Anda di halaman 1dari 39

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berkembangnya teknologi dan industri membuat perusahaan harus mampu
bertahan terhadap kompetisi pasar yang semakin ketat. Hal ini akan mendorong
perusahaan untuk melakukan strategi peningkatan efisiensi produksi. Perusahaan
dituntut untuk mampu bersaing dengan perusahaan lain yang sejenis, dengan sumber
daya ekonomi yang dimiliki, sehingga perlu adanya manajemen yang baik agar
dapat bekerja secara efektif dan efisien untuk mendapatkan laba yang maksimal.
Setiap produsen menghendaki adanya peningkatan penjualan dan pendapatan. Bila
mereka menghendaki penjualan hasil produknya berhasil, para produsen harus aktif
berperan serta dalam proses distribusi hingga produk sampai ke tangan konsumen.
Oleh karena itu, produsen hendaknya dapat meningkatkan efisiensi dari setiap
wilayah distribusi pemasarannya agar dapat mencapai target pasar yang telah
ditentukan.
Menentukan efisiensi merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh
perusahaan agar dapat bertahan dan bersaing di masa sekarang ini. Distribusi
merupakan bagian dari pemasaran yang selalu muncul ketika melakukan
perpindahan barang dari satu tempat ke tempat yang lainnya dan terjadi pertambahan
nilai. Distribusi merupakan faktor penting yang membuat perpindahan barang
menjadi cepat (Deswindi 2007). Efisiensi pemasaran dapat terjadi yaitu pertama,
jika biaya pemasaran dapat ditekan sehingga keuntungan pemasaran menjadi lebih
tinggi; kedua, persentase perbedaan harga yang dibayarkan konsumen dan produsen
tidak terlalu tinggi; ketiga, tersedia fasilitas fisik pemasaran; keempat, adanya
kompetisi pasar yang sehat. Istilah efisiensi pemasaran sering digunakan dalam
menilai prestasi kerja (performance) proses pemasaran. Hal ini mencerminkan
konsensus bahwa pelaksanan proses pemasaran harus berlangsung secara efisien.
Faktor-faktor yang dapat sebagai ukuran efisiensi pemasaran adalah keuntungan
pemasaran dan harga yang diterima konsumen.
Salah satu perusahaan yang bergerak dibidang industri ialah CV. Hasil Laut.
CV. Hasil Laut merupakan perusahaan cold storage yang bergerak dibidang industri
pengolahan ikan laut yang terletak di Muncar, Banyuwangi. Cold storage itu sendiri
merupakan mesin pendingin yang digunakan dalam mengawetkan makanan dan
membekukan ikan. Ikan adalah bahan biologis yang apabila tidak memperoleh
perlakuan tertentu setelah ditangkap dan diangkat dari air, maka ia akan mengalami
penurunan kualitas ke arah membusuk. Manusia sejak lama berusaha untuk
mendapatkan cara agar dapat menyimpan makanan yang dapat bertahan lebih lama.
Berbagai cara yang telah dilakukan di antaranya adalah pengasinan, pengeringan,
pengasapan, pemberian rempah-rempah dan pendinginan. Di antara cara-cara
2

pengawetan tersebut ternyata dengan cara didinginkan dianggap paling baik karena
bahan makanan/ikan yang telah didinginkan akan tetap segar dan tidak akan
mengalami perubahan rasa, warna dan aromanya, di samping itu segala aktivitas
yang menyebabkan pembusukan akan terhenti sehingga bahan makanan/ikan yang
didinginkan akan dapat tahan lebih lama lagi. Lebih khusus pada ikan, ada
bermacam-macam jenis ikan yang dapat di jumpai, misalnya tuna, cakalang,
tongkol, deho, layang, tude dan lain-lain.
Oleh karena itu perlu diadakan suatu teknik yang dapat dilakukan untuk
mempertahankan kesegaran ikan agar supaya tetap awet dan layak dikonsumsi.
Untuk cara yang lebih efisien, praktis dan rasa ikan tetap seperti semula maka
digunakan cold storage untuk mempertahankan kualitas ikan, sehingga bakteri yang
menyebabkan penurunan mutu ikan dapat terhambat perkembangannya dan ikan
menjadi tidak cepat busuk. Cold storage juga diperlukan karena produksi perikanan
yang bersifat musiman. Produksi hanya pada musim tertentu, dan setiap sudah
musimnya ikan akan sangat berlimpah dari laut. Akan tetapi jika pada musim
tertentu seperti bulan purnama tidak ada ikan karena saat bulan purnama ikan akan
bersembunyi di dasar laut. Sedangkan industri membutuhkan pasokan bahan baku
secara terus-menerus, sehingga perlu cold storage sebagai fasilitas penyimpanan.
Akan tetapi, produksi perikanan tangkap laut nasional melonjak drastis dari tahun
2017. Selama periode tersebut, hasil tangkapan laut mencapai 3,35 juta ton, naik
11,3 persen dibandingkan periode sama tahun 2016 yang sebesar 3,01 juta ton,
berdasarkan data dari Pusat Data Statistik dan Informasi Kementerian Kelautan dan
Perikanan (KKP). Adapun untuk tahun 2018, hasil tangkapan diperkirakan mencapai
6,8 juta ton mengingat dalam setengah tahun, produksinya sudah mencapai 3,35 juta
ton. Pertumbuhan produksi tangkapan laut sebesar 11,3 persen merupakan yang
tertinggi dalam beberapa tahun terakhir.
Gambar 1.1
Perkembangan Jumlah Tangkapan Ikan

Sumber: Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP)


3

Tingginya produksi ikan cold storage saat sudah musimnya tidak diimbangi
dengan sistem saluran pemasaran yang ada. Pada saat produksi ikan cold storage
melimpah produsen tidak dapat berperan sebagai pembuat harga, melainkan harga
ditentukan oleh pedagang. Panjang pendeknya saluran pemasaran menyebabkan
selisih harga di tingkat produsen ikan cold storage CV. Hasil Laut dan harga yang
dibayarkan oleh konsumen. Proses penyaluran ikan cold storage oleh produsen ikan
cold storage CV. Hasil Laut disalurkan lebih dari satu saluran. Masalah pola saluran
pemasaran bukan semata-mata terletak pada panjang pendeknya saluran pemasaran
tetapi saluran mana yang memberikan tingkat efisiensi yang tertinggi. Keaadaan
tersebut yang seringkali mengakibatkan pemasaran ikan cold storage tidak efisien
pada CV. Hasil Laut, banyak lembaga yang terlibat, akan tetapi lembaga yang lebih
dominan adalah pedagang besar. Oleh sebab itu, perlu adanya pemasaran yang
efisien yang mampu memberikan keuntungan yang adil bagi semua pihak, baik
produsen maupun lembaga pemasaran ikan cold storage. Jika pemasaran dapat
berjalan efisien perusahaan ikan cold storage CV. Hasil Laut dapat melakukan
pengembangan terhadap usahanya.
Banyaknya tangkapan ikan khususnya ikan sarden atau lemuru di Muncar
membuat industri berskala nasional membangun pabrik pengolahan ikan, terdapat
kurang lebih 9 perusahaan pengolahan ikan berskala nasional di kecamatan muncar.
Salah satunya adalah CV. Hasil Laut. Kecamatan Muncar merupakan bandar ikan
laut terbesar kedua setelah Bagansiapiapi. Berdasarkan penghitungan unit
pengelolahan pelabuhan perikanan pantai (UP4) Kecamatan Muncar, setiap hari ikan
yang dibongkar di Muncar minimal 61,22 ton dan sekitar 90% dipasok ke industri
pengolahan ikan setempat. (Ady 2017) Indonesia mengimpor ikan sarden dan
makarel sekitar 40.000 ton, padahal kapasitas dari 28 pabrik dalam setahun bisa
mengolah hingga 235.000 ton sarden dan makarel. Tingginya potensi perikanan di
Kecamatan Muncar akan direncanakan menjadi kawasan minapolitan. Melimpahnya
sumber daya alam ikan, memicu berdirinya industri perikanan, mulai dari produksi
cold storage, pengasinan ikan, tepung ikan, pakan udang, sampai produksi
pengalengan.

Tabel 1.1 Industri Pengolahan Ikan cold storage Yang Terdaftar di Muncar
No Nama Industri Jenis Usaha
1. CV. Pasific Harvest Cold Storage & Pengalengan
2. UD. Selat Bali Cold Storage
3. UD. Kembar Jaya Cold Storage
4. UD. Semoga Sukses Cold Storage
4

No Nama Industri Jenis Industri


5. Sinar Bahari Cold Storage
6. Caesar Devon Cold Storage
7. UD. Indra Lasmana Cold Storage
8. CV. Hasil Laut Cold Storage
9. UD. Rahayu Jaya Cold Storage
Sumber : Kementrian Lingkungan Hidup 2016
Dengan banyaknya pabrik pengolahan ikan di Muncar menambah daya saing
antar pabrik itu sendiri. Persaingan yang begitu ketat membuat penjual pasar entral
perlu menyusun saluran pemasaran yang tepat. Para produsen ikan cold storage di
Muncar itu dalam segi pemasarannya sangat menunjang potensi yang di inginkan
oleh pembeli, dan juga banyaknya saluran pemasaran yang berkecimpung dalam
distribusi proses pemasaran ikan. Jumlah saluran pemasaran yang dilewati oleh
suatu komoditas dalam proses pemasaran mempengaruhi terhadap harga ikan karena
adanya pengambilan keuntungan oleh setiap pelaku. Saluran pemasaran mencakup
semua link dari titik produksi (proses penangkapan ikan) kepada pengguna akhir
atau konsumen akhir. Oleh karena itu diperlukan adanya penelitian untuk mengatasi
permasalahan tersebut dengan memperbaiki lembaga pemasaran yang ada. Coughlan
et al., (2006) menjelaskan bahwa saluran yang tepat dapat dibangun dalam beberapa
metode untuk membangun saluran pemasaran yang efektif dan efisien.
Untuk masalah diatas, maka dalam penelitian ini digunakan metode deskriptif
kuantitatif merupakan metode pembanding yang mampu menganalisa tingkat
efisiensitas dari beberapa saluran pemasaran yang digunakan, dengan menggunakan
masing-masing input output yang dimiliki. Berdasarkan hal tersebut maka akan
dapat diketahui saluran pemasaran mana yang seharusnya bisa lebih ditingkatkan
efisiensi pemasarannya, dan cara atau langkah apa yang harus ditempuh. Sehingga
diharapkan dengan adanya penelitian ini, perusahaan dapat mengetahui faktor input
output apa saja yang mempengaruhi efisiensi saluran pemasaran, evaluasi tingkat
efisiensi dari saluran pemasaran selama ini, dan perencanaan strategi perbaikan guna
menjadikan saluran pemasaran yang inefisien menjadi efisien dengan mengacu pada
saluran pemasaran dan strategi pemasaran yang sudah efisien.

1.2 Rumusan Masalah


Efisiensi pemasaran dapat terjadi yaitu jika biaya pemasaran dapat ditekan
sehingga keuntungan pemasaran menjadi lebih tinggi, persentase perbedaan harga
yang dibayarkan konsumen dan produsen tidak terlalu tinggi, tersedia fasilitas fisik
pemasaran, adanya kompetisi pasar yang sehat. Menurut Levens (2010) pelaku
pemasaran perlu mempertimbangkan strategi pemasaran yang menggambarkan jenis
saluran pemasaran dan jumlah lembaga pemasaran yang terlibat, bagaimana
5

manajemen saluran pemasarannya dan intensitas distribusi yang dilakukan.


Berdasarkan penelitian terdahulu yang telah dijelaskan dilatar belakang terdapat
beberapa faktor yang mempengaruhi efisiensi pemasaran. Jadi rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah :
Bagaimanakah pola saluran pemasaran dan efisiensi pemasaran ikan cold
storage di CV. Hasil Laut.

1.3 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan dari penelitian ini, mengenai efisiensi saluran pemasaran ikan
cold storage pada CV. Hasil Laut, yaitu :
Untuk mengetahui bagaimanakah pola saluran pemasaran dan efisiensi
pemasaran ikan cold storage di CV. Hasil Laut.

1.4 Manfaat Penelitian


Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat beberapa pihak-pihak
yang berkepentingan diantaranya :
1. Bagi Akademisi
Hasil penelitian dapat dijadikan tambahan informasi dan bahan referensi
untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan pengolahan ikan cold
storage.
2. Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan sebagai persyaratan
untuk mendapatkan gelar sarjana. Selain itu penelitian ini dapat menambah
wawasan dan ilmu pengetahuan.
3. Bagi Pihak Lain
Untuk mengetahui efisiensi pemasaran dan saluran pemasaran yang
digunakan oleh CV. Hasil Laut, serta sebagai tambahan informasi dan
referensi untuk penelitian selanjutnya mengenai topik yang sama.
6

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teori


2.1.1 Pengertian Manajemen Pemasaran
Agar dapat terlaksana hubungan yang baik antara perusahaan dan pelanggan
maka perlu keterampilan khusus dari pihak manajemen yang dapat melaksanakan
fungsi-fungsi manajemen pemasaran secara optimal. Manajemen pemasaran terjadi
bilamana setidak-tidaknya salah satu pihak dalam pertukaran potensial yang
mempertimbangkan sasaran dan sarana untuk memperoleh tanggapan yang
diinginkan oleh pihak lain. Untuk menanggapi proses pertukaran diperlukan
berbagai usaha dan keterampilan yang biasanya terjadi dalam pembelian kebutuhan
sehari-hari. Philip Kotler alih Bahasa Benyamin Molan (2008), mengungkapkan
bahwa: “Manajemen pemasaran sebagai seni dan ilmu untuk memilih pasar sasaran
dan meraih, mempertahankan serta menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan,
menghantarkan, mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul.”
Ben M. Enis dalam Buchari Alma (2009) mendefinisikan bahwa “Marketing
management is the process of increasing the effectiveness and or efficiency by hich
marketing activities areperformed by individuals or organizations”. Yang
selanjutnya diterjemahkan oleh Buchari Alma bahwa manajemen pemasaran ialah
proses untuk meningkatkan efisiensi dan eektivitas dari kegiatan pemasaran yang
diakukan oleh inividu atau organisasi”.
Berdasarkan kedua definisi diatas maka manajemen pemasaran adalah ilmu
dan seni yang mencakup analisis, perencanaan, implementasi, dan mengawasi segala
kegiatan pemasaran dengan penekanan pada efektifitas dan efisiensi. Efektifitas
mengandung arti memaksimalkan hasil yang hendak dicapai sesuai dengan rencana,
sedangkan efisiensi adalah meminimumkan pengeluaran atau biaya yang harus
dikeluarkan untuk mencapai hasil tersebut.

2.1.2 Strategi pemasaran


Strategi pemasaran salah satu cara untuk menempuh memasarkan produk
agar produk tersebut dapat terjual. Strategi pemasaran itu sendiri mencakup
kegiatan-kegiatan pemasaran yang akan dilakukan. Pemasaran adalah suatu proses
sosial dan manajerial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa
yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan
mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain (Kotler, 1997:13).
Kegiatan pemasaran terdiri dari serangkaian kegiatan yang masing-masing memiliki
kaitan yang erat yaitu fungsi penentuan produk, harga, distribusi dan promosi. Salah
satu permasalahan yang timbul dalam pemasaran adalah masalah pendistribusian.
Saluran distribusi mempunyai arti yang sangat penting dalam mencapai keberhasilan
7

perusahaan di bidang pemasaran, karena barang atau jasa akan sampai ke tangan
konsumen melalui saluran distribusi baik itu saluran langsung maupun saluran tidak
langsung. Tanpa kegiatan distribusi maka produk tidak bisa di sebarluaskan kepada
konsumen akhir yang tersebar di beberapa daerah.
Perusahaan harus memilih secara tepat saluran distribusi yang akan
digunakan karena bila terjadi kesalahan di dalam pemilihan saluran distribusi maka
dapat memperlambat dan memacetkan usaha penyaluran barang dari produsen ke
konsumen. Menjadi tanggung jawab yang tidak ringan bagi perusahaan untuk
mempertahankan loyalitas pembeli sasaran sehingga perusahaan harus menjamin
produk selalu di tempat terdekat dengan konsumen. Sehingga melahirkan saluran
distribusi untuk mengangkut produk ke tempat terdekat dengan konsumen dan harus
pula disimpan dalam gudang atau tempat penyimpanan lain dalam jumlah yang
dapat menjamin kelancaran penjualan.
Strategi pemasaran senantiasa merupakan masalah yang menarik dimana
bagian pemasaran sebagai ujung tombak perusahaan, yang berhubungan dengan
lingkungan luar terutama pasar. Hal ini bukan berarti fungsi-fungsi manajemen
lainnya dikesampingkan, sebab bila dikaitkan dengan kegiatan lainnya ternyata
pemasaran mempunyai kaitan yang sangat erat dengan kegiatan-kegiatan tersebut.
Misalnya kegiatan produksi haruslah memperhatikan daya serap pasar agar tidak
terjadi kelebihan produksi akibat kesulitan dalam pemasaran.

2.1.3 Pasar dan Pemasaran


Menurut Kotler (2005), pasar adalah orang atau organisasi yang
mempunyai keinginan atau kebutuhan untuk dipenuhi, sejumlah uang dan kesediaan
untuk membayar. Sedangkan pemasaran merupakan suatu proses dan manajerial
yang digunakan individu dan kelompok untuk mendapatkan sesuatu yang mereka
butuhkan dan inginkan melalui pembuatan dan pertukaran produk dan nilai dengan
pihak lain. Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan pokok yang harus
dilakukan oleh para pengusaha termasuk pengusaha tani (agribusinessman) dalam
usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya (survival), untuk
mendapatkan laba, dan unuk berkembang. Berhasil tidaknya usaha tersebut sangat
tergantung pada keahliannya di bidang pemasaran, produksi, keuangan, dan sumber
daya manusia. (Firdaus, 2008) Pemasaran (tata niaga = distribusi = marketing)
merupakan kegiatan ekonomi yang berfungsi membawa atau menyampaikan barang
dan/atau jasa dari produsen ke konsumen. Pemasaran juga dapat diartikan sebagai
proses sosial dan manajerial, yang dalam hal ini individu atau kelompok
mendapatkan kebutuhan dan keinginan dengan menciptakan, menawarkan, dan
menukarkan produk yang bernilai satu sama lain. Pemasaran harus dipandang
meliputi bebagai aspek keputusan dan kegiatan yang ditujukan untuk memuaskan
kebutuhan dan keinginan konsumen, serta untuk menghasilkan laba bagi produsen.
8

Proses pemasaran yang sesungguhnya adalah mengidentifikasi kebutuhan


pelanggan, mengembangkan produk dan jasa untuk memenuhi kebutuhan,
menetapkan program promosi dan kebijakan harga, serta menerapkan system
distribusi untuk menyampaikan barang dan/atau jasa kepada pelanggan atau
konsumen (Hanafie, 2010).
Pemasaran atau marketing pada perinsipnya adalah aliran barang dari
produsen ke konsumen. Aliran barang ini dapat terjadi karena adanya peranan
lembaga pemasaran.peranan lembaga pemasaran sangat tergantung dari sitem pasar
yang berlaku dan karakteristik aliran barang yang di pasarkan. Oleh karena itu
dikenal dengan istilah “saluran pemasaran” atau marketing channel. Fungsi saluran
pemasaran sangat penting, khususnya dalam melihat tingkat harga di masing-masing
lembaga pemasaran (Soekartawi,1993). Konsep pemasaran berpedoman pada
tercapainyatujuan perusahaan yang ditentukan oleh terpenuhinya kebutuhan dan
keinginan pasar sasaran dan terciptanya kepuasan yang diinginkan lebih efektifdan
efisien daripada yang dilakukan oleh pesaing. Konsep pemasaran dan konsep
penjualan seringkali rancu. Konsep penjualan dimulai dari paabrik, berfokus pada
produk perusahaan yang ada, dan memerlukan penjualan dan promosi untuk
mewujudkan penjualan yang mendatangkan laba. Sebaliknya, konsep pemasran
dimulai dari pasar yang telah ditentukan, berfokus pada kebutuhan konsumen,
mengkoordinasikan semua aktivitas yang berpengaruh terhadap konsumen, dan
menciptakan keuntungan dengan terwujudnya kepuasan konsumen (Machfoedz,
2005).

Pabrik Produk Penjualan dan Laba Melalui Volume


Promosi Penjualan

Konsep Penjualan

Pasar Konsumen Kebutuhan Keuntungan


Terpadu Melalui Kepuasan

Konsep Pemasaran
Gambar 2.1 Perbedaan konsep penjualan dan konsep pemasaran
(Sumber: Machfoedz, 2005)

2.1.4 Strategi Saluran Distribusi


Saluran distribusi (Distribution Chanel) adalah struktur unit organisasi
antara perusahaan dan agen serta penyalur, penjual, grosiran dan eceran diluar
perusahaan melalui sebuah komoditi, produk atau jasa yang dipasarkan (Simamora,
2000). Saluran distribusi mempunyai arti yang sangat penting dalam mencapai
keberhasilan perusahaan di bidang pemasaran, karena barang atau jasa akan sampai
9

ke tangan konsumen melalui saluran distribusi baik itu saluran langsung maupun
saluran tidak langsung. Tanpa kegiatan distribusi maka produk tidak bisa di
sebarluaskan kepada konsumen akhir yang tersebar di beberapa daerah. (Kodrat
2009) mendefinisikan saluran distribusi merupakan perantara untuk memindahkan
produk atau jasa dari produsen ke konsumen. Namun. menurut American Marketing
Association mendefinisikan saluran distribusi sebagai suatu struktur yaitu organisasi
dalam perusahaan dan luar perusahaan yang terdiri atas agen, dealer, pedagang besar
dan pengecer, yang melaluinya sebuah komoditi, produk atau jasa dipasarkan.
Konsep distribusi telah berevolusi dari physical distribution management menjadi
logistic management dan selanjutnya menjadi supply chain management (Gattorna
dan Walters, 1996).
Dari kedua definisi di atas dapat disimpulkan bahwa saluran distribusi
merupakan suatu proses sampainya suatu produk sampai kepada konsumen dengan
tahapan yang dilaluinya. Intinya berbicara mengenai saluran distribusi
membicarakan dua kutub yaitu kutub principal (produsen) dan kutub konsumen.
Kutub produsen adalah bagaimana produk tersebut dapat tersebar (spread) secara
luas. Adapun dari sisi konsumen adalah bagaimana konsumen bias memperoleh
produk dengan mudah. Namun dari kedua titik ini ada titik temunya yakni faktor
kedekatan dan kemudahan. Produsen maupun distributor ingin mendekatkan
produknya ke konsumen sehingga konsumen merasa mudah untuk mendapatkan
produk (Kodrat, 2009). Suatu barang dapat berpindah melalui beberapa tangan sejak
dari produsen sampai kepada konsumen. Ada beberapa saluran distribusi yang dapat
digunakan untuk menyalurkan barang-barang yang ada. Menurut Kotler dalam Didit
(2008) Jenis saluran distribusi dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Saluran distribusi langsung, Saluran ini merupakan saluran distribusi yang
paling sederhana dan paling rendah yakni saluran distribusi dari produsen
ke konsumen tanpa amenggunakan perantara. Disni produsen dapat menjual
barangnya melalui pos atau mendangi langsung rumah konsumen, saluran
ini bisa juga diberi istilah saluran nol tingkat (zero stage chanel).Saluran
disrtibusi yang menggunakan satu perantara yakni melibatkan produsen dan
pengecer. Disini pengecer besar langsung membeli barang kepada produsen,
kemudian menjualnya langsung kepada konsumen. Saluran ini biasa disebut
dengan saluran satu tingkat (one stage chanel).
2. Saluran distribusi yang menggunakan dua kelompok pedagang besar dan
pengecer, saluran distrinusi ini merupakan saluran yang banyak dipakai oleh
produsen. Disini produsen hanya melayani penjualan dalam jumlah besar
kepada pedagang besar saja, tidak menjual kepada pengecer pembelian oleh
pengecer dilayani oleh pedagang besar dan pembelian oleh konsumen hanya
dilayani oleh pengecer saja. Saluran distribusi semacam ini disebut juga
saluran distribusi dua tingkat (two stage chanel).
10

3. Saluran distribusi yang menggunakan tiga pedagang perantara. Dalam hal


ini produsen memilih agen sebagai perantara untuk menyalurkan barangnya
kepada pedagang besar yang kemudian menjualnya kepada toko-toko kecil.
Saluran distribusi seperti ini dikenal juga dengan istilah saluran distribusi
tiga tingkat (three stage chanel).

2.1.5 Saluran Pemasaran (marketing channel) dan Lembaga Pemasaran


Pilihan saluran merupakan keputusan penting dalam saluran pemasaran
(Kerin et al., 2013). Keputusan dalam pilihan saluran dapat memengaruhi efektivitas
dan efisiensi dari struktur saluran (Coughlan et al., 2006). Menurut Levens (2010)
pelaku pemasaran perlu mempertimbangkan strategi saluran pemasaran yang
menggambarkan jenis saluran pemasaran dan jumlah lembaga pemasaran yang
terlibat, bagaimana manajemen saluran pemasarannya dan intensitas distribusi yang
dilakukan. Jenis dari strategi saluran pemasaran ditentukan dengan
mempertimbangkan pemilihan saluran pemasaran yang dapat menjadi saluran
langsung atau tidak langsung. Strategi saluran pemasaran dalam bentuk intensitas
distribusi meliputi distribusi intensif, selektif dan eksklusif. Strategi distribusi
intensif dilakukan dengan menjual produk di banyak lokasi untuk mendapatkan
produk dengan mudah, sementara strategi distribusi selektif dilakukan dengan
menjual produk ke pengecer tertentu yang ditentukan secara selektif, di mana
konsumen memerlukan waktu yang lebih lama untuk membeli produk (Levens
2010). Terdapat tiga pertimbangan dalam memilih saluran pemasaran, dan mereka
adalah saluran yang mampu menangkap cakupan terluas dari target pasar, mencapai
persyaratan permintaan dari target pasar, dan memberikan keuntungan tertinggi
(Kerin et al., 2013).
Menurut Kotler (1996), saluran distribusi atau saluran pemasaran
merupakan suatu perangkat organisasi yang saling tergantung dalam menyediakan
satu produk atau jasa untuk digunakan atau dikonsumsi oleh konsumen atau
pengguna bisnis. Terdapat empat macam saluran pemasaran yaitu (Kotler, 1997) :
1. Saluran tingkat nol, (saluran pemasaran langsung) merupakan saluran yang
terdiri dari satu perusahaan yang menjual langsung kepada
pelanggan/konsumen akhir.
2. Saluran satu-tingkat merupakan saluran yang berisi satu perantara penjualan.
3. Saluran dua-tingkat merupakan saluran yang berisi dua perantara dalam
pasar kansumsi yaitu pedagang besar dan pengecer.
4. Saluran tiga-tingkat merupakan saluran yang terdiri dari tiga perantara
penjualan.
Lembaga pemasaran adalah badan udaha atau individu yang
menyelenggarakan pemasaran, menyalurkan jasa dan komoditi dari produsen kepada
konsumen akhirserta mempunyai hubungan dengan badan usaha atau individu
11

lainnya. Lembaga pemasaran timbul karena adanya keinginan konsumen untuk


memperoleh komoditi yang sesuai dengan waktu, tempat, dan bentuk yang
diinginkan konsumen. Tugas lembaga pemasaran adalah menjalankan fungsi- fungsi
pemasaran serta memenihi keinginan konsumen semaksimal mungkin. Konsumen
memberikan balas jasa kepada lembaga pemasaran ini berupa margin pemasaran.
Lemabaga pemasaran dapat digolongkan menurut penguasaannya terhadap komoditi
yang dipasarkan dan bentuk usahanya (Sudiyono, 2001).

2.1.6 Biaya, Keuntungan dan Marjin Pemasaran


Biaya pemasaran adalah biaya yang dikeluarkan untuk keperluan
pemasaran. Biaya pemasaran meliputi biaya angkut, biaya tenaga kerja, pemungutan
retribusi, dan biaya lain-lain. Besarnya biaya pemasaran dibedakan satu sama lain
disebabkan karena:
1. Macam komoditi
2. Lokasi pemasaran
3. Macam lembaga pemasaran dan efektifitas yang dilakukan
Biaya pemasaran sering diukur dengan marjin pemasaran, yang sebenarnya
hanya menunjukkan bagian dari pembayaran konsumen yang diperlukan untuk
menutup biaya yang dikeluarkan dalam proses pemasaran akibat adanya
pertambahan yang mahal kepada produk tersebut adalah semakin kecil (Firdaus,
2010). Selisih harga yang dibayarkan ke produsen dan harga yang diberikan oleh
konsumen disebut keuntungan pemasaran atau marketing margin. Jarak yang
mengantarkan produksi pertanian dari produsen ke konsumen menyebabkan
terjadinya perbedaan besarnya keuntungan pemasaran. Perbedaan harga di masing-
masing lembaga pemasaran sangat bervariasi tergantung dari besar kecilnya
keuntungan yang diambil oleh masing-masing lembaga pemasaran (Soekartawi,
1993).
Marjin pemasaran (marketing margin) adalah harga yang dibiayai oleh
konsumen dikurangi harga yang di terima oleh produsen. Tinggi-rendahnya marjin
pemasaran dipakai untuk mengukur efisiensi system pemasaran (tergantung dari
fungsi pemasaran yang dijalankan). Semakin besar marjin pemasaran maka makin
tidak efisien sistem pemasaran tersebut (Hanafie, 2010). Marjin pemasaran dapat
ditinjau dari dua sisi, yaitu sudut pandang harga dan biaya pemasaran. Pada analisis
pemasaran yang sering menggunakan konsep marjin pemasaran yang dipandang dari
sisi harga. Marjin pemasaran merupakan selisih harga yang dibayar konsumen akhir
dan harga yang diterima petani produsen. Marjin dapat didefinisikan dengan dua
cara, yaitu: Pertama, marjin pemasaran merupakan perbedaan antara harga yang
dibayarkan konsumen dengan harga yang diterima petani. Kedua, marjin pemasaran
merupakan biaya dari jasa-jasa pemasaran. Komponen marjin pemasaran terdiri dari:
12

a. Biaya-biaya yang diperlukan lembaga-lembaga pemasaran untuk melakukan


fungsi-fungsi pemasaran yang disebut biaya pemasaran atau biaya
fungsional (functional cost),
b. Keuntungan (profit) lembaga pemasaran (Sudiyono, 2001).
Dalam teori harga menurut Hanafie (2010), diasumsikan bahwa produsen
dan konsumen bertemu secara langsung, tetapi kenyataannya barang yang
diproduksi oleh produsen sampai ketangan konsumen setelah melewati beberapa
lembaga pemasaran. Perbedaan harga yang dibayarkan oleh konsemen akhir dengan
harga yang diterima produsen inilah yang disebut dengan marjin pemasaran, yang
dirumuskan sebagai berikut:
M = Pr - P f
Keterangan:
M : Marjin pemasaran
Pr : Harga di tingkat pengecer
Pf : Harga di tingkat produsen
Selain menerima keuntungan, lembaga pemasaran juga telah mengeluarkan
sejumlah biaya untuk menjalankan fungsi-fungsi pemasaran. Fungsi-fungsi
pemasaran yang dijalankan oleh lembaga pemasaran dapat berupa penyimpanan
(storage), penggolongan mutu (grading), standarisasi (standardization), transportasi
(transportation), dan pengolahan (processing). Dengan demikian marjin pemasaran
sama dengan keuntungan ditambah biaya untuk maenjalankan fungsi-fungsi
pemasaan atau secara matematis dapat ditulis sebagai berikut:
M = π + CM
Keterangan:
M : Marjin pemasaran
π : Keuntungan lembaga pemasaran
CM : Biaya yang dikeluarkan oleh lembaga pemasaran untuk menjalankan fungsi
pemasaran.
Menurut Sudiyono (2002), margin pemasaran dapat dilihat berdasarkan
dimensi waktunya dalam waktu yang singkat yaitu berdasarkan data cross section
atau waktu yang relatif lama. Margin pemasaran dapat dilihat dari waktu yang lama
yaitu untuk mengikuti harga yang diterima produsen dan harga yang dibayarkan
konsumen akhir dari waktu ke waktu. Margin pemasaran ini terdiri dari biaya-biaya
untuk melakukan fungsi-fungsi pemasaran dan keuntungan lembaga-lembaga
pemasaran. Alokasi margin pemasaran ke dalam biaya-biaya untuk melakukan
fungsi-fungsi pemasaran dan keuntungan setiap lembaga pemasaran ini membentuk
distribusi margin pemasaran. Margin pemasaran yang tinggi tidak selalu
mengindikasikan keuntungan yang tinggi. Dengan melihat distribusi margin, maka
dapat ditentukan berapa persen bagian total margin yang digunakan untuk
melakukan fungsi pemasaran ke-i oleh lembaga pemasaran ke-j dan berapa persen
13

total bagian margin yang digunakan untuk keuntungan lembaga pemasaran ke-j
yakni dengan melihat rumus dibawah ini.

1. Share biaya
Sbij = [cij / (Pr – Pf)] x 100%
Cij = Hjj – Hbj - Iij
2. Share keuntungan

Skj = [πij / (Pr – Pf)][100%]


Πij = Hjj – Hbj - cij
Keterangan:
Sbij = Bagian biaya untuk melaksanakan fungsi pemasaran ke-i oleh lembaga
pemasaran ke-j
Cij = Biaya untuk melaksanakan fungsi pemasaran ke-1 oleh lembaga
pemasaran ke-j
Pr = Harga di tingkat pengecer
Pf = Harga di tingkat produsen
Hjj = Harga jual lembaga pemasaran ke-j
Hbj = Harga beli lembaga pemasaran ke-j
Πij = Keuntungan lembaga pemasaran ke-j
Skj = Bagan keuntungan lembaga pemasaran ke-j

2.1.7 Efisiensi pemasaran


Konsep efisiensi pemasaran sangat luas dan tampaknya belum ada definisi
yang pasti yang menyebutkan apa efisiensi pemasaran tersebut. Seperti yang
diungkapkan Kohls dalam Soekartawi (1993), marketing efficiency is the
maximation of input-output ratio. Konsep tersebut tampaknya tidak praktis,
mengingat ukuran tentang input dan output dalam proses pemasaran sulit dilakukan.
Pendapat lain misalnya Shepherd dalam Soekartawi (1993), menuliskan bahwa
efisiensi pemasaran adalah nisbah antara total biaya dengan total nilai produk yang
dipasarkan, atau dapat dirumuskan:
EPs = (TB/TNP) x 100%

Keterangan:
EPs : Efisiensi pemasaran
TB : Total biaya
TNP : Total nilai produk
Berdasarkan rumus tersebut, dapat diartikan bahwa, setiap ada penambahan
biaya pemasaran bahwa hal tersebut menyebabkan adanya pemasaran yang tidak
efisien. Begitu pula sebaliknya, jika semakin kecil nilai produk yang dijual berarti
14

pula terjadi pemasaran yang tidak efisien. Hal demikian tidak selalu benar karena,
khususnya di negara yang sedang berkembang, marketable surplus seringkali tidak
menunjukkan pengertian marketable surplus sebagaimana dijumpai dinegara maju
(Soekartawi, 1993).
Menurut Sudiyono (2002), untuk memahami konsep efisiensi pemasaran
perlu dipahami terlebih dahulu konsep efisiensi itu sendiri. Dalam ilmu ekonomi
dikenal konsep-konsep efisiensi teknis, efisiensi harga, dan efisiensi ekonomis.
Secara sederhana, konsep efisiensi ini didekati dengan rasio output-input. Suatu
proses pemasaran dikatakan efisien apabila:
1. Output tetap konstan dicapai dengan input yang lebih sedikit
2. Output meningkat sedangkan input yang digunakan tetap konstan
3. Output dan input sama-sama mengalami kenaikan, tetapi laju kenaikan
output lebih cepat daripada laju input
4. Output dan input sama-sama mengalami penurunan, tetapi laju
penurunan output lebih lambat daripada laju penurunan input
Output pemasaran ini berupa kepuasan konsumen akibat pertambahan utiliti
terhadap output-output ikan cold storage yang dikonsumsi konsumen tersebut.
Tambahan utiliti tersebut akibat adanya fungsi pemasaran yakni fungsi pertukaran,
fungsi fisik dan fungsi penyediaan sarana pemasaran. Sebenarnya peningkatan rasio
output-input ini dapat didekati dengan dua sudut pandang yaitu menggunakan
konsep efisiensi operasional dan efisiensi penetapan harga. Efisiensi operasional ini
digunakan untuk mendekati efisiensi produksi sedangkan efisiensi penetapan harga
digunakan mendekati efisiensi distribusi dan kombinasi produk optimum. Efisiensi
operasional diukur dengan membandingkan output pemasaran terhadap input
pemasaran.

2.2 Penelitian Terdahulu


Penelitian terdahulu yang digunakan sebagai bahan pembanding adalah
penelitian yang dilakukan Juniati (2013), dengan variabel yang digunakan yaitu
menggunakan variabel ratio keuntungan dan farmer’s share. Dalam penelitiannya
menjelaskan Terdapat dua saluran pemasaran kelapa di lokasi penelitian.
Berdasarkan analisis penampilan pasar, pemasaran kelapa tidak efisien. Hal ini
dilihat dari marjin pemasaran pada semua saluran pemasaran besar, distribusi
marjinnya belum merata, share harga yang diterima petani masih rendah, ratio
keuntungan dan biaya bervariasi.
Elpawati (2014), dalam penelitiannya menggunakan analisis margin
pemasaran, rasio keuntungan dan biaya serta farmer’s share. Terdapat tiga saluran
pemasaran dalam penelitian ini. Efisiensi pemasaran berdasarkan hasil penghitungan
bahwa saluran pemasaran yang efisien adalah saluran pemasaran (I), menggunakan
konsep biaya pemasaran yang dilakukan dengan biaya terendah. Berdasarkan
15

perhitungan efisiensi pemasaran menggunakan konsep mampu mengadakan


pembagian yang adil dari keseluruhan harga yang dibayar konsumen terakhir kepada
semua pihak yang ikut serta di dalam kegiatan produksi dan pemasaran bahwa
saluran pemasaran ikan bandeng yang efisien adalah saluran pemasaran (III).
Sedangkan yang dilakukan Karyawan (2014), dalam penelitiannya menggunakan
deskriptif kuantitatif. Untuk menganalisis efisiensi pemasaran, digunakan
pendekatan margin pemasaran, share harga produsen dan volume penjualan.
Terdapat 4 (empat) saluran pemasaran. Tetapi lebih disarankan menggunakan
saluran I, karena keuntungan yang didapat lebih banyak.
Penelitian yang dilakukan Nuriati (2017), bertujuan untuk mengetahui pola
saluran pemasaran ikan tongkol di Desa Seraya Timur Tahun 2017, jumlah marjin
dan farmer share dari masing-masing pola saluran pemasaran, dan pola saluran yang
paling efisien dalam pemasarannya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian
deskriptif kuantitatif. Data yang digunakan berupa data kualitatif dan data
kuantitatif, sedangkan berdasarkan sumbernya data primer dan data sekunder.
Sedangkan penelitian yang dilakukan Burhannudin (2018), Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis efisiensi dan faktor-faktor yang memengaruhi pilihan saluran
pemasaran. Responden dalam penelitian ini yaitu 40 petani anggrek potong Vanda
douglas. Analisis efisiensi saluran pemasaran menggunakan margin pemasaran,
farmer’s share dan rasio keuntungan terhadap biaya.
Pada penelitian Arbi (2018), Metode pengambilan sampel responden
dilakukan dengan menggunakan rumus Slovin dengan tingkat kesalahan 15% pada
populasi sebanyak 95 petani dan ditetapkan sebanyak 30 responden. Sementara
untuk sampel pedagang dan konsumen digunakan metode snowball. Untuk
mendapatkan data primer maupun sekunder, dilakukan wawancara dengan
berpedoman pada kuisioner yang telah disusun serta pengamatan langsung terhadap
aktivitas petani semi organik di lokasi penelitian. Pendekatan yang digunakan untuk
mengetahui saluran pemsaran yang terbentuk adalah dengan pendekatan deskriptif
langsung. Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa saluran
pemasaran yang terbentuk dari kegiatan pemasaran sebanyak 2 (dua) saluran
pemasaran.
16

Tabel 1.2
Perbedaan dan Persamaan Penelitian Terdahulu
NO NAMA PERBEDAAN PERSAMAAN PUBLIKASI
PENELITI
1 Jumiati Dari variabel yang Metode yang Jurnal
(2013) digunakan yaitu digunakan yaitu AGRIFOR
menggunakan ratio metode deskriptif Volume XII
keuntungan dan kuantitatif. Nomor 1, Maret
farmer’s share. 2013
2 Elpawati Analisis saluran Variabel yang Jurnal
(2014) pemasaran digunakan yaitu Agribisnis, Vol.
dilakukan secara pola saluran 8, No. 1, Juni
kualitatif. pemasaran, 2014, [ 83 - 110
efisiensi ]
pemasaran.
3 Karyawan Dari variabel yang Variabel yang GaneÇ Swara
(2014) digunakan yaitu digunakan yaitu Vol. 8 No.2
menggunakan efisiensi September 2014
analisis volume pemasaran dan
penjualan. marjin pemasaran.
4 Nuriati Dari variabel yang Variabel yang e-journal
(2017) digunakan yaitu digunakan yaitu Jurusan
menggunakan pola saluran Pendidikan
farmer’s share. pemasaran, Ekonomi
efisiensi Vol: 10 No: 2
pemasaran. Tahun: 2017
5 Burhannudin Analisis Variabel yang JSEP Vol 11
(2018) menggunakan digunakan yaitu No. 1 Maret
farmer’s share efisiensi 2018
dan rasio. pemasaran.
6 Arbi (2018) Metode Menggunakan Jurnal Ilmiah
pengambilan marjin pemasaran. Manajemen,
sampel responden Volume VIII,
dilakukan dengan No. 1, Feb 2018
menggunakan
rumus Slovin.

Sumber: Jurnal diolah 2018


17

2.3 Kerangka Konseptual


Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Pola Saluran Pemasaran dan
Efisiensi Pemasaran Ikan Cold Storage pada CV. Hasil Laut. Berikut ini merupakan
kerangka konseptual teoritis pada penelitian ini yaitu :

CV. HASIL LAUT

POLA SALURAN PEMASARAN LEMBAGA


IKAN COLD STORAGE CV. HASIL PEMASARAN
LAUT

ANALISIS DESKRIPTIF  MARGIN


PEMASARAN
M=Pr-Pf
 SHARE BIAYA
 SHARE
KEUNTUNGAN

EFISIENSI PEMASARAN
Eps=(TB/TNP)X100

Aliran pemasaran ikan cold storage di CV. Hasil Laut dilakukan dengan
mengikuti aliran pemasaran ikan cold storage dari produsen ke konsumen.
Pemasaran ikan cold storage melibatkan beberapa lembaga pemasaran. Lembaga
pemasaran tersebut akan membentuk suatu saluran pemasaran. Saluran pemasaran
ikan cold storage CV. Hasil Laut dapat diketahui melalui alur penjualan ikan cold
storage dari produsen hingga sampai ke konsumen akhir. Panjang pendeknya saluran
pemasaran menyebabkan selisih harga di tingkat produsen dan harga yang
dibayarkan oleh konsumen. Proses penyaluran ikan cold storage di CV. Hasil Laut
oleh lembaga pemasaran bisa disalurkan lebih dari satu saluran. Masalah pola
saluran pemasaran bukan semata-mata terletak pada panjang pendeknya saluran
pemasaran tetapi saluran mana yang memberikan tingkat efisiensi yang tertinggi.
Menurut Kotler (1997), saluran pemasaran memiliki 4 macam yaitu:

Saluran tingkat nol, (saluran pemasaran langsung) merupakan saluran yang


terdiri dari satu perusahaan yang menjual langsung kepada pelanggan/konsumen
akhir.
18

1. Saluran satu-tingkat merupakan saluran yang berisi satu perantara penjualan.


2. Saluran dua-tingkat merupakan saluran yang berisi dua perantara dalam
pasar kansumsi yaitu pedagang besar dan pengecer.
3. Saluran tiga-tingkat merupakan saluran yang terdiri dari tiga perantara
penjualan. Untuk melihat saluran pemasaran dalam memasarkan ikan cold
storage CV. Hasil Laut dilakukan analisis deskriptif yaitu berdasarkan fakta
yang ada di lapang dari hasil wawancara yang mendalam yang dipandu
dengan kuisioner.
Dalam memasarkan ikan cold storage mengeluarkan biaya untuk
menyalurkan ikan cold storage tersebut agar dapat sampai ke konsumen. Biaya
pemasaran dikeluarkan untuk keperluan pemasaran ikan cold storage. Biaya
pemasaran meliputi biaya tenaga kerja, biaya transportasi, pungutan retribusi dan
biaya lain-lain. Sedangkan keuntungan bagi lembaga pemasaran dalam menyalurkan
ikan cold storage merupakan imbalan atas jasa yang dilakukan selama melakukan
kegiatan pemasaran ikan cold storage. Keuntungan yang diperoleh masing-masing
lembaga pemasaran berbeda-beda, karena masing-masing lembaga pemasaran
menetapkan harga yang berbeda-beda. Selain perbedaan harga di tingkat lembaga
pemasaran, biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh lembaga pemasaran akibat
adanya fungsi pemasaran juga akan mempengaruhi besar kecilnya keuntungan
lembaga pemasaran.
19

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Identifikasi Variabel


Penelitian ini berfokus pada hal yang berkaitan dengan judul penelitian,
yaitu Efisiensi Pemasaran Dan Strategi Pemasaran Ikan Cold Storage Pada CV.
Hasil Laut. Dimana variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:
1. Saluran pemasaran
2. Lembaga pemasaran
3. Pedagang besar
4. Pedagang kecil
5. Konsumen
6. Biaya pemasaran
7. Keuntungan pemasaran
8. Marjin pemasaran
9. Efisiensi pemasaran
10. Bauran pemasaran atau marketing mix

3.2 Definisi Operasional Variabel


Definisi variabel akan memberikan atau menuntun arah peneliti untuk
memenuhi unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur
suatu variabel. Variabel yang digunakan adalah dimensi dari kualitas pelayanan:
1. Saluran pemasaran adalah rangkaian dari lembaga-lembaga pemasaran yang
dilalui dalam penyaluran ikan cold storage dari produsen ke konsumen.
2. Lembaga pemasaran adalah komponen-komponen dari suatu sistem pemasaran
yang menyalurkan ikan cold storage dari produsen ke konsumen.
3. Pedagang besar atau distributor adalah pedagang yang menjual barang
dalam jumlah besar untuk setiap jenis produk pengolahan ikan cold
storage.
4. Pedagang Kecil mencakup seluruh kegiatan yang berkaitan secara
langsung dengan penjualan ikan cold storage kepada konsumen akhir.
5. Konsumen adalah masyarakat yang membeli ikan cold storage untuk
dikonsumsi sesuai dengan kebutuhannya
6. Biaya pemasaran adalah semua biaya yang dikeluarkan untuk keperluan
pemasaran ikan cold storage, meliputi biaya transportasi, biaya pengemasan,
biaya resiko, dan lain-lain yang dinyatakan dalam rupiah (Rp).
7. Keuntungan pemasaran adalah penjumlahan dari semua keuntungan yang
diperoleh tiap lembaga pemasaran ikan cold storage yang dinyatakan dalam
rupiah (Rp).
20

8. Marjin pemasaran adalah selisih atau perbedaan harga yang dibayarkan oleh
konsumen ikan cold storage dengan harga yang diterima produsen ikan cold
storage yang dinyatakan dalam ripuah (Rp).
9. Efisiensi pemasaran adalah diukur dengan membandingkan biaya pemasaran
dan nilai produk yang dipasarkan yang dinyatakan dalam persen (%).
10. Bauran pemasaran atau marketing mix adalah perangkat alat pemasaran yang
taktis yang dapat dikendalikan, yang dipadukan oleh perusahaan untuk
menghasilkan respon yang diinginkan dalam pasar sasaran ikan cold storage.

3.3 Desain Penelitian


Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yakni suatu metode dalam meneliti status
sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu situasi kondisi, suatu sistem
pemikiran. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah membuat gambaran deskripsi
atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat
serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.

3.4 Jenis Data Penelitian


3.4.1 Data Primer
Data primer merupakan data yang diterima langsung dari responden yang
terkait dalam kegiatan penelitian. Setiap peneliti harus menyajikan data yang telah
diperoleh. Data primer juga didapat dari wawancara langsung dengan responden
yaitu pengusaha pabrik ikan cold storage CV. Hasil Laut. Data primer dalam
penelitian ini diperoleh melalui observasi langsung ke tempat penelitian yaitu pabrik
ikan cold storage CV. Hasil Laut di Muncar.

3.4.2 Data Sekunder


Adalah data yang diperoleh dari pihak lain. Sumber data sekunder adalah
bukti-bukti tulisan (dokumentasi), jurnal-jurnal, laporan-laporan yang ada diinstansi
yang terkait dengan penelitian. Data sekunder didalam penelitian ini adalah
penelitian terdahulu, dan gambaran umum perusahaan.

3.5 Teknik Pengambilan Sampel


3.5.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2008) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
atas: obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi yang dijadikan objek penelitian adalah pedagang ikan cold storage CV.
Hasil Laut.
21

3.5.2 Sampel
Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode Judgment
Sampling dan snowball sampling. Metode Judgment Sampling adalah metode
dimana sumber informasi yang diterima adalah dari pengusaha ikan cold storage
CV. Hasil Laut. Judgment sampling umumnya memilih sesuatu atau seseorang
menjadi sampel karena mereka mempunyai “information rich”. (Cooper dan Emory,
1996).
Teknik selanjutnya yang digunakan untuk pengambilan sampel yakni
Snowball Sampling yang digunakan untuk menentukan lembaga pemasaran yang
terlibat dalam pemasaran ikan cold storage CV. Hasil Laut. Teknik Snowball
Sampling (penarikan sampel dengan metode bola salju) artinya sampel pertama
menentukan sampel yang kedua. Selanjutnya sampel yang kedua menentukan
sampel ketiga dan atau keempat, begitu seterusnya seperti suatu rantai. Sampel yang
terpilih terlebih dahulu memberi petunjuk pada peneliti untuk mengambil sampel
berikutnya (Soetriono, 2007). Metode pengambilan sampel ini hanya terbatas pada
lembaga-lembaga pemasaran yang terdapat lembaga pemasaran ikan cold storage.
Teknik Snowball Sampling ini dilakukan untuk mengetahui saluran pemasaran ikan
cold storage dengan melakukan wawancara secara mendalam kepada lembaga-
lembaga pemasaran yang terlibat. Wawancara untuk mengetahui saluran pemasaran
dimulai dari produsen pertama (pengusahan ikan cold storage CV. Hasil Laut),
kemudian dilanjutkan ke pedagang besar, diteruskan ke pedagang kecil, dan
seterusnya. Dengan teknik ini peneliti akan mendapatkan informasi terkait
pedagang-pedagang yang terlibat dalam pemasaran ikan cold storage. Adapun
jumlah sampel 33 oarng yang terdiri dari 1 orang produsen atau produsen ikan cold
storage CV. Hasil Laut, 10 orang pedagang Besar, 10 Orang pedagang kecil, dan 10
orang konsumen.

3.6 Teknik Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat
digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Metode menunjukkan suatu kata
yang abstrak dan tidak diwajibkan dalam benda, tetapi hanya dapat dilihatkan
penggunaannya. Pada penelitian ini, metode pengumpulan data yang digunakan
adalah wawancara. Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan jalan
mengadakan tanya jawab dengan responden yaitu produsen CV. Hasil Laut yang
berkaitan dengan pemasaran ikan cold storage. Wawancara digunakan untuk
mengumpulkan data primer. Hal yang dilakukan adalah menyediakan kuesioner
yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada para responden yang terdiri
dari produsen CV. Hasil Laut, pedagang besar, pedagang kecil, konsumen.
22

3.7 Tehnik Analisis Data


1. Pola Saluran Pemasaran Ikan Cold Storage CV. Hasil Laut
Untuk mengetahui pola saluran pemasaran ikan cold storage melalui analisis
deskriptif dengan melihat kejadian dilapangan dan mencari subjek penelitian
seperti produsen, pedagang besar, pedagang kecil, dan konsumen akhir.
Adanya wawancara mencari data primer ini dapat diketahu melalui
kuisioner. Lembaga saluran pemasaran ikan cold storage CV. Hasil Laut
yang terlibat juga dianalisis perannya masing-masing dan apakah perannya
sudah dilaksanaakan secara merata dan maksimal antar pihak yang terlibat.
Untuk mengetahui efisiensi pemasaran dilakukan dengan menggunakan alat
analisis biaya dan marjin pemasaran yakni dengan cara mengitung besarnya
biaya, keuntungan dan marjin pemasaran pada tiap lembaga dan saluran
pemasaran.
a. Biaya pemasaran
Biaya pemasaran adalah biaya yang dikeluarkan untuk memasarkan ikan
cold storage dari produsen ke konsumen. Besarnya biaya pemasaran
dirumuskan sebagai berikut:
BP = BP1 + BP2 + BP3 + … + BPn
Keterangan:
BP : Biaya pemasaran ikan cold storage
BP1, BP2, BP3 , … , BPn : Biaya pemasaran tiap lembaga pemasaran
ikan cold storage
b. Keuntungan pemasaran
Keuntungan bagi lembaga pemasaran dalam menyalurkan ikan cold storage
merupakan imbalan atas jasa yang dilakukan selama melakukan kegiatan
pemasaran ikan cold storage. Keuntungan pemasaran merupakan
penjumlahan dari keuntungan yang diperoleh lembaga pemasaran yang
terlibat. Keuntungan pemasaran dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut:
KP = KP1 + KP2 + KP3 + … + KPn
Keterangan:
KP : Keuntungan pemasaran ikan cold storage total
KP1, KP2, KP3, …, KPn : Keuntungan pemasaran tiap lembaga pemasaran
ikan cold storage
c. Marjin pemasaran
Marjin pemasaran merupakan perbedaan harga yang dibayarkan konsumen
dengan harga yang diterima produsen, yeng dirumuskan sebagai berikut :
MP = Pr –Pf
23

Keterangan:
MP : Marjin pemasaran ikan cold storage
Pr : Harga ikan cold storage di tingkat konsumen
Pf : Harga ikan cold storage di tingkat produsen
Adapun Share keuntungan dari masing-masing lembaga pemasaran adalah
sebagai berikut:
Ski = [Ki : (Pr - Pf)] x 100%
Ki = (Pji – Pbi – bij)
Keterangan:
Ski : Share keuntungan lembaga pemasaran ke-i
( i = 1 untuk Produsen; i = 2 untuk Pedagang besar atau pedagang
pengumpul dst)
Ki : Keuntungan lembaga pemasaran ke-i
Pji : Harga jual lembaga pemasaran ke-i
Pbi : Harga beli lembaga pemasaran ke-i
Bij : Biaya pemasaran lembaga pemasaran ke-i dari berbagai jenis biaya
mulai dari biaya ke-j sampai ke-n
Share biaya merupakan biaya-biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh
lembaga-lembaga pemasaran terkait. Share biaya yang dikeluarkan lembaga
pemasaran ke-i adalah sebagai berikut:
Share biaya (Sbi) = [(bi : (Pr - Pf)] x 100%
Dengan kriteria pengambilan keputusan :
 Skj > Sbi maka saluran pemasaran tersebut adalah menguntungkan.
 Skj < Sbi maka saluran pemasaran tersebut adalah tidak
menguntungkan.

d. Efisiensi pemasaran
Efisiensi pemasaran adalah nisbah antara total biaya dengan total nilai
produk yang dipasarkan, atau dapat dirumuskan (Soekartawi, 1993):
EPs = (TB/TNP) x 100%
keterangan:
EPs : Efisiensi pemasaran
TB : Total Biaya
TNP : Total Nilai Produk
Berdasarkan rumus tersebut, dapat diartikan bahwa, setiap ada penambahan
biaya pemasaran memberi arti bahwa hal tersebut menyebabkan
adamya pemasaran yang tidak efisien. Begitu pula sebaliknya, kalau
semakin kecil nilai produk yang dijual berarti pula terjadi pemasaran yang
tidak efisien. Kriteria pengambilan keputusan:
24

a. Keuntungan Eps > biaya maka saluran pemasaran efisien.


b. Apabila nilai Eps dari suatu saluran pemasaran lebih kecil dibandingkan
dengan nilai Eps saluran pemasaran lainnya, maka saluran pemasaran
tersebut dikatakan memiliki efisiensi pemasaran lebih tinggi daripada
saluran pemasaran lainnya.
25

BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan


4.1.1 Sejarah CV. Hasil Laut
Perusahaan CV. Hasil Laut merupakan perusahaan swasta nasional yang
fokus bergerak dalam usaha pengolahan ikan laut cold storage. Produk ikan laut
cold storage yang dihasilkan mempunyai pangsa pasar terbesar di Indonesia, sudah
memiliki pasar mulai dari pulau Jawa hingga luar pulau. CV. Hasil Laut bertempat
di Jalan Patimura No. 28B Muncar Banyuwangi, Jawa Timur. Pada awal berdiri
yaitu pada tanggal 1 oktober 2006, CV. Hasil Laut memasarkan ikan basah. Saat
awal 2017 CV. Hasil Laut mulai membuat pengolahan ikan cold sotarage dan
membangun gudang pertama yaitu 2 ABF (Air Blast Freezer). ABF adalah suatu
metode pembekuan cepat (7-8jam) untuk ikan sehingga dapat bertahan dalam jangka
waktu yang lama dan mempertahankan rasa, aroma, warna dan kesegaran ikan.1
ABF dapat memuat ikan hingga 15 ton. Dan pada tahun yang bersamaan CV. Hasil
Laut membangun 1 cold room. Cold room itu sendiri adalah tempat menyimpan
produk yang sudah dikemas dalam keadaan yang masih setengah beku dan produk
yang sudah beku dengan produk-produk dalam jumlah besar supaya awet dan tahan
dalam jangka waktu yang lama. Dimana 1 cold room dapat memuat ikan hingga 15
ton. Dalam waktu yang cukup singkat CV. Hasil laut dapat berkembang. Pada tahun
2008 perusahaan membangun 1 ABF dan 1 cold room lagi.
4.1.2 Visi CV. Hasil Laut
CV. Hasil Laut mempunyai visi yaitu menjadi perusahaan terdepan
dalam pengolahan produk perikanan, berbasis ikan cold storage, berskala nasional
dengan mengutamakan produk pengolahan ikan dengan kualitas tinggi guna
kepuasaan pelanggan.
4.1.3 Misi CV. Hasil Laut
Untuk mendukung visi perusahaan tersebut maka CV. Hasil Laut memiliki
misi yaitu:
1. Memperluas pasar dan mitra kerja global.
2. Mengembangkan produk untuk menarik minat pasar.
3. Memberikan produk yang berkualitas kepada konsumen.
4.1.4 Struktur Organisasi CV. Hasil Laut
Perusahaan CV. Hasil Laut menggunakan struktur organisasi fungsional,
sebuah struktur yang memberikan wewenang atas tugas dari setiap fungsi dan
diberikan sepenuhnya kepada orang yang bertanggung jawab atas fungsi tersebut.
Berikut adalah gambar struktur organisasi dalam perusahaan CV. Hasil
Laut:
26

PEMILIK
H. Syair Imam Baihaki

PEMIMPIN
Feby Ferliansyah

MANAJER OPERATIONAL MANAJER PEMASARAN BAGIAN PERSONALIA


Sistim Indra Setiawan
Samsul Arifin Drs. Akhmad Zudi

Gambar 4.1
Struktur Organisasi CV. Hasil Laut
Keterangan:
1. Pemilik
Sebagai pemilik perusahaan dan pendiri perusahaan. Tugas utama dari
pemilik perusahaan adalah mengawasi perusahaan, mengadakan perluasan
bidang usaha dan menentukan kebijakan perusahaan dengan pihak luar.
2. Pemimpin
Tugas utama dari pemimpin perusahaan adalah memegang kekuasaan dan
bertanggung jawab terhadap kemajuan perusahaan, menyelenggarakan
pengawasan umum terhadap semua kebijakan yang telah ditetapkan
perusahaan terhadap aktivitas perusahaan dan mengkoordinasi para manajer.
3. Manajer Operasional
Manajer operasional
4. Manajer Pemasaran
Tugasnya adalah mencari informasi pasar dan langganan baru dan menjaga
hubungan baik dengan pelanggan, mengkoordinasi pemasaran dan promosi,
menerima pesanan dan menentukan syarat–syarat penjualan serta mengatur
dan menetapkan cara-cara pengiriman barang dan penagihan.
5. Bagian Personalia
27

Membuat anggaran belanja tenaga kerja yang dibutuhkan, mengurusi


pemindahan dan promosi tenaga kerja serta mengawasi kepegawaian dan
kesejahteraan karyawan.
4.1.5 Aspek Personalia CV. Hasil Laut
1. Jumlah Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan salah satu faktor utama yang harus ada dalam suatu
badan untuk menjalankan aktifitas-aktifitas yang ada didalamnya. Bagi perusahaan
CV. Hasil Laut tenaga kerja merupakan salah satu faktor yang paling utama dalam
menentukan tujuan yang ingin dicapai perusahaan. Oleh karena itu, penempatan
tenaga kerja harus sesuai dengan keahlian masing-masing. Untuk melaksanakan
tugas sehari-hari maka tenaga kerja CV. Hasil Laut terdiri dari :
1. Manager Operasional : 1 orang
2. Manager Pemasaran : 1 orang
3. Bagian Personalia : 1 orang
4. Karyawan Laki-laki : 12 orang
5. Karyawan Perempuan : 25 orang

2. Jam Kerja
a. Jam kerja Operasional
Senin-minggu : 07.00 WIB s/d 14.00 WIB
b. Jam kerja Karyawan
Senin-minggu : 07-00 WIB s/d selesai
Tidak bisa ditentukan untuk jam kerja karyawan dikarenakan jumlah ikan
yang tidak menentu dan permintaan pasar yang tidak menentun juga.
4.2 Saluran Pemasaran Ikan Cold Storage Pada CV. Hasil Laut
Ikan cold storage merupakan salah satu bentuk pengolahan dari ikan basah
menjadi ikan beku. Jumlah ikan yang tidak menentu sehingga perusahaan
membutuhkan saluran pemasaran yang cepat dan tepat untuk sampai kepada
konsumen. Terdapat beberapa lembaga pemasaran dalam menyalurkan ikan cold
storage hingga sampai kepada konsumen. Lembaga pemasaran yang terlibat dalam
proses pemasaran ikan cold storage pada CV. Hasil Laut yakni:
1. Produsen
Produsen adalah pengusaha yang memproduksi pengolahan ikan cold strorage pada
CV. Hasil Laut. Produsen bertindak sebagai lembaga pemasaran pertama atau titik
awal dari alur pemasaran ikan cold storage.
2. Pedagang besar
Pedagang besar merupakan pedagang yang langsung membeli ikan cold storage dari
dari produsen dengan jumlah yang relatif banyak. Pedagang besar juga melakukan
penjualan kepada pedagang pengecer. Pedagang besar memiliki kemampuan untuk
menentukan tingkat harga terhadap ikan cold ssstorage yang dijualnya.
28

4. Pedagang kecil
Pedagang kecil merupakan lembaga pemasaran yang biasanya melakukan pembelian
yang relatif lebih kecil. Dalam penelitian ini pedagang kecil yang diambil adalah
pedagang yang menjual di toko-toko atau pedagang keliling sesuai dengan informasi
yang diterima dari lembaga pemasaran sebelumnya.
5. Konsumen
Konsumen merupakan pihak terakhir dalam aliran pemasaran ikan cold storage.
Konsumen ikan cold storage biasanya merupakan konsumen rumah tangga.
Pemasaran merupakan suatu proses sosial dan manajerial yang dalam hal ini
individu atau kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginannya dengan
menciptakan, menawarkan, dan menukarkan produk yang bernilai satu sama lain.
Kegiatan pemasaran ini dilakukan oleh para pengusaha termasuk pengusaha ikan
cold storage untuk mendapatkan laba, dan untuk mengembangkan usahanya. Usaha
produksi yang dilakukan tidak akan dapat bertahan lama apabila hasil produksinya
tidak mampu dipasarkan dengan baik. Produsen ikan cold storage memiliki cara
alternatif untuk memasarkan produksinya, selain dipasarkan melalui lembaga-
lembaga pemasaran, ikan cold storage juga dipasarkan melalui media sosial. Saluran
pemasaran ikan cold storage merupakan suatu alur dimana ikan cold storage yang
bermula dihasilkan oleh produsen ikan cold storage hingga sampai kepada
konsumen. Dalam kegiatan pemasaran terdapat berbagai lembaga pemasaran atau
bisa disebut dengan perantara. Perantara berfungsi sebagai penghubung antara
produsen dan konsumen dalam menyampaikan hasil produksi. Sebagian besar
produsen tidak secara langsung menjual hasil produksinya pada konsumen karena
adanya keterbatasan-keterbatasan yang dialami oleh produsen terutama dalam hal
pembiayaan baik pembiayaan yang terkait dengan pengolahan ataupun yang terkait
dengan pemasaran. Hal ini juga dialami oleh produsen ikan cold storage pada CV.
Hasil Laut. Saluran pemasaran ikan cold storage pada CV. Hasil Laut terdapat
beberapa macam yaitu saluran pemasaran satu tingkat, saluran pemasaran dua
tingkat, dan saluran pemasaran tiga tingkat.
Pola saluran pemasaran ikan ikan cold storage pada CV. Hasil Laut yaitu,
pertama produsen ke pedagang besar kemudian konsumen, kedua produsen ke
pedagang besar ke pedagang kecil kemudian ke konsumen, ketiga produsen ke
pedagang kecil kemudian konsumen. Saluran I merupakan salah satu saluran
pemasaran yang digunakan oleh produsen. Ketika produsen memproduksi dalam
jumlah banyak, biasanya pasar besar langsung mendatangi produsen pengolahan
ikan cold storage dan langsung menjual ke konsumen tetapi ada juga yang diolah
terlebih dahulu lalu dipasarkan ke konsumen. Pola saluran II merupakan saluran
pemasaran yang banyak digunakan oleh produsen ikan cold storage. Produsen yang
memproduksi ikan cold storage, langsung diambil oleh pedagang besar kemudian
menjual kepada pedagang kecil, pedagang besar jarang menjual langsung kepada
29

konsumen akhir. Pola saluran III yang menjadi konsumen akhir ikan cold storage
yang diproduksi oleh CV. Hasil Laut adalah konsumen yang ada di luar daerah.
Biasanya pedagang besar mendapat pesanan dari pelanggannya untuk mengirimkan
ikan cold storage dalam jumlah banyak minimal 7 ton. Dalam hal ini, harga ikan
cold storage sangat ditentukan oleh jumlah persediaan yang ada di pedagang besar,
jika persediaannya masih mencukupi maka harga yang ditawarkan kepada produsen
ikan cold storage rendah, namun jika persediaannya sedikit untuk memenuhi
pesanan maka saat itu juga harga yang ditawarkan kepada produsem juga tinggi.

4.3 Analisis Marjin Pemasaran dan Efisiensi Pemasaran ikan cold storge pada
CV. Hasil Laut
4.3.1 Analisis Marjin Pemasaran ikan cold storage pada CV. Hasil Laut
Marjin pemasaran merupakan selisih dari harga yang dibayarkan oleh
lembaga pemasaran ikan cold storage dengan harga yang di terima oleh produsen
ikan cold storage pada CV. Hasil Laut. Suatu saluran pemasaran memiliki marjin
pemasaran yang didalamnya terdapat biaya - biaya yang dikeluarkan oleh produsen
ikan cold storage juga biaya yang dikeluarkan oleh lembaga – lembaga pemasaran
yang telibat. Untuk mengetahui besarnya keuntungan dan merata tidaknya
keuntungan dari saluran pemasaran ikan cold storage serta biaya –biaya yang
dikeluarkan dalam saluran pemasaran ikan cold storage pada CV. Hasil laut, maka
dilakukan analisis margin pemasaran pada masing – masing saluran pemasaran ikan
cold storage.
Tabel 4.1 Margin Pemasaran CV. Hasil Laut Pada Saluran Pemasaran
I tingkat (produsen-pedagang besar-konsumen)

No Lembaga Pemasaran Harga Share(%) DM(%) π/c


(Rp/10kg) Ski Sbi Ski Sbi
1 Produsen
a. Biaya produksi 111000
b. Biaya Tenaga Kerja 2000
c. Harga Jual 115000
d. Keuntungan 2000
2 Pedagang besar
a. Harga Beli 115000
b. Biaya Tenaga Kerja 1000 0.83
c. Biaya Transport 1500 1.25
d. Harga Jual 120000
e. Keuntungan 5500 4.58
3 Konsumen
a. Harga beli 120000
Marjin Pemasaran 2500
30

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa hasil analisis margin


pemasaran ikan cold storage adalah sebesar Rp/10kg. Margin keuntungan yang
diterima oleh pedagang besar sebesar (%) atau Rp. /10kg. sedangkan biaya yang
dikeluarkan oleh pedagang besar meliputi biaya transportasi yakni sebesar Rp. 4300
atau (13,94%), biaya tenaga kerja sebesar Rp. 8000 atau (10,94%) , dan biaya sortasi
yang juga termasuk biaya bungkus jahe gajah sebesar Rp. 43,75 atau (5,47%). Jika
dilihat secara keseluruhan pada saluran pemasaran tingkat I memiliki margin
keuntungan sebesar (), margin keuntungan tersebut lebih besar jika dibandingkan
dengan marjin biaya yakni sebesar (%), hal tersebut membuktikan bahwa saluran
pemasaran ikan cold storage pada CV. Hasil laut menguntungkan.
Nilai share merupakan harga yang diterima ataupun harga yang dibayarkan
oleh lembaga – lembaga yang terlibat dalam saluran pemasaran ikan cold storage
tingkat I. Rata-rata share keuntungan yang diterima ditingkat produsen pada saluran
pemasaran ikan cold storage tingkat I yakni sebesar Rp. 14.200 atau (94,67%) dan
rata –rata share keuntungan yang di terima di tingkat pedagang besar pada saluran
pemasaran ikan cold storage tingkat I sebesar Rp. 558,69 atau (3,72%). Sedangkan
untuk share biaya – biaya yang dikeluarkan oleh pedagang besar pada saluran
pemasaran ikan cold storage tingkat I meliputi tenaga kerja sebesar Rp. 87,5 atau
(0,58%), biaya transport yang dikeluarkan sebesar Rp. 110,06 atau (0,73%),
sedangkan utuk biaya shortasi yang didalamnya juga termasuk kemasan jahe gajah
yakni sebesar Rp. 43,75 atau (0,29%). Hasil dari keseluruhan nilai share biaya pada
saluran pemasaran ikan cold storage tingkat I menunjukkan bahwa share
keuntungan yang diterima sebesar (98,39%), dimana hasil tersebut lebih besar dari
nilai share biaya yakni sebesar 1,61%, artinya saluran pemasaran ikan cold storage
tingkat I dapat dikatakan menguntungkan.
4.4. Perhitungan Harga Pokok Ikan
4.4.1 Perhitungan Harga Pokok Produksi Ikan
CV. Hasil Laut sudah melakukan perhitungan harga pokok produksi ikan,
namun perhitungan yang dilakukan masih dengan metode yang sederhana dan belum
merinci seluruh biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi. Dalam melakukan
perhitungan harga pokok produksi ikan perusahaan hanya membebankan biaya
bahan baku, tenaga kerja, kayu bakar, dan biaya listrik. Perhitungan yang dilakukan
oleh perusahaan ini belum memasukkan seluruh biaya overhead pabrik. Biaya
overhead yang dibebankan perusahaan pada perhitungan harga pokok produksi
hanya mesin pendingin, dan biaya listrik sedangkan biaya overhead lainnya seperti
penyusutan bangunan, sewa gedung dan peralatan belum dibebankan oleh
perusahaan.
Harga jual ditetapkan oleh CV. Hasil Laut setelah memperhitungkan harga
pokok produksi yang dikeluarkan ditambah dengan keuntungan yang ingin diperoleh
31

oleh CV. Hasil Laut. CV. Untuk lebih jelas memahami mengenai perhitunggan
harga pokok produksi dengan metode perusahaan dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2: Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Metode Traditional Costing
per Karton Ikan dalam Proses Produksi.
Jumlah Biaya
No Keterangan Item Biaya Total Biaya (Rp)
(Rp)
1 Biaya bahan baku - - 1.340.000
Biaya tenaga kerja
2 - - 1.215.000
langsung
Bahan bakar 150.000
Biaya overhead Kotak karton 349.500
3 perusahaan Pengawet 100.000
Listrik 72.000
Total biaya overhead pabrik 671.500
5 Jumlah total 3.226.500
6 Jumlah produksi 342
7 Biaya per karton ikan 9.435
Sumber: Diolah dari Data Primer 2019
Proses Produksi Ikan memproduksi kg ikan. Sedangkan untuk biaya tenaga
kerja dihitung berdasarkan per kg. Untuk memproduksi 431.4 kg ikan Ikan Rasa
Madu mengeluarkan biaya tenaga kerja sebesar Rp 1.215.000. Biaya bahan bakar
yang dikeluarkan oleh perusahaan adalah Rp 150.000, biaya karton Rp 349.500,
biaya pengawet Rp 100.000, dan biaya listrik sebulan Rp 72.000.
Tabel 4.3: Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Metode Traditional
Costing per Karton Ikan dalam Proses Produksi
Jumlah Biaya Total Biaya
No Keterangan Item Biaya
(Rp) (Rp)
1 Biaya bahan baku - - 202.000
2 Biaya tenaga kerja - - 405.000
Bahan bakar 280.500
Kotak karton 156.000
Plastik 30.000
Biaya overhead
Listrik 72.000
3 pabrik
Garam 1.000
Angkut 89.600
Lain-lain 33.200
Total biaya overhead pabrik 662.300
5 Jumlah total 1.269.300
6 Jumlah produksi 104
Biaya per karton
7 12.204
ikan
Sumber: Diolah dari Data Primer 2019
32

Pada Tabel 4.3 diketahui bahwa untuk memproduksi 104 karton prol ikan.
Biaya bahan baku adalah Rp. 202.000. Sedangkan untuk biaya tenaga kerja dihitung
berdasarkan per hari. Untuk memproduksi 104 karton Ikan mengeluarkan biaya
tenaga kerja sebesar Rp 405.000 dan biaya overhead sebesar Rp 662.300.
4.2.2 Perhitungan Harga Pokok Produksi Ikan dengan Metode Full Costing
Produsen Ikan memproduksi ikan. Dalam penelitian ini data yang digunakan
adalah data produksi. Setelah dipacking menjadi 342 karton dimana masing-masing
karton berat isinya 10 kg.
1. Ikan
Untuk memproduksi Ikan dibutuhkan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung, dan biaya overhead pabrik.
a. Penggunaan Tenaga Kerja Langsung
Tenaga kerja terbagi menjadi dua yaitu tenaga kerja langsung dan tenaga
kerja tidak langsung. Tenaga kerja tidak langsung yaitu tenaga kerja yang tidak
langsung terlibat dalam proses produksi sedangkan tenaga kerja langsung adalah
tenaga kerja yang langsung terlibat dalam proses produksi. Pada CV. Hasil Laut
tenaga kerja yang digunakan hanya tenaga kerja langsung yaitu meliputi pekerja
bagian angkut, pengiriman, penimbangan dan pengepakan. Sistem pembayaran gaji
dilakukan berdasarkan jumlah banyaknya jumlah hari kerja pada proses produksi.
Penggunaan biaya tenaga kerja langsung selama dalam proses produksi dapat dilihat
pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5: Biaya Tenaga Kerja Langsung dalam Proses
No Keterangan Jumlah
1 Jumlah karyawan 9
2 Jumlah hari kerja 3
3 Besaran gaji 45.000
1.215.000
Sumber: Diolah dari Data Primer 2019
Dari Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa biaya tenaga kerja langsung yang
dikeluarkan selama dalam proses produksi sebanyak Rp 1.215.000.
c. Penggunaan Biaya Overhead Pabrik Variabel
Biaya overhead pabrik variable adalah biaya overhead pabrik yang berubah
sebanding dengan perubahan volume produksi. Biaya inilah yang sering kali tidak
dihitung secara rinci oleh perusahaan dalam menghitung harga pokok produksinya.
Biaya overhead variable yang digunakan pada CV. Hasil Laut adalah sebagai
berikut:
1) Bahan bakar
Bahan bakar adalah merupakan kebutuhan untuk kendaraan yang disediakan
untuk mengirim barang. Pada CV. Hasil Laut, Ragi yang digunakan dalam proses
produksi Ikan adalah:
33

Tabel 4.6: Pengeluaran Biaya dalam Proses Produksi


No Keterangan Jumlah
1 Kebutuhan Selama Satu kali proses produksi (pak) 1
2 Harga per pak (Rp) 150.000
150.000
Sumber: Diolah dari Data Primer 2019
2) Kotak Karton
Dalam proses produksi Ikan, kotak karton digunakan pada saat pengepakan
Ikan. Ikan yang sudah menggumpal akan dipak menggunakan karton tersebut.
Tabel 4.7: Pengeluaran Biaya Kotak Karton dan Sablon dalam Proses Produksi
No Keterangan Jumlah
1 Kebutuhan Selama Satu kali proses produksi (karton) 233
2 Harga per pak (karton) 1500
349.500
Sumber: Diolah dari Data Primer 2019
3) Plastik
Plastik digunakan untuk proses pengepakan sebelum dikirim. Bahan plastik
digunakan sebagai alas karena murah.
Tabel 4.8: Pengeluaran Biaya Kayu Bakar dalam Proses Produksi
No Keterangan Jumlah
1 Kebutuhan Selama Satu kali proses produksi (pick up) 1
2 Harga per pick up (Rp) 100.000
100.000
Sumber: Diolah dari Data Primer 2019
4) Biaya Listrik
Listrik digunakan oleh Ikan Rasa Madu untuk memberi penerangan pada
saat proses produksi.
Tabel 4.9: Pengeluaran Biaya Listrik Pasca Bayar dalam Proses Produksi
No Keterangan Jumlah
1 Kebutuhan Selama Satu kali proses produksi (Kwh) 4
2 Harga per Kwh (Rp) 600
2.400
Sumber: Diolah dari Data Primer 2019
d. Penggunaan Biaya Overhead Pabrik Tetap
Biaya overhead pabrik tetap adalah biaya overhead pabrik yang tidak
mengalami perubahan walau terjadi perubahan dalam jumlah unit produksi. Biaya
overhead tetap yang digunakan pada CV. Hasil Laut adalah sebagai berikut:
1) Pajak Bumi dan Bangunan
Biaya pajak bumi dan bangunan adalah biaya pajak yang bersifat kebendaan
dalam arti besarnya pajak terutang ditentukan oleh keadaan objek yaitu bumi dan
34

atau bangunan. Keadaan subjek tidak ikut menentukan besarnya pajak. Biaya ini
dibayarkan per satu tahun sekali.
Tabel 4.10: Pengeluaran Biaya Pajak Bumi dan Bangunan per Bulan
No Keterangan Jumlah
1 Besaran pajak per tahun 98.000
2 Harga per bulan 8.167
8. 167
Sumber: Diolah dari Data Primer 2019
35

BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
a. Produsen CV. Hasil Laut telah melakukan perhitungan biaya produksi untuk
cold storage ikan. Perhitungan harga pokok produksi yang dilakukan oleh CV.
Hasil Laut masih sangat sederhana dengan menghitung biaya-biaya yang
dikeluarkan dalam proses produksi, biaya yang dihitung oleh CV. Hasil Laut
sebagai biaya produksi adalah biaya bahan baku, overhead (belum terperinci),
dan biaya tenaga kerja. Masih terdapat biaya overhead yang dikeluarkan dalam
proses produksi namun CV. Hasil Laut tidak menghitung biaya tersebut. Hasil
perhitungan harga pokok produksi yang dilakukan CV. Hasil Laut atas produk
tape dan prol tape adalah sebagai berikut:
1) Ikan : Rp 9.435 / kg
b. Perhitungan biaya produksi yang dilakukan dengan metode full costing pada
CV. Hasil Laut ialah dengan menghitung seluruh biaya yang dikeluarkan dalam
proses produksi ikan. Adapun biaya yang dibebankan pada produksi tape adalah
biaya bahan baku, overhead, dan biaya tenaga kerja. Hasil perhitungan biaya
produksi dengan metode full costing adalah:
1) Ikan : Rp 9.597
c. Perhitungan harga pokok produksi dengan metode perusahaan dan metode full
costing memiliki perbedaan. Perbedaan tersebut terletak pada biaya overhead
yang dihitung pada proses perhitungan biaya produksi yang dilakukan
perusahaan hanya beberapa saja dan tidak dibebankan oleh perusahaan. Pada
perhitungan harga pokok produksi dengan metode full costing harga pokok
produksi yang dihasilkan lebih besar dibandingkan dengan perhitungan harga
pokok produksi dengan metode perusahaan. Harga pokok produksi dengan
metode full costing lebih tinggi dari metode tradisional, hal ini mengakibatkan
profit yang diharapkan didapat oleh perusahaan tidak seperti yang diharapak
atau lebih kecil. Hendaknya perusahaan dalam menghitung biaya produksi
disamping menghitung keuntungan yang didapatkan hendaknya menggunakan
full costing agar seluruh biaya produksi terhitung tanpa terkecuali.
5.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, maka saran yang
dapat diberikan dari penelitian ini sebagai berikut:
1. Sebaiknya CV. Hasil Laut menggunakan metode full costing dalam mengitung
biaya produksinya karena metode ini lebih akurat dibandingkan dengan metode
yang dilakukan oleh perusahaan. Metode full costing merinci seluruh biaya
36

produksi yang terkait dengan proses produksi sehingga hasil perhitungan yang
diperoleh menunjukkan hasil aktual yang dikeluarkan selama proses produksi.
2. Jika perusahaan menggunakan metode full costing dalam menghitung biaya
produksinya maka perusahaan harus:
1) Mengidentifikasi seluruh biaya yang digunakan dalam proses produksi
2) Membedakan antara biaya variabel dengan biaya tetap
3) Memisahkan biaya produksi dengan biaya non produksi
4) Memperhitungkan biaya produksi selain biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja langsung, dan biaya overhead
3. Sebaiknya CV. Hasil Laut memperhitungkan biaya gaji pemilik karena pemilik
juga ikut bekerja pada proses produksi.
37

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Thamrin dan Tantri, Francis. 2014. Manajemen Pemasaran. PT. Raja
Grafindo Persada: Jakarta

Arbi, 2018, Analisis Saluran Dan Tingkat Efisiensi Pemasaran Beras Semi
Organik di Kecamatan Rambutan Kabupaten Banyuasin. JSEP Vol 11
No. 1 Maret 2018

Assauri, 2010, Manajemen Pemasaran Dasar, Konsep, dan Strategi. PT Raja


Grafindo Persada. Jakarta.

Artikel di Kompas.com dengan judul "Produksi Tangkapan Laut Melonjak


Drastis", https://ekonomi.kompas.com/read/2017/08/21/165224326/produksi-
tangkapan-laut-melonjak-drastis.

Baitah, 2017, Efisiensi Pemasaran Dan Strategi Pengembangan Pemasaran


Kopi Rakyat Desa Gombengsari Kecamatan Kalipuro Banyuwangi.
Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian

Burhannudin, 2018, Analisis Efisiensi Dan Faktor Yang Mempengaruhi Saluran


Pemasaran. MIX: Jurnal Ilmiah Manajemen, Volume VIII, No. 1, Feb 2018

Business & management Journal Bunda Multa.Vol 3:19-25 .

Elpawati, 2014, Analisis Efisiensi Saluran Pemasaran Ikan Bandeng Desa


Tambak Sari, Kecamatan Tirtajaya, Kabupaten Karawang. Jurnal
Agribisnis, Vol. 8, No. 1, Juni 2014, [ 83 - 110 ].

Fardani, 2015, Analisis Efisiensi Pemasaran Dan Strategi Pemasaran Jahe


Gajah (Zingiber offinale Rosc.) Di Kabupaten Jember

Fandari, 2014, Analisis Margin Dan Efisiensi Pemasaran Day Old Duck (DOD)
Pada Beberapa Lembaga Pemasaran Di Kabupaten Sidrap

Hapsari TD. 2014. Distribusi dan Margin Pemasaran Hasil Tangkapan Ikan
Tongkol (Euthynnus Affinis) di TPI Ujungbatu Jepara. Jurnal Ilmu
Perikanan dan Sumberdaya Perairan Vol. 2 No. 2.

Haryanti, 2015, Analisis Efisiensi Pemasaran Ikan Patin (Pangasius Sp) Di


Cindai Alus Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan. Jurnal Fish Scientiae,
Volume 5 Nomor 9, Juni 2015, hal.47-48
38

Harisudin, 2017, Saluran Pemasaran Beras Organik Di Kabupaten Boyolali.


Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian ISSN 2580-0566.

Jumiati, 2013, Analisis Saluran Pemasaran Dan Marjin Pemasaran Kelapa


Dalam di Daerah Perbatasan Kalimantan Timur. Jurnal AGRIFOR
Volume XII Nomor 1, Maret 2013.

Karyawan, 2014, Analisis Penampilan Pasar Bawang Merah di Kabupaten


Lombok Barat. GaneÇ Swara Vol. 8 No.2 September 2014

Kerin, R. A., S. W. Hartley, and W. Rudelius (2013). Marketing. 11th. Edition.


USA:McGraw-Hill Irwin.

Kodrat, David Sukardi. 2009. Manajemen Distribusi: Old Distribution Channel and
Postmo Distribution Channel Approach Berbasis Teori dan Praktik. Edisi
Pertama: Graha Ilmu, Yogyakarta

Kotler, Philip. 1997. Manajemen Pemasaran, Analisis Perencanaan,Implementasi


dan Pengendalian, Alih Bahasa Adi Zakaria Afiff, Edisi ke7, Volume 11,
Lembaga Penerbit FE-UI, Jakarta. _, 2005. Manajemen Pemasaran. Edisi
Kesebelas Jilid Dua. Jakarta:Indeks.

Kompas.com dengan judul "Ikan Lemuru Muncar, Dulu Dibuang-buang


SekarangMenghilang(2)",https://regional.kompas.com/read/2018/05/22/1516
2081/ikan-lemuru-muncar-dulu-dibuang-buang-sekarang-menghilang-
2..https://kkp.go.id/artikel/1115-laporan-kinerja-kkp-2016

Kotler, Philip dan Amstrong, Gary. 1996. Dasar-dasar Pemasaran Jilid 1. Jakarta:
Prenhallindo.

Kotler, P. 1997. Manajemen Pemasaran Jilid 2. Jakarta: Prehallindo.

Kurniati, 2012, Analisis Saluran Distribusi Dan Efisiensi Pemasaran Pupuk


Bersubsidi di Kecamatan Selakau Kabupaten Sambas.

Lupiyoadi, R. Dan Hamdani, A. 2006. “Manajemen Pemasaran Jasa Edisi


2”Salemba Empat Jakarta.

Machfoedz, Mahmud. 2005. Pengantar Pemasaran Modern. Yogyakarta: UNIT


PENERBIT DAN PERCETAKAN

Nasution. 2008. Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara.

Nazir. 2005. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.


39

Nuriati, 2017, Analisis Efisiensi Saluran Pemasaran Ikan Tongkol Hasil


Tangkapan Nelayan Di Desa Seraya Timur Kecamatan Karangasem. e-
journal Jurusan Pendidikan Ekonomi Vol: 10 No: 2 Tahun: 2017

Pearce, J. dan Robinson, R. 1997. “Manajemen Stratejik Jilid I” Binarupa Aksara


Jakarta

Prayogo. 2007. Potensi Pasar dan Masalah Pemasaran Vanili, Pala dan Kayu
Manis Indonesia. Jurnal. Puslitbangbun. P. 26-39

Purnomo, Setiawan Hari dan Zulkieflimansyah. 1996. Manajemen Strategi.Jakarta :


Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Sihombing, 2015,

Sudiyono, A. 2002. Pemasaran Pertanian. Universitas Muhamadiyah Malang,


Malang.

Sugiyono.2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung:


CV. ALFABETA..

Soetriono dan Rita Hanafie. 2007. Filsafat Ilmu dan Metodologi Penelitian.
Yogyakarta: CV. Andi Offset

Widiarti, Eka. 2010. Analisis Margin Pemasaran Jahe di Kabupaten Wonogiri.


Skripsi. Fakultas Pertanian : Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Winardi. 1989. Strategi Pemasaran (Marketing Strategi). Bandung: Mandar Maju.

Wiwiek, Rosita. 2011. Analisis Pemasaran Jahe (Zingiber Officinale ) di


Kabupaten Karanganyar. Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Sebelas
Maret Surakarta.

Anda mungkin juga menyukai