Anda di halaman 1dari 19

PERGESERAN PARADIGMA

PENYULUHAN
SYAHDAR BABA
syahdarbaba@gmail.com
Pergeseran paradigma arus teknologi dalam penyuluhan:

FeedBack

Top Down

Partisipatif
Pergeseran pengertian penyuluhan:

Menurut UU No. 16 Tahun 2006 : Proses pembelajaran bagi pelaku


utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan
mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar,
teknologi, permodalan dan sumberdaya lainnya, sebagai upaya untuk
meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan dan
kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian
fungsi lingkungan hidup

Mardikanto (2009): Proses perubahan sosial, ekonomi, dan politik


untuk memberdayakan dan memperkuat kemampuan masyarakat
melalui proses belajar bersama yang partisipatif, agar terjadi perubahan
perilaku pada diri semua stakeholder yang terlibat dalam
pembangunan, demi terwujudnya kehidupan yang semakin berdaya,
mandiri, dan partisipatif yang semakin sejahtera secara berkelanjutan
PENELITI

Guru : Pada saat mencari dan menemukan teknologi


untuk menyelesaikan permasalahan peternak

Murid : Pada saat mendengarkan dan menilai


permasalahan peternak
PENYULUH

Guru : Ketika menyampaikan teknologi yang telah


ditemukan oleh peneliti. Teknologi disederhanakan
dan disesuaikan dengan bahasa petani untuk
kemudian disampaikan ke peternak

Murid : ketika mendengarkan masalah peternak dan


kebutuhan peternak akan teknlogi untuk
diselesaikan
PETERNAK

Guru : Menyampaikan permasalahan, kebutuhan


dan potensi yang dimiliki dalam rangka menemukan
solusi teknologi dari apa yang dihadapi

Murid : menerima teknologi baru dari peneliti dan


penyuluh untuk diterapkan pada usahataninya
What does good extension mean?
Comparison of ToT and PEA
(Chambers, 1993; Hagmann et al. 2000)
Paradigma Baru Penyuluhan Pertanian
1. Penyuluhan adalah Jasa Informasi
2. Informasi relevan dgn kondisi Lokalitas
3. Materi penyuluhan Berorientasi Agribisnis
4. Gunakan Pendekatan Kelompok
5. Fokus pada Kepentingan Petani
6. Pendekatan Humanistik-Egaliter
7. Kembangkan sifat Profesionalisme
8. Utamakan Akuntabilitas
9. Upayakan agar Memuaskan Petani.
1. JASA INFORMASI
 Bertani dalah profesi petani  pertanian harus
dapat memberi kehidupan yang lebih baik bagi
petani dan keluarganya.
 Untuk itu pertanian harus bisa lebih produktif,
efisien dan menguntungkan.
 Untuk itu petani harus inovatif.
 Untuk inovatif petani harus selalu mendapat
informasi baru tentang dunia pertaniannya.
 Penyuluhan Pertanian berperan menjadi penye-dia
dan pemasok informasi yang diperlukan para
petani untuk bisa bertani dan hidup lebih baik
secara berkelanjutan.
2. LOKALITAS
 Kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah 
PP menjadi tanggungjawab daerah.
 Kesejahteraan petani menjadi tanggungjawab
pemerintah daerah yang bersangkutan.
 Ekosistem daerah praktis berbeda dengan daerah
lainnya.
 Informasi dan rekomendasi yang diberikan oleh PP
harus sesuai dengan ekosisten dan kondisi daerah
yang bersangkutan.
 Perlu ada uji coba setempat (lokal).
 Fungsi BPTP dan penghimpunan informasi yang
relevan dengan kondisi lokal sangat perlu.
3. BERORIENTASI AGRIBISNIS
 Usahatani adalah bisnis; semua petani mencari
keuntungan.
 Sistem agribisnis terdiri dari subsistem-2 hilir, on-
farm dan hulu.
 Interaksi atau linkages antara semua subsistem itu
harus diusahakan agar tidak merugikan petani,
sebaliknya harus lebih menguntungkan petani 
berfihak pada petani.

4. PENDEKATAN KELOMPOK
 Proses pembelajaran petani terjadi dalam kelom-pok
petani dan antara mereka sendiri.
 Penyuluhan dilakukan dengan lebih banyak dengan
pendekatan kelompok; pendekatan individual
dilakukan bila sangat perlu saja.  le-bih efisien dan
efektif.
 Interaksi dalam kelompok tani sangat penting
sebagai forum belajar bersama , berdemokrasi dan
mengambil keputusan.  kearah kemandi-rian
masyarakat petani yang tak tergantung pada fihak
lain (penyuluh, pemerintah, dll)
 Untuk itu kepemimpinan diantara petani akan
muncul dan berkembang, dilanjutkan dengan
pembinaan oleh Penyuluh.
 Konsekuensinya: Penyuluh harus dipersiapkan
dengan baik agar dapat melalukan pendekatan
semacam itu.
5. FOKUS PADA KEPENTINGAN
PETANI
 Kalaupun ada kepentingan lain (nasional), tetap
kepentingan petani adalah yang pertama.
 Eksploitasi petani harus dihentikan;Kalau tidak
mereka justru akan selalu menjadi beban nasi-onal.
Padahal mereka bisa menjadi andalan nasional.
 Kepentingan petani wajar yaitu mendapatkan akses
informasi yang dibutuhkan, mendapatkan imbalan
yang wajar dan adil.
 Untuk itu penyuluh pertanian di tingkat lapang-an
perlu diberi otonomi agar dapat memusatkan
perhatiannya pada kepentingan petani itu.
6. PENDEKATAN HUMANISTIK-
EGALITER
 Menempatkan petani sejajar dengan penyuluh dan
diperlakukan secara humanistik (mahkluk yang
punya martabat, dan harga diri, kepenting-an,
kebutuhan, pendapat, pengalaman dan
kemampuan.
 Hentikan pandangan kepada petani sebagai le-bih
rendah dari penyuluh.
 Pendekatan humanistik-egaliter akan mencipta-
kan hubungan penyuluh-petani menjadi saling
menghargai dan saling membutuhkan.
 Jika kepentingan petani diperhatikan, petani akan
merespon secara positif kepada usaha penyuluh.
7. PROFESIONALISME
 Penyuluhan Pertanian yang profesional:

 Tepat dan benar secara teknis, sosial, budaya dan


politik.
 Efektif karena direncanakan dan dilaksanakan
secara baik dengan dukungan tenaga ahli dan
terampil.
 Didukung pula oleh sarana yang memadai.
 Tersedia berbagai informasi yang relevan dan
terkini.
 Penyuluh mendapatkan pelatihan secara ber-kala
tentang hal-hal yang dibutuhkan untuk dapat
memenuhi kepentingan petani yang dinamis.
8. AKUNTABILITAS
 Maksudnya setiap hal yang akan dilakukan telah
difikirkan, direncanakan, dan dilaksana-kan
dengan sebaik-baiknya agar proses dan hasilnya
dapat dipertanggung-jawabkan.
 Sistem pertanggungjawaban ini harus ada dan
dilaksanakan.
 Merupakan penyeimbang prinsip otonomi.
 Merupakan bagian dari evaluasi kinerja
profesional penyuluh  reward & punishment.
 Merupakan pertanggung-jawaban administrasi
dan moral terhadap penggunaan dana pemda/
rakyat.
9. MEMUASKAN PETANI
 Apapun yang dilakukan dalam penyuluhan harus
diusahakan agar dapat memuaskan petani.
 Petani akan merasa puas bila kepentingannya di-
perhatikan dan dipenuhi.
 Penyuluhan adalah melayani kepentingan dan
kebutuhan petani.
 Program penyuluhan pertanian disusun berda-sarkan
hasil identifikasi masalah, kepentingan dan
kebutuhan petani di daerah yang bersang-kutan.
 Materi dan cara penyajian materi itu harus
memuaskan  pelayanan sepenuh hati.
 Kesembilan unsur atau prinsip itu harus dipadu-
kan dalam Sistem Penyuluhan Pertanian yang
merupakan bentuk implementasi paradigma baru
Penyuluhan Pertanian.
 Dalam Proses Implementasinya perlu diperhati-kan
unsur kelembagaan dan unsur SDM-nya, yang
keduanya harus dikembangkan sesuai de-ngan
keperluan penggunaannya.
 Yang tidak kalah pentingnya adalah adanya ke-
mauan politik baik di tingkat pusat maupun di
tingkat daerah, berupa Undang-Undang Penyu-
luhan Pertanian maupun Peraturan Daerah yang
akan menjamin bisa dilakukannya Penyuluhan
Pertanian itu secara mencukupi dan berkelan-jutan.

Anda mungkin juga menyukai