Pendahuluan
Feed additive atau imbuhan pakan biasa digunakan didalam campuran pakan ternak.
Penggunaan feed additive dimaksudkan untuk meningkatkan produktivitas, kesehatan dan
keadaan gizi ternak. Beberapa jenis Feed additive yang biasa digunakan para peternak ayam
khususnya ayam petelur dan pedaging adalah antibiotika sintetik, enzim, probiotik, asam
organik, flavor dan antioksidan. Antibiotika sintetik adalah jenis feed additive yang paling
banyak digunakan oleh para peternak.
Penggunaan feed additive jenis antibiotik sintetik ini banyak memberikan pengaruh
yang buruk pada produk yang dihasilkan oleh ternak. Salah satunya adalah residu bahan
bahan kimia yang terkandung didalam antibiotik sintetik ini ke dalam produk yang dihasilkan
seperti telur dan daging. Bahan bahan kimia yang teresidu ini sangat berbahaya bagi
kesehatan manusia.
dihambat dan proses selanjutnya mengakibatkan terjadinya kematian kuman (Mursito, 2003).
Kandungan kimia bawang putih per 100 gram bahan, dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Kandungan kimia bawang putih per 100 gram bahan
memberikan pengaruh terhadap konsumsi ransum dan produksi telur yang dihasilkan. Faktor
yang memyebabkan penurunan kadar kolestrol telur ini sama dengan faktor yang
menyebabkan terjadinya penurunan kadar kolestrol pada daging ayam broiler.
Sedangkan pada hasil penelitian yang dilakukan oleh Maryam et al (2003), pemberian
ektrak bawang putih sebanyak 4% pada ransum ayam petelur yang diinfeksi aflaktosin 0,4
mg AFB1/kg BH dapat meningkatkan bobot badan dan produksi telur serta dapat mengurangi
kadar residu aflaktosin pada telur yang dihasilkan. Perbedaan ini mungkin disebabkan oleh
jenis ayam yang digunkan dalam penelitian ini. Untuk penelitian yang dilakukan oleh Sutama
dan Lindawati menggunakan ayam petelur yang sehata tanpa infeksi aflaktosin sedangkan
pada penelitian yang dilakukan oleh Maryam et al menggunakan ayam petelur yang diinfeksi
dengan aflaktosin sehingga menyebabkan respon yang berbeda.
Kesimpulan
Daftar Pustaka
Hidajati, novel. 2005. Peran Bawang Putih (Allium sativum) dalam Meningkatkan kualitas Daging
Ayam Pedaging. Media Kedokteran Hewan Vol. 21, No. 1, Januari 2005: 32-34.
Maryam,R., Y.Sani, S.Juariah, R.Firmansyah, dan Miharja. 2003. Efektivitas Ekstrak Bawang Putih
(Allium Sativum Linn). Dalam Penanggulangan Aflatoksikosis Pada Ayam Petelur. Jurnal
ilmu ternak dan veteriner Vol. 8 No. 4 Th 2003 : 239 - 246.
Muhammad. Z., dan I.A.K. Bintang. Mencapai Bobot Badan Siap Pasar Melalui Penggunaan
Bawang Putih (Allium sativum L) pada Ransum Komersial untuk Ayam Broiler. Jurnal
Indonesia Tropic Animal Agriculture Vol. 32 No. 3 Th 2007: 167 172.
Purwaningsih, E. 2005. Manfaat Bawang Putih.. Ganesa Ecsat, Bandung.
Purwanti,S.2008.Kajian Efektivitas Pemberian Kunyit, bawang putih dan Zink Terhadap Performa,
Kadar Lemak, Kolesterol dan Status Kesehatan Broiler (Tesis). Pascasarjana Institut
Pertanian Bogor, Bogor.
Santosa, H.B. 1991. Bawang Putih. Kanisius, Jakarta.
Sunarto, P., dan B. S. Pikir. 1995. Pengaruh Garlic terhadap Penyakit Jantung koroner. UPF
Kardiologi Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga: Surabaya.
Sutama,S.I.N., dan Sri .A.L. Pengaruh Suplementasi Bawang Putih (Allium sativum L) terhadap
Produksi dan Kandungan Kolestrol Telur Ayam Hysex Brown. Animal Production Vol. 10
No. 3 Th 2005 : 168 -173.
Wiryawan, K. G., S. Suharti dan M. Bintang. 2005. Kajian Antibakteri Temulawak, Jahe dan Bawang
Putih terhadap Salmonella typhimurium serta Pengaruh Bawang Putih terhadap Performans
dan Respon Imun Ayam Pedaging. Media Peternakan Vol. 28, No. 2 Agustus 2005 : 52-62.