PENDAHULUAN
tinggi, spesies endemik yang langka dengan garis pantai 124 km, memiliki 8 buah
pulau, terdiri dari 5 pulau berpenghuni dan 3 tidak berpenghuni, SDM aparatur
berjumlah 3000 nelayan, 107 pengolah, 176 pemasaran ikan dan 32 pembudidaya
satu bisnis perikanan. Triyanti dan Safitri, (2012) menjelaskan bahwa pemasaran
produk merupakan salah satu komponen pasca produksi yang perlu mendapatkan
perhatian yang lebih karena merupakan kunci dalam pengembangan usaha. Produk
perhatian khusus.
pemasaran ikan laut. Kegiatan pemasaran ini menjadi salah satu faktor penentu
penyalurnya, perantara ini merupakan suatu kegiatan yang berdiri sendiri yang
1
rendahnya pendapatan nelayan dan pedagang eceran. Panjang pendeknya proses
distribusi pemasaran berpengaruh terhadap harga dari barang pada konsumen terakhir.
Distribusi hasil tangkapan ikan di lakukan oleh nelayan kepada pedagang eceran.
Biasanya pedagang eceran dari Kelurahan Sasa dan Jambula menghampiri nelayan
untuk mengambil ikan hasil tangkapan di Kelurahan Rua dalam jumlah yang besar,
kemudian ikan tersebut di jual kepada konsumen. Harga akhir dari ikan ynag dijual
oleh para pedagang merupakan faktor penting dalam pemasaran. (Jansen dkk., 2016).
ikan jika pedagang eceran ingin berjualan di pasar. Oleh karena itu, penulis
melakukan penelitian dengan judul “Distribusi dan Pola Pemasaran Ikan Yang
berjualan di pinggir jalan Kota Ternate tepatnya di Kelurahan Sasa dan Jambula.
Hal ini disebabkan karena keterbatasan ekonomi dan tidak memiliki tempat untuk
berjualan di pasar. Selain itu, bagi pedagang eceran di Kelurahan Sasa dan
2
keluarkan. Berdasarkan hal tersebut, maka permasalahan dalam penelitian ini
1. Bagi peneliti
Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan bagi peneliti dalam mengkaji
distribusi dan pola pemasaran ikan yang diperdagangkan oleh pedagang eceran.
2. Bagi Pemerintah
3
distribusi dan pola pemasaran ikan yang diperdagangkan oleh pedagang eceran
4
2. TINJAUAN PUSTAKA
pemindahan bahan dan hasil produksi dengan menggunakan sarana distribusi dan
mengangkut penumpang dari suatu tempat ke tempat lain. Menurut Gumilang dkk.
(2014), distribusi merupakan masalah lain yang akan dihadapi perusahaan pada
saat produk selesai diproses. Distribusi ini menyangkut cara penyampaian produk
tidak sembarang tempat. Selain itu, bahan baku tersebut harus melalui tahapan
gerobak, kereta api, truk terbuka atau truk boks yang dilengkapi unit pendingin
mekanis. Pada distribusi ikan segar harus didinginkan sampai mendekati suhu 0ºC
agar ikan dapat bertahan lebih dari 10 hari. Syarat untuk mempertahankan ini
adalah ikan harus dikelilingi oleh hancuran es yang cukup halus dan kerendahan
lewat laut harus memiliki kontruksi palka pada kapal yang lebih baik karena
goncangan-goncangan di laut lebih sering terjadi, apalagi di saat cuaca buruk dan
gelombang besar.
5
3. Distribusi lewat udara
terbang. Pesawat terbang adalah sarana distribusi yang paling cepat bila
dibandingkan dengan sarana distribusi darat dan laut, tetapi biayanya paling besar.
Oleh karena itu, distribusi lewat udara tepat untuk mengangkut hasil tangkapan
yang harganya mahal dan memerlukan waktu yang singkat agar cepat sampai di
1. Sarana angkutan, berupa peralatan yang dipakai untuk mengangkut barang dan
menampungnya.
melakukan operasi.
serangkaian organisasi yang terkait dalam semua kegiatan yang digunakan untuk
menyalurkan produk dan status pemiliknya dari produsen ke konsumen. Hal ini
6
untuk dapat menyalurkan produknya kepada konsumen akhir. Perusahaan
langsung.
1. Perantara Pedagang
Pedagang besar adalah suatu unit usaha yang membeli dan menjual
pemakai industri, pemakai lembaga, dan pemakai komersial yang tidak menjual
dalam volume yang sama kepada konsumen akhir. Pedagang besar membeli
dalam jumlah besar dan menjual dalam jumlah besar atau kadang-kadang disebut
b. Pengecer (retailer)
7
Pengecer atau toko pengecer adalah sebuah lembaga yang melakukan
kegiatan usaha menjual barang kepada konsumen akhir untuk keperluan pribadi
(non bisnis). Kegiatan ini berhubungan langsung dengan penjualan barang atau
2. Perantara Agen
dengan penjualan atau distribusi barang, tetapi tidak mempunyai hak untuk
a. Agen penunjang
beberapa aspek pemindahan barang dan jasa. Agen penunjang dibagi dalam
beberapa golongan:
2) Agen penyimpanan
b. Agen pelengkap
1) Jasa bimbingan/konsultasi
2) Jasa finansial
3) Jasa informasi
8
Pola pemasaran melibatkan beberapa lembaga pemasaran agar dapat
menyalurkan produk dengan tepat dan cepat. Hal ini dikarenakan nelayan sebagai
konsumen. Oleh karena itu, pedagang eceran memegang peranan penting dalam
(Sumardianto, 2016).
barang atau jasa kepada perorangan untuk keperluan diri sendiri, keluarga atau
rumah tangga. Sedangkan pengecer adalah pengusaha yang menjual barang atau
jasa secara eceran kepada masyarakat sebagai konsumen, ritel perorang atau
peritel kecil memiliki jumlah gerai bervariasi, mulai dari satu gerai hingga lebih.
Pedagang eceran ikan laut merupakan suatu usaha di bidang perikanan. Peran
pedagang eceran ikan ini memberikan kontribusi yang besar pada rantai pemasaran
ikan. Bagi pihak pedagang eceran, perbedaan antara penerimaan dan besar biaya
yang dikeluarkan menentukan besar kecilnya laba yang akan diperoleh. Perbedaan
modal yang ditanamkan oleh pedagang eceran pada suatu usaha umumnya cenderung
sangat tergantung dari besarnya modal yang ditanamkan untuk pembelian ikan dan
konsumen dalam batas jumlah yang kecil harus ada mata rantai yang mengerjakan
pembagian barang tersebut dari jumlah yang besar menjadi jumlah yang lebih kecil,
9
sehingga dapat dibeli oleh konsumen. Aktivitas yang demikian merupakan proses
distribusi yang dilakukan oleh pedagang eceran ikan laut segar (Hapsari, 2014).
yang ditekuninya diantaranya modal usaha, jumlah ikan yang terjual, harga ikan
laut segar dan pengalaman berusaha karena ini berhubungan erat dengan
2.3. Pendapatan
yang diterima oleh penduduk atas prestasi kerjanya selama satu periode, baik harian,
setiap kegiatan produksi yang dilakukan maka output tersebut akan dijual kepada
dari setiap output yang dijual. Pendapatan yang diterima oleh produsen sebagian
Pendapatan yang diharapkan tentu saja memiliki nilai positif dan semakin
perbedaan harga yang dibayar konsumen dengan harga yang diterima produsen.
10
permintaan penawaran. Margin terdiri dari komponen biaya dan keuntungan yang
pada keuntungan dari kepuasan konsumen yang tinggi. Agar prduksi berjalan
dengan baik maka peran nelayan sangat berpengaruh pada bahan baku ikan yang
keempat). Di Kelurahan Sasa dan Jambula terdapat 3 macam tipe saluran pemasaran
yaitu, P1 merupakan saluran pemasaran pertama yang dilakukan oleh nelayan dan
kedua, yang dilakukan oleh pedagang eceran yang menetap atau bergerak
Dalam menunjang proses penelitian, agar tetap terarah pada fokus penelitian,
maka disusun suatu kerangka dalam penelitian ini. Penelitian ini merupakan penelitian
deskripsi yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana saluran distribusi dan pola
11
Nelayan
Pedagang eceran
Kesejahteraan pedagang
eceran
12
Dari kerangka pikir diatas maka dapat diketahui bahwa, nelayan adalah
salah satu pelaku perikanan yang menjalankan usaha penangkapan ikan dan
pinggir jalan. Oleh karena itu, peneliti perlu menganalisis besarnya pendapatan
pedagang eceran dan distribusi pemasaran ikan. Distribusi dan pola pemasaran
ikan dianalisis karena mempengaruhi besarnya pendapatan yang diperoleh jika dilihat
dari harga jual ikan. Sedangkan tingkat pendapatan pedagang eceran dianalisis untuk
13
3. METODOLOGI PENELITIAN
Data hasil penelitian ini berupa fakta-fakta yang ditemukan pada saat di lapangan
distribusi dan pola pemasaran ikan oleh pedagang eceran dengan cara melakukan
pedagang eceran.
Kelurahan Sasa dan Jambula Kota Ternate. Berikut peta lokasi pada Gambar 2.
14
3.3. Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini dapat di lihat pada tabel 1.
Tabel 1. Peralatan
No Peralatan Kegunaan
1 Alat tulis menulis Menuliskan data
2 Kamera Dokumentasi
Kuesioner Sampling yang digunakan utuk
3
mewawancarai responden
Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan pedagang eceran yang ada di
Kelurahan Sasa dan jambula Kota Ternate. Sedangkan dalam pengambilan sampel
digunakan tipe purposive sampling (sampel dengan sengaja) yaitu cara pengambilan
sampel berdasarkan kriteria tertentu (Rini, 2017). Kriteria yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah pedagang eceran yang menjual ikan. Tercapainya data dilakukan
didapatkan bisa diasumsikan bahwa data yang terkumpul bisa terwakili atau bisa
subjek melalui pengujian terhadap hubungan tersebut (satu sampei) secara acak
responden yang terdiri dari 16 orang pedagang eceran dan 3 lainnya adalah nelayan.
Keseluruhan responden baik dari pedagang eceran maupun nelayan betempat tinggal di
Kelurahan Sasa, Jambula dan Rua, sehingga proses pengambilan sampel dapat
15
3.5. Teknik Pengumpulan Data
data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari observasi, dukomentasi
dan wawancara langsung, sedangkan Data sekunder diperoleh dari hasil publikasi
pihak lain. Data primer terdiri dari pedagang eceran sedangkan data sekunder
didapat dari hasil publikasi lain seperti jurnal, buku, dan lain-lain.
a. Analisis Deskriptif
atau bahan keterangan mengenai suatu keadaan dan diselidiki hubungannya satu
dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasi. Penelitian ini
b. Analisis Pendapatan
berikut:
π = TR – TC
Dimana:
16
TC = Total biaya (Rp/bulan)
Dimana, kriteria uji untuk mengetahui pendapatan besar atau tidak yaitu:
1) Jika pendapatan pedagang eceran ikan > UMP, maka pendapatan usaha
2) Jika pendapatan pedagang eceran ikan < UMP, maka pendapatan usaha
apabila nilai TR = TC maka pedagang tidak untung dan tidak rugi, dan apabila
b. Pedagang eceran adalah pengusaha yang menjual barang atau jasa secara
17
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Kota Ternate merupakan salah satu kota penting di Maluku Utara. Kota
Ternate terletak pada koordinat 0º25’41,82” - 1º21’ 21,78” Lintang Utara dan
126º7’32,14” - 127º26’ 32,12” Bujur Timur. Kota Ternate yang memiliki luas
5.709,58 km2 yang terdiri dari daratan seluas 162,03 km2 dan lautannya 5.547,55
Ternate Provinsi Maluku Utara yaitu di Kelurahan Sasa dan Jambula. Kelurahan
Sasa dan Jambula banyak dijumpai pedagang eceran yang berjualan ikan di
pinggir jalan. Faktor utama yang menyebabkan para pedagang eceran lebih
karena dengan berjualan di pinggir jalan biaya yang di keluarkan lebih kecil dari
pada berjualan di pasar misalnya biaya angkut, transportasi dan biaya lainnya.
Kegunaan dari krakteristik agar dapat diketahui adanya aneka ragam dari tiap
responden disesuaikan dari jenis kelamin, usia, pekerjaan dan penghasilan perbulan.
Harapan dari hal tersebut memberi penjelasan mengenai situasi yang memiliki
kaitannya dengan responden terhadap masalah dan tujuan pada lokasi penelitian.
18
Penelitian yang dilaksanakan di kelurahan sasa dan jambula
4.2.1. Umur
distribusi dan pola pemasaran ikan. Umur berpengaruh karena apabila seseorang
yang berada pada usia produktif akan memiliki tingkat kemauan, semangat,
Keadaan umur pedagang ikan eceran di Kelurahan Sasa dan Jambula Kota Ternate
kelompok umur 29–33 tahun sebanyak 6 jiwa dengan persentase 37,5%. Sedangkan
pada kelompok umur 44-48, tidak ditemukan pedagang ikan eceran. Hal ini
menunjukkan bahwa umur pedagang ikan eceran di Kelurahan Sasa dan Jambula
memiliki kemampuan dan ketrampilan terkait dengan pengelolaan usaha yang lebih
19
4.2.2. Tingkat Pendidikan
pedagang ikan eceran terkecil berada pada tingkat SD dan Sarjana sebanyak 1
diperoleh dapat menjadi modal bagi pedagang dalam menjalankan usahanya serta
sebesar-besarnya.
berusaha pedagang ikan eceran di Kota Ternate dapat dilihat pada tabel 4.
20
Berdasarkan tabel 4, pengalaman berusaha pedagang ikan eceran terbesar
berada pada kelompok 1–2 tahun sebanyak 9 jiwa dengan persentase 56,25%.
kelompok 3-4 tahun dan 5-6 tahun sebanyak 2 jiwa dengan persentase 12,5%.
pemasaran ada juga yang disebut dengan retailing yang merupakan seluruh
transaksi di mana pembeli adalah konsumen akhir dari produk dan bukan
termasuk transaksi dengan maksud untuk menjual kembali produk tersebut atau
melalui beberapa saluran tata niaga agar ikan mendapatkan perlakuan pasca panen
untuk menjaga kualitas ikan. Distribusi dilakukan dengan mengambil ikan pada
terdapat 4 jenis jalur distribusi ikan dari nelayan hingga konsumen akhir di
Kelurahan Sasa dan Jambula Kota Ternate yang disajikan pada Gambar 3.
21
Pedagang Pedagang Konsumen
Pengepul Eceran Akhir
Nelayan
Pedagang
Eceran Warung makan
Gambar 3. Skema saluran distribusi dan pola pemasaran ikan di Kota Ternate
a. Saluran Pemasaran 1
eceran. Menurut Hanafiah dan Saefudin (2006), nelayan menjual ikan hasil
menjual ikan segar secara langsung kepada konsumen akhir. Tipe saluran ini
b. Saluran Pemasaran 2
eceran. Kemudian pedagang eceran menjual ikan segar secara langsung kepada
konsumen akhir.
c. Saluran Pemasaran 3
22
Pada saluran pemasaran 3, nelayan menjual ikan segar kepada pedagang
besar. Kemudian pedagang besar menjual ikan segar kepada pedagang eceran.
Pedagang eceran menjual ikan segar secara langsung kepada konsumen akhir.
d. Saluran Pemasaran 4
besar. Kemudian pedagang besar menjual ikan segar kepada pedagang eceran.
Pedagang eceran menjual ikan segar kepada warung makan dan warung makan
mengolah ikan segar menjadi makanan yang akan dinikmati langsung oleh
konsumen akhir.
dengan saluran pemasaran lainnya. Semakin pendek saluran pemasaran maka secara
anggota saluran distribusi menurut Kotler antara lain: informasi, promosi, pemesanan,
1) Informasi
23
a. Pelanggan, Informasi mengenai pelanggan yang perlu dikumpulkan oleh
saluran distribusi: jumlah dan pesaing. Strategi pemasaran pesaing: apa yang
menjadi sasaran dan strategi mereka? apa saja kekuatan dan kelemahan
2) Promosi
membujuk pelanggan sasaran untuk membelinya. Oleh karena itu, perusahaan harus
dapat memilih bentuk-bentuk promosi yang tepat agar tujuan promosi dapat dicapai.
3) Negosiasi
24
Fungsi negosiasi yang dilaksanakan anggota saluran distribusi berhubungan
dengan usaha untuk mencapai persetujuan akhir mengenai harga dan hal-hal lain
kontrak, mutu barang dan jasa yang ditawarkan, volume pembelian, tanggung jawab
4) Pemesanan
oleh anggota saluran pemasaran ke produsen. Pada fungsi ini, anggota saluran distrbusi
rantai pasokan melalui sistem informasi logistik. Pesanan tersebut diteruskan ke gudang
pabrik, yang kemudian diperiksa apakahproduk tersebut ada dalam persediaan. Jika
produk tersebut masih ada dalam persediaan, pesanan terpenuhi dan pengaturan dibuat
untuk pengiriman. Jika produk tersebut tidak ada dalam persediaan, suatu permintaan
5) Pembiayaan
Untuk memiliki sebuah barang, apakah konsumen, penyalur atau pun produsen
diperlukan sejumlah dana. Dalam hal ini mereka harus melaksanakan fungsi
penyebaran dana untuk menutup biaya dari saluran distribusi. Oleh karena fungsi
pembiayaan ini merupakan salah satu faktor untuk tersedianya produk di saluran
25
distribusi, maka anggota saluran distribusi perlu memperhatikan dasar pembentuk biaya
distribusi:
banyak gudang dan pabrik yang harus didirikan dan dimana gudang tersebut
harus ditempatkan.
disimpan, dimana disimpan, dan seberapa besar pesanan yang harus dilakukan
seperti model transportasi yang akan digunakan, apakah akan membeli atau
6) Pengambilan Resiko
dengan pendistribusian produk dari perusahaan sampai kepada konsumen akhir. Fungsi
26
yang biasanya ditanggung oleh anggota saluran distribusi, antara lain dalam hal:
27
7) Fisik
pergerakan produk fisik dari bahan mentah sampai ke pelanggan akhir. Fungsi fisik
8) Pembayaran.
Berikut ini terdapat dua cara pembayaran yang dapat disediakan oleh saluran
b) Cara kredit, yaitu anggota saluran distribusi memberi kredit kepada pembeli,
yang harus dibayar kembali oleh pembeli dalam jangka waktu tertentu seperti
9) Kepemilikan
fungsi kepemilikan. kepemilikan yaitu arus kepemilikan dari suatu lembaga pemasaran
ke lembaga lain. Fungsi ini sangat penting karena fungsi inilah yang paling menentukan
apakah barang sudah sampai ke konsumen akhir atau belum. Jika barang sudah sampai
pengumpul dan pedagang besar. Pada penelitian ini, pedagang eceran tersebar di
28
Kota Ternate seperti Kelurahan Sasa dan Kelurahan Jambula. Ikan segar yang
mereka beli seharga 200.000/kg sampai 600.000/kg dengan volume 20–50 kg.
penerimaan rata-rata dengan total biaya rata-rata yang dihitung dalam satu hari
karena pedagang eceran ikan yang dijadikan sampel adalah pedagang yang
melakukan usaha setiap hari maka jumlah biaya yang dikeluarkan setiap hari
dihitung sebagai biaya per hari pedagang eceran ikan laut. Adapun perhitungan
2 Penerimaan 16.687.500
3 Pendapatan 3.918.750
bulannya adalah sebesar Rp. 3.918.750. Hal ini menunjukkan bahwa ikan laut
pedagang eceran ikan lebih besar dari UMP Kota Ternate sehingga pendapatan
29
5. SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Perairan Kota Ternate memiliki potensi sumberdaya ikan yang besar. Nelayan
adalah salah satu pelaku perikanan yang menjalankan usaha penangkapan ikan dan
di pinggir jalan.
jalan dari pada di pasar adalah faktor ekonomi, karena jika berjualan di pinggir
jalan biaya yang di keluarkan oleh pedagang eceran lebih sedikit di bandingkan
5.2. Saran
kerja agar pendapatannya menjadi lebih tinggi dan lebih memperhatikan jumlah ikan
terjual. Dengan demikian, jumlah ikan terjual dapat berpengaruh nyata terhadap
30
DAFTAR PUSTAKA
31
Karim, M., Reskiati., 2016. Analisis Pola Distribusi dan Margin Pemasaran
Komoditas Ikan Teri (Stolephorus sp.) Olahan di Kabupaten
Barru. Jurnal Balik Diwa, 7(2): 44-52.
Ma’ruf, F., 2020. Analisis Rantai Distribusi Komoditas Ikan Bandeng (Studi
Kasus Pada Petani Tambak Di Kecamatan Ma’rang Kabupaten Pangkep). .
[Skripsi]. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah
Makassar. Makassar. 75 hal.
Pradini, U.F., Yulinda E., Arief, H., 2017. Distribusi Dan Margin Pemasaran
Hasil Tangkapan Ikan Di Bangliao Hasan Kelurahan Bagan Barat
Kecamatan Bangko Kabupaten Rokan Hilir. Berkala Perikanan Terubuk.
Jurnal Ilmiah. 45(3): 87-97
Purnomo, C., 2018. Pola Saluran Pemasaran Ikan Di Daerah Istimewa Yogyakarta
(DIY). Majalah Ilmiah Bahari Jogja (MIBJ). 16(2): 126-147.
Rini, I.P. 2017. Analisis Tingkat Pendidikan Anak Nelayan Pantai Sadeng Dilihat
Dari Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua (Studi Pada Nelayan Pantai
Sadeng, Kecamatan Girisubo, Kabupaten Gunungkidul). [Skripsi].
Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta. 162 hal.
Sarwanto, C., Wiyono E.S., Nurani T.W., Haluan J., 2014.Kajian Sistem
Pemasaran Ikan Hasil Tangkapan Nelayan Di Kabupaten Gunungkidul,
Provinsi DIY. Jurnal Sosek. 9(2): 207-217.
Suparmin., Kusrini N., Dolorosa E., 2013. Analisis Distribusi Pemasaran Ikan Air
Tawar Hasil Usaha Budidaya Keramba Jaring Apung (KJA) Di Kota
Pontianak. Fakultas Pertanian, Program Magister Manajemen Agribisnis.
Jurnal Eksos. 9(2): 69-78.
Sudiyono, A. 2001. Pemasaran Pertanian. [Skripsi]. Universitas Muhammadiyah
Malang. 76 hal.
Teti, A., Dania S., Ihsan., 2019. Strategi Dan Sistem Pemasaran Ikan Di
Pangkalan Pendaratan Ikan (Ppi) Beba Kabupaten Takalar. Journal of
Indonesian Tropical Fisheries. 2(1): 18-31.
Tangke, U., 2020. Produksi dan Nilai Jual Ikan Pelagis Dominan di TPI Higienis
Pelabuhan Perikanan Nusantara Ternate. Universitas Muhammadiyah
Maluku Utara. Jurnal Agrikan: AgribisnisPerikanan. 13(1): 97-107
Triyanti, R. dan R. Shafitri. 2012. Kajian Pemasaran Ikan Lele (Clarias sp) dalam
Menunjang Industri Perikanan Budidaya (Studi Kasus di Kabupaten
Boyolali, Jawa Tengah). KKP Jakarta. Jurnal Sosal Ekonomi Kelautan dan
Perikanan. 7(2): 177-191.
32