2, APRIL 2013
(The Main Production Cost Analysis and Development Strategy of Dried Rice Anchovy Industry
in Pasaran Island, West Teluk Betung Sub-District of Bandar Lampung City)
Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro
No.1 Bandar Lampung 35141, e-mail: dwintadianalaisa@ymail.com
ABSTRACT
The purpose of this study is to analyse the main production cost of dried rice anchovy processing industry’s.
This study was located in Pasaran Island, West Teluk Betung Sub-District, Bandar Lampung City. This study
uses cencus method involves all of 38 dried rice anchovy cultivator, independent community, the Head of
Proccesing and Marking of Fishery From Marine and Fishieries Department of Bandar Lampung and one of
the Indonesia’s Bank Placeman. The analysis method in this study were determination of the main
production cost and SWOT analysis. The result of the main production cost in summer monsoon, Normal
monsoon, and eastern monsoon respectively were Rp43.330,15, Rp34.269,58 and Rp31.180,36. The selling
price was determined on the main production cost by cultivator, so that the industry got the profit. The
priority strategies to develope this processing industry were, a) using modern technology adoption, b)
concluding a worker training, c) concluding a business book to maximize capital uses.
Keywords: dried rice anchovy, pasaran island, strategy priority, SWOT analysis, the main production cost
Ikan merupakan bahan makanan yang mengandung Masalah yang terkait dalam penelitian ini adalah
protein tinggi namun ikan memiliki kelemahan adanya kendala-kendala yang timbul baik dari
cepat mengalami pembusukan apabila tidak segera lingkungan internal maupun lingkungan eksternal
diolah atau dikonsumsi. Pembusukan ikan dapat serta apabila terjadi kesalahan penentuan harga
dicegah dengan teknik pengolahan dan pengawetan jual. Harga jual sangat berpengaruh terhadap laba
dengan menggunakan metode penggaraman atau rugi yang diperoleh dari industri pengolahan
(Adawyah, 2008). ikan teri nasi kering ini. Strategi yang tepat juga
menjadi sangat penting untuk mempertahankan
Subsektor perikanan di Provinsi Lampung mampu keberlangsungan industri pengolahan ikan teri nasi
memproduksi ikan olah dalam jumlah yang cukup kering di Pulau Pasaran.
tinggi setiap tahunnya. Hal ini disebabkan, karena
kondisi komoditas perikanan yang melimpah Berdasarkan masalah tersebut maka perlu
sehingga memicu masyarakat untuk memanfaatkan dilakukan penelitian dengan tujuan: (1)
ikan menjadi berbagai bentuk olahan ikan sehingga mengetahui harga pokok produksi industri
menjadi lebih tahan lama dan lebih bernilai pengolahan ikan teri nasi kering dan (2) menyusun
ekonomis. strategi pengembangan industri pengolahan ikan
teri nasi kering.
111
JIIA, VOLUME 1 No. 2, APRIL 2013
Penelitian ini menggunakan metode sensus. Analisis SWOT digunakan untuk menganalisis
Penelitian dilaksanakan di Pulau Pasaran faktor-faktor internal dan eksternal yang terdiri
Kecamatan Teluk Betung Barat Kota Bandar dari kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman.
Lampung. Penentuan lokasi penelitian dilakukan Tahap pertama dalam metode ini adalah
secara purposive dengan pertimbangan bahwa mendaftarkan item-item faktor strategis internal
daerah tersebut merupakan salah satu sentra dan eksternal yang paling penting. Tahap kedua
pengolahan ikan teri nasi kering di Bandar yaitu memberi bobot dengan skala mulai dari 100
Lampung. Pengumpulan data dilakukan pada (paling penting) sampai 0 (tidak penting). Tahap
Januari – Februari 2013. Jumlah responden ketiga dengan memberikan skala mulai dari 4
sebanyak 38 pengolah ikan teri nasi kering sampai dengan 1 dan tahap terakhir adalah
sehingga merupakan penelitian populasi (Arikunto, mengalikan bobot dengan peringkat untuk
2002), serta perwakilan dari Dinas Kelautan dan menghasilkan jumlah pada kolom skor berbobot
Perikanan yaitu Kepala Bidang Pengolahan dan (Hunger dan Wheelen, 2001).
Pemasaran Hasil Perikanan Kota Bandar Lampung
serta pejabat Bank Indonesia yang dianggap Focus Group Discussion
memiliki pengetahuan di bidang pengembangan
industri pengolahan ikan teri nasi kering. Focus group discussion digunakan untuk
menentukan strategi prioritas dari berbagai
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini alternatif strategi yang dihasilkan metode analisis
adalah data primer dan data sekunder. Data primer SWOT. FGD menjadi sangat penting untuk
diperoleh dari wawancara menggunakan kuesioner menghindari pemaknaan yang salah dari seorang
dan pengamatan serta pencatatan langsung tentang peneliti terhadap masalah yang sedang diteliti
keadaan di lapangan. Data sekunder diperoleh dari (Bungin, 2010). Partisipan dalam diskusi adalah
lembaga/instansi terkait dalam penelitian ini. para pengolah ikan teri nasi kering, perwakilan dari
Dinas Kelautan dan Perikanan yaitu Kepala Bidang
Metode analisis data yang digunakan dalam Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan serta
penelitian adalah analisis dekriptif kualitatif untuk pejabat Bank Indonesia. Tahapan pada metode ini
menganalisis strategi pengembangan dan analisis adalah mendiskusikan kesepuluh strategi yang
kuantitatif untuk menganalisis harga pokok nantinya akan diurutkan berdasarkan prioritas
produksi (HPP). pertama hingga akhir. Strategi tersebut disesuaikan
dengan kondisi industri pengolahan teri nasi kering
Analisis Harga Pokok Produksi (HPP) di Pulau Pasaran.
112
JIIA, VOLUME 1 No. 2, APRIL 2013
Ketersediaan bahan baku ikan teri nasi berbeda- Biaya overhead pabrik tetap penelitian ini terdiri
beda setiap musimnya sehingga berpengaruh dari biaya penyusutan peralatan yaitu sebesar Rp
terhadap biaya produksi yang dikeluarkan. 531.844,46 dan biaya perawatan kapal yaitu
Berdasarkan hal tersebut, maka biaya produksi ini sebesar Rp194.877,21 per produksi. Total biaya
dihitung berdasarkan tiga musim yaitu musim overhead pabrik tetap adalah sebesar Rp
angin Barat, musim angin Normal dan musim 726.721,67 per produksi. Biaya pemeliharaan
angin Timur. kapal dikeluarkan setiap bulan untuk menghindari
kerusakan berlebih. Peralatan yang digunakan
Bahan Baku Utama terdiri dari kapal, kompor mawar, bakul, kuali,
stenlis, selang kuningan, laha atau para-para,
Bahan baku utama yang digunakan dalam timbangan dan tungku.
membuat ikan teri nasi kering adalah ikan teri
nasi basah. Pembelian bahan baku biasanya Harga Pokok Produksi Ikan Teri Nasi Kering
menggunakan bakul kecil atau disebut dengan di Pulau Pasaran
rombong dimana ketersediaan bahan baku ini
dipengaruhi oleh tiga musim. Rata-rata total Penentuan harga pokok produksi ini
pembelian bahan baku pada musim angin Barat, memperhitungkan unsur-unsur biaya yang
Normal dan Timur berturut-turut yaitu sebesar berperilaku variabel. yang terdiri dari biaya bahan
Rp5.412.497,54, Rp13.376.000,69 dan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya
Rp15.812.825,48 per produksi. Pembelian bahan overhead pabrik yang terdiri dari biaya bahan
baku tertinggi terdapat pada musim angin Timur pendukung yaitu garam, biaya bahan bakar, biaya
dimana pada musim ini ketersedian bahan baku pengemasan dan transportasi. Harga pokok
melimpah karena didukung kondisi iklim dan produksi pada musim angin Barat, Normal dan
cuaca yang baik. Timur berturut-turut yaitu sebesar Rp43.330,15,
Rp34.269,58 dan Rp31.180,36. Berdasarkan hasil
Penggunaan Tenaga Kerja penelitian bahwa rata-rata harga jual yang
ditentukan pengolah ikan teri kering sudah di atas
Penggunaan tenaga kerja pada penelitian ini harga pokok produksi sehingga industri
dipengaruhi oleh tiga musim yaitu musim angin pengolahan ikan teri nasi kering sudah
Barat, Normal dan Timur yang terdiri tenaga luar memperoleh laba dengan harga jual yang berlaku
keluarga dan tenaga kerja dalam keluarga. Tenaga sekarang.
kerja ini digunakan dalam kegiatan-kegiatan
produksi yaitu perebusan ikan, penirisan dan Berdasarkan penelitian yang dilakukan Mukti
penjemuran, penyortiran, penimbangan dan (2001), perhitungan harga pokok produksi sebesar
pengemasan, supir kapal/nahkoda, pemegang tali, Rp38.785,93 dan harga jual abon ikan yang
pembeli ikan dan anak buah kapal (ABK). Rata- berlaku Rp40.000,00. Harga jual yang berlaku
rata total upah yang diterima oleh tenaga kerja sudah di atas harga pokok produksi sehingga
pada musim angin Barat, musim angin Normal dan memperoleh laba. Sama halnya dengan hasil
musim angin Timur berturut-turut adalah sebesar perhitungan harga pokok produksi industri
Rp908.421,05 Rp1.452.894,74 dan pengolahan ikan teri nasi kering, bahwa harga jual
Rp1.924.342,11. yang berlaku sudah di atas harga pokok produksi
sehingga pengolah memperoleh laba.
Biaya Overhead Pabrik Tidak Tetap ( variabel)
Analisis SWOT
Biaya overhead pabrik tidak tetap (variabel) pada
penelitian ini dipengaruhi oleh tiga musim yaitu Berdasarkan hasil pengamatan secara langsung
musim angin Barat, Normal dan musim angin kondisi di lapangan, kuesioner dan wawancara
Timur yang terdiri dari biaya pendukung yaitu dengan sekelompok pengolah ikan teri nasi kering
garam, biaya bahan bakar, biaya pengemasan dan yang merupakan anggota dari Koperasi Perikanan
biaya transportasi. Total biaya overhead pabrik Mitra Karya Bahari diperoleh beberapa faktor
variabel musim angin Barat, Normal dan Timur lingkungan internal dan lingkungan eksternal yang
berturut-turut yaitu sebesar Rp1.079.802,63, sangat berpengaruh terhadap pengembangan
Rp1.563.394,74 dan Rp1.795.065,79 per produksi. industri pengolahan ikan teri nasi kering di Pulau
Pasaran.
113
JIIA, VOLUME 1 No. 2, APRIL 2013
114
JIIA, VOLUME 1 No. 2, APRIL 2013
Analisis Lingkungan Eksternal iklim dan cuaca yang tidak menentu sehingga
menyebabkan penurunan ketersediaan bahan baku.
a. Ekonomi, sosial, budaya dan lingkungan Kerangka matrik faktor strategi eksternal untuk
peluang dan ancaman disajikan pada Tabel 9 dan
Berdasarkan komponen ekonomi, sosial, budaya Tabel 10.
dan lingkungan, tingkat pertumbuhan penduduk
mempengaruhi permintaan terhadap produk ikan Tabel 9. Matrik faktor strategi eksternal untuk
teri nasi kering. Di sisi lain, kelemahan yang peluang (opportunity)
dimiliki industri pengolahan ini adalah terjadi
Komponen Peluang Bobot Rating Skor Rangking
kenaikan bahan bakar minyak (BBM) yang
Ekonomi, Pertumbuhan 0,05 3 0,15 5
mengakibatkan tambahan biaya pada biaya sosial, penduduk dan
produksi sehingga dapat mengancam budaya kebutuhan
keberlangsungan usaha dari industri ini. dan masyarakat
lingkungan semakin
(5%) meningkat
b. Pasar
Pasar Peluang pasar 0,30 3 0,90 1
(30%) yang masih
Peluang yang dimiliki industri pengolahan ini pada besar
komponen pasar adalah adanya peluang pasar yang
Pesaing Pesaing antar 0,25 2 0,50 3
masih besar karena sudah mampu menjual (25%) industri
produknya di luar provinsi yang berada di daerah pengolahan
Kapuk, Jakarta Barat. Di lain hal, pemasaran ikan relatif kecil
teri nasi kering untuk dalam provinsi masih sangat
IPTEK Memanfaatkat 0,15 2 0,30 4
sulit karena harga jual produk yang cukup tinggi (15%) teknologi yang
sehingga dapat menjadi ancaman bagi ada dalam
keberlangsungan industri pengolahan. industri
pengolahan
c. Pesaing Iklim dan Kondisi angin 0,25 3 0,75 2
cuaca Timur
Berdasarkan komponen pesaing, peluang yang (25%) meningkatkan
ketersediaan
dimiliki industri pengolahan ini adalah mampu bahan baku
memproduksi ikan teri nasi yang cukup tinggi
dibandingkan industri pengolahan lainnya seperti Tabel 10. Matrik faktor strategi eksternal untuk
di daerah Lempasing. Di sisi lain, menurut ancaman (threats)
pengolah ikan teri nasi kering, adanya pesaing dari
negara Thailand yang mampu menjual produk Komponen Ancaman Bobot Rating Skor Rangking
dengan harga yang lebih murah menjadi ancaman Ekonomi, Kebijakan 0,10 2 0,20 5
untuk keberlanjutan industri pengolahan ini. sosial, pemerintah
budaya dan menaikkan
lingkungan harga BBM
d. Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) (10%)
Pasar Peluang pasar 0,15 3 0,45 3
Pemanfaatan teknologi yang tersedia secara (15%) di dalam
optimal merupakan peluang yang cukup baik provinsi masih
untuk menunjang keberlanjutan usaha dari industri sulit
ini. Pemanfaatan peralatan yang baik dan optimal Pesaing Adanya 0,30 2 0,60 1
(30%) pesaing yang
menjadi peluang bagi industri ini. Berbeda halnya memiliki harga
dengan peluang, ancaman yang dimiliki industri lebih murah
pengolahan ini yaitu perkembangan IPTEK yang IPTEK Perkembangan 0,20 2 0,40 4
sulit diikuti karena membutuhkan biaya tinggi 20%) IPTEK sulit
diikuti karena
e. Iklim dan Cuaca membutuhkan
biaya tinggi
Berdasarkan komponen iklim dan cuaca, Iklim dan Iklim dan 0,25 2 0,50 2
ketersediaan bahan baku teri nasi melimpah cuaca cuaca tidak
(25%) menentu akan
disebabkan adanya musim angin Timur. Adapun
mempengaruhi
ancaman yang dimiliki industri pengolahan ini bahan baku.
yaitu terjadinya musim angin Barat dikarenakan
115
JIIA, VOLUME 1 No. 2, APRIL 2013
Berdasarkan nilai skor faktor-faktor internal dan dan eksternal dengan menggunakan matrik SWOT
eksternal industri pengolahan ikan teri nasi kering untuk menghasilkan 100 strategi, kemudian
yang ada, maka dapat dibuat diagram SWOT yaitu dilakukan penentuan peringkat sepuluh besar
pembobotan pada faktor internal untuk kekuatan berdasarkan visi dan misi dari Koperasi Perikanan
memiliki nilai 3,20 dan untuk kelemahan memiliki Mitra Karya Bahari. Tahap terakhir yaitu dengan
nilai 2,30. melakukan FGD sehingga diperoleh rumusan yang
paling utama untuk mendukung perkembangan
Pembobotan pada faktor eksternal untuk peluang dan keberlangsungan usaha industri pengolahan
memiliki nilai 2,60 dan untuk ancaman memiliki ikan teri nasi kering di Pulau Pasaran ke depannya
nilai 2,15. Setelah diperoleh angka dari selisih sebagai berikut:
faktor internal dan faktor eksternal, maka dapat 1. Mengadopsi teknologi yang lebih modern
dibuat diagram SWOT seperti ditunjukkan pada seperti ruangan pendingin (cilling room) dan
Gambar 1. blower sehingga mampu mengoptimalkan
penggunaan sarana dan fasilitas investasi.
2. Mengadakan pelatihan untuk menghasilkan
O(+) tenaga kerja yang berkualitas khususnya
untuk tenaga kerja penyortiran. Pelatihan
dapat berupa tata cara penggunaan sarung
I. Growth tangan dan masker untuk menjaga
kehigienisan produk sehingga mampu
bersaing dengan industri pengolahan sejenis.
0,45 3. Membuat pembukuan untuk memaksimalkan
penggunaan modal sehingga mampu
mengoptimalkan hasil produksi dan mampu
W(-) S(+) mengadopsi mesin-mesin modern.
0,90 4. Menghasilkan produk yang berkualitas dengan
harga terjangkau sehingga dapat menggunakan
jaringan pasar untuk memasarkan produk baik
di dalam maupun diluar provinsi.
5. Menjalin kerjasama dengan pihak lain dalam
penyediaan dan penggunaan bahan bakar
pengganti BBM.
T(-) 6. Menghasilkan produk yang tahan lama dan
melakukan penyimpanan sehingga dapat
menjual produk meskipun bahan baku sedikit.
Gambar 1. Diagram SWOT industri pengolahan 7. Mengadakan pelatihan untuk menghasilkan
ikan teri nasi kering tenaga kerja yang berkualitas sehingga dapat
memperoleh informasi tentang teknologi baru.
Berdasarkan diagram kartesius menunjukkan 8. Bekerjasama dengan pihak lain dalam
bahwa industri pengolahan ikan teri nasi kering di membantu mengarahkan dalam mengikuti
Pulau Pasaran termasuk dalam Kuadran I atau perkembangan teknologi yang lebih modern.
kondisi pertumbuhan (growth). Kuadran I 9. Mengadopsi mesin-mesin modern untuk
merupakan situasi yang sangat menguntungkan di mempertahankan industri pengolahan sebagai
mana industri pengolahan berada dalam kondisi sentra pengolahan ikan teri asin.
pertumbuhan baik dalam penjualan, asset, profit 10. Memaksimalkan penggunaan tenaga kerja
atau kombinasi dari ketiganya. Industri yang tersedia guna mengoptimalkan produksi
pengolahan ini dapat memanfaatkan peluang dan yang dihasilkan sehingga mampu memperluas
kekuatan yang ada untuk menunjang jaringan pasar.
keberlangsungan usaha.
Berdasarkan sepuluh strategi yang ada
Strategi Pengembangan direkomendasikan tiga strategi teratas dengan
pertimbangan bahwa ketiga strategi ini sesuai
Penentuan tiga strategi prioritas pada penelitian ini dengan kondisi industri pengolahan ikan teri nasi
menggunakan Focus Group Discussion (FGD). kering.
Penentuan strategi prioritas dimulai dari tahap
pertama yaitu menganalisis lingkungan internal
116
JIIA, VOLUME 1 No. 2, APRIL 2013
117