Anda di halaman 1dari 24

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DALAM UPAYA

MENGEFISIENSIKAN BIAYA PRODUKSI PADA MULUS DELIMA

Diwa Suhenda, Jaenudin, Doni Wihartika, Nugroho Arimuljarto


1)
Mahasiswa, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Pakuan
2)
Dosen, Ketua Komisi Pembimbing, Fakultas Ekonomi dan bisnis, Universitas Pakuan
3)
Dosen, Anggota Komisi Pembimbing, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Pakuan
4)
Dosen, Anggota Komisi Pembimbing, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Pakuan

E-mail : diwasuhenda4@gmail.com

Abstrak
Bahan baku adalah bahan-bahan yang merupakan komponen utama yang membentuk
keseluruhan dari produk jadi. Dengan adanya pengendalian persediaan bahan baku yang tepat maka
dapat diharapkan mengefisiensikan bahan baku yang digunakan agar dapat memperkecil biaya
produksi.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengendalian persediaan bahan baku yang
dilakukan Mulus Delima dan menyusun rekomendasi menganai analisis pengendaliaan persediaan
bahan baku produk makanan abon ikan tuna pada Mulus Delima dengan menggunakan metode MRP.
Hasil analisis pengendaliaan persediaan bahan baku dengan menggunakan metode Material
Requirement Planning (MRP) dapat memberikan keuntungan yang baik bagi perusahaan home industri
Mulus Delima sehingga dalam proses perencanaan dan pembeliaan bahan baku dapat sesuai dengan
pesanan. Dengan metode Material Requirement Planning (MRP) juga dapat meminimalisir biaya
produksi sebesar 1%, dari 115% ke 114%.

Kata Kunci. Pengendaliaan Persediaan Bahan Baku, Material Requirement Planning (MRP),
Efisiensi Biaya Produksi.

Abstract
Raw materials are materials that are the main components that make up the whole of the
finished product. With the proper control of raw material inventory, it can be expected that the
efficiency of the raw materials used is in order to reduce production costs.
This study aims to analyze the raw material inventory control carried out by Mulus Delima
and formulate recommendations regarding the control analysis of raw material inventory control for
tuna shredded food products in Smooth Delima using the MRP method.
The results of the analysis of raw material inventory control using the Material Requirement
Planning (MRP) method can provide good benefits for the Mulus Delima home industry company so
that the planning process and purchasing of raw materials can be in accordance with the order. The
Material Requirement Planning (MRP) method can also minimize production costs by 1%, from 115%
to 114%.

Keyword: Raw Material Inventory Control, Material Requirement Planning (MRP), Production Cost
Efficiency
PENDAHULUAN kebutuhan bahan baku yang efektif dan
efisien. Namun, dengan demikian
Perekonomian di Indonesia saat
perusahaan seringkali mengalami
ini begitu pesat dengan seiring
masalah proses produksi yang
berkembangnya teknologi dan ilmu
terhambat karena adanya ketidak
pengetahuan yang semakin canggih,
senjangan persediaan bahan baku
tentunya persaingan antara perusahaan
dengan permintaan yang fluktuatif
semakin ketat Adanya persaingan
yang akhirnya mengakibatkan proses
antar perusahaan ini tentunya membuat
produksi terhambat atau terhenti.
perusahaan-perusahaan bekerja lebih
efektif dan lebih efisien agar dapat Mulus Delima merupakan
bersaing dengan perusahaan lainnya perusahaan yang bergerak di bidang
Kegiatan produksi harus produksi makanan, yaitu abon ikan
diarahkan pada tindakan yang menuju yang berbahan utama dari ikan tuna,
arah keberhasilan usaha itu sendiri ikan tuna yang dipilih yaitu ikan tuna
dimana tindakan tersebut dituangkan yang jenisnya sirip kuning dan yang
dalam fungsi-fungsi manajemen yaitu memiliki ukuran/berat lebih dari 25 kg
perencanaan pelaksanaan dan bahkan sampai 100 kg per ekor.
Dikarenakan Mulus Delima
pengendalian Salah satunya adalah
menggunakan kriteria ikan yang
pengendalian persediaan kebutuhan
sedemikian dalam hal ukurannya
bahan baku
adalah untuk mendapatkan hasil yang
Perencanaan dan pengendalian bagus atau tekstur dari abon yang
produksi sangatlah penting untuk sempurna, karena jika ikan tuna itu
perusahaan Secara umum Perencanaan yang berukuran kurang dari 25 kg maka
dan pengendalian produksi dapat hasil yang didapatkan tidak akan
diartikan aktifitas merencanakan dan sempurna sehingga dapat
mengendalikan material masuk, proses, mempengaruhi ketertarikan konsumen.
dan keluar dari sistem produksi
Alasan dari Mulus Delima
sehingga permintaan pasar dapat
menggunakan ikan tuna dalam usaha
dipenuhi dengan jumlah yang tepat,
abon ini adalah dari tekstur ikannya itu
waktu penyerahan yang tepat dan biaya
sendiri yang memang berbeda dari ikan
produksi yang minimum.
yang lain serta keistimewaan dari ikan
Tujuan dari perusahaan harus tuna itu sendiri dan ikan tuna ini sangat
bisa mengelola persediaan bahan baku populer di kalangan dunia kuliner.
dengan baik agar dapat memiliki
Ikan tuna menjadi salah satu
persediaan seoptimal mungkin untuk
komoditas yang diminati dalam
kelancaran proses produksi perusahaan
perikanan tangkap, termasuk di
dan biaya yang di keluarkan oleh
Indonesia. Menurut Sekretaris Jenderal
perusahaan lebih rendah. Perusahaan
Kementrian Kelautan dan Perikanan
selalu mengadakan kegiatan produksi
RI, Rifky Effend Hardjanto, perlu
untuk dapat memenuhi kebutuhan
diatur agar potensi perikanan tuna di
pasar. Untuk melakukan produksi
Indonesia bisa terus dijaga, mengingat
tentunya harus tersedianya kebutuhan
tuna merupakan salah satu komoditas
bahan baku, oleh karena itu masalah
terbesar dalam ekspor produk
kebutuhan bahan baku ini adalah
perikanan dari Indonesia.
masalah yang begitu penting. Sehingga
diperlukan untuk pengendalian
Regulasi di sektor tuna menjadi untuk memnuhi permintaan dari
sangat penting karena secara statistik, konsumen atau langganan setiap
dalam nilai ekspor, tuna menduduki waktu.”
peringkat tiga. Sementara secara Menurut Handoko (2015) setiap
volume, sudah overeksploitasi. Di jenis persediaan mempunyai
belahan dunia lain juga sama. Hanya karakteristik khusus, tersendiri dan
punya selisih sedikit, dalam diskusi cara pengolahan yang berbeda.
interaktif di Kementerian Kelautan dan Menurut jenisnya, persediaan dapat
Perikanan, Jakarta, Senin 20 November dibedakan atas:
2017 (Simorangkir, 2017). 1. Persediaan bahan mentah (raw
materials)
Menurut Mochtar (2017),
2. Persediaan komponen-komponen
diperkirakan potensi jumlah tangkapan
rakitan (purchase
sumber daya ikan yang diperbolehkan
parts/components)
di wilayah pengelolaan perikanan
3. Persediaan barang dalam proses
Indonesia mencapai 12,5 juta ton. KKP
(work in process)
menghitung potensi sumber daya ikan
4. Persediaan barang jadi (finished
dengan metode koleksi data dan proses
goods)
analisis berdasarkan sains dan dapat
Sedangkan menurut Assauri
dipertanggung jawabkan secara ilmiah.
(2016) tujuan persediaan secara
Diketahui pontensi sumber daya ikan
terperinci dapat dinyatakan sebagai
naik dari 9,93 juta ton pada 2015
usaha untuk:
menjadi 12,5 juta ton di 2017 (Oktara,
1. Menjaga jangan sampai perusahaan
2017).
kehabisan persediaan sehingga apat
Indonesia menempati urutan mengakibatkan terhentinya
kedua sebagai negara produsen ikan kegiatan produksi.
tuna setelah Thailand di kawasan 2. Menjaga agar pembentukan
ASEAN, hal ini disebabkan adanya persediaan oleh perusahaan tidak
perbedaan tingkat eksploitasi baik dari terlalu besar atau berlebih-lebihan,
segi jumlah maupun teknologi sehingga biaya-biaya yang timbul
penggunaan alat tangkap. Mengingat dari perusahaan tidak terlalu besar.
bahwa perairan Indonesia masih luas 3. Menjaga agar pembelian secara
dan potensi lestari yang masih berada kecil-kecilan dapat dihindari karena
sangat jauh di atas hasil produksi ini akan berakibat biaya pemesanan
tangkapan tuna saat ini, maka peluang terlalu besar.
untuk meningkatkan produksi masih Menurut Dearder (2008) “
besar dan itu berarti juga peluang untuk Efisiensi diartikan sebagai kemampuan
meningkatkan ekspor sebagai suatu unit usaha untuk mencapai tujuan
penambah devisa negara juga besar yang diinginkan, efisiensi selalu
(Dinas Kelautan dan Perikanan, 2015). dikaitkan dengan tujuan organisasi
Assauri (2016) mendefinisikan yang harus dicapai oleh perusahaan”.
bahwa “persediaan merupakan Efisiensi pengelolaan
sejumlah bahan-bahan, parts yang persediaan bahan baku terpenuhi jika
disediakan dan bahan-bahan dalam perbandingan antara output dan input
proses yang terdapat dalam perusahaan mencapai hasil yang optimal. Artinya,
untuk proses produksi, serta barang- efisiensi tercapai jika suatu produksi
barang jadi/produk yang disediakan (output) berbanding dengan bahan
baku (input) yang digunakan untuk
memproduksi dan tidak menimbulkan kepada perusahaan itu sendiri.
sisa kekurangan bahan baku. Sehingga dapat mempengaruhi
Dapat mengelola persediaan terhadap proses produksi di
bahan baku dengan perlu dilakukan perusahaan.
pengendalian persediaan bahan baku.
Persediaaannya pun tidak lancar
Salah satu metode yang digunakan
dan seringkali dalam pembuatan
untuk efisiensi bahan baku yaitu dapat
produksi persediaan yang ada tidak
menggunakan metode Material
dimaksimalkan dengan baik, bagi
Requirement Planning (MRP).
Mulus Delima kesempurnaan hasil
Alasan penulis memilih
produksi dan kepuasan konsumennya
menggunakan metode MRP ini, karena
yang menjadi kekuatan untuk dapat
pada perusahaan Mulus Delima untuk
memenangkan persaingan dengan
memproduksi suatu produknya yaitu
perusahaan lain.
abon ikan tuna harus melalui beberapa
level atau bertahap dan dari part ke part Pemesanan yang dilakukan oleh
nya itu saling ketergantungan, dimana perusahaan melalui alat elektronik
bila salah satu part atau tahapnya tidak seperti HP, dan bisa juga dengan datang
terpenuhi maka produk tersebut tidak langsung ke supplier. Mulus Delima
akan menjadi produk abon ikan tuna. merupakan perusahaan home industri,
Menurut Handoko (2015) sistem dalam kegiatan produksinya
MRP memainkan peranan penting perusahaan memerlukan bahan baku
dalam menjawab pertanyaan- dalam jumlah kuantitas tertentu yang
pertanyaan tentang bahan-bahan dan harus tersedia pada waktu tertentu
komponen-komponen apa yang harus sehingga proses produksi bisa optimal
dibuat atau dibeli, berapa jumlah yang dan dapat berjalan dengan lancar.
dibutuhkan, dan kapan dibutuhkan. Ini Dibawah ini tabel penjualan
bukan merupakan tugas kecil, tetapi abon ikan tuna pada Mulus Delima
memerlukan tenaga manusia atau untuk tahun 2019
tenaga komputer dalam jumlah yang Tabel 1.1 Penjualan Abon Ikan Tuna
cukup untuk melakukan secara efektif. Mulus Delima (2019)
MRP tersebut adalah suatu Bulan Jumlah Pesanan
Jumlah Pesanan yang
Terpenuhi

rencana produksi untuk sejumlah Januari 550 Unit 400Unit

produk jadi dengan menggunakan Februari 450 Unit 350 Unit

tenggang waktu sehingga dapat Maret 650 Unit 450 Unit

ditentukan kapan dan berapa banyak April 650 Unit 450 Unit

Mei 500 Unit 400 Unit


dipesan untuk masing-masing
Juni 600 Unit 500 Unit
komponen suatu produk yang akan
Juli 700 Unit 500 Unit

dibuat. Agustus 550 Unit 450 Unit

Pengendalian bahan baku yang September 500 Unit 400 Unit

dilakukan oleh Mulus Delima masih Oktober 750 Unit 600 Unit

November 400 Unit 300 Unit


belum optimal dikarenakan masih
Desember 550 Unit 400 Unit
menggunakan perkiraan saja untuk
Jumlah 6.850 Unit 5.200 Unit

mengukur kapan dan berapa banyak


Sumber Mulus Delima (2019)
bahan baku yang harus di beli. Dan
untuk mendapatkan ikan tersebut sulit Berdasarkan dari data
untuk didapat. Dengan hal seperti itu penjualan diatas per tahun 2019 pada
tentu saja menyebabkan masalah Mulus Delima dapat dilihat bahwa
Mulus Delima tidak dapat memenuhi berbeda-beda di setiap bulannya,
permintaan konsumen. Hal tersebut tergantung dari banyaknya jumlah
dilihat dari jumlah pesanan dari setiap pesanan di setiap bulannya. Namun jika
bulannya Mulus Delima selalu tidak dilihat lagi dari data tabel di atas untuk
dapat memenuhinya, Hal ini terjadi bulan Mei, Agustus, dan Desember,
dikarenakan permintaan yang terdapat perbedaan jumlah biaya dari
fluktuatif atau naik turun serta untuk bulan sebelumnya padahal pada saat
mendapatkan bahan baku utamanya bulan Mei, Agustus, dan Desember
yang cukup sulit, sehingga dapat perusahaan memesan bahan baku
menghambat terhentinya proses dengan Jumlah yang sama.
produksi itu sendiri. Bulan Mei dan Desember
Dibawah ini grafik penjualan jumlah pesanannya sama dengan pada
abon ikan tuna pada Mulus Delima saat bulan Januari, tetapi perusahaan
tahun 2019. mendapati biaya yang berbeda,
dikarenakan pada saat itu perusahaan
Grafik Penjualan Tahun 2019 memesan bahan baku tidak pada
650650 700 750 supplier yang biasa untuk memesan
550 600 550 500 600 550
500
450 450450 400
400350 500500 450 400 400
300400 bahan bakunya, tetapi perusahaan
memesan bahan baku dari supplier
JUN
FEB

MEI

JUL
AGS

OKT
SEP

DES
JAN

MAR

NOV
APR

jumlah pesanan Jumlah Pesanan yang Terpenuhi


yang lain dan mendapatkan perbedaan
harga dari harga biasanya, begitu pula
Gambar 1.1 : Grafik Penjualan tahun 2019 untuk bulan Agustus yang sama jumlah
Berdasarkan gambar grafik pesanannya dengan bulan Maret, hal ini
penjualan diatas untuk tahun 2019, juga sama sepeti kejadian pada saat
dapat dilihat dari bulan Januari- bulan Juni untuk memesan bahan baku
Desember bahwa Mulus Delima tidak dari supplier lain yang terdapat
dapat memenuhi pesanan yang masuk perbedaan harga. Total perusahaan
kepada perusahaan. mengeluarkan biaya pada tahun 2019
Tabel 1.2 Biaya Persediaan sebesar Rp.34.188.500. dengan rata
Abon Ikan Tuna Mulus Delima (2019) rata sebesar Rp.2.849.042.
Biaya Biaya Biaya
Bulan Pembelian Total Biaya
Pemesanan Penyimpanan

Januari
Rp.2.396.000
Rp.150.000 Rp.40.000
Rp.2.486.000 Dibawah ini tabel penjualan
Februari
Rp.2.125.250
Rp.100.000 Rp.35.000
Rp.2.210.250 abon ikan tuna pada Mulus Delima
Maret
Rp.2.737.250
Rp.200.000 Rp.45.000
Rp.2.832.250 untuk bulan Januari-Mei pada tahun
April
Rp.2.737.250
Rp.200.000 Rp.45.000
Rp.2.832.250
2020.
Mei
Rp.2.556.000
Rp.150.000 Rp.40.000
Rp.2.646.000
Tabel 1.3 Penjualan Abon Ikan
Rp.3.034.500 Rp.3.134.500
Juni Rp.150.000 Rp.50.000 Tuna Mulus Delima (2020)
Rp.3.034.500 Rp.3.134.500
Juli Rp.200.000 Rp.50.000
Bulan Jumlah Pesanan Jumlah Pesanan yang Terpenuhi
Rp.2.917.250 Rp.3.012.250
Agustus Rp.150.000 Rp.45.000
Januari 650 Unit 600 Unit
Rp.2.396.000 Rp.2.481.000
September Rp.150.000 Rp.35.000
Februari 550 Unit 400 Unit
Rp.3.625.000 Rp.3.730.000
Oktober Rp.200.000 Rp.55.000 Maret 750 Unit 600 Unit
Rp.1.703.500 Rp.1.788.500
November Rp.100.000 Rp.35.000 April 850 Unit 600 Unit

Rp.2.556.000 Rp.2.651.000
Desember Rp.100.000 Rp.45.000 Mei 650 Unit 500 Unit

Rp.31.818.500 Rp.34.188.500 Jumlah 3450 Unit 2700 Unit


Jumlah Rp.1.850.000 Rp.520.000

Sumber Mulus Delima (2019) Sumber: Mulus Delima (2020)


Dari tabel di atas dapat dilihat Berdasarkan dari data
bahwa biaya persediaan untuk Mulus penjualan diatas per Januari-Mei tahun
Delima dari bulan Januari-Desember 2020 pada Mulus Delima dapat dilihat
2019, dengan biaya pemesanan yang bahwa Mulus Delima masih tidak dapat
memenuhi permintaan konsumen. Hal Maret perusahaan memesan ikan dari
tersebut dilihat dari jumlah pesanan supplier yang berbeda karena pasokan
dari bulan ke bulan, Mulus Delima ikan tuna dari supplier yang biasa
selalu tidak dapat memenuhinya. membeli itu tidak ada jadi perusahaan
Dibawah ini grafik penjualan terpaksa harus memesan ke supplier
abon ikan tuna pada Mulus Delima dari yang lain yang terdapat perbedaan
bulan Januari-Mei tahun 2020. harga karena tempat supplier tersebut
yang jauh, kemudian pada bulan April
Grafik Penjualan Tahun 2020
perusahaan memesan sebanyak 120 kg
850 dengan harga per-kilo sama dengan
750
650 600 600 600 650
550 500 pada bulan januari, dan untuk bulan
400
Mei perusahaan memesan ikan tuna
JAN FEB MAR APR MEI sebanyak 100 kg dengan harga yang
Jumlah Pesanan Jumlah Pesanan yang Terpenuhi
sama dengan bulan Maret karena
Gambar 1.2 : Grafik Penjualan tahun 2020 perusahaan memesan di supplier yang
Berdasarkan gambar grafik sama seperti pada saat bulan Maret.
penjualan diatas pada tahun 2020, Total perusahaan mengeluarkan biaya
dapat dilihat dari bulan Januari-Mei per Januari-Mei 2020 sebesar
bahwa Mulus Delima masih belum bisa Rp.17.828.500. Dengan rata-rata
memenuhi pesanan dari konsumen sebesar Rp.3.565.700. dan jumlah
yang masuk ke perusahaan. biaya tahun 2020 ini nantinya yang
Tabel 1.4 Biaya Persediaan Abon Ikan akan di gunakan sebagai input untuk
Tuna Mulus Delima (2020) dilakukan perhitungan efisiensi
Biaya
Bulan Pembelian
Biaya
Pemesanan
Biaya
Penyimpanan
Total Biaya
perusahaan Mulus Delima.
Rp.3.625.000 Rp.3.725.000
Januari Rp.150.000 Rp.50.000
Memang untuk mendapatkan
Rp.2.444.000 Rp.2.486.000
Februari

Rp.3.865.000
Rp.100.000 Rp.40.000

Rp.3.965.000
bahan baku utamanya itu sulit didapat
Maret Rp.200.000 Rp.50.000

Rp.3.625.000 Rp.3.725.000
jika di daerah PelabuhanRatu dimana
April Rp.200.000 Rp.50.000

Mei
Rp.3.234.500
Rp.150.000 Rp.45.000
Rp.3.340.000 tempat perusahaan tersebut, karena
Jumlah
Rp.16.793.500
Rp.800.000 Rp.235.000
Rp.17.828.500 berdasarkan riset yang penulis lakukan
Sumber : Mulus Delima (2020) dengan melakukan wawancara kepada
Berdasarkan data diatas untuk para nelayan di wilayah
tahun 2020 pada bulan Januari-Mei PelabuhanRatu, menurut mereka untuk
dengan biaya pemesanan yang mendapatkan ikan tuna jenis sirip
berbeda-beda, karena memang kuning tersebut pada saat ini memang
tergantung dari banyaknya perusahaan cukup sulit karena memang untuk
memesan persediaan per-bulannya mendapatkan ikan tersebut harus
yang berbeda-beda, dilihat dari tabel memiliki keberuntungan yang baik
diatas pada bulan Januari perusahaan karena jenis ikan tersebut suka
memesan ikan tuna sebanyak 120 kg bergerombol atau berkelompok. Serta
dengan harga per-kilo Rp.23.000, pada tergantung kepada ikan-ikan kecil
bulan Februari perusahaan memesan sebagai makanannya dan ikan tersebut
ikan tuna sebanyak 80 kg dengan harga sering berpindah-pindah untuk mencari
yang sama, pada bulan Maret makanannya, dan kondisi laut yang
perusahaan memesan ikan tuna memungkinkan.
sebanyak 120 kg dengan harga per-kilo Saat ini kondisi laut di wilayah
Rp.25.000, berbeda dari harga ini yang kondisi lautnya sudah sedikit
sebelumnya dikarenakan untuk bulan tercemar, dimana akan mempengaruhi
jumlah ikan yang ada, walaupun ikan-
ikan kecil sekalipun, dapat dipastikan dengan perhitungan yang efektif dan
jika ikan kecilpun tidak ada yang efisien, yaitu yang salah satunya
sebagai makanannya maka pasti ikan dengan menggunakan metode MRP.
tuna tersebut pasti sulit didapatkan, Tercapainya pengendalian
karena ikan tersebut akan mengikuti persediaan bahan baku yang optimal
wilayah laut yang terdapat ikan-ikan untuk mengetahui berapa besar
kecil sebagai makanannya, dan kuantitas bahan baku yang harus
biasanya ikan tuna jenis sirip kuning dipesan, berapa kali harus melakukan
yang memiliki ukuran berat yang lebih pemesanan, berapa kuantitas bahan
dari 25 kg biasanya terdapat pada baku yang dibutuhkan, dan berapa
wilayah laut dalam, sedangkan wilayah bahan baku yang harus ada selama
laut daerah tersebut bukan wilayah laut proses produksi agar berjalan baik,
dalam, jadi untuk mendapatkan ikan perlu mendapatkan perhatian utama.
tuna yang memiliki berat lebih dari 25 Berdasarkan latar belakang
kg para nelayan harus pergi menuju tersebut, maka penulis tertarik untuk
laut dalam dan biasanya untuk mempuh melakukan penelitian mengenai
tujuan laut dalam membutuhkan waktu “Analisis Pengendalian Persediaan
yang lama. Bahan Baku Dalam Upaya
Memang Mulus Delima ini Mengefisiensikan Biaya Produksi Pada
jika ingin mendapatkan bahan baku Mulus Delima”.
utama tersebut harus menunggu waktu
Kajian Literatur & pengembangan
yang lebih lama. Dan apabila
Hipotesis
permintaan konsumen sedang tinggi
tetapi Mulus Delima hanya memliki Jika menjalankan suatu proses
persediaan yang seadanya atau sedikit, produksi untuk menghasilkan produk
maka akan menyebabkan Mulus yang diinginkan maka perusahaan yang
Delima tidak dapat memenuhi baik harus mempunyai suatu
permintaan konsumen. Dengan perencanaan kebutuhan bahan baku
kurangnya persediaan akan yang sesuai karena proses ini
menyebabkan terhentinya proses merupakan suatu hal yang sangat
produksi, yang dapat membuat proses penting untuk mencapai suatu tujuan
produksi menjadi tidak lancar. efisiensi.
Ke efisiensian perusahaan Menurut Handoko (2015)
dilihat dari biaya persediaan yang ada persediaan adalah suatu istilah umum
untuk biaya pada tahun 2019 sebesar yang menunjukan segala sesuatu atau
Rp.34.188.500 dan untuk biaya pada sumber-sumber daya organisasi yang
tahun 2020 sebesar Rp.17.828.500. disimpan dalam antisipasinya terhadap
Dengan persentase sebesar 52%, jadi pemenuhan permintaan.
perusahaan Mulus Delima jika dilihat Sedangkan menurut Assauri
dari nilai biaya persediaan antara tahun (2016) pengertian bahan baku adalah
2019 dan 2020 sebesar 52%. semua bahan yang dipergunakan
Dikarenakan perusahaan Mulus perusahaan dalam pabrik, kecuali
Delima masih menggunakan perkiraan terhadap bahan-bahan yang secara fisik
dari kebijakan perusahaan. akan digabungkan dengan produk yang
Mulus Delima harus bisa akan dihasilkan oleh perusajaan pabrik
mengatasi masalah yang di hadapi oleh tersebut.
perusahaan dengan melakukan suatu
pengendalian persediaan bahan baku
Pengendalian persediaan pengendalian yang baik dari segala
bahan baku didalam suatu perusahaan macam sesuatu dari mulai
sangat berpengaruh apabila perusahaan pengendalian bahan baku dan lainnya
mengalami kendala yang kurang baik maka akan mencapai tingkat efisien
tentu akan sangat buruk bagi proses yang baik dan dapat memenuhi
produksinya, jumlah ketersediaan permintaan konsumen yang di dapat
bahan baku digunakan untuk perusahaan.
mengetahui informasi mengenai apa Namun dilihat dari perusahaan
yang berada dalam persediaan. Jumlah ini masih belum dapat dikatakan efisien
pesanan pembelian bahan baku karena perusahaan ini masih belum bisa
diperlukan perusahaan untuk memenuhi semua permintaan dari
menentukan barang apa yang harus konsumen, dan dilihat dari
dipesan dan kapan harus dipesan guna pengendaliannya perusahaan masih
mengefisiensikan proses produksi. melakukan dengan perkiraan saja,
Pengendalian persediaan dengan begitu penulis ingin
bahan baku juga merupakan kegiatan menggunakan metode MRP agar dapat
yang sangat penting dalam suatu memperbaiki yang menjadi masalah di
perusahaan, karena pengendalian perusahaan.
persediaan bahan baku dibutuhkan Metode MRP cocok digunakan
untuk menetapkan dan untuk tipe permintaan terikat
memaksimalkan sumber daya yang ada (dependen), selain itu juga metode ini
guna meninkatkan efisiensi produksi. mampu menghindari adanya
Menurut Kosasih (2009) pemborosan pembelian bahan baku
Efisiensi adalah perusahaan yang secara berlebihan dan menghindari
mampu menciptakan produk dengan kekurangan persediaan, sehingga dapat
biaya yang murah, dapat dikatakan memenuhi permintaan konsumen.
bahwa perusahaan tersebut efisien. Dengan menggunakan metode
Efisiensi selain menekan pencapaian MRP ini penulis menggunakan
sasaran juga menekan penggunaan beberapa metode dari MRP tersebut,
input yang seminimal mungkin. yaitu penulis akan melakukan
penghitungan Lot Sizing dengan
Efisiensi produksi merupakan
ukuran keberhasilan yang dinilai dari metode penghitungan, Lot For Lot
segi besarnya sumber atau biaya untuk (LOL), Periodic Order Quantity
mencapai hasil dari kegiatan yang (POQ), dan Economic Order Quantity
dijalankan. (EOQ). Dan mencari hasil yang terbaik
Menurut Nafarin (2009) dari ketiga metode tersebut.
”Pengertian biaya produksi merupakan Alasan penulis disini
seluruh biaya yang berkaitan dengan
barang yang dihasilkan, dimana di menggunakan metode ini dikarenakan
dalamnya termasuk unsur biaya bahan proses pembuatan abon ikan tuna ini
baku, biaya tenaga kerja langsung, dan terdapat beberapa level, dan pada setiap
biaya overhead pabrik.” level dibutuhkan beberapa komponen
Dilihat dari penjelasan di atas bahan baku untuk menjadi 1 unit abon
bila pengendalian dari perusahaan ikan tuna.
terbilang baik maka hasilnya akan Selanjutnya untuk melihat
dapat dikatakan efisien, dengan begitu peningkatan efisiensi biaya produksi,
antara pengendalian persediaan bahan penulis akan melakukan komperatif
baku dengan efisiensi itu saling metode yang dilakukan perusahaan
keterkaitan, karena dengan dengan metode yang penulis lakukan.
Berdasarkan kerangka Kp.Pajagan Rt.02 / Rw.07, Desa
pemikiran tersebut, maka paradigma Cikahuripan, Kecamatan Cisolok,
mengenai penelitian dalam penulisan Palabuharatu, Kabupaten Sukabumi,
ini dapat digambarkan sebagai berikut : Jawa Barat.
Pengendalian Perseidaan Bahan
Baku
Efisiensi Produksi Jenis Dan Sumber Data
1. Jadwal Induk produksi
2. Jumlah Kebutuhan Bahan Baku
𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡
𝐼𝑛𝑝𝑢𝑡
𝑥 100% Jenis data yang digunakan oleh
3. Jumlah Ketersediaan Bahan Baku
4. Jumlah Pesanan Bahan Baku
5. Waktu Tunggu (Lead Time)
penulis adalah data kuantitatif yang
merupakan data primer dan data
Gambar 2.2 Konstelasi Penelitian sekunder dimana data primer diperoleh
melalui pengumpulan data langsung
METODE PENELITIAN yang diperoleh dari Mulus Delima.
Jenis Penelitian Sedangkan data sekunder
Jenis penelitian yang diperoleh melalui studi kepustakaan
digunakan dalam penelitian ini adalah yang isinya berupa teori-teori dan
penelitian Deskriptif eksploratif sumber data yang relevan berupa
dengan metode penelitian studi kasus laporan perusahaan mengenai
yang menggambarkan mengenai pengendalian persediaan bahan baku
analisis persediaan bahan baku dengan untuk mengefisiensikan proses
menggunakan metode MRP dalam produksi.
suatu perusahaan sebagai cara untuk Operasionalisasi Variabel
mengefisiensikan biaya produksi. Agar dapat memudahkan
Obyek Penelitian, Unit Analisis, Dan proses analisis, maka terlebih dahulu
Lokasi Penelitian penulis mengklasifikasikan variabel
Objek penelitian dalam penelitian kedalam dua kelompok
penelitian ini adalah pengendalian beserta indikator, dan skala yang
persediaan bahan baku untuk digunakan.
mengefisiensikan biaya produksi. Tabel 2.1 Operasional variabel
Dimana persediaan bahan baku sebagai “Pengendalian Persediaan Bahan
variabel bebas (Independent Variable), Baku Dalam Upaya Efisiensi
sedangkan efisiensi biaya produksi BiayaProduksi Pada Mulus Delima”
sebagai variabel terikat (Dependent Variabel
Pengendalian •
Indikator
Jadwal •
Ukuran
Minggu •
Skala
Rasio
Persediaan Induk • •
Variable). Dalam penelitian ini obyek Bahan Baku

Produksi
Jumlah •
Unit

Unit •
Rasio

Rasio
kebutuhan
yang akan di teliti adalah bahan baku •
bahan baku
Jumlah
• Unit • Rasio

Ketersediaan • Hari • Rasio


untuk produk abon ikan. •
Bahan Baku
Jumlah
Pesanan
Unit analisis yang digunakan •
Bahan Baku
Waktu
Tunggu
adalah respon group, yaitu sumber data Efisiensi • Input (Biaya • Rupiah • Rasio
Biaya Anggaran) • Rupiah • Rasio
yang merupakan unit fungsional dari Produksi • Output
(Biaya
Realisasi)
Mulus Delima dari bagian persediaan
bahan baku. Dalam penelitian ini
penulis mengadakan penelitian Metode Pengumpulan Data
dibagian proses produksi persediaan 1. Studi Kepustakaan
bahan baku pada Mulus Delima.
Lokasi penelitian yang Penulis mengumpulkan data dan
dilakukan olen penulis adalah di Home informasi dari berbagai landasan
Industri Mulus Delima yang bergerak teori yang digunakan sebagai dasar
dibidang produksi makanan yaitu abon perumusan masalah dan sebagai alat
ikan. Usaha yang berlokasi di untuk menganalisis data yang
diperoleh dari berbagai sumber pesanan untuk bahan baku
yang ada hubungnya dengan produksinya. Kadang kala perusahaan
permasalahan mengenai juga harus mengeluarkan biaya lebih
pengendalian persediaan bahan untuk membeli kebutuhan bahan
baku terhadap efisiensi biaya bakunya tersebut.
produksi. Dengan begitu penulis akan
2. Penelitian Lapangan melakukan perhitungan dengan
Pengumpulan data dengan menggunakan metode MRP (Material
melakukan peninjauan langsung Requirement Planning), agar dapat
untuk memperoleh data-data yang mengetahui berapa besar bahan baku
diperlukan dalam menyusun yang harus di pesan, kapan waktu untuk
penelitian. Penelitian yang memesan bahan baku, agar dapat lebih
dilakukan dengan cara berbagai optimal, lebih efisien dan dapat
berikut: mengeluarkan biaya seminimal
a. Observasi, yaitu metode dengan mungkin.
melakukan pengamatan secara
Metode pengelolaan atau
langsung pada objek yang akan
analisis data yang digunakan untuk
di teliti.
melakukan proses persediaan bahan
b. Wawancara, yaitu metode baku dengan cara membuat Material
pengumpulan data dengan Requirement Planning (MRP).
melakukan tanya jawab dengan Langkah-langkah dalam membuat
narasumber atau pihak pada Material Requirement Planning
tempat yang diteliti. (MRP), yaitu :
Metode Analisis 1. Jadwal Induk Produksi (Master
Pengendalian bahan baku yang Production Schedule-MPS)
dilakukan oleh Mulus Delima masih Langkah pertama yaitu membuat
menggunakan perkiraan saja untuk sebuah jadwal produksi induk
mengukur kapan dan berapa banyak (Master Production schedule-
bahan baku yang harus di beli. Dan MPS). Merupakan gambaran atas
untuk mendapatkan ikan tunanyapun periode perencanaan dari suatu
cukup sulit didapat. Dengan hal seperti permintaan.
itu tentu saja menyebabkan masalah
kepada perusahaan itu sendiri. Tabel 2.2 Jadwal Induk Produksi
Persediaaannya pun jadi tidak lancar periode 1 2 3 4 5 6 7 8

dan seringkali dalam pembuatan Kuantitas


Pesanan

produksi persediaan yang ada tidak Menghitung Lot sizing dengan


dimaksimalkan dengan baik. metode:
Mulus Delima mengeluarkan • Lot For Lot (LFL)
biaya produksinya sesuai dengan besar • Economic Order Quantity
setiap kali perusahaan memesan bahan (EOQ)
bakunya sehingga perusahaan tidak • Periodic Order Quantity
dapat menghemat dalam mengeluarkan
(POQ)
biaya produksinya, karena Mulus
Delima ingin memenuhi permintaan Harga Per unit =
dari konsumen, jadi perusahaan mau Biaya Pesanan =
tidak mau harus mengeluarkan biaya Biaya Penyimpanan =
yang sesuai dengan besarnya setiap Waktu Tunggu =
Tabel 2.3 Metode Perhitungan Lot
Periode 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Periode 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Kebutuhan
Bruto
Kebutuhan
Bruto
Penerimaan
Terjadwal
Penerimaan
Terjadwal
Persediaan

Persediaan
Kebutuhan
Neto
Kebutuhan
Neto
Rencana
Penerimaan
Rencana Pesanan
Penerimaan
Pesanan
Rencana
Pesanan
Rencana
Pesanan

Total Biaya = (Biaya Penyimpanan x


Total Biaya = Periode x Biaya Pesana
Total Persediaan) + (Biaya Pesanan
Tabel 2.4 Metode Perhitungan + Total Pemesanan)
Economic Order Quantity (EOQ)
Setelah melakukan
perhitungan dengan tiga metode
2. 𝐷. 𝑆
EOQ = Q = √ diatas maka tentukan dari ke tiga
H
metode tersebut hasil analisis yang
Dimana : mana yang paling baik agar
EOQ = Q = Kuantitas pesanan yang mendapatkan hasil yang optimal.
optimal 2. Bill Of Material (BOM)
D = Rata-rata unit Langkah kedua yaitu menyusun Bill
S = Biaya Pemesanan Of Material (BOM) merupakan
H = Biaya Penyimpanan jumlah bahan yang diperlukan telah
dibutuhkan, maka dapat diketahui
Periode 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
berapa jumlah yang akan diproduksi
Kebutuhan
dalam periode yang akan
Bruto
disesuaikan dengan jumlah
Penerimaan
Terjadwal persediaan yang ada.
Persediaan
Abon Tuna
Kebutuhan (1 unit)
Neto

Rencana
Penerimaan
Pesanan
Rempah-
Rencana Bahan utama rempah/bumbu
Pesanan

Total Biaya = (Biaya Penyimpanan x Ikan Tuna Lengkuas Jahe Ketumbar Garam Bawang Bawang Gula Santan
(200gr) (10gr) (5gr) (5gr) (1sdt) putih merah pasir (10ml)
Total Persediaan) + (Biaya Pesanan + (2 siung) (3 siung) (1,5 sdt)

Total Pemesanan) Gambar 2.1 Bill Of Material (BOM)


Tabel 2.5 Metode Perhitungan
Periodic Order Quantity (POQ)
𝑄
𝑃𝑂𝑄𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 =
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛
Tabel 2.6 Bahan Baku dan Harga Perusahaan melakukan
Bahan Baku Abon Ikan Tuna Mulus perhitungan dengan metode MRP
Delima untuk 1 unit Efisiensi menggunakan
No
Nama Bahan
Unit
Bahan Keterangan Harga
penghitungan MRP
Baku
Baku 𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡
Efisiensi = 𝐼𝑛𝑝𝑢𝑡
𝑥 100%
Ikan Tuna
1 200 gr Dibeli Rp.23.000/kg
Sirip Kuning

2 Lengkuas 10 gr Dibeli Rp.5.000/kg


Manfaat yang dihasilkan dari penelitian
3 Jahe 5 gr Dibeli Rp.25.000/kg ini yaitu perusahaan mampu
4 Ketumbar 5 gr Dibeli Rp.30.000/kg
merencanakan pengendalian persediaan
5 Garam 1 Sdt Dibeli Rp.2.000/pack

6
Bawang
Merah
3 Siung Dibeli Rp.30.000/kg
bahan baku agar sesuai dengan apa yang
7 Bawang Putih 2 Siung Dibeli Rp.20.000/kg diharapkan sehingga setiap bahan baku
8 Gula Pasir 1,5 Sdt Dibeli Rp.15.000/kg

Rp.8.000/biji
yang ada tidak tersimpan lama dan
9 Santan 10 ml Dibeli
(kelapa)
pesanan yang dipesan konsumen akan
Sumber : Mulus Delima (2020)
sesuai dengan target yang telah di
3. Data Persediaan Bahan Baku tentukan. Dan dengan menerapkan
Langkah ketiga yaitu membuat metode Material Requirement Planning
data persediaan yang berisi (MRP), perusahaan tidak lagi harus
tentang nama item, beberapa menghitung secara manual untuk
persediaan yang ada untuk item perkiraan bahan baku pada setiap kali
tersebut dan beberapa rencana ada pemesanan. Sehingga perusahaan
penerimaan item tersebut pada dapat mengefisiensikan bahan baku
masa yang akan datang (sedang produksi dengan baik.
dipesan). Hasil Penelitian dan Pembahasan
4. Membuat Assembly-Time / Gant Penelitian
Chart
Langkah keempat yaitu Pelaksanaan Pengendalian Persediaan
membuat proses produksi atau Bahan Baku Pada Mulus Delima
tahapan-tahapan produksi
Mulus Delima merupakan
sampai barang yang dipesan siap
perusahaan home industri yang bergerak
untuk di kirimkan kepada
di bidang industri manufaktur yaitu
konsumen.
produksi abon ikan tuna yang telah
Tabel 2.7 Assembly-Time/Gant
berdiri kurang lebih selama 5 tahun. Cara
Chart pengendalian persediaan bahan baku
Proses
1 2
Hari ke
3 4
pada Mulus Delima masih menggunakan
Pemotongan ikan ✓
tuna
metode perusahaan itu sendiri. Dimana
Perebusan ikan
tuna

metode ini tanpa menggunakan bantuan
Pemisahan tulang ✓
dengan daging ikan
Penghalusan ✓
komputerisasi sebagai sarana
daging ikan
Pencampuran ikan
dengan bumbu

pengendalian persediaan bahan baku.
Proses ✓
penggorengan
Proses penirisan ✓
abon
Proses pengemasan ✓ Pengendalian persediaan bahan
baku yang dilakukan masih
5. Untuk menghitung ke efisiensian menggunakan cara perkiraan saja. Oleh
produksi yang didapat, dapat karena itu pengendalian persediaan
digunakan dengan rumus: bahan baku masih belum efisien. Kondisi
Tingkat efisiensi berdasarkan yang terjadi saat ini di Mulus Delima
perkiraan perusahaan masih terdapat hal yang tidak di inginkan
𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡
Efisiensi = 𝑥 100% dan berdampak buruk pada perusahaan.
𝐼𝑛𝑝𝑢𝑡
Dengan dampak tersebut Mulus Delima
belum bisa mengefisiensi adanya perusahaan atau dengan perkiraan saja.
persediaan bahan baku dan pengeluaran Yang memaksa perusahaan harus
pembiayaan bahan baku. mengeluarkan biaya sesuai dengan
Dibawah ini terdapat data kebutuhan bahan baku tersebut. Mulus
persediaan abon ikan tuna yang Delima mengeluarkan biaya sebagai
direncanakan oleh Mulus Delima berikut :
berdasarkan dari permintaan konsumen
pada Bulan Juni & Juli 2020. A. Rencana untuk pembelian biaya
bahan baku Mulus Delima untuk
Tabel 4.1 Persediaan Bahan Baku Abon
Bulan Juni & Juli 2020.
Ikan Bulan Juni & Juli 2020
Periode
1 2
Juni
3 4 5 6
Juli
7 8 • Ikan Tuna : 260 kg x Rp.23.000
Permintaan
Konsumen = Rp.5.980.000
• Lengkuas : 13 kg x Rp.5.000
(unit) 200 150 300 50 100 50 250 200

Sumber : Mulus Delima 2020 = Rp.65.000


• Jahe : 6,5 kg x Rp.25.00
Berdasarkan dari tabel = Rp.162.500
sebelumnya terdapat data persediaan • Ketumbar : 6,5 kg x Rp.30.000
bahan baku abon tuna untuk bulan juni = Rp.195.000
dan juli 2020 berdasarkan dari • Garam : 16 pack x Rp.2.000
= Rp.32.000
permintaan yang masuk ke perusahaan
• Bawang Merah : 13 kg x
untuk dilakukan perencanaan Rp.30.000 = Rp.390.000
pengendalian bahan bakunya dengan • Bawang Putih : 15 kg x
menggunakan perhitungan perusahaan. Rp.20.000 = Rp.300.000
• Gula Pasir : 34 kg x Rp.15.000
Tabel 3.1 Persediaan Abon Ikan Tuna = Rp.510.000
Mulus Delima Berdasarkan Permintaan • Santan : 27 buah x Rp.8.000
Konsumen pada Bulan Juni & Juli = Rp.21.000
(2020) Total = Rp.7.655.500

Bulan B. Biaya pemesanan Mulus Delima


Juni Juli pada Bulan Juni dan Juli 2020.
Keterangan Total

700 unit 600 unit

• Juni : Rp.50.000 x 4 kali


140 kg 120 kg 260 kg
Tuna

7 kg 6 kg 13 kg
pesan = Rp.200.000

Lengkuas

3,5 kg 3 kg 6,5 kg
Juli : Rp.50.000 x 4 kali
Jahe

Ketumbar
3,5 kg 3 kg 6,5 kg pesan = Rp. 200.000
Garam
9 pack 7 pack 16 kg Total = Rp.400.000
7 kg 6 kg 13 kg
Bawang Merah

8 kg 7 kg 15 kg C. Biaya penyimpanan Mulus Delima


Bawang Putih

Gula Pasir
18 kg 16 kg 34 kg pada Bulan Juni dan Juli 2020.
15 buah/kelapa 12 bua/kelapa 27 buah/kelapa
Santan

• Juni : Rp.60.000
Sumbe: Mulus Delima (2020)
• Juli : Rp.55.000
Dari tabel diatas Mulus Delima Total : Rp.115.000
melakukan pembelian bahan baku dari
suplier untuk melakukan produksi Total keseluruhan Biaya yang harus di
berdasarkan permintaan dari konsumen keluarkan sebesar Rp.8.170.500
tahun 2020, akan tetapi yang dilakukan Dari penjelasan diatas Mulus
Mulus Delima untuk memesan bahan Delima masih belum bisa
baku abon ikan ini dengan kebijakan
mengendalikan persediaannya, terdapat kekurangan bahan baku dalam
dikarenakan masih menggunakan proses produksinya, serta dengan
perkiraan saja, yang sampai memaksa pembiayaan yang dikeluarkan
perusahaan untuk mengeluarkan biaya perusahaan Mulus Delima yang belum
yang banyak untuk melakukan bisa dikatakan minimum dalam
produksinya. Untuk total keseluruhan pembiayaan produksinya tersebut.
biayanya yang dikeluarkan Mulus
Delima untuk bahan baku abon ikan tuna Dalam mengenai masalah
sebesar Rp.8.170.500. Dengan rata-rata persediaan bahan baku tersebut, salah
sebesar Rp.4.085.250. satu pendekatan yang dapat digunakan
adalah dengan menggunakan metode
Analisis Pengendalian Bahan Baku Material Requirement Planning (MRP).
Dalam Upaya Mengefisiensikan Biaya Adapun mengaplikasikan metode
Produksi Pada Mulus Delima tersebut terhadap pengendalian bahan
baku pada Mulus Delima adalah sebagai
Pengendalian merupakan berikut:
proses untuk memastikan bahwa suatu 1. Jadwal Induk Produksi (Master
tujuan perusahaan dapat tercapai dan Production Schedule/MPS)
menentukan standar performa dalam Langkah pertama yaitu
ngukur suatu pelaksanaan sasaran membuat sebuah jadwal produksi
khusus performa yang direncanakan agar induk (Master Production schedule-
performa tersebut dapat sesuai dengan MPS). Merupakan gambaran atas
tujuan. periode perencanaan dari suatu
Suatu industri harus memiliki permintaan.
persediaan yang baik. Persediaan adalah Mulus Delima akan melakukan
sejumlah bahan baku atau barang-barang perencanaan produksi dan biaya
yang disimpan untuk memenuhi tujuan produksi untuk periode bulan Juni
tertentu dalam suatu perusahaan untuk dan Juli kedalam bentuk mingguan.
mengatur, mengelola setiap kebutuhan Tabel 3.2 Jadwal Induk Produksi
berupa barang mentah, barang setengah Periode
1 2
Juni
3 4 5 6
Juli
7 8
Permintaa
jadi, sampai dengan barang jadi. Dan n
Konsume
20
0
15
0
30
0
5
0
10
0
5
0
25
0
20
0
n (unit)

bahan baku merupakan bahan-bahan Sumber Mulus Delima (2020)


yang digunakan dalam membuat suatu
produk yang dibeli yang kemudian Data Jadwal Induk Produksi di
membentuk keseluruhan berupa produk atas didapat berdasarkan dari jumlah
jadi. permintaan konsumen yang diterima
Pengendalian persediaan bahan oleh Mulus Delima karena tidak
baku yang terjadi dilokasi peneletian menggunakan metode peramalan.
yang penulis teliti pada Mulus Delima 2. Bill Of Material (BOM)
yaitu masih terdapat kekurangan bahan Langkah kedua yaitu
baku yang akan digunakan dalam menyusun Bill Of Material (BOM).
pembuatan abon ikan, terutama untuk Merupakan jumlah bahan yang
ikan tunanya itu sendiri yang menjadi diperlukan telah diketahui, maka
bahan utama pembuatan abon ikan dapat diketahui berapa jumlah yang
tersebut. Bahan baku yang digunakan akan diproduksi dalam periode yang
Mulus Delima masih membeli pada akan disesuaikan dengan jumlah
suplier pemasok ikan tuna, tetapi pada persediaan yang ada.
kenyataannya setiap pemesanan masih
Tabel 3.3 Daftar Material Abon Ikan Tabel 3.5 Assembly-Time/Gant Chart
Untuk Per-Unit Hari ke
No Proses
1 2 3 4

1 Pemotongan ikan tuna ✓


Unit Bahan
No Nama Bahan Baku Keterangan
Baku 2 Perebusan ikan tuna ✓

3 Pemisahan tulang ✓
dengan daging ikan
1 Ikan Tuna Sirip Kuning 200 gr Dibeli
4 Penghalusan daging ✓
ikan
2 Lengkuas 10 gr Dibeli 5 Pencampuran ikan ✓
dengan bumbu
3 Jahe 5 gr Dibeli
6 Proses penggorengan ✓
4 Ketumbar 5 gr Dibeli
7 Proses penirisan abon ✓

5 Garam 1 Sdt Dibeli 8 Proses pengemasan ✓

6 Bawang Merah 3 Siung Dibeli Sumber : Mulus Delima (2020)


7 Bawang Putih 2 Siung Dibeli

8 Gula Pasir 1,5 Sdt Dibeli


Selanjutnya perusahaan Mulus
9 Santan 10 ml Dibeli
Delima akan melakukan perencanaan
Sumber : Mulus Delima (2020) produksi dan biaya produksi untuk
Abon Tuna periode bulan Juni dan Juli kedalam
(1 unit)
bentuk mingguan, dimana jumlah bahan
baku ikan tunanya yang berdasarkan Bill
Rempah-
Bahan utama rempah/bumbu Of Material, yang sebelumnya sudah
dihitung oleh penulis untuk menentukan
Bawang
Ikan Tuna
(200gr)
Lengkuas
(10gr)
Jahe
(5gr)
Ketumbar
(5gr)
Garam
(1sdt) putih
Bawang
merah
Gula
pasir
Santan
(10ml)
jumlah besar kebutuhannya. Penulis
(2 siung) (3 siung) (1,5 sdt)
akan melakukan penghitungan dengan
menggunakan 3 metode perhitungan Lot
Gambar 2.2 Bill Of Material (BOM) Sizing yaitu, Lot for Lot (LFL),
3. Data Persediaan Bahan Baku Economic Order Quantity (EOQ), dan
Langkah ketiga yaitu membuat Periodic Order Quantity (POQ).
data persediaan yang berisi tentang Nantinya dari hasil tersebut metode
nama item, beberapa persediaan yang mana yang paling baik dengan
ada untuk item tersebut dan beberapa mengeluarkan biaya yang paling
rencana penerimaan item tersebut minimum dari ketiga metode tersebut.
pada masa yang akan datang (sedang Yang berdasarkan jumlah permintaan
dipesan). dari konsumen karena tidak
Tabel 3.4 Persediaan Bahan Baku menggunakan metode peramalan.
Sebelum itu penulis akan
Waktu Tunggu
No Nama Bahan Baku Rencana penerimaan
1 Ikan Tuna Sirip Kuning 100 kg
(Hari)
3-14
menghitung untuk jumlah kebutuhan
2 Lengkuas 5 kg 1
3
4
Jahe
Ketumbar
1 kg
1 kg
1
1
ikan tuna Bulan Juni-Juli yang mengacu
5 Garam 1,5 kg 1
6
7
Bawang Merah
Bawang Putih
5 kg
6 kg
1
1
kepada Bill Of Material itu sendiri, yang
8 Gula Pasir 14 kg 1
9 Santan 5 liter 1 dimana kebutuhannya sebagai berikut :
Sumber : Mulus Delima (2020) • Minggu ke-1
4. Membuat Assembly-Time / Gant Kebutuhan : 200 unit x 200gr =
Chart 40.000gr = 40kg
Langkah keempat yaitu • Minggu ke-2
membuat proses produksi atau Kebutuhan : 150 unit x 200gr =
tahapan-tahapan produksi sampai 30.000gr = 30kg
barang yang dipesan siap untuk di
• Minggu ke-3
kirimkan kepada konsumen.
Kebutuhan : 300 unit x 200gr =
60.000gr = 60kg
• Minggu ke-4 Total Biaya = 7 x 50.000 = Rp. 350.000
Kebutuhan : 50 unit x 200gr = Jahe
10.000gr = 10kg (Dalam Kg)
• Minggu ke-5
Periode 1 2 3 4 5 6 7 8

Kebutuhan : 100 unit x 200gr = Kebutuhan Bruto 1 0,75 1, 0,25 0,5 0,2 1, 1 6,
5 5 2 5
20.000gr = 20kg 5

• Minggu ke-6 Penerimaan Terjadwal

Persediaan 1 0 0 0 0 0 0 0
Kebutuhan : 50 unit x 200gr = Kebutuhan Neto 0,75 1, 0,25 0,5 0,2 1, 1

10.000gr = 10kg 5 5 2
5

• Minggu ke-7 Rencana Penerimaan


Pesanan
0,75 1,
5
0,25 0,5 0,2
5
1,
2
1

5
Kebutuhan : 250 unit x 200gr = Rencana Pesanan 0,7 1,5 0, 0,5 0,2 1,2 1

50.000gr = 50kg 5 2
5
5 5

• Minggu ke-8 Total Biaya = 7 x 50.000 = Rp. 350.000


Kebutuhan : 200 unit x 200gr = Ketumbar
40.000gr = 40kg (Dalam Kg)
Harga Per unit = Rp. 25.000
Biaya Pesanan = Rp. 50.000 Periode 1 2 3 4 5 6 7 8

Biaya Penyimpanan = Rp. 50 Kebutuhan Bruto 1 0,75 1,


5
0,25 0,5 0,25 1,
25
1 6,
5

Waktu Tunggu = 1 minggu


Penerimaan Terjadwal

Tabel 3.5 Metode Perhitungan Lot Persediaan 1 0 0 0 0 0 0 0

For Lot (LFL) Tahun 2020 Kebutuhan Neto 0,75 1,


5
0,25 0,5 0,25 1,
25
1

Ikan Tuna Rencana Penerimaan Pesanan 0,75 1, 0,25 0,5 0,25 1, 1


5 25

(Dalam Kg) Rencana Pesanan 0,75 1,5 0,


25
0,5 0,25 1,25 1

Periode 1 2 3 4 5 6 7 8 Total Biaya = 7 x 50.000 = Rp. 350.000

Kebutuhan
Garam
40 30 60 10 20 10 50 40 260
Bruto
(Dalam pack)
Penerimaan
Periode 1 2 3 4 5 6 7 8
Terjadwal

Persediaan 40 0 0 0 0 0 0 0
Kebutuhan Bruto 3,5 3 4 1,5 2,5 1,5 4,5 3,5 24

Kebutuhan
30 60 10 20 10 50 40
Neto Penerimaan Terjadwal

Rencana Persediaan 3,5 0 0 0 0 0 0 0


Penerimaan 30 60 10 20 10 50 40
Pesanan
Kebutuhan Neto 3 4 1,5 2,5 1,5 4,5 3,5

Rencana
30 60 10 20 10 50 40 Rencana Penerimaan
Pesanan 3 4 1,5 2,5 1,5 4,5 3,5
Pesanan

Total Biaya = 7 x 50.000 = Rp. 350.000 Rencana Pesanan 3 4 1,5 2,5 1,5 4,5 3,5

Lengkuas Total Biaya = 7 x 50.000 = Rp. 350.000


(Dalam Kg) Bawang Merah
Periode 1 2 3 4 5 6 7 8
(Dalam Kg)
Periode 1 2 3 4 5 6 7 8
1
Kebutuhan Bruto 2 , 3 0,5 1 0,5 2,5 2 13
5
Kebutuhan Bruto 2 1,5 3 0,5 1 0,5 2,5 2 13
Penerimaan Terjadwal

Persediaan 2 0 0 0 0 0 0 0
Penerimaan Terjadwal

1
Kebutuhan Neto , 3 0,5 1 0,5 2,5 2 Persediaan 2 0 0 0 0 0 0 0
5
Kebutuhan Neto 1,5 3 0,5 1 0,5 7 2
1
Rencana Penerimaan
, 3 0,5 1 0,5 2,5 2
Pesanan Rencana Penerimaan
5 1,5 3 0,5 1 0,5 7 2
Pesanan

1,
Rencana Pesanan 3 0,5 1 0,5 2,5 2
5 Rencana Pesanan 1,5 3 0,5 1 0,5 7 2

Total Biaya = 7 x 50.000 = Rp. 350.000


Bawang Putih Diketahui :
(Dalam Kg) Rata-rata = 260 : 8 = 33
D = 33x 52 = 1.716
Periode 1 2 3 4 5 6 7 8
S = Rp.50.000
Kebutuhan Bruto 3 2,5 4 1,5 2 1,5 3,5 3 21 H = 50 x 52 = 2.600
Penerimaan Terjadwal
Ikan Tuna
Persediaan 3 0 0 0 0 0 0 0
(Dalam Kg)
Kebutuhan Neto 2,5 4 1,5 2 1,5 3,5 3

Rencana Penerimaan Periode 1 2 3 4 5 6 7 8


2,5 4 1,5 2 1,5 3,5 3
Pesanan

Rencana Pesanan 2,5 4 1,5 2 1,5 3,5 3


Kebutuhan Bruto 40 30 60 10 20 10 50 40 260

Total Biaya = 7 x 50.000 = Rp. 350.000 Penerimaan Terjadwal

Persediaan 40 0 227 167 157 137 127 77 37


Gula Pasir
Kebutuhan Neto 30 0 0 0 0 0 0
(Dalam Kg)
Rencana Penerimaan Pesanan 257

Rencana Pesanan 257


Periode 1 2 3 4 5 6 7 8

Total Biaya = ( 50 x 929) + ( 1 x


Kebutuhan Bruto 3 2,5 8 1,5 2 1,5 3,5 3 25
50.000) = Rp. 96.450
Penerimaan Terjadwal

Persediaan 3 0 0 0 0 0 0 0
Lengkuas
Kebutuhan Neto 0 2,5 8 1,5 2 1,5 3,5 3
2𝐷S
Rencana Penerimaan EOQ = Q = √ =
Pesanan
2,5 8 1,5 2 1,5 3,5 3 H
Rencana Pesanan 2,5 8 1,5 2 1,5 3,5 3
2 𝑥 104 𝑥 50.000
√ = 63
2.600
Total Biaya = 7 x 50.000 = Rp. 350.000
Diketahui :
Santan Rata-rata = 13 : 8 = 2
(Dalam Buah) D = 2 x 52 = 104
Periode 1 2 3 4 5 6 7 8
S = Rp.50.000
H = 50 x 52 = 2.600
Kebutuhan Bruto 4 3 6 1 2 1 5 4 26
(Dalam Kg)
Penerimaan
Terjadwal Periode 1 2 3 4 5 6 7 8

Persediaan 4 0 0 0 0 0 0 0
Kebutuhan Bruto 2 1,5 3 0,5 1 0,5 2,5 2 13
Kebutuhan Neto 3 6 1 2 1 5 4

Rencana Penerimaan Terjadwal


3 6 1 2 1 5 4
Penerimaan Pesanan
Persediaan 2 0 61,5 58,5 58 57 56,5 54 52
Rencana Pesanan 3 6 1 2 1 5 4

Kebutuhan Neto 1,5 0 0 0 0 0 0

Total Biaya = 7 x 50.000 = Rp. 350.000 Rencana Penerimaan Pesanan 63

Untuk keseluruhan biaya yang di Rencana Pesanan 63

keluarkan sebesar Rp.3.150.000 Total Biaya = ( 50 x 397,5 ) + ( 1 x


50.000 ) = Rp. 69.87
Tabel 4.6 Metode Perhitungan Economic
Order Quantity (EOQ) Jahe
Ikan Tuna
2𝐷S
EOQ = Q = √ =
H
Untuk metode ini ukuran kuantitas
Pesanannya di tentukan dengan rumus 2 𝑥 52 𝑥 50.000
√ = 45
2.600
2𝐷S 2 𝑥 1.716 𝑥 50.000
EOQ = Q = √ H
=√ 2.600
=
257
Diketahui : D = 3 x 52 = 156
Rata-rata = 6,5 : 8 = 1 S = Rp.50.000
D = 1 x 52 = 52 H = 50 x 52 = 2.600
S = Rp.50.000 (Dalam Pack)
H = 50 x 52 = 2.600 Periode 1 2 3 4 5 6 7 8

(Dalam Kg) Kebutuhan 1 0,75 1,5 0,25 0,5 0,25 1,25 1 6,5
Bruto

Periode 1 2 3 4 5 6 7 8

Kebutuhan Bruto 1 0,75 1,5 0,25 0,5 0,25 1,25 1 6,5 Penerimaan
Terjadwal

Persediaan 1 0 44,25 44 43,5 43,25 42 40,75 39.75

Penerimaan
Terjadwal
Kebutuhan 0,75 0 0 0 0 0 0
Neto
Persediaan 1 0 44,25 44 43,5 43,25 42 40,75 39.75
Rencana 45
Kebutuhan Neto 0,75 0 0 0 0 0 0 Penerimaan
Pesanan

Rencana 45
Rencana 45
Penerimaan
Pesanan
Pesanan

Rencana Pesanan 45
Total Biaya = ( 50 x 459,5 ) + ( 1 x
Total Biaya = ( 50 x 297,5 ) + ( 1 x 50.000 ) = Rp.72.975
50.000 ) = Rp.64.875 Bawang Merah
Ketumbar 2𝐷S
EOQ = Q = √ H
=
2𝐷S
EOQ = Q = √ H
= 2 𝑥 104 𝑥 50.000
√ = 63
2.600
2 𝑥 52 𝑥 50.000
√ = 45 Diketahui :
2.600
Diketahui : Rata-rata = 13 : 8 = 2
Rata-rata = 6,5 : 8 = 1 D = 2 x 52 = 104
D = 1 x 52 = 52 S = Rp.50.000
S = Rp.50.000 H = 50 x 52 = 2.600
H = 50 x 52 = 2.600 (Dalam Kg)
Ketumbar Periode 1 2 3 4 5 6 7 8

(Dalam Kg) Kebutuhan Bruto 3,5 3 4 1,5 2,5 1,5 4,5 3,5 24

Periode 1 2 3 4 5 6 7 8
Penerimaan Terjadwal

Kebutuhan Bruto 2 1,5 3 0,5 1 0,5 2,5 2 13 Persediaan 3,5 0 74 70 68,5 66 64,5 60 56,5

Kebutuhan Neto 3 0 0 0 0 0 0
Penerimaan Terjadwal

Persediaan 2 0 61,5 58,5 58 57 56,5 54 52 Rencana Penerimaan Pesanan 77

Kebutuhan Neto 1,5 0 0 0 0 0 0


Rencana Pesanan 77

Rencana Penerimaan
Pesanan
63
Total Biaya = ( 50 x 397,5 ) + ( 1 x
Rencana Pesanan 63 50.000 ) = Rp.69.875
Total Biaya = ( 50 x 297,5 ) + ( 1 x
50.000 ) = Rp.64.875 Bawang Putih

Garam 2𝐷S
EOQ = Q = √ H
=
2𝐷S 2 𝑥 156 𝑥 50.000
EOQ = Q = √ H
= √ = 77
2.600

2 𝑥 156 𝑥 50.000 Diketahui :


√ = 77
2.600 Rata-rata = 21 :8 = 3
Diketahui : D = 3 x 52 = 156
Rata-rata = 24 : 8 = 3 S = Rp.50.000
H = 50 x 52 = 2.600 (Dalam Buah)
Bawang Putih Periode 1 2 3 4 5 6 7 8

(Dalam Kg) Kebutuhan Bruto 3 2,5 4 1,5 2 1,5 3,5 3 21

Periode 1 2 3 4 5 6 7 8
Penerimaan Terjadwal

Persediaan 3 0 74,5 70,5 69 67 65,5 62 59


Kebutuhan Bruto 4 3 6 1 2 1 5 4 26

Kebutuhan Neto 2,5 0 0 0 0 0 0

Penerimaan Terjadwal
Rencana Penerimaan
77
Pesanan
Persediaan 4 0 74 68 67 65 64 59 55

Rencana Pesanan 77
Kebutuhan Neto 3 0 0 0 0 0 0

Total Biaya = ( 50 x 452 ) + ( 1 x 50.000 )


Rencana Penerimaan Pesanan 77
= Rp.72.600
Rencana Pesanan 77

Total Biaya = ( 50 x 467,5 ) + ( 1 x Untuk keseluruhan biaya yang di


50.000 ) = Rp.73.375 keluarkan sebesar Rp.657.075
Gula Pasir Tabel 3.7 Metode Perhitungan Periodic
Order Quantity (POQ)
2𝐷S
EOQ = Q = √ H
=
Tuna
2 𝑥 156 𝑥 50.000
√ = 77 𝑃𝑂𝑄𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 =
2.600
𝑄 257
Diketahui : 𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛
= 33
=8
Rata-rata = 25 : 8 = 3
(Dalam Kg)
D = 3 x 52 = 156
Periode 1 2 3 4 5 6 7 8

S = Rp.50.000
Kebutuhan Bruto 40 30 60 10 20 10 50 40 260
H = 50 x 52 = 2.600
(Dalam Kg) Penerimaan
Terjadwal

Periode 1 2 3 4 5 6 7 8
Persediaan 40 0 190 130 120 100 90 40

Kebutuhan Neto 30 0 0 0 0 0 0
Kebutuhan Bruto 3 2,5 8 1,5 2 1,5 3,5 3 25

Rencana
Penerimaan 220
Penerimaan Terjadwal Pesanan

Persediaan 3 0 74,5 66,5 65 63 61.5 58 55 Rencana Pesanan 220

Kebutuhan Neto 0 2,5 0 0 0 0 0 0 Total Biaya = ( 50 x 670) + ( 50.000 x 1 )


Rencana Penerimaan
77
= Rp.83.500
Pesanan

Rencana Pesanan 77
Lengkuas
Total Biaya = ( 50 x 443,5 ) + ( 1 x
50.000 ) = Rp.72.175 𝑃𝑂𝑄𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 =
𝑄 63
= = 32
Santan 𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 2

2𝐷S
(Dalam Kg)
EOQ = Q = √ H
= Periode 1 2 3 4 5 6 7 8

2 𝑥 156 𝑥 50.000 Kebutuhan Bruto 2 1,5 3 0,5 1 0,5 2,5 2 13


√ = 77
2.600
Penerimaan

Diketahui : Terjadwal

Rata-rata = 26 : 8 = 3 Persediaan 2 0 9,5 6,5 6 5 4,5 2

Kebutuhan Neto 1,5 0 0 0 0 0 0


D = 3 x 52 = 156
Rencana Penerimaan
S = Rp.50.000 Pesanan
11

H = 50 x 52 = 2.600 Rencana Pesanan 11

Total Biaya = ( 50 x 33,5) + ( 50.000 x 1 )


= Rp.51.675
Jahe Baawang Merah

𝑃𝑂𝑄𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 = 𝑃𝑂𝑄𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 =
𝑄 45 𝑄 63
= = 45 𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛
= 2
= 32
𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 1

(Dalam Kg) (Dalam Kg)


Periode 1 2 3 4 5 6 7 8 Periode 1 2 3 4 5 6 7 8

Kebutuhan Bruto 1 0,75 1,5 0,25 0,5 0,25 1,25 1 6,5


Kebutuhan Bruto 2 1,5 3 0,5 1 0,5 2,5 2 13

Penerimaan
Penerimaan
Terjadwal
Terjadwal

Persediaan 1 0 4,75 3,25 3 2,5 1,25 1 Persediaan 2 0 9,5 6,5 6 5 4,5 2

Kebutuhan Neto 0,75 0 0 0 0 0 0 Kebutuhan Neto 1,5 0 0 0 0 0 0

Rencana 5,5 Rencana


Penerimaan Penerimaan 11
Pesanan Pesanan

Rencana Pesanan 5,5


Rencana Pesanan 11

Total Biaya = ( 50 x 15,75) + ( 50.000 x Total Biaya = ( 50 x 33,5) + ( 50.000 x 1 )


1 ) = Rp.50.788 = Rp.51.675
Ketumbar Bawang Putih
𝑃𝑂𝑄𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 = 𝑃𝑂𝑄𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 =
𝑄 45 𝑄 77
𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛
= 1
= 45 = = 26
𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 3

(Dalam Kg) (Dalam Kg)


Periode 1 2 3 4 5 6 7 8 Periode 1 2 3 4 5 6 7 8

Kebutuhan Bruto 1 0,75 1,5 0,25 0,5 0,25 1,25 1 6,5 Kebutuhan 2,
3 4 1,5 2 1,5 3,5 3 21
Bruto 5

Penerimaan Penerimaan
Terjadwal Terjadwal

Persediaan 3 0 15,5 11,5 10 8 6,5 3


Persediaan 1 0 4,75 3,25 3 2,5 1,25 1
Kebutuhan 2,
0 0 0 0 0 0
Kebutuhan Neto 0,75 0 0 0 0 0 0 Neto 5

Rencana Penerimaan 5,5 Rencana


1
Pesanan Penerimaan
8
Pesanan
Rencana Pesanan 5,5
Rencana
18
Total Biaya = ( 50 x 15,75) + ( 50.000 x Pesanan

1 ) = Rp.50.788 Total Biaya = ( 50 x 33,5) + ( 50.000 x 1 )


= Rp.51.675
Garam
Gula
𝑃𝑂𝑄𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 =
𝑄 77 𝑃𝑂𝑄𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 =
𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛
= 3
= 26 𝑄 77
𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛
= 3
= 26
(Dalam Pack)
(Dalam Kg)
Periode 1 2 3 4 5 6 7 8
Periode 1 2 3 4 5 6 7 8

Kebutuhan Bruto 3 2,5 8 1,5 2 1,5 3,5 3 25 Kebutuhan


3,5 3 4 1,5 2,5 1,5 4,5 3,5 24
Bruto

Penerimaan Penerimaan
Terjadwal Terjadwal

Persediaan 3,5 0 17,5 13,5 12 9,5 8 3,5


Persediaan 3 0 19,5 11,5 10 8 6,5 3
Kebutuhan
3 0 0 0 0 0 0
Kebutuhan Neto 0 2,5 0 0 0 0 0 0 Neto

Rencana Penerimaan Rencana


22
Pesanan Penerimaan 20,5
Pesanan
Rencana Pesanan 22
Rencana
20,5
Total Biaya = ( 50 x 64) + ( 50.000 x 1 ) Pesanan

= Rp.53.200 Total Biaya = ( 50 x 58,5) + ( 50.000 x 1 )


= Rp.52.925
Santan Tabel 3.9 Persediaan Abon Ikan Tuna
Mulus Delima Berdasarkan
𝑃𝑂𝑄𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 =
𝑄 77
Permintaan Konsumen pada Bulan
𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛
= 3
= 26 Juni & Juli (2020)
Bulan

(Dalam Buah) Juni Juli


Keterangan Total
Periode 1 2 3 4 5 6 7 8
700 unit 600 unit

Kebutuhan Bruto 4 3 6 1 2 1 5 4 26 140 kg 120 kg 260 kg


Tuna

7 kg 6 kg 13 kg
Penerimaan Lengkuas
Terjadwal
3,5 kg 3 kg 6,5 kg
Jahe
Persediaan 4 0 19 13 12 10 9 4 3,5 kg 3 kg 6,5 kg
Ketumbar
Kebutuhan Neto 3 0 0 0 0 0 0 9 pack 7 pack 16 kg
Garam
Rencana Penerimaan
22 7 kg 6 kg 13 kg
Pesanan Bawang Merah

Rencana Pesanan 22 8 kg 7 kg 15 kg
Bawang Putih

Total Biaya = ( 50 x 67) + ( 50.000 x 1 Gula Pasir


18 kg 16 kg 34 kg

) = Rp.53.350 Santan
15 buah/kelapa 12 bua/kelapa 27 buah/kelapa

Untuk keseluruhan biaya yang di Sumber: Mulus Delima (2020)


keluarkan sebesar Rp.499.576. Berdasarkan tabel diatas terdapat
Tabel 3.8 Total Biaya Berdasarkan Ke bahan baku yang di butuhkan untuk
perenccanaan produksi bulan Juni dan
3 Metode Perhitungan Lot Sizing
Juli yang mengacu pada Bill Of Material
Metode Lot For Lot Economic Order Quantity Period Order Quantity
agar dapat memenuhi permintaan dari
Biaya Rp.3.150.000 Rp.657.075 Rp.499.576
konsumen.

Berdasarkan tabel diatas dapat A. Rencana pembelian biaya bahan


dilihat bahwa hasil perhitungan dari ke baku Mulus Delima untuk Bukan
3 metode Lot Sizing tersebut terdapat Juni & Juli 2020.
metode perhitungan Period Order • Ikan Tuna : 260 kg x Rp.23.000
Quantity (POQ) yang paling minimanl = Rp.5.980.000
mengeluarkan biaya nya. Dengan • Lengkuas : 13 kg x Rp.5.000
begitu penulis menentukan bahwa = Rp.65.000
metode yang dipilih dari ke 3 metode • Jahe : 6,5 kg x Rp.25.000
tersebut adalah metode Period Order = Rp.162.500
Quantity (POQ). • Ketumbar : 6,5 kg x Rp.30.000
Selanjutnya untuk menghitung = Rp.195.000
biaya keseluruhan untuk membuat • Garam : 16 pack x Rp.2.000
abon ikan tuna berdasarkan total biaya = Rp.32.000
yang berdasarkan dari perhitungan • Bawang Merah : 13 kg x
Period Order Quamtity (POQ) untuk Rp.30.000 = Rp.390.000
rencana produksi pada Bulan Juni dan • Bawang Putih : 15 kg x
Juli pada Mulus Delima sebagai berikut Rp.20.000 = Rp.300.000
• Gula Pasir : 34 kg x Rp.15.000
= Rp.510.000
• Santan : 27 buah x Rp.8.000
= Rp.21.000
B. Total biaya pesanan dan biaya
penyimpanan berdasarkan
perhitungan metode POQ.

Total biayanya : Rp.499.576.


Jadi total biaya keseluruhan yang produksi abon ikan tuna yang
harus dikeluarkan Mulus Delima berdasarkan dari perusahaan Mulus
sebesar Rp.8.155.076. Dengan rata- Delima, serta dari hasil biaya yang
rata sebesar Rp.4.077.538.
dikeluarkannya pun lebih kecil dari
5. Menghitung ke efisiensian biaya pada metode dari perusahaan. Dari
produksi yang didapat hasil selisih efisiensi tersebut bahwa
dengan selisih sebesar 1% itu
Tabel 3.10 Perbandingan Efisiensi
dikatakan, jika perusahaan
Biaya Produksi Antara Metode
menggunakan metode MRP dimana
Perusahaan dengan Menggunakan
Metode MRP (Material Requirement dengan menggunakan meotde
Planning) perhitungan Lot Sizing akan
Metode yang Dipakai Perusahaan MRP
Selisih
memberikan dampak yang baik bagi
Efisiensi 115% 114%
1%
perusahaan untuk mengatasi masalah
Berdasarkan tabel diatas dapat yang dialami perusahaan.
dikatakan bahwa :
Dengan begitu menggunakan
1. Efisiensi Biaya berdasarkan
perhitungan dengan MRP yang
per-bulan dengan perkiraan
menggunakan Metode POQ
perusahaan/perhitungan
diharapkan dapat digunakan oleh
manual.
𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 Mulus Delima agar meminimalkan
Efisiensi = 𝑥 100%
𝐼𝑛𝑝𝑢𝑡 biaya produksinya.
Rp.4.085.250
= Rp.3.565.700
𝑥 100% =
kESIMPULAN DAN SARAN
115%
Kesimpulan
2. Efisiensi Biaya berdasarkan
per-bulan menggunakan Berdasarkan hasil analisis yang
perhitungan dengan metode dilakukan terhadap data yang diperoleh
MRP. dari Mulus Delima dengan
Efisiensi menggunakan menggunakan metode MRP (Material
penghitungan MRP dengan Requirement Planning) dengan
menggunakan metode Periodic Order menggunakan perhitungan yang di
Quantity (POQ) dikarenakan didapat pilih yaitu metode POQ (Periodic
hasil biaya yang paling minimum, Order Quantity) ada beberapa
diantara ketiga metode yang kesimpulan yang dapat diamnbil dalam
digunakan. tugas akhir ini diantaranya :
𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡
Efisiensi = 𝑥 100%
𝐼𝑛𝑝𝑢𝑡 Dari hasil perhitungan
Rp.4.077.538
= 𝑥 100% = kebutuhan bahan baku dengan
Rp.3.565.700
menggunakan MRP dan perhitungan
114% POQ, maka dapat diketahui simpulan
Dengan dilakukan perhitungan di sebagai berikut:
atas dapat dilihat bahwa efisiensi biaya
1. Bahwa pelaksanaan pengendalian
produksi pada Mulus Delima adalah
persediaan bahan baku pada Mulus
114.%.
Delima masih mengalami kelebihan
Dapat dilihat dari
biaya dalam melakukan
perhitungan efisiensi produksi di atas produksinya. Sehingga bisa
bahwa terdapat selisih sebesar 1% lebih dikatakan perusahaan Mulus
rendah dari nilai efisiensi biaya Delima belum mampu mengatasi
kebutuhan persediaan bahan baku 1. Mulus Delima perlu membuat
pada saat menghadapi pesanan dari jadwal perencanaan yang baik agar
konsumen, bahan baku belum setiap ada pesanan dari konsumen
sepenuhnya tersedia untuk dapat terpenuhi serta dengan
melakukan produksi sehingga mengeluarkan biaya yang
Mulus Delima mengeluarkan biaya seminimal mungkin. Sehingga
lebih untuk memenuhi kebutuhan perusahaan tidak mengeluarkan
kebutuhan bahan bakunya. biaya yang berlebih agar dapat
2. Berdasarkan hasil data yang telah memenuhi pesanan konsumen dan
diolah, dengan menggunakan efisiensi biaya yang optimal.
Metode MRP dan Perhitungan Lot 2. Mulus Delima diharapkan dapat
Sizing yang menggunakan Metode menerapkan metode MRP (Material
POQ, untuk mengefisiensikan biaya Requirement Planning) di
produksi seminimal mungkin perusahaan tersebut, seperti
dikarenakan dengan menggunakan melakukan untuk menentukan
metode tersebut dapat Jadwal Induk Produksinya,
diperhitungkan dengan tepat. menggambarkan Bill Of
Dengan menggunakan metode MRP Material/bahan baku yang
dan menggunakan perhitungan digunakan, mencatat bahan baku
POQ ini dapat memberikan yang tersedia di perusahaan,
keuntungan yang baik bagi Mulus membuat Assembly-Time/Gant
Delima, sehingga tidak akan ada Chart atau proses produksi
lagi pemborosan biaya untuk perusahaan. Sehingga tidak lagi
melakukan produksi. Dengan menggunakan perhitungan manual
melakukan perhitungan dengan dalam pengendalian persediaan
menggunaka metode MRP dan bahan baku untuk setiap kali ada
perhitungan Lot Sizing dengan pemesanan konsumen. Metode
metode perhitungan POQ terdapat MRP ini dapat membantu
nilai efisiensi biaya produksinya mengendalikan kebutuhan
terdapat selisih 1%, yang tadinya persediaan bahan baku untuk setiap
nilai efisiensi biayanya sebesar unit item produk yang digunakan
115% setelah menggunakan metode untuk proses produksi, sehingga
MRP menjadi 114%. Dengan dapat terlaksana dengan baik dan
demikian Mulus delima mengalami mengeluarkan biaya yang
nilai efisiensi biaya yang optimal minimum, dan diharapkan dengan
karena lebih meminimalkan biaya metode ini perusahaan Mulus
yang dikeluarkan. Delima mampu mengurangi setiap
masalah dalam proses produksi
Saran
terutama dalam kebutuhan
Berdasarkan hasil analisis yang persediaan bahan baku dan biaya
produksinya.
dilakukan terhadap data yang diperoleh
dari Mulus Delima dengan menggunakan
metode MRP (Material Requirement
Planning) dengan menggunakan
perhitungan yang di pilih yaitu metode
POQ (Periodic Order Quantity) ada
beberapa saran yang dapat diamnbil dalam
tugas akhir ini diantaranya :
REFERENSI

Assauri. S, (2016). Manajemen Operasi


Produksi Pencapaian Sarana Organisasi
Berkesinambungan, Edisi 3. RajaGrafindo
Persada: Jakarta.

Dearden. A, (2008), Sistem Pengendalian


Manajemen. Edisi 6. Karisma.

Handoko, T Hani. (2015). Dasar-Dasar


Manajemen Produksi Dan Operasi. Edisi
ke satu. Yogyakarta: BPFE UGM.

Heizer, Jay dan Barry Render (2010),


Manajemen Operasi. Buku 2. Penerjemah
Chriswan Sungkono. Edisi 9. Salemba
Empat: Jakarta.

Kosasih. S, (2009). Manajemen Operasi.


Bagian Pertama. Edisi 1. Mitra Wacana
Media: Jakarta

Dwi Ayu Mentari, “Sistem Perhitungan Ukuran


Lot (Lot Sizing) Sebagai Acuan Dalam
Pengambilan Keputusan Untuk Optimasi
Biaya Persediaan Bahan Baku Pada Cv.
Indo Pertama”.
https://repository.unej.ac.id/handle/12345
6789/90499

Dwi Ayu Sekarini Putri, Firman Rosjadi, dan


Made Siti Sundari, yang berjudul Daya
Saing Ekspor Dan Perkembangan Pangsa
Pasar Ikan Tuna Indonesia di Pasar
Internasional Periode 2012-1016, dalam
Situs.
http://repository.ubaya.ac.id/36506/1/Mad
e%20Siti%20Sundari_Daya%20Saing%2
0Ekspor%20%26%20Perkembangan%20
Pangsa%20Pasar%20Ikan%20Tuna_2007
-169-3960-1-10-20190710.pdf
M. Nafarin dan Abdul Halim, Pengertian
Biaya Produksi, dalam website.
https://www.cekkembali.com/biaya-
produki

Anda mungkin juga menyukai