Anda di halaman 1dari 8

1

Jurnal Ekonomi Invoice Fakultas Ekonomi Dan Bisnis


Volume 1 No 2 Tahun 2020

ANALISIS RANTAI DISTRIBUSI KOMODITAS IKAN


BANDENG (Studi Kasus Pada Petani Tambak
Di Kecamatan Ma’rang Kabupaten Pangkep)

Faried Ma’ruf
Universitas Muhammadiyah Makassar
(faried.m13@gmail.com)

ABSTRACT
FARIED MA’RUF, 2019. Analysis of Distribution Chain of Milkfish Commodity
(Case Study of Fish Farmers in Kecamatan Ma'rang Kabupaten Pangkep),
Thesis of the Faculty of Economics and Business, Department of Management,
Muhammadiyah University, Makassar. Supervised by Advisor I Dr. Buyung
Romadhoni, SE., M. Si, M.Si and Advisor II Alamsjah, SE., MM.
This study aims to determine the distribution chain of milkfish commodities
in Kecamatan Ma'rang Kabupaten Pangkep. This type of research is a qualitative
descriptive study. The data processed is the result of observations and
documentation of researchers and the results of interviews from relevant
informants ranging from milkfish pond farmers and marketing intermediaries. In
this study, researchers used the Miles and Huberman model of data analysis
methods which are divided into 3 steps, namely data reduction, data
presentation, and drawing conclusions.
The results of this study indicate that there are two distribution chains of
milkfish in Kecamatan Marang namely distribution chain 1: from fish farmers to
fish auctions then bought by fish retailers and finally to consumers, and
distribution chain 2: from fish farmers to fish auctions to fish traders then go to the
last fish retailer to consumers.
Keywords: Distribution Chain, Milkfish

ABSTRAK
FARIED MA’RUF, 2019. Analisis Rantai Distribusi Komoditas Ikan Bandeng
(Studi Kasus Pada Petani Tambak Di Kecamatan Ma’rang Kabupaten Pangkep),
Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Manajemen Universitas
Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Pembimbing I Dr. Buyung
Romadhoni, SE., M. Si, M.Si dan Pembimbing II Alamsjah, SE., MM.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rantai distribusi komoditas ikan
bandeng di Kecamatan Ma’rang kabupaten Pangkep. Jenis penelitian yang
digunakan adalah peneltian deskriptif kualitatif. Data yang diolah adalah hasil
dari observasi dan dokumentasi peneliti serta hasil wawancara dari para informan
terkait mulai dari para petani tambak ikan bandeng dan para perantara
pemasaran. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode analisis data
model Miles dan Huberman yang terbagi menjadi 3 langkah, yaitu reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat dua rantai distribusi
ikan bandeng petani tambak di Kecamatan Marang yaitu rantai distribusi 1 : dari
petani tambak ke pelelangan ikan kemudian dibeli oleh pengecer ikan dan

https://journal.unismuh.ac.id/index.php/invoice
2

Jurnal Ekonomi Invoice Fakultas Ekonomi Dan Bisnis


Volume 1 No 2 Tahun 2020

terakhir ke konsumen, dan rantai distribusi 2 : dari petani tambak ke pelelangan


ikan ke pedagang besar kemudian ke pengecer ikan terakhir ke konsumen.
Kata Kunci: Rantai Distribusi, Ikan Bandeng

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Distribusi sangat penting dalam menjalankan sebuah usaha perikanan
karena distribusi merupakan kegiatan ekonomi yang berpengaruh terhadap tinggi
rendahnya pendapatan petani tambak atau nelayan. Untuk mendapatkan
keuntungan yang optimal, maka diperlukan adanya sistem distribusi yang
efisisen agar tidak terjadi selisih harga/margin yang sangat tinggi antara
produsen dan konsumen dan semua pihak terkait mendapatkan keuntungan
yang adil. Semakin tinggi margin pemasaran berarti semakin tidak adil dan
sebaliknya, Soekartawi(1989). Selisih harga yang tinggi terjadi akibat panjang
pendeknya rantai distribusi. Harga yang tinggi di tingkat konsumen belum tentu
memberikan keuntungan yang tinggi bagi petani tambak ikan.
Selisih harga ikan yang dijual hingga ke tangan konsumen oleh pedagang
ikan bukan karena pedagang bebas menentukan harga jual ikan yang
telahdibelinya dari petani tambak dengan harga yang murah. Dalam menentukan
harga pedagang ikan pastilah menggunakan beberapa pertimbangan.
Pertimbangan tersebut berasal dari perhitungan yang berasal dari proses
distribusi yang berlangsung, karena dalam proses distribusi pedagang ikan
mengeluarkan biaya yang cukup banyak untuk mengangkut ikan dari tempat
pembelian ikan hingga sampai ditempat penyimpanannya.
Komoditi perikanan yang memiliki prospek cukup baik untuk
dikembangkan adalah ikan bandeng (Chanoschanos). Jenis ikan ini banyak
dikembangkan melalui budidaya karena beberapa faktor antara lain, ikan
bandeng mempunyai sifat yang relatif mudah dibudidayakan, pertumbuhan
cepat, dan ikan bandeng bersifat euryhaline, artinya dapat hidup di air dengan
variasi salinitas yang sangat lebar, Wiwik Heny Winasih (2011), serta ikan
bandeng juga memiliki nilai ekonomis yang cukup menjanjikan terutama untuk
pasaran lokal sebagai ikan konsumsi rumah tangga, restoran atau rumah makan,
serta bahan baku industri industri makanan.
Kabupaten Pangkep merupakan daerah dengan produksi ikan bandeng
terbesar di Sulawesi Selatan yang tersebar dienam Kecamatan meliputi
Kecamatan Ma’rang, Pangkajene, Bungoro, Labbakang, Segeri, dan Mandalle.
Kecamatan Ma’rang merupakan salah satu daerah dengan produksi ikan
bandeng yang besar di Kabupaten Pangkep. Sebagian besar mata pencaharian
masyarakatnya adalah membudidayakan Ikan Bandeng. Dalam kegiatan
produksi ikan bandeng yang dilakukan oleh para petani tambak pada umumnya
masih menggunakan sistem tradisional, mulai dari operasional hingga
manajemen keuangan petani tambak masih menggunakan sistem tradisional.
Distribusi hasil budidaya ikan bandeng petani tambak di Kecamatan
Ma’rang Kabupaten Pangkep tidak terlepas dari peranan pihak-pihak terkait yang
menyalurkan ikan hasil budidaya petani tambak ke konsumen akhir. Masalah
yang timbul adalah semakin banyak pihak-pihak yang terkait dalam proses
distribusi dan pemasaran maka harga yang diterima para petani tambak menjadi

https://journal.unismuh.ac.id/index.php/invoice
3

Jurnal Ekonomi Invoice Fakultas Ekonomi Dan Bisnis


Volume 1 No 2 Tahun 2020

rendah sedangkan para konsumen harus membayar dengan harga yang cukup
mahal. Perbedaan harga jual dan harga beli yang besar antara petani tambak
dan konsumen menunjukkan adanya jalur distribusi ikan bandeng yang sangat
panjang dari petani tambak hingga ke konsumen.

TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan Teori

1. Distribusi menurut Salim (2000) memiliki dua kategori, yaitu pemindahan


bahan dan hasil produksi dengan menggunakan sarana disribusi dan
mengangkut penumpang dari suatu tempat ke tempat lain. Menurut Pandji
Anoraga (2004) distribusi merupakan masalah lain yang akan dihadapi
perusahaan pada saat produk selesai diproses. Distribusi ini menyangkut cara
penyampaian produk ke tangan konsumen. Distribusi diperlukan karena
sumber kebutuhan manusia tidak sembarang tempat. Selain itu, bahan baku
tersebut harus melalui tahapan produk yang lokasinya tidak selalu di lokasi
manusia sebagai konsumen.
2. Saluran distribusi
Menurut Fajar (2008), saluran pemasaran atau saluran distribusi adalah
serangkaian organisasi yang terkait dalam semua kegiatan yang digunakan
untuk menyalurkan produk dan status pemiliknya dari produsen ke konsumen.
Hal ini menunjukan bahwa perusahaan dapat menggunakan lembaga atau
perantara untuk dapat menyalurkan produknya kepada konsumen akhir.
Perusahaan menyerahkan sebagian tugas penjualannya kepada pihak lain,
dikarenakan ada alasan yang menguntungkan bagi perusahaan untuk
memberikan tugas penjualan produknya kepada organisasi perantara.
3. Komoditas perikanan
Komoditas perikanan memiliki karakteristik khas, karakteristik komoditi
perikanan meliputi:
a) Mudah rusak (perishability)
lkan memiliki sifat mudah rusak karena ikan secara umum memiliki
komposisi air sekitar 60% dari berat ikan, dimana air merupakan media
utama bagi kehidupan bakteri, jamur dan sejenisnya yang akan
mempercepat penurunan kualitas ikan jika tidak dilakukan penanganan
yang tepat dan cepat. Handling adalah salah satu bagian dari fungsi
pengadaan secara fisik pada fungsi pemasaran. Setiap penundaan
penanganan ikan akan menyebabkan penurunan kualitas dan hilangnya
berat yang mempengaruhi harga jual. Peranan sistem pemasaran adalah
menghambat 3D (death/hancur, decacy/rusak, deterioration/penurunan)
dari komoditi tersebut.
b) Musiman (seasonal)
Sifat musiman komoditi perikanan terkait sulitnya produsen menjual hasil
produksinya dengan harga yang waiar. Seringkali saat musim panen,
harga jual ikan menurun. Sehingga peran pemasaran adalah
menyediakan stok yang cukup untuk saat tidak musim ikan melalui
kegiatan storage sebagai salah satu fungsi pengadaan secara flsik yang
menciptakan time utility.
c) Butuh ruang yang banyak (bulkiness)

https://journal.unismuh.ac.id/index.php/invoice
4

Jurnal Ekonomi Invoice Fakultas Ekonomi Dan Bisnis


Volume 1 No 2 Tahun 2020

Karakter ini berdampak pada perlunya biaya transportasi yang lebih besar
karena dalam satu kali pengangkutan hanya dapat mengangkut ikan
dalam iumlah yang dibatasi oleh ruang dan berat ikan.
d) Tidak seragam (non homogenity)
Komoditi perikanan dengan sifat tidak seragam berdampak juga pada
besarnya biaya penanganan karena memerlukan biaya penyortiran
sekaligus memakan waktu penanganan dan dapat berdampak penurunan
kualitas. Fungsi grading dan standarisasi diperlukan untuk mengatasi
permasalahan pemasaran ini, Zainal Abidin dkk (2017).

Kerangka Pikir/ Kerangka Konsep


Secara sederhana, kerangka pemikiran dalam penelitian ini ditunjukkan
dengan bagan sebagai sebrikut:

Petani Tambak/ Produsen Kendala Produksi


Ikan Bandeng

Perantara Pemasaran Kendala Distribusi

Konsumen

Gambar
Kerangka konsep

METODE PENELITIAN

Teknik Analisis
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode analisis data model
Miles dan Huberman yang dikutip Sugiyono (2012) secara interaktif yang terbagi
menjadi 3 langkah, yaitu:
1. Reduksi data, merupakan langkah awal dalam menganalisis data dalam
sebuah penelitan. Kegiatan reduksi data dalam penelitian bertujuan untuk
mempermudah peneliti dalam memahami data yang dikumpulkan.

https://journal.unismuh.ac.id/index.php/invoice
5

Jurnal Ekonomi Invoice Fakultas Ekonomi Dan Bisnis


Volume 1 No 2 Tahun 2020

2. Penyajian data Data dalam proses penyajian data, peneliti menyajikan data
secara jelas dan singkat untuk memudahkan dalam memahami masalah-
masalah yang diteliti, baik secara keseluruan maupun bagian demi bagian.
3. Menarik kesimpulan, Penarikan kesimpulan adalah bagian ketiga dan
unsur penting dalam teknik analisis data pada penelitian kualitatif. Dari
proses pengumpulan data, peneliti mencatat semua proses yang terjadi,
melihat sebab akibat dalam sebuah penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Ojek Penelitian
Kecamatan Ma’rang memiliki luas wilayah 75,22 Km2 yang berada dalam
wilayah pemerintah Kabupaten Pangkep dengan batas-batas wilayah sebagai
berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Segeri
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Barru
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Labbakkang
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Liukang Tupabbiring

Tabel
Luas Tambak Kecamatan Ma’rang

Desa/ Kelurahan Luas Tambak


(Ha)
Talaka 1131,09
Attangsalo 92,45
Padanglampe -
Alesipitto -
Ma’rang 291,16
Bonto-bonto 421,03
Pitue 435,30
Pitusunggu 311,19
Tamangapa 480,08
Punranga -
Jumlah 3164,1
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Pangkep

https://journal.unismuh.ac.id/index.php/invoice
6

Jurnal Ekonomi Invoice Fakultas Ekonomi Dan Bisnis


Volume 1 No 2 Tahun 2020

2. Karakterstik Infoman
Tabel
Karakterstik Infoman
No Nama Petani Luas Status Kepemilikan Pengalaman
. Tambak Tambak Usaha
Tambak
1 Sainuddin 1,25 Ha Milik sendiri dan sewa 17 tahun
2 Makmur 2,75 Ha Milik sendiri 30 tahun
3 Bora 80 Are Milik sendiri 30 tahun
4 Colle 40 Are Milik sendiri 35 tahun
5 Haddad 20 Are Milik sendiri 10 tahun
6 Wahid 2 Ha Milik sendiri 30 tahun
7 Bonang 30 Are Sewa 10 tahun
Sumber: Data Hasil Wawancara

Pembahasan Penelitian
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan petani tambak dan
para perantara pemasaran ikan bandeng di Kecamatan Ma’rang Kabupaten
Pangkep menunjukkan ada dua rantai distribusi komoditas ikan bandeng yaitu:
1. Rantai Distribusi 1

Petani Tambak

Pelelangan Ikan

Pedagang Pengecer

Konsumen

Gambar
Rantai Distribusi 1

Petani tambak ikan bandeng di Kecamatan Ma’rang Kabupaten Pangkep


membawa langsung hasil produksi ikan bandeng mereka ke tempat
pelelangan ikan yang berlokasi di Pasar Sentral Pangkajene Kabupaten
Pangkep menggunakan kendaraan roda dua, roda tiga, dan mobil bak
terbuka. Dalam kegiatan ini terkadang para petani tambak mengeluarkan

https://journal.unismuh.ac.id/index.php/invoice
7

Jurnal Ekonomi Invoice Fakultas Ekonomi Dan Bisnis


Volume 1 No 2 Tahun 2020

biaya sewa kendaraan untuk mengangkut ikan hasil panen ke tempat


pelelangan ikan. Dalam hal ini juga para petani mengeluarkan biaya
tambahan untuk membeli es balok jika diperlukan agar ikan yang mereka
angkut tetap dalam kondisi segar sampai ke pelelangan.
Kegiatan pelelangan ikan mulai ramai pada malam hari. Berdasarkan
hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti terhadap kegiatan pelelangan ikan
bandeng di Pelelangan Ikan Pasar Sentral Pangkajene tanggal 23 Oktober
2019 jam 19.30 terlihat para Punggawa (Bos) pelelangan telah bersiap dan
menunggu petani tambak membawa ikan di tempat mereka. Setelah ikan para
petani sampai di tempat pelelangan ikan, pihak pelelangan langsung
melakukan pembokaran terhadap ikan bandeng yang dibawa oleh petani
tambak. Dalam kegiatan pembongkaran ini juga dilakukan sortir atau
pemisahan terhadap ikan-ikan yang tidak layak jual. Sortasi juga dilakukan
untuk memisahkan ikan berdasarkan ukuran dan jenisnya agar memudahkan
Punggawa (Bos) pelelangan dalam menentukan harga.
Dalam kegiatan pelelangan ikan akan terjadi proses tawar-menawar antara
pihak pelelangan dengan para pengecer ikan. Pengecer ikan adalah pihak
yang membeli ikan di tempat pelelangan untuk dijual kembali kepada
konsumen. Dalam rantai distribusi 1, umumnya para pengecer membeli ikan di
pelelangan untuk dijual kembali di dalam daerah Kabupaten Pangkep.

2. Rantai Distrbusi 2

Petani Tambak
.

Pelelangan Ikan

Pedagang Besar

Pedagang Pengecer

Konsumen

Gambar
Rantai Distribusi 2

Pada rantai distribusi 2, petani tambak membawa hasil produksi ikan


bandeng mereka ke pelelangan ikan. Kemudian ikan bandeng di pelelangan
akan dibeli oleh pedagang besar yang berasal dari luar daerah Kabupaten
Pangkep. Ikan dari Pedagang besar selanjutnya akan dijual kembali kepada

https://journal.unismuh.ac.id/index.php/invoice
8

Jurnal Ekonomi Invoice Fakultas Ekonomi Dan Bisnis


Volume 1 No 2 Tahun 2020

para pengecer ikan yang ada di luar daerah Kabupaten Pangkep seperti
Kabupaten Jeneponto, Bantaeng dan daerah lainnya.
Perbedaan antara kedua rantai distribusi diatas yaitu pada rantai distribusi
melibatkan pedagang besar dalam proses distribusi ikan bandeng dari petani
tambak sampai kepada konsumen. Sedangkan pada rantai distribusi 1 para
pengecer ikan membeli langsung ikan bandeng di pelelangan ikan untuk dijual
kepada konsumen.

PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan
yaitu rantai distribusi komoditas ikan bandeng petani tambak di Kecamatan
Ma’rang terdapat dua rantai distribusi yaitu:
1. Dari petani tambak menjual ikan bandeng hasil produksinya di pelelangan
ikan kemudian dibeli oleh pengecer ikan hingga sampai kepada konsumen.
2. Dari petani tambak menjual ikan bandeng hasil produksinya di pelelangan
ikan kemudian dibeli oleh pedagang besar dari luar daerah Kabupaten
Pangkep, dari pedagang besar kemudian menjualnya kepada pengecer ikan
hingga sampai kepada konsumen.

Saran
1. Petani tambak disarankan agar lebih aktif dalam mencari informasi tentang
bagaimana cara budidaya dan pemasaran ikan bandeng secara efektif
dengan hasil produksi dan pejualan lebih optimal.
2. Untuk peneliti selanjutnya agar melakukan penelitian serupa dengan
referensi data yang lebih lengkap dan analisis lebih mendalam agar hasil
penelitian lebih baik dan akurat.

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, et al., 2017. Pemasaran Hasil Perikanan. UBPress. Malang.


Anoraga, P. 2014. Manajemen Bisnis. Rineka Cipta. Jakarta.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Pangkep. 2018. Kecamatan Ma’rang Dalam
Angka 2018. BPS Kabupaten Pangkep.
Lakasana dan Fajar. 2008. Managemen Pemasaran Pendekatan Praktis. Graha
Ilmu. Yogyakarta.
Salim, H. A. A. 2000. Manajemen Transportasi.Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta.
Bandung.

https://journal.unismuh.ac.id/index.php/invoice

Anda mungkin juga menyukai