Anda di halaman 1dari 10

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/336487172

Correlation between Coral Reef Conditions with The Abundance of Carnivore


Fish in Tomia Island, Wakatobi National Park

Article · June 2014

CITATIONS READS

0 584

3 authors, including:

Syawaludin Alisyahbana Harahap Walim Lili


Universitas Padjadjaran Universitas Padjadjaran
43 PUBLICATIONS   139 CITATIONS    46 PUBLICATIONS   112 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

coastal and marine tourism development View project

Unpad for sustainable small island View project

All content following this page was uploaded by Syawaludin Alisyahbana Harahap on 13 October 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Jurnal Perikanan Kelautan Vol. V No. 1 (2)/Juni 2014 (233-241)

Hubungan Kondisi Terumbu Karang Dengan Kelimpahan Ikan Karnivora Di


Perairan Pulau Tomia Kepulauan Taman Nasional Wakatobi

Corelation Between Coral Reef Conditions With The Abundance Of Carnivore Fish In Tomia
Island, Wakatobi National Park

Khlomeratz Akbar, Syawaludin A. Harahap, dan Walim Lili


Universitas Padjadjaran

Abstrak
Penelitian ini dilakukan di Perairan Pulau Tomia Taman Nasional Wakatobi. Tujuan Penelitian ini untuk menilai
kondisi terumbu karang dan kelimpahan ikan karnivora, serta menganalisis keterkaitan antara kondisi terumbu karang
terhadap kelimpahan ikan karnivora. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei yang dilakukan
di 4 stasiun. Pengamatan kondisi terumbu karang menggunakan metode Point Intercept Transect (PIT) dan pengamatan
ikan karang menggunakan metode Visual Sensus. Analisis yang digunakan adalah analisa kuantitatif dengan melakukan
regresi linear sederhana antara kondisi terumbu karang dan jumlah ikan karnivora. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa persentase tutupan karang hidup di Pulau Tomia berkisar antara 28,33-48,33% serta nilai indeks kematian karang
berkisar antara 0,02-0,16. Ditemukan 9 famili ikan karnivora yaituCaesionidae, Carangidae, Desyatidae, Haemulidae,
Labridae, Lehrinidae, Lutjanidae, Scombridae dan Serranidae. Hubungan kondisi karang hidup dengan kelimpahan ikan
karnivora menunjukkan hubungan yang kuat dengan KD (koefisien determinasi) sebesar 77,9%.

Kata Kunci: Hubungan, Ikan Karnivora, Pulau Tomia, Tutupan Karang Hidup

Abstract
This research was conducted in the waters of Tomia Island, Wakatobi National Park. The purpose of this study
was to assess the condition of coral reefs and an abundance of carnivore fish, as well as analyze the correlation between
coral reefs and carnivore fish. This research used a survey method that has been conducted at 4 stations, observations of
coral reefs using Point Intercept Transect (PIT), and observations of reef fishes using Visual Census method. Analysis
used in this research is a quantitative analysis with simple linear regression between the condition of coral reefs and the
number of carnivore fish. Results shows that the percentage of live coral cover on the island of Tomia ranged from
28.33% to 48.33 % and coral mortality index values ranged from 0.02 to 0.16. There are 9 carnivore fish families found,
which is Caesionidae, Carangidae, Desyatidae, Haemulidae, Labridae, Lehrinidae, Lutjanidae, Scombridae and
Serranidae. Relation coral reef condition with the abundance of carnivore fish show strong relation with KD is 77.9%.

Keyword: Correlation, Live Coral Coverage, Carnivore Fish, Tomia Island

233
Khlomeratz Akbar: Hubungan Kondisi Terumbu Karang Dengan Kelimpahan Ikan Karnivora Di Perairan ...

Pendahuluan dan siklus nutrient (Purwanti 2004). Ketidak


seimbangan populasi ikan karnivora di dalam
Indonesia sebagai Negara kepulauan ekosistem akan berakibat pada menurunnya ikan-
diperkirakan memiliki terumbu karang (coral) ikan herbivora. Sedikitnya ikan herbivora
dengan luas kurang lebih 60.000 km2, yang menyebabkan makroalga menjadi semakin banyak
tersebar luas dari perairan Kawasam Barat dan karang tidak bisa berkompetisi. Ekosistem
Indonesia sampai Kawasan Timur Indonesia terumbu karang akan berubah menjadi ekosistem
(Suharsono 1998). Ekosistem terumbu karang yang didominasi oleh alga dan menurunkan
merupakan bagian dari ekosistem laut yang kesehatan ekosistem terumbu karang. Ekosistem
penting karena menjadi sumber kehidupan bagi yang tidak sehat ini semakin lama akan kehilangan
beraneka ragam biota laut. Di dalam ekosistem sumberdaya ikan. Ikan-ikan karnivor juga makin
terumbu karang ini pada umumnya hidup lebih lama akan kehilangan mangsanya karena jumlah
dari 300 jenis karang, yang terdiri dari sekitar 200 mereka (karnivora) yang semakin banyak dan
jenis ikan dan berpuluh‐puluh jenis moluska, memerlukan mangsa. Ikan-ikan karnivora inipun
crustacea, sponge, alga, lamun dan biota lainnya semakin lama akan semakin berkurang
(Dahuri 1999). populasinya karena ketiadaan mangsa, yaitu ikan
Taman Nasional Wakatobi merupakan kecil ataupun ikan lain yang ada di bawahnya
salah satu Kawasan Pelestarian Alam (KPA) di dalam rantai makanan.
Indonesia, yang bertujuan untuk melestarikan Keterkaitan ikan karnivora dengan kondisi
sumber daya alam hayati dan ekosistemnya, guna terumbu karang dapat diketahui berdasarkan
memenuhi fungsinya sebagai daerah perlindungan persentase tutupan karang dan kelimpahan ikan
sistem penyangga kehidupan, pengawetan karnivora.Berdasarkan pemikiran diatas maka
keanekaragaman jenis flora dan fauna, serta perlu dilakukan pengamatan terumbu karang serta
pemanfaatan bagi kepentingan penelitian, ilmu kelimpahan ikan karnivora di Pulau Tomia,
pengetahuan, pendidikan, pariwisata alam dan Kabupaten Wakatobi untuk mengetahui
rekreasi (Taman Nasional Wakatobi 2010), dan keterkaitan ikan karnivora dengan kondisi terumbu
belum adanya penelitian yang dilakukan tentang karang, melalui penelitian persentase tutupan
kondisi terumbu karang dengan kelimpahan ikan karang dan kelimpahan ikan karnivora. Hal ini
karnivora di Taman Nasional Wakatobi. berguna untuk membantu pengelolaan ekosistem
Interaksi antara ikan karang dengan terumbu karang.
terumbu karang meliputi tiga bentuk
umum.Pertama, interaksi langsung, sebagai tempat
berlindung dari predator atau pemangsa terutama Identifikasi Masalah
bagi ikan-ikan muda.Kedua, interaksi dalam
mencari makanan, meliputi hubungan antara ikan Masalah yang dapat diidentifikasi dalam
karang dan biota yang hidup pada karang terutama penelitian ini adalah bagaimana hubungan kondisi
alga.Ketiga, interaksi tak langsung akibat struktur terumbu karang dengan kelimpahan ikan karnivora
karang, kondisi hidrologi dan sedimen (Choat & di perairan Pulau Tomia Taman Nasional
Bellwood 1991).Tipe pemangsaan yang paling Wakatobi.
banyak di terumbu karang adalah karnivora, yakni
59-70% dari spesies ikan.Ikan herbivora dan
pemakan karang merupakan kelompok besar kedua Tujuan Penelitian
yaitu ±15% dari spesies ikan.Ikan-ikan pemakan
zooplankton memiliki ukuran tubuh yang kecil, Tujuan dari penelitian ini adalah menilai
yaitu ikan dari Famili Clupeidae dan Antherinidae dan menganalisis keterkaitan antara kondisi
(Nybakken 1988). terumbu karang terhadap kelimpahan ikan
Ikan karnivora digolongkan menjadi 3 tipe karnivora di perairan Pulau Tomia.
karnivora, yaitu karnivora pemakan ikan lainnya
(piscivora), pemakan invertebrata dan pemakan
zoobentos.Diantara tiga tipe karnivora tersebut, Kegunaan Penelitian
spesies yang memakan invertebrata dan zoobentos Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat
terlihat lebih umum di banding memberikan informasi mengenai kondisi tutupan
piscivora.Karnivora mempunyai peranan penting terumbu karang dan kelimpahan ikan karnivora.
dalam siklus energi dimana hal tersebut terkait Selanjutnya informasi tersebut dapat dijadikan
dengan struktur fisik terumbu, pola makan ikan sebagai bahan pertimbangan dalam pengelolaan

234
Jurnal Perikanan Kelautan Vol. V No. 2/Juni 2014 (233-241)

dan pemanfaatan ekosistem di kawasan perairan dapat ditarik kesimpulan mengenai kondisi
Pulau Tomia, khususnya pengelola oleh Taman terumbu karang dengan ikan karnivora di perairan
Nasional Wakatobi. Pulau Tomia Taman Nasional Wakatobi.

Kerangka Pemikiran Tempat dan Waktu Penelitian


Terumbu karang merupakan salah satu Lokasi penelitian ini terletak di perairan
ekosistem perairan laut yang memiliki Pulau Tomia Taman Nasional WAkatobi.
produktivitas yang sangat tinggi. Karena itu, Penelitian telah dilaksanakan pada bulan April
terumbu karang merupakan salah satu ekosistem 2013, meliputi pemantauan kondisi awal,
yang menjadi habitat dan aktivitas berbagai biota pengambilan data ikan dan lifeform, dan
laut. Ribuan spesies, baik hewan maupun identifikasi dilakukan secara insitu di lapangan dan
tumbuhan menjadi bagian penting dalam di luar lapangan.
ekosistem terumbu karang.
Kondisi terumbu karang dapat dikaji berdasarkan
nilai persentase penutupan bentuk pertumbuhan Metode Penelitian
(lifeform) koloni penyusun terumbu.Kelimpahan
individu maupun jenis ikan karang berkaitan Metode yang digunakan untuk penelitian
dengan kondisi ekosistem terumbu karang.Asosiasi adalah metode observasi dengan melakukan
antara ikan karang dengan habitanya di terumbu pengamatan langsung di lokasi penelitian, melalui
karang juga berkaitan dengan variabel kualitas survey dan pengumpulan data institusional.Data
lingkungan sekitarnya (Harm et al 2008). yang diambil terdiri dari data primer dan
Choat dan Bellwood (1991) menyebutkan sekunder.Data primer adalah data dari hasil survey
bahwa interaksi yang kuat antara ikan karang dan dan pengamatan pengukuran langsung di lokasi
terumbu karang sebagai habitat tidak hanya pengamatan, sedangkan data sekunder adalah data
dijelaskan dari konteks fisik namun juga melalui yang di dapat dari buku-buku, literatur dan
perilaku makan ikan. Ikan harus makan untuk penelitian sebelumnya.Data yang diambil meliputi
dapat bertahan hidup, dan apa saja yang dimakan pengamatan parameter perairan, tutupan karang
oleh ikan karang merupakan informasi yang hidup, indeks kematian karang dan kelimpahan
penting dalam mempelajari ekologi ikan yang ikan karnivora yang didapat dari hasil pengamatan.
hidup di terumbu karang. Perilaku makan ikan
karang akan memberi pengaruh terhadap
keseluruhan ekosistem terumbu karang. Prosedur Penelitian
Keberadaannya dipengaruhi oleh kondisi Penetuan Lokasi
kesehatan terumbu karang, yang ditunjukkan oleh
persentase penutupan karang hidup (Hutomo Lokasi pengamatan terdiri dari empat
1986). stasiun, tiap statsiun ditentukan menggunakan
Ikan karnivora mempunyai morfologi GPS, sehingga diketahui titik koordinat dari lokasi
untuk makan yang bervariasi, mulai dari mulut tersebut. Sebelum melakukan pengamatan perlu
kecil yang khusus seperti pada spesies Forceps dilakukan survei pendahuluan dengan
Butterflyfish(Forcipiger spp) sampai struktur menggunakan metode observasi renang bebas
mulut yang besar seperti pada spesies Scorpionfish ”free swimming observation”. Dengan melakukan
(Scorpaenidae), Kakap (Lutjanidae) dan Kerapu snorkling untuk memperoleh gambaran secara
(Seranidae). Karnivora mempunyai peranan umum daerah yang akan diambil datanya dan
penting dalam siklus energi (Purwanti 2004). sebaran dasar dalam menentukan letak stasiun
Dengan demikian perlu pemantauan pengamatan yang dianggap dapat mewakili
keberadaannya dengan melakukan penelitian wilayah ekosistem terumbu karang dan
mengenai keterkaitan ikan karnivora dengan kelimpahan ikan karnivora.
kondisi terumbu karang di perairan Pulau Tomia
Taman Nasional Wakatobi. Kelimpahan ikan Pengamatan Tutupan Karang Hidup
karnivora dapat dilihat pada daerah terumbu Pengamatan terumbu karang menggunakan
karang yang diamati.Faktor pembatas pada metode Point Intercept Transect (PIT) Pencatatan
ekosistem dapat dilihat dengan melakukan
pengamatan data fisik kualitas perairan, sehingga

235
Khlomeratz Akbar: Hubungan Kondisi Terumbu Karang Dengan Kelimpahan Ikan Karnivora Di Perairan ...

komponen terumbu karang sepanjang 50 m dan Kelimpahan Ikan Karnivora


diulang sebanyak 3 kali.
Kelimpahan menurut (Brower dan Zar
1977) adalah jumlah individu persatuan luas
Pengamatan Parameter Perairan
atau volume, dengan rumus berikut :
Parameter perairan yang diukur sebagai ∑ ni
faktor pembatas terumbu karang dan ikan Ni =
A
karnivorameliputi suhu, kecerahan, salinitas dan
kecepatan arus. Pengukuran ini dilakukan tepat Keterangan :
pada saat melakukan penyelaman. Pengambilan Ni : Kelimpahan (ind.(m2)-1)
data dilakukan sebanyak tiga kali pengulangan Σni : Jumlah individu yang diperoleh tiap
dengan jeda tiap pengambilan sekitar 5-10 menit. stasiun
Angka yang digunakan adalah angka rata-rata dari A : Luas daerah pengambilan contoh (m2 )
pengambilan data tersebut yaitu nilai tiga kali
pengulangan dijumlahkan kemudian dibagi tiga. Hubungan Kondisi Karang Hidup dengan
Kelimpahan Ikan Karnivora
Pengamatan Ikan Karnivora Untuk melihat hubungan antara persentase
Pengamatan ikan karnivora dilakukan penutupan karang hidup dengan kelimpahan ikan
dengan metode UVC (Underwater Visual Census). karnivora digunakan analisis korelasi
Transek yang digunakan adalah transek garis sederhana.Analisis korelasi digunakan untuk
(Gambar 7) sepanjang 50 meter dengan jarak 2,5 mencari hubungan antara kelimpahan ikan
m ke arah kiri dan 2,5 m ke arah kanan dengan tiga herbivora dengan persentase tutupan terumbu
kali pengulangan tanpa adanya jeda pada garis karang. Nilai korelasi (r) berkisar antara 1 sampai -
transek (English et al. 1997). Untuk mendapatkan 1, nilai semakin mendekati 1 atau -1 berarti
data yang lebih akurat digunakan kamera bawah hubungan antara dua variabel semakin kuat,
air untuk mengambil foto dan merekam video ikan sebaliknya nilai mendekati 0 berarti hubungan
yang sulit untuk diidentifikasi pada saat antara dua variabel semakin lemah. Nilai positif
melakukan penyelaman.Pencatatan data ikan menunjukkan hubungan searah (X naik maka Y
karnivora ini adalah dengan mengidentifikasi naik) dan nilai negatif menunjukkan hubungan
spesies ikan karnivora yang dijumpai. terbalik (X naik maka Y turun).Untuk memperoleh
nilai korelasi sederhana, dapat digunakan rumus
sebagai berikut:
Parameter yang Diukur ∑(xy)
rxy =
√(∑x 2 ∑y 2 )
Persentase Tutupan Karang
Keterangan:
Nilai persentase penutupan karang diperoleh rxy : koefisien korelasi
dari hasil pengukuran Point Intercept Transek ∑(xy) : jumlah persentase tutupan karang hidup
dengan menggunakan rumus (Manuputty dkk. dan kelimpahan ikan
2009). ∑x2 : jumlah persentase tutupan karang hidup
(%)
Jumlah Tiap Komponen
% Tutupan= x 100% ∑y : jumlah kelimpahan ikan karnivora (ind)
2

Total Komponen
Untuk mengetahui besarnya pengaruh tutupan
Indeks Mortalitas karang hidup terhadap kelimpahan ikan karnivora,
Indeks mortalitas merupakan nilai yang di lakukan dengan menggunakan koefisien
digunakan untuk menduga tingkat kesehatan determinasi,
atau kondisi dari ekosistem terumbu karang
dengan perhitungan (Fachrul 2008): KD = r2 x 100%

Analisis dilanjutkan dengan menghitung


% Karang mati persamaan regresinya.Persamaan regresi
MI= digunakan untuk melakukan prediksi seberapa
% Karang Hidup+% Karang Mati
tinggi nilai variabel dependent ikan karnivora bila
nilai variabel independent tutupan karang hidup

236
Jurnal Perikanan Kelautan Vol. V No. 2/Juni 2014 (233-241)

dimanipulasi (dirubah-rubah). Persamaan regresi pula.Hubungan x dan y dikatakan negatif bila


yang digunakan persamaan berikut (Sugiyono kenaikan nilai x mengakibatkan penurunan nilai y.
2011):
Y = a + bx
Keterangan: Hasil dan Pembahasan
Y = Nilai yang bisa diprediksi (ikan karnivora)
x = Nilai variabel independent (Persentase Kondisi Kualitas Perairan
penutupan karang) Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan
a = Konstanta aau bila x = 0 perbedaan parameter fisika-kimia perairan pada
b = Koefisien regresi tiap stasiun pengamatan.
Hubungan x dan y dikatakan positif bila
kenaikan nilai x mengakibatkan kenaikan nilai y

Tabel 1. Parameter fisika-kimia perairan tiap stasiun


Stasiun Pengamatan
Parameter Stasiun Stasiun Stasiun Stasiun
1 2 3 4
Suhu(°C) 29 30 28,5 29
Kecerahan Perairan (%) 100 90 100 100
Salinitas (‰) 31 31,4 32,2 32
Kecepatan Arus
(m.detik-1) 0.04 0.17 0.19 0.17

Kondisi perairan di Pulau Tomia memungkinkan dimana kondisi terumbu karang keras pada setiap
terumbu karang untuk tumbuh optimal dengan stasiun memiliki kategori sedang. Sedangkan
suhu 28,5C sampai 30C, salinitas antara 31‰ kisaran presentase tutupan karang mati di seluruh
sampai 32 ‰, kisaran kecepatan arus antara 0,04- stasiun pengamatan tidak terlalu besar yaitu 1-
0,19 m/s dan memiliki kecerahan 100 %. 5,33%. Presentase tutupan karang lunak berkisar
antara 3-27,33% dan presentase tutupan makroalga
Kondisi Tutupan Karang Hidup berkisar antara 9-18%. Kompenen abiotik berkisar
antara 18,67-24% dan komponen biota lain yang
Kondisi terumbu karang keras hidup pada ditemukan yaitu berkisar antara 1,67-24,33%.
seluruh stasiun berkisar antara 28,33-42,33%

Gambar 1. Persentase Tutupan Substrat Dasar pada Tiap Stasiun

237
Khlomeratz Akbar: Hubungan Kondisi Terumbu Karang Dengan Kelimpahan Ikan Karnivora Di Perairan ...

Indeks Mortalitas didapatkan dari perhitungan data lapangan tiap


stasiun pengamatan didapatkan nilai yang berbeda
Untuk engetahui besarnya rasio kematian
disetiap stasiun. Indeks mortalitas pada semua
karang keras hidup menjadi karang mati digunakan
stasiun menunjukan kisaran 0,02-0.16.
indeks mortalitas.Nilai indeks mortalitas yang

Gambar 2. Indeks Mortalitas Setiap Stasiun.

Kelimpahan Ikan Karang Serranidae. Jenis ikan terbanyak yang ditemukan


adalah famili Lutjanidae sebanyak 8 jenis yaitu
Hasil pengamatan dari empat stasiun
Aprion Virescens, Lutjanus bohar, Lutjanus
ditemukan 731 individu yang terdiri dari 47
ehrenbergii, Lutjanus lunulatus, Lutjanus fulvus,
spesies dari 9 famili ikan karnivora yaitu
Lutjanus rivulatus, Macolor macularis, Macolor
Caesionidae, Carangidae, Desyatidae, Haemulidae,
niger dengan jumlah kelimpahan 282
Labridae, Lehrinidae, Lutjanidae, Scombridae dan
individu.(3000 m2)-1.

Gambar 3. Kelimpahan Ikan Famili Chaetodontidae

238
Jurnal Perikanan Kelautan Vol. V No. 2/Juni 2014 (233-241)

Hubungan Kondisi Karang Hidup dengan Lebih lanjut untuk melihat model hubungan
antara persentase penutupan karang hidup dengan
Kelimpahan Ikan Karnivora
kelimpahan ikan karnivora digunakan regresi
Hubungan kondisi karang hidup dengan linear sederhana.Variabel independent yang
kelimpahan ikan karnivora dihitung menggunakan digunakan dalam analisis regresi yaitu (X)
persamaan Analisis Korelasi Sederhana. Dari hasil Tutupan karang hidup, sedangkan untuk variabel
perhitungan dapat diketahui bahwa terdapat dependent digunakan kelimpahan ikan karnivora.
hubungan positif antara tutupan karang hidup dan Dengan menggunakan persamaan regresi
kelimpahan ikan karnivora. (Lampiran 9), berdasarkan perhitungan ditemukan
Berdasarkan parameter besar kecilnya harga a = -0,282 dan harga b = 1,478 maka
korelasi (Tabel 4) maka koefisien korelasi yang diperoleh model regresi yaitu: y = 1,478x - 0,282
ditemukan sebesar 0,8826 termasuk pada kategori Dapat dilihat juga dari grafik (Gambar 12) dari
tinggi. Analisis korelasi dilanjutkan dengan hasil analisis regresi linier naik ke atas yang
menghitung koefisien determasi (KD), dengan cara menunjukan garis linier memuncak positif
mengkuadratkan koefisien yang ditemukan. Jadi memperlihatkan bahwa semakin tinggi tutupan
KD = r2x100% adalah 0,88262x100% = 77,9%. karang hidup, semakin besar kelimpahan ikan
Hal ini berarti pengaruh karang hidup terhadap karnivora.
kelimpahan ikan karnivora sebesar 77,9% dan
sisanya 22,1% dipengaruhi faktor lain.

Gambar 4. Analisis Regresi Linier antara Hubungan Tutupan Karang Hidup


dengan Kelimpahan Ikan Karnivora

Simpulan berasal dari 10 famili dengan total 732


individu (3000 m2)-1.
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat 3. Tutupan karang hidup di perairan Pulau
disimpulkan bahwa: Tomia dengan kelimpahan ikan karnivora
memiliki hubungan positif dengan
1. Kondisi tutupan terumbu karang hidup di koefisien determinasi sebesar 77,9%.
perairan Pulau Tomia memiliki kriteria Secara keseluruhan semakin tinggi tutupan
sedang dengan presentasi tutupan terumbu karang hidup maka kelimpahan ikan
karang yang diperoleh yaitu sebesar karnivora semakin tinggi dimana ikan
27,33% sampai 41,67% dengan nilai rata- karnivora menjadikan terumbu karang
rata sebesar 35,17% yang termasuk sebagai tempat tinggal dan mencari
kategori sedang. makan.
2. Ikan karnivora yang ditemukan di perairan
Pulau Tomia sebanyak 48 jenis yang

239
Khlomeratz Akbar: Hubungan Kondisi Terumbu Karang Dengan Kelimpahan Ikan Karnivora Di Perairan ...

Saran Faisal, M. 2013. Hubungan Kondisi Karang Hidup


dengan Kelimpahan Ikan Karang Target di
Beberapa hal yang perlu disarankan dari Perairan Pulau Bira Besar Taman Nasional
hasil penelitian ini: Kepulauan Seribu. Skripsi. Universitas
Padjadjaran
1. Berdasarkan hasil penelitian lapangan,
dapat direkomendasikan upaya untuk Hallacher, L.E. .2003. Effects of aquarium
mempertahankan dan meningkatan collectors on coral reef fishes in Kona,
ekosistem terumbu karang di perairan Hawaii. Conserv Biol 17:1759-1768
Pulau Tomia sehingga dapat Harm, J.H., E. Kearns, M.R.Speight. 2008.
meningkatkan kelimpahan ikan karnivora. Differences in coral-reef fish assemblages
2. Perlu penelitian lebih lanjut tentang between mangrove-rich and mangrove-
hubungan kondisi terumbu karang dengan poor islands of Honduras. Proceedings of
kelimpahan ikan karang karnivora pada the 11th Int. coral reefs symposium, Ft.
kedalaman yang berbeda karena penelitian Laud rale, Florida.
hubungan kondisi karang hidup dengan
kelimpahan ikan karnivora ini pada Hutomo M. 1986. Coral reef fish resources and
kedalaman diantara 8 sampai 10 meter, their relation to reef condition: some case
dan ini hanya menggambarkan terhadap studies in Indonesian waters. Biotrop spec.
satu titik kedalaman. publ (19):67-78
Kordi, K.M.G.H, 2010. Ekosistem Terumbu
Karang: Potensi, Fungsi dan Pengelolaan.
Daftar Pustaka Jakarta. Rinela Cipta.
Brower, J.E and J.H. Zar. 1977. Field and Manuputty, A. E. W., dan Djuwariah, 2009. Point
Laboratory Method for General Ecology. Intersept Transect (PIT) untuk
Wm.C Brown Pulb. Duboque: Iowa. Masyarakat. CRITC-COREMAP II –
Choat J.H. and D.R. Bellwood. 1991. The Ecology LIPI. Jakarta.
of Fishes on Coral Reefs. Reef Fishes: McConnaughey, B.H., dan R. Zottoli. 1983.
Their history and evolution. Sale PF. Eds. Pengantar Biologi Laut. The C.V. Osby
Department of Zoology University of New Company. Missouri.
Hamshire Durham.
Nybakken, J. W. 1992. Biologi Laut : Suatu
Dahuri, R. 1999. Kebijakan dan Strategi Pendekatan Ekologis. Gramedia Pustaka
Pengelolaan Terumbu Karang. Lokakarya Utama. Jakarta.
Pengelolaan dan IPTEK Terumbu Karang
Indonesia. Jakarta. Pabundu, T. 2005. Metode Penelitian Geografi.
Bumi Aksara. Jakarta.
Dahuri, R. 2003. Keanekaragaman Hayati Laut.
PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Purwanti, D.R. 2004. Dinamika Struktur
Komunitas Ikan Karang Pada Pagi, Siang
English, S., C. Wilkinson, V. Baker. 1997. Survey dan Sore Hari di Perairan Pulau Payung
Manual For Tropical Marine Resources. Kepulauan Seribu. Institut Pertanian
ASEAN – Australia Marine Science Bogor, Departemen Manajemen Sumber
Project Living Coastal Resources. daya Perairan. Fakultas Perikanan dan
Australia. Ilmu Kelautan. Bogor.
Emor, D. 1993. Hubungan Koresponden Antara Robertson, D.R., 1982. Fish feses as fish food on a
Pola Sebaran Komunitas Karang dan Pacific coral reef. Mar. Ecol. Prog Ser.
Komunitas Ikan Di Terumbu Karang
Pulau Bunaken [Tesis]. Bogor. Program Romimohtarto, K dan Juwana, 2007. Biologi Laut:
Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.95 Ilmu Pengetahuan tentang Biota Laut.
hlm. Djambatan, Jakarta.

Fachrul, M. F. 2008. Metode Sampling Russell, B. C., F.H. Talbot, G.R.V. Anderson, and
Bioekologi. BumiAksara. Jakarta. B. Goldman. 1978. Collection and
sampling of reef fishes. In: D. R. Stoddart

240
Jurnal Perikanan Kelautan Vol. V No. 2/Juni 2014 (233-241)

and R. E. Johannes (eds.), Coral reefs:


research methods. Paris.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Alfabeta. Bandung.
Suharsono, 2008. Jenis-Jenis Karang Di Indonesia.
LIPI. Jakarta.
Taman Nasional Wakatobi. 2010. Statistik Balai
Taman Nasional Wakatobi 2009/2010.
Jakarta.
TERANGI. 2004. Panduan Dasar Untuk
Pengenalan Ikan Karang Secara Visual
Indonesia.
http://www.terangi.or.id/publications/pdf/p
andikan.pdf. diakses tgl 20 November
2013.
TERANGI. 2007. Terumbu Karang dan Karang.
http://www.terangi.or.id/id/index.php?opti
on=com_content&task=view&id=9&Itemi
d=41. diakses tgl 27 September 2013.
TERANGI. 2007. Tentang Terumbu Karang.
http://terangi.or.id/images/coralreefs/polyp
_structure.jpg. diakses tgl 1 Oktober 2013.
TERANGI. 2011. Teknik Identifikasi Ikan Karang
Secara Visual.
http://www.slideshare.net/terangi2011/tek
nik-identifikasi-ikan-karang-secara-visual.
diakses tgl 27 September 2013.
Timotius, S. 2003. Biologi Karang. TERANGI.
Jakarta. www.terangi.or.id.

241

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai