Disusun Oleh :
Anisa Puteri
1111016100069
Tujuan
Produk pakan anti bakteri ini bertujuan untuk membuat pakan lebih tahan lama dalam
penyimpanan dan meminimalisir terkontaminasinya pakan dengan bakteri pathogen.
.
Sasaran
Peternak , Masyarakat.
perkembangan kapang yang bisa tumbuh dalam bahan pakan dan menghasilkan senyawa
toksik yang sangat berbahaya jika dikonsumsi oleh ternak. (Syamsu, 2002).
Untuk mengatasi hal tersebut , maka ditemukanlah solusi untuk perbaikan dan
penyempurnaan pakan ternak yakni dengan penambahan bawang putih sebagai antibakteri
untuk menghambat pertumbuhan bakteri dan jamur. Hasil pertanian seperti bawang putih
dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan manusia, bahan baku dalam bidang industri
dan bahan pakan ternak. Bawang putih yang mengadung scordinin dan alisin, di mana
scordinin berperan dalam memberikan kekuatan dan pertumbuhan tubuh. Alisin dikenal
mempunyai daya antibakteri yang kuat, banyak yang membandingkannya dengan penisilin.
Peneliti IPB menunjukkan bahan aktif temulawak (curcumin), jahe (gingerol) dan bawang
putih (allicin) mampu menghambat pertumbuhan bakteri. Oleh Sri Suharti, peneliti muda
dari Depertemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan Institut Pertanian
Bogor (IPB), ketiga bahan tersebut diuji kemampuan antibakterinya pada S. typhimurium.
Kemudian mengkombinasikannya sebagai antibakteri. Sri juga menguji kemungkinannya
sebagai imunostimulan serta pemacu performas pada ayam pedaging dan pemberian serbuk
bawang putih 5% dalam ransum ayam pedaging dapat menurunkan konsumsi ransum.
Bawang putih dengan konsentrasi 2,5% dalam ransum dapat meningkatkan konversi
ransum, meningkatkan karkas serta menurunkan koloni bakteri S.typhimurium dalam feses
tetapi tidakmempengaruhi kadar imunoglobulin darah (Sri Suharti, 2002).
Hasil penelitian tersebut meunjukkan bahwa penambahan bawang putih pada pakan
ternak meningkatkan kualitas ternak dengan menambahkan performa yaitu berta bobot
badan hewan serta menekan angka kematian dengan meningkatkan sistem imunitas ternak.
Denagn begitu , peningkatan kualitas pakan pada hewan ternak maka akanmeningkatkan
kualitas serta kuantitas hewan ternak itu sendiri sehingga dapat memaksimalkan
pemenuhan kebutuhan protein hewani masyarakat.
Metode dan Rancangan Kegiatan
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam kegiatan produksi adalah :
1. Konsumsi ransum (g/ekor)
Dihitung berdasarkan jumlah ransum yang diberikan dikurangi dengan sisa ransum
pada akhir minggu. Penimbangan dilakukan setiap minggu selama penelitian.
2. Pertambahan bobot badan (g/ekor)
Diukur dengan menimbang bobot badan setiap minggunya kemudian dikurangi
dengan bobot badan minggu sebelumnya.
3. Konversi Ransum
Dihitung berdasarkan perbandingan antara ransum yang dikonsumsi dengan
pertambahan bobot badan setiap minggu.
4. Income Over Feed Cost (IOFC)
Yaitu pendapatan yang diperoleh dari berat badan ternak (bobot akhir dikalikan
dengan harga ternak/kg) dikurangi dengan biaya pakan (total konsumsi dikali harga
pakan).
.
Suharno, B. dan Nazaruddin. Ternak Komersial. Jakarta : Penebar Swadaya, , 1994
Suharti, Sri. Pusat Kajian Makanan Minuman dan Obat Tradisonal. Departemen Ilmu
Nutrisi dan Teknologi Pakan. Bogor : Fakultas Peternakan Institut Pertanian, 2002.
Wahyu, J. 1992. Ilmu Nutrisi Ternak Unggas. Yogyakarta : UGM Press. 1992