan dapat dilihat pada tabel 9
20
4375
Galat T(r-1) =12 JKG = KTG =
118250 KG/dbg
9854.167
Total Tr-1 JKT
15 131375
herbal (0%, 5%, 10% dan 15%) pada pakan ayam broiler fase finisher tidak
2. Konsumsi Pakan
Pada Tabel 7 terlihat bahwa konsumsi pakan ayam broiler fase finisher
penambahan ramun herbal dalam pakan. Rata-rata konsumsi pakan tertinggi yaitu
gr, diikuti oleh perlakuan C (90% pakan komersial + 10 % ramuan herbal) yaitu
11.880,25 gr dan perlakuan A (100 % pakan komersial tanpa bahan herbal) yaitu
11.865,25 gr.
pada ayam. Menurut Agustina dan Purwanti (2009) kandungan minyak astiri
karbohidrat, lemak minyak dan protein sehingga dapat meningkatkan nafsu makan
21
Peningkatan konsumsi pakan pada ayam sangat berhubungan dengan
dibanding pada perlakuan yang lain, diduga karena efek dari kandungan masing-
masing ramuan (jahe, lengkuas, kunyit dan bawang merah) pada perlakuan
meningkat sehingga bobot badan juga meningkat. Penambahan ramuan herbal cair
dengan 4 bahan masih dapat direspon dengan baik dan cukup efektif untuk
Hasil analisis ragam pemberian herbal sebagai pakan pada ayam broiler
herbal (0%, 5%, 10% dan 15%) pada pakan ayam broiler fase finisher
3. Konversi Pakan
22
Pada Tabel 8 terlihat bahwa rata-rata konversi pakan cenderung
pakan. ayam yang diberi pakan perlakuan A (100 % pakan komersial tanpa bahan
herbal) yaitu 2,42 perlakuan B (95% pakan komersial + 5 % ramuan herbal) yaitu
ragam menunjukkan bahwa pakan uji tidak memberikan pangaruh nyata terhadap
konversi pakan.
ramuan herbal cair tetapi herbal ini cenderung memiliki pengaruh dan
saluran cerna sehingga akan mencegah infeksi oleh bakteri patogen yang
menurunkan populasi bakteri patogen yaitu dengan cara merusak dinding sel
bakteri dan merusak sintesis protein bakteri misalnya kandungan alicin pada
bawang. Ramuan herbal juga mengandung minyak atsiri dan kurkumin yang
23
bahan ransum karbohidrat, lemak dan protein (Winarto, 2003) Antibakteri akan
dapat melisiskan racun yang menempel pada dinding usus, sehingga penyerapan
Hasil analisis ragam pemberian herbal sebagai pakan pada ayam broiler
herbal (0%, 5%, 10% dan 15%) pada pakan ayam broiler fase finisher tidak
24
BAB V
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan maka penelitian dapat disumpulkan
pengaruh nyata kepada konsumsi pakan fase finisher, tetapi tidak memberikan
pengaruh nyata terhadap pertumbuhan bobot badan dan koversi pakan fase
finisher.
5.2 Saran
Saran yang diberikan dalam penelitian ini adalah Perlu dilakukan uji
25
DAFTAR PUSTAKA
Amrullah 2003. Nutrisi Ayam Petelur. Seri Berternak Mandiri. Lembaga Satu
Gunung Budi. BogorRasyaf, 2006).
Agustina, L. 2006. Penggunaan Ramuan Herbal Sebagai Feed Additive untuk
Meningkatkan Performans Broiler. Prosiding Lokakarya Nasional
Inovasi Teknologi dalam Mendukung Usaha Ternak Unggas Berdaya
Saing. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan Balai Penelitian
dan Pengembangan Pertanian Bekerjasama dengan Fakultas Peternakan
Universitas Diponegoro. Semarang. Penerbit Pusat Penelitian dan
Pengembangan Peternakan, Bogor. Hal.47-52.
Agustina. L dan S. Purwanti. 2009. Penggunaan Ramuan Herbal Sebagai Feed
Additive untuk Meningkatkan Performans Broiler. Prosiding Lokakarya
Nasional Inovasi Teknologi Dalam Mendukung Usaha Ternak Unggas
Berdaya Saing. Pusat Penelitian dan Pengmbangan Peternakan, Bogor.
Badan Pusat Statistik, 2022, Produksi Ayam Ras Pedaging Propinsi Sulawesi
Tenggara, sultra bps.go.id. akses 30 Juli 2022
Bell, D. D. and W. D. Weaver, Jr. 2002. Commercial Chicken Meat And Egg
Production. 5th Edition. Springer Science and Business Media Inc. New
York
Ensminger. M.E., Oldfield,J.E and Heinemann, W.W (1992). Feeds and
Nutrition. Edisi Kedua. California: Publishing Company
Gordon, S.H and. D.R. Charles. 2002. Niche and Organic Chicken Products :
Their Technology and Scentifik Principles. Nottingham University Press,
Definitions: III-X, UK.
Hakim. 2008. Antimicrobial effects of Ocimum basilicum (Lamiatae) extract.
Turk Biology Journal. 29:155-160
Ichwan. 2003. Membuat Pakan Ayam Ras Pedaging. Angromedia Pustaka.
Jakarta
Kartasudjana, R. 2005. Manajemen Ternak Unggas. Fakultas Peternakan
Universitas Padjajaran, Bandung
26
Kartasudjana, R. dan E. Suprijatna. 2006. Manajemen Ternak Unggas. Penebar
Swadaya. Jakarta
Muhlizah, F. 1999. Temu Temuan dan Empon Empon Budidaya dan Manfaatnya.
Kanisius, Yogyakarta.
Nursal, Wulandari S., dan Juwita W.S. 2006. Bioaktivitas ekstrak Jahe (Zingiber
officinale Roxb) dalam menghambat pertumbuhan koloni bakteri
Escherichia coli dan bracillus subtilis. Jurnal Biogenesis Vol.2 (2) 6466.
Steel, R.G.D. dan J.H. Torrie. 1993. Prinsip dan Prosedur Statistika. PT.
Gramedia. PustakaUtama. Jakarta.
27
Syamsiah, I. S. dan Tajudin. 2003. Khasiat dan Manfaat Bawang Putih. Jakarta:
Agromedia Pustaka
Wahju. J. 2006 Ilmu Nutrisi Unggas. Edisi kelima. Gadjah Mada University
Press.Yogyakarta
Yamada dan Azama, 1977. Efektifitas Kunyit, Bawang Putih, dan Zink dalam
Pakan Terhadap Aktivitas dan Kapasitas Fagositosis Sel
Polimorfonuklear. Ayam Broiler [Skripsi]. Fakultas Kedokteran Hewan,
Institut Pertanian Bogor.
28