Anda di halaman 1dari 8

Journal Of Marine Research.

Volume 2, Nomor 3, Tahun 2014, Halaman 99-106


Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jmr

Komposisi Isi Lambung Ikan Kembung Lelaki (Rastrelliger Kanagurta)


di Rembang

Mutiara Nurul Fajar Utami*), Sri Redjeki, Endang Supriyantini

Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro
Kampus Tembalang, Semarang 50275 Telp/Fax. 024-7474698
email : Journalmarineresearch@gmail.com

Abstrak
Perairan laut di kabupaten Rembang mempunyai kekayaan sumberdaya jenis ikan dengan hasil
tangkapan yang dominan dan bernilai ekonomis tinggi. Penelitian ini didasarkan pada hasil tangkap Ikan
Kembung yang di daratkan di TPI oleh nelayan yang melakukan penangkapannya di sekitar perairan
Rembang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi isi lambung Ikan Kembung Lelaki
(Rastrelliger kanagurta) yang terdapat di TPI Tasik Agung Rembang, melalui hubungan panjang berat,
analisis makanan dan identifikasi jenis makanannya. Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian
deskriptif, dimana pengambilan sampling berdasarkan metode pertimbangan (purposive sampling
method),dan pengambilan data dengan menggunakan sample survey method. Penelitian dilaksanakan
bulan April – Mei 2013 di TPI Tasik Agung Rembang. Materi yang digunakan adalah 83 sampel ikan
kembung jantan. Sampling Ikan Kembung Lelaki (Rastrelliger kanagurta) dilakukan sebanyak 4 kali yaitu
tanggal 13 April, 27 April, 11 Mei dan 25 Mei 2013. Analisis data berupa analisis hubungan panjang dan
berat,analisis makanan dan identifikasi jenis makanan. Hasil penelitian menunjukkan pertumbuhan ikan
kembung pada bulan April bersifat allometrik negatif yang memiliki nilai slope (b) pada sampling I
sebesar 2,966 dan sampling II sebesar 2,985, dan pada bulan Mei bersifat allometrik positif yang
memiliki nilai slope (b) sebesar 3,251 dan sampling IV sebesar 3,35. Jenis makanan yang paling banyak
ditemukan jenis Paracalanus yaitu 70,85%. Bedasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa Ikan
Kembung Lelaki (Rastrelliger kanagurta) yang didaratkan di pengepul ikan daerah Rembang merupakan
ikan omnivora yang memanfaatkan fitoplankton, zooplankton, sebagai sumber makanan.

Kata kunci : Ikan Kembung Lelaki (Rastrelliger kanagurta), Hubungan Panjang-Berat, Segi Makanan

Abstract
Wealth resource of Rembang waters was over fishing by highly dominant and economic catehed. The
over fishing of Indian Mackerel fish which is landed in Tasik Agung Rembang TPI fish auction Rembang
became the based of this research. The aim of the research was to determine the stomach content
composition of Indian Mackerel fish (Rastrellinger kanagurta) in Tasik Agung Rembang TPI and knew how
correlation between the height and weight and analysis of stomach content composition. The research is
done using descriptive method, where the sample is taken using purporsive sampling method and the
data used by sample survey method. The research held from April to May 2013 at fish auction place of
Tasik Agung Rembang TPI. Eighty three of Indian Mackerel fish (Rastrelliger kanagurta). The sampling
has been on 13th April, 27th April, 11th May, and 25th May 2013. Data analysis is an analyzing of the
correlation between the height and weight and analysis of stomach content composition. The result of
this research shows the growth of the Indian Mackerel fish in April tend to be negative allometric that had
slope value (b) on sampling I for 2,966 and sampling II for 2,985 and in Mei tend to be positive
allometric that had slope value for 3,251 and sampling IV for 3,35. The mostly found type of food is
Paracalaniusfor 70,85%. Based on research, to be concluded that Indian Mackerel fish (Rastrelliger
kanagurta) landed in Rembang is an omnivore type fish which utilize phytoplankton, zooplankton as food
sources.

Keywords : Indian Mackerel fish (Rastrelliger kanagurta), height – weight correlation, food aspect

*) Penulis penanggung jawab

99
Journal Of Marine Research.
Volume 2, Nomor 3, Tahun 2014, Halaman 99-106
Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jmr

Pendahuluan pengelolaan dalam pembatasan


Indonesia memiliki wilayah pantai penangkapan ikan kembung agar
yang sangat luas yang terdiri dari berbagai sumberdaya perikanan tersebut dapat
jenis ekosistem. Wilayah pantai Indonesia dimanfaatkan secara optimum dan tetap
memiliki ekosistem yang berlimpah lestari.
misalnya ekosistem lamun, mangrove dan Saat ini sebagian besar stok ikan
terumbu karang, (Dahuri,2003). kembung tergantung stok di alam,
Kabupaten Rembang yang terletak ketergantungan ini menyebabkan pasokan
diantara 111º00’ - 111º30’ BT dan 6º30’ - ikan kembung tidak menentu. Pada saat
7º60’ LS, yang sebagian wilayahnya musim ikan kembung tiba (Januari – Mei),
merupakan daerah pantai yang membujur keberadaannya sangat melimpah, namun
sepanjang pantura lebih kurang 60 km, saat musim paceklik tiba (Juni –
berpeluang memiliki potensi laut untuk Desember), sedikit sekali bahkan tidak
dikembangkan. Posisi Kabupaten Rembang ditemukan ikan kembung (Bakir,
yang keberadaannya dekat dengan laut ini komunikasi pribadi, 2013). Menurut King
menguntungkan karena mempunyai potensi dan Ilgorm (1989) dalam Effendi (1997),
sumber daya laut yang besar. stok ikan akan terus berkurang karena
Penelitian ini didasarkan pada hasil adanya beberapa faktor seperti
tangkap ikan kembung yang di daratkan di penangkapan yang berlebihan (over
TPI oleh nelayan yang melakukan fishing), aktifitas manusia (pencemaran)
penangkapannya di sekitar perairan dan kerusakan lingkungan habitat ikan.
Rembang. Dengan mencatat setiap ukuran Ikan Kembung merupakan ikan
atau berat, jumlah ikan kembung dan isi pelagis yang hidup di perairan pantai
perut ikan kembung yang ditangkap oleh maupun lepas pantai. Ikan ini hidup
nelayan yang bertujuan untuk mengetahui bergerombol dan masuk ke perairan estuari
apa saja yang dimakan oleh ikan kembung untuk mencari makan berupa plankton,
tersebut. copepoda, dan crustaceae (Moazzam,
Potensi perikanan di kabupaten 2005). Berdasarkan penelitian yang
Rembang hasil tangkap salah satunya ikan dilakukan oleh Luther (1973) dalam
kembung dengan hasil tangkapan yang Burhanuddin et al.,(1984), ikan kembung
dominan dan bernilai ekonomis tinggi, jantan pemakan plankton seperti detritus
maka dibutuhkan suatu pengelolaan yang dan filamenteus algae. Ukuran ikan
tepat terhadap sumberdaya ikan kembung kembung lelaki berkisar antara 184 mm-
sehingga didapatkan pemanfaatan yang 300 mm (18,4 cm – 30 cm) dan ikan
optimal namun tetap memperhatikan kembung lelaki memiliki tapis insang yang
kelestariannya. Untuk itu dengan adanya lebih besar karena plankton yang
pengamatan panjang berat dan kebiasaan dimakannya memiliki ukuran yang besar
makan dapat digunakan sebagai informasi (Nontji, 2005 dalam Astuti 2007).
dasar pemanfaatan dan pengelolaan ikan Ikan ini memiliki bentuk tubuh
kembung khususnya di daerah Perairan seperti torpedo dengan panjang tubuh
Rembang. serta hidup di sekitar dasar perairan dan
Ikan kembung lelaki (Rastrelliger permukaan perairan laut, tergolong ikan
kanagurta) memiliki nilai ekonomis tinggi, pelagis yang menyukai perairan bersalinitas
ikan ini banyak digemari oleh masyarakat tinggi, suka hidup secara bergerombol baik
untuk di konsumsi. Hal ini menyebabkan diperairan pantai maupun dilepas pantai.
semakin tingginya tingkat penangkapan Kebiasaan makanannya adalah memakan
ikan ini. Adanya penangkapan pada ikan plankton besar atau kasar, copepoda dan
kembung yang berlangsung secara terus crustacea (Kriswantoro dan Sunyoto,1986
menerus tanpa adanya pengelolaan yang dalam Sari 2004).
baik dapat mengakibatkan terjadinya Ikan Kembung Lelaki (Rastrelliger
penurunan terhadap jumlah populasinya kanagurta) memiliki genus yang sama
sehingga dapat mempengaruhi populasi dengan ikan Kembung Perempuan
ikan lainnya dalam kaitannya dengan rantai (Rastrelliger brachysoma). Ciri yang
makanan. Oleh karena itu, diperlukan suatu membedakannya adalah adanya satu bintik
100
Journal Of Marine Research.
Volume 2, Nomor 3, Tahun 2014, Halaman 99-106
Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jmr

atau totol hitam dekat sirip dada pada ikan kembung ini perlahan-lahan menghilang
Kembung Lelaki. Selain itu, ikan Kembung (bermigrasi) dari Laut Jawa kemudian
Perempuan memiliki perut yang lebih lebar selang beberapa minggu, ikan kembung
dibandingkan ikan Kembung Lelaki. yang baru, memasuki Laut Jawa dari arah
Panjang tubuh mencapai 35 cm, larva Ikan timur. Musim barat yaitu pada bulan Juni
Kembung memakan fitoplakton seperti sampai September, dinamika stok ikan
jenis diatom laut dan jenis zooplankton kembung yang masuk ke Laut Jawa berasal
kecil seperti ladoceran, ostracods, larva dari Laut Cina Selatan dan Samudra Hindia
polychaetes (Saanin 1984). melalui Selat Sunda.
Ikan kembung termasuk ikan
pemakan plankton. Kebiasaan makanan Materi
ikan kembung yaitu memangsa plankton, Materi penelitian ini adalah 83 ekor
copepod, atau crustacea (Kriswantoro dan Ikan Kembung Lelaki (R. kanagurta) yang
Sunyoto 1986 dalam Sari 2004). Plankton didaratkan di TPI Tasik Agung Rembang.
tersebut disaring dengan tapis insang.
Tapis 7 insang pada ikan Kembung Lelaki Metodelogi Penelitian
lebih besar karena plankton yang Metode Penelitian
dimakannya memiliki ukuran yang lebih Penelitian ini dilakukan dengan
besar, sedangkan pada Kembung metode penelitian deskriptif yaitu penelitian
Perempuan (Rastrelliger brachysoma) yang menelaah secara mendalam suatu
memiliki tapis insang yang halus karena masalah pada waktu dan tempat tertentu,
plankton yang dimakannya berukuran kecil sehingga memberikan gambaran tentang
(Nontji 2005 dalam Astuti, 2007). situsi dan kondisi secara lokal dan hasilnya
Ikan Kembung Lelaki biasanya tidak dapat digeneralisasikan untuk tempat
ditemukan di perairan yang jernih dan agak dan waktu yang berbeda (Hadi, 1979).
jauh dari pantai dengan kadar garam lebih
Metode Pengambilan Sampel
dari 32‰ (Nontji 1993 dalam Syahrir
Pengambilan sampling berdasarkan
2011). Daerah – daerah penyebaran di
metode pertimbangan (purposive sampling
perairan pantai Indonesia dengan
method), yaitu pemilihan sekelompok
konsentrasi terbesar di Kalimantan,
subyek didasarkan atas ciri-ciri tertentu
Sumatra Barat, Laut Jawa, Selat Malaka,
yang dipandang mempunyai kaitan erat
Muna-Buton, arafuru, TL Siam (Direktorat
dengan ciri-ciri yang sudah diketahui
Jendral Perikanan, 1979).
sebelumnya (Hadi,1979). Pengambilan data
Ikan Kembung penyebarannya
dengan menggunakan sample survey
dibagi menjadi dua bagian yaitu
method, yaitu suatu metode yang
penyebaran secara vertikal dan horizontal.
dilakukan dengan mencatat sebagian kecil
Penyebaran secara vertikal dipengaruhi
sampel populasi, dengan harapan hasil
oleh gerakan harian plankton dan
yang diperoleh dapat menggambarkan
mengikuti perubahan suhu, faktor
sifat- sifat organisme yang diteliti (Nazir,
hidrografis dan salinitas air laut, sedangkan
1988).
penyebaran secara horizontal dipengaruhi
oleh arus laut (Burhanuddin, 1984). Pelaksanaan Penelitian
Ikan Kembung Lelaki di Laut Jawa 1. Sampel ikan Kembung Lelaki
mempunyai dua kali musim pemijahan diambil 2 minggu sekali pada bulan
yaitu pada musim barat dari bulan Oktober April – Mei 2013, yaitu pada
sampai Februari dan pada musim timur dari tanggal 13 dan 27 April, 11 dan 25
bulan Juni sampai September Mei 2013 dari pengepul.
(Burhanuddin, 1984). Menurut Hardenberg 2. Dilakukan pengukuran panjang
(1938) dalam Sinaga (2010) ikan kembung total ikan dengan menggunakan
di Laut Jawa dipengaruhi oleh angin musim. penggaris pengukuran dilakukan
Musim angin timur yaitu pada bulan dari bagian terdepan moncong/bibir
Desember sampai Februari sekelompok (premaxillae) hingga ujung ekor
ikan kembung bergerak dari arah Laut Jawa (Caudal fin). Berat ikan ditimbang
menuju 7 arah barat. Kelompok ikan
101
Journal Of Marine Research.
Volume 2, Nomor 3, Tahun 2014, Halaman 99-106
Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jmr

menggunakan timbangan analitik Jika dilinierkan melalui tranformasi


dengan ketelitian 0,01 gram. logaritma, maka diperoleh persamaan
Panjang Total
Log W = log a + b log L

Apabila nilai:
b = 3 maka dinamakan isometrik
b < 3 dinamakan alometrik negatif
b > 3 dinamakan alometrik positif

Perbandingan Jumlah Lambung yang


Gambar 1. Pengukuran Panjang Berisi Makanan dengan Jumlah Total
Total pada ikan Lambung.
secara umum Analisis ini dapat dihitung dengan
3. Sampel ikan Kembung Lelaki (R. menggunakan rumus Romimohtarto dan Sri
kanagurta) kemudian dibedah Juwana (2009). Hubungan dalam % antara
untuk diambil lambungnya, jumlah lambung dengan makanan “i” (ni)
kemudian lambung ikan ditimbang dan jumlah total lambung yang dianalisis
dengan menggunakan timbangan (N)
analitik untuk menghitung berat f = ni / N x 100%
total lambung, lambung dibedah
dibotol sampel dan diawetkan Keterangan :
dengan menggunakan alkohol 70%, f = hubungan dalam % antara
lambung yang telah dikeluarkan jumlah lambung dengan
isinya kemudian ditimbang untuk makanan “i”
menghitung berat lambung kosong. ni = jumlah lambung dengan
4. Isi lambung ikan Kembung Lelaki makanan “i”
(R. kanagurta) diamati dengan N = jumlah total lambung
menggunakan mikroskop dengan
perbesaran 10 X 40 dan Perbandingan Jumlah Jenis Makanan
diidentifikasi jenis makanannya dengan Jumlah Total Makanan dalam
5. Data yang didapat kemudian Lambung.
dianalisis untuk mengetahui jenis Analisis ini dapat dihitung dengan
makanannya. Identifikasi jenis menggunakan rumus Romimohtarto dan Sri
makannya dengan menggukakan Juwana (2009). Hubungan dalam % antara
(Yamaji S,1966). jumlah makanan “i” (ni) dan jumlah total
makanan dalam lambung (Np)
Analisis Data Cn = ni/ Np x 100%
Analisis Hubungan Panjang Berat Ikan
Kembung Lelaki Keterangan :
Analisis data sampel dilakukan Cn = hubungan dalam % antara
dengan mengamati hubungan panjang jumlah makanan “i” dengan
berat ikan, dalam hubungan panjang berat jumlah total makanan dalam
ikan, serta ikan dapat dianggap suatu lambung
fungsi dari panjangnya (Effendie,1997), ni = jumlah makanan “i”
sehingga kita dapat menduga berat ikan Np = jumlah total makanan dalam
melalui panjangnya. Panjang berat ikan lambung
dianalisis melalui model persamaan
Effendie (1997) sebagai berikut:
W = a Lb

keterangan :
W = berat ikan(gram)
a dan b = konstanta
L = panjang ikan (cm)
102
Journal Of Marine Research.
Volume 2, Nomor 3, Tahun 2014, Halaman 99-106
Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jmr

Hasil dan Pembahasan ikan kembung bersifat allometrik negatif


Hubungan Panjang Berat Ikan yaitu pertumbuhan panjang lebih cepat dari
Kembung (R. kanagurta) pertumbuhan berat.

2.5 y = 2.966x - 1.952 2


y = 3.251x - 2.266
R² = 0.955 R² = 0.964

Log Berat (W)


2 1.5
Log Berat (W)

1.5 1
1
0.5
0.5
0
0
1.05
1.15 1.1
1.2 1.25
0 0.5 1 1.5
Log Panjang (L)
Log Panjang (L) Gambar 4. Hubungan Panjang dengan
Gambar 2. Hubungan Panjang dengan Berat Ikan Kembung (R.
Berat Ikan Kembung (R. kanagurta) di TPI Tasik Agung
kanagurta) di TPI Tasik Agung Rembang (Sampling III)
Rembang (Sampling I) Berdasarkan hasil analisis regresi
Berdasarkan hasil analisis regresi linier sederhana antara panjang total dan
linier sederhana antara panjang total dan berat ikan kembung ( R. kanagurta ) dapat
berat ikan kembung ( R. kanagurta ) dapat digambarkan sebagai berikut : sampling III
digambarkan sebagai berikut : sampling I : : Y = 3,251x – 2,266, menunjukkan bahwa
Y = 2,966x – 1,952, menunjukkan bahwa nilai slope (b) pada sampling III sebesar
nilai slope (b) pada sampling I sebesar 3,251 ini menunjukan pola pertumbuhan
2,966 ini menunjukkan pola pertumbuhan ikan kembung bersifat allometrik positif
ikan kembung bersifat allometrik negatif yaitu pertambahan berat lebih cepat dari
yaitu pertumbuhan panjang lebih cepat dari pertambahan panjangnya.
pertumbuhan berat.
2 y = 3.35x - 2.399
2 y = 2.985x - 1.932 R² = 0.939
Log Berat (W)

R² = 0.851 1.5
1.5
Log Berat (W)

1
1
0.5
0.5
0
0
1.151.05 1.2 1.11.25 1.3
1.15 1.051.2 1.1
1.25 1.3 Log Panjang (L)
Log Panjang (L) Gambar 5. Hubungan Panjang dengan
Gambar 3. Hubungan Panjang dengan Berat Ikan Kembung (R.
Berat Ikan Kembung (R. kanagurta) di TPI Tasik Agung
kanagurta) di TPI Tasik Agung Rembang (Sampling IV)
Rembang (Sampling II)
Berdasarkan hasil analisis regresi
Berdasarkan hasil analisis regresi linier sederhana antara panjang total dan
linier sederhana antara panjang total dan berat ikan kembung ( R. kanagurta ) dapat
berat ikan kembung ( R. kanagurta ) dapat digambarkan sebagai berikut : sampling IV
digambarkan sebagai berikut : sampling II : Y = 3,251x – 2,266, menunjukkan bahwa
: Y = 2,985x – 1,932, menunjukkan bahwa nilai slope (b) pada sampling IV sebesar
nilai slope (b) pada sampling II sebesar 3,251 ini menunjukan pola pertumbuhan
2,985 ini menunjukkan pola pertumbuhan ikan kembung bersifat allometrik positif
103
Journal Of Marine Research.
Volume 2, Nomor 3, Tahun 2014, Halaman 99-106
Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jmr

yaitu pertambahan berat lebih cepat dari dengan Jumlah Total Lambung
pertambahan panjangnya. Ikan Kembung (R. kanagurta) di
Kondisi tersebut diperkirakan karena Rembang (f)
adanya faktor ekologis dan biologis,
sebagaimana diungkapkan oleh Merta
(1993), secara ekologis kondisi lingkungan
akan berpengaruh terhadap pertambahan
panjang maupun berat.
Muchlisin (2010) yang menyebutkan
bahwa besar kecilnya nilai (b) juga
dipengaruhi oleh perilaku ikan, misalnya
ikan yang berenang aktif (ikan pelagis)
menunjukkan nilai (b) yang lebih rendah
(b<3) dimana pertumbuhan panjang lebih
cepat daripada pertumbuhan berat, bila
dibandingkan dengan ikan yang berenang
pasif (kebanyakan ikan demersal). Diduga
hal ini terkait dengan alokasi energi yang
Hasil yang didapat menunjukkan
dikeluarkan untuk pergerakan dan
bahwa jenis Ceratium hadir pada semua
pertumbuhan.
sampling dan mendominasi jumlah
Didapatkan hasil analisis hubungan
lambung yang terisi makanan dan total
panjang berat pada bulan April dan Mei
lambung pada sampling I dan II. Jenis
memiliki nilai slope yang berbeda. Pada
Peridinium hadir pada beberapa sampling
bulan April bersifat allometri negatif dengan
dan mendominasi jumlah lambung yang
keadaan bulan purnama (full moon) dimana
terisi dan total lambung pada sampling III,
pasang tertinggi terjadi pengadukan
Jenis Dinophysis hadir pada semua
mineral yang ada dilaut sehingga terdapat
sampling dan mendominasi jumlah
banyak nutrisi yang menyebabkan
lambung yang terisi makanan dan total
zooplankton melimpah, dan pada bulan Mei
lambung pada sampling III, sedangkan
bersifat allometri positif dengan keadaan
jenis Calanus hadir pada semua sampling
bulan baru (new moon) dimana para
dan mendominasi jumlah lambung yang
nelayan menggunakan lampu sebagai
terisi makanan dan total lambung pada
penerang dalam menangkap ikan sehingga
sampling III dan Coscinodiscus hadir pada
memicu zooplankton naik keatas. Secara
semua sampling dan mendominasi jumlah
umum terlihat bahwa fase bulan
lambung yang terisi makanan dan total
mempengaruhi jumlah individu ikan
lambung pada sampling III dan IV, untuk
kembung lelaki yang muncul di lokasi
jenis Thalassionema hadir pada semua
penelitian ini. Hal tersebut diduga karena
bulan dan mendominasi jumlah lambung
adanya pengaruh dari aliran massa air di
yang terisi makanan dan total lambung
area tersebut. Tinggi rendahnya massa air
pada sampling III. Diduga bulan yang tinggi
yang bergerak dan membawa nutrisi dari
dari jenis – jenis makanan ikan kembung
dasar perairan ke permukaan, lokasi
ini disebabkan karena terjadi kelimpahan
dimana ikan kembung lelaki mencari
makanan di alam pada bulan – bulan
makan, hal ini disebabkan perbedaan
tersebut. Hal ini ditunjukan dengan
gravitasi pada setiap fase bulan (Dewar et
banyaknya organisme makanan tertentu
al., 2008; Heighes, 2011 dalam Ichsan,
pada lambung disetiap sampling tersebut.
2013).
Perbedaan urutan jumlah makanan
Perbandingan Jumlah Lambung yang pada tiap kali sampling diduga berkaitan
berisi Makanan Sejenis dengan Jumlah dengan ketersediaan makanan pada suatu
Total Lambung perairan. Effendi (1997) menyatakan
bahwa penilaian kebiasaan makanan
Tabel 1. Perbandingan Jumlah Lambung berkaitan erat dengan ketersediaan
yang berisi Makanan Sejenis (%) makanan di lingkungannya. Menurut

104
Journal Of Marine Research.
Volume 2, Nomor 3, Tahun 2014, Halaman 99-106
Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jmr

Effendie (1997) banyak spesies ikan yang cm membutuhkan lebih banyak makanan
dapat menyesuaikan diri dengan sehingga ada kecenderungan jenis
persediaan makanan yang ada di makanan yang terisi dalam lambung
lingkungannya sesuai dengan musim yang berjumlah banyak dengan Calanus yang
berlaku. Dalam suatu daerah geografis luas menjadi makanannya.
untuk satu spesies ikan yang hidup Berdasarkan jenis pakan yang
terpisah-pisah dapat terjadi perbedaan ditemukan dalam isi lambung ikan
kebiasaan makannya. Perbedaan ini bukan kembung lelaki (R. kanagurta) dapat
untuk satu ukuran saja tetapi untuk semua dijadikan dasar bahwa ikan tersebut
ukuran jenis ikan. Jadi untuk satu spesies termasuk jenis ikan planktivorus yang
ikan dengan ukuran yang sama pada mengkonsumsi jenis plankton yaitu
daerah yang berbeda, dapat berbeda zooplankton.
kebiasaan makannya. Perubahan Penelitian ini menunjukkan bahwa
lingkungan dapat merubah kebiasaan komposisi isi lambung ikan kembung
makan ikan, dimana apabila terjadi sebagian besar adalah zooplankton. Hal ini
perubahan lingkungan dapat menyebabkan disebabkan di perairan jenis makanan dan
perubahan ketersediaan makanan di zooplankton melimpah diperairan. Hal ini
lingkungan perairan tersebut sehingga seperti dikatakan Effendie (1979) bahwa
memaksa ikan tersebut untuk mengubah walaupun besar jumlah satu jenis makanan
kebiasaan makan ikan agar tetap bertahan tetapi ukurannya kecil sehingga belum bisa
hidup. dikatakan sebagai makanan ikan tersebut.
Apabila salah satu macam organisme
Perbandingan Jumlah Jenis Makanan makanan oleh ikan terdapat banyak dalam
dengan Jumlah Total Makanan dalam suatu perairan , belum tentu menjadi
Lambung bagian terpenting dalam susunan diet ikan.
Tabel 2. Perbandingan Jumlah Jenis Kadang – kadang ikan selektif terhadap apa
Makanan dan Jumlah Total yang dimakannya. Morfologi bentuk mulut
Makanan (%) dalam Lambung juga mempengaruhi makanan yang akan
Ikan Kembung (R. kanagurta) di dimakan oleh ikan.
Rembang (Cn)
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian dapat
disimpulkan bahwa komposisi isi lambung
ikan kembung didominasi oleh jenis
zooplankton yaitu Paracalanus sedangkan
jenis fitoplankton yaitu Thalassionema
dijumpai dalam jumlah lebih sedikit.
Analisis data yang ada menunjukan bahwa
ikan kembung (Rastrelliger kanagurta)
merupakan ikan planktivorus yang
memanfaatkan fitoplankton dan
zooplankton, sebagai sumber makanan.
Hasil penelitian 83 sampel Ikan
Kembung Lelaki (Rastrelliger kanagurta)
dari perairan sekitar Rembang didapat nilai
Hasil yang didapat menunjukkan hubungan panjang berat ikan kembung
bahwa jenis makanan ikan kembung lelaki jantan pada bulan April bersifat allometrik
yang didapat yaitu jenis Calanus negatif yang memiliki nilai slope (b) pada
mendominasi jumlah makanan dan total sampling I sebesar 2,966 dan sampling II
makanan dalam lambung selama bulan sebesar 2,985, dan pada bulan Mei bersifat
pengamatan, dengan jumlah tertinggi pada allometrik positif yang memiliki nilai slope
sampling IV dengan nilai 35,23%. Diduga (b) sebesar 3,251 dan sampling IV sebesar
karena pada bulan Mei ikan kembung 3,35. Kisaran panjang total 11,0-21,99 cm
dengan kisaran kelas panjang 11,0-21,99 dan kisaran berat 16,0-103,99 gram.
105
Journal Of Marine Research.
Volume 2, Nomor 3, Tahun 2014, Halaman 99-106
Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jmr

Kisaran panjang yang paling banyak Ichsan, M. 2013. Pengaruh klorofil-a


tedapat pada kisaran 14-14.99 cm, untuk terhadap kemunculan Pari Manta di
kisaran berat paling banyak terdapat pada Perairan Karang Makassar Taman
kisaran 27-37.99 gram. Nasional Komodo Nusa Tenggara
Timur. Jurnal Perikanan dan
Ucapan Terima kasih Kelautan, (Submitted paper).
Penulis menyampaikan terimakasih
Merta, I.G.S. 1993. Hubungan Panjang
kepada Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu
Berat dan Faktor Kondisi Ikan
Kelautan beserta jajarannya. Bapak Subakir
Lemuru (Sardinella lemuru) Bleeker,
selaku Kepala TPI Tasik Agung Rembang
1953 dari Perairan Selat Bali. Jun.
dan seluruh jajarannya yang membantu
Pen. Per. Laut (73) : 35-44.
saya di lapangan.
Muchlisin, Z.A. 2010. Diversity of freswater
Daftar Pustaka fishes in Aceh Province, Indonesia
with emphasis on several biological
Astuti. 2007. Pendugaan beberapa aspects of the Depik (Rasbora
Parameter Biologi Ikan Kembung tawarensis) an endemic Species in
Lelaki (Rastrelliger kanagurta) yang Lake Laut Tawar. Disertasi Ph.D
di Daratkan di TPI Muara Angke, Universiti SainsMalaysia, Penang.
Jakarta Utara. [skripsi]. Departemen Moazzam M, Osmany HB, and Zohra K.
Manajemen Sumberdaya Perairan. 2005. Indian Mackerel (Rastrelliger
Fakultas Perikanan dan Ilmu kanagurta). Some Aspects of Biology
Kelautan. Intitut Pertanian Bogor. and Fisheries. Journal Marine
Bogor. Fisheries 16: 58-75.
Burhanuddin S, Martosewojo S, Adrim, dan Nazir. 1988. Metode Penelitian. Ghalia
Hutomo M. 1984. Sumberdaya Ikan Indonesia, Jakarta, 622 hlm.
Kembung. Jakarta: Lembaga
Romimohtarto, K dan S. Juwana, 2009.
Oseanologi Nasional-LIPI.
Biologi Laut Ilmu Pengetahuan Tentang
Dahuri, R.J. Rais, S.P. Ginting, dan M.J. Biota laut. Jakarta: Djambatan. 367 hal.
Sitepu. 1996. Pengelolaan Wilayah
Saanin, H. 1984. Taksonomi dan Kunci
Pesisir dan Lautan Secara Terpadu.
Identifikasi Ikan. Jilid I dan II. Bina
PT. Pradnya Paramita, Jakarta.
Cipta. Bandung.
Direktorat Jenderal Perikanan. 1979. Buku
Sari R. 2004. Pendugaan Potensi Lestari
Pedoman Pengenalan Sumber
dan Penangkapan Ikan Kembung di
Perikanan Laut. Bagian I : Jenis-
Perairan Lampung Timur. [skripsi].
jenis ikan Ekonomis Penting.
Departemen Pemanfaatan Sumberdaya
Direktorat Jenderal Perikanan,
Perikanan. Institut Pertanian Bogor.
Departemen Pertanian, Jakarta, Hlm
Bogor.
124-125.
Sinaga P. 2010. Dinamika Stok dan Analisis
Effendie, M. I. 1979. Metoda Biologi
Bioekonomi Ikan Kembung Lelaki
Perikanan, Edisi 1. Yayasan Dewi
(Rastrelliger kanagurta) di TPI
Sri, Bogor, 112 hlm.
Blanakan, Subang, Jawa Barat.
_________, 1997. Biologi Perikanan. [skripsi]. Departemen Manajemen
Yayasan Pustaka Nusantara, Sumberdaya Perairan. Fakultas
Yogyakarta, 163 hlm. Perikanan Dan Ilmu Kelautan. Intitut
Effendie, M. I. 2002. Biologi Perikanan. Pertanian Bogor. Bogor.
Yayasan Pustaka Nusatama, Yamaji, I. 1966. Illustration of the Marine
Yogyakarta, 157 hlm. Plankton of Japan. Osaka, Japan:
Hadi, S. 1979. Statistik. Cetakan ke 14. Hoikush.
Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi
UGM, Yogyakarata. 5Hlm.

106

Anda mungkin juga menyukai