Anda di halaman 1dari 25

III.

UNSUR-UNSUR
PENYULUHAN
PENGERTIAN
Menurut KBBI, unsur adalah bagian terkecil
dari suatu benda
Unsur-unsur penyuluhan pertanian yaitu
semua faktor yang terlibat dalam kegiatan
penyuluhan pertanian dan bersifat saling
menunjang.
Dalam artian, antara faktor yang satu
dengan faktor yang lain tidak dapat
dipisahkan
PENGERTIAN
I. Unsur-unsur penyuluhan pertanian pada prinsipnya
merupakan semua faktor yang terdapat pada
kegiatan penyuluhan yang meliputi
1. 1. Sumber,
2. 2. Materi,
3. 3. Penyuluh,
4. 4. Metode,
5. 5. Teknik ,
6. 6. Media
7. 7. Sasaran
8. 8. Tujuan,
9. 9. Waktu,
10. 10. Evaluasi penyuluhan pertanian
1. SUMBER
1. Sumber penyuluhan pertanian merupakan sumber
penghasil materi awal sebelum dilakukan penyuluhan
pertanian (Ibrahim dkk, 2003).

1. Sumber penyuluhan pertanian :


2. - Penyuluh pertanian,
3. - Petani,
4. - Lembaga penelitian pemerintah/swasta yang
melakukan penelitian pertanian guna menghasilkan
teknologi pertanian.
2. MATERI PENYULUHAN PERTANIAN.
Materi penyuluhan, pada hakekatnya merupakan segala pesan yang
ingin dikomunikasikan oleh seorang penyuluh kepada masyarakat
sasarannya (Mardikanto, 1993).
Undang-Undang No. 16 Tahun 2006 menyebutkan bahwa materi
penyuluhan adalah bahan penyuluhan yang akan disampaikan oleh
para penyuluh kepada pelaku utama dan pelaku usaha dalam
berbagai bentuk yang meliputi : informasi, teknologi, rekayasa sosial,
manajemen, ekonomi, hukum, dan kelestarian lingkungan

Materi penyuluhan pertanian pada umumnya berasal dari berbagai


sumber yang memerlukan proses adaptasi terlebih dahulu sesuai
dengan lokasi atau wilayah kerja penyuluhan yang bersangkutan
(Ibrahim dkk, 2003).

Materi penyuluhan hendaknya disesuaikan dengan yang dibutuhkan


petani, sehingga petani mau menerima, mempelajari dan
menerapkan materi penyuluhan, khususnya dalam pengelolaan
usahataninya.
2. MATERI PENYULUHAN PERTANIAN

Materi penyuluhan, harus berangkat dari “kebutuhan


yang dirasakan” (felt need), terutama menyangkut : a)
kegiatan yang sedang dan akan segera dilaksanakan, b)
masalah yang sedang dan akan dihadapi, c) perubahan-
perubahan yang diperlukan/diinginkan (Mardikanto,
2009).

Menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 Pasal


28 ayat (1), materi penyuluhan dalam bentuk teknologi
tertentu yang akan disampaikan kepada pelaku utama
dan pelaku usaha harus mendapat rekomendasi dari
lembaga pemerintah, kecuali teknologi yang bersumber
dari pengetahuan tradisional.
3. PENYULUH
Penyuluh pertanian adalah orang yang mengemban tugas
memberikan dorongan kepada para petani agar mau mengubah
cara berfikir, cara kerja dan cara hidupnya yang lama cengan cara-
cara baru yang lebih sesuai dengan perkembangan zaman,
perkembangan teknologi pertanian yang lebig maju. Dengan
demikian seorang penyuluh pertanian dalam kegiatan tugasnya
yang diemban akan mempunyai 3 peranan yang erat , yaitu :
1. Berperan sebagai pendidik. Yang memberikan pengetahuaan /
cara-cara baru dalam dudidaya tanaman, agar para petani lebih
terarah dalam usaha pertanian.
2. Berperan sebagai pemimpin. Yang dapat membimbing dan
memotifasi para petani agar mau mengubah cara berfikir.
3. Berperan sebagai penasehat. Yang dapat melayani,
memberi petunjuk-petunjuk dan membantu petani baik dalam
bentuk peragaan / memberikan contoh-contoh kerja dalam usaha
tani.
3. PENYULUH
Berdasarkan fungsi atau tugasnya, maka kita akan mendapatkan:
1. Penyuluh yang langsung berhubungan dengan para petani. Ia
harus di kenal oleh para petani. Oleh karna itu ia harus sering
bertatap muka dengan para petani dipedesaan dalam
menyampaikan segala amanat yang berkaitan dengan usaha tani.
Dalam hal ini misalnya : Penyuluh Pertanian Lapangan ( PPL),
Penyuluh Pertanian Media
( PPM).
2. Penyuluh yang tidak langsung berhubungan dengan para
petani. Yang pada umumnya terdiri dari para ahli pertanian yang
berkedudukan sebagai pegawai pada Dinas Pertanian.
4. METODE PENYULUHAN PERTANIAN
Metode penyuluhan merupakan cara-cara penyampaian materi
penyuluhan secara sistematis hingga materi penyuluhan dapat
dimengerti dan diterima petani sasaran (Ibrahim dkk, 2003). Metode
penyuluhan yang akan dipilih harus selalu disesuaikan dengan
karakteristik penerima manfaatnya, sumberdaya yang tersedia atau
yang dapat dimanfaatkan, serta keadaan lingkungan (termasuk
tempat dan waktu) diselenggarakan kegiatan penyuluhan tersebut
(Mardikanto, 2009).
Menurut Peraturan Menteri Pertanian Nomor 52 Tahun 2009,
pertimbangan yang digunakan dalam pemilihan metoda penyuluhan
pertanian pada dasarnya dapat digolongkan menjadi 5 (lima) yaitu 1)
tahapan dan kemampuan adopsi, 2) sasaran, 3) sumber daya, 4)
keadaan daerah dan 5) kebijakan pemerintah.
5. TEKNIK PENYULUHAN PERTANIAN.

Teknik penyuluhan pertanian adalah keputusan-keputusan yang


dibuat oleh sumber atau penyuluh pertanian dalam memilih serta
menata simbol dan isi pesan, menentukan pilihan cara dan frekuensi
penyampaian pesan serta menentukan bentuk penyajian pesan
(Kusnadi, 1999).
Bagi sasaran penyuluhan pertanian teknik penyuluhan pertanian
berguna untuk memudahkan menerima pesan.
Sedangkan bagi penyuluh pertanian berguna untuk mengembangkan
bakat dalam bidang sastra dan kesenian, serta meningkatkan
kegencaran mengkomunikasikan inovasi dalam melaksanakan
kegiatan penyuluhan pertanian.
6. MEDIA PENYULUHAN PERTANIAN
Media penyuluhan pertanian adalah segala bentuk benda
yang berisi pesan atau informasi yang dapat membantu
kegiatan penyuluhan pertanian (Kementerian Pertanian,
2010).

Jenis-jenis media penyuluhan dapat dibedakan menjadi


empat, yaitu :
1) benda sesungguhnya dan tiruan, seperti benda
sesungguhnya, maket dll,
2) 2) tercetak, seperti poster, folder, diagram, buku dll,
3) 3) audio, seperti kaset, CD dll dan
4) 4) audio visual, seperti film, video, televisi dll.
MEDIA PENYULUHAN PERTANIAN

Penggunaan media secara kreatif akan memperbesar kemungkinan bagi


petani untuk belajar lebih banyak, mencamkan apa yang dipelajarinya lebih
baik, dan meningkatkan penampilan dalam melakukan ketrampilan sesuai
dengan yang menjadi tujuan penyuluhan (Sutoyo, 2011). Suksesmina
(2012) menyatakan bahwa pemilihan media penyuluhan harus disesuaikan
dengan situasi, kondisi, waktu, ketersediaan biaya dan sumber daya
pendukung serta perubahan lingkungan strategis.
Kementerian Pertanian (2010) menyatakan bahwa manfaat media
penyuluhan pertanian, antara lain 1) menghindarkan salah tafsir (salah
pengertian), 2) memberi informasi yang lebih jelas, mudah ditangkap dan
lebih mudah diingat, 3) membangkitkan keinginan, minat, motivasi serta
rangsangan untuk mengadopsi pesan yang disampaikan, 4) membantu
memusatkan perhatian, meningkatkan pengertian dan pemahaman pesan
yang disampaikan, dan 5) membantu keberhasilan penyuluhan pertanian
dalam menyampaikan materi penyuluhan pertanian kepada petani.
7. SASARAN PENYULUHAN
PERTANIAN
Mardikanto (2009), telah mengganti istilah “sasaran
penyuluhan” menjadi penerima manfaat (beneficiaries).
Penerima manfaat tidak berada dalam posisi dibawah penentu
kebijakan dan para penyuluh, melainkan dalam kedudukan
setara dan bahkan sering justru lebih tinggi kedudukannya,
dalam arti memiliki kebebasan untuk mengikuti ataupun
menolak inovasi yang disampaikan penyuluhnya.
Selain itu proses belajar yang berlangsung antara penyuluh dan
penerima manfaatnya bukanlah bersifat vertikal (penyuluh
menggurui penerima manfaatnya), melainkan proses belajar
bersama yang partisipatif.
7. SASARAN PENYULUHAN
PERTANIAN
Sasaran penyuluhan dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu :
1.sasaran utama, 2.sasaran, penentu dan 3. sasaran pendudkung
1. Sasaran utama
• Petani dan keluarganya
• Langsung terlibat dalam kegiatan
• Petani: tidak bodoh; mempunyai harga diri; memiliki banyak
pengalaman; menjunjung norma, adat istiadat, dll.; memerlukan bukti
nyata
• Perlu dilakukan identifikasi sebelum melaksanakan penyuluhan
7. SASARAN PENYULUHAN
PERTANIAN
Sasaran penyuluhan dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu : :
1.sasaran utama, 2.sasaran, penentu dan 3. sasaran pendudkung

2. Sasaran penentu
• Tidak terlibat langsung/bukan pelaksana kegiatan bertani, tetapi
secara langsung /tidak langsung terlibat dalam penentuan kebijakan
dan/atau menyediakan kemudahan-kemudahan pelaksanaan dan
pengelolaan usahatani
• Pimpinan lembaga pertanian, peneliti/ilmuwan, lembaga perkreditan,
pedagang, produsen dan penyalur saprodi-alsintan,
pengusaha/industri pengolahan hasil pertanian
7. SASARAN PENYULUHAN
PERTANIAN
Sasaran penyuluhan dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu : :
1.sasaran utama, 2.sasaran, penentu dan 3. sasaran pendudkung

3. Sasaran Pendukung
• Secara langsung atau tidak langsung tidak memiliki hubungan
dengan kegiatan pertanian tetapi dapat dimintai bantuan guna
kelancaran penyuluhan pertanian
• Pekerja sosial, seniman, biro iklan, konsumen hasil pertanian
MENURUT ROGERS BERDASARKAN HASIL
PENELITIANNYA, MENYEBUTKAN SIFAT-SIFAT UMUM
YANG DIMILIKI OLEH MASYARAKAT DESA
:
a. Mutual distrust in interpersonal relation
Pada umumnya mereka kurang saling merasakan dalam pergaulan diantara mereka sendiri. Para petani
lainnya jarang melakukan pendekatan, mencari informasi nyata kegiatan dari petani lain yang maju, bahkan
kemajuan petani lain dianggap melakukan hal yang “bukan-bukan”.
b. Lack and difficult to innovate new ideas and technology
Sulit dan sangat kekurangan daya untuk mendapatkan paham/ide-ide baru, pada umumnya para
petani/peternak selalu tertutup sehingga tidak mampu menemukan ide-ide baru bahkan untuk menerapkan
cara-cara baru yang masuk ke dalam masyarakatnya harus melalui beberapa tahapan dan baru akan
menerimanya setlah nyata keyakinannya bahwa akan menguntungkan.
c. Lack thinking for the future (fatalism)
Kurang kemampuannya untuk memikirkan kehidupannya di masa depan. Segala sesuatu hanya terpikirkan
untuk masa sekarang, soal masa depan adalah soal nanti. Kurang ada usaha untuk memecahkan masalah
dan terlalu menitik beratkan pada nasib.
d. Low aspirational level
Motivasinya untuk memikirkan peningkatan atau perbaikan pada yang sekarang dialami adalah rendah,
demikian pula aspirasinya untuk meningkatkan taraf hidupnya.
e. Lack of deffered to gradification
Umumnya mereka kurang dapat mengekang nafsu, tidak dapat menahan diri terhadap sesuatu yang
diinginkannya, kurang cermat dan tidak mampu mengambil keputusan yang menguntungkan.
f. Limited time expected
Umumnya mereka kurang dapat membedakan apa yang kini sedang mereka hadapi, yang sudah terjadi dan
apa yang mungkin bakal mereka hadapi. Kenangan masa lampau sangat berbekas pada diri mereka,
sehingga perencanaan untuk masa depan tidak diperhatikannya.
g. Familism
Jalinan dengan keluarga sendiri sangat erat sehingga kerapkali jalinan dengan orang lain terabaikan,
terutama dalam hal saling koreksi. Dalam masyarakat yang menganut sistem marga selalu terdapat
kecurigaan terhadap mereka yang bukan sanak.
h. Dependent upon government authority
Pembuatan sarana-sarana yang menunjang dan melancarkan usaha pertanian/peternakan (irigasi, jalan,
jembatan, dll) menurut anggapan kebanyak mereka merupakan kewajiban dari pejabat penguasa
(pemerintah).
i. Local likeness
Sifatnya sangat lokal, gerakannya dalam masyarakat demikian terbatas sehingga kebanyakan dari mereka
kurang mengetahui perubahan-perubahan keadaan yang beralangsung diluar lingkungannya.
j. Lack of impaty
Umumnya kurang mampu untuk mengetahui dan menempatkan diri dalam kemauan/kehendak orang lain
sehingga seringkali sulit untuk berkomunikasi.
BEBERAPA ISTILAH SASARAN
PENYULUHAN DALAM
PENYULUHAN PERTANIAN
– Petani naluri adalah petani yang cara usahanya masih seperti yang
diwariskan oleh nenek moyangnya.
– Petani maju adalah petani yang telah menerapkan teknologi baru
dalam usaha atau kegiatan-kegiatan bertaninya dan bersikap maju
(progresif).
– Petani teladan adalah petani yang usahanya dicontoh oleh para
petani lainnya di lingkungannya, akan tetapi mereka itu sendiri
tidak/kurang aktif dalam penyebarluasannya.
– Kontak Tani merupakan petani-petani teladan yang aktif/berperan
serta dalam usaha menyebarluaskan teknologi baru kepada para
petani di desanya.
8. TUJUAN PENYULUHAN PERTANIAN

Tujuan akhir dari penyuluhan pertanian adalah terwujudnya “better


farmer’s community” yaitu masyarakat tani yang kehidupannya sejahtera
(Padmowihardjo, 1999). Dijelaskan lebih lanjut bahwa penyuluhan
pertanian bertujuan untuk better farming(bertani yang baik), better
business (berusaha tani lebih menguntungkan), better living(hidup lebih
sejahtera), dan better community (bermasyarakat lebih baik).
Tujuan dari penyuluhan pertanian adalah terjadinya perubahan perilaku
petani dan keluarganya (Marzuki, 1999). Dengan penyuluhan diharapkan
terjadi peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap (Ibrahim dkk,
2003).
Pengetahuan dikatakan meningkat bila terjadi perubahan dari tidak tahu
menjadi tahu dan yang sudah tahu menjadi lebih tahu.
Sikap dikatakan meningkat, bila terjadi perubahan dari yang tidak mau
menjadi mau memanfaatkan kesempatan-kesempatan yang diciptakan.
Keterampilan dikatakan meningkat bila terjadi perubahan dari yang tidak
mampu menjadi mampu melakukan suatu pekerjaan yang bermanfaat.
9. WAKTU
Untuk mencapai keberhasilan dalam penyuluhan maka penyuluh
harus melakukan pendekatan – pendekatan tetapi haruslah diketahui
waktunya yang tepat. Penyuluh harus mengetahui :

1. Kapan para petani ada di lapangan, aktif bekerja.


2. Kapan para petani ada di rumah, bersantai – santai dengan
keluarganya
3. Kapan para petani berkumpul di suatu tempat, bersantai,
berbincang – bincang mengemukakan berbagai berita dan masalah.
10. EVALUASI PENYULUHAN PERTANIAN
Evaluasi penyuluhan pertanian merupakan suatu proses sistematis
untuk memperoleh informasi yang relevan dan mengetahui sejauh mana
perubahan perilaku petani dan hambatan yang dihadapi petani, sejauhmana
efektivitas rancangan program penyuluhan pertanian dalam merencanakan
program kerja petani (Padmowihardjo, 1999).
Evaluasi harus dilandasi oleh data atau fakta yang dapat
dipercaya. Karena itu, pengumpulan data/fakta harus dilakukan sebaik-
baiknya dalam arti tepat (valid) dan teliti (reliable) (Mardikanto, 2009).
Manfaat evaluasi penyuluhan adalah untuk mengetahui perubahan
perilaku petani setelah penyuluhan (Padmowihardjo, 1999). Mardikanto
(2009) menyatakan bahwa melalui kegiatan evaluasi, dapat mengambil
kesimpulan tentang segala sesuatu yang telah terjadi, sekaligus memberikan
landasan dan arahan bagi kegiatan lanjutan yang perlu dilakukan.
STUFFLEBEAM DAN SHINKFIELD (2007) MENGEMBANGKAN SEBUAH
PENDEKATAN EVALUASI YANG BERORIENTASI PADA PENGAMBIL
KEPUTUSAN (A DECISION ORIENTED EVALUATION APPROACH
STRUCTURED) UNTUK MEMBERIKAN BANTUAN KEPADA ADMINISTRATOR
ATAU LEADER PENGAMBIL KEPUTUSAN. MODEL EVALUASI CONTEXT,
INPUT, PROCESS, PRODUCT(CIPP ) INI TERDIRI DARI 4 KOMPONEN YANG
DIURAIKAN SEBAGAI BERIKUT:

Context Evaluation(Evaluasi Konteks)


Stufflebeam dan Shinkfield (2007) menyebutkan, tujuan evaluasi
konteks yang utama adalah untuk mengetahui kekutan dan
kelemahan yang dimiliki dari objek yang di evaluasi.

Evaluator akan dapat memberikan arah perbaikan yang


diperlukan dengan mengetahui kekuatan dan kelemahan
tersebut.

Arikunto dan Safrudin (2009) bahwa, evaluasi konteks adalah


upaya untuk menggambarkan dan merinci lingkungan
kebutuhan yang tidak terpenuhi, populasi dan sampel yang
dilayani, dan tujuan proyek.
STUFFLEBEAM DAN SHINKFIELD (2007) MENGEMBANGKAN SEBUAH
PENDEKATAN EVALUASI YANG BERORIENTASI PADA PENGAMBIL
KEPUTUSAN (A DECISION ORIENTED EVALUATION APPROACH
STRUCTURED) UNTUK MEMBERIKAN BANTUAN KEPADA ADMINISTRATOR
ATAU LEADER PENGAMBIL KEPUTUSAN. MODEL EVALUASI CONTEXT,
INPUT, PROCESS, PRODUCT(CIPP ) INI TERDIRI DARI 4 KOMPONEN YANG
DIURAIKAN SEBAGAI BERIKUT:

2. InputEvaluation (Evaluasi Input)


Tahap kedua dari model CIPP adalah evaluasi input, atau
evaluasi masukan. Menurut Widoyoko (2012), evaluasi
masukan membantu mengatur keputusan, menentukan
sumber-sumber yang ada, alternative apa yang diambil,
apa rencana dan strategi untuk mencapai tujuan, dan
bagaimana prosedur kerja untuk mencapainya.
Komponen evaluasi masukan meliputi: sumber daya
manusia, sarana dan peralatan pendukung, dana atau
anggaran, dan berbagai prosedur dan aturan yang
diperlukan.
STUFFLEBEAM DAN SHINKFIELD (2007) MENGEMBANGKAN SEBUAH
PENDEKATAN EVALUASI YANG BERORIENTASI PADA PENGAMBIL
KEPUTUSAN (A DECISION ORIENTED EVALUATION APPROACH
STRUCTURED) UNTUK MEMBERIKAN BANTUAN KEPADA ADMINISTRATOR
ATAU LEADER PENGAMBIL KEPUTUSAN. MODEL EVALUASI CONTEXT,
INPUT, PROCESS, PRODUCT(CIPP ) INI TERDIRI DARI 4 KOMPONEN YANG
DIURAIKAN SEBAGAI BERIKUT:

3. ProcessEvaluation (Evaluasi Proses)


Evaluasi proses meliputi koleksi data penilaian yang telah
ditentukan dan diterapkan dalam praktik pelaksanaan
program. Evaluasi proses untuk mengetahui sampai sejauh
mana rencana telah diterapkan dan komponen apa yang
perlu diperbaiki (Stufflebeam dan Shinkfield 2007). Menurut
Arikunto dan Safrudin (2009), evaluasi proses dalam model
CIPP menunjuk pada “apa” (what) kegiatan yang dilakukan
dalam program, “siapa” (who) orang yang ditunjuk sebagai
penanggung jawab program, “kapan” (when) kegiatan akan
selesai. Evaluasi proses model CIPP diarahkan pada seberapa
jauh kegiatan yang dilaksanakan didalam program sudah
TUGAS
1. 1. Jelaskan pengertian unsur-unsur penyuluhan
pertanian dan sebutkan
2. 2. Sebutkan sumber penyuluhan pertanian
3. 3. Jelaskan pengertian materi penyuluhan
4. 4. Jelaskan pengertian metoda penyuluhan
5. 5. Apa yang dimaksud teknik penyuluhan ?
6. 6. Jelaskan siapa saja sasaran penyuluhan
7. 7. Jelaskan manfaat evaluasi penyuluhan

Anda mungkin juga menyukai