Anda di halaman 1dari 4

MAKALAH

SATUS MARINE FISHERIES DI INDONESIA


MATA KULIAH
STOCK ASSESMENT

Disusun Oleh :
Farhan Ghifari
26040117140059 / Ilmu Kelautan B

Dosen Pengampu :
Dr. Ir. Ita Widowati, DEA

DEPARTEMEN ILMU KELAUTAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2020
Status Marine Fisheries indonesia
Laut dan sumberdaya alam indonesia yang dikandungnya dipahami secara
luas sebagai suatu sistem yang memberikan nilai guna bagi kehidupan manusia.
Sebagai sumber kehidupan, potensi kelautan memiliki nilai strategis dengan berbagai
keunggulan komparatif dan kompetitif yang dimilikinya sehingga berpotensi menjadi
prime mover pembangunan dan merupakan aset negara yang dapat memberikan
sumbangan yang berarti bagi kesejahteraan masyarakat. Selama ini sektor perikanan
telah memberikan kontribusi yang cukup nyata, tidak saja dalam menyediakan
sumber pangan tetapi juga dalam menyumbang ekonomi pada tingkat lokal maupun
secara nasional. Pentingnya sumberdaya ini menurut laporan FAO yang diedarkan
bulan Maret 2005 tentang The State of World Fisheries and Aquaculture (SOFIA)
menyatakan bahwa 3% sumberdaya ikan masih dibawah tingkat eksploitasi
optimumnya, 23% pada tahap moderat yang artinya produksinya masih dapat
ditingkatkan meskipun dalam jumlah yang kecil, 52% telah penuh dieksploitasi, 16%
telah dieksploitasi secara berlebihan dan melampaui batas optimum produksi, 5%
telah dalam status deplesi atau penurunan produksi secara terus menerus, dan hanya
1% yang dalam proses pemulihan melalui program-program konservasi. Setiap
tahunnya dihitung antara jumlah produksi dan penangkapan yang ada di Indonesia,
dan kabarnya produksi setiap tahun mengalami penurunan sehingga jumlah
penangkapan pun ikut menurun.

Menurut William (2017), Fisheries stock merupakan studi untuk mengetahui


jumlah populasi ikan yang terdapat di alam. Ikan tersebut diberi tanda dan kemudian
dilepaskan di lokasi penangkapan. Tanda tersebut berfungsi untuk mengetahui
migrasi ikan, studi genetik, tingkat kawin silang, dan juga tingkat pertumbuhan. Hal
inilah yang kemudian disebut dengan manajemen stok, pada prinsipnya manajemen
stok menilai stok ikan menjadi stok biologis dimana menyiratkan bahwa populasi
ikan disuatu perairan. Ikan yang tersebar diteliti dan dibuat peta supaya lebih jelas
mengetahui bagaimana persebaran ikan tersebut di alam. Pemodelan tersebut didapat
menggunakan data ikan yang berhasil ditangkap oleh kapal komersial. Kunci dalam
pemodelan stok ini adalah dengan menilai antara jumlah ikan dewasa yang mampu
menelurkan dan ikan-ikan muda. Selain itu kondisi lingkungan sekitar perairan
tersebut juga mempengaruhi tangkat populasi ikan tersebut. Penliaian stok ikan
diambil dengan kapal komersial yang dilakukan dua kali dalam setahun. Data yang
diambilpun menggunakan alat tangkap yang sama, hal ini agar data yang diperoleh
valid. Selama trip pengambilan ikan yang akan dijadikan sampel penelitian dibagi
menajdi tiga kategori yaitu :

1. Ikan yang ditangkap kemudian diambil sampelnya (tipe a)


2. Ikan yang ditangkap tetapi tidak diambil sampelnya (tipe b1)
3. Iakn yang ditangkap tetapi dibuang kembali (tipe b2)

Masing-masing tipe ikan tersebut memiliki kategori atau tipe-tipenya hal ini ada
kriteria tertentu dalam melakukan penelitian penentuan stok ikan yang ada diperairan.
Seperti tipe b2 yang dimaksudkan adalah ikan yang diasumsikan mati sebagai hasil
dari proses penangkapan dan pelepasan. Selain data yang dikumpul oleh peneliti,
biasanya nelayan juga membuat buku log pada setiap trip penangkapan ikan hal ini
juga dapat membantu peneliti agar mempermudah pekerjaannya untuk mengetahui
stok ikan pada perairan (Cooper, 2015).

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki wilaayh laut yang
sangat luas. Sektor tersebut tentunya dapat menjadi senjata utama bagi perekonomian
Indonesia. Di bidang perikanan Indonesia menempati posisi kedua dalam hasil
tangkapan dengan menyumbang 6 juta ton per tahun. Jumlah produksi terbanyak
yang terdapat di Indonesia dari tahun 2011-2016 yaitu ikan tuna kecil timur. Selain
itu komoditas lainnya adalah udang, kerapu, nila, ikan mas, ikan bandeng, asia
seabass, pangas cat fish, cat fish, gurami raksasa, kerang dan rumput laut. Produksi
rumput laut menyumbang 65% dari produksi perikanan budidaya Indonesia (Preface
and Foreword, 2017).

Stok ikan dengan banyaknya produksi di Indonesia menyebabkan populasi


perikanan di perairan semakin menurun, selain karena penangkapan komersial di
indoneisa juga masih banyak terjadi penangkapan-penangkapan secara ilegal dan alat
tangkap yang digunakan juga meruapakan alat tangkap yang merusak ekosistem
perairan. Walaupun untuk menanggulangi hal tersebut pemerintah Indonesia telah
membuat peraturan mengenai batasan-batasan yang boleh dilakukan dalam
penangkapan ikan seperti yang diatur dalam UU nomor 31 tahun 2004 yang mengatur
kriteria ikan yang boleh ditangkap. Kemudian untuk alat tangkap sendiri sudah diatur
dalam peraturan menteri kelautan perikanan nomor 71 (Rahmizal, 2017).

DAFTAR PUSTAKA

Cooper, B. A. 2015. A Guide to Fisheries Stock Assessment From Data to


Recommendations. Department of Natural Resources University of New
Hampshire.
Preface and Foreword. 2017. Indonesia Marine dan Fisheries Book 2017. JICA
Fishery Policy Advisor To the Ministry of Marine Affairs and Fisheries
of the Republic of Indonesia
Rahmizal, M. 2017. Analysis of Indonesia Marine Fisheries with Economic Growth,
Population and Effort Effectiveness. European Journal of Engineering
and Formal Sciences., 1(1) : 17-22.
William, B. L. 2019. Guide To Fish Stock Assessment And ICES Reference Points.
Sea Fish Industry Authority.

Anda mungkin juga menyukai