Anda di halaman 1dari 34

SKRIPSI

PENGARUH JUMLAH DAN BENTUK RAMUAN HERBAL SEBAGAI IMBUHAN PAKAN TERHADAP BOBOT KARKAS, LEMAK ABDOMINAL DAN KOLESTEROL DARAH BROILER

Oleh : RIRIN FAUZIAH HARLIN I21108 285

DIBAWAH BIMBINGAN

Prof. Dr. Ir. Laily A. Rotib, M.S Andi Mujnisa S.Pt., MP

JURUSAN NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2012
1

PENDAHULUAN

Latar Belakang Broiler merupakan ayam pedaging yang mengalami pertumbuhan pesat pada umur 1 5 minggu beratnya 1,63 kg. Selanjutnya dijelaskan bahwa broiler yang berumur 5-6 minggu beratnya 1,63-1,77 kg sudah sama besarnya dengan ayam kampung dewasa yang dipelihara selama 8 bulan yang beratnya 1,77. Keunggulan broiler tersebut didukung oleh sifat genetik dan keadaan lingkungan yang meliputi makanan, temperatur lingkungan dan pemeliharaan. Konsumen produk ayam kini semakin selektif dalam memilih karkas khususnya karkas dengan kadar rendah lemak dan kolesterol. Kadar kolesterol dalam daging broiler dapat memberikan dampak negatif bagi kesehatan manusia seperti menyebabkan jantung koroner, obesitas dan hipertensi. Melihat fenomena tersebut maka konsumen cenderung untuk mengkonsumsi suatu produk pangan yang aman untuk dikonsumsi atau dengan kata lain suatu produk hewani yang rendah kadar kolesterol. Upaya menurunkan kolesterol pada ternak terutama pada broiler perlu mendapat perhatian. Ramuan herbal juga diyakini memiliki zat bioaktif yang dapat membunuh bakteri penyakit. Penelitian Agustina, dkk (2010), menunjukkan penggunaan 12 macam ramuan herbal dalam bentuk cair dengan pemberian 2,5 ml/l air minum, dapat menurunkan kolesterol dan trigliserida. Namun, dari 12 bahan ramuan herbal tersebut, terdapat beberapa bahan yang memiliki kandungan zat bioaktif yang sama. Oleh karena itu perlu penelitian pengurangan jenis
2

bahanramuan herbal dalam meningkatkan bobot karkas dan menurunkan kadar lemak serta kolesterol. Penggunaan ramuan herbal dalam bentuk serbuk secara logika akan lebih stabil dan higenis dibanding bila diberikan dalam air minum unggas. Ramuan yang dicampur dalam air minum mudah terkontaminasi lendir yang dikeluarkan dari air liur ayam yang terdapat banyak sumber penyakit pada air minum. Permasalahan Konsumen umumnya lebih selektif memilih karkasnya yang mudah didapat dengan harga yang terjangkau dibandingkan pangan hewani lainnya. Ramuan herbal yang terdiri dari 12 jenis bahan dan 7 jenis bahan berbentuk serbuk dan cair, beberapa bahan diantaranya memiliki kandungan zat bioaktif yang sama, sehingga perlu mengurangi jenis bahan yang sama tersebut, untuk mengefisiensi zat bioaktif ramuan herbal dalam meningkatkan bobot karkas dan menurunkan kadar lemak dan kolesterol broiler. Hipotesis Diduga bahwa dengan pemberian ramuan herbal dalam bentuk cair dan serbuk dengan jumlah bahan tertentu dapat meningkatkan persentase bobot karkas dan menurunkan lemak serta kadar kolesterol broiler. Tujuan dan Kegunaan Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh jumlah dan bentuk ramuan herbal sebagai imbuhan pakan terhadap bobot karkas, lemak dan kolesterol broiler.

Kegunaan penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai ramuan herbal yang dikemas dalam bentuk cair dan serbuk sebagai imbuhan pakan broiler. baik 7 bahan herbal maupun 12 bahan herbal pada ransum

TINJAUAN PUSTAKA

A. Gambaran Umum Broiler Broiler adalah istilah yang biasa dipakai untuk menyebut ayam hasil budidaya teknologi peternakan yang memiliki karakteristik ekonomi dengan ciri khas pertumbuhan yang cepat, sebagai penghasil daging dengan konversi pakan rendah dan siap dipotong pada usia yang relatif muda. Pada umumnya broiler ini siap panen pada usia 28-45 hari dengan berat badan 1,2-1,9 kg/ekor ( Murtidjo, 1987). Broiler adalah istilah untuk menyebut strain ayam hasil budidaya teknologi yang memiliki karakteristik ekonomis, dengan cirri khas pertumbuhan cepat sebagai penghasil daging, konversi pakan irit, siap dipotong pada usia relatif muda, serta menghasilkan kualitas daging berserat lunak (Murtidjo, 1987). Broiler merupakan hasil rekayasa genetika dihasilkan dengan cara menyilangkan strain. Kebanyakan induknya (parent stock) diambil dari Amerika prosesnya sendiri diawali dengan mengawinkan sekelompok ayam dalam satu keluarga, kemudian dipilihlah turunan yang tumbuh paling cepat. Diantara mereka disilangkan kembali.Keturunannya diseleksi lagi, yang cepat tumbuh kemudian dikawinkan dengan sesamanya.Demikian seterusnya hingga diperoleh ayam yang paling cepat tumbuh disebut broiler. Ayam ini mampu membentuk 1 kg daging atau lebih dalam tempo 30 hari, dan bisa mencapai 1,5 kg dalam waktu 40 hari (Indro, 2004).

B. Ramuan Herbal Ramuan Herbal adalah media pengobatan yang menggunakan tanaman dengan kandungan bahanbahan alamiah sebagai bahan bakunya.Penggunaan ramuan tradisional memiliki efek samping negatif yang sangat kecil jika dibandingkan dengan obatobatan medis modern. Hal ini dikarenakan, bahan baku ramuan tradisional sangat alami atau tidak bersifat sintetik. Meskipun demikian, obat herbal tetap harus melewati uji klinis yang sama dengan obatobatan sintetik. Selama mengikuti takaran yang dianjurkan, proses pembuatannya higienis, cara penyimpanan yang baik, maka efek samping negatif ramuan herbal tradisional ini tidak perlu dikhawatirkan (Anonim, 2012a). Agustina (2006), menunjukkan pemberian ramuan herbal (jamu) pada pakan broiler dengan level 2,5 ml/liter air minum adanya penurunan pada konsumsi pakan 404,5 g/ekor/minggu dan tanpa pemberian ramuan herbal 419,0 g/ekor/minggu. Pertambahan berat badan meningkat dari 256,0 g/ekor/minggu tanpa ramuan herbal menjadi 278,8 g/ekor/minggu. Konversi pakan tanpa ramuan herbal 1,63 dan setelah menggunakan ramuan herbal turun menjadi 1,59. Kolesterol menurun setelah pemberian ramuan herbal ( 140 mg/dl menjadi 125 mg/dl untuk dosis 2,50 ml/dl air minum dan 111 mg/dl untuk dosis 5 ml/dl air minum. ( Kenapa Tidak pakai Tabel saja karna susah mengertinya) Zat bioaktif yang umumnya terdapat dalam tanaman herbal yang bersifat antibakteri diantaranya fenol, flavonoid, terpenoid dan alicin.Hal tersebut sejalan dengan pendapat Cowan (1999), bahwa fenol, flavonoid dan terpenoid dapat
6

merusak dinding sel bakteri. Secara umum, mekanisme kerja zat bioaktif dalam herbal sama dengan mekanisme kerja dari antibiotik. Pelczar dan Chan, (1988), melaporkan bahwa mekanisme kerja fenol dalam membunuh mikroorganisme yaitu dengan cara mendenaturasi protein sel dan merusak atau menghambat sintesis membran sel. Begitu pula alicin yang terkandung bawang putih dan bawang merah memiliki kerja yang sama dengan fenol yaitu dapat menekan bakteri patogen dengan merusak membran sel bakteri dan menghambat sintesis protein. ( Harus Bisa menjelaskan mekanisme kerja zat bioaktif ) Mekanisme penurunan kolesterol oleh alisin terjadi melalui penghambatan secara langsung aktivitas enzim HMG-CoA reduktase oleh alisin, penghambatan aktivitas enzim ini menyebabkan tidak terbentuknya mevalonat dari HMG-CoA, mevalonat akan diubah menjadi skualen, lanosterol, dihidrolanosterol, D 8dimetilsterol, 7-dihidrokolesterol dan akhirnya menjadi kolesterol (Wahyono, 1999). Pada dasarnya kolesterol disintesis dari asetil koenzim A melalui beberapa tahapan reaksi. Secara garis besar dapat dikatakan bahwa asetil koenzim A diubah menjadi isopentenil piroposfat dan dimetil pirofosfat bereaksi yang melibatkan beberapa enzim. Selanjutnya isopentenil pirofosfat dan dimetil pirofosfat bereaksi membentuk kolesterol (Poedjiadi, 2007). Ramuan herbal terdiri atas beberapa tanaman herbal yaitu : a. Temulawak (Curcuma xanthorrhiza) Temulawak merupakan tanaman asli Indonesia yang termasuk salah satu jenis temu-temuan atau jahe-jahean. Kandungan kimia rimpang temu lawak
7

dibedakan atas tiga komponen besar, yaitu fraksi pati, fraksi kurkuminoid dan fraksi minyak atsiri (Sidik et. al., 1995 dalam Rahayu dan Budiman 2008). Kandungan minyak atsiri temulawak sekitar 4,6-11% yang berkhasiat sebagai kolagoga yaitu meningkatkan produksi sekresi empedu, menurunkan kadar kolesterol dan mengaktifkan enzim pemecah lemak. Fraksi kurkuminoid yang terkandung dalam tepung temulawak berjumlah 3,16%. Kurkuminoid pada rimpang temulawak terdiri dari dua jenis yaitu kurkumin dan desmetoksikurkumin, mempunyai warna kuning, berbentuk serbuk dengan aroma yang khas, rasa sedikit pahit, tidak bersifat toksik, serta larut dalam aseton, alkohol, asam asetat dan alkali hidroksida (Purgeslove et al, 1981). Selain itu, berdasarkan penelitian, manfaat temulawak kini diketahui juga dapat mengatasi penyakit anemia, menurunkan kolesterol, melancarkan peredaran darah, mengatasi gumpalan darah, mengobati demam, malaria, penyakit campak, mengatasi pegal linu, sakit pinggang, reumatik, mengobati keputihan, ambeien, sembelit, batuk, asma, radang tenggorokan, hingga radang saluran pernapasan, mengobati eksim, jerawat, radang empedu, serta meningkatkan stamina (Anonim, 2012b). b. Bawang Putih (Allium sativum) Bawang putih (Allium sativum) termasuk genus afilum atau di Indonesia lazim disebut bawang putih. Bawang putih termasuk klasifikasi tumbuhan terna berumbi lapis atau siung yang bersusun. Bawang putih tumbuh secara berumpun dan berdiri tegak sampai setinggi 30 -75 cm, mempunyai batang semu yang terbentuk dari pelepah-pelepah daun. Helaian daunnya mirip pita, berbentuk pipih

dan memanjang. Akar bawang putih terdiri dari serabut-serabut kecil yang bejumlah banyak. Selain alisin, bawang putih juga memiliki senyawa lain yang berkhasiat obat, yaitu alil. Senyawa alil paling banyak terdapat dalam bentuk dialil-trisulfida yang berkhasiat memerangi penyakit-penyakit degeneratif dan mengaktifkan pertumbuhan sel-sel baru (Syukur, 2005). Pemberian bawang putih hingga 2,5% dalam ransum ayam broiler dapat meningkatkan konversi pakan, meningkatkan karkas, menurunkan koloni bakteri S. Typhimurium dalam feses dengan tidak mempengaruhi kadar immunoglobulin dalam darah. Dengan demikian, bawang putih ini cukup potensial menjadi alternative suplemen zat antimikroba. Namun, masih perlu dilakukan penelitian lagi sampai sejauh mana bawang putih effektif digunakan dalam pakan broiler (Anonim, 2011c). Rismunandar (1986) menambahkan beberapa komponen kimia lainnya yaitu antihemolitik sebagai antilesu darah, selenium yaitu mikromineral yang dapat menghindarkan penggumpalan darah, antitoksin pembersih darah dan scordinin untuk mempercepat pertumbuhan sel. Manfaat bawang putih antara lain membantu menurunkan kadar kolesterol. Hal ini disebabkan karena adanya zat ajoene yang terkandung di dalamnya, yaitu suatu senyawa yang bersifat antikolesterol dan membantu mencegah penggumpalan darah. Pemberian bawang putih hingga 2,5% dalam pakan ayam broiler dapat meningkatkan konversi pakan, meningkatkan karkas, menurunkan koloni bakteri S. typhimurium dalam feses dengan tidak mempengaruhi kadar immunoglobulin dalam darah (Anonim, 2012d).

c. Bawang Merah (Allium Cepa L) Bawang merah sama dengan bawang putih termasuk dalam herba semusim dengan tinggi sekitar 40-60 cm. Tanaman ini tidak memiliki batang, berumbi lapis, berwarna merah keputih-putihan, berlubang, bentuknya lurus, ujungnya lurus tetapi rata, panjangnya sekitar 50 cm, lebar 0,5 cm, menebal dan berdaging, serta mengandung persediaan yang dilapisi daun sehingga menjadi umbi lapis, daunnya tunggal dan bunga majemuk serta bijinya berbentuk segitiga, berwarna hitam, dan akarnya merupakan akar serabut dan putih. Efek farmakologis yang dihasilkan adalah menurunkan panas, antibakteri, perut kembung, flu, dan panas dingin (Syukur, 2005). Bawang merah mengandung protein serta kaya akan kalsium dan ribovlafin. Bawang merah dewasa mengandung protein 1,2%, lemak 0,1%, serat 0,6%, mineral 0,4%, dan karbohidrat 11,1% per 100 gram (Ahira, 2011). Bawang merah berfungsi membunuh bakteri penyebab penyakit Entamuba coli dan Salmonella. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa bawang merah mampu menurunkan kadar kadar gula dan kolesterol dalam darah. Selain itu bawang merah dapat meningkatkan aktivitas fibriolitik sehingga memperlancar aliran darah. Tidak kalah pentingnya bawang merah dapat memobilisasi kolesterol dari tempat penimbunannya (Anonim, 2012). d. Kunyit (Curcuma domestica) Kunyit dapat meningkatkan kerja organ pencernaan, merangsang dinding kantong empedu mengeluarkan cairan empedu dan merangsang keluarnya getah

10

pankreas yang mengandung enzim amilase, lipase, dan protease yang berguna untuk meningkatkan pencernaan bahan pakan seperti karbohidrat, lemak, dan protein. Kunyit atau Curcuma domestica termasuk salah satu tanaman rempah yang berasal dari wilayah Asia khususnya Asia Tenggara (Anonimd, 2012). Klasifikasi tanaman kunyit berdasarkan penggolongan dan tata nama tumbuhan adalah sebagai berikut : Kingdom Divisio Sub divisi Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Plantarum :Spermatophyta : Angiospermae : Monocotyledone : Zingiberaces : Zingiberaceae : Curcuma : Curcuma domestica

Senyawa yang terkandung dalam tanaman kunyit adalah senyawa kurkuminoid yang memberi warna kuning padan kunyit. Kurkuminoid ini kebanyakan berupa kurkumin yang mempunyai kegunaan sebagai anti oksidan, anti inflamasi, efek pencegah kanker serta menurunkan risiko serangan jantung.Kunyit termasuk tanaman yang mempunyai banyak kegunaan, terutama bagian rimpangnya banyak dimanfaatkan untuk keperluan ramuan obat tradisional, bahan pewarna tekstil dan makananserta kerajinan tangan, penyedap masakan, bumbu, rempah-rempah, dan bahan kosmetik (Anonimd, 2012).

11

Winarto (2003) mengatakan bahwa zat warna kuning (kurkumin) dimanfaatkan untuk menambah cerah atau warna kuning kemerahan pada kuning telur. Kunyit jika dicampurkan pada pakan ayam, dapat menghilangkan bau kotoran ayam dan menambah berat badan ayam, juga minyak atsiri kunyit bersifat antimikroba. Kandungan kimia minyak atsiri kunyit terdiri dari ar-tumeron, dan -tumeron, tumerol, -atlanton, -kariofilen, linalol, 1,8 sineol (Rahardjo dan Rostiana 2005). Kunyit dalam bentuk tepung dapat digunakan untuk mengoptimalkan kerja organ pencernaan karena kunyit yang termasuk tanaman famili Zingiberaceae yang sering digunakan oleh masyarakat untuk meningkatkan nafsu makan dan mengobati kelainan organ tubuh khususnya pencernaan. Jika ditambahkan dalam pakan, kunyit diharapkan dapat meningkatkan kerja organ pencernaan, dan akhirnya berpengaruh terhadap kualitas karkas ayam pedaging. Fungsi kunyit dalam meningkatkan kerja organ pencernaan unggas adalah merangsang dinding kantong empedu mengeluarkan cairan empedu dan merangsang keluarnya getah pankreas yang mengandung enzim amilase, lipase, dan protease yang berguna untuk meningkatkan pencernaan bahan pakan seperti karbohidrat, lemak, dan protein. Disamping itu minyak atsiri yang dikandung kunyit dapat mempercepat pengosongan isi lambung (Anonimd, 2012). e. Jahe (Zingiber officinale) Jahe (Zingiber officinale) adalah tanaman herbal tahunan yang tergolong famili Zingiberaceae, dengan daun berpasang pasangan dua-duanya berbentuk pedang, rimpang seperti tanduk, beraroma. Selama ini di Indonesia, berdasarkan

12

bentuk, warna, dan aroma rimpang serta komposisi kimianya dikenal 3 tipe jahe, yaitu jahe putih besar, jahe emprit dan jahe merah (Rostiana dkk., 2005). Menurut Nursal et. al., (2006) bahwa jahe mengandung senyawa flavonoid, fenol, terpenoid. Khasiat jahe dapat merangsang kelenjar pencernaan. Minyak astiri yang terkandung dalam jahe bermanfaat untuk menghilangkan nyeri, antiinflamasi dan antibakteri. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Mahendra (2005) bahwa rimpang jahe memiliki efek farmakologi seperti melancarkan peredaran darah, anti inflamasi, anti bakteri, melancarkan pengeluaran empedu dan antipiretik.

f. Kencur (Kaempferia galangal L) Kencur merupakan temu kecil yang tumbuh subur di daerah dataran rendah atau pegunungan yang tanahnya gembur dan tidak terlalu banyak air. Jumlah helaian daun kencur tidak lebih dari 2-3 lembar (jarang) dengan susunan berhadapan, tumbuh menggeletak di atas permukaan tanah. Bunga majemuk tersusun setengah duduk dengan kuntum bunga berjumlah antara 4 sampai 12 buah, bibir bunga (labellum) berwarna lembayung dengan warna putih lebih dominan (Anonime, 2012). g. Temu Hitam (Curcuma aeruginoas ROXB) Temu hitam merupakan salah satu obat tradisional yang telah lama dikenal dan dibudidayakan secara luas sebagai bahan baku obat. Curcuma aeruginosa roxburg mengandung curcumin dan minyak atsiri yang dapat digunakan untuk menambah nafsu makan dan memacu pertumbuhan. Bahan-

13

bahan yang terkandung di dalam temu hitam dapat digunakan sebagai feed suplement (feed additif) dalam pakan ayam buras (Gallus domesticus), tepung temu hitam berpengaruh terhadap kesehatan ternak, pertumbuhan, produktivitas, meningkatkan efisiensi pakan dan memperbaiki daya cerna (Anonimf, 2012). Menurut Rukmana (2004), di dalam tepung temu hitam terkandung zat-zat aktif berupa minyak atsiri dan curcumin yang mempengaruhi saluran pencernaan dengan menimbulkan keseimbangan antara peristaltik usus dengan aktivitas absorbsi nutrisi, serta meningkatkan kemampuan metabolisme tubuh ayam sehingga dapat mempengaruhi peningkatan pertumbuhan. h. Temu Kunci (Boesenbergia pandurata ROBX) Temu kunci adalah tanaman sejenis temu- temuan, yang rimpangnya digunakan untuk bumbu masak orang Asia Tenggara. Tanaman herbal temu kunci ini berbeda dengan tanaman herbal temu-temuan yang lain, sebab tumbuhnya vertikal kebawah. Rimpang tanaman herbal ini berguna untuk mengatasi gangguan pencernaan (Faris, 2011). Zat yang terkandung didalam hebal ini adalah sebagai berikut : Minyak asiri (sineol, kamfer, d-borneol, d-pinen, seskuiterpene, zingiberen, kurkumin, zedoarin), rhisoma ; pati (hanya ada sesudah musim kemarau) (Faris, 2012). i. Kemangi (Ocimum sanctum) Kemangi (Ocimum sanctum) merupakan tanaman dengan tinggi 60-70 cm, batang halus dengan daun pada setiap ruas daun berwarna hijau muda, bentuk oval 3-4 cm panjang, berambut halus dipermukaan bagian bawah bunganya berwarna putih, kurang menarik, tersusun dalam tandan, bila dibiarkan berbunga,

14

maka pertumbuhan daun lebih sedikit dan tanaman cenderung cepat menua dan mati, Zat flavonoid seperti orientin dan vicenin di dalam kemangi mampu melindungi struktur sel tubuh. Sedangkan Flavonoid seperti cineole, myrcene dan eugenol mempunyai manfaat sebagai antibiotik alami dan anti inflamasi ( Hayati, 2008). j. Daun Sirih (Piper betle) Tanaman sirih tumbuh memanjat dengan tinggi tanaman mencapai 2-4 m. batang sirih berkayu lunak, berbentuk bulat, beruas-ruas, beralur-alur, dan berwarna hijau abu-abu. Daun sirih tunggal dan letaknya berseling. Bentuk daun bervariasi, dari bundar oval. Ujung daun runcing, bagian pangkal berbentuk jantung atau agak bundar asimetris, tepi dan permukaan rata, dan pertulangan menyirip. Daun sirih berbau aromatis, dan warnanya bervariasi, dari kuning, hijau sampai hijau tua. Bunganya majemuk, berbentuk bulir, dan berwarna kuning atau hijau (Mahendra, 2005). Minyak atsiri dari daun sirih mengandung minyak terbang (betIephenol), seskuiterpen, pati, diatase, gula dan zat samak dan kavikol yang memiliki daya mematikan kuman, antioksidasi dan fungisida, anti jamur. Sirih berkhasiat menghilangkan bau badan yang ditimbulkan bakteri dan cendawan. Daun sirih juga bersifat menahan perdarahan, menyembuhkan luka pada kulit, dan gangguan saluran pencernaan. Selain itu juga bersifat mengerutkan, mengeluarkan dahak, meluruhkan ludah, hemostatik, dan menghentikan perdarahan (Mahendra, 2005).

15

k. Sereh (Adropogon nardus) Menurut Sastroamidjojo (2001), tanaman sereh dapat tumbuh diberbagai tempat, hidp lama, kuat, akar panjang, semacam rumput, mengumpul banyak dan bergelombol. Daunnya panjang, tidak lebar, biru hijau, tepi kasar dan berbau wangi. Tanaman ini juga memiliki bunga yaitu banyak bulir, melengkung dan berkembang.Zat yang terkandung didalamnya Citrol (aldehyda), geraniol, dihydrokuninalkohol, phellandren, d-limonen, dipeten, i-carvon dan citronellae. Bagian tanaman yang digunakan adalah daun. Bahan aktif yang terkandung dalam daun antara lain minyak atsiri sitronelol, geraniol, fenol dan asam organik bebas. Minyak sereh dikenal dengan minyak atsiri berkhasiat sebagai antibakteri dan antijamur (Sarwono, 2010). l. Lengkuas (Alpinia galanga) Lengkuas (Alpinia galanga) merupakan tanaman semak berumur tahunan. Lengkuas yang tumbuh subur dan dapat mencapai ketinggian 1,5-2,5 m. Lengkuas mengandung minyak atsiri berwarna hijau kekuningan dan berbau khas. Rasanya pahit dan mendinginkan lidah. Minyak atsiri ini terdiri atas bahan metal sinamat 48 %, cineol 20 %-30 %, kamfer, d-alfa-pinen, galangin, dan eugenol 3 %-4 %. Khasiat lengkuas dapat menguatkan lambung dan isi perut, memperbaiki pencernaan, mengeluarkan lendir dari saluran pernapasan, mengobati sakit kepala, nyeri dada dan meningkatkan nafsu makan.Biji lengkuas juga dapat meredakan kolik atau perut mulas, diare, dan antimual (Muhlizah, 1999). Lengkuas merupakan tanaman herbal yang berkhasiat menyembuhkan berbagai penyakit dari tubuh manusia.Khasiat dan kegunaan tanaman herbal

16

lengkuas ini banyak dilakukan oleh masyarakat Indonesia.Untuk itu pelestarian dan budidaya tanaman lengkuas harus dipertahankan Anonimg, 2012). C. Bobot Karkas Karkas merupakan berat tubuh ternak potong setelah pemotongan dikurangi kepala, darah serta organ-prgan internal yaitu kaki dan bulu.(Soeparno, 1992). Menurut Murtidjo (1987), karkas broiler adalah daging bersama tulang ayam setelah dipisahkan dari kepala sampai batas pangkal leher, dari kaki sampai lutut serta isi rongga perut. Pertumbuhan komponen karkas diawali dengan pertumbuhan tulang, lalu pertumbuhan otot yang akan menurun setelah mencapai pubertas selanjutnya diikuti pertumbuhan lemak yang meningkat (Soeparno, 1992). Pembentukan tubuh yang terjadi akibat tingkat pertumbuhan jaringan, kemudian akan membentuk karkas yang terdiri dari 3 jaringan utama yang tumbuh secara teratur dan serasi: Jaringan tulang yang akan membentuk kerangka, selanjutnya pertumbuhan otot atau urat yang akan membentuk daging, yang menyelubungi seluruh kerangka, kemudian sesuai dengan pertumbuhan jaringan tersebut, lemak (fat) tumbuh dan cenderung meningkat sejalan dengan meningkatnya bobot badan (Anggorodi, 1990). Wilson (1977) menyatakan bahwa karkas yang baik memiliki banyak jaringan otot dan sedikit mungkin jaringan lemak. Soeparno (1992) menjelaskan faktor yang mempengaruhi bobot karkas broiler adalah genetik, jenis kelamin, fisiologi, umur, berat tubuh dan nutrisi ransum. Sedangkan Menurut Murtidjo

17

(2003), faktor yang mempengaruhi kualitas karkas yaitu pengaruh rasa dan aroma, cacat karkas, cara pemeliharaan, cara pemotongan dan penanganan lepas potong. Hasil penelitian Saenab et. al., (2006) menunjukkan pemberian jamu cenderung meningkatkan persentase karkas akibat pembentukan daging dada pada ayam yang diberi jamu lebih tinggi dari pada perlakuan kontrol. D. Lemak Abdominal Lemak merupakan istilah generik dan sudah umum dimasukkan ke dalam pakan unggas untuk meningkatkan densitas energi dan mengurangi sifat berdebu pada pakan. Tingkat ketidakjenuhan dan panjang rantai mempengaruhi metabolisme, kecernaan dan penyerapan lemak dan akibatnya mempengaruhi nilai ME-nya. Lemak yang berasal dari hewan mempunyai lebih rendah nilai yodium dan lebih tinggi penyerapannya jika dibandingkan dengan minyak yang berasal dari tumbuhan. Menurut Ramdani (2005) penambahan kunyit 0,6% dan temulawak 0,4 serta 0,6% dalam ransum sangat nyata menurunkan kadar lemak abdominal broiler. E. Kolesterol Darah Kolesterol adalah suatu substansi seperti lilin yang berwarna putih, secara alami ditemukan di dalam tubuh kita. Kolesterol diproduksi di hati, fungsinya untuk membangun dinding sel dan membuat hormon-hormon tertentu (Anonim, 2012 e). Kolestrol merupakan salah satu sterol hewani dan menyusun 17%bahan kering otak. Namun, fungsinya dalam tubuh hewan tidak dapat diketahui dengan pasti.Kolestrol dapat disintesa dari asetat dalam bahan asal dari asam kolat,

18

penyusun

asam

empedu.

Kolestrol

berhubungan

erat

dengan

keadaan

aterosklerosis, dimana terdapat penimbunan bahan-bahan mengandung kolestrol pada dinding pembuluh darah yang menyebabkan penyakit jantung. Namun demikian, penting untuk memperkenalkan bahwa kolestrol juga mempunyai peranan yang berguna (amat vital) untuk mempertahankan fungsi tubuh (Tillman, dkk., 1986). Dimana kadar kolesterol darah normal broiler berkisar antara 125200 mg/dl (Mangisah, 2003). Kolesterol karkas broiler dapat diturunkan dengan penambahan kunyit 0,6% dan temulawak 0,6% dalam ransum. Penelitian bawang putih berhasil menemukan dan mengisolasi sejumlah komponen aktif dari bawang putih antara lain allisin; zat aktif yang mempunyai daya bunuh pada bakteri gram positif maupun gram negative dan antiradang; alliin; suatu asam amino antibakteri, dan menurunkan kolesterol darah dan daging broiler (Jaya, 1997). DAPAT MENJELASKAN BAGAIMANA SAMPAI ALISIN DPT MENURUNKAN KADAR KOLESTEROL?????

19

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian direncanakan pada bulan Maret sampai dengan April 2012 di Laboratorium Omnivora/ Unggas Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan Universiatas Hasanuddin, Makassar. Materi Penelitian Penelitian ini menggunakan alat-alat yaitu timbangan, kandang baterai yang terbuat dari besi, tempat makan, tempat air minum, ember, gayung, surat kabar dan lampu pijar 40 watt. Tabel 1. Komposisi Ransum dan Nutrisinya yang Digunakan dalam Percobaan Berdasarkan Hitungan Komposisi Ransum (%) Jenis Pakan Fase Starter Jagung Dedak Padi T. Bulu Unggas Tepung Ikan Bungkil Kedele Bungkil Kelapa Minyak Kelapa Tepung Udang 55 6,5 2 9 13 6 1,5 7 Fase Finisher 58 8 1 8 10 6 2 7

Bahan yang digunakan yaitu broiler umur 1 hari atau day old chik (DOC) sebanyak 100 ekor dengan jenis kelamin campuran (unsexed), molases, EM4, air sumur, 12 ramuan herbal yang terdiri atas temulawak, jahe, sirih, kunyit, bawang

20

putih, kemangi, sereh, bawang merah, kencur, lengkuas, temu hitam dan temu kunci, 7 ramuan herbal yang dikurangi terdiri dari : temulawak, jahe, sirih, kunyit, bawang putih, kemangi dan sereh, Ransum basal terdiri dari jagung kuning, dedak, tepung ikan, tepung bulu, bungkil kelapa, bungkil kedelai, minyak nabati, premix, mineral mix, CaCO3, NaCl. Tabel 2. Kandungan Nutrisi Berdasarkan Perhitungan Kandungn Nutrisi Protein (%) Energi Metabolisme (Kkal/kg) Lemak (%) Serat Kasar (%) Kalsium (%) Posfor (%) Sumber : Fase Starter 22,4 3074,5 4,9 4,5 0,90 0,6 -Ichwan (2003) -Hasil Analisa Proksimat (2012) -Wahyu (1985) Fase finisher 20,27 3121,1 6,265 4,831 0,4005 0,53

Metode Penelitian 1. Pembuatan Ramuan Herbal Dalam penelitian ini terlebih dahulu dibuat ramuan herbal dalam bentuk cair dan serbuk.Cara pembuatan ramuan herbal dalam bentuk cair dan

serbukselengkapnya dijelaskan pada Gambar 1 dan Gambar 2 berikut :

21

0.25 kg tiap bahan dicuci sampai bersih diiris tipis kemudian dihaluskan (blender) 1 Liter Molases + 1 liter EM-4 + Air sumur untuk mengencerkan molases

Masukkan kedalam jergen 20 liter

Campur homogen dan tutup

rapat

Fermentasi selama 2 minggu sampai tidak terbentuk gas. Gas yang terbentuk selama proses dikeluarkan dengan membuka tutup jergen, setelah itu tutup rapat kembali

Ramuan herbal disaring Simpan dalam keadaan anaerob ditempat sejuk dan siap untuk digunakan

Gambar 1.Prosedur pembuatan ramuan herbal dalam bentuk cair( Agustina dkk, 2006).
Masing-masing Bahan Ramuan Herbal Dicuci bersih, dan diiris-iris

Dikeringkan dibawah sinar matahari atau diovenkan pada suhu 60C

Bahan ramuan digiling


hingga halus

Masing-masing bahan ramuan herbal yang telah diserbukkan dicampurkan hingga homogen

Serbuk ramuan herbal

Gambar 2.Pembuatan ramuan herbal dalam bentuk serbuk (Agustina dkk, 2009).

22

2.

Cara Pemeliharaan Broiler dipelihara dari DOC sampai umur 6 minggu diatas kandang panggung

yang terbuat dari Besi dengan ukuran/ unit..??? (brapa ukurannya..??). Perlakuan diberi pada ayam sejak umur 1 hari sampai panen.Sebelum diberi perlakuan, broiler ditimbang untuk mendapatkan berat awal yang homongen sebanyak 100 ekor dan secara acak dimasukkan kedalam petak masing-masing 5 ekor. Pakan dan air minum diberikan secara ad libitum. Ransum basal yang digunakan disusun menurut ransum broiler fase starter Standar SNI (2006). Parameter yang diamati Setelah proses pemeliharaan, pada akhir penelitian dilakukan penimbangan bobot karkas dan mengamati lemak abdominal tiap objek penelitian (broiler) untuk diamati: 1. Persentase Berat Karkas Untuk mendapatkan persentase berat karkas, maka dilakukan penimbangan berat badan akhir pada akhir penelitian dengan mengambil sampel sebanyak 1 ekor dari tiap kandang. Ayam tersebut kemudian dipotong pada vena jugularis dan darah dikeluarkan pada posisi kaki diatas dan kepala dibawah. Setelah darah berhenti mengalir dan ayam tidak bergerak lagi, maka dilakukan perendaman dengan air panas suhu 52-550.Selama 45 detik (metode semiscalding), sehingga bulu ayam dengan mudah dapat dicabut (Murtidjo, 1987). Setelah bulu dicabut, bagian isi rongga perut dikeluarkan serta kepala dan kaki dipotong, karkas yang diperoleh kemudian untuk mengetahui barat

23

karkas.Persentase karkas dihitung dengan rumus menurut Bundy dan Diggins (1960) berikut ini : ( ) ( ) ( )

2.

Persentase berat lemak abdominal Untuk mendapatkan persentase lemak abdominal, bagian dari ayam tadi

yang berupa lemak abdominal (sekitar gizzard/ rempela, usus membentang sampai ischium disektar fabricus dan rongga perut) diperoleh dengan cara memisahkan dari karkas kemudian ditimbang. Penentuan lemak abdominal dihitung menurut Waskito (1981) sebagai berikut : ( ) ( ) ( )

c. Pengukuran Kadar Kolestrol Total Menurut Dachriyanus, dkk (2007), pengukuran kadar kolestrol total

dilakukan dengan menggunakan metode Enzimatik CHOD-PAP dengan cara sebagai berikut : Darah diambil dengan memotong pembuluh darah leher ayam dan ditampung dengan tabung sentrifus. Darah didiamkan selama 15 menit dan disentrifus selama 20 menit dengan kecepatan 3000 rpm. Serum darah dipipet dengan pipet mikro sebanyak 10 l dimasukkan dalam tabung reaksi. Kemudian ditambahkan larutan pereaksi kolestrol sebanyak 1000 l lalu dicampur dengan menggunakan vortex, dan dibiarkan selama 20

24

menit pada suhu kamar. Ukur serapan pada panjang gelombang 500 nm terhadap blanko. Sebagai blanko digunakan pereaksi kolestrol 1000 l dan aquadest 10 l. Untuk larutan standar dipipet 10 l larutan standar kolesterol, dimasukkan dalam tabung reaksi. Kemudian ditambahkan laruran pereaksi kolesterol (reagen) sebanyak 1000 l. Diamkan selama 20 menit pada suhu kamar. Ukur serapan pada panjang gelombang 500 nm. Kadar kolestrol total dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Dimana : C = kadar kolestrol (mg/dl) A = serapan Cst = kadar kolestrol standar (200 mg/dl) Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) (Gasperz, 1991) dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan dimana setiap unit percobaan terdiri dari 5 ekor ayam. Perlakuaannya sebagai berikut : A1 = Pemberian 12 bahan ramuan herbal cair A2 = Pemberian 7 bahan ramuan herbal cair A3 = Pemberian 12 bahan serbuk ramuan herbal A4 = Pemberian 7 bahan serbuk ramuan herbal Pengolahan Data Data yang diperoleh diolah dengan sidik ragam sesuai dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan bantuan software SPSS versi 16. Adapun model matematikanya (Gaspersz, 1991) adalah :

25

Yij = Keterangan : Yij i ij dimana: i = 1,2,3, 4 j = 1,2,3, 4, dan 5

+ i

ij

= Hasil pengamatan dari peubah pada penggunaan ramuan herbal ke-i dengan ke-j = Rata-rata pengamatan = Pengaruh perlakuan ke-i = Pengaruh galat percobaan dari perlakuan ke-i dan ulangan ke-j

26

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Kandungan Zat Bioaktif Ramuan Herbal Tabel 3. Berdasarkan Perbedaan 12 Bahan dengan Tujuh Bahan Ramuan Herbal cair/20 Liter dan Serbuk. Jenis Zat Bioaktif Minyak atsiri Kurkumin Metil cavinol Gingerol Eugenol Sitral A Sitral B Flavonoid 12 ramuan Herbal (gram) 70,10 27,39 6,7 1,99 69,95 35,17 27,25 1,17 7 Ramuan Herbal (gram) 46,42 27,33 6,7 1,99 69,95 35,17 27,25 1,17

Berdasarkan Tabel 3 menunjukkan kandungan zat bioaktif pada ramuan herbal berupa kurkumin, minyak atsiri, metal cavicol, gingerol, eugenol, sitral A, sitral B, flavonoid sebagai quersetin dan alicin. Dari 8 zat bioaktif yang didapatkan minyak atsiri dan kurkumin memiliki kandungan yang berbeda

didalam 12 ramuan herbal maupun 7 ramuan herbal. Kandungan minyak atsiri pada 12 ramuan herbal adalah sebanyak 70,10 gram dan pada 7 ramuan herbal hanya terdapat 46,42 gram minyak atsiri. Sedangkan kandungan kurkumin pada 12 & 7 ramuan herbal masing-masing sebesar 27,39 gram dan 27,33 gram. Minyak atsiri dan kurkumin merupakan zat bioaktif yang paling banyak didapatkan pada ramuan herbal utamanya pada bahan temu-temuan. Selain dari

27

minyak atsiri dan kurkumin, zat bioaktif lainnya menunjukkan kadar yang sama dalam ramuan herbal seperti alicin pada bawang putih dan bawang merah. Sehingga untuk mengetahui secara lebih signifikan kadungan zat bioaktif tersebut 12 ramuan herbal yang di uji dijadikan 7 ramuan herbal. Apa Kalimat Ini!! (bagaimana anda mengurangi apakah untuk mengetahui kandungannya??)

Tabel 4. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka diperoleh hasil Rataan Pertambahan bobot karkas, lemak abdominal dan kolesterol darah broiler dengan pemberian ramuan herbal perekor selama penelitian. Perlakuan Parameter Bobot karkas (%) A1 A2 A3 A4 980,38 69,20287 953,02 953,020 880,54 127,48 978,26 21,247 Lemak abdominal (%) 25,44 9,70917 20,48 6,15362 20,82 9,98359 19,38 9,84312 Kolesterol 106.6 8,96103 103 9,56556

112.8 6,97854 103 17,87456

Keteranagan : A1 A2 A3 A4

: Pemberian Herbal cair 12 bahan : Pemberian Herbal cair 7 bahan : Pemberian Herbal serbuk 12 bahan : Pemberian Herbal serbuk 7 bahan

APakah Bukan Persentase!!! Perlakuan dengan pemberian ramuan herbal dalam bentuk serbuk dan cair serta komposisi 12 bahan dan 7 bahan terhadap pertambahan bobot karkas, lemak abdominal dan kadar kolesterol darah tidak memberi pengaruh yang nyata. Dari/ /bersadarkan Tabel 4 (yang merupakan=tiadakan saja kata ini) /menunjukan hasil pemberian ramuan herbal cair dan serbuk dengan komposisi bahan yang berbeda yaitu 12 bahan dan 7 bahan ramuan. Pada pemberian herbal cair dengan
28

12 bahan ramuan (A1) menunjukkan bobot karkas 980,38, pada pemberian herbal cair 7 bahan (A2) menunjukkan bobot karkas 953,02, sedangkan bobot karkas A3 (880,54) dan A4 (978,26). (Bagaimana cara anda membuat R.Herbal untuk menyamakan antara 12 & 7 bahan) Dalam pengujian lemak abdominal didapatkan penurunan (penurunan

apa..???) pada/dengan/untuk pemberian herbal cair 12 bahan (A1) sebesar 25,44 menjadi 20,45 pada pemberian herbal cair 7 bahan. Sedangkan pada pemberian herbal serbuk 12 bahan (A3) lemak abdominal sebesar 20,82 menurun menjadi 19,38 pada pemberian serbuk herbal 7 bahan ramuan. Pada pemberian 7 herbal cair maupun serbuk didapatkan penurunan kadar lemak abdominal yang lebih baik dari pada 12 ramuan herbal. Hal ini disebabkan karena pada ramuan 7 herbal terdapat temu-temuan seperti kunyit dan temulawak yang zat bioaktifnya dapat memetabolisir lemak didalam tubuh dengan baik sesuai dengan pendapat Widodo (2002). Serta pendapat Rumantyo (1989) menyatakan bahwa temulawak dan kunyit dapat menurunkan lemak karkas dan lemak abdominal dibanding dengan ayam yang tanpa menggunakan ransum tepung kunyit. (BAGAIMANA MEKANISME PENURUNAN LEMAK UNTUK KUNYIT DAN

TEMULAWAK) KALIMAT SANGAT TIDAK DIMENGERTI Kadar kolesterol dalam darah broiler setelah dilakukan pengujian ramuan herbal cair dan serbuk didapatkan untuk A1 106,6, A2 103, A3 112,8, dan A4 103. Dari hasil tersebut menunjukkan pemberian herbal cair dan serbuk 7 bahan ramuan lebih baik dalam menurunkan kadar kolesterol darah hingga 103 mg/dl. Hal ini disebabkan karena pada 7 bahan ramuan herbal mengandung zat bioaktif

29

terutama minyak atsiri dan kurkumin lebih baik dan lengkap dibanding 12 ramuan herbal. Mangisah (2003), menyatakan bahwa penurunan kadar kolesterol darah pada broiler disebabkan karena adanya kandungan zat bioaktif kurkumin dan minyak atsiri dalam ramuan herbal yang dapat meningkatkan produksi dan sekresi empedu. Meningkatnya sekresi empedu ke dalam duodenum serta banyaknya ekskresi asam empedu dan kolesterol dalam feses menyebabkan kolesterol dalam darah dan tubuh berkurang. BAGAIMANA MEKANISME PENURUNAN KOLESTEROL Kesimpulan dan Saran Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan maka dapat disimpulkan bahwa pemberian ramuan herbal dalam bentuk serbuk dan cair tidak memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan bobot karkas, penurunan lemak abdominal dan kolesterol broiler. Tetapi ramuan herbal cair cenderung lebih baik dibandingkan ramuan herbal serbuk. ADA 7 & 12 TERLIHAT DALAM KESIMPULAN

30

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, L. 2006. Penggunaan Ramuan Herbal Sebagai Feed Additive Untuk Meningkatkan Performans Broiler. Prosiding Lokakarya Nasional Inovasi Teknologi dalam Mendukung Usaha Ternak Unggas Berdaya Saing. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Bogor. Ahira, A., 2011. Klasifikasi Bawang Merah. http://www.anneahira.com/klasifikasi -bawang-merah.htm. diakses pada tanggal 3 Maret 2012. Anonim, 2012a.Ramuan Herbal. http://www.multiherbal.net/artikel/arti-ramuanherbal. Diakses pada Tanggal 3 Maret 2012.Makassar. ________, 2012b.Khasiat Temulawak. http://turunberatbadan.com/2228/manfaattemulawak/. Diakses pada Tanggal 3 Maret 2012.Makassar. ________, 2012c. Manfaat Bawang Putih Untuk Mencegah dan Mengobati Penyakit.http://www.forumsains.com/artikel/manfaat-bawang-putihuntuk-mencegah-dan-mengobati-penyakit/. Diakses pada Tanggal 5 Maret 2012.Makassar. , 2012d. Kunyit dan Jahe Baik Untuk Ayam Broiler. http://slamet riyadi0 3.blogspot.com/2009/04/kunyit/dan/jahe/baik/untuk/ayam/broiler.html. Di akses pada Tanggal 5 Maret 2012.Makassar. ________, 2012e. Khasiat Tanaman Kencur. http://safuan.wordpress.com/2007/11 /07/khasiat-tanaman-kencur/. Diakses pada Tanggal 5 Maret 2012.Makassar. ________, 2012f. Menjaga Tingkat Hidup 100% Peternakan Ayam Potong. http:// morindatetra.blogspot.com/. Diakses pada Tanggal 3 Maret 2012.Makassar. ________, 2012g. Lengkuas Sebagai Pengganti Formalin. http://anekaplanta.word press.com/2007/12/25/lengkuas pengganti formalin/. Diakses pada Tangga l 3 Maret 2012. Makassar. Aggorodi, 1990.Ilmu Makanan Ternak Umum. Penerbit.Gramedia, Jakarta. Budy, C.E and R.V. Diggins. 1960. Poultry Production. Prentice Hall Inc Englewood Cliffs. New Jersey. USA. Cowan, M. M. 1999. Plant Product as Antimcrobial Agent. Clinical Microbiology Reviews, p 564-582.

31

Dachriyanus, D. O. Katrin, R. Oktarina, O. Ernas, Suhatri, dan M. H. Mukhtar. 2007. Uji Efek A-Mangostin Terhadap Kadar Kolestrol Total, Trigliserida, Kolestrol HDL, dan Kolesterol LDL Darah. Jurusan Farmasi Fakultas MIPA Universitas Andalas. Padang. Faris, A., 2011. Manfaat dan Khasiat Kunci.http://aghifaris.blogspot.com/2012/02/manfaat-dan-khasiattanaman-herbal-temu.html.Diakses pada tanggal 3 Maret 2012. Temu

Hayati, I. 2008. Manfaat Kemangi. www.blogger.com. Diakses pada Tanggal 3 Maret 2012.Makassar. Ichwan, W.M. 2003. Membuat Pakan Ayam Ras Pedaging. Agromedia Pustaka. Jakarta. Indro, 2004.Serba-serbi Ayam Broiler.www. Republik_on Line ( 3 Maret 2012). Jaya, I.N.S. 1997. Pengaruh penambahan bawangputih (Allium sativum L.) dalam pakan pada kadar kolesterol ayam broiler. Tesis.Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Mahendra, B. 2005.13 Jenis Tanaman Obat Ampuh.Cetakan 1. Penebar Swadaya. Jakarta. Muhlizah, F, 1999. Temu-Temuan dan Empun Budidaya dan Manfaatnya. Kanisius,Yogyakarta. Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Airlangga, Surabaya. Murtidjo, B.A. 1987. Pedoman Beternak Ayam Broiler. Cetakan Pertama. Kanisius, Yoyakarta. Nursal, Wulandari S., dan Juwita W.S. 2006. Bioaktivitas Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roxb.) Dalam Menghambat Pertumbuhan Koloni Bakteri Esche richiacoli Dan Bacillus subtilis. Jurnal Biogenesis Vol. 2 (2) : 6466. Pelczar, M. J., dan E. S. Chan. 1988. Dasar- Dasar Microbiologi. Edisi ke2.Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta. Rahayu, Budiman, 2008. Pemanfaatan Tanaman Tradisional Sebagai Feed Additive dalam Upaya Menciptakan Budidaya Ayam Lokal Ramah Lingkungan. Lokakarya Nasional Inovasi Teknologi Pengembangan Ayam Lokal. Ramdani, D. 2005. Penambahan kunyit (Curcuma domestica, Val.) atau temulawak (Curcuma xanthorriza, Roxb) dalam ransum untukmenurunkan kadar lemak dan kolesterolkarkas broiler. Skripsi.Fakultas PeternakanInstitut Pertanian Bogor.

32

Rostiana, O. Nurliani B dan R. Mono. 2005. Budidaya Tanaman Jahe. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatika. Sirkuler No. 11. Sarwono, B. 2010.Jamu untuk Ternak. Penebar Swadaya. Jakarta. Sastroamidjojo.2001. Obat Asli Indonesia. Cetakan VI. Dian Rakyat, Jakarta. Soeparno.1992. Ilmu Teknologi daginng. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Syukur, C. 2005. Pembibitan Tanaman Obat. Penebar Swadaya. Tillman, Hartadi, Reksohadiprodjo, Prawirakusumo, dan Lebdosoekodjo. 1986. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gajah Mada University Press, Yogyakarta. Wahyono, S. 1999. Bawang putih sebagai penurun kolesterol darah. BulPiogama 1:1-2 Wahyu, J. 1985. Ilmu Nutrisi Unggas. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. Waskito, W. M. 1981. Pengaruh berbagai faktor lingkungan terhadap gala tumbuh ayam broiler. Disertasi. Universitas Padjajaran. Bandung.

33

Tabel 1. Kandungan Nutrisi Bahan Pakan yang Digunakan Dalam Ransum Broiler Bahan Jagung Kuning* Dedak Padi** T.Bulu Unggas* T. Ikan* Bungkil Kedele** Bungkil Kelapa* Minyak Kelapa* Tepung Udang* Protein 9 12 85,7 62 49 21 0 33,21 EM 3430 2958 3469 2930 2330 1860 9000 2900 Lemak 4,1 13 5,4 9 1,5 9,6 99,5 4,4 Serat Kalsium Fosfor Lisin Methionin kasar 2,2 12 0 1 6,5 15 0,5 18,3 0,03 0,12 0,39 5,96 0,11 2,2 0 0 0,29 0,21 0 3,1 0,68 0,62 0 0 0,27 0,77 1,8 5,34 3,07 0,59 0 0 0,3 0,29 0,52 1,98 0,68 0,29 0 0

Sumber : * : Ichwan (2003) ** : Wahyu (1985)

34

Anda mungkin juga menyukai