Abstract
The geographical condition of South Borneo was dominated by wetland. The potential wetland in Tabanio coastal areas
is abundant, one of potential coastal area is the fish species. Most of the local peoples work as fishermen. The existence
of fish to balance the sustainability of coastal ecosystem and become a source of livelihood for fishermen. The objective
of the research is to identify the fish spesies of caught fishermen in Tabanio coastal areas. There is no data before
about the fish species in Tabanio coastal areas. The samples collected were all caught by fishermen using cast net in
zones with a maximum depth of 5 meters. The result of identification found 15 species of coastal fish. The fish spesies is
Syanptura albomaculata, Sardinella fimbriata, Caranx tille, Takifugu oblongus, Lutjanus coeruleolineatus,
Scomberomorus commerson, Lycengraulis grossidens, Megalaspis cordyla, Eleutheronema tetradactylum, Dussumieria
acuta, Hexanematichtys sagor, Plotosus canius, Trichiurus lepturus, Mugil sp., Panna sp.
2. METODE
Foto: A. Misniyati
Observasi dan wawancara kepada nelayan Gambar 1. Tapal-tapal nabi (Synaptura albomaculata)
dilakukan di pantai Tabanio, Kecamatan Takisung,
Kabupaten Tanah Laut pada bulan Juli 2017. Alat Tubuhnya dilengkapi dengan mata, mulut,
yang digunakan antara lain kamera digital, alat tulis tubuh bersisik hanya pada bagian sebelah dari
lengkap, plastik sampel dan kertas label. Sampel tubuhnya sedangkan sisi lainya tidak ditutupi sisik
yang dikumpulkan merupakan semua jenis ikan sehingga dari sisi ini terlihat tulang-tulang rusuk
hasil tangkapan nelayan menggunakan jala (rempa) ikan. Dari pengukuran di lapangan, panjang tubuh
pada zona pesisir kedalaman antara 2-5 meter. Ikan ikan secara keseluruhan ± 23 cm dengan panjang
yang dikumpulkan kemudian difoto untuk keperluan baku ± 22 cm dan tinggi 3,5 cm. Tipe ekor
dokumentasi dan wawancara mengenai nama lokal meruncing dengan panjang ± 0,4 cm dan tinggi ±
dari setiap ikan, selanjutnya identifikasi morfologi 0,5 cm. Bagian dorsal memiliki sirip punggung yang
untuk keperluan klasifikasi. Panduan identifikasi terdiri atas ± 22 buah sirip keras dan 40 buah sirip
ikan antara lain Saanin (1986), website lemah. Pada bagian ventral terdapat sirip ekor dan
www.fishbase.org, dan referensi lain yang sesuai. sirip perut yang menyatu.
Analisis sampel jenis-jenis ikan dilakukan secara Garis rusuk (linea literaris) ikan ini 3 buah yang
deskriptif kualitatif berdasarkan ciri morfologi. terdiri atas 1 buah melintang dari kepala sampai
Parameter lingkungan diukur pada waktu pagi, batang ekor; 1 buah garis rusuk melintang di
siang, sore dan malam dengan 3 ulangan. sepanjang punggung, 1 garis rusuk melintang di
Parameter lingkungan meliputi intensitas cahaya, pertengahan tubuh, 1 garis rusuk Jumlah sisik di
suhu, pH, kadar garam, kecepatan angin, dan bawah garis rusuk yang melintang di tengah tubuh
kelembapan udara. DO, BOD dan COD diukur di adalah ± 16-20 sisik dan jumlah sisik di atas garis
laboratorium Hidrologi Fakultas Perikanan, rusuk yang melintang di tengah tubuh adalah ± 17-
berwarna hitam. Jika dilihat dari letak mulut, bentuk (linea lateralis) yang melintang dari pertengahan
kepala gulamah adalah terminal. punggung sampai pertengahan ekor. Tubuh Buntal
tidak bersisik namun kulitnya berlendir.
Bagian dorsal tubuh terdapat sirip punggung 3.6 Tengiri (Scomberomorus commerson)
yang terdiri atas 8-9 buah sirip keras dan 25-27
buah sirip lunak. Jari-jari sirip ekor berjumlah ± 25- Ikan yang tubuhnya memanjang dan berbentuk
30 buah. Bagian ventral terdiri atas sirip perut terpedo ini (Gambar 6) diklasifikasikan dalam
berjumlah ± 17 buah, sirip dada berjumlah ± 18 (www.fishbase.org)
buah, sirip dubur berjumlah 13-20 buah. J ari-jari Kingdom : Animalia
sirip dubur berjumlah 8 buah. Gulamah juga Filum : Chordata
memiliki garis rusuk (linea lateralis). 1 buah garis Class : Achtinopterygii
rusuk yang melintang dari sirip dada hingga Ordo : Perciformes
pangkal batang ekor. Jumlah sisik yang berada di Family : Scombridae
sepanjang garis rusuk mencapai ± 51 sisik. Genus : Scomberomorus
Spesies :Scomberomorus commerson.
3.5 Buntal (Takifugu oblongus)
Foto: A. Misniyati
Gambar 8. Teri (Lycengraulis grossidens)
Foto: A. Misniyati
Gambar 11. Menangin kurau (Eleutheronema
tetradactylum)
insang. Jika dilihat dari letak mulut, bentuk kepala batang ekor. Jumlah sisik yang berada di sepanjang
menangin kurau adalah terminal. garis rusuk mencapai ± 49 sisik. Jumlah sisik yang
Bagian dorsal tubuh terdapat 2 sirip punggung, berada di bawah garis rusuk mencapai 10 sisik.
sirip punggung pertama terdiri atas 3-4 buah sirip Jumlah sisik di atas garis rusuk mencapai 3 sisik.
keras dan 4-5 buah sirip lunak. Sedangkan sirip Sisik bertipe ganoid.
punggung yang kedua terdiri atas 4 buah sirip keras
dan sirip lunak 7-8 buah. Jari-jari sirip ekor 3.13 Otek (Hexanematichthys sagor)
berjumlah ± 20-22 buah. Bagian ventral terdiri atas
sirip perut berjumlah ± 6-7 buah, sirip dada Ikan berbentuk tubuh bulat ini (Gambar 13)
berjumlah ± 17-18 buah, sirip dubur berjumlah 15- diklasifikasikan sebagai berikut (www.fishbase.org).
17 buah. Menangin kurau juga memiliki garis rusuk Kingdom : Animalia
(linea lateralis) berjumlah 1 buah garis rusuk yang Filum : Chordata
melintang dari sirip dada hingga pangkal batang Class : Achtinopterygii
ekor. Jumlah sisik yang berada di sepanjang garis Ordo : Siluriformes
rusuk mencapai ±68 sisik. Jumlah sisik yang Family : Ariidae
berada di bawah garis rusuk mencapai 18 sisik. Genus : Hexanematichthys
Jumlah sisik di atas garis rusuk mencapai 17 sisik. Spesies : Hexanematichthys sagor
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Class : Achtinopterygii
Ordo : Siluriformes
Family : Plotosidae
Genus : Plotosus
Spesies : Plotosus canius
Foto: A. Misniyati
Gambar 15. Layur (Trichiurus lepturus)
Tabanio serta seluruh masyarakat Desa Tabanio. of Kreo River Semarang City”. In Proceeding
Terimakasih pula kepada rekan-rekan peneliti yang Biology Education Conference: Biology, Science,
telah membantu mengambil data di pantai Tabanio. Enviromental, and Learning, 12(1), 708-713.
Mas‘Ud F. 2014. Pengaruh kualitas air terhadap
pertumbuhan ikan nila (Oreochromis sp.) di
6. DAFTAR PUSTAKA
Kolam beton dan terpal. Grouper Faperik., 1-6.
Rukminasari N, Nadiarti N, Awaluddin K. 2016. Pengaruh
Akbar J. 2014. Potensi dan Tantangan Budidaya Ikan derajat keasaman (pH) Air laut terhadap
Rawa (Ikan Hitaman dan Ikan Putihan). konsentrasi kalsium dan laju pertumbuhan
Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin. Halimeda sp. Torani: Jurnal Ilmu Kelautan dan
Effendi H. 2003. Telaah Kualitas Air bagi Pengelolaan Perikanan, 24,1.
Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Saanin H. 1986. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan I.
Kanisius, Yogyakarta. Binacipta, Jakarta.
Fahmi MR, Hias BRBI. 2010. Phenotypic Platisity Kunci Sukiya. 2003. Biologi Vertebrata. Biologi FMIPA UNY,
Sukses Adaptasi Ikan Migrasi: Studi Kasus Ikan Yogyakarta.
Sidat (Anguilla sp.). Balai Riset Budidaya Ikan Yulius Y, Arifin T. 2014. Analisis sistem informasi
Mas, Depok. geografis (SIG) untuk potensi wisata pantai di
Kurnia R, Fahrudin A, Suman A. 2017. Struktur Kota Makasar, Provinsi Sulawesi Selatan.
komunitas sumber daya ikan demersal Tatalpka, 16(3),145-152.
berdasarkan kedalaman perairan di Laut Cina www.fishbase.org diakses pada September 2017
Selatan (WPP-NRI 711). Jurnal Iktiologi www.ramsar.orgdiakses pada Oktober 2017
Indonesia, 17(1), 67-82.
Kurniawati A., Nugroho AS, Kaswinarni F. 2016. The
impact of landfill leachate Jatibarang towards the
diversity and abundance of plankton in the waters
-----