Anda di halaman 1dari 8

Ilmu penyuluhan pembangunan adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari bagaimana pola

prilaku manusia pembangunan terbentuk,bagaimana perilaku manusia dapat berubah atau diubah

sehingga mau meninggalkan kebiasaan lama dan mengganti dengan prilaku baru yang akan

membuat kualitas kehidupan orang yang bersangkutan menjadi lebih baik.

Ilmu penyuluhan pembangunan awalnya dikenal dengan Agricultural extension(penyuluhan

pertanian) dan berubah menjadi Extension Education dan di beberapa negara disebut Development

Communication karna penggunaannya berkembang di bidang2 lain.Meskipun istilahnya berbeda-

beda namun pada dasarnya mengacu pada disiplin ilmu yang sama.

Dalam menyonsong era tinggal landas tantangan bagi ilmu penyuluhan pembangunan adalah

mengembangkan konsepkonsep baru yang mampu menembus kesulitankesulitan dalam mengajak

rakyat berpartisipasi dalam pembangunan berbagai sektor kehidupan.Kendala utama dalam

Menghadapi tantangan pembangunan saat ini adalah keterbatasan tenaga ahli atau tenaga kerja

profesional dibidang penyuluhan pembangunan.Oleh karna itu,perlu ditambahnya tenaga ahli

penyuluh untuk menyonsong era tinggal landas pembangunan saat ini.

Tantangan penyuluhan pertanian masa kini

* menyiapkan sumberdaya manusia yang berkualitas menujun masyarakata yang madani

*menyiapkan sumber daya manusia yang mampu melaksanakan dan memanfaatkan otonomi

daerah dengan baik

*menyiapkan masyarakat dan petani untuk membangun pertanian yang berwawasan

agribisnis

*memberdayakan masyarakat dalam berbagai kehidupan

Tujuan utama penyuluhan pembangunan adalah menimbulkan perbuatan konkrit rakyat

seperti yang dimaksud oleh pembangunan.


Ilmu penyuluhan pembangunan dapat digunakan sebagai alat rekayasa pembanguna sosial

sehingga berkemampuan untuk membentuk pola prilaku tertentu masyarakat dalam jangka waktu

tertentu,sebagai syarat memperbaiki kualitas kehidupan rakyat.

Dalam era tinggal landas pembangunan,kondisi pembangunan nasional semakin mengkondusi

perkembangan ilmu penyuluhanpembangunan.


1. Petani dan penyuluhan pertanian di masa lampau

Di masa lalu petani banyak menghadapi tekanan dari luar yang mengancam kelangsungan

hidup keluarga nya, sehingga mempengaruhi keputusan yang diambil. Oleh karena itu, perlu

dibangun strategi yang tepat agar masalah petani tidak menjadi beban.

Revitalisasi penyuluhan pertanian perlu memperhatikan 7 masalah utama :

1. Masalah agro input dan fluktuasi harga pokok usahatani.

2. Masalah agro-ekologi

3. Masalah sarana dan prasarana pertanian

4. Masalah SDM dana kelembagaan petani

5. Mengatasi masalah penyuluhan pertanian

6. Masalah status petani sebagai produsen dan sebagai pelaku agrobisnis

7. Masalah agrobisnis setempat

2. Menuju penyuluhan pertanian Masa Depan

3.

Visi dan misi :

• Tempatkan petani dan usahatani sebagai sentral

• pendekatan yang lebih humanistik, yaitu melihat petani sebagai manusia yang berpotensi

• pengembangan pemberdayaan petani

• petani tidak tersubordinasi oleh kepentingan pihak lain dalam mengembangkan usahatani

nya

• misi penyuluhan pertanian adalah melayani kebutuhan kebutuhan petani

• misi penyuluhan pertanian adalah mengembangkan kemandirian petani

Profesionalisasi penyuluhan pertanian perlu reorientasi :


• Dari pendekatan instansi ke pengembangan mutu individu penyuluh

• Dari pendekatan top down ke bottom up

• Dari hirarkhi kerja vertikal ke kerjasama horizontal

• Dari pendekatan instruktif ke partisipatif dan dialogis

• Dari sistem kerja linier ke sistem kerja jaringan

Perlu pengembangan individu penyuluh (pemberdayaan)

• Peningkatan wawasan

• peningkatan keahlian

• peningkatan kesejahteraan

• berpihak kepada petani

• fokus pada pemberdayaan petani

• kewenangan berinisiatif menanggapi situasi

• perlu sertifikasi tenaga penyuluh pertanian menjadi penyuluh profesional

Otonomi daerah

• Membawa dampak desentralisasi penyuluhan pertanian yang lebih luas

• pengembangan kelembagaan penyuluhan di daerah, dengan pedoman dari pusat

• pengembangan dan pemanfaatan potensi SDM penyuluhan di daerah

• bertanggung jawab pada masalah pengaturan teknis pembangunan pertanian

• kepentingan pengembangan daerah dan petani daerah harus diutamakan

Trifungsi departemen pertanian

1. Fungsi pelayanan

2. Fungsi pengaturan dan pengawasan

3. Fungsi penyuluhan
• Lembaga pelaksana masing-masing fungsi terpisah dan tugas tugasnya juga terpisah

• masing-masing dilaksanakan secara profesional oleh tenaga-tenaga profesional di bidang

nya

• koordinasi antara ketiga nya mutlak diperlukan, dgn status sejajar sama tinggi

Keterkaitan yang erat dengan lembaga penelitian

• Penyuluhan harus bisa mendinamiskan kehidupan petani

• lembaga penyuluhan harus dinamis

• perlu adanya keterkaitan yang erat dengan lembaga penelitian

Kesimpulan

1. Perlu dibangun strategi penyuluhan yang bertujuan mengembangkan kemandirian petani

2. Penyuluhan harus dilakukan dengan pendekatan humanistik

3. Sistem kelembagaan penyuluhan pertanian mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya

nasional/daerah yg ada

4. Penyuluhan bukan sekedar alat pendukung peningkatan produksi, tetapi suatu sistem

pengembangan kemandirian petani

5. Ketahanan pangan nasional akan terjamin bila kemandirian petani tercapai


A. Zaman telah berubah

Lahirnya otonomi daerah memunculkan perubahan-perubahan yang tidak sedikit. Dulu,

urusan pemerintah, kelembagaan dinas-dinas dan peraturan yang berlaku berada dalam

keseragaman, sekarang yang terjadi adalah keragaman.

keberhasilan pembangunan perekonomian indonesia secara keseluruhan ternyata

mendorong meningkatnya permintaan dan konsumsi komoditas-komoditas pertanian tertentu,

seperti holtikultura, produk peternakan, produk perikanan dan produk perkebunan. Hal ini

mwmbuat indonesia menghadapi tantangan baru untuk dapat bersaing dalam mutu, produktifitas

dan harga dengan dunia pertanian negara-negara lain

B. Pasang surutnya penyuluhan pertanian

Sejak awal kemerdekaan, penyuluhan pertanian dibangun dengan susah payah. Pada tahun

1948 dibangun Balai Pendidikan Masyarakat Desa sebagai sarana mendidik masyarakat desa yang

diharapkan dapat meningkatkan kesejagteraan mereka. Pada tahun 1958 dibentuk juga Padi Sentra

yang diharapkan dapt meningkatkan produksi padi nasional.

Ditemukannya teknologi produksi padi (panca usaha) pada awal tahun 1960-an oleh dosen

dan mahasiswa IPB berhasil meningkatkan produksi padi secara mencolok. Keberhasilan ini

kemudian diikuti daerah-daerah lain melalui kegiatan yang disebut Bimas (Bimbingan Massal).

Proyek ini terus berlanjut sampai tahun 1984 dimana indonesia berhasil swasembada beras.

Keberhasilan dalam memproduksi beras tersebut membawa malapetaka bagi penyuluhan

pertanian. Petani lebih menganggap bahwa penyuluhan pertanian adalah usaha yang bertujuan

untuk meningkatkan produksi bukan untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Kesalahan itu harus

dikoreksi, dan pihak-pihak yang menggunakan atau melaksanakan penyuluhan pertanian harus

menyadari akan kesalahan itu.

C. Paradigma baru penyuluhan pertanian


1. Jasa informasi

Dalam profesinya, para petani memerlukan informasi baru tentang segala hal mengenai

usahatani. Dsisini penyuluhan pertanian berfungsi sebagai penyedia informasi baru bagi para petani.

2. Lokalitas

Penyuluhan pertanian harus lebih memusatkan perhatian pada kebutuhan pertanian dan

petani didaerah kerjanya masing-masing. Ekosistem daerah kerjanya harus dikuasai dengan baik

secara rinci seperti ciri-ciri lahan dan iklim.

3. Berorientasi agribisnis

Usahatani adalah bisnis karena semua petani melakukannya karena motif mendapatkan

keuntungan. Untuk mendapatkan itu para petani perlu mengadopsi prinsip-prinsip agribisnis agar

mereka memperoleh pendapatan yang lebih besar dari hasil usahataninya.

4. Pendekatan kelompok

Forum-forum pemberdayaan yang bertujuan untuk menumbuhkan kemandirian rakyat.

5. Fokus pada kepentingan petani

Kepentingan petani harus menjadi titk pusat perhatian penyuluhan pertanian. Kepentingan

petani sebenarnya sederhana saja yaitu mendapatkan imbalan yang wajar dan adil dari jerih payah

serta pengorbanan mereka dalam berusahatani.

6. Pendekatan humanistik-egaliter

Pendekatan humanistik-egaliter akan menumbuhkan sikap saling menghargai antara

penyuluh dengan petani.

7. Profesionalisme

8. Akuntabilitas

Setiap hal pertanian harus dipikirkan, direncanakan dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya

agar hasilnya dapat dipertanggung-jawabkan

9. Memuaskan Petani
Penyuluhan pertanian haruslah membuahkan rasa puas pada para petani. Petani akan

merasa puas bila penyuluhan itu memenuhi sebagian ataupun sebagian kebutuhan dan harapan

petani.

Anda mungkin juga menyukai