Anda di halaman 1dari 14

PAPER

PENERIMA MANFAAT PENYULUH/FASILITATOR


PENYULUHAN PERTANIAN

Disusun Oleh :
Kelompok 4
Abel Haqi P (H0721001)

Adam Arinto R (H0721003)

Aghan Valery A H (H0721005)

Almira Prasiwi (H0721012)

Anis Fitrianing A (H0721018)

Devina Putri Yolanda (H0721041)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2024
I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Penyuluhan Pertanian merupakan salah satu proses pengembangan SDM
dalam pembangunan pertanian. Penyuluh atau fasilitator berperan sebagai
subjek penyuluhan yang memberikan pengarahan, informasi serta pengetahun
dalam kegiatan penyuluhan pertanian sehingga memiliki peran penting agar
petani ikut serta berpartisipasi. Tujuan adanya Fasilitator penyuluh Pertanian
adalah membantu masyarakat khususnya para petani dalam mengelola dan
menerapkan metode baru dalam produksi pertanian. Penyuluhan menjadi
kegiatan antar penyuluh dengan petani dalam bertukar pikiran untuk
memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh petani. Peran fasilitator
penyuluhan pertanian tidak hanya itu, Penyuluh juga berkolaborasi dengan
lembaga pemerintahan untuk mengkoordinasikan program penyuluhan,
memperluas jangkauan serta keberlanjutan terhadap pembangunan pertanian.
Peranan Penyuluh Pertanian saat ini memiliki tantangan baru dalam
menghadapi penerima manfaat penyuluhan Pertanian. Penyuluh Pertanian di
tuntut untuk memiliki pengetahuan, informasi dan responsif terhadap isu yang
terjadi dalam bidang pertanian. Pelaku dari penerima manfaat penyuluhan
Pertanian antara lain petani dan keluarganya, masyarakat, pemerintah, peneliti
dsb. Petani sebagai pelaku utama dalam produksi pertanian saat ini masih
kurang dalam partisipasinya pada kegiatan penyuluhan Pertanian. Hal ini
menjadi tugas penyuluh pertanian supaya petani turut berpartisipasi dalam
kegiatan penyuluhan. Di samping itu, penyuluh harus mengetahui macam
karakteristik dari penerima manfaat untuk membantu keberlanjutan program
penyuluhan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, adapun rumusan masalah yang digunakan
sebagai berikut :
1. Apa pengertian dari penerima manfaat Penyuluhan Pertanian?
2. Karakteristik apa saja yang ada pada penerima manfaat dari
Penyuluhan Pertanian ?
3. Bagaimana ragam penerima manfaat dari Penyuluhan Pertanian
4. Bagaimana Perumusan model dari Penyuluhan Pertanian?
5. Apa saja materi penyuluhan yang disampaikan kepada penerima manfaat
penyuluhan pertanian?
6. Apa saja Manfaat Materi Penyuluhan Pertanian ?
C. Tujuan
Tujuan pembuatan paper terkait penerima manfaat penyuluh/Fasilitator
Penyuluhan Pertanian sebagai berikut :
1. Mengetahui definisi dari penerima manfaat penyuluhan pertanian
2. Mengenal karakteristik penerima manfaat penyuluhan pertanian
3. Mengetahui dan mengenal ragam penerima manfaat penyuluhan pertanian
4. Mengetahui perumusan model yang digunakan dalam penyuluhan pertanian
5. Mengetahui materi penyuluhan yang diberikan kepada penerima manfaat
penyuluhan pertanian
6. Mengetahui manfaat materi penyuluhan pertanian
II. ISI
A. Pengertian Penerima Manfaat
Kegiatan penyuluhan pertanian bertujuan untuk memberikan suatu
pembelajaran secara non formal kepada masyarakat. Hal tersebut agar
pertanian berkembang dan mengalami kemajuan dengan adanya penyuluhan
sebagai pendidikan non formal. Menurut Faisal (2020), penyuluhan pertanian
bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada petani tentang
perkembangan terbaru di bidang pertanian. Masyarakat terutama petani
menjadi tujuan dari penyuluhan pertanian.
Petani menjadi penerima manfaat dalam penyuluhan pertanian. Penyuluh
pertanian memberikan informasi mengenai perkembangan pertanian yang
nantinya akan diterapkan oleh para petani. Penerima manfaat yaitu petani
berhak memutuskan apakah hal yang disampaikan oleh para penyuluh akan
digunakan karena itu merupakan hak para petani. Biasanya petani akan
menerapkan apa yang disampaikan oleh para penyuluh karena umumnya
informasi yang disampaikan merupakan informasi yang berguna untuk
perkembangan pertanian.
B. Karakteristik Penerima Manfaat
Karakteristik penerima manfaat penyuluhan pertanian dapat
dikategorikan ke dalam beberapa aspek, yaitu:
1. Demografi:
- Usia: Petani muda umumnya lebih terbuka terhadap inovasi dan
teknologi baru, sedangkan petani tua mungkin lebih terbiasa dengan
metode tradisional.
- Pendidikan: Petani dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi
mungkin lebih mudah memahami informasi dan teknologi baru.
- Jenis kelamin: Laki-laki dan perempuan memiliki peran yang berbeda
dalam pertanian, dan kebutuhan penyuluhan mereka mungkin berbeda.
- Status sosial ekonomi: Petani dengan tingkat pendapatan yang lebih
tinggi mungkin memiliki akses yang lebih baik ke sumber daya dan
teknologi.
2. Psikologis:
- Sikap terhadap perubahan: Petani yang terbuka terhadap perubahan
lebih mudah menerima inovasi dan teknologi baru.
- Motivasi: Petani yang termotivasi untuk meningkatkan hasil panen dan
pendapatan mereka lebih mungkin untuk mengikuti penyuluhan.
- Kepercayaan diri: Petani yang percaya diri dengan kemampuan mereka
lebih mudah untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan baru.
3. Sosial:
- Keanggotaan kelompok: Petani yang tergabung dalam kelompok tani
atau koperasi mungkin lebih mudah untuk mendapatkan akses ke
informasi dan sumber daya.
- Norma dan nilai sosial: Norma dan nilai sosial di komunitas petani
dapat memengaruhi cara mereka menerima informasi dan teknologi
baru.
4. Ekonomi:
- Ukuran usaha tani: Petani dengan usaha tani yang lebih besar mungkin
memiliki akses yang lebih baik ke sumber daya dan teknologi.
- Akses ke pasar: Petani dengan akses yang baik ke pasar lebih mudah
untuk menjual hasil panen mereka dan mendapatkan keuntungan.
- Akses ke kredit: Petani dengan akses ke kredit dapat membeli input
pertanian dan teknologi baru.
5. Agronomi:
- Jenis komoditas: Petani yang menanam komoditas yang berbeda
memiliki kebutuhan penyuluhan yang berbeda.
- Pengalaman dan pengetahuan: Petani yang berpengalaman dan
memiliki pengetahuan yang baik tentang pertanian mungkin lebih
mudah untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan baru.
- Akses ke informasi dan teknologi: Petani dengan akses yang baik ke
informasi dan teknologi baru lebih mudah untuk meningkatkan hasil
panen dan pendapatan mereka.
Menurut Arifianto et al (2018), karakteristik penerima manfaat
penyuluhan pertanian penting untuk dipertimbangkan dalam merancang
program penyuluhan yang efektif. Program penyuluhan yang dirancang
dengan baik akan mempertimbangkan kebutuhan dan karakteristik penerima
manfaat, sehingga dapat membantu mereka untuk meningkatkan hasil panen
dan pendapatan mereka.
C. Ragam penerima manfaat
Efektivitas dan keberhasilan komunikasi antara penyuluh dengan
petani dan keluarganya bukanlah satu-satunya faktor yang menentukan
keberhasilan penyuluhan pertanian. Pemangku kepentingan pertanian seperti
produsen sarana produksi, penyalur kredit usaha tani, peneliti, akademisi,
aktivis LSM, dan lain-lain juga berlaku sebagai agent of development yang
memiliki pengaruh yang lebih besar dan memperoleh manfaat dari kegiatan
penyuluhan pertanian. Mengkritisi hal tersebut, Departemen Pertanian (2002)
telah melakukan revisi terhadap definisi penyuluhan pertanian dengan
menyebutkan bahwa penyuluhan pertanian tidak hanya terbatas diperuntukkan
bagi petani dan keluarganya, tetapi juga bagi masyarakat pertanian yang lain.
Banyak pengalaman menunjukkan bahwa kelambanan penyuluhan
pertanian seringkali tidak disebabkan oleh perilaku kelompok “akar rumput”
(grass-roots). Hal ini justru lebih banyak ditentukan oleh perilaku, kebijakan
dan komitmen “lapis atas” untuk benar-benar membantu/melayani
(masyarakat) petani agar mereka lebih sejahtera. Bertolak dari kenyataan-
kenyataan tersebut, penerima manfaat penyuluhan pertanian dapat dibedakan
dalam:
a. Pelaku utama (petani dan keluarganya). Dikatakan demikian, karena
pelaku utama usahatani adalah para petani dan keluarganya, yang
selain sebagai juru-tani, sekaligus sebagai pengelola usahatani yang
berperan dalam memobilisasi dan memanfaatkan sumber daya (faktor-
faktor produksi) demi tercapainya peningkatan dan perbaikan mutu
produksi, efisiensi usahatani serta perlindungan dan pelestarian sumber
daya alam berikut lingkungan hidup yang lain.
b. Penentu kebijakan, yang terdiri dari aparat birokrasi pemerintah
(eksekutif, legislatif dan yudikatif) sebagai perencana, pelaksana,dan
pengendali kebijakan pembangunan pertanian. Termasuk dalam
kelompok penentu kebijakan adalah, elit masyarakat sejak di aras
terbawah (desa) yang secara aktif dilibatkan dalam pengambilan
keputusan dan implementasi kebijakan pembangunan pertanian.
c. Pemangku kepentingan yang lain, yang mendukung/memperlancar
kegiatan pembangunan pertanian, antara lain :
1) Peneliti yang berperan dalam: penemuan, pengujian, dan
pengembangan inovasi yang diperlukan oleh pelaku utama.
2) Produsen sarana produksi dan peralatan/mesin pertanian, yang
dibutuhkan untuk penerapan inovasi yang dihasilkan para
peneliti.
3) Pelaku-bisnis (distributor/penyalur/pengecer) sarana produksi
dan peralatan/mesin pertanian yang diperlukan, dalam jumlah,
mutu, waktu, dan tempat yang tepat, serta pada tingkat harga
yang terjangkau oleh pelaku utama.
4) Pers, media massa dan pusat-pusat informasi yang
menyebarluaskan informasi-pasar (permintaan dan penawaran
serta harga produk yang dihasilkan dan dibutuhkan), inovasi
yang dihasilkan para peneliti, serta jasa lain yang diperlukan
pelaku utama.
5) Aktivis LSM, tokoh masyarakat, dll yang berperan sebagai
organisator, fasilitator, dan penasehat pelaku utama.
6) Budayawan, Artis, dll yang berperan dalam diseminasi inovasi,
serta promosi produk yang dihasilkan maupun yang dibutuhkan
pelaku utama.
D. Perumusan Model Penyuluhan
Penyuluh sebagai salah satu stakeholder yang berpengaruh dalam proses
pembangunan pertanian harus memiliki dasar kegiatan yang menjadi patokan
utama dalam perwujudan tujuan yang ingin dicapai. Dasar pelaksanaan
kegiatan penyuluhan disesuaikan dengan undang-undang yang berlaku dan
kondisi di lapangan yang ada. Perlu dilakukannya perumusan terhadap model
dan materi penyuluhan yang akan dilakukan. Model penyuluhan dilakukan
untuk menyetarakan atau menyelaraskan kondisi di lapangan dengan kegiatan
atau materi penyuluhan yang akan dibawakan. Menurut Imran et al. (2019),
penerapan metode pembelajaran penyuluhan yang disampaikan kepada petani
akan mempengaruhi proses penyuluhan pertanian karena akan meningkatkan
kemampuan pengetahuan dan keterampilan petani dalam mengadopsi proses
pembelajaran penyuluhan sehingga petani dapat menerapkannya dalam sistem
usaha tani yang dikembangkannya. Perubahan paradigma metode dan teknik
penyuluhan memberikan pengaruh dalam penerimaan petani terhadap hasil
inovasi dan metode penyuluhan di usaha tani yang dikembangkan. Menurut
Syahyuti (2004), perumusan perubahan metode penyuluhan didasarkan pada
suasana sadar akan penyuluh merupakan kumpulan masyarakat taat norma,
penyuluh menghidupkan sistem sosial bukan individual, reorganisasi
penyuluhan yang baru, memperkuat modal sosial, memperbaiki dan
mengevaluasi penyuluhan.
Pertimbangan penggunaan metode penyuluhan harus didasarkan rancangan
kegiatan dengan anggaran dan kondisi di lapangan baik kondisi lahan ataupun
kondisi petani sebagai pemilik usaha. Berdasarkan UU RI No. 16 Tahun 2006
Pasal 26 Ayat 3, penyuluhan dilakukan dengan menggunakan pendekatan
partisipatif melalui mekanisme kerja dan metode yang disesuaikan dengan
kebutuhan serta kondisi pelaku utama dan pelaku usaha. Metode penyuluhan
ini dapat dimaksudkan sebagai cara yang digunakkan untuk menyampaikan
materi penyuluhan pertanian kepada petani dan keluarganya. Menurut
Suhanda dan Sufiani (2017), penyuluhan dapat dilakukan dengan pendekatan:
a) Segi Komunikasi
1) Langsung, dimana penyuluh berhadapan muka langsung dengan
sasaran.
2) Tidak Langsung, dimana penyuluh tidak berhadapan muka
langsung dengan sasaran.
b) Pendekatan sasaran
1) Perorangan, dimana penyuluh berhubungan langsung ataupun tidak
langsung kepada sasaran perorangan.
2) Kelompok, dimana penyuluh berhubungan dengan kelompok
sasaran.
3) Massal, dimana penyuluh menyampaikan pesan langsung ataupun
tidak langsung kepada sasaran berjumlah banyak sekaligus.
c) Indera penerima
1) Penglihatan, dimana penyuluh memberikan pesan melalui
penglihatan seperti pelampiran pesan tertulis, pesan bergambar,
dan lain-lain.
2) Pendengaran, dimana penyuluh menyampaikan pesan kepada
sasaran melalui indera pendengar seperti melalui telepon, siaran
TV atau radio, dan lain-lain.
d) Kombinasi beberapa macam indera, dimana penyuluh menggunakan
indera penglihat, pendengar, peraba, dan lain-lain untuk
menyampaikan pesan kepada sasaran.
E. Materi penyuluhan
Penyuluhan merupakan salah satu cara untuk menyampaikan informasi-
informasi tentang pertanian secara luas serta inovasi-inovasi baru dibidang
pertanian. Proses penyuluhan salah satunya adalah menentukan materi
penyuluhan, yaitu tentang bahan penyuluhan yang akan disampaikan oleh
penyuluh kepada petani. Pembuatan materi penyuluhan harus memerhatikan
kebutuhan petani, yaitu secara ekonomi dapat menguntungkan, secara teknis
dapat diterapkan, secara sosial budaya dapat dipertanggungjawabkan, tidak
merusak lingkungan, memberikan dampak yang baik bagi kehidupan, bagi
perkembangan pertanian, bagi perkembangan usahatani, serta dapat
memberikan dampak positif bagi lingkungan sekitar.
Materi penyuluhan berisi unsur pengembangan sumber daya manusia dan
peningkatan modal sosial serta unsur ilmu pengetahuan, teknologi, informasi,
ekonomi, manajemen, hukum, dan pelestarian lingkungan. Materi penyuluhan
dalam bentuk teknologi tertentu yang akan disampaikan kepada petani harus
mendapat rekomendasi dari lembaga pemerintah, kecuali teknologi yang
bersumber dari pengetahuan tradisional. Adapun menurut Mardikanto (2009),
ragam pokok bahasan yang biasanya dibutuhkan dalam kegiatan penyuluhan
pertanian yaitu :
1. Ilmu Budidaya Pertanian
Ilmu budidaya pertanian harus memperhatikan hal-hal yang berkaitan
dengan kegiatan yang dapat menghasilkan. Beberapa pokok bahasan yang
termasuk dalam ilmu budidaya pertanian yaitu: teknik budidaya tanaman
dan atau hewan ternak/ikan, pemilihan benih/bibit unggul, perlindungan
tanaman dan atau hewan/ikan, penggunaan sarana produksi dan atau pakan
hewan/ikan, pengaturan irigasi untuk tanaman dan pengairan untuk
hewan/ikan, dan teknologi panen dan pascapanen
2. Ilmu Ekonomi Pertanian
Ilmu ekonomi pertanian berfokus pada perbaikan pengelolaan usaha
tani yang lebih efisien agar dapat memberikan manfaat yang lebih tinggi.
Beberapa pokok bahasan yang termasuk dalam ilmu ekonomi pertanian
yaitu: pengelolaan usahatani, ekonomi produksi, pemasaran hasil
pertanian, pembiayaan usahatani, perencanaan dan evaluasi kegiatan
pertanian, kewirausahaan bidang pertanian, dan akuntansi dalam kegiatan
usaha agribisnis.
3. Ilmu Pengelolaan Rumah Tangga Petani
Kegiatan usahatani merupakan kegiatan secara keseluruhan yang
dilakukan oleh petani, termasuk pengelolaan rumah tangga. Beberapa
pokok bahasan yang termasuk dalam pengelolaan rumah tangga petani
yaitu : pengenalan tentang makna dan hubungan antara usahatani dengan
ekonomi rumah tangga, pengelolaan ekonomi rumah tangga secara
keseluruhan (termasuk usahataninya) yang mencakup inventarisasi sumber
daya yang tersedia dan dapat dimanfaatkan optimasi alokasi sumber daya
perencanaan dan evaluasi pengelolaan ekonomi rumah tangga.
4. Kelembagaan Petani
Kelembagaan petani merupakan kelompok/organisasi artinya
sekumpulan manusia yang memiliki kesepakatan untuk mencapai suatu
tujuan bersama. Dalam kelembagaan petani seringkali menuntut kerja
sama dan kesepakatan bersama seperti dalam pengaturan irigasi
(pengairan), perlindungan hama dan penyakit tanaman, sarana produksi,
pemasaran hasil, dan lain-lain. Oleh karena itu, dalam kegiatan penyuluhan
perlu diperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan kelembagaan petani
khususnya yang menyangkut dengan dinamika kelompok dan
kepemimpinan kelompok tani.
5. Politik Pembangunan Pertanian
Dalam kegiatan penyuluhan juga harus diperhatikan pokok bahasan
yang menyangkut dengan politik pembangunan pertanian yang sedang
dilaksanakan oleh pemerintah, termasuk dengan kebijakan pertanian yang
sedang digalakkan oleh pemerintah. Pokok bahasan dalam politik
pembangunan pertanian yaitu: peranan pembangunan pertanian dalam
pembangunan nasional, peran, tanggungjawab dan kewajiban-kewajiban
yang harus dipenuhi oleh setiap petani dan kebijakan-kebijakan serta
kemudahan-kemudahan yang disediakan pemerintah bagi pembangunan
pertanian.
Pokok bahasan materi penyuluhan sangat beragam, dengan keberagaman
tersebut maka akan beragam pula sumber informasinya. Beberapa sumber
materi penyuluhan pertanian yaitu dari instansi pemerintah (departemen/dinas-
dinas terkait, lembaga penelitian dan pengembangan, pusat-pusat pengkajian,
pusat-pusat informasi, pengujian lokal yang dilaksanakan oleh penyuluh),
lembaga-lembaga swasta/lembaga swadaya masyarakat yang khusus bergerak
dibidang penelitian, pengkajian dan penyebaran informasi, pengalaman petani
(baik pengalamannya sendiri atau dari pengalaman dari orang lain yang ia
melihatnya sendiri), publikasi (buku/jurnal), media masa (majalah/surat
kabar), internet, dan lain-lain.
F. Manfaat materi penyuluhan
Materi penyuluhan yang di sampaikan oleh Penyuluh pertanian berkaitan
dengan unsur pengembangan sumber daya manusia dan peningkatan modal
sosial serta unsur ilmu pengetahuan, teknologi, informasi, ekonomi,
manajemen, hukum, dan pelestarian lingkungan. Materi penyuluhan dalam
bentuk teknologi tertentu yang akan disampaikan kepada petani harus
mendapat rekomendasi dari lembaga pemerintah, kecuali teknologi yang
bersumber dari pengetahuan tradisional. Adanya materi penyuluhan ini
memberikan manfaat baik bagi petani maupun Penyuluh. Adapun manfaat
yang di peroleh dari materi penyuluhan menurut Oeng Anwarudin dkk. (2021)
sebagai berikut :
1. Petani dapat menerima informasi terkait dengan inovasi serta teknologi
baru dibidang pertanian, sehingga dapat menambah pengetahuan serta
wawasan petani.
2. Penerima manfaat merasa terbantu dan memudahkan dalam
menyelesaikan masalah terkait isu di bidang pertanian.
3. Petani menjadi terarah dan mendapatkan bimbingan dari penyuluhan
sehingga meminimalisir terjadinya kegagalan dalam bertani.
4. Penyampaian informasi oleh penyuluh dapat disampaikan secara
sistematis dan berdasarkan sumber-sumber yang dapat
dipertanggungjawabkan.
5. Penyuluh dapat membantu menyampaikan pesan penting dari pemerintah
dibidang pertanian.
6. Dengan adanya materi penyuluhan serta pendampingan dari penyuluh
dapat merubah perilaku, sikap, serta keterampilan petani yang mana pada
akhirnya mereka dapat hidup mandiri dan sejahtera.
III. PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Arifianto, S., Satmoko, S., & Setiyawan, B. M. (2018). Pengaruh karakteristik
penyuluh, kondisi kerja, motivasi terhadap kinerja penyuluh pertanian dan pada
perilaku petani padi di Kabupaten Rembang. Agrisocionomics: Jurnal Sosial
Ekonomi Pertanian, 1(2), 166-180.
Faisal, H. N. 2020. PERAN PENYULUHAN PERTANIAN SEBAGAI UPAYA
PENINGKATAN PERAN KELOMPOK TANI (STUDI KASUS DI
KECAMATAN KAUMAN KABUPATEN TULUNGAGUNG). Jurnal Agribis,
6(1), 1-13.
Imran AN, Muhanniah M, Giono BRW. 2019. Metode penyuluhan pertanian dalam
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani (Studi kasus di Kecamatan
Maros Baru Kabupaten Maros). Jurnal AGRISEP: Kajian Masalah Sosial Ekonomi
Pertanian Dan Agribisnis, 289-304.
Oeng Anwarudin dkk. 2021. Sistem Penyuluhan Pertanian. Yayasan Kita Menulis
Syahyuti. 2004. Model Penyuluh Penunjang Pengembangan Pertanian di Lahan Lebak.
Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian.
Suhanda, Sufiani N. 2017. Pengertian dan Ruang Lingkup program penyuluhan
pertanian. Program dan Evaluasi Penyuluhan Pertanian 1-39.

Anda mungkin juga menyukai