Anda di halaman 1dari 10

PEMASARAN HASIL PERTANIAN:

Konsep Pemasaran Hasil Pertanian


Nur Baladina, SP. MP.
Lab. Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya
Email : baladina.fp@ub.ac.id

1. PENDAHULUAN 2.3 Mengapa Pemasaran Kompleks & Mahal?


1.1 Pengantar 2.4 Permasalahan Pemasaran Pertanian MODUL
1.2 Tujuan
1.3 Definisi Pasar 3. SISTEM PEMASARAN DAN

1
PERANANNYA DALAM
2. KONSEP PEMASARAN PEREKONOMIAN
2.1 Definisi Pemasaran 3.1 Sistem Pemasaran Hasil Pertanian
2.2 Mengapa Pemasaran Produktif? 3.2 Peranan Pemasaran dalam
Pembangunan Ekonomi

SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT


1. PENDAHULUAN
1.1. Pengantar
 Pertanian dalam arti luas melibatkan banyak aspek yang
berorientasi pada produksi, pasar, sisi permintaan (demand
side), dan sisi penawaran (supply side). Jadi, pertanian tidak
hanya mencakup kegiatan bercocok tanam, beternak,
menangkap ikan dan berkebun saja, tetapi juga menyediakan
sarana produksi, memproses output, memasarkan output, dan
melibatkan lembaga penunjang. Oleh karena itu, menumbuhkan
sektor pertanian tidak berarti hanya menggerakkan sektor
produksi saja seperti yang dianggap masyarakat selama ini,
melainkan juga subsistem lainnya yaitu pemasaran.
 Sebagai konsekuensi dari keberhasilan petani meningkatkan (SPEED)
produksi usaha taninya, timbul masalah baru di bidang
pemasaran, yaitu bagaimana menyampaikan produk dari petani
sebagai produsen ke konsumen. Hal ini dikarenakan petani
menginginkan sistem pemasaran produk berlangsung efisien
supaya dapat memperoleh harga yang lebih layak. Sementara
itu, konsumen ingin mendapatkan bahan pangan dan hasil
pertanian dari petani dengan biaya serendah mungkin.
 Dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat,
pemasaran mempunyai peran penting dalam meningkatkan daya
saing produk. Oleh karena itu, lemahnya sistem pemasaran akan
dapat memperlemah daya saing produk yang kemudian akan
mengurangi pertumbuhan ekonomi suatu daerah.
 Teori perdagangan internasional yang dikemukakan Porter
(1990) dalam Anindita (2004) menunjukkan bahwa memiliki
sumber daya yang melimpah bukan berarti suatu negara akan
mempunyai keunggulan kompetitif. Hal ini dikarenakan
pemasaran memegang peranan penting dalam menyusun
keunggulan kompetitif.
Pemasaran Hasil Pertanian Brawijaya University 2012

 Modul ini menjelaskan tentang definisi pemasaran, sistem pemasaran hasil


pertanian, kegunaan pemasaran, dan permasalahan dalam pemasaran hasil
pertanian. Sebagai kegiatan yang produktif, pemasaran dapat dikatakan sebagai
sesuatu yang kompleks dan mahal. Ini disebabkan oleh karakteristik proses
pembelian hasil produksi petani di daerah tertentu yang sulit dan sifat hasil
pertanian yang sangat mudah rusak (perishable), serta kualitas yang tidak
seragam. Oleh karena itu, penting untuk memahami konsep-konsep dalam
pemasaran hasil pertanian agar hasil produksi pertanian dapat disalurkan dari titik-
titik produksi menuju titik-titik konsumsi dengan efisien.

1.2. Tujuan
Penguasaan materi dalam modul ini, yang dirancang sebagai landasan dasar dalam
mempelajari pemasaran hasil pertanian, mahasiswa diharapkan akan dapat:
 Menjelaskan pengertian pemasaran, mengapa pemasaran kompleks dan mahal
namun produktif, serta apa saja permasalahan spesifik dalam pemasaran
pertanian.
 Menjelaskan bagaimana sistem pemasaran hasil pertanian dan peranan pemasaran
dalam perekonomian.

1.3. Definisi Pasar


 Pasar seringkali didefinisikan sebagai tempat bertemunya pembeli dan penjual di
suatu tempat yang dikatakan sebagai pasar, sehingga jika berbicara tentang suatu
pasar seringkali kita mengasumsikan pasti menyangkut pembeli, penjual, dan
fasilitas pasar.
 Seiring dengan kemajuan zaman, pada kenyataannya suatu pasar bukan berarti
pembeli dan penjual harus saling bertemu, tetapi mereka dapat melakukan
transaksi dengan bantuan fasilitas yang ada (telepon, faksimile, internet, dan lain-
lain) tanpa perlu saling bertemu di suatu tempat. Bahkan untuk beberapa komoditi
pertanian terdapat lembaga pemasaran yang berperan sebagai agen penjual
(selling broker) atau agen pembeli (buying broker), sehingga ada kalanya penjual
dan pembeli diwakili individu-individu dan transaksi tidak perlu membutuhkan
ruang geografis tertentu.
 Pasar menurut Kotler (1988) meliputi keseluruhan pembeli potensial yang akan
memenuhi kebutuhan dan keinginannya, dimana pembeli tersebut bersedia dan
mampu membeli alat-alat pemuas melalui pertukaran. Ini merupakan definisi
berdasarkan sudut pandang penjual, sehingga pasar dianggap sebagai sumber
permintaan dari barang-barang yang ditawarkan.
 Pyndick dan Rubinfield (2000) dalam Anindita (2004) menunjukkan betapa
pentingnya luas dari suatu pasar. Luas suatu pasar ditentukan oleh batas-batas
(bondaries) baik secara geografis maupun dalam hal kisaran suatu produk (range
of products). Batas-batas secara geografis berarti bahwa harga suatu komoditi di
suatu daerah tertentu akan berbeda dengan harga produk yang sama di daerah
lain. Sedangkan batas-batas kisaran dari suatu produk menunjukkan kisaran dari
jenis produk yang dijual di pasar. Sebagai contoh antara komoditi beras dan
tepung beras. Karena tepung beras tidak saling bersaing dengan beras dan tujuan
penggunaan kedua komoditi ini berbeda, maka batas kisaran dari produk tersebut
tidak dapat dimasukkan dalam satu pasar.

Page 2 of 10
Pemasaran Hasil Pertanian Brawijaya University 2012

2. KONSEP PEMASARAN
2.1. Definisi Pemasaran
 Banyak definisi tentang pemasaran, seperti yang dikemukakan Downey dan
Erickson (1989) bahwa pemasaran merupakan ilmu yang menelaah terhadap
aliran produk secara fisik dan ekonomis dari produsen melalui lembaga pemasaran
kepada konsumen.
 Pemasaran menurut Kotler (1988) adalah proses sosial dan manajemen, dimana
individu-individu atau kelompok dapat memenuhi kebutuhan dan keinginannya
melalui pembuatan dan pertukaran suatu produk dan uang dengan individu-
individu atau kelompok-kelompok lainnya.
 FAO pada tahun 1958 dalam Sudiyono (2004) mendefinisikan pemasaran hasil
pertanian sebagai serangkaian kegiatan ekonomi berturut-turut yang terjadi
selama perjalanan komoditi hasil-hasil pertanian mulai dari produsen primer
sampai ke tangan konsumen.
 Sedangkan Anindita (2004) mendefinisikan pemasaran sebagai suatu runtutan
kegiatan atau jasa yang dilakukan untuk memindahkan suatu produk dari titik
produsen ke titik konsumen.
 Oleh karena adanya definisi yang beragam di atas, maka modul ini mengikuti
definisi dari Anindita (2004) yang menyatakan bahwa pemasaran hasil pertanian
merupakan suatu runtutan kegiatan atau jasa yang dilakukan untuk memindahkan
suatu produk dari titik produsen ke titik konsumen.
 Dari definisi yang dikemukakan Anindita (2004), paling tidak ada tiga hal yang
perlu menjadi perhatian.
- Yang pertama, kegiatan atau jasa adalah suatu fungsi yang dilakukan dalam
pemasaran. Fungsi ini bertujuan untuk mengubah produk berdasarkan bentuk
(form), waktu (time), tempat (place), atau kepemilikan (possession).
Kegiatan/jasa ini menambah nilai dari suatu produk dan adanya nilai tambah ini
bukan berarti mengurangi tingkat efisiensi dari pemasaran suatu produk, tetapi
seringkali justru meningkatkan efisiensi pemasaran. Kegiatan ini dapat berupa
kegiatan yang langsung mempengaruhi produk seperti prosessing, pengepakan,
transportasi, atau kegiatan yang tidak langsung mempengaruhi produk seperti
periklanan dan risiko.
- Yang kedua adalah titik produsen. Titik produsen menunjukkan asal dari produk
itu dijual pertama oleh produsen atau petani. Kegiatan atau jasa yang
dilakukan oleh petani seringkali tidak diperhitungkan dalam kegiatan
pemasaran, padahal kegiatan petani ini seringkali mempunyai pengaruh besar
terhadap pemasaran suatu produk.
- Yang ketiga adalah titik konsumen. Tujuan dari suatu pemasaran adalah
menyampaikan ke konsumen akhir sebagai transaksi terakhir. Seperti pada
produsen, seringkali pembahasan mengenai jasa yang dilakukan konsumen
tidak dibahas dalam kegiatan pemasaran.

Page 3 of 10
Pemasaran Hasil Pertanian Brawijaya University 2012
* Fenomena lapang menunjukkan bahwa ada perbedaan antara pemasaran komoditi
non-pertanian dan komoditi pertanian.
* Pemasaran komoditi non-pertanian
bersifat distributif, dimana lokasi produsen
terkonsentrasi dan barang yang dihasilkan
dapat direncanakan secara cermat, mengenai
jumlah, mutu, dan waktu pembuatan barang.
Produsen produk non-pertanian pada
umumnya menghasilkan barang dalam jumlah
besar, sehingga produsen dapat
mendistribusikan secara langsung melalui
pedagang besar, agen, dan pengecer, serta
konsumen. Sifat distributif diindikasikan
dengan penurunan volume yang Gambar 1. Pemasaran Komoditi
ditransaksikan dari pedagang besar, agen, Non-Pertanian
pengecer, dan konsumen.

* Sebaliknya pemasaran komoditi pertanian


bersifat konsentrasi-distributif, dimana
produk dihasilkan secara terpencar-pencar,
berupa bahan mentah yang perlu pengolahan
lebih lanjut dan dalam jumlah yang relatif
sedikit sehingga untuk menutup biaya-biaya
yang diperlukan lembaga pemasaran dalam
melakukan fungsi-fungsi pemasaran
diperlukan volume perdagangan yang cukup
besar. Pemasaran komoditi pertanian dimulai
dari proses konsentrasi yaitu pengumpulan
produk-produk pertanian dari petani ke
tengkulak, pedagang pengumpul, dan Gambar 2. Pemasaran Komoditi
pedagang besar, serta diakhiri dengan proses Pertanian
distribusi yaitu penjualan barang dari
pedagang ke agen, pengecer, dan konsumen.

2.2. Mengapa Pemasaran Produktif?


 Pemasaran dikatakan sebagai kegiatan produktif karena menciptakan kegunaan
(utility), yaitu proses untuk menciptakan barang dan jasa menjadi lebih berguna.
 Ada empat jenis kegunaan yang dihasilkan dari kegiatan pemasaran, yaitu:
1. Kegunaan bentuk (form utility)
Kegunaan ini muncul jika suatu barang memiliki persyaratan yang dibutuhkan.
Kegunaan bentuk biasanya mengubah bentuk bahan mentah dan menciptakan
sesuatu yang baru. Contohnya usaha penggilingan gabah memproses gabah
menjadi beras yang lebih siap dkonsumsi, atau keberadaan rumah makan yang
mengubah beras menjadi nasi yang siap dikonsumsi konsumen.
2. Kegunaan tempat (place utility)
Kegunaan yang timbul ketika hasil produksi disediakan di suatu tempat yang
masyarakatnya menginginkan barang tersebut. Sebagai contoh salah satu
sentra produksi beras adalah Nganjuk, sedangkan salah satu lokasi konsumen
beras di Malang. Agar beras ini dapat dimanfaatkan konsumen di Malang, maka
beras yang ada di Nganjuk perlu dipindahkan ke Malang.

Page 4 of 10
Pemasaran Hasil Pertanian Brawijaya University 2012
3. Kegunaan waktu (time utility)
Kegunaan yang timbul ketika produk tersedia pada saat yang diinginkan.
Contohnya produksi beras relatif banyak antara bulan Februari-Mei. Agar beras
tersebut dapat tersedia sepanjang tahun, maka produksi yang berlebihan pada
bulan-bulan tersebut harus disimpan, misal oleh BULOG, agar dapat tersedia
bagi konsumen pada setiap waktu.
4. Kegunaan milik (possession utility)
Kegunaan yang timbul ketika suatu barang ditransfer atau ditempatkan atas
kontrol dari seseorang yang menginginkan. Hal ini dikarenakan komoditi
pertanian yang sudah mengalami peningkatan guna bentuk, guna tempat, dan
guna waktu, baru bisa memenuhi kebutuhan konsumen apabila sudah terjadi
pemindahan hak milik dari produsen ataupun lembaga pemasaran kepada
konsumen.

2.3. Mengapa Pemasaran Pertanian Kompleks dan Mahal


 Pemasaran hasil produksi petani dari daerah produksi yang kemudian diteruskan
ke tempat-tempat konsentrasi konsumen tertentu adalah sulit dan mahal, hal ini
disebabkan karena:
- Banyak hasil pertanian yang dihasilkan mempunyai sifat sangat mudah rusak
(perishable) dengan kualitas yang tidak seragam. Komoditi pertanian biasanya
juga berupa bahan mentah. Agar dapat memenuhi kebutuhan konsumen secara
langsung, maka komoditi tersebut perlu dilakukan pengolahan yang tentunya
membutuhkan biaya pengolahan (processing cost).
- Lokasi produksi komoditi pertanian tersebar di berbagai tempat, dan seringkali
terpisah jauh dari tempat konsumen. Beberapa petani juga hanya menghasilkan
sejumlah kecil dari beberapa komoditi, sedangkan petani lain menghasilkan
sebagian besar dari suatu komoditi. Agar produksi pertanian ini dapat
dimanfaatkan oleh konsumen, maka komoditi pertanian tersebut harus diangkut
dari lokasi produsen ke lokasi konsumen yang tentunya membutuhkan biaya
transportasi atau biaya pemindahan (transfer cost).
- Produksi beberapa produk pertanian bersifat musiman dan terkadang lokasi
produksinya jauh dari konsumen, sedangkan konsumsinya terjadi setiap saat
sepanjang tahun. Oleh karena itu agar dapat tersedia setiap saat bagi
konsumen, maka harus dilakukan aktivitas penyimpanan yang tentunya
membutuhkan biaya penyimpanan (storage cost).
- Komoditi pertanian yang sudah mengalami peningkatan guna bentuk, guna
tempat, dan guna waktu, baru bisa memenuhi kebutuhan konsumen apabila
sudah terjadi pemindahan hak milik dari produsen ataupun lembaga pemasaran
kepada konsumen. Oleh karena itu, agar terjadi pemindahan hak milik maka
harus dilakukan transaksi yang tentunya membutuhkan biaya transaksi
(transaction cost).
 Keberadaan dari berbagai macam jasa seperti: penyimpanan, packaging,
transportasi, prosessing, dan lain-lain tentunya melibatkan sejumlah biaya yang
besar karena pekerjaan untuk menyediakan barang agar tersedia dari produsen
sampai ke konsumen memang membutuhkan biaya besar. Oleh karena itu,
berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pemasaran pertanian
merupakan kegiatan yang kompleks dan mahal.

2.4. Permasalahan dalam Pemasaran Hasil Pertanian


 Pemasaran hasil pertanian dihadapkan pada sejumlah permasalahan spesifik,
antara lain:

Page 5 of 10
Pemasaran Hasil Pertanian Brawijaya University 2012

1. Karakteristik Hasil Pertanian


Sifat umum dari produk pertanian adalah mudah rusak (perishability),
musiman, membutuhkan ruang yang banyak (bulkiness), dan tidak seragam
(non homogenity).
- Karena bersifat mudah rusak, produk pertanian memerlukan penanganan
khusus dalam pemasaran agar bisa cepat dijual. Sebagai contoh, salah satu
ukuran kualitas produk hortikultura (buah-buahan, sayur-sayuran, dan
bunga-bungaan) adalah kesegaran. Setiap penundaan waktu penjualan
berarti penurunan kualitas dan berat produk, sehingga menyebabkan
penurunan harga jual. Dalam hal ini, peranan sistem pemasaran adalah
menghambat terjadinya 3-D {Death (hancur), Decay (rusak), dan
Deterioration (penurunan)} dari produk pertanian tersebut.
- Produksi pertanian umumnya bersifat musiman. Meskipun ada produk yang
dihasilkan sepanjang tahun, tetapi volume produksinya bervariasi setiap
bulannya. Ada juga produk pertanian yang dihasilkan hanya pada periode
tertentu. Permasalahan ini menyebabkan petani (terutama petani kelas kecil)
menjual produknya dengan harga murah pada saat panen dan di lain waktu
terutama saat paceklik petani tadi harus membeli produk tersebut dengan
harga yang lebih mahal.
- Sifat produk pertanian yang bulkiness, berarti produk pertanian
membutuhkan ruang/volume atau berat yang relatif besar tetapi harganya
relatif murah. Sifat ini menyebabkan tingginya biaya transportasi dari
produsen (petani) ke konsumen.
- Sifat produk pertanian yang tidak seragam (non homogenity), biasanya
disebabkan karena produk pertanian dihasilkan di daerah yang luas dengan
produksi yang menyebar karena petani umumnya hanya mempunyai lahan
yang sempit. Selain itu petani juga menghasilkan berbagai macam produk
pertanian yang berbeda dengan jumlah yang relatif kecil, dan umumnya
petani hanya menjual sebagian dari hasil panennya. Permasalahan ini
menimbulkan adanya perlakuan pemasaran yang berbeda, seperti cara
pengepakan, transportasi, dan berbagai jasa yang dilakukan untuk berbagai
produk pertanian yang berbeda. Proses pemasaran menjadi kompleks
dibandingkan jika petani hanya menghasilkan satu produk yang sama.
2. Jumlah Produsen
Pemasaran produk pertanian akan lebih sederhana apabila petani hanya
menghasilkan satu produk atau sejumlah produk yang terbatas. Di Indonesia
terdapat lebih dari 60 juta petani menghasilkan produk pertanian yang berbeda
dengan jumlah yang relatif kecil. Kenyataan ini menyebabkan masalah khusus
dimana produksi pertanian yang jumlahnya relatif sedikit harus dikumpulkan
dalam jumlah tertentu agar transportasi atau penyimpanannya dapat lebih
efisien.
3. Karakteristik Konsumen
Konsumen memiliki karakteristik yang berbeda meliputi tingkat pendapatan
(tinggi, mengengah, rendah), umur (tua, muda), keadaan perumahan (kota,
desa), agama, dan lain-lain. Karakteristik konsumen ditunjukkan oleh
permintaan setiap individu konsumen yang berbeda dan dapat berubah
sepanjang waktu baik secara cepat maupun lambat. Hal ini menimbulkan
permasalahan dalam pemasaran produk pertanian. Dalam pemasaran hasil
pertanian perlu diciptakan penjuala pada saat yang tepat, pada tempat yang
tepat, dan bentuk yang sesuai (right time, right place, right form).

Page 6 of 10
Pemasaran Hasil Pertanian Brawijaya University 2012

4. Perbedaan Tempat
Permasalahan pemasaran pertanian lainnya adalah harga produk pertanian
yang bervariasi antar tempat (daerah). Umumnya apabila harga di suatu
tempat tinggi sedangkan di tempat lain rendah, maka produk di tempat yang
harganya rendah akan mengalir ke tempat yang produknya berharga lebih
tinggi. Namun para petani pada kenyataannya sulit mengikuti perkembangan
harga di tempat lain karena adanya berbagai keterbatasan seperti sulitnya
transportasi, rendahnya informasi harga, dan keterbatasan lainnya.
5. Efisiensi Pemasaran
Upaya peningkatan efisiensi sistem pemasaran hasil pertanian merupakan
permasalahan penting saat ini. Setiap produk pertanian yang dihasilkan,
sedapat mungkin dijual melalui berbagai kegiatan pemasaran dengan biaya
paling rendah. Namun kenyataannya, terwujudnya sistem pemasaran hasil
pertanian yang efisien di Indonesia masih terhambat beberapa permasalahan
utama, yaitu:
- Lemahnya infrastruktur yang menghubungkan antara produsen dengan pasar
dan konsumen.
- Rendahnya arus informasi pasar.
- Skala produk pertanian relatif kecil.
- Kurangnya pengetahuan yang dimiliki petani dan pedagang terutama tentang
grading dan handling.
- Kurangnya atau tidak adanya kebijaksanaan pemasaran yang baik dan
pelaksanaan peraturan yang sering merugikan pihak-pihak yang terlibat
dalam sistem pemasaran, misalnya adanya pungutan-pungutan tidak resmi
(pungli).

3. SISTEM PEMASARAN DAN PERANANNYA DALAM


PEREKONOMIAN
3.1. Sistem Pemasaran Hasil Pertanian
 Sistem pemasaran hasil pertanian adalah suatu kompleks sistem dalam berbagai
subsistem yang berinteraksi satu sama lain (Gambar 3) dan dengan berbagai
lingkungan pemasaran.
 Sebagai suatu sistem, pemasaran hasil pertanian mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut:
1. Mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Ada kriteria normatif yang disusun oleh
masyarakat.
2. Tindakan untuk mencapai tujuan mempunyai komponen/partisipan yang
melaksanakan berbagai fungsi seperti: transportasi, penyimpanan, prosesing,
grading, standardisasi, dan informasi pasar untuk memproduksi dan konsumsi
akhir dari produk tersebut.
3. Membutuhkan pengaturan yang diperlukan dari keberadaan fungsi-fungsi
tersebut.
4. Membutuhkan perencanaan dan struktur pengambilan keputusan yang
mengontrol dan mengkoordinasi kekuatan-kekuatan tersebut untuk bekerja.
5. Mempunyai dimensi ruang dan waktu.
 Elemen-elemen sistem pemasaran pertanian dapat diperhatikan pada Gambar 3.
Sistem pemasaran mempunyai enam komponen atau subsistem: produsen,
aliran (flow), fungsional, saluran (channel), konsumen, dan subsistem
lingkungan. Di bagian sisi akhir merupakan tujuan antara dan akhir.

Page 7 of 10
Pemasaran Hasil Pertanian Brawijaya University 2012

Tabel 1. Komponen, Tujuan Antara, dan Tujuan Akhir dari Sistem Pemasaran
Hasil Pertanian
Komponen
Tujuan Antara Tujuan Akhir
(sub sistem)

Meminimalkan hambatan Menyamakan penawaran


pemasaran dan permintaan
Sub sistem
Produsen
Harga yang fair untuk Mendorong harga yang
produk yang dihasilkan stabil untuk pendapatan

Sub sistem Aliran Memberikan fasilitas bagi Keuntungan maksimum


produk, finansial, dan aliran jangka panjang
informasi

Sub sistem Meningkatkan efesiensi Tingkat pengembalian


Fungsional investasi yang memadai

Sub sistem Meminimalkan resiko Penawaran yang stabil;


Saluran jangka pendek keuntungan maksimum
Pemasaran jangka panjang

Sub sistem Harga yang layak Kepuasan konsumen,


Konsumen biaya minimum

Sub sistem Memberikan fasilitas Meminimalkan pasar yang


Lingkungan terhadap keberadaan pasar tidak sempurna

Gambar 3. Sistem Pemasaran Hasil Pertanian

Page 8 of 10
Pemasaran Hasil Pertanian Brawijaya University 2012

3.2. Peranan Pemasaran dalam Pembangunan Ekonomi


 Peranan sektor pertanian terhadap pertumbuhan ekonomi nasional sudah tidak
perlu diragukan lagi. Dalam membangun sektor pertanian, diperlukan perbaikan
keseimbangan dalam produksi dan pemasaran. Pembangunan pertanian tidak
akan efektif apabila hanya memperbaiki sistem produksi dan mengabaikan sistem
pemasaran karena perbaikan pendapatan petani tergantung juga pada perbaikan
sistem pemasaran.
 Dari sisi petani, suatu sistem tataniaga yang efektif dan efisien merupakan salah
satu hal yang dapat mendorong peningkatan produksi pertanian, seperti kapan
petani menjual hasil produksinya akan mempengaruhi penerimaan petani.
 Selain itu, dengan sistem tataniaga yang efektif dan efisien, misal dengan adanya
perbaikan efisiensi pemasaran selain dapat mengurangi marjin pemasaran juga
akan dapat meningkatkan nilai tambah produsen melalui aspek diversifikasi
usaha yang lebih terkoordinasi dalam menyampaikan produk dari produsen
sampai ke konsumen.
 Semakin kecilnya marjin pemasaran akan berdampak langsung dengan
meningkatnya harga jual produsen yang disebut sebagai efek perbaikan efisiensi
pemasaran (Mellor, 1967 dalam Anindita, 2010). Efek perbaikan efisiensi
pemasaran secara tidak langsung juga akan menurunkan harga konsumen.
Dengan demikian peningkatan efisiensi pemasaran akan menyebabkan turunnya
harga eceran yang kemudian akan mendorong jumlah permintaan yang pada
akhirnya akan menciptakan dorongan kenaikan harga di tingkat produsen. Pada
saat yang sama kenaikan harga ini akan memperbaiki efisiensi harga di tingkat
pedagang perantara sehingga biaya produksi dapat dikurangi. Turunnya harga di
tingkat konsumen akan mendorong konsumen untuk dapat membeli produk yang
lebih banyak tergantung dari seberapa besar dorongan kenaikan jumlah
permintaan terhadap kenaikan harga, dimana kenaikan tersebut tergantung dari
jenis elastisitas atau responsiveness komoditi tersebut terhadap perubahan
harga (Landes dan Burfisher, 2009 dalam Anindita, 2010).

REFERENSI
Anindita, Ratya. 2004. Pemasaran Hasil Pertanian. Papyrus. Surabaya.

Anindita, Ratya. 2010. Dampak Efisiensi Pemasaran Hasil Pertanian Terhadap


Perekonomian Indonesia. Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Bidang
Ilmu Pemasaran Hasil Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya.
BAPSI UB.

Kohls, R.L. dan Joseph N. Uhl. 1986. Marketing of Agricultural Product. Fifth Edition.
John Willey and Sons, Macmillan Publishing Co-Inc., New York.

Sudiyono, Armand. 2004. Pemasaran Pertanian Edisi Kedua. UMM Press. Malang

Page 9 of 10
Pemasaran Hasil Pertanian Brawijaya University 2012

PROPAGASI
Untuk memperdalam pemahaman mahasiswa mengenai materi di atas, silakan kerjakan
latihan berikut ini:

1. Jelaskan perbedaan antara pemasaran komoditi pertanian dengan pemasaran


komoditi non-pertanian (industri)!

2. Kemukakan mengenai tiga unsur dalam definisi pemasaran dan mengapa


pemasaran termasuk dalam kegiatan produktif?

3. Jelaskan dengan singkat dan jelas, mengapa pemasaran disebut sebagai kegiatan
yang kompleks dan mahal?

4. Jelaskan apa saja permasalahan spesifik yang dihadapi dalam pemasaran hasil
pertanian?

5. Sebutkan dan jelaskan berbagai subsistem dalam kerangka sistem pemasaran hasil
pertanian!

6. Jelaskan dengan singkat dan jelas apa saja dampak positif dari adanya perbaikan
efisiensi dalam pemasaran hasil pertanian!

Page 10 of 10

Anda mungkin juga menyukai