Anda di halaman 1dari 11

SASARAN PENYULUHAN

PERTANIAN

Nama Kelompok:

Riston Hatorangan Sitorus(D1A018139)


Puja Salsabillah (D1A018136)
Rosmauli Siringoringo (D1A018107)
Jhosua Sipayung (D1A018135)
M. Rizqi Siregar (D1A018119)
Aziz Rifa’I (D1A018114)
Untuk membangun pertanian dibutuhkan SDM yang
berkualitas. Lebih dari itu, tersedianya SDM yang berkualitas
merupakan modal utama bagi daerah untuk menjadi pelaku
(aktor), penggerak pembangunan di daerah.

Kita harus membangun sumber daya manusianya, agar


kemampuan dan kompetensi kerja masyarakat pertanian
dapat meningkat, karena merekalah yang langsung
melaksanakan segala kegiatan usaha pertanian di lahan
usahanya.

Melalui Penyuluhan Pertanian, masyarakat pertanian dibekali


dengan ilmu, pengetahuan, keterampilan, pengenalan paket
teknologi dan inovasi baru di bidang pertanian dengan sapta
usahanya, penanaman nilai-nilai atau prinsip agribisnis,
mengkreasi sumber daya manusia dengan konsep dasar filosofi
rajin, kooperatif, inovatif, kreatif dan sebagainya.
Penyuluhan Pertanian??
Penyuluhan Pertanian adalah suatu upaya untuk
terciptanya iklim yang kondusif guna membantu
petani beserta keluarga agar dapat berkembang
menjadi dinamis serta mampu untuk memperbaiki
kehidupan dan penghidupannya dengan kekuatan
sendiri dan pada akhirnya mampu menolong dirinya
sendiri

Prinsip Penyuluhan Pertanian adalah bekerja


bersama sasaran (klien) bukan bekerja untuk
sasaran. Sasaran penyuluhan adalah kelompok-
kelompok masyarakat yang berbeda dan dimulai
dari apa yang diketahui dan dimiliki oleh sasaran.
 Dalam melaksanakan pekerjaan harus
berkoordinasi dengan organisasi pembangunan
lainnya.  Selanjutnya, informasi yang disampaikan
harus dua arah dan masyarakat harus  ikut dalam
semua aspek kegiatan pendidikan dan penyuluhan
tersebut.
Menurut UU RI No. 16 tahun
2006

Sistem Penyuluhan Pertanian


merupakan seluruh rangkaian
pengembangan kemampuan, pengetahuan,
keterampilan serta sikap pelaku utama
(pelaku kegiatan pertanian) dan pelaku
usaha melalui penyuluhan. Disebutkan
pula bahwa Penyuluhan Pertanian
adalah suatu proses pembelajaran bagi
pelaku utama serta pelaku usaha agar
mereka mau dan mampu menolong dan
mengorganisasikan dirinya dalam
mengakses informasi pasar, teknologi,
permodalan dan sumber daya lainnnya,
sebagai upaya untuk meningkatkan
produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan,
dan kesejahteraannya, serta meningkatkan
kesadaran dalam pelestarian fungsi
Sasaran atau Penerima Manfaat
Kegiatan Penyuluhan Pertanian.
Obyek penyuluhan pertanian, yaitu: petani dan
keluarganya. Pengertian itu telah menempatkan Catur Sarana
petani dan keluarganya dalam kedudukan ”yang
lebih rendah” dibanding para penentu kebijakan 1. Penyuluh Pertanian di Lapangan
pembangunan pertanian, para Penyuluh Pertanian, (PPL),yaitu sebagai pembawa
dan pemangku kepentingan pembangunan informasi teknologi ,
pertanian yang lainnya mengajarkan pengetahuan dan
keterampilan,
Sasaran penyuluhan pertanian menjadi tidak
2. BRI Unit Desa, sebagai penyedia
hanya petani dan keluarganya tetapi
Kredit BIMAS untuk kegiatan
mencakup para pemangku kepentingan
usahatani padi;
(stakeholders). Sasaran penyuluhan pertanian
3. BUUD dan KUD sebagai
era Bimas adalah Kelompok Tani yang
penyedia sarana produksi, pupuk,
diistilahkan sebagai receiving mechanism dari
pestisida dan sarana
Delivery system (Catur Sarana).
pertanian lainnya serta membeli
gabah/beras dari petani;
4. KIOS, sebagai tempat
penyaluran sarana produksi
pertanian kepada petani.
Sasaran penyuluhan menurut UU No. 16 Tahun 2006, Bab
III, Pasal 5

1. Pihak yang paling berhak memperoleh


manfaat penyuluhan meliputi sasaran utama
dan sasaran antara;
2. Sasaran utama penyuluhan yaitu pelaku 2. Penerima manfaat bukanlah obyek
utama dan pelaku usaha; atau “sasaran tembak” yang layak
3. Sasaran antara penyuluhan yaitu pemangku dipandang rendah.
kepentingan lainnya, yang meliputi 3. Berbeda dengan kedudukannya
kelompok atau lembaga pemerhati sebagai “sasaran penyuluhan” yang
pertanian, perikanan dan kehutanan serta` tidak punya pilihan atau kesempatan
generasi muda dan tokoh masyarakat. untuk menawar setiap materi yang
disuluhkan.
Mardikanto (1996) mengganti istilah “sasaran 4. Manfaat tidak berada dalam posisi
penyuluhan” menjadi penerima manfaat di bawah penentu kebijakan dan para
(beneficiaries). Dalam pengertian “penerima penyuluh.
manfaat” tersebut, terkandung makna bahwa: 5. Proses belajar yang berlangsung
antara penyuluh dan penerima
1. Berbeda dengan kedudukannya sebagai manfaatnya bukanlah bersifat vertikal
“sasaran penyuluhan”, sebagai penerima
manfaat,
Penerima manfaat penyuluhan pertanian dapat
dibedakan dalam:

1. Pelaku utama yang terdiri dari petani dan keluarganya.

2. Penentu kebijakan, yang terdiri dari aparat birokrasi


pemerintah (eksekutif, legislatif dan yudikatif) sebagai
perencana, pelaksana, dan pengendali kebijakan
pembangunan pertanian.

3. Pemangku kepentingan yang lain, yang


mendukung/memperlancar kegiatan pembangunan
pertanian.

Termasuk kedalam kelompok ini:


a. Peneliti yang berperan dalam: penemuan, pengujian,
dan pengembangan inovasi
b. Produsen sarana produksi
c. Pelaku-bisnis (distributor/penyalur/pengecer)
d. Pers,
e. Aktivis LSM, tokoh masyarakat,
f. Budayawan, artis, dan lain-lain
Istilah penerima manfaat dan pemangku kepentingan penyuluhan
juga identik dengan “klien penyuluhan”. Menurut Lionberger dan
Gwin (1982), para penyuluh perlu bekerjasama dengan berbagai
pihak dalam kegiatan pelayanan pembangunan pertanian.

Termasuk dalam kelompok ini adalah para penyalur


pupuk, pestisida, pengembang benih, penyedia kredit
dan mereka yang terlibat dalam lembaga-lembaga
pertanian yang memiliki hubungan dengan pemerintah
(seperti: koperasi, kelompok tani, Pusat Pelestarian Alam,
dan sebagainya) atau sering disebut dengan “klien
penyuluh”. Lembaga-lembaga pelayanan dan pemberi
informasi yang baik, akan sangat membantu dalam
pemberian informasi kepada petani.
Karakteristik sasaran penyuluhan

Salah satu karakteristik saasaran yang perlu dipertimbangkan adalah


tingkat adopsi sasaran dalam menerima/memahami sesuatu yang baru
diketahui /belum lama diketahui:

a. Pendidikan
b. Kondisi Sosisal Budaya
c. Tingkat Ekonomi Keluarga
d. Pengalaman Usaha Pertanian
e. Status dalam Masyarakat
f. Kepemimpinan/ketokohannya dalam kelompok
g. Kemampuan berkomunikasi
Kesimpulan:
Penerima manfaat dari kegiatan Penyuluhan Pertanian :

Pelaku utama. yang terdiri dari petani dan keluarganya. Dikatakan demikian, karena
pelaku utama usahatani adalah para petani dan keluarganya, yang selain sebagai juru-tani,
sekaligus sebagai pengelola usahatani yang berperan dalam memobilisasi dan
memanfaatkan sumberdaya (factor-faktor produksi) demi tercapainya peningkatan dan
perbaikan mutu produksi, efisiensi usahatani serta perlindungan dan pelestarian
sumberdaya-alam berikut lingkungan hidup yang lain.
Penentu kebijakan, yang terdiri dari aparat birokrasi pemerintah (eksekutif, legislatif
dan yudikatif) sebagai perencana, pelaksana, dan pengendali kebijakan pembangunan
pertanian. Termasuk dalam kelompok penentu kebijakan adalah, elit masya-rakat sejak di
aras terbawah (desa) yang secara aktif dilibatkan dalam pengambilan keputusan dan
implementasi kebijakan pembangunan pertanian.
Peneliti yang berperan dalam: penemuan, pengujian, dan pengembangan inovasi yang
diperlukan oleh pelaku utama. Produsen sarana produksi dan peralatan/mesin pertanian,
yang dibutuhkan untuk penerapan inovasi yang dihasilkan para peneliti. Pelaku-bisnis
(distributor/penyalur/pengecer) sarana produksi dan peralatan/mesin pertanian yang
diperlukan, dalam jumlah, mutu, waktu, dan tempat yang tepat, serta pada tingkat harga
yang terjangkau oleh pelaku utama.Pers, media-masa dan pusat-pusat informasi yang
menyebar-luaskan informasi-pasar

Anda mungkin juga menyukai