BAB I
PENDAHULUAN
pengawetan tersebut ternyata dengan cara didinginkan dianggap paling baik karena
bahan makanan/ikan yang telah didinginkan akan tetap segar dan tidak akan
mengalami perubahan rasa, warna dan aromanya, di samping itu segala aktivitas
yang menyebabkan pembusukan akan terhenti sehingga bahan makanan/ikan yang
didinginkan akan dapat tahan lebih lama lagi. Lebih khusus pada ikan, ada
bermacam-macam jenis ikan yang dapat di jumpai, misalnya tuna, cakalang,
tongkol, deho, layang, tude dan lain-lain.
Oleh karena itu perlu diadakan suatu teknik yang dapat dilakukan untuk
mempertahankan kesegaran ikan agar supaya tetap awet dan layak dikonsumsi.
Untuk cara yang lebih efisien, praktis dan rasa ikan tetap seperti semula maka
digunakan cold storage untuk mempertahankan kualitas ikan, sehingga bakteri yang
menyebabkan penurunan mutu ikan dapat terhambat perkembangannya dan ikan
menjadi tidak cepat busuk. Cold storage juga diperlukan karena produksi perikanan
yang bersifat musiman. Produksi hanya pada musim tertentu, dan setiap sudah
musimnya ikan akan sangat berlimpah dari laut. Akan tetapi jika pada musim
tertentu seperti bulan purnama tidak ada ikan karena saat bulan purnama ikan akan
bersembunyi di dasar laut. Sedangkan industri membutuhkan pasokan bahan baku
secara terus-menerus, sehingga perlu cold storage sebagai fasilitas penyimpanan.
Akan tetapi, produksi perikanan tangkap laut nasional melonjak drastis dari tahun
2017. Selama periode tersebut, hasil tangkapan laut mencapai 3,35 juta ton, naik
11,3 persen dibandingkan periode sama tahun 2016 yang sebesar 3,01 juta ton,
berdasarkan data dari Pusat Data Statistik dan Informasi Kementerian Kelautan dan
Perikanan (KKP). Adapun untuk tahun 2018, hasil tangkapan diperkirakan mencapai
6,8 juta ton mengingat dalam setengah tahun, produksinya sudah mencapai 3,35 juta
ton. Pertumbuhan produksi tangkapan laut sebesar 11,3 persen merupakan yang
tertinggi dalam beberapa tahun terakhir.
Gambar 1.1
Perkembangan Jumlah Tangkapan Ikan
Tingginya produksi ikan cold storage saat sudah musimnya tidak diimbangi
dengan sistem saluran pemasaran yang ada. Pada saat produksi ikan cold storage
melimpah produsen tidak dapat berperan sebagai pembuat harga, melainkan harga
ditentukan oleh pedagang. Panjang pendeknya saluran pemasaran menyebabkan
selisih harga di tingkat produsen ikan cold storage CV. Hasil Laut dan harga yang
dibayarkan oleh konsumen. Proses penyaluran ikan cold storage oleh produsen ikan
cold storage CV. Hasil Laut disalurkan lebih dari satu saluran. Masalah pola saluran
pemasaran bukan semata-mata terletak pada panjang pendeknya saluran pemasaran
tetapi saluran mana yang memberikan tingkat efisiensi yang tertinggi. Keaadaan
tersebut yang seringkali mengakibatkan pemasaran ikan cold storage tidak efisien
pada CV. Hasil Laut, banyak lembaga yang terlibat, akan tetapi lembaga yang lebih
dominan adalah pedagang besar. Oleh sebab itu, perlu adanya pemasaran yang
efisien yang mampu memberikan keuntungan yang adil bagi semua pihak, baik
produsen maupun lembaga pemasaran ikan cold storage. Jika pemasaran dapat
berjalan efisien perusahaan ikan cold storage CV. Hasil Laut dapat melakukan
pengembangan terhadap usahanya.
Banyaknya tangkapan ikan khususnya ikan sarden atau lemuru di Muncar
membuat industri berskala nasional membangun pabrik pengolahan ikan, terdapat
kurang lebih 9 perusahaan pengolahan ikan berskala nasional di kecamatan muncar.
Salah satunya adalah CV. Hasil Laut. Kecamatan Muncar merupakan bandar ikan
laut terbesar kedua setelah Bagansiapiapi. Berdasarkan penghitungan unit
pengelolahan pelabuhan perikanan pantai (UP4) Kecamatan Muncar, setiap hari ikan
yang dibongkar di Muncar minimal 61,22 ton dan sekitar 90% dipasok ke industri
pengolahan ikan setempat. (Ady 2017) Indonesia mengimpor ikan sarden dan
makarel sekitar 40.000 ton, padahal kapasitas dari 28 pabrik dalam setahun bisa
mengolah hingga 235.000 ton sarden dan makarel. Tingginya potensi perikanan di
Kecamatan Muncar akan direncanakan menjadi kawasan minapolitan. Melimpahnya
sumber daya alam ikan, memicu berdirinya industri perikanan, mulai dari produksi
cold storage, pengasinan ikan, tepung ikan, pakan udang, sampai produksi
pengalengan.
Tabel 1.1 Industri Pengolahan Ikan cold storage Yang Terdaftar di Muncar
No Nama Industri Jenis Usaha
1. CV. Pasific Harvest Cold Storage & Pengalengan
2. UD. Selat Bali Cold Storage
3. UD. Kembar Jaya Cold Storage
4. UD. Semoga Sukses Cold Storage
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
perusahaan di bidang pemasaran, karena barang atau jasa akan sampai ke tangan
konsumen melalui saluran distribusi baik itu saluran langsung maupun saluran tidak
langsung. Tanpa kegiatan distribusi maka produk tidak bisa di sebarluaskan kepada
konsumen akhir yang tersebar di beberapa daerah.
Perusahaan harus memilih secara tepat saluran distribusi yang akan
digunakan karena bila terjadi kesalahan di dalam pemilihan saluran distribusi maka
dapat memperlambat dan memacetkan usaha penyaluran barang dari produsen ke
konsumen. Menjadi tanggung jawab yang tidak ringan bagi perusahaan untuk
mempertahankan loyalitas pembeli sasaran sehingga perusahaan harus menjamin
produk selalu di tempat terdekat dengan konsumen. Sehingga melahirkan saluran
distribusi untuk mengangkut produk ke tempat terdekat dengan konsumen dan harus
pula disimpan dalam gudang atau tempat penyimpanan lain dalam jumlah yang
dapat menjamin kelancaran penjualan.
Strategi pemasaran senantiasa merupakan masalah yang menarik dimana
bagian pemasaran sebagai ujung tombak perusahaan, yang berhubungan dengan
lingkungan luar terutama pasar. Hal ini bukan berarti fungsi-fungsi manajemen
lainnya dikesampingkan, sebab bila dikaitkan dengan kegiatan lainnya ternyata
pemasaran mempunyai kaitan yang sangat erat dengan kegiatan-kegiatan tersebut.
Misalnya kegiatan produksi haruslah memperhatikan daya serap pasar agar tidak
terjadi kelebihan produksi akibat kesulitan dalam pemasaran.
Konsep Penjualan
Konsep Pemasaran
Gambar 2.1 Perbedaan konsep penjualan dan konsep pemasaran
(Sumber: Machfoedz, 2005)
ke tangan konsumen melalui saluran distribusi baik itu saluran langsung maupun
saluran tidak langsung. Tanpa kegiatan distribusi maka produk tidak bisa di
sebarluaskan kepada konsumen akhir yang tersebar di beberapa daerah. (Kodrat
2009) mendefinisikan saluran distribusi merupakan perantara untuk memindahkan
produk atau jasa dari produsen ke konsumen. Namun. menurut American Marketing
Association mendefinisikan saluran distribusi sebagai suatu struktur yaitu organisasi
dalam perusahaan dan luar perusahaan yang terdiri atas agen, dealer, pedagang besar
dan pengecer, yang melaluinya sebuah komoditi, produk atau jasa dipasarkan.
Konsep distribusi telah berevolusi dari physical distribution management menjadi
logistic management dan selanjutnya menjadi supply chain management (Gattorna
dan Walters, 1996).
Dari kedua definisi di atas dapat disimpulkan bahwa saluran distribusi
merupakan suatu proses sampainya suatu produk sampai kepada konsumen dengan
tahapan yang dilaluinya. Intinya berbicara mengenai saluran distribusi
membicarakan dua kutub yaitu kutub principal (produsen) dan kutub konsumen.
Kutub produsen adalah bagaimana produk tersebut dapat tersebar (spread) secara
luas. Adapun dari sisi konsumen adalah bagaimana konsumen bias memperoleh
produk dengan mudah. Namun dari kedua titik ini ada titik temunya yakni faktor
kedekatan dan kemudahan. Produsen maupun distributor ingin mendekatkan
produknya ke konsumen sehingga konsumen merasa mudah untuk mendapatkan
produk (Kodrat, 2009). Suatu barang dapat berpindah melalui beberapa tangan sejak
dari produsen sampai kepada konsumen. Ada beberapa saluran distribusi yang dapat
digunakan untuk menyalurkan barang-barang yang ada. Menurut Kotler dalam Didit
(2008) Jenis saluran distribusi dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Saluran distribusi langsung, Saluran ini merupakan saluran distribusi yang
paling sederhana dan paling rendah yakni saluran distribusi dari produsen
ke konsumen tanpa amenggunakan perantara. Disni produsen dapat menjual
barangnya melalui pos atau mendangi langsung rumah konsumen, saluran
ini bisa juga diberi istilah saluran nol tingkat (zero stage chanel).Saluran
disrtibusi yang menggunakan satu perantara yakni melibatkan produsen dan
pengecer. Disini pengecer besar langsung membeli barang kepada produsen,
kemudian menjualnya langsung kepada konsumen. Saluran ini biasa disebut
dengan saluran satu tingkat (one stage chanel).
2. Saluran distribusi yang menggunakan dua kelompok pedagang besar dan
pengecer, saluran distrinusi ini merupakan saluran yang banyak dipakai oleh
produsen. Disini produsen hanya melayani penjualan dalam jumlah besar
kepada pedagang besar saja, tidak menjual kepada pengecer pembelian oleh
pengecer dilayani oleh pedagang besar dan pembelian oleh konsumen hanya
dilayani oleh pengecer saja. Saluran distribusi semacam ini disebut juga
saluran distribusi dua tingkat (two stage chanel).
10
total bagian margin yang digunakan untuk keuntungan lembaga pemasaran ke-j
yakni dengan melihat rumus dibawah ini.
1. Share biaya
Sbij = [cij / (Pr – Pf)] x 100%
Cij = Hjj – Hbj - Iij
2. Share keuntungan
Keterangan:
EPs : Efisiensi pemasaran
TB : Total biaya
TNP : Total nilai produk
Berdasarkan rumus tersebut, dapat diartikan bahwa, setiap ada penambahan
biaya pemasaran bahwa hal tersebut menyebabkan adanya pemasaran yang tidak
efisien. Begitu pula sebaliknya, jika semakin kecil nilai produk yang dijual berarti
14
pula terjadi pemasaran yang tidak efisien. Hal demikian tidak selalu benar karena,
khususnya di negara yang sedang berkembang, marketable surplus seringkali tidak
menunjukkan pengertian marketable surplus sebagaimana dijumpai dinegara maju
(Soekartawi, 1993).
Menurut Sudiyono (2002), untuk memahami konsep efisiensi pemasaran
perlu dipahami terlebih dahulu konsep efisiensi itu sendiri. Dalam ilmu ekonomi
dikenal konsep-konsep efisiensi teknis, efisiensi harga, dan efisiensi ekonomis.
Secara sederhana, konsep efisiensi ini didekati dengan rasio output-input. Suatu
proses pemasaran dikatakan efisien apabila:
1. Output tetap konstan dicapai dengan input yang lebih sedikit
2. Output meningkat sedangkan input yang digunakan tetap konstan
3. Output dan input sama-sama mengalami kenaikan, tetapi laju kenaikan
output lebih cepat daripada laju input
4. Output dan input sama-sama mengalami penurunan, tetapi laju
penurunan output lebih lambat daripada laju penurunan input
Output pemasaran ini berupa kepuasan konsumen akibat pertambahan utiliti
terhadap output-output ikan cold storage yang dikonsumsi konsumen tersebut.
Tambahan utiliti tersebut akibat adanya fungsi pemasaran yakni fungsi pertukaran,
fungsi fisik dan fungsi penyediaan sarana pemasaran. Sebenarnya peningkatan rasio
output-input ini dapat didekati dengan dua sudut pandang yaitu menggunakan
konsep efisiensi operasional dan efisiensi penetapan harga. Efisiensi operasional ini
digunakan untuk mendekati efisiensi produksi sedangkan efisiensi penetapan harga
digunakan mendekati efisiensi distribusi dan kombinasi produk optimum. Efisiensi
operasional diukur dengan membandingkan output pemasaran terhadap input
pemasaran.
Tabel 1.2
Perbedaan dan Persamaan Penelitian Terdahulu
NO NAMA PERBEDAAN PERSAMAAN PUBLIKASI
PENELITI
1 Jumiati Dari variabel yang Metode yang Jurnal
(2013) digunakan yaitu digunakan yaitu AGRIFOR
menggunakan ratio metode deskriptif Volume XII
keuntungan dan kuantitatif. Nomor 1, Maret
farmer’s share. 2013
2 Elpawati Analisis saluran Variabel yang Jurnal
(2014) pemasaran digunakan yaitu Agribisnis, Vol.
dilakukan secara pola saluran 8, No. 1, Juni
kualitatif. pemasaran, 2014, [ 83 - 110
efisiensi ]
pemasaran.
3 Karyawan Dari variabel yang Variabel yang GaneÇ Swara
(2014) digunakan yaitu digunakan yaitu Vol. 8 No.2
menggunakan efisiensi September 2014
analisis volume pemasaran dan
penjualan. marjin pemasaran.
4 Nuriati Dari variabel yang Variabel yang e-journal
(2017) digunakan yaitu digunakan yaitu Jurusan
menggunakan pola saluran Pendidikan
farmer’s share. pemasaran, Ekonomi
efisiensi Vol: 10 No: 2
pemasaran. Tahun: 2017
5 Burhannudin Analisis Variabel yang JSEP Vol 11
(2018) menggunakan digunakan yaitu No. 1 Maret
farmer’s share efisiensi 2018
dan rasio. pemasaran.
6 Arbi (2018) Metode Menggunakan Jurnal Ilmiah
pengambilan marjin pemasaran. Manajemen,
sampel responden Volume VIII,
dilakukan dengan No. 1, Feb 2018
menggunakan
rumus Slovin.
EFISIENSI PEMASARAN
Eps=(TB/TNP)X100
Aliran pemasaran ikan cold storage di CV. Hasil Laut dilakukan dengan
mengikuti aliran pemasaran ikan cold storage dari produsen ke konsumen.
Pemasaran ikan cold storage melibatkan beberapa lembaga pemasaran. Lembaga
pemasaran tersebut akan membentuk suatu saluran pemasaran. Saluran pemasaran
ikan cold storage CV. Hasil Laut dapat diketahui melalui alur penjualan ikan cold
storage dari produsen hingga sampai ke konsumen akhir. Panjang pendeknya saluran
pemasaran menyebabkan selisih harga di tingkat produsen dan harga yang
dibayarkan oleh konsumen. Proses penyaluran ikan cold storage di CV. Hasil Laut
oleh lembaga pemasaran bisa disalurkan lebih dari satu saluran. Masalah pola
saluran pemasaran bukan semata-mata terletak pada panjang pendeknya saluran
pemasaran tetapi saluran mana yang memberikan tingkat efisiensi yang tertinggi.
Menurut Kotler (1997), saluran pemasaran memiliki 4 macam yaitu:
BAB III
METODE PENELITIAN
8. Marjin pemasaran adalah selisih atau perbedaan harga yang dibayarkan oleh
konsumen ikan cold storage dengan harga yang diterima produsen ikan cold
storage yang dinyatakan dalam ripuah (Rp).
9. Efisiensi pemasaran adalah diukur dengan membandingkan biaya pemasaran
dan nilai produk yang dipasarkan yang dinyatakan dalam persen (%).
10. Bauran pemasaran atau marketing mix adalah perangkat alat pemasaran yang
taktis yang dapat dikendalikan, yang dipadukan oleh perusahaan untuk
menghasilkan respon yang diinginkan dalam pasar sasaran ikan cold storage.
3.5.2 Sampel
Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode Judgment
Sampling dan snowball sampling. Metode Judgment Sampling adalah metode
dimana sumber informasi yang diterima adalah dari pengusaha ikan cold storage
CV. Hasil Laut. Judgment sampling umumnya memilih sesuatu atau seseorang
menjadi sampel karena mereka mempunyai “information rich”. (Cooper dan Emory,
1996).
Teknik selanjutnya yang digunakan untuk pengambilan sampel yakni
Snowball Sampling yang digunakan untuk menentukan lembaga pemasaran yang
terlibat dalam pemasaran ikan cold storage CV. Hasil Laut. Teknik Snowball
Sampling (penarikan sampel dengan metode bola salju) artinya sampel pertama
menentukan sampel yang kedua. Selanjutnya sampel yang kedua menentukan
sampel ketiga dan atau keempat, begitu seterusnya seperti suatu rantai. Sampel yang
terpilih terlebih dahulu memberi petunjuk pada peneliti untuk mengambil sampel
berikutnya (Soetriono, 2007). Metode pengambilan sampel ini hanya terbatas pada
lembaga-lembaga pemasaran yang terdapat lembaga pemasaran ikan cold storage.
Teknik Snowball Sampling ini dilakukan untuk mengetahui saluran pemasaran ikan
cold storage dengan melakukan wawancara secara mendalam kepada lembaga-
lembaga pemasaran yang terlibat. Wawancara untuk mengetahui saluran pemasaran
dimulai dari produsen pertama (pengusahan ikan cold storage CV. Hasil Laut),
kemudian dilanjutkan ke pedagang besar, diteruskan ke pedagang kecil, dan
seterusnya. Dengan teknik ini peneliti akan mendapatkan informasi terkait
pedagang-pedagang yang terlibat dalam pemasaran ikan cold storage. Adapun
jumlah sampel 33 oarng yang terdiri dari 1 orang produsen atau produsen ikan cold
storage CV. Hasil Laut, 10 orang pedagang Besar, 10 Orang pedagang kecil, dan 10
orang konsumen.
Keterangan:
MP : Marjin pemasaran ikan cold storage
Pr : Harga ikan cold storage di tingkat konsumen
Pf : Harga ikan cold storage di tingkat produsen
Adapun Share keuntungan dari masing-masing lembaga pemasaran adalah
sebagai berikut:
Ski = [Ki : (Pr - Pf)] x 100%
Ki = (Pji – Pbi – bij)
Keterangan:
Ski : Share keuntungan lembaga pemasaran ke-i
( i = 1 untuk Produsen; i = 2 untuk Pedagang besar atau pedagang
pengumpul dst)
Ki : Keuntungan lembaga pemasaran ke-i
Pji : Harga jual lembaga pemasaran ke-i
Pbi : Harga beli lembaga pemasaran ke-i
Bij : Biaya pemasaran lembaga pemasaran ke-i dari berbagai jenis biaya
mulai dari biaya ke-j sampai ke-n
Share biaya merupakan biaya-biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh
lembaga-lembaga pemasaran terkait. Share biaya yang dikeluarkan lembaga
pemasaran ke-i adalah sebagai berikut:
Share biaya (Sbi) = [(bi : (Pr - Pf)] x 100%
Dengan kriteria pengambilan keputusan :
Skj > Sbi maka saluran pemasaran tersebut adalah menguntungkan.
Skj < Sbi maka saluran pemasaran tersebut adalah tidak
menguntungkan.
d. Efisiensi pemasaran
Efisiensi pemasaran adalah nisbah antara total biaya dengan total nilai
produk yang dipasarkan, atau dapat dirumuskan (Soekartawi, 1993):
EPs = (TB/TNP) x 100%
keterangan:
EPs : Efisiensi pemasaran
TB : Total Biaya
TNP : Total Nilai Produk
Berdasarkan rumus tersebut, dapat diartikan bahwa, setiap ada penambahan
biaya pemasaran memberi arti bahwa hal tersebut menyebabkan
adamya pemasaran yang tidak efisien. Begitu pula sebaliknya, kalau
semakin kecil nilai produk yang dijual berarti pula terjadi pemasaran yang
tidak efisien. Kriteria pengambilan keputusan:
24
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
PEMILIK
H. Syair Imam Baihaki
PEMIMPIN
Feby Ferliansyah
Gambar 4.1
Struktur Organisasi CV. Hasil Laut
Keterangan:
1. Pemilik
Sebagai pemilik perusahaan dan pendiri perusahaan. Tugas utama dari
pemilik perusahaan adalah mengawasi perusahaan, mengadakan perluasan
bidang usaha dan menentukan kebijakan perusahaan dengan pihak luar.
2. Pemimpin
Tugas utama dari pemimpin perusahaan adalah memegang kekuasaan dan
bertanggung jawab terhadap kemajuan perusahaan, menyelenggarakan
pengawasan umum terhadap semua kebijakan yang telah ditetapkan
perusahaan terhadap aktivitas perusahaan dan mengkoordinasi para manajer.
3. Manajer Operasional
Manajer operasional
4. Manajer Pemasaran
Tugasnya adalah mencari informasi pasar dan langganan baru dan menjaga
hubungan baik dengan pelanggan, mengkoordinasi pemasaran dan promosi,
menerima pesanan dan menentukan syarat–syarat penjualan serta mengatur
dan menetapkan cara-cara pengiriman barang dan penagihan.
5. Bagian Personalia
27
2. Jam Kerja
a. Jam kerja Operasional
Senin-minggu : 07.00 WIB s/d 14.00 WIB
b. Jam kerja Karyawan
Senin-minggu : 07-00 WIB s/d selesai
Tidak bisa ditentukan untuk jam kerja karyawan dikarenakan jumlah ikan
yang tidak menentu dan permintaan pasar yang tidak menentun juga.
4.2 Saluran Pemasaran Ikan Cold Storage Pada CV. Hasil Laut
Ikan cold storage merupakan salah satu bentuk pengolahan dari ikan basah
menjadi ikan beku. Jumlah ikan yang tidak menentu sehingga perusahaan
membutuhkan saluran pemasaran yang cepat dan tepat untuk sampai kepada
konsumen. Terdapat beberapa lembaga pemasaran dalam menyalurkan ikan cold
storage hingga sampai kepada konsumen. Lembaga pemasaran yang terlibat dalam
proses pemasaran ikan cold storage pada CV. Hasil Laut yakni:
1. Produsen
Produsen adalah pengusaha yang memproduksi pengolahan ikan cold strorage pada
CV. Hasil Laut. Produsen bertindak sebagai lembaga pemasaran pertama atau titik
awal dari alur pemasaran ikan cold storage.
2. Pedagang besar
Pedagang besar merupakan pedagang yang langsung membeli ikan cold storage dari
dari produsen dengan jumlah yang relatif banyak. Pedagang besar juga melakukan
penjualan kepada pedagang pengecer. Pedagang besar memiliki kemampuan untuk
menentukan tingkat harga terhadap ikan cold ssstorage yang dijualnya.
28
4. Pedagang kecil
Pedagang kecil merupakan lembaga pemasaran yang biasanya melakukan pembelian
yang relatif lebih kecil. Dalam penelitian ini pedagang kecil yang diambil adalah
pedagang yang menjual di toko-toko atau pedagang keliling sesuai dengan informasi
yang diterima dari lembaga pemasaran sebelumnya.
5. Konsumen
Konsumen merupakan pihak terakhir dalam aliran pemasaran ikan cold storage.
Konsumen ikan cold storage biasanya merupakan konsumen rumah tangga.
Pemasaran merupakan suatu proses sosial dan manajerial yang dalam hal ini
individu atau kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginannya dengan
menciptakan, menawarkan, dan menukarkan produk yang bernilai satu sama lain.
Kegiatan pemasaran ini dilakukan oleh para pengusaha termasuk pengusaha ikan
cold storage untuk mendapatkan laba, dan untuk mengembangkan usahanya. Usaha
produksi yang dilakukan tidak akan dapat bertahan lama apabila hasil produksinya
tidak mampu dipasarkan dengan baik. Produsen ikan cold storage memiliki cara
alternatif untuk memasarkan produksinya, selain dipasarkan melalui lembaga-
lembaga pemasaran, ikan cold storage juga dipasarkan melalui media sosial. Saluran
pemasaran ikan cold storage merupakan suatu alur dimana ikan cold storage yang
bermula dihasilkan oleh produsen ikan cold storage hingga sampai kepada
konsumen. Dalam kegiatan pemasaran terdapat berbagai lembaga pemasaran atau
bisa disebut dengan perantara. Perantara berfungsi sebagai penghubung antara
produsen dan konsumen dalam menyampaikan hasil produksi. Sebagian besar
produsen tidak secara langsung menjual hasil produksinya pada konsumen karena
adanya keterbatasan-keterbatasan yang dialami oleh produsen terutama dalam hal
pembiayaan baik pembiayaan yang terkait dengan pengolahan ataupun yang terkait
dengan pemasaran. Hal ini juga dialami oleh produsen ikan cold storage pada CV.
Hasil Laut. Saluran pemasaran ikan cold storage pada CV. Hasil Laut terdapat
beberapa macam yaitu saluran pemasaran satu tingkat, saluran pemasaran dua
tingkat, dan saluran pemasaran tiga tingkat.
Pola saluran pemasaran ikan ikan cold storage pada CV. Hasil Laut yaitu,
pertama produsen ke pedagang besar kemudian konsumen, kedua produsen ke
pedagang besar ke pedagang kecil kemudian ke konsumen, ketiga produsen ke
pedagang kecil kemudian konsumen. Saluran I merupakan salah satu saluran
pemasaran yang digunakan oleh produsen. Ketika produsen memproduksi dalam
jumlah banyak, biasanya pasar besar langsung mendatangi produsen pengolahan
ikan cold storage dan langsung menjual ke konsumen tetapi ada juga yang diolah
terlebih dahulu lalu dipasarkan ke konsumen. Pola saluran II merupakan saluran
pemasaran yang banyak digunakan oleh produsen ikan cold storage. Produsen yang
memproduksi ikan cold storage, langsung diambil oleh pedagang besar kemudian
menjual kepada pedagang kecil, pedagang besar jarang menjual langsung kepada
29
konsumen akhir. Pola saluran III yang menjadi konsumen akhir ikan cold storage
yang diproduksi oleh CV. Hasil Laut adalah konsumen yang ada di luar daerah.
Biasanya pedagang besar mendapat pesanan dari pelanggannya untuk mengirimkan
ikan cold storage dalam jumlah banyak minimal 7 ton. Dalam hal ini, harga ikan
cold storage sangat ditentukan oleh jumlah persediaan yang ada di pedagang besar,
jika persediaannya masih mencukupi maka harga yang ditawarkan kepada produsen
ikan cold storage rendah, namun jika persediaannya sedikit untuk memenuhi
pesanan maka saat itu juga harga yang ditawarkan kepada produsem juga tinggi.
4.3 Analisis Marjin Pemasaran dan Efisiensi Pemasaran ikan cold storge pada
CV. Hasil Laut
4.3.1 Analisis Marjin Pemasaran ikan cold storage pada CV. Hasil Laut
Marjin pemasaran merupakan selisih dari harga yang dibayarkan oleh
lembaga pemasaran ikan cold storage dengan harga yang di terima oleh produsen
ikan cold storage pada CV. Hasil Laut. Suatu saluran pemasaran memiliki marjin
pemasaran yang didalamnya terdapat biaya - biaya yang dikeluarkan oleh produsen
ikan cold storage juga biaya yang dikeluarkan oleh lembaga – lembaga pemasaran
yang telibat. Untuk mengetahui besarnya keuntungan dan merata tidaknya
keuntungan dari saluran pemasaran ikan cold storage serta biaya –biaya yang
dikeluarkan dalam saluran pemasaran ikan cold storage pada CV. Hasil laut, maka
dilakukan analisis margin pemasaran pada masing – masing saluran pemasaran ikan
cold storage.
Tabel 4.1 Margin Pemasaran CV. Hasil Laut Pada Saluran Pemasaran
I tingkat (produsen-pedagang besar-konsumen)
oleh CV. Hasil Laut. CV. Untuk lebih jelas memahami mengenai perhitunggan
harga pokok produksi dengan metode perusahaan dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2: Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Metode Traditional Costing
per Karton Ikan dalam Proses Produksi.
Jumlah Biaya
No Keterangan Item Biaya Total Biaya (Rp)
(Rp)
1 Biaya bahan baku - - 1.340.000
Biaya tenaga kerja
2 - - 1.215.000
langsung
Bahan bakar 150.000
Biaya overhead Kotak karton 349.500
3 perusahaan Pengawet 100.000
Listrik 72.000
Total biaya overhead pabrik 671.500
5 Jumlah total 3.226.500
6 Jumlah produksi 342
7 Biaya per karton ikan 9.435
Sumber: Diolah dari Data Primer 2019
Proses Produksi Ikan memproduksi kg ikan. Sedangkan untuk biaya tenaga
kerja dihitung berdasarkan per kg. Untuk memproduksi 431.4 kg ikan Ikan Rasa
Madu mengeluarkan biaya tenaga kerja sebesar Rp 1.215.000. Biaya bahan bakar
yang dikeluarkan oleh perusahaan adalah Rp 150.000, biaya karton Rp 349.500,
biaya pengawet Rp 100.000, dan biaya listrik sebulan Rp 72.000.
Tabel 4.3: Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Metode Traditional
Costing per Karton Ikan dalam Proses Produksi
Jumlah Biaya Total Biaya
No Keterangan Item Biaya
(Rp) (Rp)
1 Biaya bahan baku - - 202.000
2 Biaya tenaga kerja - - 405.000
Bahan bakar 280.500
Kotak karton 156.000
Plastik 30.000
Biaya overhead
Listrik 72.000
3 pabrik
Garam 1.000
Angkut 89.600
Lain-lain 33.200
Total biaya overhead pabrik 662.300
5 Jumlah total 1.269.300
6 Jumlah produksi 104
Biaya per karton
7 12.204
ikan
Sumber: Diolah dari Data Primer 2019
32
Pada Tabel 4.3 diketahui bahwa untuk memproduksi 104 karton prol ikan.
Biaya bahan baku adalah Rp. 202.000. Sedangkan untuk biaya tenaga kerja dihitung
berdasarkan per hari. Untuk memproduksi 104 karton Ikan mengeluarkan biaya
tenaga kerja sebesar Rp 405.000 dan biaya overhead sebesar Rp 662.300.
4.2.2 Perhitungan Harga Pokok Produksi Ikan dengan Metode Full Costing
Produsen Ikan memproduksi ikan. Dalam penelitian ini data yang digunakan
adalah data produksi. Setelah dipacking menjadi 342 karton dimana masing-masing
karton berat isinya 10 kg.
1. Ikan
Untuk memproduksi Ikan dibutuhkan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung, dan biaya overhead pabrik.
a. Penggunaan Tenaga Kerja Langsung
Tenaga kerja terbagi menjadi dua yaitu tenaga kerja langsung dan tenaga
kerja tidak langsung. Tenaga kerja tidak langsung yaitu tenaga kerja yang tidak
langsung terlibat dalam proses produksi sedangkan tenaga kerja langsung adalah
tenaga kerja yang langsung terlibat dalam proses produksi. Pada CV. Hasil Laut
tenaga kerja yang digunakan hanya tenaga kerja langsung yaitu meliputi pekerja
bagian angkut, pengiriman, penimbangan dan pengepakan. Sistem pembayaran gaji
dilakukan berdasarkan jumlah banyaknya jumlah hari kerja pada proses produksi.
Penggunaan biaya tenaga kerja langsung selama dalam proses produksi dapat dilihat
pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5: Biaya Tenaga Kerja Langsung dalam Proses
No Keterangan Jumlah
1 Jumlah karyawan 9
2 Jumlah hari kerja 3
3 Besaran gaji 45.000
1.215.000
Sumber: Diolah dari Data Primer 2019
Dari Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa biaya tenaga kerja langsung yang
dikeluarkan selama dalam proses produksi sebanyak Rp 1.215.000.
c. Penggunaan Biaya Overhead Pabrik Variabel
Biaya overhead pabrik variable adalah biaya overhead pabrik yang berubah
sebanding dengan perubahan volume produksi. Biaya inilah yang sering kali tidak
dihitung secara rinci oleh perusahaan dalam menghitung harga pokok produksinya.
Biaya overhead variable yang digunakan pada CV. Hasil Laut adalah sebagai
berikut:
1) Bahan bakar
Bahan bakar adalah merupakan kebutuhan untuk kendaraan yang disediakan
untuk mengirim barang. Pada CV. Hasil Laut, Ragi yang digunakan dalam proses
produksi Ikan adalah:
33
atau bangunan. Keadaan subjek tidak ikut menentukan besarnya pajak. Biaya ini
dibayarkan per satu tahun sekali.
Tabel 4.10: Pengeluaran Biaya Pajak Bumi dan Bangunan per Bulan
No Keterangan Jumlah
1 Besaran pajak per tahun 98.000
2 Harga per bulan 8.167
8. 167
Sumber: Diolah dari Data Primer 2019
35
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
a. Produsen CV. Hasil Laut telah melakukan perhitungan biaya produksi untuk
cold storage ikan. Perhitungan harga pokok produksi yang dilakukan oleh CV.
Hasil Laut masih sangat sederhana dengan menghitung biaya-biaya yang
dikeluarkan dalam proses produksi, biaya yang dihitung oleh CV. Hasil Laut
sebagai biaya produksi adalah biaya bahan baku, overhead (belum terperinci),
dan biaya tenaga kerja. Masih terdapat biaya overhead yang dikeluarkan dalam
proses produksi namun CV. Hasil Laut tidak menghitung biaya tersebut. Hasil
perhitungan harga pokok produksi yang dilakukan CV. Hasil Laut atas produk
tape dan prol tape adalah sebagai berikut:
1) Ikan : Rp 9.435 / kg
b. Perhitungan biaya produksi yang dilakukan dengan metode full costing pada
CV. Hasil Laut ialah dengan menghitung seluruh biaya yang dikeluarkan dalam
proses produksi ikan. Adapun biaya yang dibebankan pada produksi tape adalah
biaya bahan baku, overhead, dan biaya tenaga kerja. Hasil perhitungan biaya
produksi dengan metode full costing adalah:
1) Ikan : Rp 9.597
c. Perhitungan harga pokok produksi dengan metode perusahaan dan metode full
costing memiliki perbedaan. Perbedaan tersebut terletak pada biaya overhead
yang dihitung pada proses perhitungan biaya produksi yang dilakukan
perusahaan hanya beberapa saja dan tidak dibebankan oleh perusahaan. Pada
perhitungan harga pokok produksi dengan metode full costing harga pokok
produksi yang dihasilkan lebih besar dibandingkan dengan perhitungan harga
pokok produksi dengan metode perusahaan. Harga pokok produksi dengan
metode full costing lebih tinggi dari metode tradisional, hal ini mengakibatkan
profit yang diharapkan didapat oleh perusahaan tidak seperti yang diharapak
atau lebih kecil. Hendaknya perusahaan dalam menghitung biaya produksi
disamping menghitung keuntungan yang didapatkan hendaknya menggunakan
full costing agar seluruh biaya produksi terhitung tanpa terkecuali.
5.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, maka saran yang
dapat diberikan dari penelitian ini sebagai berikut:
1. Sebaiknya CV. Hasil Laut menggunakan metode full costing dalam mengitung
biaya produksinya karena metode ini lebih akurat dibandingkan dengan metode
yang dilakukan oleh perusahaan. Metode full costing merinci seluruh biaya
36
produksi yang terkait dengan proses produksi sehingga hasil perhitungan yang
diperoleh menunjukkan hasil aktual yang dikeluarkan selama proses produksi.
2. Jika perusahaan menggunakan metode full costing dalam menghitung biaya
produksinya maka perusahaan harus:
1) Mengidentifikasi seluruh biaya yang digunakan dalam proses produksi
2) Membedakan antara biaya variabel dengan biaya tetap
3) Memisahkan biaya produksi dengan biaya non produksi
4) Memperhitungkan biaya produksi selain biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja langsung, dan biaya overhead
3. Sebaiknya CV. Hasil Laut memperhitungkan biaya gaji pemilik karena pemilik
juga ikut bekerja pada proses produksi.
37
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Thamrin dan Tantri, Francis. 2014. Manajemen Pemasaran. PT. Raja
Grafindo Persada: Jakarta
Arbi, 2018, Analisis Saluran Dan Tingkat Efisiensi Pemasaran Beras Semi
Organik di Kecamatan Rambutan Kabupaten Banyuasin. JSEP Vol 11
No. 1 Maret 2018
Fandari, 2014, Analisis Margin Dan Efisiensi Pemasaran Day Old Duck (DOD)
Pada Beberapa Lembaga Pemasaran Di Kabupaten Sidrap
Hapsari TD. 2014. Distribusi dan Margin Pemasaran Hasil Tangkapan Ikan
Tongkol (Euthynnus Affinis) di TPI Ujungbatu Jepara. Jurnal Ilmu
Perikanan dan Sumberdaya Perairan Vol. 2 No. 2.
Kodrat, David Sukardi. 2009. Manajemen Distribusi: Old Distribution Channel and
Postmo Distribution Channel Approach Berbasis Teori dan Praktik. Edisi
Pertama: Graha Ilmu, Yogyakarta
Kotler, Philip dan Amstrong, Gary. 1996. Dasar-dasar Pemasaran Jilid 1. Jakarta:
Prenhallindo.
Prayogo. 2007. Potensi Pasar dan Masalah Pemasaran Vanili, Pala dan Kayu
Manis Indonesia. Jurnal. Puslitbangbun. P. 26-39
Soetriono dan Rita Hanafie. 2007. Filsafat Ilmu dan Metodologi Penelitian.
Yogyakarta: CV. Andi Offset