Aspek reproduksi ikan kakap Lutjanus vitta (Quoy & Gainmard, 1824) di
Teluk Jakarta dan sekitarnya
[Reproductive aspects of brownstripe red snapper Lutjanus vitta (Quoy & Gainmard, 1824) in
Jakarta Bay and its surroundings]
Abstrak
Kajian beberapa aspek reproduksi ikan kakap Lutjanus vitta (Quoy & Gainmard, 1824) di Teluk Jakarta dan sekitarnya
dapat menghasilkan informasi yang sangat penting dalam rangka pengelolaan sumber daya ikan tersebut. Tujuan pene-
litian ini adalah untuk menganalisis sebaran frekuensi panjang, nisbah kelamin, kematangan gonad, indeks kematangan
gonad, ukuran kali pertama matang gonad, dan rata-rata panjang tertangkap ikan kakap. Penelitian dilaksanakan pada
bulan April 2014 hingga Januari 2015 di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Tanjung Pasir, Tangerang. Aspek yang diamati
meliputi panjang cagak dan bobot tubuh ikan, jenis kelamin, kematangan gonad, dan bobot gonad. Hasil penelitian me-
nunjukkan bahwa ukuran panjang cagak ikan kakap berkisar antara 132-265 mm dengan nisbah kelamin dalam keadaan
seimbang. Ikan kakap yang tertangkap didominasi oleh ikan yang belum matang gonad. Indeks kematangan gonad
tertinggi terjadi pada bulan September 2014 yaitu 2%. Ukuran panjang cagak kali pertama ikan matang gonad (Lm)
adalah 252 mm (jantan) dan 187 mm (betina), serta panjang cagak rata-rata tertangkap (Lc) adalah 178 mm. Kondisi ini
dapat menyebabkan lebih-tangkap yang mengganggu tingkat pertumbuhan ikan kakap.
Kata penting: ikan kakap, kematangan gonad, nisbah kelamin, rata-rata panjang tertangkap, ukuran ikan kali pertama
matang gonad
Abstract
Study on reproductive aspects of brownstripe red snapper Lutjanus vitta (Quoy & Gainmard, 1824) in Jakarta Bay and
its surroundings can obtain important information for fish resources management. The objective of this research is to
analyze length frequency distribution, sex ratio, gonadal maturation, gonado somatic index, the length at first maturity
(Lm) and the average length of captured (Lc) for this fish. This research was conducted from April 2014 to January
2015 with sampling location in Tanjung Pasir Fishing Port, Tangerang. Fish sampling and of fish that were. The
observed aspects included fork length, weight, sex, gonad maturity and gonad weight was done monthly. The result
showed that the fork length of this fish ranged between 132-265 mm with the equal sex ratio. The capture fish are
dominated by fish with immature stage. The highest of gonado somatic index was on September 2014 (2%). The fork
length at first maturity (Lm) were 252 mm (male) and 187 mm (female) while the average fork length of captured (Lc)
was 178 mm. This condition can cause a growth overfishing.
Keywords: reproductive aspects, brownstripe red snapper, Jakarta Bay, gonad maturity, sex ratio, the average length of
captured, the length at first maturity
50.000,00 kg-1. Operasi penangkapan ikan dila- Januari 2015, kecuali bulan Juni, Juli, Oktober,
kukan harian dengan alat tangkap yang beragam, dan November 2014. Lokasi pengambilan contoh
seperti pancing rawai, pancing ulur, jaring insang berada di TPI Tanjung Pasir, Kabupaten Tange-
atau trawl dasar. Permintaan pasar yang tinggi rang. TPI ini berada di sisi barat Teluk Jakarta
dengan nilai jual yang relatif besar mendorong dan merupakan tempat pelelangan ikan yang cu-
nelayan untuk melakukan penangkapan ikan ka- kup berkembang di Kabupaten Tangerang. Ikan
kap secara intensif, sehingga dapat mengancam contoh diambil secara acak dari hasil tangkapan
kelestarian sumber daya ikan tersebut. nelayan pancing rawai. Nelayan biasa mengguna-
Upaya pengelolaan sumber daya ikan kakap kan ukuran mata pancing yang kecil dengan no-
dapat diketahui melalui berbagai kajian peneliti- mor mata pancing 13-15. Daerah penangkapan
an, salah satunya adalah penelitian aspek repro- ikan oleh nelayan Tanjung Pasir adalah di sekitar
duksinya. Penelitian mengenai hal tersebut telah Teluk Jakarta hingga ke Kepulauan Seribu, se-
banyak dilakukan di berbagai negara, seperti di perti Pulau Pari, Pulau Tikus, Pulau Tidung, dan
perairan Australia Barat (Davis & West 1992, Pulau Payung (Gambar 1). Kondisi daerah terse-
Davis & West 1993), Karang Penghalang Besar but merupakan perairan dangkal dengan rata-rata
(Great Barrier Reef), Australia (Newman et al. kedalaman kurang dari 50 meter dan bersubstrat
2000) dan India (Ramachandran et al. 2013). Na- pasir atau lumpur berpasir serta terdapat ekosis-
mun di Indonesia, khususnya di perairan Teluk tem terumbu karang terutama di daerah sekitar
Jakarta dan sekitarnya, informasi tersebut masih Kepulauan Seribu, yang merupakan salah satu
sangat terbatas. Oleh karena itu, penelitian ini habitat ikan kakap dewasa.
penting dilakukan agar diperoleh informasi yang Data yang dikumpulkan terdiri atas panjang
dapat dijadikan sebagai dasar dalam pemanfaatan cagak (fork length FL), bobot tubuh (W), tingkat
dan pengelolaan ikan kakap yang optimal. Pene- kematangan gonad (TKG), dan bobot gonad
litian ini bertujuan untuk menganalisis berbagai (Wg). Setiap ikan diukur panjang cagaknya de-
aspek reproduksi ikan kakap, meliputi sebaran ngan kaliper dalam satuan mm, sedangkan bobot
frekuensi panjang, nisbah kelamin, tingkat kema- tubuh ikan (W) dan bobot gonad (W g) ditimbang
tangan gonad (TKG), indeks kematangan gonad dengan timbangan elektronik dalam satuan gram
(IKG), ukuran ikan kali pertama matang gonad dengan ketelitian 0,1 g (bobot tubuh ikan) dan
(Lm), dan rata-rata panjang ikan tertangkap (Lc). 0,01 g (bobot gonad). Penentuan jenis kelamin
dilakukan secara visual berdasarkan perubahan
Bahan dan metode morfologi gonad yang mengacu pada Holden &
Pengambilan ikan contoh dilakukan satu kali Raitt (1974) (Tabel 1).
dalam sebulan pada bulan April 2014 hingga
Gambar 1. Lokasi penelitian ikan kakap Lutjanus vitta di Perairan Teluk Jakarta dan sekitarnya
Analisis data yang dilakukan terdiri atas nis- dilakukan untuk menguji perbedaan nisbah terse-
bah kelamin, indeks kematangan gonad, pendu- but mengikuti persamaan berikut:
gaan panjang kali pertama matang gonad (Lm),
[ ]
dan rata-rata panjang tertangkap (Lc).
Nisbah kelamin menunjukkan perbandingan Keterangan: = nilai chi-square, f0 = frekuensi yang
diperoleh atau diamati, fe = frekuensi yang
jumlah betina terhadap ikan jantan dalam setiap diharapkan.
bulan pengamatan jumlah total ikan. Uji Chi-
square pada selang kepercayaan 95% (α=0,05)
Indeks kematangan gonad (IKG) merupakan Perhitungan nilai Lc diperoleh dengan cara
suatu analisis yang didasarkan pada gonad dan memplotkan frekuensi kumulatif ikan yang ter-
bobot tubuh ikan secara keseluruhan. Nilai IKG tangkap dengan panjang cagak, akan diperoleh
diperoleh melalui rumus (Effendie 1997): kurva logistik baku. Titik perpotongan antara
kurva logistik baku dengan 50% frekuensi ku-
mulatif merupakan nilai rata-rata panjang ikan
Keterangan: IKG= indeks kematangan gonad, Wg= bo-
bot gonad (g), W= bobot tubuh ikan (g). yang tertangkap (Wujdi et al. 2013, Wahyuning-
sih et al. 2013).
Panjang ikan kali pertama matang gonad
(Lm) dianalisis dengan metode Spearman Karber
Hasil
(Udupa 1986) dengan selang kepercayaan 95%
Ikan kakap L. vitta merupakan jenis ikan
(α=0,05), mengikuti rumus sebagai berikut:
dari marga Lutjanus dan suku Lutjanidae. Ciri
umum marga ini adalah memiliki badan yang
* ( )+ ( ∑ )
agak tinggi dan pipih. Ciri khusus yang dimiliki
√ oleh L.vitta adalah adanya garis kehitaman yang
Keterangan: m= log panjang ikan pada kematangan terletak di bagian tengah badan dari belakang
gonad pertama, xk=log nilai tengah kelas panjang
yang terakhir ikan yang telah matang gonad, x= log mata hingga bagian atas batang ekor (Anderson
pertambahan panjang pada nilai tengah, pi= proporsi & Allen 2001). Terdapat 10 duri keras dan 12-13
ikan matang gonad pada kelas panjang ke-I, M= pan-
jang ikan kali pertama matang gonad. duri lemah pada sirip punggung, 3 duri keras dan
8-9 duri lemah pada sirip dubur serta 15-16 duri
lemah pada sirip dada. Bentuk sirip ekor adalah dan betina berada pada kisaran 185,4-198,6 mm
lengkung tunggal dengan tubuh berwarna merah (Gambar 3).
muda dan putih pada bagian perut (Gambar 2). Secara umum, nisbah kelamin ikan kakap
Jumlah ikan contoh yang dikumpulkan seti- betina dan jantan adalah 1,2:1 atau 55% ikan
ap bulannya berkisar antara 30-60 ekor. Secara betina berbanding 45% ikan jantan. Perhitungan
keseluruhan, total contoh ikan kakap adalah 282 ini dilakukan untuk seluruh ikan contoh, baik
ekor yang terdiri atas 126 ekor jantan, 151 ekor yang belum ataupun sudah matang gonad. Ikan
betina, dan 5 ekor yang tidak dapat ditentukan kakap betina lebih banyak tertangkap dibanding-
jenis kelaminnya. Panjang cagak ikan kakap jan- kan dengan ikan kakap jantan, kecuali pada bulan
tan berkisar antara 148,1-264,8 mm, sedangkan April dan September (Tabel 2). Berdasarkan per-
bobot tubuh dari 54,3-315,2 g. Kisaran panjang hitungan, diperoleh nilai khi kuadrat sebesar 1,37
cagak ikan kakap betina adalah 132,2-247,6 mm yang lebih kecil daripada nilai tabel khi kuadrat
dan bobot tubuh berkisar antara 34,6-233,1 gram. pada selang kepercayaan 95% (11,07). Nilai ini
Modus ukuran panjang cagak ikan kakap jantan menunjukkan bahwa nisbah kelamin ikan kakap
dalam kondisi seimbang.
Gambar 2. Ikan kakap Lutjanus vitta di Perairan Teluk Jakarta dan sekitarnya (FL: 172 mm)
45
40
Frekuensi (individu)
35
30
25
20
15 Jantan
10 Betina
5
0
Gambar 3. Sebaran frekuensi panjang cagak ikan kakap di Teluk Jakarta dan sekitarnya pada bulan April,
Mei, Agustus, September, Oktober 2014, dan Januari 2015
Tabel 2. Nisbah betina terhadap jantan ikan kakap di Teluk Jakarta dan sekitarnya pada bulan bulan April,
Mei, Agustus, September, Oktober 2014 dan Januari 2015
Bulan
Kelamin Total
April Mei Agustus September Oktober Januari
Betina (ekor) 15 33 21 22 23 37 151
Jantan (ekor) 20 27 15 24 16 24 126
Nisbah 0,75 1,22 1,40 0,92 1,44 1,54 1,20
200
Panjang cagak (mm)
190
180
Rata-rata
panjang
170 cagak
160
150
TKG I TKG II TKG III TKG IV TKG V
Tingkat kematangan gonad
Gambar 4. Hubungan antara tingkat kematangan gonad dan panjang cagak ikan kakap di Teluk Jakarta dan
sekitarnya
Berdasarkan Gambar 4, diketahui bahwa 0,8 dan ikan betina memiliki kisaran nilai 1-2.
terdapat hubungan antara ukuran panjang cagak Selama pengamatan, perkembangan IKG ikan
ikan dengan tingkat kematangan gonadnya. TKG kakap jantan tertinggi terjadi pada bulan Agus-
ikan akan semakin berkembang dengan mening- tus, sedangkan ikan betina berada di bulan Sep-
katnya ukuran ikan. Ikan kakap jantan dan betina tember. Pada bulan Juni, Juli, November, dan
yang diamati selama penelitian banyak yang be- Desember tidak dilakukan pengambilan contoh,
lum matang gonad dengan jumlah 113 ekor atau sehingga nilai IKG pada bulan tersebut tidak di-
90% (jantan) dan 70 ekor atau 47 % (betina). ketahui.
Pada bulan Agustus hingga Oktober diperoleh Pengukuran rata-rata ukuran panjang cagak
ikan kakap jantan dan betina pada fase TKG III ikan kakap yang tertangkap pada tingkat ke-
dan IV (Gambar 5). Hal ini menunjukkan pada mungkinan 50% (Lc) adalah 178 mm (Gambar 7).
bulan tersebut gonad ikan kakap telah matang Sementara itu, berdasarkan analisis Spearman-
dan siap melakukan pemijahan. Selain itu, fase Karber (Udupa 1986) diketahui bahwa panjang
tersebut juga banyak ditemukan pada ikan kakap cagak ikan kakap kali pertama matang gonad
betina pada Bulan Mei. (Lm) di Perairan Teluk Jakarta dan sekitarnya
Nilai indeks kematangan gonad berfluktuasi adalah 252 mm dengan kisaran 243-260 mm
setiap bulan pengamatan (Gambar 6). Nilai IKG (jantan) dan 187 mm dengan kisaran 177-196
rata-rata bulanan ikan jantan berkisar antara 0,2- mm (betina).
100 100
Agu
Okt
Nov
Mei
Jul
Jun
Des
Sep
Jan
Apr
Mei
Agu
Okt
Nov
Jul
Jun
Des
Sep
Jan
Bulan pengamatan Bulan pengamatan
a b
Gambar 5. Tingkat kematangan gonad ikan kakap jantan (a) dan betina (b) di Teluk Jakarta dan sekitarnya
2.5
Indeks kematangan gonad
2.0 Jantan
Betina
1.5
1.0
0.5
0.0
Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des Jan
Bulan pengamatan
Gambar 6. Indeks kematangan gonad ikan kakap di Teluk Jakarta dan sekitarnya
Gambar 7. Frekuensi kumulatif sebaran panjang cagak ikan kakap di Teluk Jakarta dan sekitarnya
ini juga terjadi pada penelitian ikan jenis lain pa- tangan gonad pada ukuran panjang 40-50% dari
da suku Lutjanidae, yaitu ikan kakap merah L. panjang maksimumnya dan perbedaan ukuran
sanguineus dan L. malabaricus di Laut Jawa pada saat matang gonad biasanya dipengaruhi
(Karyaningsih & Suhendrata 1992; Wahyuning- oleh kedalaman, tipe habitat dan kelimpahan
sih et al. 2013) dan ikan tajuk Aphareus rutilans makanan (Grimes 1987). Nilai Lm dapat berbeda
di Palabuhan Ratu (Hukom et al. 2006), ikan- dalam satu jenis ikan dan antar jenis ikan, se-
ikan yang ditangkap didominasi oleh ikan yang hingga individu yang berasal dari satu kelas
belum matang gonad. Menurut Johannes (1978), umur atau satu kelas panjang tidak selalu harus
ikan-ikan suku Lutjanidae merupakan jenis ikan mencapai panjang kali pertama matang gonad
yang beruaya pada saat melakukan pemijahan yang sama (Udupa 1986). Sebagai salah satu
dan biasanya memijah di laguna atau lereng karakteristik riwayat hidup ikan, nilai Lm sangat
terumbu karang yang menghadap ke laut lepas. penting untuk diketahui karena dapat berimpli-
Oleh karena itu, ada kemungkinan bahwa daerah kasi pada keakuratan suatu kegiatan pengelolaan
penangkapan ikan oleh nelayan Tanjung Pasir perikanan (Fry et al. 2009).
bukan menjadi daerah pemijahan ikan kakap, Hasil analisis terhadap nilai Lc dan Lm
sehingga ikan yang telah matang gonad jarang menunjukkan bahwa sebagian besar ikan kakap
ditemukan dalam jumlah besar. Namun, untuk yang tertangkap di Perairan Teluk Jakarta dan
membuktikan hal tersebut perlu dilakukan pene- sekitarnya masih muda dan belum memijah atau
nelitian lebih lanjut, terlebih terkait strategi re- belum matang gonad (Lc < Lm). Jika ikan-ikan
produksinya. yang berukuran kecil dan belum matang gonad
Ukuran pertama matang gonad (Lm) ikan lebih banyak tertangkap, maka berpeluang me-
kakap betina lebih kecil daripada ikan kakap jan- nyebabkan terjadinya lebih-tangkap pertumbuhan
tan, yaitu 187 mm. Pada umumnya ikan betina (growth overfishing). Jenis lebih-tangkap ini
akan mengeluarkan energi yang lebih tinggi un- akan menyebabkan penurunan stok ikan akibat
tuk pertumbuhan gonad daripada pertumbuhan banyaknya penangkapan ikan-ikan muda, yang
sel atau somatiknya, sehingga ikan betina akan belum sempat mencapai ukuran tertentu atau
lebih cepat matang gonad dibandingkan ikan jan- dewasa sehingga tidak bisa mengimbangi penyu-
tan (Clarke 1983, West 1990; King 1995; Effen- sutan stok karena kematian alami (misalnya pe-
die 1997). Selain itu, ikan betina berpotensi kehi- mangsaan).
langan hingga 85% cadangan energi somatik saat Berdasarkan informasi di atas, maka upa-
pemijahan terjadi (Adams & Breck 1990). Per- ya pengelolaan ikan kakap yang dapat dilakukan
tumbuhan dan pematangan gonad pada individu meliputi peningkatan selektivitas alat tangkap
dewasa merupakan dua proses utama yang mem- dan peningkatan ukuran tangkap. Pendekatan
butuhkan banyak energi dan terjadi dengan selektivitas alat tangkap dapat dilakukan melalui
mengorbankan pertumbuhan jaringan somatik peningkatan ukuran mata pancing (di bawah no-
(Flath & Diana 1985). Di pesisir Barat Daya mor 13) agar ukuran tangkap ikan kakap menjadi
India, nilai Lm pada ikan kakap betina adalah lebih panjang daripada nilai Lm, yaitu 250 mm.
158 mm dan 145 mm untuk ikan kakap jantan Peningkatan ukuran tangkap ini juga dimaksud-
(Ramachandran et al. 2013). Pada umumnya, kan agar ikan yang tertangkap mencapai struktur
kelompok ikan kakap mencapai ukuran kema- umur yang paling produktif dari stok ikan serta
memberikan kesempatan ikan muda untuk tum- Davis TLO, West GJ. 1992. Growth and mortal-
ity of Lutjanus vittus (Quoy and Gaimard)
buh sehingga nilai ekonominya bertambah (Mu-
from the North West Shelf of Australia.
hammad 2011). Fishery Bulletin, 90(2): 395-404.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Fry G, Milton DA, Velde TVD, Stobutzki I,
Andamari R, Badrudin, Sumiono B. 2009.
M. Adrim, Fahmi, Priyo Agustono, dan Johan Reproductive dynamics and nursery ha-
Picasouw atas segala bantuan yang telah diberi- bitat preferences of two commercially
important Indo-Pacific red snappers Lutja-
kan selama penelitian. nus erythropterus and L. malabaricus.
Fisheries Sciences, 75(1): 145-158.
Daftar pustaka Fry GC, Milton DA. 2009. Age, growth and
Adams SM, Breck JE. 1990. Bioenergetics. In: mortality estimates for populations of red
Schreck CB, Moyle PB (eds). Methods for snappers Lutjanus erythropterus and L.
Fish Biology. American Fisheries Society, malabaricus from northern Australia and
Bethesda. pp. 389–409. eastern Indonesia. Fisheries Sciences,
75(5): 1219-1229.
Al-Rasady I, Govender A, Saud M, Al-Jufaili.
2012. Reproductive biology of longnose Grimes CB. 1987. Reproductive biology of Lu-
trevally (Carangoides chrysophrys) in the tjanidae: a review. In: Polovina JJ, Ralston
Arabian Sea, Oman. Environmental Biolo- S (ed.). Tropical snappers and groupers:
gy of Fishes, 93 (1): 177-184. biology and fisheries management. West-
view Press, Boulder and London. pp. 239-
Anderson WD, Allen GR. 2001. Lutjanidae. 294.
Snappers (jobfishes). In: Carpenter KE,
Niem V (eds.). FAO species identification Holden MJ, Raitt DFS. 1974. Manual of
guide for fishery purposes. The living ma- Fisheries Science. FAO Fisheries Tech-
rine resources of the Western Central Pa- nical Papers 115. 214 p.
cific. Vol. 5. Bony fishes part 3 (Menidae
Hukom FD, Purnama DR, Rahardjo MF. 2006.
to Pomacentridae). FAO, Rome. pp.
Tingkat kematangan gonad, faktor kondi-
2840-2919.
si, dan hubungan panjang-berat ikan tajuk
Bal DV, Rao KV. 1984. Marine Fisheries of (Aphareus rutilans Cuvier, 1830) di pera-
India. Tata McGraw-Hill Publishing Com- iran Laut Dalam Palabuhanratu, Jawa Ba-
pany, New Delhi. 472 p. rat. Jurnal Iktiologi Indonesia, 6(1): 1-9.
Clarke TA. 1983. Sex ratios and sexual differen- Johannes RE. 1978. Reproductive strategies of
ces in size among mesopelagic fishes from coastal marine fishes in the tropics. Envi-
the Central Pasific Ocean. Marine Biolo- ronmental Biology of Fishes, 3(1): 65-84.
gy, 73(2): 203-209.
Karyaningsih S, Suhendrata T. 1992. Pendugaan Schwartzkopf BD, Cowan Jr JH. 2017. Seasonal
ukuran pertama kali matang gonad ikan and sex differences in energy reserves of
kakap merah (Lutjanus sanguineus) di red snapper Lutjanus campechanus on na-
Laut Jawa. Jurnal Penelitian Perikanan tural and artificial reefs in the northwest-
Laut, 75(1): 29-32. ern Gulf of Mexico. Fisheries Science,
83(1): 13-22.
King MG.1995. Fisheries biology, assessment
and management. Fishing News Books, Thomas R, Munro JL. 1983. The biology, ecolo-
Oxford. 341 p. gy and bionomics of the snappers, Lutjani-
dae. ICLARM. Technical Report, 7: 94-
Muhammad S. 2011. Kebijakan Pembangunan 109.
Perikanan dan Kelautan: Pendekatan Sis-
tem. Universitas Brawijaya Press. Malang. Turkmen M, Erdogan O, Yildrim A, Akhyurt I.
508 hlm. 2002. Reproductive tactics, age and
growth of Capoeta capoeta umla Heckel
Newman SJ, Williams DMcB. 1996. Variation in 1843 from the Askale region of the Karasu
reef associated assemblages of the Lutjan- River, Turkey. Fisheries Research, 54(1):
idae and Lethrinidae at different distances 317-328
offshore in the central Great Barrier Reef.
Environmental Biology of Fishes, 46(2): Udupa KS. 1986. Statistical method of estimating
123-138. the size at first maturity of fishes.
Fishbyte, 4(2): 8-10.
Newman SJ, Cappo M, Williams D.McB. 2000.
Age, growth and mortality of the stripey, Wahyuningsih, Prihatiningsih, Ernawati T. 2013.
Lutjanus carponotatus (Richardon) and Parameter populasi ikan kakap merah
the brown-stripw snapper, L. vitta (Quoy (Lutjanus malabaricus) di Perairan Laut
and Guimard) from the central Great Bar- Jawa bagian timur. Bawal, 5(3): 175-179.
rier Reef, Australia. Fisheries Research,
48(1): 263-275. West G. 1990. Methods of assessing ovarian de-
velopment in fishes: a review. Australian
Ramachandran S, Ali DM, Varghese BC. 2013. Journal of Marine and Freshwater Re-
Age, growth and maturity of brownstripe search, 41(1): 199–222
red snapper Lutjanus vitta (Quoy &
Gaimard, 1824) from southwest coast of Wujdi A, Suwarso, Wudianto. 2013. Biologi
India. Journal of Marine Biology, 55(2): reproduksi dan musim pemijahan ikan
61-68. lemuru (Sardinella lemuru Bleeker, 1853)
di Perairan Selat Bali. Bawal, 5 (1): 49-57.
Randall JE. 1995. Coastal Fishes of Oman. Uni-
versity of Hawaii Press, Honolulu. 439 p. Winemiller KO, Rose KA. 1992. Patterns of life-
history diversification in North American
Restiangsih YH, Noegroho T, Wagiyo K. 2016. fishes: implications for population regula-
Beberapa aspek biologi ikan tenggiri pa- tions. Canadian Journal of Fisheries and
pan (Scomberomorus guttatus) di perairan Aquatic Sciences, 49(10): 2196-2218.
Cilacap dan sekitarnya. Bawal, 8(3): 191-
198