Anda di halaman 1dari 8

Jurnal

Jurnal Metris 19 (2018) 131–138


Metris journal homepage: http://ojs.atmajaya.ac.id/index.php/metris
ISSN: 1411 - 3287

Analisis Kebijakan, Strategi dan Analisis SWOT Pengelolaan


Usaha Rumput Laut Nelayan Daerah Pesisir Pantai Amal
Kota Tarakan
Riyans Ardiyansyah, Nurjannatul Hasanah*

Program Studi Manajemen, Universitas Borneo Tarakan


Jalan Amal Lama No.1, Tarakan, Kalimantan Utara

Article Info Abstract


Article history: This study aims to analyze the policy strategy for the development of effective
effort to increase the income of seaweed fishermen. The data were collected
Received through observation, interview, questionnaire and documentation. Data were
2 November 2018
analyzed by using descriptive analysis, indicator analysis and policy succesfull,
Accepted and SWOT analysis. Results showed that seaweed fishermen have problems
23 March 2019 associated with human resources, capital, facility availability, marketing of
seaweed product, seaweed seeds supply, weather and networking. The policies
Keywords: and efforts which have been done by local government in Tarakan have not
Policy solved the problems yet. This study suggest to maximize the strength and
Strategy opportunity (SO strategy), utilize the internal strength and minimize external
Seaweed threaten (ST strategy), utilize the opportunity and minimize the weakness (WO
SWOT strategy) and minimize weakness and anticipate threaten (WT strategy).

1. PENDAHULUAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi
Rumput laut merupakan komoditas penting kebijakan pengembangan usaha rumput laut yang
perikanan yang memiliki nilai ekonomi cukup mengacu pada rencana pengembangan budidaya
tinggi, merupakan salah satu sumber devisa negara rumput laut dengan program bantuan usaha rumput
dan sumber pendapatan bagi masyarakat pesisir. laut di kabupaten Bantaeng masih kurang nyata,
Manfaat rumput laut sangat besar bagi kehidupan ditandai dengan kegagalan Koperasi Citra Mandiri
manusia, selain sebagai bahan makanan, juga yang difasilitasi oleh pemerintah. Alternatif strategi
merupakan bahan baku dalam industri pembuatan pengembangan usaha yang efektif untuk
obat-obatan dan kosmetik sehingga kebutuhan meningkatkan pendapatan petani rumput laut
pemanfaatan rumput laut semakin meningkat baik berupa pengembangan strategi kebijakan antara
untuk konsumsi dalam negeri maupun untuk pemerintah, petani rumput laut dan pedagang
permintaan ekspor. Bedasarkan visi Menteri DKP dengan melibatkan Perguruan Tinggi sebagai
2010 dalam program peningkatan produksi fasilitator tenaga ahli.
perikanan, menjadikan Indonesia sebagai penghasil
produk perikanan terbesar dunia di tahun 2015 dan Dalam penelitian Ngamel (2012), hasil
rumput laut menjadi komoditas unggulan dalam penelitian menunjukkan bahwa usaha tani yang
program ini disamping komoditas lainnya dijalankan berdasarkan kriteria adalah layak dan
(Nurdjana, 2010). Suwandi (1992) menyatakan mempunyai arti bahwa setiap biaya produksi yang
sebagian besar rumput laut di Indonesia diekspor dikeluarkan sebesar Rp 1000,-, maka akan diperoleh
dalam bentuk kering. penerimaan sebesar Rp 1880,-. Pabrik pengolahan
rumput laut menjadi tepung karaginan di wilayah
Beberapa peneliti sebelumnya telah Kecamatan Kei Kecil Kabupaten Maluku Tenggara
melakukan penelitian yang berkaitan dengan memiliki nilai tambah tinggi yaitu sebesar Rp
penelitian rumput laut. Anwar (2013) melakukan 9.362,50,- per kg bahan baku atau sebesar 48,01 %
penelitian mengenai kebijakan dan strategi dari nilai produksi.Asni (2015) melakukan
pengembangan rumput laut di kabupaten bantaeng. penelitian mengenai analisis produksi rumput laut
Ngamel (2012) melakukan penelitian mengenai berdasarkan musim dan jarak lokasi budidaya di
analisis finansial usaha budidaya rumput laut dan perairan kabupaten bantaeng. Hasil penelitian
nilai tambah tepung karaginan di kecamatan kei menunjukan produksi rumput laut tinggi pada
kecamatan Maluku Tenggara. musim hujan dari musim kemarau, faktor kecerahan
*Corresponding author. Nurjannatul Hasanah
Email address: nurjannatulh@yahoo.com
132 Ardiyansyah, R. & Hasanah, N. / Jurnal Metris 19 (2018) 131-138

yang menyebabkan produksi meningkat pada pencaharian sebagai nelayan penangkap ikan
musim penghujan. dengan berbagai alat tangkap, tetapi dengan adanya
usaha rumput laut yang berkembang di daerah ini,
Mahatama dan Farid (2013) melakukan
para nelayan telah berkembang usahanya menjadi
penelitian daya saing dan saluran pemasaran rumput
usaha menangkap ikan dan juga berusaha budidaya
laut studi pada kabupaten Jeneponto Sulawesi
rumput laut. Sehubungan dengan hal tersebut maka
Selatan. Hasil penelitian menunjukan hasil analisis
perlu dilakukan kajian mengenai kebijkan dan
daya saing menunjukkan bahwa usaha budidaya
strategi pengelolaan rumput laut yang ada untuk
rumput laut di tingkat petani memiliki daya saing,
mengetahui pokok permasalahan pengelolaan
walaupun saat ini umumnya petani tidak
rumput laut, menganalisis efektivitas kebijakan
memperoleh subsidi input dan fasilitas proteksi dari
pemerintah atas pengelolaan rumput laut yang ada,
pemerintah. Di antara beberapa saluran pemasaran
kemudian merumuskan dan menentukan strategi
yang digunakan, saluran yang berakhir di simpul
pengembangan yang tepat untuk mengelola usaha
eksportir lebih unggul dalam efisiensi teknis,
rumput laut nelayan di daerah pesisir pantai amal
sedangkan saluran pemasaran yang akhir simpulnya
kota Tarakan. Penelitian ini sangat penting
di pabrik pengolahan lebih unggul dalam efisiensi
dilakukan karena masyarakat nelayan pantai amal
ekonomis. sangat membutuhkan solusi dan alternative untuk
Tarakan merupakan salah satu kota kepulauan meningkatkan pendapatan dalam memenuhi hidup
di wilayah Kalimantan utara yang memiliki potensi mereka. Banyak nelayan yang sudah berusaha
penghasil rumput laut terbesar di Kalimantan Utara. maksimal akan tetapi hasil yang mereka peroleh
saat ini, daerah yang mengandung rumput laut di tidak sebanding dengan biaya yang harus mereka
perairan Tarakan yaitu Pantai amal, Tanjung Karis, keluarkan. Dilain pihak mereka juga membutuhkan
Selumit Pantai, Lingkas ujung, Karang Rejo Pantai, tambahan pendapatan untuk membiayai anak-anak
Tanjung Pasir, dan Tanjung Batu. Jumlah produksi sekolah dan membiayai kebutuhan hidup sehari-
rumput laut Kalimantan utara terus meningkat dari hari. Dengan demikian, tujuan dari penelitian ini
500 ton per bulan tahun 2009 menjadi 2.400 ton per adalah menganalisis permasalahan yang dihadapi
bulan tahun 2014. Khusus untuk pantai amal petani rumput laut, menganalisis kebijakan
budidaya rumput laut dimulai sejak tahun 2009, pemerintah daerah, menganalisis dampak
dengan jumlah petani/nelayan di perkirakan kebijakan, merumuskan dan menentukan pola
sebanyak 5.000-6.000 orang dengan jumlah kebijakan dan strategi dalam pengelolaan rumput
kelompok nelayan sebanyak 30 kelompok. laut di kota Tarakan.

Namun demikian peningkatan produksi 2. METODOLOGI


rumput laut tersebut tidak diiringi dengan
peningkatan pendapatan dan kesejahteraan 2.1 Landasan Teori
masyarakat. Jumlah produksi meningkat tetapi Kebijakan dan Strategi
harga jual menurun. produksi terus meningkat tetapi
biaya pengolahan dan biaya produksi lebih besar Strategi dan kebijakan merupakan hal yang
daripada penghasilan dari penjualan yang memiliki peran penting dalam suatu permasalahan
dilakukan. yang terjadi. Strategi adalah pendekatan secara
keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan
Menurunnya tingkat pendapatan masyarakat gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah
tersebut disebabkan banyak hal antara lain aktivitas dalam kurun waktu tertentu. Sedangkan
pembudidayaan rumput laut masih tradisional, kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas yang
pengelolaan pasca panen yang mahal, sulit menjadi pedoman dan dasar rencana dalam
memasarkan hasil panen dengan harga tinggi, pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan
modal nelayan yang masih relative kecil, dan lain- cara bertindak. Sehingga kebijakan adalah langkah-
lain. Disamping itu pemerintah dalam hal ini dinas langkah yang dilakukan untuk mewujudkan strategi
perikanan dan dinas prindustrian, perdagangan dan yang telah direncanakan.
koperasi dan UMKM tidak jeli meihat
permasalahan yang ada. Sehingga ketika Menurut Dunn, Kebijakan adalah aturan
memberikan bantuan tidak tepat sesuai dengan yang tertulis yang merupakan keputusan formal
dibuthkan oleh nelayan. Sehingga banyak bantuan organisasi, yang bersifat mengikat, yang mengatur
yang diberikan tidak tepat sasaran dan sia-sia. perilaku dengan tujuan untuk menciptakan tatanilai
baru dalam masyarakat. Analisis kebijakan adalah
Sampai saat ini eksistensi mitra (petani rumput suatu aktivitas intelektual dan praktis yang
laut) dengan masyarakat sekitar cukup besar, ditujukan untuk menciptakan, menerapkan, secara
diantaranya adalah dapat membuka lapangan kerja kritis menilai, dan mengkomunikasikan substansi
baru, dimana para nelayan di daerah ini sebelum kebijakan (Dunn, 1999). Menurut Glueck dan Jauch
adanya budidaya rumput laut, mereka hanya Strategi adalah Rencana yang disatukan, luas dan
menggantungkan hidupnya atau hanya bermata
Ardiyansyah, R & Hasanah, N. / Jurnal Metris 19 (2018) 131-138 133

berintegrasi yang menghubungkan keunggulan 3. Opportunity (O) yaitu analisis peluang,


strategis perusahaan dengan tantangan lingkungan, situasi atau kondisi yang merupakan peluang
yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan diluar suatu organisasi atau perusahaan dan
utama dari perusahaan dapat dicapai melalui memberikan peluang berkembang bagi
pelaksanaan yang tepat oleh organisasi (Glueck dan organisasi dimasa depan. Cara ini adalah
Jauch, p.9, 1989). untuk mencari peluang ataupun terobosan
yang memungkinkan suatu perusahaan
Rumput Laut
ataupun organisasi bisa berkembang di masa
Rumput laut merupakan salah satu sumber yang akan depan atau masa yang akan
daya hayati yang terdapat di wilayah pesisir dan laut datang.
Rumput laut atau sea weeds secara ilmiah dikenal 4. Threats (T) yaitu analisis ancaman, cara
dengan istilah alga atau ganggang. Rumput laut menganalisis tantangan atau ancaman yang
termasuk salah satu anggota alga yang merupakan harus dihadapi oleh suatu perusahaan
tumbuhan berklorofil. Dilihat dari ukurannya, ataupun organisasi untuk menghadapi
rumput laut terdiri dari jenis mikroskopik dan berbagai macam faktor lingkungan yang
makroskopik. Jenis makroskopik inilah yang sehari- tidak menguntungkan pada suatu perusahaan
hari kita kenal dengan rumput laut (Taurino- atau organisasi yang menyebabkan
Poncomulyo, 2006). kemunduran. Jika tidak segera di atasi,
ancaman tersebut akan menjadi penghalang
Analisis SWOT bagi suatu usaha yang bersangkutan baik di
Analisis SWOT merupakan suatu bentuk masa sekarang maupun masa yang akan
analisis yang digunakan oleh manajemen datang.
perusahaan atau organisasi yang sistematis dan
2.2 Desain Penelitian
dapat membantu dalam usaha penyusunan suatu
rencana yang matang untuk mencapai tujuan Rancangan penelitian yang digunakan untuk
perusahaan atau organisasi baik tujuan jangkan menganalisis penelitian ini adalah gabungan
panjang maupun tujuan jangka pendek. Selain pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan
itu, analisis SWOT juga dapat diartikan sebagai kuantitatif untuk mendapatkan gambaran mengenai
sebuah bentuk analisa situasi dan kondisi yang objek penelitian melalui angka-angka atau laporan-
bersifat deskriptif (memberi suatu gambaran) laporan yang dihasilkan oleh pelaku usaha dan
tentang sebuah perusahan atau oraganisasi. Analisa pemerintah. Sedangkan pendekatan kualitatif
ini menempatkan situasi dan kondisi sebagai digunakan untuk menganalisis dan menggambarkan
sebagai faktor yang di jadikan masukan. Kemudian data tersebut menjadi bahan analisis.Penelitian
masukan tersebut dikelompokkan sesuai menerapkan studi kasus dengan menggunakan
kontribusinya masing-masing. teknik-teknik kualitatif seperti wawancara semi
Analisis SWOT merupakan analisis terhadap terstruktur, diskusi kelompok (FGD) dan observasi
empat hal yaitu strenght, weaknesess, opportunity terhadap partisipan. Pihak-pihak yang
dan threats. Adapun penjelasan terhadap ke empat diwawancarai antara lain berasal dari nelayan,
analisis tersebut adalah sebagai berikut: kelompok-kelompok nelayan, dinas perikanan, dan
1. Strenght (S) yaitu analisis kekuatan, situasi dinas perindustrian, perdagangan dan mikro dan
ataupun kondisi yang merupakan kekuatan UMKM Kota Tarakan.
dari suatu organisasi atau perusahaan pada
2.3 Lokasi dan Waktu Penelitian
saat ini. Yang perlu di lakukan di dalam
analisis ini adalah setiap perusahaan atau Penelitian ini dilakukan di kawasan pesisir
organisasi perlu menilai kekuatan-kekuatan pantai amal kota Tarakan. Pemilihan lokasi ini
dan kelemahan di bandingkan dengan para sebagai obyek penelitian karena beberapa
pesaingnya. Misalnya jika kekuatan pertimbangan, diantaranya adalah wilayah ini
perusahaan tersebut unggul di dalam merupakan wilayah pesisir yang memiliki
teknologinya, maka keunggulan itu dapat di petani/nelayan rumput laut yang cukup banyak yaitu
manfaatkan untuk mengisi segmen pasar sekitar 5.000-6.000 nelayan yang terbagi dalam
yang membutuhkan tingkat teknologi dan sekitar 30 kelompok nelayan. Disamping metode
juga kualitas yang lebih maju. pengelolaan rumput laut masih sangat tradisional
2. Weaknesses (W) yaitu analisi kelemahan, dengan kondisi masyarakat yang miskin. Penelitian
situasi ataupun kondisi yang merupakan ini dilaksanakan selama 12 bulan yang dimulai pada
kelemahan dari suatu organisasi atau bulan Januari 2017 – Desember 2017.
perusahaan pada saat ini. Merupakan cara
2.4 Sumber dan Jenis Data
menganalisis kelemahan di dalam sebuah
perusahaan ataupun organisasi yang menjadi Data yang digunakan dalam penelitian ini
kendala yang serius dalam kemajuan suatu adalah data primer dan data sekunder. Data primer
perusahaan atau organisasi. adalah data yang diperoleh langsung dari
134 Ardiyansyah, R. & Hasanah, N. / Jurnal Metris 19 (2018) 131-138

responden, sedangkan data sekunder adalah data dan ancaman dari usaha pengelolaan rumput laut
yang telah diolah oleh Lembaga/institusi dalam masyarakat pesisir pantai amal Kota Tarakan.
bentuk data pendapatan, kondisi masyarakat,
jumlah bantuan dan metode pengelolaan rumput 2.6 Rancangan Penelitian
laut yang ada dan lain-lain. Metode pengumpulan
Rancangan penelitian yang digunakan dalam
data primer dalam penelitian ini menggunakan
penelitian ini adalah dapat dilihat dalam Gambar 1.
teknik wawancara. Wawancara di lakukan langsung
kepada responden untuk mengetahui secara
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
langsung pokok permasalahan dan
mendokumentasikan hasil wawancara tersebut. 3.1 Responden
2.5 Metode Analisis Responden dalam penelitian ini adalah
Metode analisis yang digunakan dalam nelayan daerah pesisir pantai amal Tarakan,
penelitian ini adalah menggunakan analisis pemerintah kota Tarakan dan para
diskriptif, analisis indikator keberhasilan kebijakan pedagang/pengepul rumput laut. Responden
dan strategi, dan analisis SWOT. Analisis diskriptif terdiri atas 200 orang nelayan pembudidaya, 3
digunakan untuk mengetahui gambaran pola instansi pemerintah yaitu dinas perikanan,
pengelolaan rumput laut yang dilakukan oleh dinas perindustrian, perdagangan, kopreasi dan
nelayan dan mengidentifikasi pokok permasalahan UMKM serta 10 orang pedagang/pengepul
yang dihadapi oleh masyarakat. Analisis indikator
rumput laut. Metode pengumpulan dalam
keberhasilan digunakan untuk mengetahui dampak
dari kebijakan dan strategi pemerintah dalam penelitian ini menggunakan metode
pengembangan dan penglolaan rumput laut, wawancara dan kuesioner.
sedangkan analisis SWOT digunakan untuk
mengetahui kelemahan dan kekuatan serta peluang

Tabel 1.
Analisis keberhasilan kebijakan dan strategi pengembangan usaha digunakan analisis indikator keberhasilan

No Kriteria Indikator Cara mengukur


1 Tingkat Peningkatan relatif pendapatan Secara kuantitatif membandingkan sebelum dan
pendapatan masyarakat lokal sesudah diterapkan kebijakan pengembangan
usaha rumput laut
2 Pendidikan Peningkatan jumlah masyarakat Perbandingan jumlah relatif lulusan masyarakat
formal yang mengikuti pendidikan formal lokal dari pendidikan formal sebelum dan
sesudah diterapkan kebijakan pengembangan
usaha.
3 Kesadaran Meningkatkan kesadaran dan Semakin berkurangnya kegiatan yang bersifat
masyarakat tanggung jawab masyarakat merusak dan sebaliknya semakin banyaknya
dalam menjaga dan memelihara kegiatan yang menunjang kelestarian
sumberdaya alam sumberdaya alam.
4 Motivasi Meningkatnya motivasi Semakin banyak usulan dan keinginan
masyarakat dalam tahapan dan masyarakat yang disampaikan dengan
proses pengelolaan penyusunan perencanaan dan pelaksanaan
pengembangan usaha dan semakin
meningkatnya peranan masyarakat dalam
proses-proses pengelolaan sumberdaya alam
5 Kreativitas Meningkatnya bentuk dan variasi Jumlah dan variasi pemanfaatan sumberdaya
dan pemanfaatan sumber-daya alam yang dilakukan masyarakat
kemandirian yang lestari oleh masyarakat

6 Pengakuan Diakuinya hukum tradisional atau Jumlah dan intensitas pelaksanaan aturan lokal
Hak masyarakat lokal dalam dan tradisional
pelaksanaan pengelolaan
sumberdaya alam
7 Program Terbentuknya program kemitraan Efisiensi dan intensitas program kemitraan
kemitraan dalam pemanfaatan sumberdaya dalam menunjang kegiatan masyarakat lokal
alam
Ardiyansyah, R & Hasanah, N. / Jurnal Metris 19 (2018) 131-138 135

Pemasaran
Pola pemasaran yang dilakukan oleh nelayan
daerah pesisir pantai amal kota Tarakan adalah
dengan menjual langsung pada pedagang atau
pengepul (tengkulak). Penjualan ini tergantung pada
kesepakatan harga antara nelayan dan pengepul.
Pengjualan dengan pola ini syarat dengan
penyimpangan oleh pengepul sebagai pihak yang
membeli. Adakalanya pengepul memberikan harga
beli yang sangat rendah dengan alasan biaya
pengiriman dan harga dipasaran sangat rendah,
sehingga nelayan juga harus tetap menjual hasil
panennya dengan harga yang murah tersebut. Hal
Gambar 1. Rancangan Penelitian
ini bisanya terjadi pada musim panen, dimana
3.2 Permasalahan pengelolaan Nelayan Rumput banyak nelayan menjual hasil panen rumput lautnya
Laut Pesisir Pantai Amal Kota Tarakan kepada tengkulak. Sebenarnya pemerintah sudah
menyediakan pola resi gudang untuk menjaga agar
Berdasarkan hasil penelitian, dapat diperoleh
nilai jual rumput laut tetap tinggi. Hanya saja pola
data empirik bahwa terdapat beberapa permasalahan
resi gudang tersebut sampai saat ini belum
yang dihadapi oleh nelayan daerah pesisir pantai
dilaksanakan oleh pemerintah.
amal kota tarakan. Beberapa permasalahan tersebut
adalah terkait dengan sumberdaya manusia, Bahan baku
permodalan, penyediaan fasilitas, pemasaran hasil
Nelayan pantai amal menggunakan bibit dari
rumput laut, ketersediaan bibit, cuaca dan pola
hasil pembuatan sendiri atau pembibitan sendiri.
kerjasama yang terjadi dalam masyarakat nelayan.
Bibit ini memiliki kualitas yang kurang maksimal.
Adapun permasalahan yang dihadapi tersebut dapat
Sehingga dengan bibit yang digunakan belum
dijelaskan sebagai berikut:
menghasilkan jumlah produksi yang diharapkan.
Sumber Daya Manusia Sampai saat ini dikota tarakan belum ada lembaga
atau penjual yang memberikan rumput laut yang
Nelayan yang ada di daerah pesisir pantai amal
memiliki kualitas yang terbaik. Bibit yang baik
adalah nelayan tradisional dimana sebagian besar
hanya di peroleh dari luar tarakan dimana
yang memiliki pengetahuan setingkat sekolah
membutuhkan biaya yang banyak untuk
menengah pertama dan menengah atas
mendatangkannya.
(SMP/SMA). Nelayan tersebut memperoleh
pengetahuan tengtang rumput laut hanya dari orang Cuaca
tua dan kerabat mereka. Sehingga pola pengelolaan
Faktor cuaca merupakan hal yang cukup
dan pelaksanaan usaha rumput laut hanya dilakukan
menentukan jumlah hasil panen nelayan daerah
secara terbatas. Belum ada pola-pola tertentu dan
pesisir pantai amal kota Tarakan. Cuaca dengan
metode-metode tertentu untuk meningkatkan
curah hujan yang tinggi mengakibatkan nelayan
jumlah hasil produksi dan hasil penjualan rumput
tidak dapat mengeringkan rumput laut yang ada.
laut yang ada.
Disamping itu cuaca dengan angin kencang dan
Modal gelombang besar, mengakibatkan bayak rumput laut
yang terputus dari tali. Akibannya hasil panen
Nelayan daerah pesisir pantai amal kota
menurun/ sedkit. Sebaliknya dengan cuaca yang
tarakan sangat kekurangan permodalan. Nelayan
cerah/terang dapat mengeringkan rumut laut yag di
masih sangat sulit untuk membeli bibit, peralatan
panen dan mendatang hasil yang cepat bagi nelayan.
pengeringan, perahu, mesin dan peralatan lainnya
dalam jumlah besar. Nelayan hanya menggunakan Kerjasama
modal yang ada yang jumlahnya terbatas dalam
Kerjasama antara nelayan dangan nelayan
usaha rumput laut. Sehingga jumlah bibit dan hasil
lainnya atau antara nelayan dengan pihak
penjualan juga terbatas, sesuai dengan jumlah
pemerintah dan pihak keamanan juga menjadi
modal yang ada. Namun demikian sebenarnya
penting. Karena rendah kerjasama antar nelayan
sudah ada pola bantuan permodalan dari perbankan.
mengakibatkan banyak nelayan yang dirugikan oleh
Hanya saja nelayan masih sulit dalam memenuhi
pihak lainnya terutama para pemukat rumput laut.
persyaratan dalam prores pengajukan kredit
Para pemukat ini melakukan kegiatan mengambil
tersebut. Sehingga hanya nelayan-nelayan tertentu
dan memotong rumput laut yang dilakukan oleh
saja yang memperoleh kesempatan kredit dari
pembudidaya. Sehingga banyak pembudidaya yang
perbankan tersebut.
dirugikan karena rumput lautnya menjadi sedikit
136 Ardiyansyah, R. & Hasanah, N. / Jurnal Metris 19 (2018) 131-138

dan di curi oleh pemukat rumput laut. Pihak keberlangsungan hidup para nelayan. Dengan
keamanan dan pemerintah seharusnya ikut campur demikian mengakibatkan para nelayan termotivasi
tangan dalam persoalan ini. untuk selalu menjaga lingkungan dan
keberlangsungan usaha rumput laut ini. Namun
3.3 Kebijakan Pemerintah dalam Pengelolaan
demikian peningkatan pendapatan yang terjadi tidak
Pemerintah kota Tarakan melalui peraturan merata pada semua kelompok nelayan, hanya
walikota Tarakan No. 18 Tahun 2010 tentang zonasi kelompok-kelompok tertentu saja yang mengalami
budidaya rumput laut di perairan kota Tarakan telah peningkatan, terutama kelompok nelayan yang
memutuskan zonasi budidaya rumput laut sebagai mendapatkan bantuan dan fasilitas dari pemerintah
dasar untuk mengatur dan lokasi dan area yang daerah.
dapat digunakan nelayan dalam kegiatan budidaya 3.5 Analisis Alternatif Kebijakan
rumput laut dan hal-hal lain yang terkait dengan
pengelolaan rumput laut. Kekuatan
a. Minat petani untuk budidaya rumput laut
Disamping itu pemerintah juga telah
sangat tinggi, da kesadaran untuk berusaha
memfasilitasi nelayan untuk membentuk kelompok-
secara berkelompok sangat tinggi, hal ini akan
kelompok kerja nelayan. Saat ini tercatat 30
memudahkan untuk bermitra dengan
kelompok nelayan yang ada dengan jumlah anggota
pengusaha atau investor.
antara 10-29 orang per masing-masing kelompok.
b. Adanya kerjasama yang baik antara kelompok
Tujuan dari pembentukan kelompok ini adalah agar
petani rumput laut dengan pihak pemerintah,
pemerintah mudah menyalurkan bantuan kepada
dalam hal ini pihak Pemerintah Daerah.
nelayan, baik bantuan permodalan maupun bantuan
c. Ketua kelompok pembudidaya sudah
peralatan. Pada tahun 2016 pemerintah melalui
berpengalaman dengan rata rata 7-10 tahun,
dinas kelautan dan perikanan kota tarakan telah
serta mempunyai latar belakang pendidikan
memberikan bantuan peralatan berupa pembuatan
formal yang tinggi sebab sudah ada yang
tempat pengeringan rumput laut yang diberikan
berlatar belakang pendidikan tingkat Sarjana,
kepada beberapa kelompok nelayan.
hal ini akan mempermudah bagi petani untuk
Namun demikian setelah adanya pemekaran penyerapan teknologi dan mempermudah
wilayah provinsi dari provinsi Kalimantan timur kerjasama dengan pihak mitra.
menjadi provinsi Kalimantan utara mengakibatkan Kelemahan
kebijakan pemerintah ini juga mengalami a. Kurangnya modal usaha di pihak petani
perubahan. Sebelumnya kebijakan pengelolaan rumput laut, sehingga masih memungkinkan
rumput laut di kota tarakan di bawah koordinasi petani rumput laut untuk meminjam ke
pemerintah kota tarakan, akan tetapi setelah pedagang pengumpul, walaupun
pemekaran tugas ini dilimpahkan ke propinsi pembayarannya akan berimbas ke
Kalimantan utara. Perubahan pengelolaan kebijakan pemotongan harga atau pembelian harga
rumput laut menjadi kontra produktif, karena dibawah standar harga.
lambatnya pengaturan kebijakan baru dan belum b. Kualitas rumput laut masih sering
maksimalnya tenaga pemerintah yang bekerja dipermainkan oleh pedagang pengumpul yang
dalam bidang tersebut, nakal, misalnya pencampuran bahan-bahan
yang memberatkan timbang-an rumput laut.
3.4 Dampak Kebijakan Pengelolaan c. Kurangnya bibit yang berkualitas untuk usaha
Dampak kebijakan pemerintah daerah budidaya, sehingga petani rumput laut
terhadap masyarakat nelayan daerah pesisir pantai terkadang kesulitan memperoleh bibit yang
amal kota Tarakan belum memberikan hasil yang baik.
menggembirakan. Berdasarkan hasil penelitian ini Peluang
dapat digambarkan melalui tujuh kriteria a. Adanya kebijakan pemerintah yang
keberhasilan kebijakan (tingkat pendapatan, mengandalkan rumput laut sebagai komoditi
pendidikan formal, kesadaran masyarakat, motivasi, andalan dan dijadikan kota Tarakan sebagai
kreativitas dan kemandirian, pengakuan hak, sentra pengolahan rumput laut yang akan
program kemitraan). Tingkat pendapatan nelayan membuka peluang lapangan pekerjaan, serta
sebelum dan sesudah menerima bantuan usaha dari adanya kelompok pembudidaya yang telah di
pemerintah mengalami peningkatan sebesar 89% fasilitasi oleh pemerintah, hal ini akan
yaitu sebesar 1.200.000,- sebelum menerima bantua mempermudah petani untuk melakukan
dan 2.268.000.-. Dengan adanya bantuan usaha mitra dengan pihak mitranya.
pemerintah juga mengakibatkan peningkatan b. Komitmen pemerintah melalui DKP dalam
kesadaran dan motivasi masyarakat. Nelayan meningkatkan dan mengembangkan sektor
menjadi tambah sadar akan pentingnya usaha perikanan khususnya komoditi rumput laut
pengelolaan rumput laut bagi kehidupan dan menjadi peluang yang sangat besar bagi kota
tarakan untuk meningkatkan produksinya
Ardiyansyah, R & Hasanah, N. / Jurnal Metris 19 (2018) 131-138 137

c. Sarana transportasi baik dan lancar, dengan oleh pedagang pengumpul. Strategi lain yang
adanya posisi daerah pesisir yang terletak sangat dibutuhkan untuk pengembangan usaha
pada jalur transportasi umum akan rumput laut adalah pemusatan peran
mempermudah akses pihak yang menjadi stakeholder agar berpusat pada satu sistem
mitra petani rumput laut. pengelolaan untuk melakukan kerjasama,
Ancaman sehingga praktek kemitraan dapat berjalan lebih
a. Pemerintah kota Tarakan tidak optimal.
menjamin/menfasilitasi pemasaran rumput
3. Strategi WO (Peluang dan Kelemahan)
laut, sehingga rumput laut masih di kelola
oleh pedagang pengumpul yang terkadang Memafaatkan peluang yang ada dan
masih mempermainkan harga rumput di meminimalisir faktor kelemahan dalam
tingkat petani. pengelolaan rumput laut dilokasi penelitian
b. Adanya permainan harga pedagang adalah mengembangkan sistem permodalan
pengumpul di kota Tarakan, yang selama ini baik dikalangan petani rumput laut maupun
belum dapat di optimalkan solusinya. kepada pedagang rumput laut melalui koperasi,
Pedagang pengumpul mempermainkan agar kestabilan harga dan peningkatan produksi
harga beli rumput laut, mereka jeli melihat dapat menjadi sejalan dengan harapan
petani yang kekurangan modal usaha atau pemerintah untuk memakmurkan kehidupan
pada saat musim- musim gagal panen, petani rumput laut dan dapat lebih
mereka menawarkan pinjaman kepetani meningkatkan pendapatan asli daerah melalui
dengan syarat hasil panen petani harus dijual komoditi rumput laut.
kepada mereka walaupun nantinya akan
dibeli dengan harga rendah, 4. Strategi WT (Kelemahan dan Ancaman)
c. Peran stakeholder belum berpusat pada satu Meminimalisir kelemahan yang ada dan
sistem untuk melakukan kerjasama untuk mengantisipasi ancaman yang akan datang,
peningkatan produksi rumput laut sebagai adalah agar diberdayakannya kembali koperasi
komoditi andalan kota Tarakan. petani rumput laut sebagai wadah untuk
mendapatkan modal usaha, yang dapat
Berdasarkan analisis kekuatan, kelemahan, meningkatkan produksi rumput laut dan
ancaman dan peluang diatas, maka strategi yang peningkatan taraf hidup petani rumput laut
dapat diambil untuk menghadapi permasalahan sebagai harapan untuk keberlanjutan usaha
tersebut adalah sebagai berikut: budidaya rumput laut, sebagai pekerjaan yang
menjanjikan. Dengan strategi diatas menjadi
1. Strategi SO (Kekuatan dan Peluang)
kekuatan yang menjadikan petani rumput laut
Dengan menitik beratkan antara kekuatan dan mandiri sehingga mempermudah mendapat-kan
peluang yang ada dalam pengembangan usaha inovasi baru mengenai perkembangan usaha
rumput laut untuk mengoptimalkan hubungan rumput laut. Hal ini akan memberikan dampak
yang harmonis antara petani rumput laut, positif dalam menyusun kebijakan dan strategi
pedagang pengumpul dan pihak pemerintah untuk peningkatan usaha rumput laut di kota
diperlukan saling kepercayaan dan Tarakan.
penumbuhan sikap saling ketergantungan.
Langkah strategis yang memungkinkan untuk di 4. KESIMPULAN DAN SARAN
aplikasikan dalam pengembangan usaha rumput Kesimpulan
laut di kota tarakan yaitu dengan menjalin
kerjasama yang saling menguntungkan, baik di Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
pihak petani rumput laut, pedagang dan yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat
pemerintah dengan melibatkan Perguruan disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
Tinggi sebagai fasilitator tenaga ahli. 1. Permasalahan yang dihadapi oleh nelayan
rumput laut daerah pesisir pantai amal kota
2. Strategi ST (Kekuatan dan Ancaman) tarakan adalah terkait dengan sumberdaya
Memanfaatkan kekuatan internal dan manusia, permodalan, penyediaan fasilitas,
meminimalkan ancaman eksternal dengan pemasaran hasil rumput laut, ketersediaan bibit,
strategi peningkatan kualitas kerjasama antara cuaca dan pola kerjasama yang terjadi dalam
petani rumput laut dengan pihak pemerintah masyarakat nelayan.
membutuhkan langkah strategis yang sangat 2. Kebijakan pemerintah kota tarakan belum
berhati-hati. Dengan memposisikan mampu mengatasi permasalahan nelayan oleh
pemerintah sebagai pengontrol harga rumput karena adanya perubahan kebijakan
laut di kota tarakan akan menurunkan pengelolaan dari pemerintah kota tarakan ke
permainan harga yang selama ini di praktekkan pemerintah provinsi Kalimantan utara.
138 Ardiyansyah, R. & Hasanah, N. / Jurnal Metris 19 (2018) 131-138

3. Dampak kebijakan yang ada mengakibatkan 4. Anggadiredja, J. T., A. Zatnika, H. Purwoto &
instansi pemerintah yang mengatur nelayan S. Istini. 2006. Rumput Laut. Jakarta: Penebar
menjadi kontra produktif, yang akhirnya Swadaya.
mengakibatkan pola pengaturan dan 5. Bambang, M. 2003. Mengenal, Memelihara
pengelolaan menjadi tidak terarah. dan Melestarikan Ekosistem Terumbu karang.
4. Pola strategi dan kebijakan yang seharusnya Proyek Pembangunan Masyarakat Pantai dan
dilakukan adalah memaksimalkan kekuatan Pengelolaan Sumberdaya Perikanan.
dan kesempatan (strategi SO), memanfaatkan Departemen Kelautan dan Perikanan RI.
kekuatan internal dan meminimalkan ancaman Jakarta.
eksternal (strategi ST), memanfaatkan peluang 6. David R., F. 2006. Manajemen Strategis
dan meminimalkan kelemahan (strategi WO), Konsep. Bandung: Pustaka Setia.
dan meminimalisir kelemahan dan 7. Dahuri, R., 2001. Potensi dan permasalahan
mengantisipasi ancaman (strategi WT). pembangunan kawasan pesisir Indonesia. PK-
SPL. IPB.
Saran
8. Kotler, P. (1999) Manajemen Pemasaran
Berdasarkan pelaksanaan penelitian, hasil Analisis, Perencanaan, Implementasi dan
penelitian dan pembahasan, terdapat beberapa yang Kontrol. Ed. 11. (Terjemahan: Teguh, H. &
dapat disarankan dalam penelitian ini, beberapa Rusli). Jakarta Prenhalindo.
diantaranya adalah 9. Layn, 2004. Dinamika Ikatan Patron-Klien
1. Pemerintah daerah sebagai pemangku Pada Komunitas Nelayan di Kecamatan
kepentingan dan pengambil keputusan Batang, Kabupaten Jeneponto. Tesis Program
hendaknya selalu memberikan dukungan Pascasarjana. Universitas Hasanuddin.
kepada nelayan baik dalam hal perlindungan Makassar.
keamanan, permodalan, fasilitas, kerjasama 10. Nurmianto. 2004. Perumusan Strategi
dan membantu untuk mendapatkan link Kemitraan Menggunakan Metode AHP dan
kerjasama dengan pihak luar. SWOT. Jurnal Teknik Industri, 6 (1).
2. Bagi peneliti berikutnya hasil penelitian ini 11. Mallawa, A. 2005. Analisa Potensi
dapat dijadikan indicator untuk melakukan Pengembangan Wilayah Pesisir dan Pulau-
penelitian lain yang berkaitan dengan Pulau Kecil Di kabupaten Takalar. Kerjasama
nelayan rumput laut. Bappeda Dengan Pusat kajian Sumberdaya dan
Wilayah Pesisir(PK-SWIP) Fakultas Ilmu
5. DAFTAR PUSTAKA Kelautan dan Perikanan UNHAS.
12. Made, S. 2005. Analisis keuntungan Usaha
1. Agusanty, H, 2009. Kemitraan Usaha Dan Budidaya Rumput laut (Euchema Cottonii)
Jaringan Sosial Pembudidaya Rumput Laut Di Melalui Pola Kemitraan Dengan Koperasi di
Kabupaten Takalar (Studi Kasus Desa Punaga, Kabupaten Pinrang. Jurnal Ponggawa, Sosial
Kecamatan Mangarabombang). Disertasi. Ekonomi Kelautan dan Perikanan. 2 (2).
Makassar: PPS – UNHAS 13. Rahmawati, 2009. Pengaruh program
2. Aji, F.B & Sirait. 1990. Perencanaan dan Revitalisasi Perikanan Terhadap Pendapatan
Evaluasi Suatu Sistem Untuk Proyek Usaha Budidaya Rumput Laut (Eucheuma
Pembangunan. Jakarta Radar Jaya Offset. cottonii) di Kabupaten Bantaeng. Skripsi.
3. Anwar A. 2009. Peranan Perempuan Dalam Program Studi Sosial Ekonomi Perikanan,
Usaha Budidaya Rumput Laut (Eucheuma FIKP. Universitas Hasanuddin. Makassar.
Cottonii) di Kabupaten Bantaeng. Tesis 14. Dunn, W., N. 1999. Analisis Kebijakan.
Manajemen Ilmu Kelautan, Program (Terjemanah: Wibawa et al.) Edisi ke 2.
pascasarjana. Universitas Hasanuddin, Jakarta.
Makassar.

Anda mungkin juga menyukai