Anda di halaman 1dari 6

penyuluhan pertanian merupakan seluruh rangkaian pengembangan kemampuan, pengetahuan,

keterampilan serta sikap pelaku utama (pelaku kegiatan pertanian) dan pelaku usaha melalui
penyuluhan. Penyuluhan pertanian adalah suatu proses pembelajaran bagi pelaku utama
(pelaku kegiatan pertanian) serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan
mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan
sumberdaya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha,
pendapatan, dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi
lingkungan hidup.

 Penyuluhan pertanian harus memiliki:

a. Pengertian yang jelas tentang perubahan perilaku yang harus dihasilkan

b. Pengertian tentang bagaimana caranya orang belajar, yaitu bagaimana orang dapat
dipengaruhi agar berubah cara berpikir dan bertindaknya.

c. Pengertian yang jelas tentang bagaimana caranya mengajar yaitu cara mempengaruhi orang
lain. Ini mencakup pengetahuan dan keterampilan menggunakan berbagai metoda penyuluhan
paling efektif untuk mengubah perilaku orang-orang tertentu.

d. Penyuluhan pertanian haruslah memperhatikan prinsip-prinsip dan filosofi penyuluhan

 Tujuan penyuluhan

Tujuan jangka pendek adalah menumbuhkan perubahan-perubahan yang lebih terarah pada
usaha tani yang meliputi: perubahan pengetahuan, kecakapan, sikap dan tindakan
petanikeluarganya melalui peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap. Dengan
berubahnya perilaku petani dan keluarganya, diharapkan dapat mengelola usahataninya dengan
produktif, efektif dan efisien

Tujuan jangka panjang yaitu meningkatkan taraf hidup dan meningkatkan kesejahteraan petani
yang diarahkan pada terwujudnya perbaikan teknis bertani (better farming), perbaikan usahatani
(better business), dan perbaikan kehidupan petani dan masyarakatnya (better living).

Prinsip yang digunakan dalam merumuskan tujuan yaitu SMART

 Specific ( khusus), kegiatan penyuluhan pertanian harus dilakukan untuk memenui


kebutuhan khusus.

 Measurable ( dapat diukur), bahwa kegiatan penyuluhan harus mempunyai tujuan akhir
yang dapat diukur

 Actionary (dapat dikerjakan/dilakukan) yaitu tujuan kegiatan penyuluhan itu harus


mampu untuk dicapai oleh para peserta/petani

 Realistic ( realistis), bahwa tujuan yang ingin dicapai harus masuk akal, dan tidak
berlebihan, sehingga sesuai dengan kemampuan yang dimiliki peserta/petani

 Time frame (memiliki batasan waktu untuk mencapai tujuan), ini berarti bahwa dalam
waktu yang telah ditetapkan, maka tujuan yang ingin dicapai dari penyelenggaraan
penyuluhan ini harus dapat dipenuhi oleh setiap peserta/ petani.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan tujuan adalah:

 ABCD: Audience (khalayak sasaran); Behaviour (perubahan perilaku yang dikehendaki);


Condition (kondisi yang akan dicapai); dan Degree (derajat kondisi yang akan dicapai

Filosofis Penyuluhan Pertanian Makna secara filosofis, ”penyuluhan pertanian ” adalah “ bekerja
bersama masyarakat dalam melakukan usahanya untuk meningkatkan kesejahteraan dan
kesadarannya dalam pelestarian lingkungan hidup “

Ada empat hal penting yang harus diperhatikan sehubungan dengan filosofi penyuluhan
pertanian, yaitu :

1. Penyuluh harus bekerjasama dengan masyarakat, dan bukan bekerja untuk masyarakat

2. Penyuluh tidak boleh menciptakan ketergantungan, tetapi justru harus mampu mendorong
kemandirian

3. Penyuluhan harus selalu mengacu pada terwujudnya kesejahteraan hidup masyarakat

4. Penyuluhan harus mengacu pada peningkatan harkat dan martabat manusia sebagai individu,
kelompok, dan masyarakat umumnya.

Dalam proses penyuluhan terdapat beberapa unsur penyuluhan antara lain: penyuluh, materi
penyuluhan, media penyuluhan, metode penyuluhan, sasaran penyuluhan dan tujuan penyuluhan.

Ruang lingkup penyuluhan pertanian mencakup : (1) Penyuluhan Pertanian sebagai Kegiatan
Agribisnis, (2) Penyuluhan Pertanian sebagai Kegiatan Keluarga Tani, (3) Penyuluhan Pertanian
sebagai Bagian dari Pembangunan Masyarakat , (4) Penyuluhan Pertanian sebagai Upaya
Berkelanjutan, (5

 sasaran penyuluhan pertanian adalah :

1. Pihak yang paling berhak memperoleh manfaat penyuluhan meliputi sasaran utama dan
sasaran antara.

2. Sasaran utama penyuluhan yaitu pelaku utama dan pelaku usaha.

3. Sasaran antara penyuluhan yaitu pemangku kepentingan lainnya yang meliputi kelompok atau
lembaga pemerhati pertanian, perikanan,, dan kehutanan serta generasi muda dan tokoh
masyarakat.
Adopsi suatu inovasi adalah suatu proses dimana seorang petani memperhatikan,
mempertimbangkan dan akhirnya menerima atau menolak suatu inovasi (Mosher, 1978).
Adopsi dalam kaitannya dengan penyuluhan pertanian adalah suatu proses yang terjadi pada
pihak sasaran (petani dan keluarganya) sejak sesuatu hal baru diperkenalkan sampai orang
tersebut menerapkan (mengadopsi) hal baru tersebut (Rogers, 1962)

Tahapan Adopsi terdiri dari 1) Tahap kesadaran ( Awareness), 2) Minat (Interest), 3) Penilaian
(Evaluation, 4) Mencoba (Trial), dan 5) Adopsi (Adoption),

sedangkan kategori/klasifikasi Adopter terdiri : 1). Golongan Perintis (innovator), 2).Golongan


Pengetrap dini (early adopter), 3) Golongan Pengetrap Awal ( early majority), 4) Golongan
Pengetrap Akhir ( Late majority), dan 5) Golongan Penolak atau kaum kolot ( Laggards)

Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan adopsi (Mardikanto, 1988)adalah 1) Sifat


inovasinya sendiri, baik sifat instristik (yang melekat pada inovasi) ,2) Sifat Ekstrinsik
inovasi(dipengaruhi oleh keadaan lingkungannnya) ,3) Sifat sasarannya (kecepatan dalam
mengadopsi inovasi) ,4) Cara pengambilan keputusan, 5) Saluran komunikasi yang digunakan,
dan 6) Keadaan Penyuluh

Proses Difusi Inovasi adalah perembesan (penyebaran) adopsi inovasi dari satu individu yang
telah mengadopsi ke individu yang lain dalam sistem sosial masyarakat sasaran yang sama.

Perbedaan proses difusi inovasi dengan proses adopsi inovasi adalah:

– Proses difusi inovasi adalah sumber informasi berasal dari dalam sistem sosial masyarakat
sasaran

– Proses adopsi inovasi pembawa inovasinya bersasal dari luar sistem sosial masyarakat
sasaran

Kegiatan penyuluhan pertanian adalah suatu kegiatan yang memiliki tujuan yang jelas dan harus
di capai. Oleh sebab itu, setiap pelaksanaan penyuluhan pertanian perlu dilandasi oleh strategi
kerja tertentu demi keberhasilannya untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Penentuan strategi perlu memperhatikan beberapa hal yang menyangkut: (1) Spesifikasi tujuan
penyuluhan untuk mencapai sasaran pembangunan pertanian, (2)Identifikasi kategori Petani, (3)
Perumusan Strategi penyuluhan untuk penerapan teknologi, (4) Pemilihan metoda penyuluhan
yang diterapkan.
Kelembagaan Petani adalah lembaga yang ditumbuhkembangkan dari, oleh, dan untuk petani
guna memperkuat dan memperjuangkan kepentingan petani, mencakup Kelompok Tani,
Gabungan Kelompok Tani, Asosiasi Komoditas Pertanian, dan Dewan Komoditas Pertanian
Nasional.

2. Kelompok Tani yang selanjutnya disebut Poktan adalah kumpulan petani/peternak/pekebun


yang dibentuk oleh para petani atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi
lingkungan sosial, ekonomi, dan sumberdaya, kesamaan komoditas, dan keakraban untuk
meningkatkan dan mengembangkan usaha anggota.

3. Klasifikasi Kemampuan Poktan adalah pemeringkatan kemampuan Poktan ke dalam 4


(empat) kategori yang terdiri dari: Kelas Pemula, Kelas Lanjut, Kelas Madya dan Kelas Utama
yang penilaiannya berdasarkan kemampuan Poktan.

4. Gabungan Kelompok Tani yang selanjutnya disebut Gapoktan adalah kumpulan beberapa
Kelompok Tani yang bergabung dan bekerjasama untuk meningkatkan skala ekonomi dan
efisiensi usaha.

5. Kelembagaan Ekonomi Petani adalah lembaga yang melaksanakan kegiatan usahatani yang
dibentuk oleh, dari, dan untuk petani, guna meningkatkan produktivitas dan efisiensi usahatani,
baik yang berbadan hukum maupun yang belum berbadan hukum.

6. Asosiasi Komoditas Pertanian adalah kumpulan dari petani, Kelompok Tani, dan/atau
Gabungan Kelompok Tani yang mengusahakan komoditas sejenis untuk memperjuangkan
kepentingan petani.

7. Dewan Komoditas Pertanian Nasional adalah suatu lembaga yang beranggotakan Asosiasi
Komoditas Pertanian untuk memperjuangkan kepentingan petani.

8. Pertanian adalah kegiatan mengelola sumberdaya alam hayati dengan Bantuan teknologi,
modal, tenaga kerja, dan manajemen untuk menghasilkan komoditas pertanian yang mencakup
tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan/atau peternakan dalam suatu agroekosistem.

9. Usahatani adalah kegiatan dalam bidang Pertanian, mulai dari produksi/budidaya,


penanganan pascapanen, pengolahan, sarana produksi, pemasaran hasil, dan/atau jasa
penunjang.

10. Komoditas Pertanian adalah hasil dari Usahatani yang dapat diperdagangkan, disimpan,
dan/atau dipertukarkan.11. Pelaku Utama selanjutnya disebut Petani adalah Warga Negara
Indonesia perseorangan dan/atau beserta keluarganya yang melakukan Usahatani di bidang
tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan/atau peternakan.
12. Pelaku Usaha adalah setiap orang yang melakukan usaha sarana produksi Pertanian,
pengolahan dan pemasaran hasil Pertanian, serta jasa penunjang Pertanian yang berkedudukan
di wilayah hukum Republik Indonesia.

13Penyuluh Pertanian adalah perorangan Warga Negara Indonesia yang melakukan kegiatan
Penyuluhan Pertanian, baik penyuluh Pegawai Negeri Sipil, penyuluh swasta, maupun penyuluh
swadaya.

Kebijakan Penyuluhan Pertanian adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis besar
dan dasar rencana dalam pelaksanaan penyuluhan.

7. Strategi Penyuluhan Pertanian adalah langkah-langkah atau cara untuk mencapai suatu
tujuan penyuluhan pertanian.

8. Metode Penyuluhan Pertanian adalah cara atau teknik penyampaian materi penyuluhan oleh
penyuluh pertanian kepada Pelaku Utama dan Pelaku Usaha agar mereka tahu, mau, dan
mampu menolong, dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar,
teknologi, sumber daya lainnya sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi
usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian
fungsi lingkungan hidup.

9. Materi Penyuluhan Pertanian adalah bahan Penyuluhan Pertanian yang akan disampaikan
oleh para penyuluh kepada Pelaku Utama dan Pelaku Usaha dalam berbagai bentuk yang
meliputi informasi, teknologi, rekayasa sosial, manajemen, ekonomi, hokum, dan kelestarian
lingkungan.10. Kelembagaan Penyuluhan Pertanian Pemerintah adalah lembaga yang dibentuk
oleh Pemerintah dan pemerintah daerah untuk menyelenggarakan tugas dan fungsi Penyuluhan
Pertanian.

KOSTRATAN terdiri atas Komando strategis pembangunan pertanian nasional (Kostratanas)


yang berkedudukan di Kantor Pusat Kementerian Pertanian, Komando strategis pembangunan
pertanian wilayah (Kostrawil) berkedudukan di provinsi, Komando strategis pembangunan
pertanian daerah (Kostrada) berkedudukan di kabupaten, dan Komando strategis pembangunan
pertanian (Kostratani) yang berkedudukan di kecamatan. Dasar pelaksanaan Kostratani adalah
Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 49 tahun 2019 tentang Komando
Strategis Pembangunan Pertanian Berdasarkan Permentan 49 tahun 2019, Kostratani
mempunyai tugas:

Melaksanakan koordinasi dan sinergi kegiatan pembangunan pertanian (sub sektor tanaman
pangan, hortikultura, peternakan, dan perkebunan) di kecamatan, antara lain:

pendataan dan penguatan data potensi pertanian di kecamatan, meliputi luas baku, lahan, luas
tanam, produksi, luas panen, produktivitas, alat mesin pertanian pra panen dan pasca panen,
dan pengolahan hasil dan pemasaran produk per komoditas; penguatan pos penyuluhan desa;
penguatan Kelembagaan Petani dan KEP; pengusulan anggaran pelaksanaan kegiatan
pembangunan Pertanian; fasilitasi pengembangan kemitraan petani atau kelompok tani

Sebagai Pusat Gerakan Pembangunan Pertanian, Kostratani terlibat dalam perencanaan


pembangunan pertanian di kecamatan serta percepatan pelaksanaan kegiatan meliputi Calon
Penerima Calon Lokasi (CPCL)/eRDKK, gerakan percepatan tanam, peningkatan populasi ternak,
gerakan pengendalian hama terpadu, distribusi saprodi, Asuransi Usaha Tani Padi
(AUTP)/Asuransi Usaha Ternak Sapi (AUTS), serta Kredit Usaha Rakyat (KUR). Kostratani
sebagai pusat pembelajaran untuk peningkatan kapasitas SDM pertanian berperan dalam
fasilitasi pembelajaran dan percontohan

Anda mungkin juga menyukai