FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2024 I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Penyuluhan Pertanian merupakan salah satu proses pengembangan SDM dalam pembangunan pertanian. Penyuluh atau fasilitator berperan sebagai subjek penyuluhan yang memberikan pengarahan, informasi serta pengetahun dalam kegiatan penyuluhan pertanian sehingga memiliki peran penting agar petani ikut serta berpartisipasi. Tujuan adanya Fasilitator penyuluh Pertanian adalah membantu masyarakat khususnya para petani dalam mengelola dan menerapkan metode baru dalam produksi pertanian. Penyuluhan menjadi kegiatan antar penyuluh dengan petani dalam bertukar pikiran untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh petani. Peran fasilitator penyuluhan pertanian tidak hanya itu, Penyuluh juga berkolaborasi dengan lembaga pemerintahan untuk mengkoordinasikan program penyuluhan, memperluas jangkauan serta keberlanjutan terhadap pembangunan pertanian. Peranan Penyuluh Pertanian saat ini memiliki tantangan baru dalam menghadapi penerima manfaat penyuluhan Pertanian. Penyuluh Pertanian di tuntut untuk memiliki pengetahuan, informasi dan responsif terhadap isu yang terjadi dalam bidang pertanian. Pelaku dari penerima manfaat penyuluhan Pertanian antara lain petani dan keluarganya, masyarakat, pemerintah, peneliti dsb. Petani sebagai pelaku utama dalam produksi pertanian saat ini masih kurang dalam partisipasinya pada kegiatan penyuluhan Pertanian. Hal ini menjadi tugas penyuluh pertanian supaya petani turut berpartisipasi dalam kegiatan penyuluhan. Di samping itu, penyuluh harus mengetahui macam karakteristik dari penerima manfaat untuk membantu keberlanjutan program penyuluhan. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, adapun rumusan masalah yang digunakan sebagai berikut : 1. Apa pengertian dari penerima manfaat Penyuluhan Pertanian? 2. Karakteristik apa saja yang ada pada penerima manfaat dari Penyuluhan Pertanian ? 3. Bagaimana ragam penerima manfaat dari Penyuluhan Pertanian 4. Bagaimana Perumusan model dari Penyuluhan Pertanian? 5. Apa saja materi penyuluhan yang disampaikan kepada penerima manfaat penyuluhan pertanian? 6. Apa saja Manfaat Materi Penyuluhan Pertanian ? C. Tujuan Tujuan pembuatan paper terkait penerima manfaat penyuluh/Fasilitator Penyuluhan Pertanian sebagai berikut : 1. Mengetahui definisi dari penerima manfaat penyuluhan pertanian 2. Mengenal karakteristik penerima manfaat penyuluhan pertanian 3. Mengetahui dan mengenal ragam penerima manfaat penyuluhan pertanian 4. Mengetahui perumusan model yang digunakan dalam penyuluhan pertanian 5. Mengetahui materi penyuluhan yang diberikan kepada penerima manfaat penyuluhan pertanian 6. Mengetahui manfaat materi penyuluhan pertanian II. ISI A. Pengertian Penerima Manfaat Kegiatan penyuluhan pertanian bertujuan untuk memberikan suatu pembelajaran secara non formal kepada masyarakat. Hal tersebut agar pertanian berkembang dan mengalami kemajuan dengan adanya penyuluhan sebagai pendidikan non formal. Menurut Faisal (2020), penyuluhan pertanian bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada petani tentang perkembangan terbaru di bidang pertanian. Masyarakat terutama petani menjadi tujuan dari penyuluhan pertanian. Petani menjadi penerima manfaat dalam penyuluhan pertanian. Penyuluh pertanian memberikan informasi mengenai perkembangan pertanian yang nantinya akan diterapkan oleh para petani. Penerima manfaat yaitu petani berhak memutuskan apakah hal yang disampaikan oleh para penyuluh akan digunakan karena itu merupakan hak para petani. Biasanya petani akan menerapkan apa yang disampaikan oleh para penyuluh karena umumnya informasi yang disampaikan merupakan informasi yang berguna untuk perkembangan pertanian. B. Karakteristik Penerima Manfaat Karakteristik penerima manfaat penyuluhan pertanian dapat dikategorikan ke dalam beberapa aspek, yaitu: 1. Demografi: - Usia: Petani muda umumnya lebih terbuka terhadap inovasi dan teknologi baru, sedangkan petani tua mungkin lebih terbiasa dengan metode tradisional. - Pendidikan: Petani dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi mungkin lebih mudah memahami informasi dan teknologi baru. - Jenis kelamin: Laki-laki dan perempuan memiliki peran yang berbeda dalam pertanian, dan kebutuhan penyuluhan mereka mungkin berbeda. - Status sosial ekonomi: Petani dengan tingkat pendapatan yang lebih tinggi mungkin memiliki akses yang lebih baik ke sumber daya dan teknologi. 2. Psikologis: - Sikap terhadap perubahan: Petani yang terbuka terhadap perubahan lebih mudah menerima inovasi dan teknologi baru. - Motivasi: Petani yang termotivasi untuk meningkatkan hasil panen dan pendapatan mereka lebih mungkin untuk mengikuti penyuluhan. - Kepercayaan diri: Petani yang percaya diri dengan kemampuan mereka lebih mudah untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan baru. 3. Sosial: - Keanggotaan kelompok: Petani yang tergabung dalam kelompok tani atau koperasi mungkin lebih mudah untuk mendapatkan akses ke informasi dan sumber daya. - Norma dan nilai sosial: Norma dan nilai sosial di komunitas petani dapat memengaruhi cara mereka menerima informasi dan teknologi baru. 4. Ekonomi: - Ukuran usaha tani: Petani dengan usaha tani yang lebih besar mungkin memiliki akses yang lebih baik ke sumber daya dan teknologi. - Akses ke pasar: Petani dengan akses yang baik ke pasar lebih mudah untuk menjual hasil panen mereka dan mendapatkan keuntungan. - Akses ke kredit: Petani dengan akses ke kredit dapat membeli input pertanian dan teknologi baru. 5. Agronomi: - Jenis komoditas: Petani yang menanam komoditas yang berbeda memiliki kebutuhan penyuluhan yang berbeda. - Pengalaman dan pengetahuan: Petani yang berpengalaman dan memiliki pengetahuan yang baik tentang pertanian mungkin lebih mudah untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan baru. - Akses ke informasi dan teknologi: Petani dengan akses yang baik ke informasi dan teknologi baru lebih mudah untuk meningkatkan hasil panen dan pendapatan mereka. Menurut Arifianto et al (2018), karakteristik penerima manfaat penyuluhan pertanian penting untuk dipertimbangkan dalam merancang program penyuluhan yang efektif. Program penyuluhan yang dirancang dengan baik akan mempertimbangkan kebutuhan dan karakteristik penerima manfaat, sehingga dapat membantu mereka untuk meningkatkan hasil panen dan pendapatan mereka. C. Ragam penerima manfaat Efektivitas dan keberhasilan komunikasi antara penyuluh dengan petani dan keluarganya bukanlah satu-satunya faktor yang menentukan keberhasilan penyuluhan pertanian. Pemangku kepentingan pertanian seperti produsen sarana produksi, penyalur kredit usaha tani, peneliti, akademisi, aktivis LSM, dan lain-lain juga berlaku sebagai agent of development yang memiliki pengaruh yang lebih besar dan memperoleh manfaat dari kegiatan penyuluhan pertanian. Mengkritisi hal tersebut, Departemen Pertanian (2002) telah melakukan revisi terhadap definisi penyuluhan pertanian dengan menyebutkan bahwa penyuluhan pertanian tidak hanya terbatas diperuntukkan bagi petani dan keluarganya, tetapi juga bagi masyarakat pertanian yang lain. Banyak pengalaman menunjukkan bahwa kelambanan penyuluhan pertanian seringkali tidak disebabkan oleh perilaku kelompok “akar rumput” (grass-roots). Hal ini justru lebih banyak ditentukan oleh perilaku, kebijakan dan komitmen “lapis atas” untuk benar-benar membantu/melayani (masyarakat) petani agar mereka lebih sejahtera. Bertolak dari kenyataan- kenyataan tersebut, penerima manfaat penyuluhan pertanian dapat dibedakan dalam: a. Pelaku utama (petani dan keluarganya). Dikatakan demikian, karena pelaku utama usahatani adalah para petani dan keluarganya, yang selain sebagai juru-tani, sekaligus sebagai pengelola usahatani yang berperan dalam memobilisasi dan memanfaatkan sumber daya (faktor- faktor produksi) demi tercapainya peningkatan dan perbaikan mutu produksi, efisiensi usahatani serta perlindungan dan pelestarian sumber daya alam berikut lingkungan hidup yang lain. b. Penentu kebijakan, yang terdiri dari aparat birokrasi pemerintah (eksekutif, legislatif dan yudikatif) sebagai perencana, pelaksana,dan pengendali kebijakan pembangunan pertanian. Termasuk dalam kelompok penentu kebijakan adalah, elit masyarakat sejak di aras terbawah (desa) yang secara aktif dilibatkan dalam pengambilan keputusan dan implementasi kebijakan pembangunan pertanian. c. Pemangku kepentingan yang lain, yang mendukung/memperlancar kegiatan pembangunan pertanian, antara lain : 1) Peneliti yang berperan dalam: penemuan, pengujian, dan pengembangan inovasi yang diperlukan oleh pelaku utama. 2) Produsen sarana produksi dan peralatan/mesin pertanian, yang dibutuhkan untuk penerapan inovasi yang dihasilkan para peneliti. 3) Pelaku-bisnis (distributor/penyalur/pengecer) sarana produksi dan peralatan/mesin pertanian yang diperlukan, dalam jumlah, mutu, waktu, dan tempat yang tepat, serta pada tingkat harga yang terjangkau oleh pelaku utama. 4) Pers, media massa dan pusat-pusat informasi yang menyebarluaskan informasi-pasar (permintaan dan penawaran serta harga produk yang dihasilkan dan dibutuhkan), inovasi yang dihasilkan para peneliti, serta jasa lain yang diperlukan pelaku utama. 5) Aktivis LSM, tokoh masyarakat, dll yang berperan sebagai organisator, fasilitator, dan penasehat pelaku utama. 6) Budayawan, Artis, dll yang berperan dalam diseminasi inovasi, serta promosi produk yang dihasilkan maupun yang dibutuhkan pelaku utama. D. Perumusan Model Penyuluhan Penyuluh sebagai salah satu stakeholder yang berpengaruh dalam proses pembangunan pertanian harus memiliki dasar kegiatan yang menjadi patokan utama dalam perwujudan tujuan yang ingin dicapai. Dasar pelaksanaan kegiatan penyuluhan disesuaikan dengan undang-undang yang berlaku dan kondisi di lapangan yang ada. Perlu dilakukannya perumusan terhadap model dan materi penyuluhan yang akan dilakukan. Model penyuluhan dilakukan untuk menyetarakan atau menyelaraskan kondisi di lapangan dengan kegiatan atau materi penyuluhan yang akan dibawakan. Menurut Imran et al. (2019), penerapan metode pembelajaran penyuluhan yang disampaikan kepada petani akan mempengaruhi proses penyuluhan pertanian karena akan meningkatkan kemampuan pengetahuan dan keterampilan petani dalam mengadopsi proses pembelajaran penyuluhan sehingga petani dapat menerapkannya dalam sistem usaha tani yang dikembangkannya. Perubahan paradigma metode dan teknik penyuluhan memberikan pengaruh dalam penerimaan petani terhadap hasil inovasi dan metode penyuluhan di usaha tani yang dikembangkan. Menurut Syahyuti (2004), perumusan perubahan metode penyuluhan didasarkan pada suasana sadar akan penyuluh merupakan kumpulan masyarakat taat norma, penyuluh menghidupkan sistem sosial bukan individual, reorganisasi penyuluhan yang baru, memperkuat modal sosial, memperbaiki dan mengevaluasi penyuluhan. Pertimbangan penggunaan metode penyuluhan harus didasarkan rancangan kegiatan dengan anggaran dan kondisi di lapangan baik kondisi lahan ataupun kondisi petani sebagai pemilik usaha. Berdasarkan UU RI No. 16 Tahun 2006 Pasal 26 Ayat 3, penyuluhan dilakukan dengan menggunakan pendekatan partisipatif melalui mekanisme kerja dan metode yang disesuaikan dengan kebutuhan serta kondisi pelaku utama dan pelaku usaha. Metode penyuluhan ini dapat dimaksudkan sebagai cara yang digunakkan untuk menyampaikan materi penyuluhan pertanian kepada petani dan keluarganya. Menurut Suhanda dan Sufiani (2017), penyuluhan dapat dilakukan dengan pendekatan: a) Segi Komunikasi 1) Langsung, dimana penyuluh berhadapan muka langsung dengan sasaran. 2) Tidak Langsung, dimana penyuluh tidak berhadapan muka langsung dengan sasaran. b) Pendekatan sasaran 1) Perorangan, dimana penyuluh berhubungan langsung ataupun tidak langsung kepada sasaran perorangan. 2) Kelompok, dimana penyuluh berhubungan dengan kelompok sasaran. 3) Massal, dimana penyuluh menyampaikan pesan langsung ataupun tidak langsung kepada sasaran berjumlah banyak sekaligus. c) Indera penerima 1) Penglihatan, dimana penyuluh memberikan pesan melalui penglihatan seperti pelampiran pesan tertulis, pesan bergambar, dan lain-lain. 2) Pendengaran, dimana penyuluh menyampaikan pesan kepada sasaran melalui indera pendengar seperti melalui telepon, siaran TV atau radio, dan lain-lain. d) Kombinasi beberapa macam indera, dimana penyuluh menggunakan indera penglihat, pendengar, peraba, dan lain-lain untuk menyampaikan pesan kepada sasaran. E. Materi penyuluhan Penyuluhan merupakan salah satu cara untuk menyampaikan informasi- informasi tentang pertanian secara luas serta inovasi-inovasi baru dibidang pertanian. Proses penyuluhan salah satunya adalah menentukan materi penyuluhan, yaitu tentang bahan penyuluhan yang akan disampaikan oleh penyuluh kepada petani. Pembuatan materi penyuluhan harus memerhatikan kebutuhan petani, yaitu secara ekonomi dapat menguntungkan, secara teknis dapat diterapkan, secara sosial budaya dapat dipertanggungjawabkan, tidak merusak lingkungan, memberikan dampak yang baik bagi kehidupan, bagi perkembangan pertanian, bagi perkembangan usahatani, serta dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan sekitar. Materi penyuluhan berisi unsur pengembangan sumber daya manusia dan peningkatan modal sosial serta unsur ilmu pengetahuan, teknologi, informasi, ekonomi, manajemen, hukum, dan pelestarian lingkungan. Materi penyuluhan dalam bentuk teknologi tertentu yang akan disampaikan kepada petani harus mendapat rekomendasi dari lembaga pemerintah, kecuali teknologi yang bersumber dari pengetahuan tradisional. Adapun menurut Mardikanto (2009), ragam pokok bahasan yang biasanya dibutuhkan dalam kegiatan penyuluhan pertanian yaitu : 1. Ilmu Budidaya Pertanian Ilmu budidaya pertanian harus memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan yang dapat menghasilkan. Beberapa pokok bahasan yang termasuk dalam ilmu budidaya pertanian yaitu: teknik budidaya tanaman dan atau hewan ternak/ikan, pemilihan benih/bibit unggul, perlindungan tanaman dan atau hewan/ikan, penggunaan sarana produksi dan atau pakan hewan/ikan, pengaturan irigasi untuk tanaman dan pengairan untuk hewan/ikan, dan teknologi panen dan pascapanen 2. Ilmu Ekonomi Pertanian Ilmu ekonomi pertanian berfokus pada perbaikan pengelolaan usaha tani yang lebih efisien agar dapat memberikan manfaat yang lebih tinggi. Beberapa pokok bahasan yang termasuk dalam ilmu ekonomi pertanian yaitu: pengelolaan usahatani, ekonomi produksi, pemasaran hasil pertanian, pembiayaan usahatani, perencanaan dan evaluasi kegiatan pertanian, kewirausahaan bidang pertanian, dan akuntansi dalam kegiatan usaha agribisnis. 3. Ilmu Pengelolaan Rumah Tangga Petani Kegiatan usahatani merupakan kegiatan secara keseluruhan yang dilakukan oleh petani, termasuk pengelolaan rumah tangga. Beberapa pokok bahasan yang termasuk dalam pengelolaan rumah tangga petani yaitu : pengenalan tentang makna dan hubungan antara usahatani dengan ekonomi rumah tangga, pengelolaan ekonomi rumah tangga secara keseluruhan (termasuk usahataninya) yang mencakup inventarisasi sumber daya yang tersedia dan dapat dimanfaatkan optimasi alokasi sumber daya perencanaan dan evaluasi pengelolaan ekonomi rumah tangga. 4. Kelembagaan Petani Kelembagaan petani merupakan kelompok/organisasi artinya sekumpulan manusia yang memiliki kesepakatan untuk mencapai suatu tujuan bersama. Dalam kelembagaan petani seringkali menuntut kerja sama dan kesepakatan bersama seperti dalam pengaturan irigasi (pengairan), perlindungan hama dan penyakit tanaman, sarana produksi, pemasaran hasil, dan lain-lain. Oleh karena itu, dalam kegiatan penyuluhan perlu diperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan kelembagaan petani khususnya yang menyangkut dengan dinamika kelompok dan kepemimpinan kelompok tani. 5. Politik Pembangunan Pertanian Dalam kegiatan penyuluhan juga harus diperhatikan pokok bahasan yang menyangkut dengan politik pembangunan pertanian yang sedang dilaksanakan oleh pemerintah, termasuk dengan kebijakan pertanian yang sedang digalakkan oleh pemerintah. Pokok bahasan dalam politik pembangunan pertanian yaitu: peranan pembangunan pertanian dalam pembangunan nasional, peran, tanggungjawab dan kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhi oleh setiap petani dan kebijakan-kebijakan serta kemudahan-kemudahan yang disediakan pemerintah bagi pembangunan pertanian. Pokok bahasan materi penyuluhan sangat beragam, dengan keberagaman tersebut maka akan beragam pula sumber informasinya. Beberapa sumber materi penyuluhan pertanian yaitu dari instansi pemerintah (departemen/dinas- dinas terkait, lembaga penelitian dan pengembangan, pusat-pusat pengkajian, pusat-pusat informasi, pengujian lokal yang dilaksanakan oleh penyuluh), lembaga-lembaga swasta/lembaga swadaya masyarakat yang khusus bergerak dibidang penelitian, pengkajian dan penyebaran informasi, pengalaman petani (baik pengalamannya sendiri atau dari pengalaman dari orang lain yang ia melihatnya sendiri), publikasi (buku/jurnal), media masa (majalah/surat kabar), internet, dan lain-lain. F. Manfaat materi penyuluhan Materi penyuluhan yang di sampaikan oleh Penyuluh pertanian berkaitan dengan unsur pengembangan sumber daya manusia dan peningkatan modal sosial serta unsur ilmu pengetahuan, teknologi, informasi, ekonomi, manajemen, hukum, dan pelestarian lingkungan. Materi penyuluhan dalam bentuk teknologi tertentu yang akan disampaikan kepada petani harus mendapat rekomendasi dari lembaga pemerintah, kecuali teknologi yang bersumber dari pengetahuan tradisional. Adanya materi penyuluhan ini memberikan manfaat baik bagi petani maupun Penyuluh. Adapun manfaat yang di peroleh dari materi penyuluhan menurut Oeng Anwarudin dkk. (2021) sebagai berikut : 1. Petani dapat menerima informasi terkait dengan inovasi serta teknologi baru dibidang pertanian, sehingga dapat menambah pengetahuan serta wawasan petani. 2. Penerima manfaat merasa terbantu dan memudahkan dalam menyelesaikan masalah terkait isu di bidang pertanian. 3. Petani menjadi terarah dan mendapatkan bimbingan dari penyuluhan sehingga meminimalisir terjadinya kegagalan dalam bertani. 4. Penyampaian informasi oleh penyuluh dapat disampaikan secara sistematis dan berdasarkan sumber-sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. 5. Penyuluh dapat membantu menyampaikan pesan penting dari pemerintah dibidang pertanian. 6. Dengan adanya materi penyuluhan serta pendampingan dari penyuluh dapat merubah perilaku, sikap, serta keterampilan petani yang mana pada akhirnya mereka dapat hidup mandiri dan sejahtera. III. PENUTUP A. Kesimpulan DAFTAR PUSTAKA Arifianto, S., Satmoko, S., & Setiyawan, B. M. (2018). Pengaruh karakteristik penyuluh, kondisi kerja, motivasi terhadap kinerja penyuluh pertanian dan pada perilaku petani padi di Kabupaten Rembang. Agrisocionomics: Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian, 1(2), 166-180. Faisal, H. N. 2020. PERAN PENYULUHAN PERTANIAN SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PERAN KELOMPOK TANI (STUDI KASUS DI KECAMATAN KAUMAN KABUPATEN TULUNGAGUNG). Jurnal Agribis, 6(1), 1-13. Imran AN, Muhanniah M, Giono BRW. 2019. Metode penyuluhan pertanian dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani (Studi kasus di Kecamatan Maros Baru Kabupaten Maros). Jurnal AGRISEP: Kajian Masalah Sosial Ekonomi Pertanian Dan Agribisnis, 289-304. Oeng Anwarudin dkk. 2021. Sistem Penyuluhan Pertanian. Yayasan Kita Menulis Syahyuti. 2004. Model Penyuluh Penunjang Pengembangan Pertanian di Lahan Lebak. Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian. Suhanda, Sufiani N. 2017. Pengertian dan Ruang Lingkup program penyuluhan pertanian. Program dan Evaluasi Penyuluhan Pertanian 1-39.
Ekonomi makro menjadi sederhana, berinvestasi dengan menafsirkan pasar keuangan: Cara membaca dan memahami pasar keuangan agar dapat berinvestasi secara sadar berkat data yang disediakan oleh ekonomi makro