Anda di halaman 1dari 31

TATA NIAGA HASIL PERIKANAN

UDANG

Oleh
KELOMPOK III
Hadri Djon

632411060

Abd. Salim Ismail

6324110

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN
2016

KATA PENGANTAR
Tiada kata yang pantas diucapkan selain puji syukur kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat serta hidayahNya sehingga penyusun mampu
menyelesaikan Laporan Tata Niaga Hasil Perikanan. Dalam penyusunan laporan ini
penyusun menyadari bahwa selesainya kegiatan praktikum sampai penyusunan
laporan tidak lepas dari bantuan serta bimbingan semua pihak, untuk itu kami
ucapkan terima kasih kepada, teman-teman dan semua pihak yang telah banyak
membantu dalam penyusunan Laporan Tata Niaga Hasil Perikanan ini.
Penyusun menyadari bahwa laporan ini jauh dari sempurna, untuk itu
penyusun sangat mengharap saran serta kritik yang bersifat membangun. Semoga
laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Gorontalo 15 Maret 2016

Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................
1.1 Latar Belakang..............................................................................................
1.2 Tujuan...........................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................
2.1 Pengertian Pasar...........................................................................................
2.2 Rantai Pemasaran.........................................................................................
2.3 Margin Pemasaran........................................................................................
2.4 Bauran/Strategi Pemasaran...........................................................................
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................
4.1 Produk..........................................................................................................
4.1.1 Taksonomi Udang..............................................................................
4.2 Nelayan/pembudidaya..................................................................................
4.2.1 Harga maksimum dan minimum dalam setahun................................
4.2.2 Biaya penjualan nelayan....................................................................
4.2.3 Omset dan estimasi profit..................................................................
4.3 Bakul/Pengecer.............................................................................................
4.3.1 Harga maksimum dan Minimum dan setahun...................................
4.3.2 Biaya penjualan bakul........................................................................
4.3.3 Omset dan estimasi profit..................................................................
4.4 Konsumen.....................................................................................................
4.5 Bentuk Rantai Pemasaran.............................................................................
4.6 Margin Pemasaran antar Segmen pada Rantai Pemasaran dan Grafik
Fluktuasi Harga dari Segmen Rantai Pemasaran dalam Setahun.................
BAB IV KESIMPULAN..........................................................................................
5.1 Kesimpulan...................................................................................................
5.2 Saran.............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
LAMPIRAN

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan

Indonesia

telah

ditetapkan

mengenai

kebijaksanaan

pembangunan perikanan, dalam pembangunan perikanan tersebut rakyatlah yang


mendapatkan prioritas. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa kurang lebih 90%
perikanan di Indonesia adalah perikanan rakyat. Pembangunan perikanan dalam arti
luas terus ditingkatkan melalui usaha intensifikasi, ekstensifikasi, diversifikasi
(penganekaragaman) dan rehabilitasi dengan tujuan untuk meningkatkan produksi
yang pada akhirnya dapat mempertinggi pendapatan petani/nelayan, memperluas
lapangan kerja dan mendorong pemerataan kesempatan berusaha. Sehingga sektor
perikanan akan menjadi kuat dalam mendukung pembangunan daerah khususnya dan
pembangunan nasional pada umumnya (Rifianto, 1999).
Pengembangan produksi perikanan diarahkan pada pemanfaatan potensi areal
penangkapan dan budidaya, sehingga dapat memenuhi kebutuhan pangan dalam
rangka perbaikan gizi masyarakat terutama di pedesaan maupun untuk memenuhi
kebutuhan pasar (Maruf, 2006).
Dalam perekonomian saat ini produsen dan konsumen jarang berinteraksi
secara langsung dalam melakukan proses tataniaga, melainkan dilaksanakan bersama
atau dengan mengikutsertakan beberapa lembaga pemasaran lain yang membantu
terjalinnya pertemuan antara penjual dan pembeli. Mereka melakukan berbagai
kegiatan mulai dari pembelian, penjualan, pengangkutan, pengolahan, penyimpanan,
pengepakan dan lain sebagainnya (Hanafiah dan Saefuddin, 1986).
Proses tata niaga merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk
menciptakan, menjaga dan meningkatkan nilai dan kegunaan dari barang dan jasa
(Rifianto, 1999). Kegunaan yang mampu diciptakan oleh kegiatan tata niaga meliputi
penciptaan dan peningkatan nilai kegunaan tempat, waktu dan kepemilikan. Semua
lembaga tata niaga akan berusaha untuk meningkatkan manfaat dari komoditi yang
dipasarkan, dengan demikian kegiatan tata niaga berusaha untuk menempatkan
barang yang diusahakannya ke tangan konsumen dengan nilai dan kegunaan yang

meningkat (Hanafiah dan Saefuddin, 1986). Pengertian lain dari tata niaga adalah
kegiatan yang bertalian dengan penciptaan atau penambahan kegunaan daripada
barang dan jasa dengan tujuan untuk menempatkan barang-barang ke konsumen akhir
(Azzaino, 1982).
1.2 Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah Tata Niaga Hasil Perikanan adalah sebagai
berikut:
1. Mengetahui rantai pemasaran udang
2. Mengetahui estimasi profit udang
3. Mengetahui margin pemasaran udang
1.3 Manfaat
Manfaat dari penyusunan makalah yaitu:
1. Sebagai sumber informasi bagi mahasiswa lainnya tentang tata niaga hasil
perikanan yang ada di pasar telaga.
2. Menambah kecakapan penyusun dalam membuat karya ilmiah lainnya.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pasar


Pasar adalah tempat dimana pembeli dan penjual bertemu dan berfungsi,
barang atau jasa tersedia untuk dijual, dan terjadi perpindahan hak milik.

Pasar

adalah jumlah seluruh permintaan barang atau jasa oleh pembeli-pembeli (sering
dikaitkan dengan istilah demand (permintaan)
Menurut William J. Stanton (1993) dalam Danfar (2009), pasar dapat
didefinisikan sebagai orang-orang yang mempunyai keinginan untuk puas, uang
untuk berbelanja dan kemauan untuk membelanjakannya. Dari definisi diatas terdapat
3 unsur penting didalam pasar yaitu:
1. Orang dengan segala keinginannya
2. Daya beli mereka
3. Kemauan untuk membelanjakannya
Pasar adalah salah satu dari berbagai sistem, institusi, prosedur, hubungan
sosial dan infrastruktur dimana usaha menjual barang, jasa dan tenaga kerja untuk
orang-orang dengan imbalan uang. Barang dan jasa yang dijual menggunakan alat
pembayaran yang sah seperti uang.
2.2 Rantai Pemasaran
Menurut Kotler (2002), saluran pemasaran menghubungkan pemasar dengan
pembeli sasaran. Mencapai pasar sasaran, pemasar menggunakan tiga jenis saluran
pemasaran, yaitu:
- Saluran Komunikasi (Communication Channel).
Digunakan untuk menyerahkan dan menerima pesan dari pembeli sasaran;
Contoh : surat kabar, majalah, radio, telepon, internet.
- Saluran Distribusi (Distribution Channel).
Digunakan untuk memamerkan atau menyerahkan produk fisik atau jasa
kepada pembeli atau pengguna; dan
- Saluran Penjualan.
Digunakan untuk mempengaruhi transaksi dengan pembeli potensial.
Baik tidaknya aspek pemasaran dari usaha yang akan dikembangkan, juga
rantai pemasaran, perlu mendapat perhatian karena mempunyai pengaruh yang cukup

besar dalam mendapatkan margin (keuntungan). Rantai pemasaran yang dimaksud di


sini adalah pola tataniaga mulai dari produsen sampai pada konsumen akhir.
Sebagai

contoh rantai pemasaran, channel berikut adalah bentuk rantai

pemasaran ikan segar di beberapa kota di daerah-daerah.


Rantai Pemasaran

Nelayan

KUD
Muge
Pedagang biasa
Toke Bangku

Pengecer

Konsumsi

Gambar 1. Rantai Pemasaran


Menurut Hanafiah dan Saefudin (1986), panjang pendeknya rantai tata niaga
yang dilalui oleh suatu hasil perikanan tergantung pada beberapa faktor, antara lain :
a. Jarak antara produsen ke konsumen. Makin jauh tempat antara produsen dan
konsumen biasanya makin panjang saluran yang ditempuh oleh produk.
b. Cepat tidaknya produk rusak. Produk yang cepat rusak atau mudah rusak
harus segera diterima konsumen dan dengan demikian menghendaki saluran
yang pendek dan cepat.
c. Skala produksi. Bila produksi berlangsung dalam ukuran kecil, maka jumlah
produk yang dihasilkan berukuran kecil juga dan kehadiran pedagang
perantara diharapkan keberadaannya. Dengan demikian saluran yang dilalui
produk cenderung panjang.
d. Posisi keuangan pengusaha. Produsen yang posisi keuangannya kuat
cenderung memperpendek saluran tata niaga.

2.3 Margin Pemasaran


Margin pemasaran merupakan istilah untuk menyatakan perbedaan (selisih)
harga yang dibayar kepada penjual pertama dan harga yang dibayar oleh pembeli
terakhir (Hanafiah dan Saefuddin, 1986). Margin tata niaga hanya merepresentasikan

perbedaan harga yang dibayarkan konsumen dengan harga yang diterima petani,
tetapi tidak menunjukkan jumlah quantitas produk yang dipasarkan.
Margin tata niaga merupakan penjumlahan antara biaya tata niaga dan margin
keuntungan. Nilai margin pemasaran adalah perbedaan harga di kedua tingkat sistim
pemasaran dikalikan dengan kuantitas produk yang dipasarkan. Cara perhitungan ini
sama dengan konsep nilai tambah (value added). Pengertian ekonomi nilai margin
pemasaran adalah harga dari sekumpulan jasa pemasaran /tata niaga yang merupakan
hasil dari interaksi antara permintaan dan penawaran produkproduk tersebut. Oleh
karena itu nilai margin pemasaran dibedakan menjadi dua yaitu marketing costs dan
marketing charges (Dahl, 1977).
Biaya pemasaran terkait dengan tingkat pengembalian dari faktor produksi,
sementara marketing charges berkaitan dengan berapa yang diterima oleh pengolah,
pengumpul dan lembaga tata niaga. Margin tata niaga terdiri dari tiga jenis yaitu
absolut, persentase dan kombinasi. Margin pemasaran absolut dan persentase dapat
menurun, konstan dan meningkat dengan bertambahnya kuantitas yang dipasarkan.
Hubungan antara elastisitas permintaan di tingkat rantai tata niaga yang berbeda
memberikan beberapa kegunaan analisis. Hubungan bergantung pada perilaku dari
margin pemasaran (Dahl, 1977).
Menurut Hanafiah dan Saefuddin (1986), margin pemasaran di tiap lembaga
dihitung dengan menghitung selisih antara harga jual dan harga beli di setiap tingkat
lembaga pemasaran. Atau diformulasikan sebagai berikut:
Mmi = Ps Pb
Dimana:
Mmi
: Margin pemasaran di setiap tingkat lembaga pemasaran
Ps
: Harga jual di setiap tingkat lembaga pemasaran
Pb
: Harga beli di setiap tingkat lembaga pemasaran
Mark-up (Margin dinyatakan dalam presentase)
Yaitu suatu presentase margin yang dihitung dari dasar harga pokok penjualan (harga
beli produk) atas dasar harga penjualan eceran suatu produk.
Mark-up atas dasar HPP =

Harga Pembelian X 100%


Mmi

Harga Pembelian

Mark-up atas dasar Harga Penjualan =

X 100%

Mmi
2.4 Bauran/Strategi Pemasaran
Philip Kotler mendefinisikan merketing mix atau bauran pemasaran sebagai
serangkaian variable yang dapat dikontrol dan tingkat variable yang digunakan oleh
perusahaan untuk mempengaruhi pasaran yang menjadi sasaran. Unsur variable
bauran pemasaran (marketing mix) tersebut atau yang disebut fourps adalah strategi
produk, strategi harga, strategu penyaluran / distribusi, strategi promosi.
Marketing mix atau bauran pemasaran sangat penting diperhatikan pada saat
awal pembentukan bisnis restoran atau rumah makan. Bisnis restoran atau rumah
makan seharusnya ditangani dari biaya makanan (food cost), pekerja, sewa (jika
lokasi usaha bukan milik pribadi), promosi dan iklan, kualitas makanan, pelayanan
pelanggan, keuntungan dan tentunya sikap untuk melanjutkan tipe bisnis ini. Adapun
bauran pemasaran meliputi :
1. Produk (Product)

Produk adalah keseluruhan konsep objek atau proses yang memberikan


sejumlah nilai manfaat kepada konsumen. Produk dalam bisnis restoran sangat
bergantung pada pengalaman. Produk dapat berupa paket yang lengkap yang terdiri
dari makanan, minuman, servis, atmosfer dan kenyamanan yang memuaskan
kebutuhan dan keinginan konsumen dan menciptakan kesan yang tidak terlupakan.
Pengunjung di restoran membayar untuk pengalaman makan secara total bukan hanya
untuk makanannya saja.
Tingkatan produk-produk restoran dapat dideskripsikan dalam 3 tingkatan,
yaitu the core product, the formal product, dan the augment product. Produk-produk
restoran juga dapat dianalisis sama seperti produk lain, misalnya: atmosphere,
product development, product positioning, product life cycle. Jadi produk makanan
mempunyai rasa yang enak dan mempunyai keunikan bisa menembus pasaran.
Makanan enak akan menarik pembeli untuk terus datang kembali dan menjadi
pelanggan setia. Sedangkan unik berarti beda dalam bentuk penyajian, modifikasi
resep makanan, pelayanan, atau apa saja yang bisa menarik perhatian pembeli.

Supaya suatu bahan menarik perhatian (terlihat unik) maka harus diolah dan
divariasikan, sehingga diperoleh aneka produk pangan dengan penampilan, bentuk,
tekstur, warna, aroma dan cita rasa yang memikat.Untuk membuat produk demikian
tidak selalu harus menggunakan bahan dasar mahal. Keputusan lain mengenai
kebijakan produk yang perlu diperhatikan adalah mengenai model, merk, label dan
kemasan. Untuk itu ada beberapa kemungkinan misalnya membuat model tertentu
sebagai ciri sebagian atau seluruh produk yang dipasarkan perusahaan. Strategi
kemasan hendaknya diarahkan untuk terciptanya manfaat tambahan, misalnya
menambah ketahanan perlindungan kualitas, mempunyai efek promosi dan lain- lain.
Sedangkan keputusan mengenai label hendaknya memperjelas informasi kepada
konsumen, mempunyai efek promosi dan lain-lain. Atribut produk meliputi :
1

Merek, merek adalah nama, simbol atau lambang, istilah, desain yang
diharapkan dapat memberikan identitas dan deferensi terhadap produk
pesaing.

Kemasan, kemasan adalah proses yang berkaitan dengan perancangan


pembuatan wadah atau pembungkus untuk suatu produk.

Labeling, labeling adalah bagian dari suatu produk yang menyampaikan


informasi mengenai produk dan penjual. Sebuah label juga merupakan bagian
dari kemasan, dan kemasan meruakan bagian dari etiket produk.

Layanan pelengkap.

Jaminan, adalah janji yang merpakan kewajiban produsen atas produknya


kepada konsumen.

2. Lokasi atau distribusi (Place).

Pemilihan lokasi merupakan nilai investasi yang paling mahal, sebab lokasi
bisa dikatakan menentukan ramai atau tidaknya pengunjung. Lokasi usaha yang
berada di pinggir jalan atau ditempat yang strategis cukup menyedot pengunjung
untuk sekadar mampir dan mencicipi hidangan dan konsep yang ditawarkan.
Memang untuk mendapatkan lokasi yang strategis memang mahal. Lokasi
merupakan faktor yang penting dalam mencapai keberhasilan sebuah restoran, yaitu
menyangkut antara lain good visibility, easy access, convenience,curb side appeal,

parking. Keputusan saluran akan mempengaruhi dua hal, yaitu jangkauan penjualan
dan biaya. Setiap alternatif saluran yang dipilih jelas dipengaruhi unsur-unsur lain
yang terdapat dalam bauran pemasaran perusahaan. Misalnya tujuan yang ingin
dicapai, ciri-ciri pasar yang dijadikan sasaran dan karakteristik produk yang
ditawarkan. Penilaian terhadap alternatif saluran didasarkan kriteria ekonomis,
efektfitas dan pengendalian.
3. Promosi (Promotion).

Langkah kecil berupa promosi dalam berbagai cara untuk meraih target
pemasaran yang belum diraih. Promosi adalah aktivitas yang dilakukan restoran
untuk mencari konsumen, bukan hanya untuk sekali datang, tetapi juga konsumen
yang akan melakukan pembelian berulang (pelanggan). Tujuan dari promosi adalah
meningkatkan awareness meningkatkan persepsi konsumen, menarik pembeli
pertama, mencapai persentase yang lebih tinggi untuk konsumen yang berulang,
menciptakan loyalitas merek, meningkat-kan average check, meningkatkan penjualan
pada makanan tertentu atau waktu-waktu khusus, dan mengenalkan menu baru. Cara
promosi yang dapat dilakukan antara lain dengan promosi mounth by mounth,
mengikuti even-even tertentu, mengadakan diskon kusus pada saat tertentu, memberi
member card pada pelanggan. Dapat juga dilakukan melalui promosi seperti reklame,
sisipan pada koran dan media massa atau menggunakan spanduk. Selain itu membuat
konsep resto yang unik dan disukai oleh pelanggan.
Kebijakan pembauran pemasaran tentu akan lebih berhasil jika apa yang telah
diprogram dikomunikasikan dengan yang baik. Mengkomunikasikan program
perusahaan kepada masyarakat konsumen dapat dilakukan dengan empat variabel,
yaitu :
1. Periklanan: Bentuk presentasi dan promosi non pribadi tentang ide, barang,
dan jasa yang dibayar oleh sponsor tertentu.
2. Personal selling: Presentasi lisan dalam suatu percakapan dengan satu calon
pembeli atau lebih yang ditujukan untuk menciptakan penjualan.

3. Publisitas: Pendorong permintaan secara non pribadi untuk suatu produk, jasa
atau ide dengan menggunakan berita komersial di dalam media mass dan
sponsor tidak dibebani sejumlah bayaran secara langsung.
4. Promosi penjualan: Kegiatan pemasaran selain personal selling, periklanan
dan publisitas yang mendorong pembelian konsumen dan efektifita.
4. Harga (price)
Harga adalah satuan moneter atau ukuran lainnya termasuk barang dan jasa
lainnya yang ditukarkan agar memperoleh hak kepimilikan atau pengguna suatu
barang dan jasa (tjiptono, 2000).Harga juga merupakan pertimbangan yang penting
dalam memilih restoran. Faktor-faktor yang mempengaruhi harga yang diterapkan
dalam sebuah restoran, adalah: hubungan antara permintaan dan penawaran,
penurunan loyalitas konsumen, sales mix, harga-harga dalam persaingan, biaya
overhead, aspek psikologis, kebutuhan untuk meraih laba.
Cara menentukan harga yang tepat adalah dengan melihat harga jual pesaing
sejenis, tentunya dengan kualitas dan porsi makanan yang kira-kira sama. Kemudian,
tetapkan harga jual produk makanan tersebut sedikit lebih murah daripada harga jual
prouk pesaing sejenis agar konsumen mau mencoba produk makanan yang
ditawarkan di restoran. Tapi harga jual bisa tidak selalu lebih rendah dibanding
pesaing sejenis, jika resto mempunyai karakteristik khusus yang menarik konsumen.
Sehingga resto mempunyai nilai lebih dibanding resto pesaing sejenis. Keputusan
tentang harga jual mempunyai implikasi yang cukup luas perusahaan maupun
konsumen. Harga yang terlalu tinggi dapat menimbulkan kemungkinan menurunnya
daya saing. Sebaliknya harga rendah dapat menyebabkan kerugian, khususnya bila
biaya meningkat. Hal ini akan menjadi masalah bagi perusahaan yang baru berdiri.
Tujuan akan sangat mempengaruhi tingkat harga jual yang akan ditetapkan
perusahaan. Adapun tujuan penetapan harga jual adalah:
1

Untuk Survival
Bila perusahaan berada dalam kondisi menghadapi persaingan yang sangat

gencar, pergeseran keinginan konsumen adanya kapasitas menganggur, maka yang


diinginkan perusahaan adalah bagaimana untuk bertahan hidup dalam kondisi untuk

tetap eksis dalam dunia bisnisnya maka perusahaan akan menetapkan harga jual
sekedar dapat menutupi biaya tetap dan variabel.
2

Penetrasi Pasar
Jika perusahaan ingin memperkuat market share dari produk yang dipasarkannya,

maka perusahaan akan menetapkan harga jual yang rendah, dengan kebijakan harga
jual yang rendah diharapkan pembeli akan sangat peka terhadap harga, biaya per unit
akan semakin kecil seiring dengan semakin meningkatnya penjualan dan akan
mendesak pesaing.
3

Memaksimumkan Laba dalam jangka Pendek


Jika perusahaan menetapkan untuk mendapatkan keuntungan tetinggi mungkin,

maka akan ditetapkan harga jual tinggi.


4

Mendapatkan Uang Secapat mungkin


Jika perusahaan berada dalam kesulitan keuangan, maka perusahaan akan

menetapkan harga jual rendah dengan maksud untuk mendapatkan uang tunai dengan
cepat.
5

Untuk Keunggulan Dalam Kualitas Produk.


Suatu perusahaan mungkin bertujuan agar kualitas produk yang dipasarkannya

selalu yang terbaik.Untuk itu perlu di penelitian dan pembangan yang terus menerus.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Produk

10

Produk adalah barang atau jasa yang dapat diperjualbelikan. Dalam marketing,
produk adalah apapun yang bisa ditawarkan ke sebuah pasar dan bisa memuaskan
sebuah keinginan atau kebutuhan. Dalam tingkat pengecer, produk sering disebut
sebagai merchandise. Dalam manufaktur, produk dibeli dalam bentuk barang mentah
dan dijual sebagai barang jadi. Produk yang berupa barang mentah seperti metal atau
hasil pertanian sering pula disebut sebagai komoditas.
Kata produk berasal dari bahasa Inggris product yang berarti "sesuatu yang
diproduksi oleh tenaga kerja atau sejenisnya". Bentuk kerja dari kata product, yaitu
produce, merupakan serapan dari bahasa latin prdce(re), yang berarti (untuk)
memimpin atau membawa sesuatu untuk maju. Pada tahun 1575, kata "produk"
merujuk pada apapun yang diproduksi ("anything produced"). Dalam penggunaan
yang lebih luas, produk dapat merujuk pada sebuah barang atau unit, sekelompok
produk yang sama, sekelompok barang dan jasa, atau sebuah pengelompokan industri
untuk barang dan jasa.

4.1.1

Taksonomi Udang
Udang merupakan jenis ikan konsumsi air payau, badan beruas berjumlah 13 (5

ruas kepala dan 8 ruas dada) dan seluruh tubuh ditutupi oleh kerangka luar yang
disebut eksosketelon. Umumnya udang yang terdapat di pasaran sebagian besar
terdiri dari udang laut. Hanya sebagian kecil saja yang terdiri dari udang air tawar,
terutama di daerah sekitar sungai besar dan rawa dekat pantai. Udang air tawar pada
umumnya termasuk dalam keluarga Palaemonidae, sehingga para ahli sering
menyebutnya sebagai kelompok udang palaemonid. Udang laut, terutama dari
keluarga Penaeidae, yang biasa disebut udang penaeid oleh para ahli (Menristek,
2003).

11

Udang dapat kita klasifikasikan sebagai berikut:


Klas

: Crustacea (binatang berkulit keras)

Sub Kelas

: Malacostraca (udang-udangan tingkat tinggi)

Super Ordo

: Eucarida

Ordo

: Decapoda (binatang berkaki sepuluh)

Sub Ordo

: Natantia (kaki digunakan untuk berenang)

Famili

: Palaemonidae, Penaeidae

(Menristek, 2003).

Gambar 1. udang
Tubuh udang terbagi atas tiga bagian besar, yakni kepala dan dada, badan,
serta ekor. Sedangkan persentasenya adalah 36-49% bagian kepala, daging
keseluruhan 24-41% dan kulit ekor 17-23% dari seluruh berat badan, tergantung juga
dari jenis udangnya (Suparno dan Nurcahaya, 1984).

4.2 Nelayan/pembudidaya

12

Nelayan dalam hal ini dikelompokkan sebagai produsen, karena nelayan


merupakan pihak yang menghasilkan barang untuk keperluan konsumsi. Dalam
pemasaran salah satu produsen pengahasil udang adalah petambak/pembudidaya
udang.
4.2.1

Harga maksimum dan minimum dalam setahun


Salah satu pengisi kuesioner dengan nama Abd. Rahman Ntango merupakan

nelayan/pembudidaya udang sebagai produsen pada rantai pemsaran dan dalam


pendistribusian udang kepada para pengecer/bakul hingga sampai kepada para
konsumen.
Data

harga

maksimum

dan

minimum

udang

yang

berasal

dari

nelayan/pembudidaya terdapat dalam tabel 1.


Tabel 3. Harga Maksimum dan Minimum
Harga Jual (Rp/Kg)
Maksimum
Minimum
1. Abd. Rahman Nntango
22.000
18.000
Rata-rata/Tahun
22.000
18.000
Sumber : Praktikum Tata Niaga Hasil Perikanan, 2016
Nama nelayan

Harga jual maksimum udang oleh nelayan/pembudidaya kepada bakul/


pengecer di Gorontalo adalah Rp. 22.000-/kg dan harga jual minimum sebesar Rp.
18.000,-/kg.
Pak Abd Rahman Ntango menjual udangnya dengan harga rendah berkisar
antara 18.000/kg hingga paling mahal mencapai 22.000/kg dengan rata-rata harga
minimum yang diperoleh mencapai harga Rp 18.000,-/kg, sedangkan rata-rata harga
maksimum Rp 22.000,-/kg. Harga rata-rata pertahun tetap dikarenakan tidak ada
perbandingan dengan harga dengan nelayan/pembudidaya lain.
4.2.2 Biaya penjualan nelayan
Data biaya penjualan nelayan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 2. Biaya penjualan yang dikeluarkan Abd. Rahman Ntango
Jenis Pengeluaran
Benur udang

Jumlah
80.000 ekor/ha (3 ha)

13

Biaya (Rp)
25/ekor/6.000.000

Pakan (kg)
400
8.000/kg/3.200.000
Karyawan 20%
1
13.200.000
Pompa air
1 unit
4.500.000
Total
26.900.000
Biaya pengeluaran biasanya berbeda dari data yang tertera disebabkan oleh
musim panen dan kondisi permintaan.

4.2.3 Omset dan estimasi profit


Menurut Machmud (2008), omset adalah nilai transaksi yang terjadi dalam
hitungan waktu tertentu, misalnya harian, mingguan, bulanan, tahunan. Omset bukan
nilai keuntungan, juga bukan nilai kerugian. Nilai omset yang besar dengan nilai
keuntungan yang kecil atau terjadi kerugian adalah bukti ketidak efisienan
manajeman, dan sebaliknya.
Tabel 3. Omset dan estimasi profit nelayan/pembudidaya
Jumla
Nama

Nelaya

(ton)
3 ton

Harga Jual
Max(R Min(R
p)
22.000

Omset
Max(Rp) Min(Rp)

Estimasi Profit
Max(Rp) Min(Rp)

18.000 66.00000 54.00000

39.100.0 27.100.00

p)

0
0
00
0
Dari hasil Praktikum Tata Niaga Hasil Perikanan Profit maksimum yang

didapatkan Abd. Rahman Ntango adalah Rp 39.100.000 Sedangkan profit minimum


nya adalah Rp 27.100.000. Meningkatnya omset dan estimasi profit tergantung dari
jumlah permintaan dan kondisi hasil panen. Jika hasil panen menurun atau kurang
tentunya akan berpengaruh pada jumlah pendapatan dan modal awal nelayan/
pembudidaya.
4.3 Bakul/pengecer
Pedagang besar atau bakul adalah pedagang yang membeli atau mendapatkan
barang dagangannya dari distributor atau agen tunggal yang biasanya akan diberi
daerah kekuasaan penjualan atau perdagangan tertentu yang lebih kecil dari daerah
kekuasaan distributor. Pedagang besar sering berkecimpung dalam kegiatan

14

perdagangan besar, namun dalam menjalankan fungsinya, mereka tidak punya hak
milik atas barang-barang yang diperdagangkan.
Baku /pengecer yang ada di pasar Minggu Telaga membeli dari pedagang
pengumpul dan biasanya langsung ke nelayan yang telah menjadi langganannya.

4.3.1. Harga maksimum dan minimum dalam setahun


Data harga jual maksimum dan minimum udang yang berasal dari
bakul/pengecer terdapat dalam tabel 4.
Tabel 4. Harga Maksimum dan Minimum
Nama Bakul
Hasan
Nurdin
Rata-rata/Tahun

Harga Jual (Rp/Kg)


Maksimum
Minimum
50.000
40.000
50.000
39.000
50.000
39.500

Harga jual maksimum udang oleh bakul/pengecer kepada konsumen di Pasar


Minggu Telaga adalah Rp. 50.000/kg. Harga jual minimum sebesar Rp.39.500/kg
Terbentuknya harga jual dipengaruhi oleh cuaca, musim dan kondisi pasar.
Pengisi kuesioner dari 2 responden di Pasar Minggu Telaga dengan nama
responden Hasan dan Nurdin masing-masing menjual udang dengan harga yang
berbeda-beda. Mereka merupakan bakul/pengecer pada rantai pemasaran dan dalam
pendistribusian udang dari nelayan ke konsumen langsung.

4.3.2 Biaya penjualan bakul


Data biaya penjualan bakul dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Hasan

Tabel 5. Biaya penjualan yang dikeluarkan oleh Hasan

15

Jenis Pengeluaran
Pembelian udang
Es
Plastik
Biaya retribusi kebersihan
Total

Jumlah
90/kg/22.000
20 bungkus/1.000/buah
4 buah/2.000
-

Biaya (Rp)
1.980.000
20.000
8.000
2.000
2.100.000

Nurdin
Tabel 6. Biaya penjualan yang dikeluarkan oleh Solehah
Jenis Pengeluaran
Pembelian udang
Es
Plastik
Biaya retribusi kebersihan
Total

Jumlah
84/kg/22.000
15 bungkus/1000/buah
3 buah/ 2.000
-

Biaya (Rp)
1.840.000
15.000
6.000
2.000
1.863.000

Bakul/pengecer di Pasar Minggu Telaga biasanya membeli udang dari nelayan


langsung. Pengecer menjual udang setiap harinya dengan harga rata-rata sebesar
50.000,-/kg. Harga yang ditawarkan oleh bakul masih ditawar oleh konsumen. Biaya
penjualan dipengaruhi oleh biaya retribusi pasar, serta harga alat dan bahan pembantu
dalam penjualan udang.
4.3.3 Omset dan estimasi profit
Data untuk omset dan estimasi profit pada masing-masing bakul udang dapat
dilihat pada tabel 7.
Tabel 7. Omset dan Estimasi Profit Bakul
Jumlah

Harga jual
Omset
Estimasi profit
Max (Rp) Min (Rp) Max (Rp) Min (Rp) Max (Rp) Min (Rp)
(kg)
Hasan
90
50.000
40.000
4.500.000 3.600.000 2.400.000 1.500.000
Nurdin
84
50.000
39.000
4.200.000 3.276.000 2.337.000 1.413.000
Dari tabel hasil Praktikum Tata Niaga Hasil Perikanan Profit maksimum yang

Nama

didapatkan Hasan dan Nurdin masing-masing adalah Rp 2.400.000, dan Rp2.337.000.


Sedangkan profit minimumnya masing-masing adalah Rp 1.500.000 dan Rp 1.
413.000
Perbedaan omset dan estimasi profit dikarenakan jumlah udang yang dijual
tidak sama serta harga beli dan harga jual pada masing-masing bakul berbeda-beda,

16

selain itu perbedaan profit juga dipengaruhi biaya pengeluaran untuk berjualan. Jika
jumlah hasil panen banyak dan harga jual tinggi maka omset dan estimasi profitnya
nilai yang didapat juga akan tinggi, begitu pula sebaliknya.
4.4 Konsumen
Pemasaran udang diakhiri pada tingkat konsumen akhir yang membeli udang
di pedagang pengecer. Pengecer menjual daganganya di pasar Minggu Telaga, harga
udang dipasar Minggu Telaga bervariasi sesuai dengan ukuran udang dan kondisi
fisik udang. Udang yang berukuran besar dan kondisi fisiknya bagus dijual dengan
harga rata-rata Rp.50.000,- sedangkan untuk udang yang berukuran sedang dijual
dengan harga rata-rata Rp. 40.000,-, dan untuk udang yang berukuran kecil dengan
kondisi fisik yang kurang bagus dijual dengan harga rata-rata Rp. 35.000,.
4.5 Bentuk Rantai Pemasaran
Rantai pemasaran Ikan udang di Pasar Minggu Telaga yang diamati pada
Praktikum Tata Niaga Hasil Perikanan ini adalah satu rantai pemasaran. Udang hasil
tambak nelayan/pembudidaya langsung dibeli oleh pengecer, dan selanjutnya
langsung dijual ke pasar. Rantai yang sederhana ini lebih menguntungkan dalam
usaha budidaya dan pemasaran, karena harga udang hasil panen dibeli tinggi dan
menguntungkan nelayan, sedangkan untuk perantara dalam hal ini pengecer juga
dapat menerima keuntungan yang cukup besar karena persaingan harga antara penjual
tidak begitu besar. Pemasaran hasil
Gambar 3. Bentuk Rantai Pemasaran udang
di Pasar Minggu Telaga
Nelayan
(Petambak)

Pengecer
/ Bakul

Konsumen

Gambar 2. Bentuk Rantai Pemasaran Udang di Pasar Minggu Telaga


4.6 Margin Pemasaran antar Segmen pada Rantai Pemasaran dan Grafik

17

Fluktuasi Harga dari segmen Rantai Pemasaran dalam Setahun


Menurut Hanifiah dan Saefuddin (1986), margin pemasaran merupakan istilah
untuk menyatakan perbedaan atau selisih harga yang dibayar pada penjual pertama
dan harga yang dibayar oleh pembeli terakhir. Margin pemasaran ditiap lembaga
pemasaran dihitung dengan menghitung selisih antara harga jual dan harga beli
disetiap tingkat lembaga pemasaran.
Mmi
Dimana =

= Ps Pb
Mmi : margin pemasarn disetiap tingkat lembaga pemasaran
Ps

: harga jual disetiap tingkat lembaga pmasaran

Pb

: harga beli disetiap tingkat lembga pemasaran

Tabel 8. Margin Pemasaran


Rantai Pemasaran

Harga Beli

Rata-rata (Rp)
Pengecer
konsumen
22.000
Pengecer
konsumen
Mark-up atas dasar HPP

Harga Jual

Margin (Rp)

Rata-rata (Rp)
50.000

28.000

= 28.000/22.000 x 100%
= 127.27%
Mark-up atas dasar harga penjualan
= 28.000/50.000 x 100%
= 56%
Pedagang/bakul mereka menyediakan udang bagi kosumen. Pedagang/bakul ini

juga berperan sebagai penjual langsung kepada konsumen. Adanya selisih margin
dikarenakan jarak mengantarkan produk dari pedagang ke pasar menyebabkan
terjadinya keuntungan atau margin. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi adalah
volume produksi, harga per kg, dan biaya pemasaran. Tingginya margin ini juga
menyebabkan beban yang ditanggung oleh konsumen menjadi lebih besar
Grafik Segemen Pembelian Udang Dalam Setahun

18

50000
40000
30000

minimum

20000

Column1

10000
0
bakul

konsumen

Gambar 3. Grafik Fluktuasi Harga Beli dari Segmen Rantai Pemasaran


dalam Setahun.
Berdasarkan grafik diatas harga beli maksimal bakul sebesar Rp.22.000 untu
setiap kilo udang, sedangkan harga minimum sebesar Rp. 18.000. kemudian bakul
menjual kepada konsumen, untuk harga beli minimum konsumen sebesar Rp. 39.500,
dan harga maksimum Rp. 50.000. Jika jumlah udang yang didaratkan atau dipanen
sedikit, maka harga jual melambung tinggi dan jika jumlah udang yang didaratkan
atau dipanen banyak, maka harga beli menjadi rendah. Kualitas udang yang baik juga
menjadikan harga beli tinggi.

60000
50000
40000
minimum

30000

Column1

20000
10000
0
nelayan

bakul

Gambar 4. Grafik Fluktuasi Harga Jual dari Segmen Rantai Pemasaran


dalam Setahun.
Berdasarkan grafik diatas harga jual maksimal nelayan sebesar Rp.22.000,
sedangkan harga minimum sebesar Rp. 18.000, untuk harga jual minimum bakul

19

sebesar Rp. 39.500,- 40.000 dan harga maximum Rp. 50.000. Jika jumlah udang yang
didaratkan atau dipanen kurang maka harga pasar akan melambung tinggi dan jika
udang yang dipanen lebih banyak maka harga pemasaran akan kurang.

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum Tata Niaga Hasil Hasil Perikanan adalah sebagai
berikut:
Rantai pemasaran udang dipasar minggu telaga

adalah dari nelayan, pedagang

pengecer sampai ke konsumen akhir.


1. Estimasi profit udang sebagai berikut:
a. Profit maksimum nelayan/pembudidaya udang yang didapat Abd. Rahman
Ntango 39.100.000. Sedangkan profit minimumnya adalah Rp 156.000,
Rp 27.100.000
b. Profit maksimum bakul yang didapatkan Hasan dan Nurdin masing-masing
adalah Rp 2.400.000 dan Rp. 2.337.000 Sedangkan profit minimumnya
masing-masing adalah Rp 1.500.000 dan 1.413.000
c. Margin pemasaran udang pada rantai pemasaran pengecer ke konsumen
adalah sebesar Rp 28.000
5.2 Saran
Saran untuk praktikum Tata Niaga Hasil Perikanan adalah sebagai berikut:
1. Hendaknya pelaku tata niaga hasil perikanan menjadi sumber pengisian
kuisioner agar data tata niaga berlangsung dapat diketahui dengan jelas.

20

2. Hendaknya sebelum praktikum, praktikan memahami secara mendalam


tentang tata niaga hasil perikanan.
3. Untuk praktikum selanjutnya sebaiknya dilaksanaakan di unit-unit pengolahan
hasil perikanan.

DAFTAR PUSTAKA
Ahyari, Agus. 1996, Anggaran Perusahaan Pendekatan Kuantitatif I, Edisi Pertama.
BPFE UGM, Yogyakarta.
Angipora, Marius P. 2002. Dasar-Dasar Pemasaran. Rajawali Pers, Jakarta.
Anief, Moh. 2000. Prinsip dan Dasar Manajemen: Pemasaran Umum dan Farmasi.
Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Azziano, Z. 1982. Pengantar Tataniaga Pertanian. Departemen Pertanian. Ilmu-Ilmu
Sosial Ekonomi Pertanian. IPB, Bogor.
Bove. 1986. Contemporary Advertising. Illinois:Richard D. Irwin, Inc.
Dahl, D. 1977. Market and Price Analysis.The Agricultural Industries. Mc Graww
Hill. Book Company. USA.
Gitosudarmo, Indriyo. 1994. Prinsip Dasar Manajemen Edisi Kedua. BPFE UGM,
Yogyakarta.
Hanafiah dan Saefuddin, 1983. Tata Niaga Hasil Perikanan. Universitas Indonesia,
Jakarta.
Kotler, Philips. 1997. Manajemen Pemasaran Jilid I. Prehallindo, Jakarta.
Kotler, Philips. 2000. Principle of Marketing. Ninth Edition. Prentice- Hall,Inc.,
Homewood, New Jersey. USA
Kotler dan Armstrong. 2000. Dasar-Dasar Pemasaran. Prenhallindo, Jakarta.
Maruf, 2006. Pemasaran Ritel. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Nahriyanti. 2008. Riset Pemasaran. http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-tugasmakalah/manajemen-pemasaran/riset-pemasaran (11 Desember 2009).

21

Rifianto, I. 1999. Tataniaga Perikanan. Universitas Terbuka. Depdikbud, Jakarta.


Saanin, H. 1986. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Bina Cipta, Jakarta.
Sudarmoyo, Bambang. 1993. Metodologi Penelitian. Universitas Diponegoro,
Semarang.
Hanafiah, Ir. A. M. Dan Dr. Ir. A. M. Saefuddin. 1983. Tata NiagahasilPerikanan.
Jakarta: Universitas Indonesia.
Hasanuddin.
2002.
StudiJaringanPemasaranProdukPemasaran
Dari
tamanNasionalLaut Taka BoneratekabupatenSelayar. http://ptgates.
com/web/? pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=24.pdf Dikasestanggal30
Mei 2012, pukul 09.00 WIB
Irmawan.
2010.
SistemPemasaranKepitingBakau.
http://wacanasains
perikanan.blogspot.com/2010/07/sistem-pemasaran-kepitingbakau.html.
Diaksestanggal30 Mei 2012, pukul 08.44 WIB.
LAMPIRAN

Udang yang dijual di pasar minggu telaga, Gorontalo

22

Pasar Minggu telaga dilihat dari luar

Lampiran 1. Hasil kuesioner

Kuisioner
Identivikasi Responden
1.
2.
3.
4.

Nama
Jenis Kelamin
Umur
Daerah Asal

: Abd. Rahman Ntango (Nelayan/pembudidaya)


: Laki-laki
: 25 tahun
: Gorontalo (pohuwato)

Keragaan usaha
1. Aktvitas usaha
Ikan sasaran utama pengamatan

jenis ikan
yang dijual

jumlah
penjualan
(kg/hari)

Udang
500-1000
*Pada saat paceklik dan panen

harga beli (Rp/kg)


palin
paling

murah mahal
-

23

harga jual (Rp/kg)

rata-

paling

paling

rata-

rata

murah

mahal
22.00

rata

18.000

29.000

2. Tempat pembelian udang untuk dijual:

Asal udang:

Tambak
3. Pensuplai udang :
4. Apakah sering mengalami kesulitan pemanenan udang?
Iya, kendalanya lebih kepada masalah cuaca dan hama pada udang
5. Berapa bulan dalam sekali panen? ; 3 bulan atau 115 hari
6. Jumlah tenaga kerja yang digunakan 1 orang, upah tenaga kerja.
Tergantung hasil panen
7. Jenis-jenis bahan pembantu yang digunakan :
a. Pakan udang dll
8. Peralatan yang digunakan :
a. Pompa air,. Jaring/tagaho dll
9. Biaya lain-lain yang dikeluarkan :
a. Biaya pengangkutan/transportasi : - /kali penjualan
b. Sewa karyawan
c. Pembelian bibit dll
10. Kepada siapa udang dijual :
Pengumpul dan Pengecer
11. Cara pembayaran udan oleh pembeli : Tunai
12. Frekuensi jual : 2 kali dalam 1 kali panen
13. Modal : Rp 36.000.000.- 50.000.000
14. Apakah sering mengalami kesulitan baik dalam pemeiharaan dan pemanenan?:
Iya kalau pemanenan tentunya mengarah pada gangguan hama, misalnya oleh
kepiting, dan penyakit lainnya dan kalau untuk pemanenan untuk saat ini masih
terkontrol dengan baik.

24

Kuisioner
identivikasi Responden
1
2
3
4

Nama
Jenis Kelamin
Umur
Daerah Asal

: Hasan (Bakul)
: Laki-laki
: 40 tahun
: Gorontalo

Keragaan usaha
1 Aktvitas usaha
Ikan sasaran utama pengamatan
jenis ikan

jumlah penjualan

yang dijual

(kg/hari)

udang
90 kg
*Pada saat paceklik dan panen
Ikan sampingan yang dijual
jenis ikan
yang dijual

jumlah

harga beli (Rp/kg)


paling paling
rata-

harga jual (Rp/kg)


paling paling
rata-

murah
18.00

mahal
22.00

rata

murah

mahal
50.00

rata

29.000

40.000

45.000

harga beli (Rp/kg)

harga jual (Rp/kg)

penjualan

paling

paling

rata-

paling

paling

rata-

(kg/hari)

murah

mahal

rata

murah

mahal

rata

Cumi-cumi
layang
Deho
2 Tempat pembelian ikan untuk dijual Pasar minggu telaaga
3 Pensuplai ikan : Nelayan/pembudidaya
4 Apakah sering mengalami kesulitan mencari pemasok ikan/ melakukan

5
6
7

pembelian ikan?
Tidak
Dalam sebulan 10-15 kali pembeli udang dan 90 kg tiap pembelian
Jumlah tenaga kerja yang digunakan - orang, upah tenaga kerja.
Rp 30.000 /orang/hari
Jenis-jenis bahan pembantu yang digunakan :
a Es, jumlah : sesuai udang dan ikan lainnya (bungkus atau kg), harga satuan :
b

Rp. 2.000/bungkus
Plastik, jumlah : menyesuaikan harga satuan : Rp. 15.000 per

25

8 Peralatan yang digunakan :


9 Biaya lain-lain yang dikeluarkan :
a Biaya pengangkutan/transportasi : - /kali penjualan
b Sewa tempat, Rp : c Retribusi kebersihan dll, Rp.2.000/hari
10 Kepada siapa ikan dijual : konsumen
11 Cara pembayaran ikan oleh pembeli : cash/kontan
12 Frekuensi jual ikan : 6-7 kali seminggu hamper setiap hari dan bukan hanya di
pasar telaga
13 Modal : Rp 2.000.000
14 Apakah anda penjual tetap dipasar atau daerah ini? Iya, biasanya kalau ada pasar
lain saya jual juga di pasar situ. Tergantung pasar sih
15 Apakah sering mengalami kesulitan dalam penjualan ikan ? biasa iya, juga tidak.

Kuisioner
identivikasi Responden
5
6
7
8

Nama
Jenis Kelamin
Umur
Daerah Asal

: Nurdin (Bakul)
: Laki-laki
: 34 tahun
: Gorontalo

Keragaan usaha
16 Aktvitas usaha
Ikan sasaran utama pengamatan
jenis ikan

jumlah penjualan

yang dijual

(kg/hari)

udang
84 kg
*Pada saat paceklik dan panen
Ikan sampingan yang dijual

harga beli (Rp/kg)


paling paling
rata-

harga jual (Rp/kg)


paling paling
rata-

murah
18.00

mahal
22.00

rata

murah

mahal
50.00

rata

29.000

40.000

45.000

26

jenis ikan
yang dijual

jumlah

harga beli (Rp/kg)

harga jual (Rp/kg)

penjualan

paling

paling

rata-

paling

paling

rata-

(kg/hari)

murah

mahal

rata

murah

mahal

rata

Cumi-cumi
layang
Deho
17 Tempat pembelian ikan untuk dijual Pasar minggu telaaga
18 Pensuplai ikan : Nelayan/pembudidaya
19 Apakah sering mengalami kesulitan mencari pemasok ikan/ melakukan
pembelian ikan?
Tidak
20 Dalam sebulan 10-17 kali pembeli udang dan 50-84 kg tiap pembelian
21 Jumlah tenaga kerja yang digunakan - orang, upah tenaga kerja: hanya sendiri di
bantu oelh istri
22 Jenis-jenis bahan pembantu yang digunakan :
c Es, jumlah : sesuai udang dan ikan lainnya (bungkus atau kg), harga satuan :
Rp. 2.000/bungkus
d Plastik, jumlah : menyesuaikan harga satuan :
23 Peralatan yang digunakan :
24 Biaya lain-lain yang dikeluarkan :
d Biaya pengangkutan/transportasi : - /kali penjualan
e Sewa tempat, Rp : f Retribusi kebersihan dll, Rp.2.000/hari
25 Kepada siapa ikan dijual : konsumen
26 Cara pembayaran ikan oleh pembeli : cash/kontan
27 Frekuensi jual ikan : 6-7 kali seminggu hamper setiap hari dan bukan hanya di
pasar telaga
28 Modal : Rp1.900.000
29 Apakah anda penjual tetap dipasar atau daerah ini? Iya.
30 Apakah sering mengalami kesulitan dalam penjualan ikan ? biasa iya, juga tidak.

27

Anda mungkin juga menyukai