Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS PEMASARAN CABAI MERAH KRITING

DI DESA SUNJU KECAMATAN MARAWOLA


KABUPATEN SIGI

Oleh
SANTI
E 321 20 025

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2022
I. TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian Arsianti (2014) berjudul “Analisis Pemasaran Usahatani Cabai Merah

Keriting di Desa Maku Kecamatan Dolo Kabupaten Sigi”. Hasil analisis menunjukan

margin total pemasaran cabai merah keriting pada saluran pemasaran pertama yaitu

Rp. 4.000,00/kg dan margin pemasaran cabai merah keriting pada saluran pemasaran

kedua yaitu Rp. 3.000,00/kg. Pada saluran 2 lebih efisien dibandingkan dengan

saluran pemasaran 1, ini karena nisbah antara total biaya dengan total nilai penjualan

petani pada saluran 1 sebesar 1,52%, lebih besar dibandingkan dengan saluran 2

yaitu 1,25%.

Penelitian Angraini (2014) berjudul “Analisis Pemasaran Cabai Merah Keriting

di Desa Sidera Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi”. Hasil analisis

menunjukan total margin pemasaran cabai merah keriting yang diperoleh untuk

saluran pertama Rp 6.000,00 total margin pemasaran cabai merah keriting yang

diperoleh untuk saluran kedua yaitu sebesar Rp 2.000,00. Bagian harga yang

diterima petani pada saluran pertama sebesar 89,47%. Bagian harga yang diterima

petani pada saluran kedua sebesar 90%. Dengan demikian, bagian harga yang paling

besar diterima petani adalah pada saluran kedua. Adapun saluran pemasaran Cabai

Merah Keriting di Desa Sidera ada dua saluran :

1. Petani Pedagang Pengumpul Pedagang Pengecer Konsumen.

2. Petani Pedagang Pengecer Konsumen.

pada saluran II lebih efisien daripada saluran I, karena bagian harga yang

diterima petani di saluran II lebih besar daripada saluran I.


1.2 Landasan Teori

2.2.1 Konsep Agribisnis

Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan usaha yang meliputi salah satu atau

keseluruhan dari mata rantai produksi, pengolahan hasil dan pemasaran yang ada

hubungannya dengan pertanian. Konsep agribisnis adalah salah satu konsep yang

utuh mulai dari proses produksi, mengolah hasil, pemasaran, dan aktivitas lainnya

yang berkaitan dengan pertanian (Soekartawi, 2010).

Populernya kata agribisnis belum diikuti dengan pemahaman yang benar tentang

kata agribisnis itu sendiri. Pada hakikatnya ada beberapa definisi agribisnis yang

lebih berkembang secara umum.(a) Definisi pertama hanya menyinggung sektor

masukan. Jadi, definisi agribisnis yang sempit dan tradisional hanya menunjuk pada

para produsen dan pembuat bahan masukan untuk produksi pertanian, (b) Sering pula

ditemukan bahwa agribisnis diartikan sebagai pedagang atau pemasaran hasil

pertanian, (c) Dewasa ini pandangan tentang agribisnis yang secaram umum

dianggap tepat sudah semakin dewasa. Menurut pandangan ini, agribisnis mencakup

semua kegiatan mulai dari pengadaan sarana produksi pertanian sampai dengan tata

niaga produk pertanian yang dihasilkan usaha tani atau hasil olahannya, (d)

dimaksud dengan agribisnis adalah suatu kegiatan usaha yang meliputi salah satu

atau keseluruhan rantai produksi, pengolahan hasil dan pemasaran yang ada

hubunganya dengan pertanian dalam arti luas (Firdaus,2015).

2.2.2 Konsep Pemasaran

Pemasaran merupakan suatu proses perpindahan barang atau jasa dari tangan

produsen ke tangan konsumen atau dapat pula dikatakan bahwa pemasaran adalah
semua kegiatan usaha yang berkaian dengan arus penyerahan barang dan jasa-jasa

dari produsen ke konsumen. (Mursid,2010)

Konsep pemasaran merupakan suatu falsafah manajemen dalam bidang

pemasaran yang berorientasi kepada kebutuhan dan keinginan konsumen dengan

didukung oleh kegiatan pemasaran terpadu yang diarahkan untuk memberikan

kepuasan konsumen sebagai kunci keberhasilan organisasi dalam usahanya mencapai

tujuan yang telah ditetapkan. Pada hakikatnya menekanakan orientasi pada

kebutuhan dan keinginan konsumen yang didukung oleh kegiatan pemasaran

terpadu, yang ditujakan untuk keberhasilan mencapai tujuan. Dengan demikiann ada

empat unsur poko yang terdapat dalam konsep pemasaran, yaitu orientasi pada

konsumen (kebutuan dan keinginan konsumen), kegiatan pemasaran yang terpadu,

kepuasan konsumen/langganan, dan trujuan jangka panjang (Sofjan, 2014).

Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan pokok yang harus dilakukan

oleh para pengusaha termasuk pengusaha tani (agribusinessman) dalam usahanya

untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya (survival), untuk mendapatkan laba,

dan untuk berkembang berhasil tidaknya usaha tersebut sangat tergantung pada

keahlianya di bidang pemasaran, produksi, keunagan, dan sumber daya manusia

(Firdaus 2015).

2.2.3 Saluran Pemasaran

Saluran pemasaran dapat dilihat sebagai sekumpulan organaisasi yang saling

tergantung satu sama lainnya yang terlibat dalam proses penyediaan sebuah produk

atau pelayanan untuk digunakan atau di konsumsi (Abdullah,dkk 2014).


Proses penyaluran produk sampai ke tangan akhir dapat menggunakan saluran

yang panjang maupun saluran yang pendek sesuai dengan kebijaksanaan saluran

distribusi. Menurut Angipora (2002), bentuk saluran pemasaran dibagi menjadi dua

yaitu :

1. Saluran distribusi langsung yaitu saluran yang bentuk penyaluran barang/jasa

dari produsen ke konsumen dengan tidak melalui perantara.

2. Saluran distribusi tidak langsung adalah bentuk saluran distribusi yang

menggunakan jasa perantara dan agen untuk menyalurkan barang/jasa kepada

konsumen.

Angipora (2002), Ada beberapa alternatif distribusi yang digunakan dan

didasarkan pada jenis barang dan sekmen pasarnya salah satunya saluran distribusi

untuk barang konsumsi yaitu :

1. Produsen Pedagang Pengumpul Pedagang Pengecer Konsumen.

Saluran pemasaran ini dilaksanakan oleh produsen yang menjual produksinya

langsung kepada pengumpul, kemudian pedagang pengumpul akan menjual kepada

pedagang pengecer, pedagang pengecer meneruskan ketangan konsumen.

2. Produsen Pedagang Pengecer Konsumen.

Saluran pemasaran ini dilaksanakan produsen yang menjual produksinya

langsung kepada pedagang pengecer, kemudian pedagang pengecer akan menjualnya

kembali kepada konsumen. (Angipora, 2002).

2.2.4 Biaya Pemasaran

Biaya pemasaran adalah biaya yang dikeluarkan untuk untuk keperluan

pemasaran. Biaya pemasaran meliputi biaya angkut, biaya pengeringan, pungutan


rertibusi, dan lain-lain. Besarnya biaya pemasaran ini berbeda satu sama lain

disebabkan karena macam komoditi, lokasi pemasaran, dan macam lembaga

pemasaran dan efektivitas pemasaran yang dilakukan. Seringkali komoditi pertanian

yang nilainya tinggi diikuti dengan biaya pemasaran yang tinggi pula. Peraturan

pemasaran pun di suatu daerah juga kadang-kadang berbeda satu sama lain, begitu

pula macam lembaga pemasaran dan evektivitas pemasaran yang dilakukan. Makin

efektif pemasaran yang dilakukan, maka makin kecil biaya pemasaran yang

dikeluarkan (Soekartawi, 2002).

Deniel, (2002), besarnya biaya pemasaran berbeda satu dengan yang lain

tergantung hal sebangai berikut:

1. Macam-macam komoditi yang dipasarkan

Kelembagaan-kelembagaan pemasaran yang terlibat dalam proses pemasaran

produk-produk pertanian sengat beragam sekali tergantung dari jenis yang

dipasarkan. Komoditi yang bobotnya besar, tetapi nilainya kecil sehingga

membutukan pemasaran yang besar, sebaliknya ada komoditi kecil

dan ringan tetapi memiliki nilai pasaran yang besar.

2. Lokasi/daerah produsen

Lokasi produsen yang jauh dari pasar atau lokasi konsumen maka biaya

transportasi menjadi besar pula, sedangkan lokasi yang terpencil jadi salah satu

penyebab rendahnya harga.Lokasi produsen sangat mempengaruhi besar

kecilnya biaya pemasaran serta pendapatan yang diperoleh petani.


3. Peran kelembagaan tataniaga

Kelembagaan tataniaga (pemasaran) memegang peranan penting dan juga

menentukan saluran pemasaran. Fungsikelembagaan ini berbeda satu

samalain, dicirikan oleh aktifitas yang dilakukan skala usaha. Semakin banyak

kelembagaan yang terlibat, maka semakin banyak rantai tataniaga komoditi

tersebut.

2.2.5 Lembaga Pemasaran

Lembaga pemasaran adalah badan usaha atau individu yang menyelenggarakan

pemasaran, menyalurkan jasa dan komoditi dari produsen ke konsumen akhir serta

mempunyai hubungan dengan badan usaha atau individu lainya. Lembaga pemasaran

ini timbul karena adanya keinginan konsumen untuk memperoleh komoditi yang

sesuai dengan waktu dan tempat yang diinginkan konsumen. Tugas lembaga

pemasaran ini adalah menjalankan fungsi-fungsi pemasaran serta memenuhi

keinginan konsumen semaksimal mungkin. Konsumen memberikan balasa jasa

kepada lembaga pemasaran ini berupa margin pemasaran (Sudiyono, 2004).

2.2.6 Margin Pemasaran

Margin pemasaran atau margin tataniaga menunjukan selisih harga dari dua

tingkat rantai pemasaran. Margin tatinaga perubahan antara harga produsen dan

harga eceran. Margin tatniaga hanya mempresentasikan perbedaan harga yang

dibayarkan konsumen dengan harga yang diterima produsen, tetapi tidak

menunjukkan jumlah kuantitas produk yang dipasarkan (Sudiyono,2004).


Sudiyono (2004) margin pemasaran merupakan perbedaan antara harga yang

dibayarkan konsumen dengan harga yang diterima produsen. Kedua, margin

pemasaran merupakan biaya d

ari jasa-jasa yang dibutuhkan sebagai akibat dari permintaan dan penawaran dari

jasa-jasa yang dibutuhkan sebagai akibat dari permintaan dan penawaran dari jasa-

jasa pemasaran. Komponen margin pemasaran ini terdiri dari : 1) biaya yang

diperlukan kelembagaan-kelembagaan pemasaran untuk melakukan fungsi-fungsi

pemasaran yang disebut dengan biaya pemasaran atau biaya fungsional, dan 2)

keuntungan (profit) lembaga pemasaran.

Menurut Daniel (2002) menyatakan bahwa, margin pemasaran ialah selisih

harga yang dibayar oleh konsumen dengan harga yang diterima oleh produsen.

Makin panjang tataniaga (semakin banyak tataniaga yang terlibat) maka semakin

banyak tataniaganya.

Besarnya margin pemasaran pada masing-masing lembaga pemasaran yang

terlibat dapat dianalisis dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

M = Hp-Hb

Keterangan :

M = Margin pemasaran
Hp = Harga pembelian (Rp)
Hb = Harga penjualan (Rp)

Margin total pemasaran adalah jumlah margin semua lembaga yang terlibat

dalam pemasaran cabai merah keriting pada masing-masing saluran pemasaran. Total

pemasaran dihitung dengan menggunakan rumus :


MT = M1 + M2 + M3 +....Mn

Dimana :

Mt = Margin total lembaga pemsaran


M1 = Margin pemasaran saluran pemasaran ke-1
M2 = Margin pemasaran saluran pemasaran ke-2
M3 = Margin pemasaran saluran pemasaran ke-3

2.2.7 Bagian Harga Yang Diterima Petani

Besar kecilnya margin pemasaran akan berpengaruh terhadap harga ditingkat

petani dan akan mempengaruhi bagian yang diterima petani. Jika total marginnya

tinggi bagian diterima petani dapat diketahui dengan membandingkan antara harga

jual petani dan harga jual ke konsumen akhir atau sering disebut Farmer’s share

secara matematis ditulis sebagai berikut :

Spf = X 100 %

Keterangan:

Spf = Bagian Harga Yang Diterima Petani (%)


Price farm = Harga Tingkat Petani (Rp)
Price Retailer = Harga Tingkat Konsumen (Rp)

2.2.8 Efisiensi Pemasaran

Efisiensi merupakan tindakan memaksimalkan hasil dengan menggunakan

model (tenga kerja, material, dan alat) yang minimal. Efisiensi juga merupakan rasio

antara input dan output, dan perbandingn antara masukan dan pengeluaran. Menurut

Daniel (2002), efisiensi pemasaran adalah pengorbanan yang sekecil mungkin dari

berbagai sumber barang atau jasa yang diminta oleh konsumen.

Menurut Dillon (2008), semakin tinggi biaya pemasaran menunjukkan

semakin rendahnya efisiensi sistem pemasarannya. Konsepsional dalam sistem


tataniaga/pemasaran dapat dianggap efisien apabila memenuhi syarat yaitu mampu

menyampaikan hasil-hasil dari petani produsen kepada konsumen dengan biaya

semurah-murahnya dan mampu mengadakan pembagian yang adil dari keseluruhan

harga yang dibayar oleh konsumen terakhir kepada semua pihak yang ikut serta

dalam kegiatan produksi dan tataniaga barang tersebut.

Selanjutnya untuk menghitung efisiensi pemasaran cabai merah keriting dari

produsen ke pedagang pengumpul atau dari produsen ke pedagang pengecer

digunakan rumus perhitungan efisiensi pemasaran (Soekartawi, 2002) :

𝑻𝑩
EPs = 𝑻𝑵𝑷 X 100 %

Keterangan:

EPs = Efisiensi Pemasaran (%)


TB = Total Biaya Pemasaran (Rp)
TNP = Total Nilai Produk Yang di Pasarkan (Rp)
2.3 Bagan Alir Penelitian

Analisis Pemasaran Cabai Merah Kriting Di Desa Sunju


Kecamatan Marawola Kabupaten Sigi

Terdapat perbedaan harga antara harga yang diterima petani


(produsen) dengan harga yang dibayarkan konsumen

Analisis data

Bagian harga yang


MarginPemasaran diterima petani Efisiensi Pemasaran
M = Hp – Hb Spf = Price farm x 100% Ep=(TB/TNP)x 100%
Price Retailer

Diperoleh Informasi tentang Pemasaran Cabai Merah Kriting Di


Desa Sunju Kecamatan Marawola Kabupaten Sigi

Gambar 1. Bagan alir Penelitian Analisis Pemasaran Cabai Merah Kriting Di Desa
Sunju Kecamatan Marawola Kabupaten Sigi

Anda mungkin juga menyukai