Anda di halaman 1dari 13

Analisis Kelayakan Usaha Agroindustri .................. (Simon M. Picaulima, A. K. Ngamel, S. K. Hamid dan Roberto M.K.

Teniwut)

ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROINDUSTRI RUMPUT LAUT


DI KABUPATEN MALUKU TENGGARA
Feasibility Analysis of Seaweed Agroindustry in
the Southeast Maluku Regency

Simon M. Picaulima, Anna K. Ngamel,


*

Syahibul K. Hamid dan Roberto M.K. Teniwut


Program Studi Agribisnis Perikanan, Politeknik Perikanan Negeri Tual
Jl. Langgur Satehan Km. 6. Kabupaten Maluku Tenggara, 97611
Tlp/Fax. (0916) 21377. PO Box 1001
*
email: spicaulimahoo.com
Diterima 20 Maret 2014 - Disetujui 6 Juni 2015

ABSTRAK
Kabupaten Maluku Tenggara memiliki potensi sumberdaya rumput laut yang cukup besar.
Ketersediaan bahan baku yang berlimpah akan mendorong pengembangan agroindustri rumput laut.
Penelitian bertujuan untuk menganalisis kelayakan usaha agroindustri rumput laut secara finansial.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei, yang dilakukan pada bulan Maret hingga
Oktober 2013 dengan menggunakan data primer dan sekunder. Analisis data dilakukan secara
kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa aspek finansial usaha pengolahan rumput
laut layak untuk dijalankan. Secara finansial usaha agroindustri rumput laut dikatakan layak karena
memiliki NPV lebih dari nol (NPV>0) dengan NPVtertinggi pada usaha chip atau tepung rumput laut
sebesar Rp.120.607.320,00 dan yang terendah pada usaha puding rumput laut sebesar Rp.
302.982,00, Net B/C lebih dari satu (Net B/C>1) dengan nilai Net B/C terbesar pada usaha bakso
rumput laut sebesar 1,80 sedangkan yang terkecil pada usaha sirup rumput laut yakni sebesar 1,24.
IRR yang diperoleh lebih dari tingkat discount rate (IRR>DR) didapatkan nilai IRR terbesar pada
usaha bakso rumput laut sebesar 50 persen, sedangkan yang terkecil pada usaha sirup rumput laut
sebesar 28 persen. Payback period kurang dari umur usaha (PP<Umur usaha) dimana usaha
pengolahan rumput laut yang memiliki jangka waktu pengembalian modal tercepat adalah bakso
rumput laut yakni selama satu tahun lima bulan, sedangkan yang terlama adalah sirup rumput laut
yakni dua tahun delapan bulan. Pengembangan usaha agroindustri rumput laut perlu dilakukan dengan
cara pengembangan pasar, peningkatan modal dalam usaha, pengembangan inovasi dan kreativitas
usaha, serta peningkatan kualitas dan kuantitas produk. Selain itu untuk pengembangan usaha
agroindustri rumput laut perlu ada kebijakan dari pemerintah daerah yakni pendampingan yang intensif
dari dinas instansi terkait, regulasi dan campur tangan pemerintah dalam menarik investor.

Kata Kunci: kelayakan usaha, agroindustri, rumput laut

ABSTRACT
Southeast Maluku regency has a plenty resource potential of seaweed. The availability of
abundant raw materials will encourage the development of agroindustries seaweed. This study aims to
analyze the feasibility of seaweed agroindustrial financially. The method used is the method of the
survey, conducted from March to October 2013 by using primary and secondary data. The data were
analyzed qualitatively and quantitatively. Results showed that the financial aspects of seaweed
processing enterprises eligible to run. Agroindustrial enterprises is a financially viable because
seaweed is said to have more than zero NPV (NPV> 0) with the highest NPV efforts on seaweed chips
or flour for Rp120.607.320, 00 and the lowest in seaweed pudding efforts of Rp 302,982.00, Net B / C
is more than one (Net B / C> 1) with the value of Net B / C meatballs largest seaweed on the business
at 1.80 while the smallest in the syrup business seaweed which is equal to 1.24. IRR obtained over
discount rate (IRR> DR) obtained the largest IRR meatballs seaweed on business by 50 percent, while
the smallest in seaweed syrup business by 28 percent. The payback period is less than the age of the
business (PP <Age of business) where the seaweed processing enterprises that have the fastest
payback period is the seaweed meatballs for one year and five months, while the oldest is seaweed
syrup that is two years and eight months. The development of agro-industry effort seaweed needs to

91
J. Sosek KP Vol. 10 No. 1 Tahun 2015

be done by way of market development, the increase in venture capital, innovation and creativity
development efforts, as well as improving the quality and quantity of products. In addition to the
development of agro-industry enterprises seaweed needs to be a policy of the local government offices
intensive assistance from relevant agencies, regulation and government interference in attracting
investors.

Keywords: business feasibility, agroindustry, seaweed


PENDAHULUAN tersebut maka tujuan dai penelitian ini
adalah menganalisis kelayakan bisnis
Rumput laut merupakan salah satu agroindustri rumput laut sehingga dapat
komoditas sektor perikanan dan kelautan bermanfaat bagi pebisnis perikanan dalam
yang akhir-akhir ini semakin gencar mengembangkan agroindustri rumput laut di
dibudidayakan.Potensi budidaya rumput laut Kabupaten Maluku Tenggara.
di Indonesia khususnya di Kawasan Timur
Indonesia tersedia luas. Provinsi Maluku
METODOLOGI
dengan luas lautan yang mencapai 92,4%
memiliki potensi sumberdaya perikanan dan Kerangka Teoritis
kelautan yang besar. Berdasarkan data
Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah, Suatu bisnis erat kaitannya dengan
lahan potensial untuk budidaya rumput laut di kegiatan investasi. Pihak yang
Maluku 23.613 Hektare. Lahan yang telah menginvestasikan modalnya untuk itu
dimanfaatkan baru 8.258 hektar. Hal ini harus mengkaji secara mendalam bisnis
menunjukkan bahwa peluang untuk tersebut. Oleh karena itu, di setiap bisnis
pengembangan budidaya maupun perlu dilakukan analisis berupa studi
agroindustri rumput laut masih sangat terbuka kelayakan bisnis beserta aspek-aspeknya
dan potensial. untuk melihat secara menyeluruh berbagai
aspek mengenai kemampuan suatu bisnis
Kabupaten Maluku Tenggara memiliki dalam memberikan manfaat terhadap
luas sebesar 40.213,6 Km², lahan potensial modal (Kusrina, 2011). Aspek-aspek
budidaya sebesar 5.103 Ha, lahan yang kelayakan usaha yang dianalisis antara
sudah di manfaatkan sebesar 2.373,62 Ha lain : aspek pasar, aspek teknis, aspek
(42,39%), yang belum di manfaatkan manajemen dan hukum, aspek sosial,
2.729,38 Ha atau 57,61%, maka peluang ekonomi, dan budaya, aspek lingkungan
untuk mengembangkan usaha budidaya serta aspek finansial.
termasuk budidaya rumput laut oleh
masyarakat petani budidaya rumput laut Nurmalina et al. (2009)
masih sangat terbuka. Pertumbuhan produksi mengungkapkan bahwa bisnis secara
rumput laut kabupaten Maluku Tenggara umum merupakan suatu kegiatan yang
terus mengalami peningkatan yakni Total mengeluarkan biaya-biaya dengan
produksi rumput laut kering pada tahun 2009 harapan akan memperoleh hasil/benefit
sebesar 3.126 ton, sedangkan pada tahun dan secara logika merupakan wadah
2010 meningkat menjadi 7.350 ton. untuk melakukan kegiatan-kegiatan
perencanaan, pembiayaan, dan
Dalam pengembangan suatu pelaksanaan dalam satu unit. Menurut
agroindustri rumput laut tentunya sangat Gray et al. (1992) dalam Nurmalina et
berkaitan langsung dengan ketersediaan al. (2009), kegiatan investasi diartikan
bahan baku, teknologi, permodalan, kebijakan sebagai kegiatan yang dapat
pemerintah, sarana dan prasarana, serta direncanakan dan dilaksanakan dalam
pemasaran produk. Bahan baku sebagai satu bentuk kesatuan dengan
salah satu faktor penentu dalam mempergunakan sumber-sumber untuk
pengembangan agroindustri memiliki potensi mendapatkan benefit.
yangcukup melimpah di Kabupaten Maluku
Tenggara secara kontinu baik kuantitas Dengan demikian studi kelayakan
maupun kualitas. Dengan demikian peluang bisnis erat kaitannya dengan keputusan
pengembangan usaha agroindustri rumput investasi. Senada dengan pernyataan
laut di Kabupaten Maluku sangat terbuka tersebut, Husnan dan Muhammad (2005)
lebar. Berdasarkan potensi dan peluang juga mendefinisikan studi kelayakan

92
Analisis Kelayakan Usaha Agroindustri .................. (Simon M. Picaulima, A. K. Ngamel, S. K. Hamid dan Roberto M.K.
Teniwut)

investasi sebagai suatu penelitian produksi, pemilihan teknologi sudah tepat


tentang dapat tidaknya proyek investasi sehingga tidak menghambat usaha.
dilaksankan secara menguntungkan
dengan indikasi danya manfaat bagi Aspek Manajemen dan Legal
masyarakat luas yang bisa terwujud dari
Aspek manajemen pada
penyerapan tenaga kerja, pemanfaatan
pengembangan usaha agroindustri
sumberdaya yang melimpah ataupun
rumput laut di Kabupaten Maluku
manfaat untuk pemerintah berupa
Tenggara dapat dikatakan layak bila
penghematan atau penambahan devisa.
manajemen sumberdaya manusia yang
Menurut Nurmalina et al. (2009), terdapat pada usaha tersebut telah
penilaian dalam studi kelayakan bisnis dikelola dengan baik, pemberian gaji telah
dilakukan secara menyeluruh dari sesuai, memiliki laporan keuangan. Pada
berbagai aspek yaitu aspek non aspek legalitas sebuah usaha pengolahan
finansial yang meliputi: aspek pasar, kerupuk layak dilaksanakan bila telah
teknis, manajemen dan hukum, sosial- memiliki izin persetujuan lingkungan dari
ekonomi-budaya, lingkungan dan aspek pihak Rukun Tetangga (RT), Rukun
finansial (keuangan). Beberapa aspek Warga (RW), atau pihak Desa, izin dari
non finansial yang merupakan aspek Dinas Koperasi, Perindustrian dan
dalam studi kelayakan bisnis dianalisis Perdagangan Maluku Tenggara.
secara kualitatif dan tidak terkait
dengan biaya dan manfaat yang bersifat Aspek Sosial, Ekonomi, dan Budaya
kuantitatif. Aspek non finansial yang akan Pengembangan usaha agroindustri
dibahas dalam penelitian ini meliputi rumput laut di Kabupaten Maluku Tenggara
aspek pasar, aspek teknis, aspek dikatakan layak pada aspek sosial, ekonomi,
manajemen dan hukum, aspek sosial- dan budaya bila mampu meningkatkan
ekonomibudaya, dan aspek lingkungan. kesempatan kerja, pendapatan masyarakat,
serta pendapatan asli daerah Kabupaten
Aspek Pasar Maluku Tenggara. Selain itu,
Aspek pasar menempati urutan pengembangan usaha agroindustri rumput
yang pertama dalam studi kelayakan. laut ini juga diharapkan tidak bertentangan
Pengembangan usaha agroindustri dengan budaya masyarakat.
rumput laut di Kabupaten Maluku
Tenggara dikatakan layak bila tidak Aspek Lingkungan
terdapat masalah pemasaran yang dapat Pada aspek lingkungan,
menghambat jalannya pengembangan pengembangan usaha agroindustri rumput
usaha rumput laut ini, masih terbukanya laut di Kabupaten Maluku Tenggara dikatakan
peluang pemasaran hasil produksi layak bila bisnis tidak memberikan dampak
olahan rumput laut sehingga seluruh hasil yang merugikan misalnya dengan
produksi olahan rumput laut yang pengelolaan limbah perusahaan yang kurang
dihasilkan dapat diterima oleh pasar. baik sehingga dapat mengganggu
kehidupan masyarakat sekitar.
Aspek Teknis
Aspek teknis meliputi proses Pendekatan Penelitian
pembangunan bisnis secara teknis dan Metode penelitian yang digunakan
pengoperasiannya setelah bisnis adalah teknik survei, yang meliputi : menggali
tersebut selesai dibangun sehingga sumber data sekunder, observasi langsung
pada pengembangan usaha agroindustri dilapangan dan wawancara. Penelitian
rumput laut di Kabupaten Maluku menggunakan data primer dan data sekunder
Tenggara dapat dikatakan layak dalam baik yang bersifat kualitatif maupun
aspek teknis bila lokasi perusahaan kuantitatif.
mampu menunjang pengembangan
usaha tersebut, luas produksi sudah
optimal, layout perusahaan sesuai
sehingga mampu memperlancar proses

93
J. Sosek KP Vol. 10 No. 1 Tahun 2015

Lokasi dan Waktu Penelitian menghindari kerugian yang akhirnya


membuat proyek tersebut bangkrut.
Waktu penelitian dilaksanakan pada
bulan Maret hingga Bulan Oktober 2013, di Analisis Kelayakan Finansial
Kabupaten Maluku Tenggara. Dasar
pemilihan lokasi penelitian merupakan salah Net Present Value (NPV)
satu sentra produksi rumput laut di Provinsi
Net Present Value adalah nilai
Maluku.
sekarang dari keuntungan bersih yang akan
didapatkan pada masa yang akan datang.
Metode Pengumpulan Data
Secara matematis, NPV dinyatakan dengan
Pengumpulan data, baik data primer rumus (Kadariah et al., 1999) :
maupun data sekunder. Teknik pengumpulan
data yang dilakukan antara lain wawancara n
(Bt Ct)
langsung, pengisian kuisioner, pengamatan
langsung, browsing internet, dan observasi NPV  (1i)t
data sekunder lainnya. Data primer diambil t0
di lokasi penelitian yaitu pada usaha
agroindustri rumput laut di Kabupaten Maluku Keterangan :
Tenggara. Pengumpulan data ini dilakukan Bt = Benefit tahunan/ Annual benefit Ct =
melalui metode wawancara langsung, dan Biaya tahunan/ Annual fee i = Discount rate
observasi lapang. Sumber data primer t = tahun ke 0,1,2,3,…..,n/ year 0, 1, 2,
terdiri dari beberapa responden yang
3,........n n = Umur proyek/ Project life
relevan memberikan informasi yang
dibutuhkan peneliti. Responden yang Dengan krietria usaha :
diwawancarai antara lain pemilik
NPV>0 : Usaha layak dilaksanakan/ Business
perusahaan, karyawan perusahaan,
is
masyarakat sekitar perusahaan dan pihak
feasible
terkait seperti Dinas Perikanan dan Kelautan,
NPV<0 : Usaha tidak layak dilaksanakan/
Dinas Koperasi, Perindustrian dan
Business i is not feasible
Perdagangan Kabupaten Tenggara. Data
sekunder diperoleh dari dokumen Net Benefit – Cost Ratio (Net B/C)
perusahaan dan melalui studi literatur,
Perpustakaan , Dinas Perikanan dan Net B/C adalah perbandingan antara
Kelautan, Dinas Koperasi, Perindustrian dan jumlah nilai sekarang dari keuntungan
Perdagangan Kabupaten Tenggara, Badan bersih yang bernilai positif (Bt-Ct>0)
Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Tenggara, dengan jumlah nilai sekarang dari
Perpustakaan dan informasi dari media keuntungan bersih yang bernilai negatif
internet. (Bt-Ct<0). Secara matematis, Net B/C
dinyatakan dengan rumus (Kadariah et al.,
Metode Analisa Data 1999):

Analisis Kelayakan Usaha Agroindustri


Rumput Laut  (Bt  Ct)
n

Menurut Djunaedi (2000), kelayakan


suatu proyek atau usaha biasanya diukur NetB /C  tn0 (Ct(1iBt)t )
dengan enam macam kelayakan yang
meliputi kelayakan teknis, kelayakan ekonomi
dan finansial, kelayakan politis, kelayakan 
administratif, kelayakan ekologis dan
t0 (1 i)t
kelayakan sosial budaya. Keenam bentuk
parameter kelayakan dimaksud sangat Dengan kriteria usaha :
penting dilakukan agar proyek yang
Net B/C > 1 : Usaha layak dilaksanakan/
direncanakan dan proyek yang baru berjalan
Business is feasible
dapat terkontrol secara baik guna

94
Analisis Kelayakan Usaha Agroindustri .................. (Simon M. Picaulima, A. K. Ngamel, S. K. Hamid dan Roberto M.K.
Teniwut)

Net B/C < 1 : Usaha tidak layak dilaksanakan/ • Jika Payback periodnya > waktu
Business is not feasible maksimum, maka usulan proyek
tersebut ditolak.
Internal Rate of Return (IRR)

IRR merupakan nilai suatu tingkat HASIL DAN PEMBAHASAN


suku bunga yang membuat NPV dari pada
usaha sama dengan nol. Secara Gambaran Umum Usaha Agroindustri
matematis, IRR dinyatakan dengan rumus Rumput Laut
(Kadariah dkk, 1999):
Menurut Simatupang (1994),
sasaran daripada pengembangan
agroindustri yaitu menciptakan nilai
IRR  i ' (i '' i ' ) (NPVNPV' tambah, menciptakan lapangan pekerjaan,
 NPV' '' ) meningkatkan penerimaan devisa,
memperbaiki pembagian pendapatan dan
menarik pembangunan sektor pertanian.
Keterangan : Hal tersebut tentunya juga diawali dengan
berbagai bentuk kegiatan evaluasi proyek
i’ = Tingkat suku bunga yang menghasilkan yang salah satunya berupa studi
NPV > 0/ The interest rate that kelayakan untuk mencapai
produces keberhasilannya.
NPV > 0 i” = Tingkat suku bunga
yang menghasilkan NPV< 0/ The interest Usaha agroindustri rumput laut
rate that produces NPV< 0 tersebar hampir di semua Desa/Ohoi di
NPV ‘ = NPV pada saat tingkat suku bunga i’/ Kabupaten Maluku Tenggara, hal ini
NPV when the interest rate i’ sesuai dengan sebaran potensi
sumberdaya rumput laut di berbagai Ohoi
NPV” = NPV pada saat tingkat suku bunga
Kabupaten Maluku Tenggara. Agroindustri
i”/ NPV when the interest rate i’’ Dengan rumput laut merupakan suatu komoditas
kriteria usaha : yang sangat potensial untuk
dikembangkan di wilayah di Kabupaten
IRR> tingkat suku bunga yang berlaku :
Maluku Tenggara hal ini didukung oleh
Usaha layak dilaksanakan/ Business is
beberapa hal, (Anonim, 2013) yakni:
feasible
1. Karakteristik wiayah ¾ atau 78%
IRR< tingkat suku bungan yang berlaku :
wilayah adalah laut dengan kondisi
Usaha tidak layak / Business is not feasible
perairan yang subur, kadar garam
D. Payback Period (PP) yang tinggi, memiliki selat dan teluk
semi tertutup dan bebas polusi
Payback Period (PP) merupakan teknik
2. Luas kepulauan Kabupaten Maluku
penilaian terhadap jangka
Tenggara: 4.676 Km², terdiri dari:119
waktu (periode) pengembalian investasi
pulau, (98 pada kep. Kei-kecil, 21
suatu proyek atau usaha.
pulau pada kep. Kei Besar) 100 pulau
berpenghuni, 19 tidak berpenghuni.
3. Panjang garis pantai Kabupaten
Maluku Tenggara adalah: 652,32 Km
4. Lahan potensial budidaya: 5.103 Ha,
Kriteria penilaian pada payback period lahan yang di manfaatkan:
adalah : 2.373,62Ha (42,39%), yang belum di
manfaatkan 2.729,38 Ha atau
• Jika Payback periodnya < waktu 57,61%.
maksimum, maka usulan proyek
tersebut dapat diterima. 5. Rata-rata total produksi rumput laut
kering Kabupaten Maluku Tenggara
permusim (45)

95
J. Sosek KP Vol. 10 No. 1 Tahun 2015

hari di tahun 2009, 521 ton diperkirakan jangka panjang atau keberlanjutan usaha
menjadi 600 ton, di tahun 2010 namun tersebut.
pada kenyataan mencapai 1. 225 ton.
Struktur organisasi usaha agroindustri
6. Modal dan investasi yang dibutuhkan rumput laut di Kabupaten Maluku Tenggara,
tidak terlalu besar, tidak hampir sama dengan bentuk struktur
membutuhkan pekerja yang banyak. organisasi bagi skala kecil lainnya yakni
Berdasarkan kenyataan tersebut di seorang pemilik atau ketua kelompok juga
atas sehingga boleh dikatakan komoditas berperan sebagai manajer dan anggota
rumput laut merupakan komoditas andalan di kelompok berperan sebagai pekerja. Secara
Kabupaten Maluku Tenggara, berdasarkan struktural struktur organisasi usaha kecil
hasil penelitian jenis usaha agroindustri agroindustri rumput laut di Kabupaten Maluku
rumput laut yang saat ini dikembangkan oleh Tenggara dapat dilihat pada Gambar 1.
kelompok usaha maupun pribadi disesuaikan Terlihat adanya hirarki manajerial pada usaha
dengan modal usaha yang dimiliki oleh kecil agroindustri rumput laut di Kabupaten
pemilik atau kelompok usaha dan Maluku Tenggara, yakni arus komunikasi,
kemampuan atau keahlian yang dimiliki koordinasi dan pengawasan dari manajemen
anggota kelompok tersebut yakni: dodol bersifat One Man Show.
rumput laut, sirup rumput laut, bakso rumput
Pemilik (Manajer Umum)/
laut, kerupuk rumput laut, brownies rumput General Manager
laut dan Semi Refined Ceragenan (SRC).

Skala usaha agroindustri rumput laut di


Bagian Produksi
Kabupaten Maluku Tenggara umumnya (Produksi, Pengendalian Mutu dan Penyelia)/ Parts of
didominasi oleh skala usaha kecil. Bila Production
diklasifikasi berdasarkan jenis (Production, Quality Control and Supervisor)
kewirausahaan/enterpreneurship maka
termasuk dalam usaha perorangan (pribadi),
kelompok dan industri rumah tangga. Selain Karyawan/Pekerja/
itu bila diklasifikasi berdasarkan teknologinya Employee/ Labor
maka usaha kecil yang ada masih
menggunakan teknologi tradisional yang
Gambar 1..Struktur Organisasi Usaha
harus ditingkatkan menjadi modern. Hal ini
Kecil Agroindustri Rumput Laut
sesuai dengan pernyataan Bank Indonesia
di
dalam Hubeis (2009) UKM adalah
Kabupaten Maluku Tenggara.
perusahaan atau industri dengan karakteristik
Figure 1. Organization Structure of Small
berupa: modal kurang dari Rp 20 juta, untuk
Scale Business of Seaweed
satu putaran dari usahanya hanya
Agroindustry in Southeast
membutuhkan dana Rp 5 juta, memiliki aset
Maluku Regency.
maksimum Rp 600 juta di luar tanah dan
bangunan, omzet tahunan ≤ Rp 1 Miliar.
Identifikasi Biaya Manfaat
Sesuai dengan bentuk skala usaha
kecil, maka bentuk organisasi dalam usaha Biaya dalam suatu usaha adalah
agroindustri rumput laut di Kabupaten Maluku seluruh biaya yang dikeluarkan guna
Tenggara masih sangat sederhana. mendatangkan penghasilan (return) pada
Dikategorikan dalam bentuk organisasi yang masa yang akan datang, biaya usaha pada
sederhana, karena modal yang dibutuhkan dasarnya diklasifikasikan atas biaya investasi
dalam mendirikan usaha tersebut sangat dan biaya operasional (biaya tetap, biaya
kecil, bentuk usaha yang dominan adalah variabel dan biaya pemasaran), dimana biaya
kelompok, bentuk struktur organisasinya investasi adalah biaya-biaya yang umumnya
sangat mudah, kewajiban dan perpajakan dikeluarkan pada awal kegiatan pendirian
tidak ada, keterlibatan pemilik modal sangat usaha maupun pada saat tahun berjalan
besar dalam usaha, resiko yang ada sangat untuk memperoleh manfaat beberapa tahun
kecil dan jenis komoditas yang dikembangkan kemudian. Umumnya biaya investasi
berbasis sumberdaya lokal dan sasaran memiliki umur ekonomis lebih dari satu
bisnis umumnya tidak memperhitungkan tahun. Biaya investasi dikeluarkan di awal

96
Analisis Kelayakan Usaha Agroindustri .................. (Simon M. Picaulima, A. K. Ngamel, S. K. Hamid dan Roberto M.K.
Teniwut)

tahun usaha berupa investasi tanah, dan lain-lain. Biaya tenaga kerja untuk
investasi bangunan, dan investasi mesin membayar gaji. Jumlah pekerja yang
dan peralatan. dipekerjakan baik tenaga kerja tetap
ataupun borongan akan tetap sama
Komponen investasi pada usaha meskipun jumlah produksi yang dilakukan
pengolahan rumput laut memiliki umur semakin meningkat/ semakin banyak.
ekonomis antara tiga sampai lima tahun,
sehinga pada tahun keempat dan keenam Biaya variabel dipengaruhi oleh
akan dilakukan re-investasi dan pada akhir jumlah produk olahan rumput laut yang
periode umur usaha tidak memiliki nilai diproduksi dalam kegiatan produksi. Biaya
sisa. Nilai investasi yang terbesar ada pada variabel yang digunakan dalam usaha
usaha pengolahan tepung atau chip rumput pengolahan rumput laut dalam proses
laut yakni sebesar 220.000.000 besarnya pengolahan rumput laut meliputi biaya
biaya investasi disebabkan karena dalam bahan baku, biaya pengemasan, biaya
mendirikan dan menjalankan usaha ini pembantu. Bahan baku utama berupa
membutuhkan tanah yang cukup luas, rumput laut sebagian besar didapatkan
bangunan yang cukup besar dan mesin atau dari pembudidaya rumput laut. Bahan
peralatan yang cukup besar, sehingga biaya baku lainnya yang digunakan dalam
investasi yang ditanamkan pada usaha cukup proses pengolahan rumput laut adalah
besar dibandingkan dengan keenam jenis gula, garam, telur dan bumbu-bumbu.
usaha pengolahan rumput laut yang ada di Biaya pengemasan dikeluarkan untuk
Kabupaten Maluku Tenggara. Biaya investasi biaya pembelian plastik kemasan, dus,
yang terkecil pada usaha bakso rumput laut dan keperluan pengemasan lainnya
yakni sebesar 685.000, karena usaha ini seperti lakban, tinta untuk cap produksi,
digolongkan dalam skala rumah tangga, dan sebagainya. Untuk lebih jelasnya
sehingga dengan menggunakan peralatan terkait dengan besarnya identifikasi biaya
rumah tangga saja usaha ini sudah bisa pada usaha agroindustri rumput laut ini,
didirikan. dapat dilihat pada Tabel 1.

Biaya operasional merupakan Kelayakan Usaha Agroindustri Rumput


biaya yang dikeluarkan selama usaha Laut
berjalan dimana biaya ini terdiri dari
biaya tetap dan biaya variabel. Biaya Kelayakan Usaha Finansial
tetap terdiri dari biaya pembayaran Agroindustri Rumput Laut
listrik, pulsa telepon, tenaga kerja, sewa
listrik, air, telepon dan izin usaha beberapa Pada prinsipnya analisis investasi
peralatan yang memiliki umur ekonomis dapat dilakukan dengan dua pendekatan
kurang dari satu tahun. Biaya listrik tergantung pihak yang berkepentingan,
merupakan biaya yang dikeluarkan yaitu analisis ekonomi yang dilakukan
secara bersamaan oleh perusahaan apabila yang berkepentingan langsung
untuk usaha pengolahan rumput laut. dalam proyek adalah pemerintah atau
Biaya lainnya yang termasuk biaya masyarakat keseluruhan, dan analisis
tetap juga digunakan secara bersamaan. finansial yang dilakukan apabila yang
Biaya pulsa telepon digunakan untuk berkepentingan langsung adalah individu
menghubungi pengecer atau atau kelompok individu sebagai investor
mempromosikan produk olahan rumput (Suparmoko, 1997)
laut pada calon konsumen. Biaya Analisis finansial merupakan
transportasi terdiri dari biaya bahan analisis yang didasarkan pada keadaan
bakar, sewa mobil atau motor dan biaya yang sebenarnya dengan menggunakan
perjalanan lain-lain. Biasanya biaya data harga yang sebenarnya yang
transportasi dikeluarkan ketika pemilik ditemukan di lapang (real price). Dengan
atau karyawan membeli input bahan mengetahui hasil analisis finansial, para
baku, dan pemasaran. Biaya pembuat keputusan dapat melihat apa
pemeliharaan bangunan dan yang terjadi pada proyek dalam keadaan
pemeliharaan peralatan dikeluarkan apa adanya (Soekartawi, 1995). Kadariah,
untuk memperbaiki bangunan dan 1978 mengemukakan bahwa beberapa
memelihara peralatan, jalan perusahaan

97
J. Sosek KP Vol. 10 No. 1 Tahun 2015

alat analisis kelayakan usaha secara usaha puding rumput laut yakni sebesar Rp.
finansial dimaksud meliputi Net Present 302.982,00 itu juga berarti bahwa usaha
Value(NPV), Benefit Cost Ratio (BCR), pengolahan chip atau tepung rumput laut
Internal Rate of Return (IRR) dan Payback dalam usaha pengolahan rumput laut akan
Period (PP). Hasil analisis kriteria menghasilkan manfaat bersih sebesar Rp
investasi dapat dilihat pada Tabel 2. 302.982,00.

Dari nilai PV positif dan PV negatif Nilai cost of capital yang digunakan
tersebut akan didapatkan nilai NPV sebesar 14,0 %. Dari hasil perhitungan
tertinggi sebesar Rp. 120.607.320,00 yang kriteria kelayakan investasi pada beberapa
berarti bahwa usaha pengolahan chip atau usaha pengolahan rumput laut didapatkan
tepung rumput laut dalam usaha pengolahan nilai IRR terbesar pada usaha bakso rumput
rumput laut akan menghasilkan manfaat laut yakni sebesar 58 %, sedangkan yang
bersih sebesar Rp. 120.607.320,00 terkecil pada usaha sirup rumput laut yakni
sedangkan NPV yang terendah ada pada sebesar 28 %.

Tabel 1. Identifikasi Biaya Usaha Agroindustri Rumput Laut.


Table 1. Identification of Business Cost Agroindustri Seaweed.
Identifikasi Biaya/Manfaat (Rp)/
Jenis Usaha Olahan
Identification of Cost / Benefit ( Rp)
Rumput Laut/
Biaya Biaya Biaya
Total Biaya/
No Strange of Business
Total Cost
Investasi/ Biaya Tetap/ Variabel/ Pemasaran/
Type of Seaweed
Investment Fixed Cost Variable Marketing
Agroindustry
Cost Cost Cost
1 2 3 4 5 6 7
1. Sirup Rumput Laut/ 1,370,000 1,370,000 2,580,000 2,400,000 7,720,000
Seaweed syroup
2. Bakso Rumput Laut/ 685,000 1,850,000 2,754,000 0 5,289,000
Seaweed meatball
3. Brownis Rumput Laut/ 950,000 5,450,000 5,724,000 600,000 12,724,0
Seaweed brownies 00
4. Kerupuk Rumput Laut/ 3,865,000 1,900,000 3,744,000 840,000 10,349,0
Seaweed crackers 00
5. Pengolahan Tepung

dan Chip Rumput Laut/ 220,000,000 40,800,000 124,200,000 4,600,000 389,600,0


Seaweed Flour and 00
Chip Processing
6. Puding Rumput Laut/ 765,000 8,450,000 3,200,000 100,000 12,515,0
Seaweed pudding 00
7. Dodol Rumput Laut/ 49,920,000 12,050,000 7,112,000 800,000 69,882,0
00
Seaweed dodol

Sumber: Data primer diolah, 2013/Source: Primary data processed 2013


Tabel 2. Hasil Analisis Kelayakan Usaha Berdasarkan Jenis Usaha Pengolahan Rumput
Laut di Kabupaten Maluku Tenggara.
Table 2. The Results Analysis of Feasibilty on The Strange of Business Type of Seaweed
Agroindustry in Southeast Maluku Regency.

Jenis Usaha Olahan Rumput Kriteria Investasi/ Criteria of Investment


No Laut/Strange of Business Type
of Seaweed Agroindustry NPV IRR Net B/C PP

98
Analisis Kelayakan Usaha Agroindustri .................. (Simon M. Picaulima, A. K. Ngamel, S. K. Hamid dan Roberto M.K.
Teniwut)

1 2 3 4 5 6
1. Sirup Rumput Laut/ Rp. 330,413 28% 1.24 2
Seaweed Syroup .
3
2. Bakso Rumput Laut/ Rp. 548,751 58% 1.80 1
Seaweed Meatball .
5
3. Brownis Rumput Laut/ Rp. 555,390 47% 1.58 1
Seaweed B rownies .
7
4. Kerupuk Rumput Laut/ Rp. 2,497,387 50% 1.65 1
Seaweed Crackers .
6
5. Pengolahan Tepung dan Chip

Rumput Laut/ Seaweed Flour and Rp. 120,607,320 45% 1.55 1


Chip Processing .
8
6. Puding Rumput Laut/ Seaweed Rp. 302,982 36% 1.40 2
pudding .
0
7. Dodol Rumput Laut/ Seaweed Rp. 30,942,954 48% 1.62 1
.
7
dodol

Sumber: Data primer diolah, 2013/Source: Primary data processed 2013


Nilai IRR sebesar 58 % berarti bahwa waktu pengembalian modal tercepat adalah
tingkat pengembalian usaha pengolahan bakso rumput laut yakni selama satu tahun
bakso rumput laut terhadap investasi yang lima bulan, sedangkan yang terlama adalah
ditanamkan sebesar 58 % dan usaha sirup rumput laut yakni dua tahun delapan
pengolahan sirup rumput laut sebesar 28 %. bulan. Informasi ini menyatakan bahwa
Nilai IRR yang diperoleh pada analisis seluruh biaya investasi dapat dikembalikan
kriteria investasi ini memiliki nilai sebesar dalam jangka waktu satu tahun lima bulan
50 dan 28 % artinya secara umum memiliki pada usaha bakso ikan dan dua tahun
nilai yang lebih besar dibandingkan dengan delapan bulan pada usaha sirup rumput laut.
nilai cost of capital yang telah ditentukan Bila dibandingkan dengan umur usaha
yaitu sebesar 14,0. yakni selama 5 tahun, maka secara umum
jangka waktu pengembalian modal usaha
Pada perhitungan Net B/C dalam lebih cepat daripada umur usaha. Dari nilai
analisis kriteria investasi diperoleh nilai Net perhitungan berbagai kriteria kelayakan
B/C terbesar pada usaha bakso rumput laut investasi usaha agroindustri rumput laut
yakni sebesar 1,80, sedangkan yang terkecil layak untuk dikembangkan karena memiliki
pada usaha sirup rumput laut yakni sebesar NPV lebih dari nol (NPV>0), Net B/C lebih
1,24. Hal ini berarti setiap tambahan biaya dari satu (Net B/C>1), IRR lebih dari
sebesar Rp 1,00 dapat menghasilkan tingkat discount rate (IRR>DR) dan payback
tambahan manfaat bersih sebesar Rp 1,80 period kurang dari umur usaha (PP < umur
pada bakso rumput laut dan 1,24 pada usaha usaha). Usaha agroindustri rumput laut yang
sirup rumput laut. lebih prospektif pengembangan ke depan
adalah usaha pengolahan tepung dan chip
Payback Period pada usaha
rumput laut karena memiliki NPV terbesar,
pengolahan rumput laut yang memiliki jangka

99
J. Sosek KP Vol. 10 No. 1 Tahun 2015

IRR 45%, Net B/C 1,55 dan PP dibawah 5 distribusi dilakukan melalui pengecer
tahun. sebelum sampai ke tangan konsumen
akhir dengan wilayah pemasaran meliputi
Kelayakan Usaha Non Finansial daerah Kab Malra, Kota Tual dan di luar
Agroindustri Rumput Laut daerah. Kedua produk yang dihasilkan
pada umumnya tidak melalui perantara
Aspek Pasar distributor/ agen melainkan dengan dijual
Menurut Kusrina (2011) Sebuah kepada konsumen umumnya dilakukan di
perusahaan sebelum memproduksi sebuah wilayah pemasaran daerah sekitar.
Khusus untuk produk olahan tepung dan
produk harus terlebih dahulu melihat
chip rumput laut distribusinya masih
permintaan yang benarbenar dilakukan oleh
menggunakan kapal laut langsung ke
konsumen, penawaran yang dilakukan oleh
tangan perusahaan/pabrik untuk diolah
produsen dalam industri tersebut, market lagi menjadi produk olahan yang lain, Dari
share perusahaan selama ini, serta peluang beberapa saluran distribusi tersebut,
market share yang masih bisa ditingkatkan. perusahaan dapat menyalurkan
Usaha agroindustri rumput laut di Kabupaten produknya secara kontinu. Dengan
Maluku Tenggara memiliki peluang pasar saluran tersebut, perusahaan memiliki
yang cukup besar untuk dalam daerah untuk keefektifan dalam penyaluran produk
usaha sirup, puding, dodol, bakso, kerupuk terutama dengan adanya pengecer yang
dan brownis sedangkan untuk pengolahan merupakan pelanggan tetap perusahaan.
tepung dan chip rumput laut memiliki peluang Saluran tersebut juga memudahkan
yang sangat besar untuk pasar diluar daerah, perusahaan dalam melihat permintaan
sehingga usaha agroindustri rumput laut perlu konsumen terhadap jenis produk.
untuk dikembangkan dengan jalan Promosi yang dilakukan sangat
sederhana dan cukup efektif, promosi juga
peningkatan kapasitas produksi. Perebutan
dibantu oleh Disperindag dengan
pasar dengan pesaing dalam industri tidak
memperkenalkan nama perusahaan ke
terlalu ketat, karena setiap perusahaan
pihak-pihak lain baik konsumen maupun
agroindustri rumput laut sudah memiliki investor dan tentu diketahui oleh
pasar (daerah pemasaran) masing-masing pemerintah yaitu dengan adanya katalog
yang dituju umumnya di wilayah sekitar info bisnis atau pameran produk
pabrik, Kabupaten Maluku Tenggara (Malra) unggulan Kabupaten Maluku Tenggara.
dan Kota Tual, Makassar dan Papua. Media promosi sederhana yang
Umumnya produk yang dihasilkan sudah digunakan oleh perusahaan sudah
dapat memenuhi permintaan konsumen baik mengenai sasaran karena promosi juga
dari segi jenis maupun ukurannya. Harga dilakukan oleh agen dan distributor
yang ditawarkan untuk masing-masing produk sehingga promosi langsung ditujukan
(sirup, puding, dodol, bakso, kerupuk dan kepada target pasar yang dituju. Dengan
brownis) dapat diterima konsumen dalam demikian dapat diketahui bahwa
wilayah pemasaran, karena penetapan harga pengembangan usaha pengolahan rumput
yang dilakukan sudah sesuai dengan jenis laut di Kabupaten Maluku Tenggara dinilai
dari sisi aspek pasar sudah
dan ukuran produk yang dihasilkan, namun
mengkondisikan agar pemasaran usaha
harga untuk produk olahan tepung dan chip
tersebut berjalan dengan baik dan
rumput laut disesuaikan dengan harga yang
lancar sehingga dari aspek pasar dapat
berlaku di tingkat nasional (luar daerah). dikatakan usaha agroindustri rumput laut
Usaha agroindustri rumput laut memiliki prospek yang cerah untuk
memiliki saluran pemasaran yang dikembangkan.
sederhana sehingga produk yang
Aspek Teknis
dihasilkan lebih mudah diserap pasar dan
mudah dalam pendistribusian hingga ke Ketersediaan sarana produksi dan
tangan konsumen. Proses pendistribusian proses produksi mulai dari pemilihan
produk olahan rumput laut dilakukan lokasi usaha yang dekat dengan
dengan beberapa cara saluran ketersediaan bahan baku, dan tersedianya
pemasaran, yakni pertama proses tenaga listrik dan air, tenaga kerja dan

100
Analisis Kelayakan Usaha Agroindustri .................. (Simon M. Picaulima, A. K. Ngamel, S. K. Hamid dan Roberto M.K.
Teniwut)

fasilitas transportasi sangat mendukung mesin pembuat adonan, mesin penghalus


perusahaan dalam menjalankan proses adonan, mesin press sealer, timbangan
produksinya agar berjalan baik dan lancar. dacin, sedangkan alat untuk pengolahan
Beberapa hal yang paling mendasar dalam rumput laut menjadi chip atau tepung
menentukan lokasi usaha adalah kedekatan diperoleh dengan jalan dipesan di pabrik
dengan sumber bahan baku, kondisi air dan besar di Jawa. Dengan demikian usaha
listrik yang baik, akses jalan, luas tanah yang pengembangan agroindustri rumput laut
sesuai dan harga tanah yang terjangkau. secara teknis memiliki prospek yang baik
untuk dikembangkan.
Bahan baku rumput laut memiliki
potensi yang cukup besar dan menjadi Aspek Manajemen dan Legal
komoditas unggulan di Kabupaten Maluku
Tenggara terutama jenis Eucheuma cotonni. Suatu manajemen yang baik tentu
Pada saat penelitian berlangsung harga akan menyebabkan suatu usaha dapat
rata-rata rumput laut per kilogramnya berjalan dengan baik pula. Sesuai dengan
adalah Rp 12.000,-. Pemilihan lokasi bentuk skala usaha kecil maka bentuk
perusahaan yang dilakukan salah satunya organisasi dalam usaha agroindustri rumput
mempertimbangkan ketersediaan bahan laut di Kabupaten Maluku Tenggara masih
baku rumput laut ini sehingga lokasi sangat sederhana. Dikategorikan dalam
perusahaan dekat dengan sumber bahan bentuk organisasi yang sederhana karena
baku sehingga dapat meminimumkan biaya modal yang dibutuhkan dalam mendirikan
terutama dalam hal biaya pengangkutan usaha tersebut sangat kecil, bentuk struktur
bahan baku. Demikian juga untuk bahan baku organisasinya sangat mudah, kewajiban dan
pelengkap seperti telur dan bumbu penyedap perpajakan tidak ada, keterlibatan pemilik
didapatkan perusahaan di pasar daerah modal sangat besar dalam usaha, resiko
setempat yaitu di Langgur, Pasar Tual dan yang ada sangat kecil dan jenis komoditas
supermaket yang ada di Kabupaten Maluku yang dikembangkan berbasis sumberdaya
Tenggara dan Kota Tual. lokal. Pengembangan usaha agroindustri
rumput laut secara manajemen baik dari sisi
Pada umumnya tenaga kerja yang bentuk badan usaha, jenis pekerjaan,
dipakai masih ada hubungan keluarga hal ini struktur organisasi, yang ada walaupun
dapat terjadi karena usaha pengolahan masih sangat sederhana sudah
rumput laut umumnya usaha pengolahan mengkondisikan agar usaha tersebut
yang berskala kecil, sehingga tanaga kerja berjalan dengan baik dan lancar.
yang diperoleh umumnya berasal dari
keluarga dekat. Status tenaga kerja Secara legalitas mengenai kondisi
umumnya ada yang berstatus tenaga kerja perizinan, sebagian besar usaha kecil dan
tetap dan juga berstatus tenaga kerja menengah di Kabupaten Maluku Tenggara
borongan. Tenaga kerja borongan digunakan belum memiliki izin, walaupun belum
apabila permintaan produksi terhadap produk mendapat izin, namun usaha ini tetap
mengalami peningkatan dan umumnya terjadi berjalan. Pemerintah Ohoi maupun dari
pada usaha pengolahan rumput laut menjadi Kementerian Koperasi, Perindustrian dan
Chip atau tepung namun tidak membutuhkan Perdagangan Kabupaten Maluku
tenaga kerja yang cukup banyak. Tenggara umumnya sangat mendukung
upaya pemberdayaan masyarakat pesisir
Usaha pengolahan rumput laut dalam mendirikan dan mengembangkan
umumnya menggunakan peralatan yang usaha pengolahan rumput.
sama. Adapun sebagian peralatan yang
digunakan dapat diperoleh di toko peralatan Aspek Sosial, Ekonomi dan Budaya
rumah tangga seperti ember, penyaring
tipis, baskom, selang, pisau, telenan, serbet, Beberapa pertimbangan sosial
keranjang plastik, gayung, timbangan dacin, yang harus dipikirkan secara cermat
kursi duduk kecil dan lainlain. Peralatan agar dapat menentukan apakah suatu
yang menggunakan tenaga listrik/ mesin proyek yang diusulkan tanggap terhadap
diperoleh dari produsen dan toko alat-alat keadaan sosial seperti penciptaan
elektronik/alat pertanian seperti mesin kesempatan kerja yang merupakan
pemotong kerupuk, blender, oven pengukus, masalah terdekat dari suatu wilayah

101
J. Sosek KP Vol. 10 No. 1 Tahun 2015

(Gittinger, 1986) dalam Kusrina (2011). aspek lingkungan yang perlu


Pengembangan usaha pengolahan rumput diperhatikan adalah bagaimana
laut memberikan berbagai dampak, baik pengaruh keberadaan bisnis terhadap
dari aspek sosial, ekonomi, dan budaya. lingkungan sekitar.
Dari aspek sosial, usaha pengolahan Pengembangan usaha pengolahan rumput
rumput laut ini dikatakan memberikan laut sangat berhubungan dengan
dampak yang positif jika terjadi lingkungan sehingga aspek ini perlu
peningkatan peluang kerja dan dapat dikaji lebih dalam dan diharapkan suatu
mengurangi pengangguran. Tenaga kerja usaha dapat bersahabat dengan
yang direkrut umumnya berasal dari desa lingkungan karena suatu usaha tidak
setempat. Pemasaran produk rumput laut akan bertahan jika tidak bersahabat
yang dilakukan melalui pengecer yang dengan lingkungan. Limbah hasil olahan
terdapat di dekat lokasi usaha ini akan rumput laut (sirup, puding, dodol, bakso,
menyerap tenaga kerja pada desa kerupuk dan brownis) tidak mencemari
setempat. Dengan demikian secara tidak lingkungan. Karena umumnya limbah
langsung perusahaan memberikan hasil olahan yang dibuang hanyalah air
lapangan pekerjaan bagi pengecer yang hasil pencucian rumput laut yang tidak
terdapat di wilayah setempat pada mengandung zat-zat dan bahan kimia
Kabupaten Malra. Informasi ini yang membahayakan lingkungan sekitar
memperlihatkan bahwa perusahaan ini dan dalam jumlah air limbah yang
telah dapat meningkatkan lapangan dihasilkan tidak banyak sehingga dengan
kerja, dan dapat mengurangi demikian tidak mencemari lingkungan.
pengangguran baik bagi pemilik, Untuk usaha tepung dan chip rumput laut
masyarakat setempat maupun masyarakat. walaupun menggunakan bahan kimia
namun jumlahnya tidak terlalu besar dan
Pengembangan usaha pengolahan air limbah tersebut telah dikelola secara
rumput laut ini diharapkan dapat baik sehingga tidak merugikan masyarakat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar. Dengan demikian pengembangan
yang dilihat dari adanya peningkatan usaha agroindustri rumput laut dari aspek
perekonomian masyarakat. Seperti yang lingkungan layak untuk dikembangkan dan
telah disebutkan di atas, usaha memiliki prospek yang baik ke depan.
pengolahan rumput laut ini telah
membuka lapangan pekerjaan bagi
masyarakat sekitar maupun masyarakat KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
Kabupaten Maluku Tenggara. Informasi KEBIJAKAN
ini mengindikasikan bahwa usaha ini bila
dikembangkan dengan baik akan mampu Kesimpulan
meningkatkan pendapatan baik bagi Dari hasil penelitian yang telah
pemilik, masyarakat sekitar. Keberadaan dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan
usaha pengolahan rumput laut selama ini bahwa:
tidak bertentangan dengan budaya yang
telah berkembang di masyarakat selama 1. Jenis usaha agroindustri rumput laut
ini. Menurut beberapa warga dan yang berkembang di Kabupaten Maluku
aparatur desa kehadiran perusahaan ini Tenggara adalah dodol rumput laut,
tidak mengganggu kebudayaan yang ada sirup rumput laut, bakso rumput laut,
selama ini baik dari sisi nilai sosial, kerupuk rumput laut, brownies rumput
norma sosial, ilmu pengetahuan serta laut, pengolahan tepung dan chip
keseluruhan struktur-struktur sosial, dan rumput laut.
religi yang ada di masyarakat. Dengan
2. Secara finansial jenis usaha yang
demikian pengembangan usaha
paling propspektif kedepan adalah
agroindustri rumput laut memiliki prospek
usaha pengolahan tepung/ chip rumput
yang cerah.
laut dan dodol rumput laut.
Aspek Lingkungan 3. Skala prioritas yang perlu
dikembangkan dalam usaha
Nurmalina et al. (2009)
agroindustri rumput laut adalah perlu
menyatakan bahwa dalam menganalisis

102
Analisis Kelayakan Usaha Agroindustri .................. (Simon M. Picaulima, A. K. Ngamel, S. K. Hamid dan Roberto M.K.
Teniwut)

dilakukan pengembangan pasar, Persentase Bupati Kabupaten Maluku


peningkatan modal dalam usaha dan Tenggara di Makasar.
peningkatan kualitas dan kuantitas
produk. Djunaedi, A. 2000. Penjabaran Rencana ke
Program/Proyeksi Analisis Kelayakan.
4. Kebijakan pendukung yang perlu Bahan Kuliah. MPKD Universitas
dilakukan dalam pengembangan usaha Gajah Mada. Yogyakarta.
agroindustri rumput laut adalah
pendampingan yang intensif dari dinas Hubeis, M. 2009. Prospek usaha kecil dalam
instansi terkait, regulasi dan campur wadah inkubator bisnis. Penerbit
tangan pemerintah dalam menarik Ghalia Indonesia. Bogor.
investor.
Husnan, S. dan S. Muhammad. 2005. Studi
Kelayakan Proyek. UPP AMP YKPN.
Implikasi Kebijakan Yogyakarta.
Adapun saran-saran yang dapat
Kadariah, L. K. dan C. Gray. 1999. Pengantar
disampaikan berdasarkan informasi yang
Evaluasi Proyek Edisi Revisi. Lembaga
didapat dapat dikatakan bahwa dalam upaya
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
pengembangan usaha agroindustri rumput
Indonesia. Jakarta.
laut di Kabupaten Maluku Tenggara perlu
campur tangan pemerintah dan swasta Kusrina, R. 2011. Analisis Kelayakan Usaha
mengingat potensi sumberdaya rumput laut di Pengolahan Kerupuk Perusahan
Kabupaten Maluku Tenggara cukup besar. Kerupuk Cap Dua Gajah, Indramayu
Jawa Barat. Skripsi Departemen
DAFTAR PUSTAKA Agribisnis Fakultas Ekonomindan
Manajemen Institut Pertanian Bogor.
Anonim. 2013. Pengembangan Rumput Laut Bogor.
di Kabupaten Maluku Tenggara, Bahan

Nurmalina, R., T. Sarianti dan A. Karyadi. Soekartawi. 1995. Analisis Usahatani. Universitas
2009. Studi Kelayakan Bisnis. Bogor: Indonesia (UI-Press). Jakarta. 174 hal.
Departemen Agribisnis. Fakultas Ekonomi
Suparmoko, M. 1997. Ekonomi Sumber Daya
dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor.
Alam Lingkungan (Suatu
Pendekatan Simatupang, P. 1994. Peranan Strategi Industri Teoritis). Edisi 4. Badan Penerbit
FE-UGM.
Kecil Dalam PJPT II Jakarta. LP-UKI. Yogyakarta. 396 hal.
Jakarta.

103

Anda mungkin juga menyukai