E-mail : diwasuhenda4@gmail.com
Abstrak
Bahan baku adalah bahan-bahan yang merupakan komponen utama yang membentuk
keseluruhan dari produk jadi. Dengan adanya pengendalian persediaan bahan baku yang tepat maka
dapat diharapkan mengefisiensikan bahan baku yang digunakan agar dapat memperkecil biaya
produksi.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengendalian persediaan bahan baku yang
dilakukan Mulus Delima dan menyusun rekomendasi menganai analisis pengendaliaan persediaan
bahan baku produk makanan abon ikan tuna pada Mulus Delima dengan menggunakan metode MRP.
Hasil analisis pengendaliaan persediaan bahan baku dengan menggunakan metode Material
Requirement Planning (MRP) dapat memberikan keuntungan yang baik bagi perusahaan home industri
Mulus Delima sehingga dalam proses perencanaan dan pembeliaan bahan baku dapat sesuai dengan
pesanan. Dengan metode Material Requirement Planning (MRP) juga dapat meminimalisir biaya
produksi sebesar 1%, dari 115% ke 114%.
Kata Kunci. Pengendaliaan Persediaan Bahan Baku, Material Requirement Planning (MRP),
Efisiensi Biaya Produksi.
Abstract
Raw materials are materials that are the main components that make up the whole of the
finished product. With the proper control of raw material inventory, it can be expected that the
efficiency of the raw materials used is in order to reduce production costs.
This study aims to analyze the raw material inventory control carried out by Mulus Delima
and formulate recommendations regarding the control analysis of raw material inventory control for
tuna shredded food products in Smooth Delima using the MRP method.
The results of the analysis of raw material inventory control using the Material Requirement
Planning (MRP) method can provide good benefits for the Mulus Delima home industry company so
that the planning process and purchasing of raw materials can be in accordance with the order. The
Material Requirement Planning (MRP) method can also minimize production costs by 1%, from 115%
to 114%.
Keyword: Raw Material Inventory Control, Material Requirement Planning (MRP), Production Cost
Efficiency
PENDAHULUAN kebutuhan bahan baku yang efektif dan
efisien. Namun, dengan demikian
Perekonomian di Indonesia saat
perusahaan seringkali mengalami
ini begitu pesat dengan seiring
masalah proses produksi yang
berkembangnya teknologi dan ilmu
terhambat karena adanya ketidak
pengetahuan yang semakin canggih,
senjangan persediaan bahan baku
tentunya persaingan antara perusahaan
dengan permintaan yang fluktuatif
semakin ketat Adanya persaingan
yang akhirnya mengakibatkan proses
antar perusahaan ini tentunya membuat
produksi terhambat atau terhenti.
perusahaan-perusahaan bekerja lebih
efektif dan lebih efisien agar dapat Mulus Delima merupakan
bersaing dengan perusahaan lainnya perusahaan yang bergerak di bidang
Kegiatan produksi harus produksi makanan, yaitu abon ikan
diarahkan pada tindakan yang menuju yang berbahan utama dari ikan tuna,
arah keberhasilan usaha itu sendiri ikan tuna yang dipilih yaitu ikan tuna
dimana tindakan tersebut dituangkan yang jenisnya sirip kuning dan yang
dalam fungsi-fungsi manajemen yaitu memiliki ukuran/berat lebih dari 25 kg
perencanaan pelaksanaan dan bahkan sampai 100 kg per ekor.
Dikarenakan Mulus Delima
pengendalian Salah satunya adalah
menggunakan kriteria ikan yang
pengendalian persediaan kebutuhan
sedemikian dalam hal ukurannya
bahan baku
adalah untuk mendapatkan hasil yang
Perencanaan dan pengendalian bagus atau tekstur dari abon yang
produksi sangatlah penting untuk sempurna, karena jika ikan tuna itu
perusahaan Secara umum Perencanaan yang berukuran kurang dari 25 kg maka
dan pengendalian produksi dapat hasil yang didapatkan tidak akan
diartikan aktifitas merencanakan dan sempurna sehingga dapat
mengendalikan material masuk, proses, mempengaruhi ketertarikan konsumen.
dan keluar dari sistem produksi
Alasan dari Mulus Delima
sehingga permintaan pasar dapat
menggunakan ikan tuna dalam usaha
dipenuhi dengan jumlah yang tepat,
abon ini adalah dari tekstur ikannya itu
waktu penyerahan yang tepat dan biaya
sendiri yang memang berbeda dari ikan
produksi yang minimum.
yang lain serta keistimewaan dari ikan
Tujuan dari perusahaan harus tuna itu sendiri dan ikan tuna ini sangat
bisa mengelola persediaan bahan baku populer di kalangan dunia kuliner.
dengan baik agar dapat memiliki
Ikan tuna menjadi salah satu
persediaan seoptimal mungkin untuk
komoditas yang diminati dalam
kelancaran proses produksi perusahaan
perikanan tangkap, termasuk di
dan biaya yang di keluarkan oleh
Indonesia. Menurut Sekretaris Jenderal
perusahaan lebih rendah. Perusahaan
Kementrian Kelautan dan Perikanan
selalu mengadakan kegiatan produksi
RI, Rifky Effend Hardjanto, perlu
untuk dapat memenuhi kebutuhan
diatur agar potensi perikanan tuna di
pasar. Untuk melakukan produksi
Indonesia bisa terus dijaga, mengingat
tentunya harus tersedianya kebutuhan
tuna merupakan salah satu komoditas
bahan baku, oleh karena itu masalah
terbesar dalam ekspor produk
kebutuhan bahan baku ini adalah
perikanan dari Indonesia.
masalah yang begitu penting. Sehingga
diperlukan untuk pengendalian
Regulasi di sektor tuna menjadi untuk memnuhi permintaan dari
sangat penting karena secara statistik, konsumen atau langganan setiap
dalam nilai ekspor, tuna menduduki waktu.”
peringkat tiga. Sementara secara Menurut Handoko (2015) setiap
volume, sudah overeksploitasi. Di jenis persediaan mempunyai
belahan dunia lain juga sama. Hanya karakteristik khusus, tersendiri dan
punya selisih sedikit, dalam diskusi cara pengolahan yang berbeda.
interaktif di Kementerian Kelautan dan Menurut jenisnya, persediaan dapat
Perikanan, Jakarta, Senin 20 November dibedakan atas:
2017 (Simorangkir, 2017). 1. Persediaan bahan mentah (raw
materials)
Menurut Mochtar (2017),
2. Persediaan komponen-komponen
diperkirakan potensi jumlah tangkapan
rakitan (purchase
sumber daya ikan yang diperbolehkan
parts/components)
di wilayah pengelolaan perikanan
3. Persediaan barang dalam proses
Indonesia mencapai 12,5 juta ton. KKP
(work in process)
menghitung potensi sumber daya ikan
4. Persediaan barang jadi (finished
dengan metode koleksi data dan proses
goods)
analisis berdasarkan sains dan dapat
Sedangkan menurut Assauri
dipertanggung jawabkan secara ilmiah.
(2016) tujuan persediaan secara
Diketahui pontensi sumber daya ikan
terperinci dapat dinyatakan sebagai
naik dari 9,93 juta ton pada 2015
usaha untuk:
menjadi 12,5 juta ton di 2017 (Oktara,
1. Menjaga jangan sampai perusahaan
2017).
kehabisan persediaan sehingga apat
Indonesia menempati urutan mengakibatkan terhentinya
kedua sebagai negara produsen ikan kegiatan produksi.
tuna setelah Thailand di kawasan 2. Menjaga agar pembentukan
ASEAN, hal ini disebabkan adanya persediaan oleh perusahaan tidak
perbedaan tingkat eksploitasi baik dari terlalu besar atau berlebih-lebihan,
segi jumlah maupun teknologi sehingga biaya-biaya yang timbul
penggunaan alat tangkap. Mengingat dari perusahaan tidak terlalu besar.
bahwa perairan Indonesia masih luas 3. Menjaga agar pembelian secara
dan potensi lestari yang masih berada kecil-kecilan dapat dihindari karena
sangat jauh di atas hasil produksi ini akan berakibat biaya pemesanan
tangkapan tuna saat ini, maka peluang terlalu besar.
untuk meningkatkan produksi masih Menurut Dearder (2008) “
besar dan itu berarti juga peluang untuk Efisiensi diartikan sebagai kemampuan
meningkatkan ekspor sebagai suatu unit usaha untuk mencapai tujuan
penambah devisa negara juga besar yang diinginkan, efisiensi selalu
(Dinas Kelautan dan Perikanan, 2015). dikaitkan dengan tujuan organisasi
Assauri (2016) mendefinisikan yang harus dicapai oleh perusahaan”.
bahwa “persediaan merupakan Efisiensi pengelolaan
sejumlah bahan-bahan, parts yang persediaan bahan baku terpenuhi jika
disediakan dan bahan-bahan dalam perbandingan antara output dan input
proses yang terdapat dalam perusahaan mencapai hasil yang optimal. Artinya,
untuk proses produksi, serta barang- efisiensi tercapai jika suatu produksi
barang jadi/produk yang disediakan (output) berbanding dengan bahan
baku (input) yang digunakan untuk
memproduksi dan tidak menimbulkan kepada perusahaan itu sendiri.
sisa kekurangan bahan baku. Sehingga dapat mempengaruhi
Dapat mengelola persediaan terhadap proses produksi di
bahan baku dengan perlu dilakukan perusahaan.
pengendalian persediaan bahan baku.
Persediaaannya pun tidak lancar
Salah satu metode yang digunakan
dan seringkali dalam pembuatan
untuk efisiensi bahan baku yaitu dapat
produksi persediaan yang ada tidak
menggunakan metode Material
dimaksimalkan dengan baik, bagi
Requirement Planning (MRP).
Mulus Delima kesempurnaan hasil
Alasan penulis memilih
produksi dan kepuasan konsumennya
menggunakan metode MRP ini, karena
yang menjadi kekuatan untuk dapat
pada perusahaan Mulus Delima untuk
memenangkan persaingan dengan
memproduksi suatu produknya yaitu
perusahaan lain.
abon ikan tuna harus melalui beberapa
level atau bertahap dan dari part ke part Pemesanan yang dilakukan oleh
nya itu saling ketergantungan, dimana perusahaan melalui alat elektronik
bila salah satu part atau tahapnya tidak seperti HP, dan bisa juga dengan datang
terpenuhi maka produk tersebut tidak langsung ke supplier. Mulus Delima
akan menjadi produk abon ikan tuna. merupakan perusahaan home industri,
Menurut Handoko (2015) sistem dalam kegiatan produksinya
MRP memainkan peranan penting perusahaan memerlukan bahan baku
dalam menjawab pertanyaan- dalam jumlah kuantitas tertentu yang
pertanyaan tentang bahan-bahan dan harus tersedia pada waktu tertentu
komponen-komponen apa yang harus sehingga proses produksi bisa optimal
dibuat atau dibeli, berapa jumlah yang dan dapat berjalan dengan lancar.
dibutuhkan, dan kapan dibutuhkan. Ini Dibawah ini tabel penjualan
bukan merupakan tugas kecil, tetapi abon ikan tuna pada Mulus Delima
memerlukan tenaga manusia atau untuk tahun 2019
tenaga komputer dalam jumlah yang Tabel 1.1 Penjualan Abon Ikan Tuna
cukup untuk melakukan secara efektif. Mulus Delima (2019)
MRP tersebut adalah suatu Bulan Jumlah Pesanan
Jumlah Pesanan yang
Terpenuhi
ditentukan kapan dan berapa banyak April 650 Unit 450 Unit
dilakukan oleh Mulus Delima masih Oktober 750 Unit 600 Unit
MEI
JUL
AGS
OKT
SEP
DES
JAN
MAR
NOV
APR
Januari
Rp.2.396.000
Rp.150.000 Rp.40.000
Rp.2.486.000 Dibawah ini tabel penjualan
Februari
Rp.2.125.250
Rp.100.000 Rp.35.000
Rp.2.210.250 abon ikan tuna pada Mulus Delima
Maret
Rp.2.737.250
Rp.200.000 Rp.45.000
Rp.2.832.250 untuk bulan Januari-Mei pada tahun
April
Rp.2.737.250
Rp.200.000 Rp.45.000
Rp.2.832.250
2020.
Mei
Rp.2.556.000
Rp.150.000 Rp.40.000
Rp.2.646.000
Tabel 1.3 Penjualan Abon Ikan
Rp.3.034.500 Rp.3.134.500
Juni Rp.150.000 Rp.50.000 Tuna Mulus Delima (2020)
Rp.3.034.500 Rp.3.134.500
Juli Rp.200.000 Rp.50.000
Bulan Jumlah Pesanan Jumlah Pesanan yang Terpenuhi
Rp.2.917.250 Rp.3.012.250
Agustus Rp.150.000 Rp.45.000
Januari 650 Unit 600 Unit
Rp.2.396.000 Rp.2.481.000
September Rp.150.000 Rp.35.000
Februari 550 Unit 400 Unit
Rp.3.625.000 Rp.3.730.000
Oktober Rp.200.000 Rp.55.000 Maret 750 Unit 600 Unit
Rp.1.703.500 Rp.1.788.500
November Rp.100.000 Rp.35.000 April 850 Unit 600 Unit
Rp.2.556.000 Rp.2.651.000
Desember Rp.100.000 Rp.45.000 Mei 650 Unit 500 Unit
Rp.3.865.000
Rp.100.000 Rp.40.000
Rp.3.965.000
bahan baku utamanya itu sulit didapat
Maret Rp.200.000 Rp.50.000
Rp.3.625.000 Rp.3.725.000
jika di daerah PelabuhanRatu dimana
April Rp.200.000 Rp.50.000
Mei
Rp.3.234.500
Rp.150.000 Rp.45.000
Rp.3.340.000 tempat perusahaan tersebut, karena
Jumlah
Rp.16.793.500
Rp.800.000 Rp.235.000
Rp.17.828.500 berdasarkan riset yang penulis lakukan
Sumber : Mulus Delima (2020) dengan melakukan wawancara kepada
Berdasarkan data diatas untuk para nelayan di wilayah
tahun 2020 pada bulan Januari-Mei PelabuhanRatu, menurut mereka untuk
dengan biaya pemesanan yang mendapatkan ikan tuna jenis sirip
berbeda-beda, karena memang kuning tersebut pada saat ini memang
tergantung dari banyaknya perusahaan cukup sulit karena memang untuk
memesan persediaan per-bulannya mendapatkan ikan tersebut harus
yang berbeda-beda, dilihat dari tabel memiliki keberuntungan yang baik
diatas pada bulan Januari perusahaan karena jenis ikan tersebut suka
memesan ikan tuna sebanyak 120 kg bergerombol atau berkelompok. Serta
dengan harga per-kilo Rp.23.000, pada tergantung kepada ikan-ikan kecil
bulan Februari perusahaan memesan sebagai makanannya dan ikan tersebut
ikan tuna sebanyak 80 kg dengan harga sering berpindah-pindah untuk mencari
yang sama, pada bulan Maret makanannya, dan kondisi laut yang
perusahaan memesan ikan tuna memungkinkan.
sebanyak 120 kg dengan harga per-kilo Saat ini kondisi laut di wilayah
Rp.25.000, berbeda dari harga ini yang kondisi lautnya sudah sedikit
sebelumnya dikarenakan untuk bulan tercemar, dimana akan mempengaruhi
jumlah ikan yang ada, walaupun ikan-
ikan kecil sekalipun, dapat dipastikan dengan perhitungan yang efektif dan
jika ikan kecilpun tidak ada yang efisien, yaitu yang salah satunya
sebagai makanannya maka pasti ikan dengan menggunakan metode MRP.
tuna tersebut pasti sulit didapatkan, Tercapainya pengendalian
karena ikan tersebut akan mengikuti persediaan bahan baku yang optimal
wilayah laut yang terdapat ikan-ikan untuk mengetahui berapa besar
kecil sebagai makanannya, dan kuantitas bahan baku yang harus
biasanya ikan tuna jenis sirip kuning dipesan, berapa kali harus melakukan
yang memiliki ukuran berat yang lebih pemesanan, berapa kuantitas bahan
dari 25 kg biasanya terdapat pada baku yang dibutuhkan, dan berapa
wilayah laut dalam, sedangkan wilayah bahan baku yang harus ada selama
laut daerah tersebut bukan wilayah laut proses produksi agar berjalan baik,
dalam, jadi untuk mendapatkan ikan perlu mendapatkan perhatian utama.
tuna yang memiliki berat lebih dari 25 Berdasarkan latar belakang
kg para nelayan harus pergi menuju tersebut, maka penulis tertarik untuk
laut dalam dan biasanya untuk mempuh melakukan penelitian mengenai
tujuan laut dalam membutuhkan waktu “Analisis Pengendalian Persediaan
yang lama. Bahan Baku Dalam Upaya
Memang Mulus Delima ini Mengefisiensikan Biaya Produksi Pada
jika ingin mendapatkan bahan baku Mulus Delima”.
utama tersebut harus menunggu waktu
Kajian Literatur & pengembangan
yang lebih lama. Dan apabila
Hipotesis
permintaan konsumen sedang tinggi
tetapi Mulus Delima hanya memliki Jika menjalankan suatu proses
persediaan yang seadanya atau sedikit, produksi untuk menghasilkan produk
maka akan menyebabkan Mulus yang diinginkan maka perusahaan yang
Delima tidak dapat memenuhi baik harus mempunyai suatu
permintaan konsumen. Dengan perencanaan kebutuhan bahan baku
kurangnya persediaan akan yang sesuai karena proses ini
menyebabkan terhentinya proses merupakan suatu hal yang sangat
produksi, yang dapat membuat proses penting untuk mencapai suatu tujuan
produksi menjadi tidak lancar. efisiensi.
Ke efisiensian perusahaan Menurut Handoko (2015)
dilihat dari biaya persediaan yang ada persediaan adalah suatu istilah umum
untuk biaya pada tahun 2019 sebesar yang menunjukan segala sesuatu atau
Rp.34.188.500 dan untuk biaya pada sumber-sumber daya organisasi yang
tahun 2020 sebesar Rp.17.828.500. disimpan dalam antisipasinya terhadap
Dengan persentase sebesar 52%, jadi pemenuhan permintaan.
perusahaan Mulus Delima jika dilihat Sedangkan menurut Assauri
dari nilai biaya persediaan antara tahun (2016) pengertian bahan baku adalah
2019 dan 2020 sebesar 52%. semua bahan yang dipergunakan
Dikarenakan perusahaan Mulus perusahaan dalam pabrik, kecuali
Delima masih menggunakan perkiraan terhadap bahan-bahan yang secara fisik
dari kebijakan perusahaan. akan digabungkan dengan produk yang
Mulus Delima harus bisa akan dihasilkan oleh perusajaan pabrik
mengatasi masalah yang di hadapi oleh tersebut.
perusahaan dengan melakukan suatu
pengendalian persediaan bahan baku
Pengendalian persediaan pengendalian yang baik dari segala
bahan baku didalam suatu perusahaan macam sesuatu dari mulai
sangat berpengaruh apabila perusahaan pengendalian bahan baku dan lainnya
mengalami kendala yang kurang baik maka akan mencapai tingkat efisien
tentu akan sangat buruk bagi proses yang baik dan dapat memenuhi
produksinya, jumlah ketersediaan permintaan konsumen yang di dapat
bahan baku digunakan untuk perusahaan.
mengetahui informasi mengenai apa Namun dilihat dari perusahaan
yang berada dalam persediaan. Jumlah ini masih belum dapat dikatakan efisien
pesanan pembelian bahan baku karena perusahaan ini masih belum bisa
diperlukan perusahaan untuk memenuhi semua permintaan dari
menentukan barang apa yang harus konsumen, dan dilihat dari
dipesan dan kapan harus dipesan guna pengendaliannya perusahaan masih
mengefisiensikan proses produksi. melakukan dengan perkiraan saja,
Pengendalian persediaan dengan begitu penulis ingin
bahan baku juga merupakan kegiatan menggunakan metode MRP agar dapat
yang sangat penting dalam suatu memperbaiki yang menjadi masalah di
perusahaan, karena pengendalian perusahaan.
persediaan bahan baku dibutuhkan Metode MRP cocok digunakan
untuk menetapkan dan untuk tipe permintaan terikat
memaksimalkan sumber daya yang ada (dependen), selain itu juga metode ini
guna meninkatkan efisiensi produksi. mampu menghindari adanya
Menurut Kosasih (2009) pemborosan pembelian bahan baku
Efisiensi adalah perusahaan yang secara berlebihan dan menghindari
mampu menciptakan produk dengan kekurangan persediaan, sehingga dapat
biaya yang murah, dapat dikatakan memenuhi permintaan konsumen.
bahwa perusahaan tersebut efisien. Dengan menggunakan metode
Efisiensi selain menekan pencapaian MRP ini penulis menggunakan
sasaran juga menekan penggunaan beberapa metode dari MRP tersebut,
input yang seminimal mungkin. yaitu penulis akan melakukan
penghitungan Lot Sizing dengan
Efisiensi produksi merupakan
ukuran keberhasilan yang dinilai dari metode penghitungan, Lot For Lot
segi besarnya sumber atau biaya untuk (LOL), Periodic Order Quantity
mencapai hasil dari kegiatan yang (POQ), dan Economic Order Quantity
dijalankan. (EOQ). Dan mencari hasil yang terbaik
Menurut Nafarin (2009) dari ketiga metode tersebut.
”Pengertian biaya produksi merupakan Alasan penulis disini
seluruh biaya yang berkaitan dengan
barang yang dihasilkan, dimana di menggunakan metode ini dikarenakan
dalamnya termasuk unsur biaya bahan proses pembuatan abon ikan tuna ini
baku, biaya tenaga kerja langsung, dan terdapat beberapa level, dan pada setiap
biaya overhead pabrik.” level dibutuhkan beberapa komponen
Dilihat dari penjelasan di atas bahan baku untuk menjadi 1 unit abon
bila pengendalian dari perusahaan ikan tuna.
terbilang baik maka hasilnya akan Selanjutnya untuk melihat
dapat dikatakan efisien, dengan begitu peningkatan efisiensi biaya produksi,
antara pengendalian persediaan bahan penulis akan melakukan komperatif
baku dengan efisiensi itu saling metode yang dilakukan perusahaan
keterkaitan, karena dengan dengan metode yang penulis lakukan.
Berdasarkan kerangka Kp.Pajagan Rt.02 / Rw.07, Desa
pemikiran tersebut, maka paradigma Cikahuripan, Kecamatan Cisolok,
mengenai penelitian dalam penulisan Palabuharatu, Kabupaten Sukabumi,
ini dapat digambarkan sebagai berikut : Jawa Barat.
Pengendalian Perseidaan Bahan
Baku
Efisiensi Produksi Jenis Dan Sumber Data
1. Jadwal Induk produksi
2. Jumlah Kebutuhan Bahan Baku
𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡
𝐼𝑛𝑝𝑢𝑡
𝑥 100% Jenis data yang digunakan oleh
3. Jumlah Ketersediaan Bahan Baku
4. Jumlah Pesanan Bahan Baku
5. Waktu Tunggu (Lead Time)
penulis adalah data kuantitatif yang
merupakan data primer dan data
Gambar 2.2 Konstelasi Penelitian sekunder dimana data primer diperoleh
melalui pengumpulan data langsung
METODE PENELITIAN yang diperoleh dari Mulus Delima.
Jenis Penelitian Sedangkan data sekunder
Jenis penelitian yang diperoleh melalui studi kepustakaan
digunakan dalam penelitian ini adalah yang isinya berupa teori-teori dan
penelitian Deskriptif eksploratif sumber data yang relevan berupa
dengan metode penelitian studi kasus laporan perusahaan mengenai
yang menggambarkan mengenai pengendalian persediaan bahan baku
analisis persediaan bahan baku dengan untuk mengefisiensikan proses
menggunakan metode MRP dalam produksi.
suatu perusahaan sebagai cara untuk Operasionalisasi Variabel
mengefisiensikan biaya produksi. Agar dapat memudahkan
Obyek Penelitian, Unit Analisis, Dan proses analisis, maka terlebih dahulu
Lokasi Penelitian penulis mengklasifikasikan variabel
Objek penelitian dalam penelitian kedalam dua kelompok
penelitian ini adalah pengendalian beserta indikator, dan skala yang
persediaan bahan baku untuk digunakan.
mengefisiensikan biaya produksi. Tabel 2.1 Operasional variabel
Dimana persediaan bahan baku sebagai “Pengendalian Persediaan Bahan
variabel bebas (Independent Variable), Baku Dalam Upaya Efisiensi
sedangkan efisiensi biaya produksi BiayaProduksi Pada Mulus Delima”
sebagai variabel terikat (Dependent Variabel
Pengendalian •
Indikator
Jadwal •
Ukuran
Minggu •
Skala
Rasio
Persediaan Induk • •
Variable). Dalam penelitian ini obyek Bahan Baku
•
Produksi
Jumlah •
Unit
Unit •
Rasio
Rasio
kebutuhan
yang akan di teliti adalah bahan baku •
bahan baku
Jumlah
• Unit • Rasio
Periode 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Kebutuhan
Bruto
Kebutuhan
Bruto
Penerimaan
Terjadwal
Penerimaan
Terjadwal
Persediaan
Persediaan
Kebutuhan
Neto
Kebutuhan
Neto
Rencana
Penerimaan
Rencana Pesanan
Penerimaan
Pesanan
Rencana
Pesanan
Rencana
Pesanan
Rencana
Penerimaan
Pesanan
Rempah-
Rencana Bahan utama rempah/bumbu
Pesanan
Total Biaya = (Biaya Penyimpanan x Ikan Tuna Lengkuas Jahe Ketumbar Garam Bawang Bawang Gula Santan
(200gr) (10gr) (5gr) (5gr) (1sdt) putih merah pasir (10ml)
Total Persediaan) + (Biaya Pesanan + (2 siung) (3 siung) (1,5 sdt)
6
Bawang
Merah
3 Siung Dibeli Rp.30.000/kg
bahan baku agar sesuai dengan apa yang
7 Bawang Putih 2 Siung Dibeli Rp.20.000/kg diharapkan sehingga setiap bahan baku
8 Gula Pasir 1,5 Sdt Dibeli Rp.15.000/kg
Rp.8.000/biji
yang ada tidak tersimpan lama dan
9 Santan 10 ml Dibeli
(kelapa)
pesanan yang dipesan konsumen akan
Sumber : Mulus Delima (2020)
sesuai dengan target yang telah di
3. Data Persediaan Bahan Baku tentukan. Dan dengan menerapkan
Langkah ketiga yaitu membuat metode Material Requirement Planning
data persediaan yang berisi (MRP), perusahaan tidak lagi harus
tentang nama item, beberapa menghitung secara manual untuk
persediaan yang ada untuk item perkiraan bahan baku pada setiap kali
tersebut dan beberapa rencana ada pemesanan. Sehingga perusahaan
penerimaan item tersebut pada dapat mengefisiensikan bahan baku
masa yang akan datang (sedang produksi dengan baik.
dipesan). Hasil Penelitian dan Pembahasan
4. Membuat Assembly-Time / Gant Penelitian
Chart
Langkah keempat yaitu Pelaksanaan Pengendalian Persediaan
membuat proses produksi atau Bahan Baku Pada Mulus Delima
tahapan-tahapan produksi
Mulus Delima merupakan
sampai barang yang dipesan siap
perusahaan home industri yang bergerak
untuk di kirimkan kepada
di bidang industri manufaktur yaitu
konsumen.
produksi abon ikan tuna yang telah
Tabel 2.7 Assembly-Time/Gant
berdiri kurang lebih selama 5 tahun. Cara
Chart pengendalian persediaan bahan baku
Proses
1 2
Hari ke
3 4
pada Mulus Delima masih menggunakan
Pemotongan ikan ✓
tuna
metode perusahaan itu sendiri. Dimana
Perebusan ikan
tuna
✓
metode ini tanpa menggunakan bantuan
Pemisahan tulang ✓
dengan daging ikan
Penghalusan ✓
komputerisasi sebagai sarana
daging ikan
Pencampuran ikan
dengan bumbu
✓
pengendalian persediaan bahan baku.
Proses ✓
penggorengan
Proses penirisan ✓
abon
Proses pengemasan ✓ Pengendalian persediaan bahan
baku yang dilakukan masih
5. Untuk menghitung ke efisiensian menggunakan cara perkiraan saja. Oleh
produksi yang didapat, dapat karena itu pengendalian persediaan
digunakan dengan rumus: bahan baku masih belum efisien. Kondisi
Tingkat efisiensi berdasarkan yang terjadi saat ini di Mulus Delima
perkiraan perusahaan masih terdapat hal yang tidak di inginkan
𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡
Efisiensi = 𝑥 100% dan berdampak buruk pada perusahaan.
𝐼𝑛𝑝𝑢𝑡
Dengan dampak tersebut Mulus Delima
belum bisa mengefisiensi adanya perusahaan atau dengan perkiraan saja.
persediaan bahan baku dan pengeluaran Yang memaksa perusahaan harus
pembiayaan bahan baku. mengeluarkan biaya sesuai dengan
Dibawah ini terdapat data kebutuhan bahan baku tersebut. Mulus
persediaan abon ikan tuna yang Delima mengeluarkan biaya sebagai
direncanakan oleh Mulus Delima berikut :
berdasarkan dari permintaan konsumen
pada Bulan Juni & Juli 2020. A. Rencana untuk pembelian biaya
bahan baku Mulus Delima untuk
Tabel 4.1 Persediaan Bahan Baku Abon
Bulan Juni & Juli 2020.
Ikan Bulan Juni & Juli 2020
Periode
1 2
Juni
3 4 5 6
Juli
7 8 • Ikan Tuna : 260 kg x Rp.23.000
Permintaan
Konsumen = Rp.5.980.000
• Lengkuas : 13 kg x Rp.5.000
(unit) 200 150 300 50 100 50 250 200
7 kg 6 kg 13 kg
pesan = Rp.200.000
•
Lengkuas
3,5 kg 3 kg 6,5 kg
Juli : Rp.50.000 x 4 kali
Jahe
Ketumbar
3,5 kg 3 kg 6,5 kg pesan = Rp. 200.000
Garam
9 pack 7 pack 16 kg Total = Rp.400.000
7 kg 6 kg 13 kg
Bawang Merah
Gula Pasir
18 kg 16 kg 34 kg pada Bulan Juni dan Juli 2020.
15 buah/kelapa 12 bua/kelapa 27 buah/kelapa
Santan
• Juni : Rp.60.000
Sumbe: Mulus Delima (2020)
• Juli : Rp.55.000
Dari tabel diatas Mulus Delima Total : Rp.115.000
melakukan pembelian bahan baku dari
suplier untuk melakukan produksi Total keseluruhan Biaya yang harus di
berdasarkan permintaan dari konsumen keluarkan sebesar Rp.8.170.500
tahun 2020, akan tetapi yang dilakukan Dari penjelasan diatas Mulus
Mulus Delima untuk memesan bahan Delima masih belum bisa
baku abon ikan ini dengan kebijakan
mengendalikan persediaannya, terdapat kekurangan bahan baku dalam
dikarenakan masih menggunakan proses produksinya, serta dengan
perkiraan saja, yang sampai memaksa pembiayaan yang dikeluarkan
perusahaan untuk mengeluarkan biaya perusahaan Mulus Delima yang belum
yang banyak untuk melakukan bisa dikatakan minimum dalam
produksinya. Untuk total keseluruhan pembiayaan produksinya tersebut.
biayanya yang dikeluarkan Mulus
Delima untuk bahan baku abon ikan tuna Dalam mengenai masalah
sebesar Rp.8.170.500. Dengan rata-rata persediaan bahan baku tersebut, salah
sebesar Rp.4.085.250. satu pendekatan yang dapat digunakan
adalah dengan menggunakan metode
Analisis Pengendalian Bahan Baku Material Requirement Planning (MRP).
Dalam Upaya Mengefisiensikan Biaya Adapun mengaplikasikan metode
Produksi Pada Mulus Delima tersebut terhadap pengendalian bahan
baku pada Mulus Delima adalah sebagai
Pengendalian merupakan berikut:
proses untuk memastikan bahwa suatu 1. Jadwal Induk Produksi (Master
tujuan perusahaan dapat tercapai dan Production Schedule/MPS)
menentukan standar performa dalam Langkah pertama yaitu
ngukur suatu pelaksanaan sasaran membuat sebuah jadwal produksi
khusus performa yang direncanakan agar induk (Master Production schedule-
performa tersebut dapat sesuai dengan MPS). Merupakan gambaran atas
tujuan. periode perencanaan dari suatu
Suatu industri harus memiliki permintaan.
persediaan yang baik. Persediaan adalah Mulus Delima akan melakukan
sejumlah bahan baku atau barang-barang perencanaan produksi dan biaya
yang disimpan untuk memenuhi tujuan produksi untuk periode bulan Juni
tertentu dalam suatu perusahaan untuk dan Juli kedalam bentuk mingguan.
mengatur, mengelola setiap kebutuhan Tabel 3.2 Jadwal Induk Produksi
berupa barang mentah, barang setengah Periode
1 2
Juni
3 4 5 6
Juli
7 8
Permintaa
jadi, sampai dengan barang jadi. Dan n
Konsume
20
0
15
0
30
0
5
0
10
0
5
0
25
0
20
0
n (unit)
3 Pemisahan tulang ✓
dengan daging ikan
1 Ikan Tuna Sirip Kuning 200 gr Dibeli
4 Penghalusan daging ✓
ikan
2 Lengkuas 10 gr Dibeli 5 Pencampuran ikan ✓
dengan bumbu
3 Jahe 5 gr Dibeli
6 Proses penggorengan ✓
4 Ketumbar 5 gr Dibeli
7 Proses penirisan abon ✓
Kebutuhan : 100 unit x 200gr = Kebutuhan Bruto 1 0,75 1, 0,25 0,5 0,2 1, 1 6,
5 5 2 5
20.000gr = 20kg 5
Persediaan 1 0 0 0 0 0 0 0
Kebutuhan : 50 unit x 200gr = Kebutuhan Neto 0,75 1, 0,25 0,5 0,2 1, 1
10.000gr = 10kg 5 5 2
5
5
Kebutuhan : 250 unit x 200gr = Rencana Pesanan 0,7 1,5 0, 0,5 0,2 1,2 1
50.000gr = 50kg 5 2
5
5 5
Kebutuhan
Garam
40 30 60 10 20 10 50 40 260
Bruto
(Dalam pack)
Penerimaan
Periode 1 2 3 4 5 6 7 8
Terjadwal
Persediaan 40 0 0 0 0 0 0 0
Kebutuhan Bruto 3,5 3 4 1,5 2,5 1,5 4,5 3,5 24
Kebutuhan
30 60 10 20 10 50 40
Neto Penerimaan Terjadwal
Rencana
30 60 10 20 10 50 40 Rencana Penerimaan
Pesanan 3 4 1,5 2,5 1,5 4,5 3,5
Pesanan
Total Biaya = 7 x 50.000 = Rp. 350.000 Rencana Pesanan 3 4 1,5 2,5 1,5 4,5 3,5
Persediaan 2 0 0 0 0 0 0 0
Penerimaan Terjadwal
1
Kebutuhan Neto , 3 0,5 1 0,5 2,5 2 Persediaan 2 0 0 0 0 0 0 0
5
Kebutuhan Neto 1,5 3 0,5 1 0,5 7 2
1
Rencana Penerimaan
, 3 0,5 1 0,5 2,5 2
Pesanan Rencana Penerimaan
5 1,5 3 0,5 1 0,5 7 2
Pesanan
1,
Rencana Pesanan 3 0,5 1 0,5 2,5 2
5 Rencana Pesanan 1,5 3 0,5 1 0,5 7 2
Persediaan 3 0 0 0 0 0 0 0
Lengkuas
Kebutuhan Neto 0 2,5 8 1,5 2 1,5 3,5 3
2𝐷S
Rencana Penerimaan EOQ = Q = √ =
Pesanan
2,5 8 1,5 2 1,5 3,5 3 H
Rencana Pesanan 2,5 8 1,5 2 1,5 3,5 3
2 𝑥 104 𝑥 50.000
√ = 63
2.600
Total Biaya = 7 x 50.000 = Rp. 350.000
Diketahui :
Santan Rata-rata = 13 : 8 = 2
(Dalam Buah) D = 2 x 52 = 104
Periode 1 2 3 4 5 6 7 8
S = Rp.50.000
H = 50 x 52 = 2.600
Kebutuhan Bruto 4 3 6 1 2 1 5 4 26
(Dalam Kg)
Penerimaan
Terjadwal Periode 1 2 3 4 5 6 7 8
Persediaan 4 0 0 0 0 0 0 0
Kebutuhan Bruto 2 1,5 3 0,5 1 0,5 2,5 2 13
Kebutuhan Neto 3 6 1 2 1 5 4
(Dalam Kg) Kebutuhan 1 0,75 1,5 0,25 0,5 0,25 1,25 1 6,5
Bruto
Periode 1 2 3 4 5 6 7 8
Kebutuhan Bruto 1 0,75 1,5 0,25 0,5 0,25 1,25 1 6,5 Penerimaan
Terjadwal
Penerimaan
Terjadwal
Kebutuhan 0,75 0 0 0 0 0 0
Neto
Persediaan 1 0 44,25 44 43,5 43,25 42 40,75 39.75
Rencana 45
Kebutuhan Neto 0,75 0 0 0 0 0 0 Penerimaan
Pesanan
Rencana 45
Rencana 45
Penerimaan
Pesanan
Pesanan
Rencana Pesanan 45
Total Biaya = ( 50 x 459,5 ) + ( 1 x
Total Biaya = ( 50 x 297,5 ) + ( 1 x 50.000 ) = Rp.72.975
50.000 ) = Rp.64.875 Bawang Merah
Ketumbar 2𝐷S
EOQ = Q = √ H
=
2𝐷S
EOQ = Q = √ H
= 2 𝑥 104 𝑥 50.000
√ = 63
2.600
2 𝑥 52 𝑥 50.000
√ = 45 Diketahui :
2.600
Diketahui : Rata-rata = 13 : 8 = 2
Rata-rata = 6,5 : 8 = 1 D = 2 x 52 = 104
D = 1 x 52 = 52 S = Rp.50.000
S = Rp.50.000 H = 50 x 52 = 2.600
H = 50 x 52 = 2.600 (Dalam Kg)
Ketumbar Periode 1 2 3 4 5 6 7 8
(Dalam Kg) Kebutuhan Bruto 3,5 3 4 1,5 2,5 1,5 4,5 3,5 24
Periode 1 2 3 4 5 6 7 8
Penerimaan Terjadwal
Kebutuhan Bruto 2 1,5 3 0,5 1 0,5 2,5 2 13 Persediaan 3,5 0 74 70 68,5 66 64,5 60 56,5
Kebutuhan Neto 3 0 0 0 0 0 0
Penerimaan Terjadwal
Rencana Penerimaan
Pesanan
63
Total Biaya = ( 50 x 397,5 ) + ( 1 x
Rencana Pesanan 63 50.000 ) = Rp.69.875
Total Biaya = ( 50 x 297,5 ) + ( 1 x
50.000 ) = Rp.64.875 Bawang Putih
Garam 2𝐷S
EOQ = Q = √ H
=
2𝐷S 2 𝑥 156 𝑥 50.000
EOQ = Q = √ H
= √ = 77
2.600
Periode 1 2 3 4 5 6 7 8
Penerimaan Terjadwal
Penerimaan Terjadwal
Rencana Penerimaan
77
Pesanan
Persediaan 4 0 74 68 67 65 64 59 55
Rencana Pesanan 77
Kebutuhan Neto 3 0 0 0 0 0 0
S = Rp.50.000
Kebutuhan Bruto 40 30 60 10 20 10 50 40 260
H = 50 x 52 = 2.600
(Dalam Kg) Penerimaan
Terjadwal
Periode 1 2 3 4 5 6 7 8
Persediaan 40 0 190 130 120 100 90 40
Kebutuhan Neto 30 0 0 0 0 0 0
Kebutuhan Bruto 3 2,5 8 1,5 2 1,5 3,5 3 25
Rencana
Penerimaan 220
Penerimaan Terjadwal Pesanan
Rencana Pesanan 77
Lengkuas
Total Biaya = ( 50 x 443,5 ) + ( 1 x
50.000 ) = Rp.72.175 𝑃𝑂𝑄𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 =
𝑄 63
= = 32
Santan 𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 2
2𝐷S
(Dalam Kg)
EOQ = Q = √ H
= Periode 1 2 3 4 5 6 7 8
Diketahui : Terjadwal
𝑃𝑂𝑄𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 = 𝑃𝑂𝑄𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 =
𝑄 45 𝑄 63
= = 45 𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛
= 2
= 32
𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 1
Penerimaan
Penerimaan
Terjadwal
Terjadwal
Kebutuhan Bruto 1 0,75 1,5 0,25 0,5 0,25 1,25 1 6,5 Kebutuhan 2,
3 4 1,5 2 1,5 3,5 3 21
Bruto 5
Penerimaan Penerimaan
Terjadwal Terjadwal
Penerimaan Penerimaan
Terjadwal Terjadwal
7 kg 6 kg 13 kg
Penerimaan Lengkuas
Terjadwal
3,5 kg 3 kg 6,5 kg
Jahe
Persediaan 4 0 19 13 12 10 9 4 3,5 kg 3 kg 6,5 kg
Ketumbar
Kebutuhan Neto 3 0 0 0 0 0 0 9 pack 7 pack 16 kg
Garam
Rencana Penerimaan
22 7 kg 6 kg 13 kg
Pesanan Bawang Merah
Rencana Pesanan 22 8 kg 7 kg 15 kg
Bawang Putih
) = Rp.53.350 Santan
15 buah/kelapa 12 bua/kelapa 27 buah/kelapa