Disusun oleh :
Anisa Puteri 1111016100069
A. Tujuan
1. Memahami status kawasan konservasi fauna di Taman Nasional Wakatobi
2. Mendeskripsikan status konservasi fauna di Taman Nasional Wakatobi
B. Dasar Teori
Menurut Monitoring & Surveilance Coordinator TNC, Anton Wijonarno, sejak
berstatus taman nasional, Wakatobi terus mengembangkan program konservasi sumber
daya alam. Tujuannya adalah melestarikan kekayaan sumber daya alam flora dan fauna
baik di luar maupun di darat. Berkat keanekaragaman terumbu karang, Wakatobi
memiliki keistimewaan biota laut. Selain berlimpah sumber daya laut, juga berlimpah
flora fauna yang khas.
Dengan dominansi ekosistem mangrove dan laut yang mendominasi maka yang bisa
ditemukan di Tamnas Wakatobi adalah keragaman kerang kerangan, dan ikan. enis biota
yang berasosiasi dengan mangrove yang umum ditemukan adalah bivalvia (tiram),
gastropoda dan crustacea. Kelimpahan organisme ini tergolong rendah.
Beberapa spesies yang terdapat di Taman Nasional Wakatobi termasuk jenis langka
dan terancam punah dengan status dilindungi seperti penyu sisik (Eretmochelys
imbricata),
penyu hijau (Chelonia mydas), ikan Napoleon (Cheilinus undulatus), kepiting kenari
(Birguslatro), kima (Tridacna sp.), lola (Trochus niloticus), duyung (Dungong dugong),
lumba-lumba (Delphinus delphis, Stenella longiotris, Tursiops truncatus) dan cumicumi berbintik hitam. Sementara itu jenis burung laut yang terdapat di TN Wakatobi
seperti angsa batu coklat (Sula leucogaster plotus), cerek melayu (Charadrius peronii),
raja udang erasia (Alcedo anthis). Adapun dari family Cetaceans tercatat beberapa jenis
yang tergolong terancam punah (operation Wallacea, 2003) yaitu seperti paus sperma
(physeter macrocephalus), Paus pemandu sirip pendek (Globicephala macrorhyncus),
paus pembunuh (Orcinus orca), Paus pembunuh kerdil (Feresa attenuata), lumba-lumba
totol (Stenella attenuata), lumba-lumba gigi kasar (Steno bredenensis), lumba-lumba
abu-abu (Grampus griseus), lumba-lumba hidung botol (Tursiops truncatus), dan paus
kepala semangka (Peponocephala electra)
Keanekaragaman jenis ikan di Taman Nasional Kepulauan Wakatobi cukup
tinggi, saat ini lebih dari 500 jenis ikan yang telah teridentifikasi terdapat di Taman
Nasional Wakatobi dan masih banyak yang belum diidentifikasi. Umumnya berukuran
kecil dengan karakteristik pewarnaan yang beragam sehingga dikenal dengan ikan hias.
Kelompok ini umumnya ditemukan melimpah baik dalam jumlah individu maupun
jenisnya serta cenderung bersifat teritorial. Banyak jenis ikan indikator dan ikan target
bernilai ekonomis penting juga beberapa jenis ikan komersial yang selalu diburu seperti
ikan napoleon (Cheillinus undulatus), ikan kerapu (Serranedae), ikan kakap
(Lutjanidae), ikan ekor kuning (Caesionidae), ikan baronang (Siganidae), ikan bibir
tebal (Haemulidae), dll (LIPI, 2006). Tingginya keanekaragaman ikan di Kepulauan
Wakatobi terutama ikan-ikan karang menunjukkan bahwa keadaan karang di Wakatobi
masih baik, beberapa penelitian menunjukkan bahwa banyak ditemukan tempat tempat
pemijahan ikan (breeding site) di daerah terumbu karang.
http://ksdasulsel.org/more-about-joomla/berita-kehutanan/304-wakatobi-segera-jadicagar-biosfir-dunia
C. Data Sekunder
1. Daftar jenis fauna yang dilindungi di Wakatobi berdasarkan statusnya
No.
Nama Spesies
1.
Eretmochelys imbricata
Chelonia mydas
Cheilinus undulatus
4
5
6
Birgus latro
Trochus niloticus
Dugong dugong
Delphinus delphis
Stenella longiotris
Tursiops truncatus
10
11
Charadrius peronii)
Near Threatened
12
Alcedo anthis
Near Threatened
13
physeter macrocephalus
14
Globicephala macrorhyncus
15
Orcinus orca
Feresa attenuata
17
Stenella attenuata
18
Steno bredenensis
19
Grampus griseus
20
21
Tursiops truncatus
Peponocephala electra
a) Kriteria
Perlindungan
Fauna
di
Taman
Nasional
Wakatobi
dan
mengembalikan stok sumber daya yang telah rusak. Dengan kata lain, di wilayah
MPA ( ZI, ZPB dan ZPr ), segala bentuk aktivitas dan kegiatan perikanan tidak
diperbolehkan ( dilarang ) di zona-zona tersebut. Sekedar sebagai informasi, hanya
kegiatan restorasi ( pemulihan sumber daya ) yang boleh dilakukan di ZI, sementara
kegiatan pendidikan dan upacara adat/ budaya/ agama harus mendapatkan ijin dari
pihak yang berwenang. Sedangkan di ZPB, kegiatan yang boleh dilakukan hanya
restorasi ( pemulihan sumber daya ) dan berlayar/ melintas. Untuk kegiatan penelitian,
wisata, pendidikan, dan upacara adat/ budaya/ agama harus mendapatkan ijin.
Sementara di ZPr, kegiatan yang boleh dilakukan yakni berlayar/ melintas, restorasi/
pemulihan sumber daya, pendidikan, dan upacara adat/ budaya/ agama, sedangkan
untuk penelitian dan wisata harus mendapatkan ijin. Baik flora maupun fauna yang
dilindungi diupayakan konservasinya dengan cara ini.
Hasil penelitian yang diterbitkan oleh jurnal ilmiah Science pada tanggal 14
November 2013 yang lalu, telah merilis 78 lokasi penting untuk perlindungan dan
konservasi spesies amfibi, burung dan mamalia. Peneliti telah melakukan evaluasi
terhadap 173.000 kawasan lindung yang berada di daratan yan penting bagi
keanekaragaman hayati global berdasarkan jumlah daftar mamalia, burung dan amfibi
yang terancam.
Dari 137 kawasan lindung di 34 negara yang diidentifikasikan sebagai tidak
tergantikan (irreplaceable) ini, 8 diantaranya terletak di Indonesia. Dalam daftar
yang dikeluarkan ini, Indonesia berada di urutan pertama, diikuti oleh adalah
Venezuela (5 lokasi) dan selanjutnya Brazil, Cina, Kolombia, Meksiko dan Peru
masing-masing memiliki empat lokasi.
Dari delapan wilayah perlindungan yang ada di Indonesia, dua diantaranya
masuk di dalam Situs Warisan Dunia (World Heritage Site) yaitu Taman Nasional
Lorentz di Papua dan Situs Hutan Hujan Tropis Sumatera/ Ekosistem Leuser di
Sumatera. Sedangkan enam sisanya tidak termasuk dalam Situs Warisan Dunia yaitu
SM Karakelang (Sulawesi Utara), TN Lore Lindu (Sulawesi Tengah), TN Manusela
(Seram, Maluku), CA Pulau Yapen Tengah (Papua), TN Siberut (Sumatera Barat) dan
CA Wondiwoi (Papua Barat). Taman Nasional di kawasan lain sama halnya dengan di
Wakatobi yaitu menjadi kawasan koonservasi in isitu dan dengan penetapan zonasi
untuk pengelolaan pelestariannya.
G. Kesimpulan
1. Taman Nasional Wakatobi merupakan salah satu warisan yang ditunjuk sebagai cagar
biosfer karena keragaman jenis ikannya.
2. Taman Nasional Wakatobi memiliki 3 tipe ekosistem , yakni : ekosistem mangrove,
ekosistem pantai dan ekosistem terumbu karang yang mempengaruhi keragaman jenis
ikan.
3. Taman Nasional Wakatobi memiliki 13 jenis ikan yang terancam punah.
4. Upaya perlindungan bagi fauna terlindungi yang dilakukan adalah pembatasan zonasi.
H. Daftar Pustaka
Komdeur, Jam. dkk. Rescue of the Seychelles warbler on Cousin Island, Seychelles:The role
of habitat restoration. London :Elseiver Science Direct. 2010.
Meylan, Anne, B. Donnelly, Marydele. Status Justification for Listing the Hawksbill Turtle
(Eretmochelys imbricata) as Critically Endangered on the 1996 IUCN Red List of Threatened
Animal. Washington DC : Chelonian Research Foundation. 2009.
Pimm, S.L. The Balance of Nature: Ecological Issues in the Conservation for Species and
Communities.Chicago : University of Chicago Press. 1992.
W, N, Witzell. Synopsis of biological data on the hawksbill turtle Eretmochelys imbricata
(Linnaeus, 1766). FAO Fisheries Synopsis 137:1-78. New York : FAO Fisheries. 2009
World Conservation Monitoring Centre . Global Biodiversity: Status of the Earth_s Living
Resources. London : Chapman and Hall. 1992.