Anda di halaman 1dari 16

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Benih adalah salah satu bagian yang kecil dari tanaman. Tetapi meskipun begitu, benih
memiliki peran besar bagi tumbuhan. Tanpa adanya benih, kehidupan suatu tumbuhan tidak
akan berlangsung. Benih merupakan bagian dari tanaman yang berasal dari peleburan inti sel
gamet jantan dengan sel gamet betina. Jika digunakan bukan untuk perbanyakan, maka
disebut sebagai biji. Jadi secara fungsional, benih adalah bagian dari tanaman yang
digunakan untuk perbanyakan, sedangkan secara struktural benih diartikan sebagai bagian
dari tanaman yang berasal dari peleburan inti sel gamet jantan dengan sel gamet betina
(pembuahan).
Benih sendiri mempunyai pengertian ialah merupakan biji tanaman yang dipergunakan
untuk keperluan dan pengembangan usaha tani serta memiliki fungsi agronomis
(Kartasapoetra, 2003). Selanjutnya Sadjad (1997) dalam Sutopo (1988) menyatakan bahwa
dalam konteks agronomi, benih dituntut untuk bermutu tinggi atau benih unggul, sebab benih
harus mampu menghasilkan tanaman yang dapat berproduksi maksimum dengan sarana
teknologi yang semakin maju. Beberapa jenis benih tanaman pangan dan hortikultura dalam
kemasan berlebel yang beredar di pasaran yang digunakan oleh petani dalam usaha budidaya
yaitu benih jagung, sawi, kacang panjang, terung, pare, mentimun, cabe kerting, dan kubis.
Menurut Napitupulu dkk., dalam Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura (2005),
salah satu masalah yang dihadapi dalam usaha perbenihan dewasa ini adalah sertifikasi dan
pengawasan peredaran benih belum efektif. Dalam praktek di beberapa sentra produksi masih
banyak beredar benih yanh tidak bersertifikat dan tidak berlabel atau benih berlabel palsu
yang dijual oleh penangkar dan pedagang benih. Berdasarkan fenomena yang dihadapi terkait
dengan peredaran benih di pasaran, maka perlu adanya pengawasan terhadap benih-benih
yang beredar dengan cara melakukan pengujian terhadap kualitas benih tersebut. Saat ini,
fungsi pengawasan dilakukan oleh instansi yang ditunjuk langsung oleh pemerintah yaitu
Balai Pengawasan dan Sertifikasi benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (Anonim, 2012).
Tetapi secara tidak langsung, fungsi pengawasan ini juga menjadi tugas dari lembaga
pendidikan perguruan tinggi yang disiplin ilmunya mengarah ke masalah pangan untuk
melakukan penelitian atau kajian-kajian ilmiah terhadap kualitas benih atau mutu benih yang
beredar di pasaran.
Tataniaga merupakan suatu proses dari pertukaran yang mencakup serangkaian kegiatan
untuk memindahkan barang-barang atau jasa-jasa dari sektor produksi ke sektor konsumsi.
Kegiatan ini disebut fungsi tataniaga. Aliran produk pertanian dari produsen sampai ke
konsumen akhir disertai peningkatan nilai “guna” komoditi-komoditi pertanian tersebut.
Peningkatan nilai guna ini terwujud hanya apabila terdapat lembaga-lembaga pemasaran yang
melaksanakan fungsi-fungsi pemasaran komoditi pertanian tersebut. Fungsi-fungsi pemasaran
yang dilaksanakan oleh lembaga pemasaran tersebut bermacam-macam, pada prinsipnya terdapat
tiga fungsi tipe fungsi pemasaran yaitu : Fungsi pertukaran (exchange function); fungsi fisik
(physical Function) dan fungsi pelancar atau penyediaan fasilitas (facilitating function).
PT East West Seed Indonesia sebagai perusahaan benih hortikultura yang memiliki visi
menjadi perusahaan benih nomor satu di Indonesia bertekad memenuhi ketersediaan benih
bermutu. Saat ini PT East West sudah berhasil menemukan kauliflower varietas baru yang
khusus dapat ditanam di dataran rendah. Varietas tersebut bernama PM 126. Dengan ditemukan
varietas tersebut, diharapkan kebutuhan pasar Indonesia terhadap kauliflower dapat dipenuhi.

PT East West Seed Indonesia selalu melakukan inovasi di setiap pekerjaannya. Dengan
motto “Inovasi atau Mati”, PT East West mendukung ketersediaan benih bermutu, peran
teknologi, serta sumber daya manusia yang memadai kontribusi di dalamnya. Hal tersebut yang
menjadi salah satu alasan dilakukannya Praktik Kerja Lapang di PT East West Seed. Praktik
Kerja lapang yang diharapkan dapat menambah wawasan dan pengalaman penulis dalam
berinteraksi dengan dunia perbenihan secara nyata. PT. East West Seed telah melakukan proses
tata niaga dengan berbagai saluran tata niaga beserta penjualannya mencapai ke luar pulau jawa.
Dengan hal tersebut perusahaan PT East WESt Seed mempunyai pasar jual yg baik untuk
penjualan benihnya. Karena tata niaga menyangkut proses mulai dari produsen sampai
konsumen. Dalam proses tata niaga banyak melibatkan orang. Salah satunya didirikan lapangan
pekerjaan pada daerah sekitar tempat perusahaan. Contohnya bekerja dengan para petani karena
memudahkan PT East West Seed untuk melakukan proses kerjasama .
1.1 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari praktikum tata niaga benih adalah :
1. Bagaimana saluran tata niaga di perusahaan PT East West Seed?
2. Bagaimana margin pemasaran yang terdapat di PT East West Seed?
1.2 Tujuan dan manfaat kegiatan
1. Untuk mengetahui saluran tata niaga di Perusahaan PT East West Seed
2. Untuk mengetahui margin pemasaran yang terdapat di PT East West Seed
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Saluran Pemasaran
Menurut Kotler (2002), saluran tataniaga adalah serangkaian lembaga yang melakukan
semua fungsi yang digunakan untuk menyalurkan produk dan status kepemilikannya dari
produsen ke konsumen. Produsen memiliki peranan utama dalam menghasilkan barang-barang
dan sering melakukan sebagian kegiatan pemasaran, sementara itu pedagang menyalurkan
komoditas dalam waktu, tempat, bentuk yang diinginkan konsumen. Hal ini berarti bahwa
saluran tataniaga yang berbeda akan memberikan keuntungan yang berbeda pula kepada masing-
masing lembaga yang terlibat dalam kegiatan tata niaga . Saluran tataniaga dari suatu komoditas
perlu diketahui untuk menentukan jalur mana yang lebih efisien dari semua kemungkinan jalur-
jalur yang dapat ditempuh. Selain itu saluran pemasaran dapat mempermudah dalam mencari
besarnya margin yang diterima tiap lembaga yang terlibat.
Menurut Kotler dan Amstrong (2001), Saluran tataniaga terdiri dari serangkaian lembaga
tataniaga atau perantara yang akan memperlancar kegiatan tataniaga dari tingkat produsen
sampai tingkat konsumen. Tiap perantara yang melakukan tugas membawa produk dan
kepemilikannya lebih dekat ke pembeli akhir yang merupakan satu tingkat saluran. Saluran nol-
tingkat (saluran tataniaga nol-langsung) terdiri dari produsen yang menjual langsung ke
konsumen akhir. Saluran satu-tingkat terdiri dari satu perantara penjual, yaitu pengecer. Saluran
dua-tingkat dari dua perantara, seperti pedagang besar dan pengecer. Saluran tiga-tingkat dalam
saluran tataniaga barang konsumsi memiliki tiga perantara, yaitu pedagang besar, pemborong
dan pengecer.
Saluran tataniaga adalah usaha yang dilakukan untuk menyampaikan barang dan jasa dari
produsen ke tangan konsumen yang didalamnya terlibat beberapa lembaga tataniaga yang
menjalankan fungsi-fungsi tataniaga ( Limbong dan Sitorus, 1987).
Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih saluran tataniaga
(Limbong dan Sitorus, 1987) yaitu :
a) Pertimbangan pasar yang meliputi konsumen sasaran akhir mencakup pembeli
potensial,kosentrasi pasar secara geografis, volume pesanan dan kebiasaan pembeli.
b) Pertimbangan barang yang meliputi nilai barang per unit, besar dan berat barang,
tingkat kerusakan, sifat teknis barang, dan apakah barang tersebut untuk memenuhi
pesanan atau pasar.
c) Pertimbangan internal perusahaan yang meliputi sumber permodalan, kemampuan dan
pengalaman penjualan.
d) Pertimbangan terhadap lembaga perantara, yang meliputi pelayanan lembaga perantara,
kesesuaian lembaga perantara dengan kebijaksanaan produsen dan pertimbangan biaya.
Menurut Hanafiah dan Saefudin (1983) menjelaskan panjang pendeknya saluran
pemasaran tergantung pada :
a. Jarak antara produsen dan konsumen
Semakin jauh jarak antara produsen dan konsumen makin panjang saluran pemasaran
yang terjadi.
b. Skala produksi
Semakin kecil skala produksi, saluran yang terjadi cenderung panjang karena
memerlukan pedagang perantara dalam penyalurannya.
c. Cepat tidaknya produk rusak
Produk yang mudah rusak menghendaki saluran pemasaran yang pendek, karena harus
segera diterima konsumen.
d. Posisi keuangan pengusaha
Pedagang yang posisi keuangannya kuat cenderung dapat melakukan lebih banyak fungsi
pemasaran dan memperpendek saluran pemasaran.

2.2 Margin Pemasaran

Margin pemasaran Adalah perbedaan antara harga yang dibayar oleh konsumen untuk
produk tersebut dengan harga yang diterima oleh produsen untuk menghasilkannya Marjin
Pemasaran ditentukan oleh : Sifat produk Selera dan preferensi konsumen Memperhatikan jasa-
jasa pemasaran (kualitas yang tinggi, pembungkusan dsb) Masalah penjualan yang berkaitan
dengan pemasaran . Besarnya marjin pemasaran dapat bertambah karena : Tidak efisiennya jasa-
jasa pemasaran Prasarana pemasaran Keuntungan para perantara dan pengolah yang tidak wajar
Adanya perbedaan kegiatan pada setiap lembaga pemasaran akan menyebabkan perbedaan harga
jual antara lembaga yang satu dengan yang lainnya. Semakin banyak lembaga pemasaran yang
terlibat dalam penyaluran suatu komoditas akan mengakibatkan biaya pemasaran yang semakin
tinggi, perbedaan harga di tingkat konsumen dengan harga di tingkat produsen semakin besar.
Harga produk pertanian : antara teori dan praktek Asumsi dasar teori harga dalam tata niaga
produk pertanian adalah bahwa produsen bertemu langsung dengan konsumen akhir sehingga
harga pasar merupakan perpotongan antara kurva penawaran dan permintaan Realitasnya : aliran
produk pertanian dari produsen ke konsumen harus menempuh jarak dan rantai pemasaran yang
panjang

Konsep Dasar Margin Pemasaran Dua sisi analitis : harga dan biaya pemasaran 1. Dari
aspek harga produk Margin pemasaran adalah selisih harga yang dibayar konsumen akhir dan
harga yang diterima oleh petani produsen. secara sistematis dapat dirumuskan sebagai berikut: M
= Pr - Pf Keterangan : M: Margin Pemasaran Pr : Harga di tingkat pengecer Pf : Harga di tingkat
petani 2. Dari Aspek Biaya Pemasaran Margin pemasaran terdiri atas biaya pemasaran dan
keuntungan pemasaran. Secara sistematis dapat dirumuskan sebagai berikut: Mp = Bp + Kp
Keterangan : Mp: Margin pemasaran Kp: Keuntungan pemasaran Bp: Biaya pemasaran Pada tata
niaga produk pertanian banyak lembaga pemasaran yang terlibat, jadi margin pemasaran
didistribusikan di setiap lembaga pemasaran Besarnya margin pemasaran bukan hanya
disebabkan biaya pemasaran, tetapi disebabkan pula oleh keuntungan yang diambil oleh
pedagang. Pedagang menetapkan harga penjualan yang dapat memberikan sejumlah keuntungan
tertentu atau harga penjualan. Jumlah pengeluaran pedagang dalam arti biaya pemasaran
merupakan komponen yang sangat menentukan besar kecilnya margin pemasaran. Komponen
margin pemasaran : 1.functional cost; 2.profit lembaga pemasaran Persamaan matematis : m n M
= ∑ ∑ Cij + ∑ π j i=1 j=1 M adalah margin pemasaran Cij adalah biaya pemasaran untuk
melakukan fungsi pemasaran ke i oleh lembaga ke j π j adalah keuntungan yang diperoleh
lembaga pemasaran ke j m adalah jumlah jenis biaya pemasaran n adalah jumlah lembaga
pemasaran

2.3Sistem Tataniaga
Tataniaga sebagai bagian dari kegiatan ekonomi yang mempunyai peranan penting dalam
pembangunan ekonomi suatu Negara. Tataniaga menjembatani kesenjangan (gap) yang terjadi
antara sektor produksi dan konsumsi. Tataniaga menciptakan 4 macam kegunaan bagi suatu
komoditas, yaitu kegunaan bentuk, waktu, tempat, dan kepemilikan. Aspek tataniaga merupakan
mata rantai yang kritis dalam suatu sistem agribisnis.

Tataniaga di bidang pertanian agak berbeda dengan tataniaga di luar bidang pertanian
terutama dalam hal komoditas yang dipasarkannya. Produk dan produksi pertanian memiliki
karakteristik khusus yang membedakannya dari produk-produk di sektor industri. Kekhasan ini
terutama dijumpai dalam tataniaga pertanian di negara-negara sedang berkembang. Karakteristik
yang menyangkut produksi, meliputi produksi musiman, spesifik lokasi, dan kondisional,
desentralisasi pengambilan keputusan berproduksi oleh banyak petani, ketidakpastian cuaca dan
harga, pemusatan produksi secara geografis, biaya produksi yang bervariasi, serta sangat
dipengaruhi oleh industri input pertanian; sedangkan karakteristik produk, antara lain sebagian
besar berupa bahan mentah/baku, bulky, mudah rusak/busuk, variasi kualitas serta
produkproduknya, khususnya bahan pangan yang dikonsumsi secara stabil sepanjang tahun.
Karakteristik produk dan produksi pertanian tersebut mempunyai implikasi yang luas dalam
proses tataniaga.

Kelompok kami melakukan wawancara tata niaga di PT East West Seed Indonesia yang
merupakan perusahaan benih sayuran terpadu pertama di Indonesia. PT East West Seed
Indonesia menghasilkan benih sayuran berkualitas terbaik melalui kegiatan pemuliaan tanaman
yang didukung oleh teknologi yang canggih dan mumpuni untuk meningkatkan pendapatan
petani.

PT East West Seed Indonesia memiliki proses tata niaga benih dengan saluran tata niaga
bahkan sampai impor ke luar negeri.dengan tersebut PT East West Seed Indonesia memiliki
proses tata niaga dengan baik dan mempunyai pasar jual untuk penjualan benih sayuran.Maka
dari itu praktikum tata niaga ini melihat lebih detai lagi bagai mana sistem pemasaran komoditi
mentimun PT East West Seed Indonesia,serta melihat apa saja saluran dan margin tata
niaga.sehingga diakhir laporan ini dapat disimpulakan sistem tata niaga benih mentimun.
BAB 3

METODOLOGI

3.1 Metode Wawancara

Metode yang digunakan dalam wawancara ini adalah metode secara langsung yaitu
dengan cara mewawancarai pihak terkait sehingga wawancara ini dilakukan secara tatap
muka dengan mendatangi perusahaan PT East West Seed . Dengan adanya wawancara
dengan pihak perwakilan PT East West Seed didapatkan gambaran tentang perusahaan
tersebut. Sehingga didalam metode ini memudahakn kami dalam melakukan wawancara ,
karena kita bisa menanyakan langsung mengenai proses produksi, proses penanganan
setelah panen , hingga pemasaran suatu benih .

3.2 Waktu dan Tempat


Kegiatan wawancara ini dilakukan pada hari Senin, 07 Desember 2020, pukul 09.00 –
12.00 WIB di Jalan Pajajran VI / BB42 Jember dan dilanjutkan pada hari Minggu, 20 Desember
2020 pukul 12.00 – 15.30 WIB di Jalan Muhajir ,Sukorambi,Krajan, Sukorambi,
Kec.Sukorambi, Jember .

3.3 PT East West Seed

PT East West Seed (EWINDO) adalah perusahaan benih sayuran terpadu pertama di
Indonesia yang memiliki komitmen sebagai Sahabat Petani yang paling baik. EWINDO
menghasilkan benih sayuran berkualitas terbaik melalui kegiatan pemuliaan tanaman yang
didukung oleh teknologi yang canggih dan mumpuni untuk meningkatkan pendapatan petani.

Dalam pengembangan benih EWINDO menempatkan tenaga ahli profesional yang telah
berpengalaman di bidang pemuliaan tanaman dan perbenihan. Hasil penelitian dan
pengembangan benih sayuran ini diproduksi, diproses dan dikemas serta dipasarkan untuk petani
Indonesia dengan merek dagang CAP PANAH MERAH. PT East West Seed Indonesia sebagai
perusahaan benih hortikultura yang memiliki visi menjadi perusahaan benih nomor satu di
Indonesia bertekad memenuhi ketersediaan benih bermutu. Saat ini PT East West sudah berhasil
menemukan kauliflower varietas baru yang khusus dapat ditanam di dataran rendah. Varietas
tersebut bernama PM 126. Dengan ditemukan varietas tersebut, diharapkan kebutuhan pasar
Indonesia terhadap kauliflower dapat dipenuhi.

PT East West Seed Indonesia selalu melakukan inovasi di setiap pekerjaannya. Dengan
motto “Inovasi atau Mati”, PT East West mendukung ketersediaan benih bermutu, peran
teknologi, serta sumber daya manusia yang memadai kontribusi di dalamnya. Hal tersebut yang
menjadi salah satu alasandilakukannya Praktik Kerja Lapang di PT EWSI. Praktik Kerja lapang
ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengalaman penulis dalam berinteraksi dengan
dunia perbenihan secara nyata.

3.4 Mitra PT East West Seed

PT. East West Seed Indonesia dalam kegiatan kemitraan usahatani benih timun memang
tidak memberikan bantuan modal, hanya bantuan penyediaan benih timun untuk ditanam,
bimbingan teknis budidaya dan pasca panen, serta pemasaran atau penjualan hasil produksi dari
benih timun tersebut. Petani yang melakukan kemitraan dalam berusahatani benih timun harus
mendaftar terlebih dahulu kepada petani kunci untuk mendapatkan benih timun . Hal ini karena
pihak perusahaan harus melakukan kesepakatan terlebih dahulu dengan petani sebelum kegiatan
kemitraan usahatani benih timun dilakukan. Banyaknya benih yang diberikan perusahaan untuk
di tanam oleh petani tergantung dari luas lahan masing-masing petani yang menjadi mitranya.
Pola kemitraan yang diterapkan oleh perusahaan memang cukup diminati oleh banyak petani,
tetapi dalam kemitraan ini penanggungan resiko di bebankan seluruhnya kepada petani yang
bermitra. Jadi apabila dalam usahatani timun tersebut mengalami gagal panen atau produksi dan
produktivitasnya menurun atau tidak sesuai. dengan standar kontrak yang ditetapkan, petani lah
yang akan menanggung resikonya sendiri. Selain itu benih yang diberikan oleh perusahaan
kepada petani jumlahnya masih sangat terbatas, sehingga petani tidak dapat menerima benih
dengan jumlah yang lebih banyak.

3.5 Pemasaran

Definisi pemasaran adalah Pemasaran adalah suatu proses perencanaan dan eksekusi,
mulai dari tahap konsepsi, penetapan harga,promosi, hingga distribusi barang-barang, ide-ide dan
jasa, untuk melakukan pertukaran yang memuaskan individu dan lembaga-lembaganya.
Beberapa ahli juga mengemukakan pendapatnya mengenai definisi pemasaran. Konsep inti
pemasaran menurut pendapat di atas menjelaskan bahwa ada beberapa hal yang harus dipenuhi
dalam terjadinya proses pemasaran. Dalam pemasaran terdapat produk sebagai kebutuhan dan
keinginan orang lain yang memiliki nilai sehingga diminta dan terjadinya proses permintaan
karena ada yang melakukan pemasaran.

Adapun definisi pemasaran menurut Philip Kotler (2005: 10) yaitu: Pemasaran adalah
proses sosial yang dengan mana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan
dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan
jasa yang bernilai dengan pihak lain. Dari definsi di atas dapat disimpulkan bahwa pemasaran
adalah sebuah proses sosial yang bertumpu pada pemenuhan kebutuhan individu dan kelompok
dengan menciptakan pertukaran sehingga memberikan kepuasan yang maksimal.
Berdasarkan analisis yang telah kami lakukan pada perusahaan East West Seed Indonesia
kita dapat menganalisis bauran pemasaran yang meliputi : Place, Product, Promotion, Price.
Bauran pemasaran pada place, lokasi perusahaan strategis, karena lokasi nya dekat dengan lahan
pertanian. Pada perusahaan juga memiliki gudang penyimpanan yang memenuhi standar yang
telah ditetapkan untuk ruang penyimpanan benih. Perusahaan juga memiliki ruang prosecing dan
ruang laboratorium yang memenuhi standar dan memiliki sertifikat Internasional. Sehingga
mereka menghasilakan benih yang bermutu atau berkualitas tinggi.

3.6 Analisis Hasil Wawancara

- Saluran tataniaga

Saluran tataniaga dari perusahaan PT East West Seed yang kita yaitu :

Perusahaan –Distributor/Deller – Sub-Dealer/Kios –– Pengepul / pedagang- penyemai


yang menjual bibit – Konsumen (Petani) .

- Margin Pemasaran

Rumus Umum :

VM = (Pr-Pf) Q*

Ket :

VM = nilai margin pemasaran

Pr = harga di tingkat pengecer

Pf = harga ditingkat petani

Q* = jumlah produk pertanian yang di transaksikan

Penghitungan Margin

- a. Margin Distributor / Dealler


Harga beli = Rp. 50.000 / pack
Harga jual = Rp. 51.500 /pack
VM = ( 50.000 – 51.500) .1
= - 1.500
Margin Distributor atau Dealler Rp.1.500/ pack
- b. Margin Sub-Dealler
Harga beli = Rp. 51.500
Harga jual = Rp.54.000/ pack
VM = (51.500 – 54.000) . 1
= - 2.500
Margin Sub-Dealler Rp. 2.500/pack
- c. Margin Pengecer / Pengepul
Harga beli = Rp. 54.000 / pack
Harga jual = Rp. 60.000 /pack
VM = ( 54.000 – 60.000)
= - 60.000
Margin Pengecer / Pengepul Rp. 6000 / pack

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil

Saluran tataniaga dapat didefinisikan sebagai himpunan perusahaan dan perorangan yang
mengambil alih hak, atau membantu dalam pengalihan hak atas barang atau jasa tertentu selama
barang atau jasa tersebut berpindah dari produsen ke konsumen. Atau saluran adalah rangkaian
lembaga-lembaga tataniaga yang dilalui barang dalam penyalurannya dari produsen ke
konsumen. Saluran pemasaran dapat dicirikan dengan memperhatikan banyaknya tingkat
saluran. Masing-masing pedagang perantara yang melaksanakan pekerjaan tertentu dalam
membawa produk dan haknya semakin mendekat pada pembeli akhir akan membentuk tingkat
saluran. Panjangnya suatu saluran tataniaga akan ditentukan oleh banyaknya tingkat perantara
yang dilalui oleh suatu barang dan jasa.

Saluran tataniaga yang terdapat di PT East West Seed ialah dari PT East West Seed
(sebagai penyedia benih ) - Distributor/ Dealler – Sub Dealler- Pengepul atau pengecer –
konsumen . sehingga dengan adanya tingkat saluran ini dapat membedakan kentungan dari setiap
tingkatan .

- PT East West Seed ( Penyedia benih )


PT East West Seed adalah perusahaan yang menyediakan berbagai benih, khususnya
benih yang diproduksi ialah benih konsumsi . PT East west Seed bekerjasama dengan
para petani , PT East West Seed tidak akan memberikan bantuan modal, hanya bantuan
penyediaan benih timun untuk ditanam, bimbingan teknis budidaya dan pasca panen,
serta pemasaran atau penjualan hasil produksi dari benih timun tersebut.

- Distributor / Dealler
Distributor Benih adalah menyediakan benih pertanian yang berkualitas biasanya
membeli timun dengan jumlah yang sangat besar, sehingga didapatkan keuntungan .

- Sub – Deller
Sub – Dealler benih adalah penyediaan benih pertanian yang berkualitas biasanya
membeli benih timun dengan jumlah yang standart , tujuannya ialah mencari keuntungan.
- Pengepul atau Pedagang
Pengepul atau pengecer bisa disebut dengan agen pengecer atau pedagang pengecer.
Pembelian benih timun pada sub-dealer cukup sedikit sehingga penjualan pada konsumen
juga dalam skala kecil.

4.2 Margin / Keuntungan


Margin atau persentase keuntungan usaha membuat Anda tahu berapa banyak
laba yang dihasilkan bisnis untuk setiap barang yang terjual.
BAB 5
KESIMPULAN

Dari laporan praktikum ini di dapatkan kesimpulan :

1. Pada PT East West Seed terdapat saluran tata niaga dari Distributor/ Deller – Sub Dealler
– Pengepul / pengecer – Petani .
2. Margin atau keuntungan yang diperoleh dalam bidang tataniaga benih masih dalam skala
kecil , karena dalam dalam penjualan benih per pack dapat diperoleh keuntungan hingga
Rp.1500 – 6000, tetapi untuk margin dalam setiap lembaga tataniaga benih berbeda yakni
kurang lebih sekitar 5% - 15% .
DAFTAR PUSTAKA

Azzaino, Zulkifli. (1981). Pengantar Tataniaga Pertanian . Bogor:

Departemen Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi,Fakultas Pertanian IPB.

Hanafiah, A.M. dan A. M. Saefuddin. (1983). Tataniaga Hasil Pertanian.

Jakarta: UI-Press.

Kartasapoetra ,Ance G. 2003 . Teknologi Benih Pengolahan Benih dan Tuntunan Praktikum.
Rineka Cipta

Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasran . Jilid 1 dan 2. Jakarta : PT.Indeks Kelompok
Gramedia.

Sadjad, 1997. Penyimpanan Benih Tanmaan Pangan . Bahan Kuliah Latihan Pola Pertanian.
Bogor.IPB

Anda mungkin juga menyukai